Tipe perkecambahan epigeal

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Uji perkecambahan benih padi dengan menggunakan konsentrasi larutan Kalium Nitrat (KNO 3 ) 3%

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

MATERI 3. VIABILITAS, VIGOR DAN UJI TZ

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

Laporan Pengaruh Intensitas Cahaya terhadap Pertumbuhan Buncis

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Deskripsi kacang hijau varietas Camar

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

SKRIPSI. Persyaratan Sarjana-1. Disusun Oleh: VINA A FAKULTA

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

penghujan sehingga mendukung pertumbuhan tanaman. Penyiraman dilakukan digunakan 80%. Pada umur 1-2 MST dilakukan penyulaman pada benih-benih

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. diameter 12 cm dan panjang 28 cm, dan bahan-bahan lain yang mendukung

PELAKSANAAN PENELITIAN. Disiapkan batang atas ubi karet dan batang bawah ubi kayu gajah yang. berumur 8 bulan dan dipotong sepanjang 25 cm.

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

Lampiran 1. Deskripsi Varietas Tembakau (Nicotiana tabacum)

Lampiran 4. Deskripsi Varietas TM 999 F1. mulai panen 90 HST

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan. Tanaman ini mempunyai kualitas kayu yang sangat bagus, sangat

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Lampiran 1 : Deskripsi Varietas Kedelai

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

Pokok Bahasan. Tambahan

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

BAB V HASIL PENELITIAN. Hasil analisis statistika menunjukkan adaptasi galur harapan padi gogo

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS AUKSIN DAN BOBOT SUCKER TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT SAGU DI PERSEMAIAN RAKIT

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

RESPONS PERTUMBUHAN DAN HASIL MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS L.) AKIBAT PERLAKUAN VARIETAS DAN KONSENTRASI ZPT DEKAMON

HASIL DAN PEMBAHASAN

SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BENIH UJI DAYA PERKECAMBAHAN BENIH DAN KUNJUNGAN UPTD BALAI BENIH PADI DAN PALAWIJA BOJONGSARI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Eksplan Terubuk

I. PENGUJIAN BENIH UNTUK SERTIFIKASI BENIH

HASIL DAN PEMBAHASAN

13/10/2012 PENDAHULUAN. REVIEW KULTUR JARINGAN CENDANA (Santalum album L.)

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

1. Kecambah Normal. adalah kecambah yang menunjukkan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditanam dalam kondisi optimum.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

III. BAHAN DAN METODE. dengan Januari Pengujian viabilitas dilakukan di Laboratorium Pemuliaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH BIOLOGI PENGARUH JENIS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KACANG HIJAU

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

PENGARUH PERLAKUAN PENGAMPLASAN TERHADAP KECEPATAN BERKECAMBAH BENIH AREN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Percobaan I. Pengaruh Suhu Air dan Intensitas Perendaman terhadap Perkecambahan Benih Kelapa Sawit

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

Jurnal Agroekoteknologi. E-ISSN No Vol.4. No.1, Desember (582) :

XII biologi KTSP & K-13. Kelas PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN. A. Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. menargetkan produksi gula 5,7 juta ton pada tahun 2015 nanti. Salah satu upaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Larutan Kulit Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa faktor

Transkripsi:

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran dan jumlah sel tanaman sedangkan perkembangan tanaman merupakan suatu proses menuju kedewasaan. Parameter pertumbuhan meliputi saat muncul akar, jumlah daun, pertambahan tinggi tanaman. Perkecambahan merupakan serangkaian peristiwa penting sejak benih dorman sampai kebibit yang sedang tumbuh tergantung dari viabilitas benih, lingkungan yang cocok dan pada beberapa tanaman tergantung pada usaha pemecahan dormansi. Perkecambahan biji adalah pengaktifan kembali aktifitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit (seedling). Biji untuk dapat berkecambah memerlukan persyaratan baik dalam biji itu sendiri maupun persyaratan lingkungan. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Tipe perkecambahan ada dua macam, tipe yaitu sebagai berikut. a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal) Tipe ini terjadi, jika plumula dan kotiledon muncul di atas permukaan tanah. Contoh: perkecambahan kacang hijau (Vigna radiata) Tipe perkecambahan epigeal 13

