HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KEBUMEN (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TENGAH

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN BARAT (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI KALIMANTAN TENGAH (ANGKA SEMENTARA)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA)

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI BANTEN MENURUT SUBSEKTOR

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 DKI JAKARTA

Seuntai Kata. Bandung, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Gema Purwana

Seuntai Kata. Bengkulu, Juli 2014 Kepala BPS Provinsi Bengkulu. Dody Herlando


POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN MENURUT SUBSEKTOR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Seuntai Kata. Denpasar, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ir. I Gde Suarsa, M.Si.

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Propinsi NTB Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI TENGGARA

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT MENURUT SUBSEKTOR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DKI JAKARTA

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

POTRET USAHA PERTANIAN PROVINSI SUMATERA BARAT MENURUT SUBSEKTOR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI BARAT

Seuntai Kata. Tanjung, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Utara. Ir. Muhammad Ahyar

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI BANTEN

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

KALIMANTAN TIMUR BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN

Seuntai Kata. Bengkulu, November 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu. Ir. Dody Herlando, M.Econ.

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Drs. Morhan Tambunan, M.Si

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI RIAU

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI GORONTALO

Seuntai Kata. Tarempa, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Kepulauan Anamabs. Drs. Bustami

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI MALUKU UTARA

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Banjarmasin Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Kepulauan Aru Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kotamobagu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA MOJOKERTO

Drs. Muhamad Saphoan

Drs. H. Basiran Suwandi

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Jayapura. Muchlis Malik Sotting, B.St

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA DENPASAR

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Tomohon Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Jumlah usaha pertanian di Indonesia tahun 2013 sebanyak 26,1 juta usaha. Jumlah sapi dan kerbau di Indonesia tahun 2013 sebanyak 14,2 juta ekor

Seuntai Kata. Jakarta, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Indonesia. Dr. Suryamin, M.Sc.

Seuntai Kata. Kota Maba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Halmahera Timur. Ir. Salahuddin

KALIMANTAN UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Seuntai Kata. Gedung Tataan, Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Pesawaran. Risma Pijayantini, S.Si.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANGKA BARAT

Seuntai Kata. Jakarta, Mei 2014 Kepala Badan Pusat Statistik Republik Kabupaten Malinau. Suryamin

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN PANGANDARAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Metro Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

PROVINSI JAWA TENGAH. Data Agregat per K b t /K t

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Singkawang Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Semarang, 1 September 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kota Semarang. Endang Retno Sri Subiyandani, S.Si

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Selatan tahun 2013 sebanyak rumah tangga

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Kediri Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Seuntai Kata. Jayapura, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Sarmi. Selvina De Lima

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten rumah tangga

Seuntai Kata. Blora, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Blora. Fenny Susanto, S.Si

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Tojo Una-una Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

POTRET USAHA PERTANIAN KEPULAUAN RIAU (HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013)

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surakarta Tahun 2013 sebanyak 1093 rumah tangga

Seuntai Kata. Bulukumba, 17 Agustus 2013 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. Ir. H. Yunus

Transkripsi:

