ANTICOAGULANT Quick Outlook To Guideline Review Widya Istanto Nurcahyo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sering kita jumpai di Intensive Care Unit (ICU) dan biasanya membutuhkan

PENGGUNAAN ORAL ANTIKOAGULAN PADA PASIEN ATRIAL FIBRILASI

BAB I PENDAHULUAN. memfokuskan diri dalam bidang life support atau organ support pada pasienpasien

JURNAL KOMPLIKASI ANESTESI VOLUME 1 NOMOR 3, AGUSTUS 2014 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus di ruang rawat intensif (ICU). Pasien yang dirawat

ANTIKOAGULAN PADA ATRIAL FIBRILASI

Pola pengobatan antitrombotik pada pasien stroke iskemik dengan fibrilasi atrium berdasarkan skor CHA2DS2-VASc dan skor HAS BLED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyakit jantung dan pembuluh darah telah menduduki peringkat pertama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maju, dan negara berkembang termasuk di Indonesia. Diperkirakan

Manajemen Terapi Antitrombotik pada Prosedur Endoskopi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner atau penyakit kardiovaskuler saat ini merupakan

Trombositopenia akibat Heparin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Warfarin merupakan antagonis vitamin K yang banyak digunakan sebagai

PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

Efektivitas Antikoagulan Baru Dibandingkan dengan Warfarin dalam Mencegah Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi

Perbandingan Dosis Warfarin terhadap Durasi Tercapainya Target INR pada Pasien CHF dengan Fibrilasi Atrial

Informed Consent Penelitian

Monitoring Terapi Warfarin pada Pasien Pelayanan Jantung pada Rumah Sakit di Bandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

SKRIPSI STUDI PENGGUNAAN ANTIKOAGULAN PADA PASIEN INFARK MIOKARD AKUT

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I. PENDAHULUAN. Pada tahun 2012, diperkirakan sebanyak 17,5 juta orang di dunia

PERBANDINGAN MANFAAT ANTIPLATELET KOMBINASI ASPIRIN DAN KLOPIDOGREL DENGAN ASPIRIN TUNGGAL PADA STROKE ISKEMIK

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

STUDI PENGGUNAAN ANTIPLATELET (CLOPIDOGREL) PADA PENGOBATAN STROKE ISKEMIK DI RSUD KABUPATEN SIDOARJO

ENOXAPARIN. (i) Tujuan/ Kegunaan Ubat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tromboemboli vena (TEV) termasuk didalamnya trombosis vena dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department

PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN SUBKUTAN DAN INTRAVENA TERHADAP KADAR FIBRINOGEN PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. PONV juga menjadi faktor yang menghambat pasien untuk dapat segera

LAMPIRAN 1 Surat persetujuan komite etik FK-USU

BAB I PENDAHULUAN. baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan

BAB I. A. Latar Belakang. Mual dan muntah pasca operasi atau yang biasa disingkat PONV (Post

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

Evidence-Based Medicine dalam Penatalaksanaan Angina Tidak Stabil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

BAB I PENDAHULUAN. Aktivasi koagulasi dan fibrinolitik merupakan bagian dari sistem

EVALUASI DOSIS WARFARIN DAN HASIL TERAPINYA PADA PASIEN RAWAT JALAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada kasus-kasus pembedahan seperti tindakan operasi segera atau elektif

PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS DEEP VEIN THROMBOSIS TERHADAP KADAR FIBRINOGEN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian

BAB III METODE PENELITIAN

PERBANDINGAN RESPON AWAL PEMBERIAN WARFARIN PADA PASIEN OBESITAS DENGAN NON-OBESITAS

BAB I PENDAHULUAN. beberapa dekade terakhir ini, namun demikian perkembangan pada

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Kardiovaskuler adalah penyebab utama kematian pada orang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perdarahan Pasca Ekstraksi Gigi, Pencegahan dan Penatalaksanaannya

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

Sodiqur Rifqi. Bagian kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepsis menimbulkan suatu respon imun yang berlebihan oleh tubuh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh proses kelahiran, dimana 80-90% tindakan seksio sesaria ini dilakukan dengan anestesi

BAB I PENDAHULUAN. manajemen neoplasma primer dan metastasis neoplasma pada otak. 1 Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki batu empedu yang memiliki diameter >3cm dan pasien yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

¹Jesinta Kaparang ²Emma Sy Moeis ² Linda Rotty.