14 b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (Hipogeal) Tipe ini terjadi, jika plumula muncul ke permukaan tanah sedangkan kotiledon tinggal di dalam tanah. Contoh: perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), Jagung (Zea mays) Tipe perkecambahan hipogeal Pengujian benih dalam kondisi lapang biasanya kurang memuaskan karena hasilnya tidak dapat diulang dengan konsisten. Karena itu, pengujian dilaboratorium dilaksanakan dengan mengendalikan faktor lingkungan agar mencapai perkecambahan yang teratur, cepat, lengkap bagi kebanyakan benih. Kondisi yang terkendali telah distandarisasi untuk memungkinkan hasil pengujian yang dapat diulang sedekat mungkin kesamaannya. Terdapat bermacam-macam metode uji perkecambahan benih, setiap metode memiliki kekhususan tersendiri sehubungan dengan jenis benih diuji, jenis alat perkecambahan yang digunakan, dan jenis parameter viabilitas benih dinilai. Berdasarkan substratnya, metode uji perkecambahan benih dapat digolongkan kedalam menggunakan kertas, pasir dan tanah. A. Variabel pengamatan Pertumbuhan 1. Kecepatan kecambah Kecepatan kecambah diukur pada benih yang dikecambahkan berumur 4 hari setelah tanam dengan tujuan untuk mengetahui vigor benih. Benih yang

Kecepatan Kecambah (%) 15 mempunyai kecepatan kecambah yang tinggi maka akan menghasilkan tanaman yang lebih tahan terhadap keadaan yang kurang menguntungkan. Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan kecepatan kecambah biji bawang merah : kecepatan kecambah 100 90 80 70 60 50 64de 56c 57.32c 58.64cd 78.64f 45.32b 81.32f 88g 88g 68e 69.32e 66.64e 40 33.32a 30 20 10 0 Gambar 1. Hasil pengamatan histogram kecepatan kecambah biji bawang merah pada hari ke-4 setelah perkecambahan Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan zat pengatur tumbuh dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kecepatan kecambah. Dilihat dari histogram di atas (Gambar 1), presentasi kecepatan kecambah tertinggi pada perlakuan IBA 50 dan 100 dengan nilai 88,00% (Gambar 1) dan presentasi kecepatan kecambah terendah pada kontrol dengan nilai 33,3%. Pemberian ZPT dengan berbagai tingkat konsentrasi dapat mempercepat kecepatan kecambah bawang merah. Hal ini ditunjukkan bahwa masing-masing penggunaan ZPT (NAA, IAA, IBA dan GA3) (Lampiran 5) mempunyai nilai

16 yang berbeda nyata dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan kontrol (Lampiran 7). Hasil presentasi kecepatan kecambah tersebut menunjukkan bahwa kemampuan berkecambah dari biji bawang merah tersebut tergolong baik dan normal serta memiliki keseragaman yang tinggi. 2. Daya kecambah Gambar 2. Kecepatan kecambah tertinggi pada pemberian ZPT IBA 50 & 100 Persentase daya berkecambah merupakan jumlah proporsi benih-benih yang telah menghasilkan perkecambahan dalam kondisi dan berumur 7 hari setelah tanam (McCormack 2004). Daya kecambah merupakan suatu parameter viabilitas biji yang dapat digunakan untuk mengukur mutu dari fisiologis benih. Tujuan dari pengujian daya kecambah ini yaitu untuk memperoleh informasi akan kemampuan benih untuk dapat tumbuh normal dalam keadaan lapangan yang optimum (Maemunah 2010). Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan daya kecambah biji bawang merah:

Daya Kecambah (%) 17 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 41.32a 76ef 66.64cd 64bc 64bc daya kecambah 90.64g 92g 84fg 85.32g 76ef 74.64b 74.64de 73.32de Gambar 3. Hasil pengamatan histogram daya kecambah biji bawang merah pada hari ke-7 setelah perkecambahan Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan macam-macam zat pengatur tumbuh dan berbagai tingkat konsentrasi tersebut memberikan perbedaan sangat nyata terhadap hasil daya kecambah. Berdasarkan hasil perlakuan (Gambar 3) hasil presentasi daya kecambah yang mempunyai keseragaman tinggi tersebut menunjukkan bahwa biji tersebut telah siap untuk berkecambah. Hal ini dipengaruhi oleh faktor antara lain yaitu faktor genetis dari biji, kandungan air dalam biji tersebut dan faktor lingkungan, selain itu dimungkinkan karena komponen bahan dalam biji tersebut sudah masak. Hasil presentase daya kecambah tertinggi yaitu pada perlakuan IAA 50 dan IBA dengan semua konsentrasi dan daya kecambah terendah pada perlakuan kontrol. Pada biji apabila kecepatan berkecambahnya tinggi maka daya kecambahnya tinggi, tetapi belum tentu daya kecambah yang tinggi memiliki kecepatan kecambahnya tinggi.

18 Gambar 4. Daya Kecambah tertinggi IBA 100 3. Tinggi bibit Menurut Purnomo (2010), pertumbuhan dapat diukur dari pertambahan panjang, lebar atau luas, pertambahan volume, dan berat suatu bagian taaman. Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati, baik sebagai indikator pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah diamati (Sitompul dan Guritno 1995). 6 5 4 3 2 1 7 HST 14 HST 21 HST 30 HST 0 25 50 100 25 50 100 25 50 100 25 50 Kontrol NAA IAA IBA GA3 100 Gambar 5. Grafik rerata tinggi tinggi tanaman (cm) sampai umur 30 hari HST

Tinggi Bibit (cm) 19 Hasil pengamatan rata-rata tinggi bibit bawang merah selama 30 hari setelah tanam (HST) pada berbagai kombinasi perlakuan disajikan pada grafik diatas. Pada grafik diatas pertumbuhan tanaman mengalami peningkatan dan pertumbuhan tertinggi pada hari ke 30 setelah tanam. Hasil pertumbuhan tertinggi pada perlakuan IBA ( Lampiran 7) dengan konsentrasi 25. Hasil sidik ragam tinggi tanaman (Lampiran 2), perlakuan ZPT dan tingkat konsentrasi zat pengatur tumbuh memberikan pengaruh yang sangat nyata pada tinggi tanaman bawang merah. Berdasarkan histogram (Ganbar 6) menunjukkan bahwa bibit bawang merah yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan perbedaan tinggi yang sangat nyata dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ZPT dapat meningkatkan tinggi tanaman bawang merah. Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan tinggi bibit bawang merah : 6 5 4 4.3a Tinggi Bibit 5.22bcde 5.41cde 5.62e 5.52de 5.12bcde 5.28bcde 5.44cde 5.31cde 5.05bcde 4.76abc 4.86abcd 4.54ab 3 2 1 0 Gambar 6. Hasil pengamatan histogram tinggi bibit bawang merah