No. 74/12/33 Th.VII, 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM JAWA TENGAH TAHUN 2013 SEBANYAK 3,31 JUTA RUMAH TANGGA, TURUN 28,46 PERSEN DARI TAHUN 2003 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 4,29 juta rumah tangga, subsektor tanaman pangan 3,29 juta rumah tangga, hortikultura 2,38 juta rumah tangga, perkebunan 1,62 juta rumah tangga, peternakan 2,61 juta rumah tangga, perikanan 0,26 juta rumah tangga, dan kehutanan 1,89 juta rumah tangga. Jumlah rumah tangga petani gurem di Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 3,31 juta rumah tangga atau sebesar 77,70 persen dari rumah tangga pertanian pengguna lahan, mengalami penurunan sebanyak 1,32 juta rumah tangga atau turun 28,46 persen dibandingkan tahun 2003. Jumlah petani Jawa Tengah yang bekerja di sektor pertanian sebanyak 5,03 juta orang, terbanyak di subsektor tanaman pangan sebesar 3,62 juta orang dan terkecil di subsektor perikanan kegiatan penangkapan ikan sebesar 50,95 ribu orang. Rata-rata luas lahan yang dikuasai per rumah tangga usaha pertanian di Jawa Tengah seluas 0,37 ha, terjadi peningkatan sebesar 70,01 persen dibandingkan tahun 2003 yang hanya sebesar 0,22 ha. Petani utama Jawa Tengah yang berada di kelompok umur produktif (15-64 tahun) sebesar 3,58 juta atau 83,58 persen Jumlah sapi dan kerbau di Jawa Tengah pada 1 Mei 2013 sebanyak 1,67 juta ekor, terdiri dari 1,5 juta ekor sapi potong, 103,79 ribu ekor sapi perah dan 62,03 ribu ekor kerbau. 1. PENDAHULUAN Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan mengacu pada sejumlah rekomendasi dari Food and Agriculture Organization (FAO) yang menetapkan The World Programme for the 2010 Around Agricultural Censuses Covering Periode 2006-2015. Pelaksanaan ST2013 dilakukan secara bertahap, yaitu pencacahan lengkap usaha pertanian pada Mei 2013, dilanjutkan dengan pendataan rinci melalui Survei Pendapatan Rumah Tangga Usaha Pertanian pada November 2013 dan Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 1

Survei Struktur Ongkos Komoditas Pertanian Strategis dalam setiap subsektor pertaniann pada Mei- Oktober 2014. Dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini, data jumlah rumah tangga usaha pertanian 2003 dihitung dari dataa mentah ST2003 dengann menggunakan konsep ST2013 yang tidak menggunakan Batas Minimal Usaha dan master wilayah ST2013 untuk rumah tangga usaha pertanian. 2. USAHA PERTANIAN Berdasarkan Hasil pencacahan lengkap ST2013 diketahui bahwa jumlah rumah tangga usahaa pertaniann pada tahun 2013 sebesar 4,29 juta rumah tangga. Subsektor tanaman pangan, peternakan, dan hortikultura merupakan tiga subsektor yang memiliki jumlah rumah tangga usaha pertanian terbanyak yaitu masing-masing 3,29 juta rumah tangga, 2,61 juta rumah tangga, dan 2,38 juta rumah tangga. Sementara itu, subsektor perikanan merupakan subsektor yang paling sedikit memiliki rumah tanggaa usaha pertanian, yaitu sebanyak 0,26 juta rumah tangga. Gambar 1. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Jawa Tengah, Tahun 2003 dan 2013 (juta) 7 6 Jumlah Rumah Tangga (juta) 5 4 3 2 1 0 Jawa Tengah Tanamann Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakann Perikanan Kehutanan 2003 2013 Rumah tangga usaha pertanian di Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 1,48 juta rumah tangga dari 5,77 juta rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 4,29 juta rumah tangga, yang berarti terjadi rata-rata penurunan sebesar 2,56 persen per tahun. Secaraa absolut penurunan terbesar terjadi di subsektor peternakan turun sebanyak 1,59 juta rumah tangga, dan penurunan terendah di subsektor perikanan, turun sebanyak 10 ribu rumah tangga. Kondisi yang sama juga terjadi pada penurunan secara persentasee dimana subsektor peternakan dan hortikultura merupakan subsektor yang mengalami penurunan paling besar selama 10 tahun terakhir yaitu sebesar 3,79 persen, sedangkan subsektor kehutanan menjadi subsektor dengann tingkat penurunan terendah yaitu sebesar 0,25 persen per tahun. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013

Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Subsektor di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian (000) Sektor/Subsektor 2003 2013 Perubahan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) SEKTOR PERTANIAN 5.771 4.291 1.480 25,65 SUBSEKTOR : 1.Tanaman Pangan 3.478 3.288 189 5,45 Padi 2.640 2.685 44 1,67 Palawija 2.321 1.905 417 17,95 2.Hortikultura 3.829 2.377 1.452 37,93 3.Perkebunan 2.330 1.620 710 30,49 4.Peternakan 4.208 2.612 1.596 37,92 5.Perikanan 270 260 10 3,78 Budidaya Ikan 155 215 60 38,68 Penangkapan Ikan 120 48 72 59,94 6.Kehutanan 1.941 1.892 49 2,52 7.Jasa Pertanian 195 111 84 43,1 Keterangan : Satu rumah tangga usaha pertanian dapat mengusahakan lebih dari 1 subsektor usaha pertanian, sehingga jumlah rumah tangga usaha pertanian bukan merupakan penjumlahan rumah tangga usaha pertanian dari masing-masing subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Jumlah rumah tangga petani gurem (rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar) di Jawa Tengah tahun 2013 sebanyak 3,31 juta rumah tangga. Komposisi petani gurem terbanyak berada di wilayah kabupaten dibandingkan dengan di wilayah kota. Sedangkan kabupaten dengan jumlah rumah tangga petani gurem terbesar pada tahun 2013 berada di Kabupaten Grobogan sebesar 209,27 ribu rumah tangga dan terkecil berada di Kota Magelang sebesar 1.008 rumah tangga. Dibandingkan dengan kondisi tahun 2003, jumlah rumah tangga petani gurem di tahun 2013 mengalami penurunan. Jika pada tahun 2003 petani gurem di Jawa Tengah sebanyak 4,63 juta rumah tangga, maka pada tahun 2013 berkurang menjadi 3,31 juta rumah tangga atau turun sebesar 28,46 persen. Penurunan terbesar secara absolut terjadi di Kabupaten Klaten yang mencapai 92,35 ribu rumah tangga. Ditinjau secara persentase penurunan rumah tangga petani gurem terbesar terjadi di Kota Tegal sebesar 86,35 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 3

Gambar 2. Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Petani Gurem Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 (ribu) Kota Magelang Kota Surakarta Kota Pekalongan Kota Tegal Kota Salatiga Kota Semarang Kudus Sukoharjo Pekalongan Rembang Batang Tegal Kendal Karanganyar Temanggung Demak Jepara Purbalingga Pemalang Semarang Klaten Wonosobo Sragen Purworejo Banjarnegara Blora Pati wonogiri Boyolali Magelang Banyumas Brebes Kebumen Cilacap Grobogan 0,0 50,0 100,0 150,0 200,0 250,0 300,0 2013 2003 Penurunan jumlah rumah tangga petani gurem sebagian besar berasal dari penurunan 1,32 juta rumah tangga usaha pertanian yang menguasai lahan kurang dari 1.000 m 2, dan kelompok luas lahan 2.000-4.999 m 2 turun sebesar 49,53 ribu rumah tangga, turut menyumbang terjadinya penurunan jumlah rumah tangga petani gurem secara keseluruhan pada tahun 2013. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013

Tabel 2. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan No Kabupaten/Kota 2003 2013 Pertumbuhan Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Cilacap 333.585 251.064 82.521 24,74 2 Banyumas 269.789 202.432 67.357 24,97 3 Purbalingga 161.399 125.232 36.167 22,41 4 Banjarnegara 179.987 156.553 23.434 13,02 5 Kebumen 253.539 215.522 38.017 14,99 6 Purworejo 170.475 143.715 26.760 15,7 7 Wonosobo 151.038 142.249 8.789 5,82 8 Magelang 229.751 191.109 38.642 16,82 9 Boyolali 206.911 170.380 36.531 17,66 10 Klaten 219.132 125.320 93.812 42,81 11 Sukoharjo 120.794 68.053 52.741 43,66 12 wonogiri 233.221 202.048 31.173 13,37 13 Karanganyar 151.756 104.683 47.073 31,02 14 Sragen 192.722 141.961 50.761 26,34 15 Grobogan 315.230 263.968 51.262 16,26 16 Blora 195.360 170.102 25.258 12,93 17 Rembang 115.943 101.695 14.248 12,29 18 Pati 263.798 188.695 75.103 28,47 19 Kudus 106.176 51.261 54.915 51,72 20 Jepara 195.442 111.203 84.239 43,1 21 Demak 190.223 127.559 62.664 32,94 22 Semarang 166.490 130.113 36.377 21,85 23 Temanggung 134.760 123.167 11.593 8,6 24 Kendal 160.895 107.931 52.964 32,92 25 Batang 119.893 91.714 28.179 23,5 26 Pekalongan 130.189 76.247 53.942 41,43 27 Pemalang 199.921 133.200 66.721 33,37 28 Tegal 174.380 105.244 69.136 39,65 29 Brebes 270.875 211.303 59.572 21,99 30 Kota Magelang 2.409 1.109 1.300 53,96 31 Kota Surakarta 2.616 1.098 1.518 58,03 32 Kota Salatiga 13.571 5.969 7.602 56,02 33 Kota Semarang 43.110 16.593 26.517 61,51 34 Kota Pekalongan 7.781 1.774 6.007 77,2 35 Kota Tegal 14.312 2.342 11.970 83,64 Jawa Tengah 5.697.473 4.262.608 1.434.865 25,18 Dari seluruh rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013, sebesar 99,35 persen merupakan rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan (4,26 juta rumah tangga). Sedangkan rumah tangga usaha pertanian bukan pengguna lahan hanya sebesar 0,65 persen, atau sebanyak 73,33 ribu rumah tangga. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 5