EVALUASI TERAPI OBAT ANTIPLATELET PADA PENGOBATAN PASIEN STROKE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD AM PARIKESIT TENGGARONG PERIODE TAHUN 2014

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. AT adalah molekul protein kecil yang menginaktifasi beberapa

MODUL FIBRILASI ATRIUM PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER BAGIAN KARDIOLOGI DAN KEDOKTERAN VASKULAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNAND

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki

RERATA WAKTU PASIEN PASCA OPERASI TINGGAL DI RUANG PEMULIHAN RSUP DR KARIADI SEMARANG PADA BULAN MARET MEI 2013 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkatnya angka harapan hidup pada negara negara berkembang, begitu pula

BAB IV METODE PENELITIAN

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

Yayan Akhyar Israr, S.Ked

Antikoagulan untuk Stroke Iskemik Kardioemboli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mortalitas pascaoperasi (postoperative mortality) adalah kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. terutama di negara berkembang (Parashar et al., 2003). Defisiensi zinc berperan

Alfiani Sofia Qudsi 1, Heru Dwi Jatmiko 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. emosional atau mengalami cemas akan mengalami rasa nyeri yang hebat setelah

PERAN ASPIRIN DI BIDANG KARDIOVASKULAR

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

Rescucitation in Trauma Patient REZA WIDIANTO SUDJUD,DR.,SPAN.,KAKV.,KIC.,M.KES

BAB I PENDAHULUAN. penyebab kematian nomor 7 (5,7%). Menurut statistik rumah sakit dalam Sistem

Journal of Diabetes & Metabolic Disorders Review Article

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA DAN SUBKUTAN TERHADAP KADAR PPT DAN PTTK PADA PENCEGAHAN DEEP VEIN THROMBOSIS

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Diajukan Oleh : RIA RIKI WULANDARI J

DOSIS EFEKTIF ENOXAPARIN DALAM MENCEGAH TERJADINYA TROMBOSIS PADA ANASTOMOSIS ARTERI FEMORALIS TIKUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PEMBERIAN HEPARIN INTRAVENA SEBAGAI PROFILAKSIS DEEP VEIN THROMBOSIS TERHADAP PPT DAN PTTK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. kranial klavikula, kecuali kanker otak dan sumsum tulang belakang. KKL

Dr. Masrul Basyar Sp.P (K)

BAB I PENDAHULUAN. obat ini dijual bebas di apotik maupun di kios-kios obat dengan berbagai merek

IDENTIFIKASI JEMAAH HAJI SAKIT BERAT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan lebih terkait pada dimensi ketanggapan petugas memenuhi

Aplikasi Farmakokinetika Klinis Tidak diragukan lagi bahwa salah satu kunci keberhasilan terapi dengan menggunakan obat adalah ditentukan dari

INFARK MIOKARD TANPA ELEVASI SEGMEN ST (NSTEMI) SARI KEPUSTAKAAN. Oleh SARI HARAHAP

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Propofol adalah obat anestesi intravena yang sangat populer saat ini

Perhitungan Dosis Obat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

Transkripsi:

ANTICOAGULANT Quick Outlook To Guideline Review Widya Istanto Nurcahyo RSUP DR KARIADI-FK UNDIP

Klasifikasi ANTIKOAGULAN Cara Pemberian Parenteral Oral Target Thrombin Thrombin, FXa FXa Thrombin FXa Others Established anticoagulants Bivalirudin Argatroban Hirudin Heparin, LMWH Fondaparinux Vitamin K antagonists Newer anticoagulants Otamixaban Dabigatran Rivaroxaban Apixaban Endoxaban Betrixaban

Prinsip PERDARAHAN TROMBOEMBOLI Keseimbangan antara risiko tromboemboli vs risiko perdarahan

Menilai risiko Tromboemboli: Penyakit yang mendasari pemberian antikoagulan Adanya faktor risiko kardiovaskular Jenis pembedahan CHADS 2 Score Perdarahan: Jenis pembedahan HAS-BLED Score HEMORR2AGE

Risiko tromboemboli Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

Risiko Perdarahan

Risiko Perdarahan

Risiko Perdarahan

Konsep dasar bridging Short acting blood thinner Tujuan: mengurangi risiko tromboemboli durante operasi Efek samping: perdarahan mudah berhenti/ terkontrol

Bridging vs no bridging Risiko tinggi terkena stroke atau emboli sistemik Risiko perdarahan rendah (pasien) Risiko perdarahan rendah (prosedur) Berhenti antikoagulan dalam jangka lama (atau tanpa efek terapetik) Risiko rendah terkena stroke atau emboli sistemik Risiko perdarahan tinggi (pasien) Risiko perdarahan tinggi (prosedur)

Bridging vs no bridging Risiko Perdarahan Tinggi Tinggi Bridging Rendah Risiko Tromboemboli Sedang Tinggi Consider Bridging Rendah Rendah No Bridging Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