20 Tinggi tanaman yang diberi zat pengatur tumbuh dengan berbagai konsentrasi mempunyai tinggi yang lebih dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan tinggi tanaman kontrol. Pada perlakuan NAA (Lampiran 7) dengan semua tingkat konsentrasi, pada perlakuan IAA 50 dan 100, pada perlakuan IBA (Lampiran 7) dengan semua tingkat konsentrasi dan pada perlakuan GA3 50 tidak berbeda nyata antar perlakuan ZPT dan konsentrasi, hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi menunjukkan tanaman semakin tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan ZPT dengan berbagai konsentrasi. Untuk meningkatkan tinggi tanaman perlu ditambahkan ZPT, setidaknya 25. Pada konsentrasi tinggi, pengaruh yang ditimbulkan akan lebih cepat dari pada konsentrasi rendah, namun tingkatnya masih dalam ambang terbatas karena ZPT dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit (Weaver 1971). Gambar 7. Tinggi bibit bawang merah 4. Panjang akar Akar merupakan salah satu bagian terpenting dan berperan dalam penyerapan unsur hara bagi tanaman. Panjang akar berhubungan dalam jangkauan dalam mendapatkan unsur hara pada media tumbuhnya, semakin panjang akar maka jangkauan penyerapannya lebih luas.

Panjang Akar (cm) 21 Berdasarkan hasil sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang nyata terhadap panjang akar bawang merah. Berdasarkan histogram (Gambar 8) menunjukkan bahwa pemberian ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan hasil panjang akar yang lebih dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ZPT jenis NAA, IAA, IBA dan GA3 (Lampiran 5) dapat meningkatkan panjang akar tanaman bawang merah. Giberelin merupakan fitohormon yang mempengaruhi peningkatan pembelahan sel dan perbesaran sel pada pertambahan panjang batang dan akar pada tanaman (Abidin 1991). Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan panjang akar biji bawang merah : Panjang Akar 2 1.8 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1.38ab 1.55abcd 1.25a 1.87d 1.74bcd 1.8cd 1.74cd 1.8cd 1.64bcd 1.69bcd 1.69bcd 1.63bcd 1.49abc Gambar 8. Hasil pengamatan histogram panjang akar bawang merah

22 Panjang akar bawang merah yang diberi zat pengatur tumbuh dengan berbagai konsentrasi mempunyai tinggi yang lebih dan berbeda sangat nyata dibandingkan dengan tinggi tanaman kontrol kecuali (NAA 25 dan 50 dan IAA 100 tidak berbeda nyata dengan control (Lampiran 7)). Pada perlakuan NAA 25 dan 100, pada perlakuan IAA 25 dan 50, pada perlakuan IBA dengan semua tingkat konsentrasi dan pada perlakuan GA3 (Lampiran 7) dengan semua tingkat konsentrasi tidak berbeda nyata antar perlakuan ZPT dan konsentrasi, hal ini menunjukkan bahwa tanaman yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi menunjukkan akar tanaman yang semakin panjang dibandingkan dengan tanaman yang tidak diberi perlakuan ZPT dengan berbagai konsentrasi. Hal ini menunjukkan bahwa ZPT dengan berbagai konsentrasi mampu memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan panjang akar dan batang, peranan auksin lainnya adalah kombinasi auksin dan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang. Auksin mempengaruhi pertambahan panjang batang, pertumbuhan, diferensiasi dan percabangan akar, perkembangan buah, dormansi apical, fototropisme dan geotropisme (Wareing and Philips 1981). Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu relatif singkat. Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergantung pada faktor-faktor seperti waktu/lamanya pemberian hormon, cara pemberian hormon, yang digunakan. Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001).

Jumlah Kecambah 23 5. Jumlah kecambah normal Suatu benih dikatakan tumbuh normal bila perkecambahan benih tersebut menunjukkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang menjadi bibit tanaman yang baik dan normal pada lingkungan yang telah disediakan yang sesuai dengan kepentingan pertumbuhan tumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut. Berikut ini kriteria untuk kecambah normal diantaranya adalah (a) Kecambah dengan pertumbuhan sempurna, ditandai dengan akar dan batang yang berkembang baik, jumlah kotiledon sesuai, daun berkembang baik dan berwarna hijau, dan mempunyai tunas pucuk yang baik (b) Kecambah dengan infeksi sekunder tetapi bentuknya masih sempurna. Dengan kriteria tersebut kecambah normal diambil lalu dipisahkan dari benih yang belum berkecambah. Jumlah kecambah normal tersebut kemudian dihitung. Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan kecambah normal biji bawang merah : 25 20 15 10 10.33a Kecambah Normal 21ef 19.66de 17.66cd 16.66bc 16.33bc 15b 22.66f 23f 21.66ef 19.66de 19.66de 18.33cd 5 0 Gambar 9. Hasil pengamatan histogram kecambah normal biji bawang merah