No Pada tahun 2003, jumlah rumah tangga pertanain pengguna lahan di Provinsi Jawa Tengah mencapai 5,70 juta rumah tangga selanjutnya pada tahun 2013 menjadi 4,26 juta rumah tangga. Selama kurun waktu sepuluh tahun, rumah tangga usaha pertanian pengguna lahan mengalami penurunan sebesar 1,43 juta rumah tangga atau sebesar 25,18 persen. Penurunan jumlah rumah tangga terbesar secara absolut terjadi di Kabupaten Klaten yang mencapai 93,81 ribu rumah tangga. Sementara itu penurunan jumlah rumah tangga pengguna lahan terbesar secara persentase terjadi di Kota Tegal yang mencapai 83,64 persen. Tabel 3. Rata-rata Luas Lahan yang Dikuasai per Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Lahan di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 (Hektar) Kabupaten/Kota Lahan Bukan Pertanian 2003 2013 Jenis Lahan Lahan Pertanian Lahan Sawah Lahan Bukan Sawah Jumlah Lahan yang dikuasai 2003 2013 2003 2013 2003 2013 2003 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Cilacap 0,04 0,03 0,11 0,20 0,10 0,13 0,21 0,33 0,25 0,37 2 Banyumas 0,04 0,03 0,07 0,12 0,09 0,15 0,16 0,27 0,20 0,30 3 Purbalingga 0,04 0,02 0,08 0,12 0,13 0,19 0,21 0,31 0,25 0,33 4 Banjarnegara 0,02 0,02 0,06 0,07 0,26 0,32 0,32 0,39 0,35 0,40 5 Kebumen 0,04 0,02 0,10 0,13 0,09 0,13 0,20 0,26 0,24 0,28 6 Purworejo 0,02 0,02 0,11 0,14 0,17 0,19 0,28 0,33 0,30 0,35 7 Wonosobo 0,02 0,01 0,07 0,08 0,23 0,29 0,30 0,36 0,32 0,38 8 Magelang 0,03 0,02 0,09 0,13 0,10 0,15 0,19 0,27 0,21 0,29 9 Boyolali 0,04 0,03 0,07 0,10 0,13 0,18 0,20 0,28 0,23 0,31 10 Klaten 0,03 0,03 0,08 0,19 0,03 0,05 0,11 0,25 0,14 0,27 11 Sukoharjo 0,04 0,04 0,07 0,23 0,02 0,06 0,09 0,29 0,13 0,33 12 wonogiri 0,06 0,03 0,11 0,14 0,28 0,29 0,39 0,44 0,45 0,47 13 Karanganyar 0,03 0,03 0,09 0,16 0,09 0,14 0,18 0,30 0,21 0,33 14 Sragen 0,04 0,04 0,13 0,22 0,07 0,11 0,21 0,33 0,25 0,37 15 Grobogan 0,04 0,03 0,16 0,22 0,07 0,10 0,23 0,32 0,27 0,35 16 Blora 0,04 0,03 0,19 0,27 0,13 0,15 0,32 0,42 0,36 0,45 17 Rembang 0,04 0,02 0,16 0,23 0,18 0,24 0,34 0,47 0,38 0,49 18 Pati 0,04 0,03 0,12 0,21 0,13 0,26 0,25 0,47 0,29 0,49 19 Kudus 0,02 0,02 0,08 0,27 0,03 0,13 0,11 0,40 0,13 0,42 20 Jepara 0,04 0,03 0,07 0,17 0,07 0,15 0,14 0,32 0,18 0,35 21 Demak 0,03 0,02 0,17 0,36 0,05 0,09 0,23 0,44 0,25 0,46 22 Semarang 0,03 0,02 0,08 0,13 0,11 0,19 0,19 0,32 0,22 0,34 23 Temanggung 0,02 0,02 0,09 0,12 0,22 0,30 0,31 0,42 0,33 0,44 24 Kendal 0,03 0,02 0,09 0,18 0,10 0,23 0,19 0,41 0,22 0,43 25 Batang 0,02 0,02 0,10 0,16 0,10 0,19 0,20 0,36 0,22 0,37 26 Pekalongan 0,02 0,02 0,10 0,22 0,06 0,17 0,17 0,39 0,19 0,41 27 Pemalang 0,02 0,02 0,09 0,22 0,06 0,15 0,15 0,37 0,17 0,39 28 Tegal 0,02 0,02 0,08 0,28 0,03 0,12 0,11 0,40 0,14 0,42 29 Brebes 0,02 0,02 0,10 0,22 0,05 0,12 0,15 0,34 0,17 0,36 30 Kota Magelang 0,01 0,02 0,01 0,10 0,00 0,05 0,01 0,15 0,02 0,17 31 Kota Surakarta 0,01 0,03 0,00 0,05 0,00 0,03 0,00 0,08 0,01 0,11 32 Kota Salatiga 0,02 0,03 0,01 0,06 0,03 0,14 0,04 0,21 0,06 0,23 33 Kota Semarang 0,01 0,02 0,01 0,09 0,01 0,20 0,02 0,28 0,03 0,30 34 Kota Pekalongan 0,02 0,02 0,01 0,37 0,00 0,12 0,01 0,49 0,02 0,51 35 Kota Tegal 0,02 0,02 0,01 0,15 0,00 0,14 0,01 0,29 0,03 0,31 Jawa Tengah 0,03 0,02 0,09 0,18 0,09 0,17 0,19 0,35 0,22 0,37 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013

Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa rata-rata penguasaan lahan yang dimiliki rumah tangga pertanian di Jawa Tengah pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika pada tahun 2003 rata-rata lahan yang dikuasai sebesar 0,22 ha, maka pada tahun 2013 rata-rata lahan yang dikuasai meningkat menjadi 0,37 ha untuk setiap rumah tangga pertanian. Peningkatan rata-rata lahan yang dikuasai terutama berasal dari peningkatan pengusaan lahan pertanian dari 0,19 ha pada tahun 2003 menjadi 0,35 ha pada tahun 2013. Sebaliknya pada penguasaan lahan bukan pertanian terjadi penurunan penguasaan lahan yang dimiliki oleh rumah tangga pertanian dari 0,03 ha pada tahun 2003 menjadi hanya 0,02 ha pada tahun 2013. Rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga pertanian terbesar tahun 2013 terdapat di Kota Pekalongan seluas 0,51 ha, sedangkan rata-rata penguasaan lahan per rumah tangga terkecil terdapat di Kota Surakarta seluas 0,11 ha. Kabupaten/kota dengan rata-rata penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terbesar adalah Kota Pekalongan dengan luas rata-rata lahan 0,49 ha dan rata-rata penguasaan lahan pertanian per rumah tangga terkecil adalah Kota Surakarta seluas 0,08 ha. Sementara itu, pengusaan lahan sawah terbesar terdapat di Kota Pekalongan sebesar 0,37 ha dan terkecil terdapat di Kota Surakarta sebesar 0,05 ha per rumah tangga pertanian. Sedangkan untuk penguasaan lahan pertanian bukan sawah terbesar berada di Kabupaten Banjarnegara yaitu sebesar 0,32 ha dan terkecil berada di Kota Surakarta sebesar 0,03 ha per rumah tangga pertanian. Berdasarkan kondisi demografi petani menurut jenis kelamin, hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa dari seluruh jumlah petani sebanyak 5,03 juta orang yang bekerja di sektor pertanian pada tahun 2013 didominasi oleh petani laki-laki sebesar 3,94 juta orang (78,31 persen). Sedangkan jumlah petani perempuan yang bekerja di sektor pertanian berjumlah 1,09 juta orang (21,69 persen). Kondisi ini berlaku umum untuk komposisi petani di masing-masing subsektor pertanian baik di tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Persentase jumlah petani lakilaki terbesar berada di subsektor penangkapan ikan yang mencapai 97,69 persen sementara persentase petani laki-laki paling sedikit berada di subsektor peternakan yang mencapai 75,24 persen. No Sektor/Subsektor Tabel 4. Jumlah Petani Menurut Sektor/Subsektor dan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 (000) Laki laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Sektor Pertanian 3.939 78,31 1.091 21,69 5.030 100,00 Subsektor 1. Tanaman Pangan 3.009 83,12 611 16,88 3.620 100,00 2. Hortikultura 2.085 80,64 500 19,36 2.585 100,00 3. Perkebunan 1.473 86,36 233 13,64 1.706 100,00 4. Peternakan 2.168 75,24 713 24,76 2.881 100,00 5. Perikanan Budidaya Ikan 205 91,77 18 8,23 223 100,00 Penangkapan Ikan 50 97,69 1 2,31 51 100,00 6. Kehutanan 1.718 87,13 254 12,87 1.971 100,00 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 7