Operasi elektif atau emergensi? Elektif Emergensi Apakah warfarin perlu dihentikan? < 24 jam > 24 jam Tidak Ya Vit K 1 IV 2-4 mg dan FFP bila perlu Vit K 1 IV 2-4 mg Risiko perdarahan: sangat rendah atau rendah Risiko perdarahan: sedang atau tinggi Warfarin tidak perlu dihentikan Risiko tromboemboli: rendah Apakah perlu bridging antikoagulan Tidak Ya Risiko tromboemboli: sedang atau tinggi Hari -5: stop warfarin (dosis terakhir hari -6) Hari -1: cek INR (bila >5, beri vit K 1, 1-2 mg peroral) Hari 0: warfarin dapat diberikan kembali keesokan pagi setelah operasi bila pasien dapat minum Hari +1 sampai +3: warfarin dapat diberikan saat pasien minum Hari -5: stop warfarin (dosis terakhir pada Hari -6) Hari -3: UFH intravena atau LMWH subkutan Hari -1: cek INR (bila >1,5, beri vit K 1 1-2 mg peroral); stop LMWH pagi hari sebelum operasi (dosis sore tidak diberikan pada b.i.d.; dosis harian diturunkan 50% pada o.d.) Hari 0: stop UFH 4 jam sebelum operasi; nilai hemostasis pasca operasi; lanjutkan warfarin sore harinya bila pasien bisa minum Hari +1 sampai +3: berikan UFH atau LMWH bila hemostasis baik dan jangan diberikan sebelum 24 jam setelah operasi; berikan warfarin bila pasien bisa minum Hari +5 sampai +6: stop UFH atau LMWH bila target INR tercapai Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

Postoperative resumption Jenis Pembedahan (warfarin) Pasca operasi Risiko perdarahan rendah LMWH dosis terapetik diberikan 24 jam setelah operasi bila hemostasis baik Risiko perdarahan tinggi LMWH ditunda pemberiannya hingga 48-72 jam setelah operasi, bila hemostasis baik, atau LMWH dosis rendah bila hemostasis baik, atau tidak usah diberikan LMWH Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

New Oral Anticoagulant (NOACs) Nilai Klirens Kreatinin < 50 L/ min 50 L/ min Preoperatif Stop dabigatran 7 hari sebelumnya Stop rivaroxaban 5 hari sebelumnya Tidak perlu bridging Bila risiko perdarahan tinggi (prosedur) Cek aptt atau TT pagi hari sebelum operasi untuk menilai eliminasi obat sempurna Preoperatif Stop dabigatran 5 hari sebelumnya Stop rivaroxaban 3 hari sebelumnya Tidak perlu bridging Bila risiko perdarahan tinggi (prosedur) Cek aptt atau TT pagi hari sebelum operasi untuk menilai eliminasi obat sempurna Postoperatif Nilai hemostasis Cek klirens kreatinin Tunda 48 jam Profilaksis DVT Wysokinski WE, McBane II RD. Periprocedural Bridging Management of Anticoagulation. Circulation. 2012

Bridging pada NOACs Onset dan offset cepat tidak perlu bridging Kondisi khusus pada bedah abdomen: LMWH dosis rendah (ex: Enoxaparin 40 mg o.d) selama 2-3 hari, pada pasien yang belum mampu intake oral LMWH dosis terapetik (ex: Enoxaparin 1 mg/kgbb b.i.d) pada pasien reseksi gaster atau ileus pasca operasi

Postoperative resumption (NOACs)

Antiplatelet Antiplatelet menghambat fungsi platelet secara ireversible, contoh: ASA, clopidogrel, ticlopidine, dan prasugrel Bila dihentikan, setiap harinya 10% - 14% fungsi platelet kembali normal; membutuhkan 7-10 hari agar platelet yang berfungsi normal kembali sepenuhnya

Prosedur mayor Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

Prosedur minor Insidensi perdarahan rendah, bila aspirin dilanjutkan Rekomendasi: Terapi ASA sebaiknya dilanjutkan pada kasus pencegahan kejadian penyakit kardiovaskular (Grade 2C) Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

Antiplatelet Resumption Setelah ASA diberikan kembali, efek antiplatelet segera tercapai dalam beberapa menit Clopidogrel dosis rumatan (75 mg/hari) 5-10 hari efek antiplatelet tercapai Clopidogrel loading dose (300-600 mg/hari) 12-15 jam efek antiplatelet tercapai Pada prosedur mayor, pemberian ASA dapat dipertimbangkan untuk diberikan kembali dalam 24 jam pasca operasi, bersamaan dengan warfarin Douketis J, et al. Antithrombotic Therapy And Prevention Of Thrombosis, 9th Ed: ACCP Guidelines. 2012

REGIONAL ANESTESI 2010 American Society of Regional Anesthesia and Pain Medicine: Regional Anesthesia in the Patient Receiving Antithrombotic For Thrombolytic Therapy

TERIMA KASIH