24 Hasil sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan macam ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah kecambah normal pada bawang merah. Berdasarkan histogram (Gambar 9) menunjukkan bahwa jumlah kecambah normal bawang merah yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan perbedaan jumlah kecambah yang sangat nyata dengan control (Lampiran 7), hal ini menunjukkan bahwa benih bawang merah yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi menunjukkan hasil pertumbuhan kecambah normal yang tinggi dibandingkan dengan benih yang tanpa diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi. Diantara ZPT dan tingkat konsentrasi, IAA (Lampiran 7) 50 dan IBA (Lamiran 7) untuk semua konsentrasi memberikan hasil tertinggi pada jumlah kecambah normal bawang merah.. Gambar 10. Kecambah normal 6. Jumlah kecambah abnormal Kecambah abnormal adalah kecambah yang tidak memperlihatkan potensi untuk berkembang menjadi kecambah normal. Kecambah yang digolongkan ke dalam kecambah abnormal yaitu (a) kecambah rusak adalah kecambah yang struktur pentingnya hilang atau rusak berat. Plumula atau

25 radikula patah atau tidak tumbuh, (b) kecambah cacat atau tidak seimbang adalah kecambah dengan pertumbuhan lemah atau kecambah yang struktur pentingnya cacat atau tidak proporsional. Plumula atau radikula tumbuh tidak semestinya yaitu plumula tumbuh membengkok atau tumbuh kebawah, sedangkan radikula tumbuh sebaliknya dan (c) kecambah lambat adalah kecambah yang pada akhir pengujian belum mencapai ukuran normal. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan kecambah benih normal kecambah pada benih abnormal ukurannya lebih kecil. Gambar 11. Kecambah yang tidak normal Hasil sidik ragam (Lampiran 2) menunjukkan bahwa perlakuan ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap jumlah kecambah abnormal. Berdasarkan histogram (Gambar 12) menunjukkan bahwa pemberian ZPT dengan berbagai konsentrasi memberikan jumlah kecambah abnormal yang lebih sedikit dibandingkan dengan kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian ZPT dapat mengurangi kecambah abnormal tanaman bawang merah.

Jumlah Kecambah 26 Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan kecambah abnormal biji bawang merah : Kecambah Abnormal 7 6 6d 5 4 3 2 1 0 2.33c 2bc 1.66abc 1.33abc 1.33abc 1.33abc 1.33abc 1abc 1abc 0.33ab 0.33ab 0a Gambar 12. Hasil pengamatan histogram kecambah abnormal biji bawang merah Hal ini menunjukkan (gambar 12), pada kontrol (Lampiran 7) mempunyai kecambah abnormal yang jumlahnya paling banyak dan berbeda sangat nyata, hal ini menunjukkan bahwa benih bawang merah yang tanpa diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi menunjukkan hasil pertumbuhan yang tidak baik dibandingkan dengan benih yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi. Pada IBA 100 memberikan jumlah kecambah abnormal paling sedikit dan tidak berbeda nyata dengan NAA 50 dan 100, IAA 25,50 dan 100, IBA 25 dan 50, GA3 25 dan 100, hal ini menunjukkan bahwa benih yang diberi ZPT dengan berbagai konsentrasi menunjukkan semakin sedikit jumlah kecambah abnormal yang muncul. Penggunaan empat jenis ZPT pada penelitian ini terhadap hasil kecambah abnormal menunjukkan