Sementara itu dari hasil Sensus Pertanian 2013 juga diketahui bahwa di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 3,62 juta petani yang bekerja di sektor pertanian berada di subsektor tanaman pangan atau terbesar dari seluruh subsektor pertanian. Subsektor lain yang juga banyak menyerap jumlah tenaga kerja berturutturut adalah subsektor peternakan dan hortikultura dengan jumlah petani yang masing-masing sebesar 2,88 juta orang dan 2,58 juta orang. Dari Tabel 5 diketahui bahwa sebanyak 3,58 juta rumah tangga usaha pertanian (83,58 persen) dengan kelompok umur petani utamanya kelompok umur produktif yaitu kelompok umur 15-64 tahun. Sementara jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya kurang dari 15 tahun sebanyak 385 rumah tangga dan jumlah rumah tangga usaha pertanian yang kelompok umur petani utamanya 65 tahun ke atas sebanyak 704,52 ribu rumah tangga. Pada tabel ini juga menunjukkan bahwa petani utama Jawa Tengah terbesar berada di kelompok usia 45-54 tahun yakni sebesar 1,27 juta rumah tangga (29,59 persen) atau dengan kata lain kelompok usia produktif mendominasi kelompok umur di bidang usaha pertanian. No Kelompok Umur Petani Utama Tabel 5. Jumlah Rumah Tangga Usaha Pertanian Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Petani Utama di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Laki laki Perempuan Jumlah Absolut % Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 <15 327 84,94 58 15,06 385 100 2 15 24 13.540 87,32 1.967 12,68 15.507 100 3 25 34 309.152 93,27 22.317 6,73 331.469 100 4 35 44 885.498 92,84 68.253 7,16 953.751 100 5 45 54 1.149.346 90,54 120.073 9,46 1.269.419 100 6 55 64 878.313 86,48 137.256 13,52 1.015.569 100 7 65 566.262 80,38 138.257 19,62 704.519 100 JUMLAH 3.802.438 88,62 488.181 11,38 4.290.619 100 Rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki juga terlihat lebih tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan petani utama perempuan. Kecenderungan ini terjadi hampir serupa di masingmasing kelompok umur. Jumlah rumah tangga usaha pertanian dengan petani utama laki-laki tercatat sebesar 3,80 juta rumah tangga, jauh lebih tinggi dibandingkan petani utama perempuan yang tercatat sebesar 488,18 ribu rumah tangga. Persentase jumlah rumah tangga pertanian dengan petani utama laki-laki terbesar berada pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 93,27 persen dan terendah berada pada kelompok umur 65 tahun ke atas yang mencapai 80,38 persen. Sedangkan pada rumah tangga pertanian dengan petani utama perempuan secara persentase terbesar berada pada kelompok umur 65 tahun ke atas (19,62%) dan terendah berada pada kelompok umur 25-34 tahun (6,73 %). 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013