27 bahwa setiap jenis hormon mempunyai tingkat konsentrasi yang berbeda-beda dalam memberikan hasil yang optimum. 7. Jumlah benih tidak berkecambah Benih yang tidak berkecambah adalah benih yang tidak berkecambah sampai akhir masa pengujian, yang digolongkan menjadi (a) Benih segar tidak tumbuh: Benih, selain benih keras, yang gagal berkecambah namun tetap baik dan sehat dan mempunyai potensi untuk tumbuh menjadi kecambah normal. Benih dapat menyerap air, sehingga dapat terlihat benih tampak mengembang. Namun tidak ada pemunculan struktur penting dari perkecambahan benih. Dan jika waktu penyemaian diperpanjang benih akan tumbuh normal. (b) Benih keras adalah benih yang tetap keras sampai akhir masa pengujian. Benih tersebut tidak mampu menyerap air terlihat dari besarnya benih tidak mengembang, dan jika dibandingkan dengan benih segar tidak tumbuh ukuran benih keras lebih kecil. Hal ini disebabkan karena kulit benih yang impermeabel terhadap gas dan air. (c) Benih mati adalah benih yang sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar, dan tidak berkecambah. Benih mati dapat dilihat dari keadaan benih yang telah membusuk, warna benih terlihat agak kecoklatan. Hal ini disebabkan karena adanya penyakit primer yang menyerang benih. Disebabkan karena pada saat kultur teknis dilepangan tanaman yang menajdi induk talah terserang hama dan penyakit sehingga pada benih tersebut berpotensi membawa penyakit dari induknya.

Jumlah Kecambah 28 Gambar 13. Benih bawang merah tidak berkecambah Berikut ini akan disajikan histogram hasil pengamatan benih yang tidak berkecambah pada bawang merah: Kecambah Mati 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8.66e 3ab 5bc 8de 6cd 2.66a 8.33e 2.33a 2a 2a 5bc 4abc 3.33ab Gambar 14. Hasil pengamatan histogram kecambah mati biji bawang merah Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan ZPT berbagai konsentrasi memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kecambah mati (Lampiran 2). Pada histogram diatas (Gambar 14), menunjukkan bahwa tanaman yang tidak diberi ZPT (perlakuan kontrol)

29 mempunyai jumlah kecambah mati yang lebih banyak dibandingkan dengan tanaman yang diberi ZPT. Perlakuan IAA 50, IBA semua konsentrasi dan GA3 50 dan 100 tidak berbeda nyata dan mempunyai jumlah kecambah mati yang paling sedikit, hal ini menunjukan bahwa benih yang diberikan ZPT dengan berbagai konsentrasi akan menghasilkan jumlah kecambah mati yang lebih sedikit dibandingkan dengan benih bawang yang tidak diberi perlakuan. Jadi benih yang tidak diberi larutan ZPT dengan berbagai konsentrasi banyak yang tidak berkecambah dibandingkan benih yang diberi larutan ZPT dengan berbagai konsentrasi. Penggunaan empat jenis ZPT pada penelitian ini terhadap hasil kecambah mati menunjukkan bahwa setiap jenis hormon mempunyai tingkat konsentrasi yang berbeda-beda dalam memberikan hasil yang optimum.

30 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Penambahan berbagai macam ZPT (NAA, IAA, IBA dan GA3) mampu memacu perkecambahan biji bawang merah varietas tuk-tuk. 2. Pemberian ZPT jenis IBA dengan konsentrasi 100 menunjukkan hasil yang paling baik dilihat dari kecepatan kecambah, daya kecambah, panjang akar, kecambah normal, kecambah abnormal, dan kecambah mati. B. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan zat pengatur tumbuh IBA pada perkecambahan biji bawang merah varietas tuk tuk. 2. Perlu adanya penelitian lanjutan dengan menggunakan konsentrasi antara 50-100.