Gambar 3. Persentase Petani Utama Menurut Kelompok Umur di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Kelompok Umur 35 44; 22,23% Kelompok Umur 25 34; 7,73% Kelompok Umur 15 24; 0,36% Kelompok Umur <15; Kelompok 0,01% Umur 65; 16,42% Kelompok Umur 45 54; 29,59% Kelompok Umur 55 64; 23,67% Komposisi jumlah petani utama secara keseluruhan terbesar berada padaa kelompok umur 45-544 tahun sebesar 29,59 persen, kemudian disusul kelompok umur 55-64 tahun (23,67 %) dan kelompok umur 35-44 tahun (22,23 %). Kelompok umur di bawah umur 15 dan kelompok umur 15-24 tahun merupakan dua kelompok umur yang paling sedikit jumlah petani utamanya dengan nilai masing-masing sebesar 0,01 persen dan 0,36 persen. 3. PERUSAHAAN PERTANIAN BERBADAN HUKUM DAN USAHA PERTANIANN LAINNYA Ditinjau dari jumlah perusahaan pertanian yang berbadan hukum, hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwaa terdapat 225 perusahaan pertanian. Sebagian besar atau sebanyak 777 perusahaan pertaniann yang berbadan hukum bergerak di subsektor peternakan disusul subsektor perkebunan sebanyak 73 perusahaan pertanian. Sedangkan subsektor perikanan merupakan subsektor yang paling sedikit memilikii perusahaan pertanian yaitu sebanyak 6 perusahaan pertanian. Gambar 4. Perbandingan Jumlah Perusahaan Berbadan Hukum Menurut Subsektor, di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 (Perusahaan) 300 250 242 225 Jumlah Perusahaan 200 150 100 90 73 75 77 50 0 9 15 24 26 14 6 30 28 Jawa Tengah Tanaman Pangan Hortikultura Perkebunan Peternakan Perikanan Kehutanan 2003 2013 Berita Resmi Statistik Provinsii Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 9

Jumlah Perusahaan Pertanian pada tahun 2013 mengalami penurunan dibanding tahun 2003. Jika padaa tahun 2003 di Jawa Tengah jumlah perusahaan pertanian sebanyak 242 unit maka pada 10 tahun kemudian berkurang menjadi 225 unit atau dengan kata lain terjadi penurunan sebesar 17 unit (7,02 persen). Peningkatan jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum terdapat pada subsektor tanaman pangan yaitu meningkat sebanyak 6 perusahaan, dan subsektor hortikultura serta subsektor peternakan masing-masingg meningkat sebanyak 2 perusahaan. Penurunann jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum tertinggi antaraa tahun 2003 sampai tahun 2013 secara absolut terjadi di subsektor perkebunan, yang mengalami penurunann jumlah unit usaha mencapai 17 perusahaan pertanian. Sedangkan jika ditinjau secara persentase makaa subsektor tanaman pangan merupakan subsektor dengan jumlah peningkatan terbesar yang mencapai 66,67 persen. Penurunan jumlah perusahaan pertanian secara persentase terbesar terjadi di subsektor perikanan dengan jumlah penurunan sebesar 57,14 persen. No Tabel 6. Jumlah Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum dan Usaha Pertanian Lainnya Menurut Subsektor di Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 dan 2013 Sektor/Subsektor 2003 Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (Perusahaan) (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sektor Pertanian 242 225 17 7,02 Subsektor 1. Tanaman Pangan Padi Palawija 9 8 1 15*) 14 2 6 6 1 66,67 75,00 100,00 2. Hortikultura 24 26 2 8,33 3. Perkebunan 90 73 17 18,89 4. Peternakan 75 77 2 2,67 5. Perikanan Budidaya Ikan Penangkapan Ikan 14 14 0 6 5 1 8 9 57,14 64,29 6. Kehutanan 30 28 2 6,67 Keterangan: *) terdapat 1 perusahaan pertanian tanaman pangan berbadan hukum yang berusaha di dua kegiatan (padi dan palawija) 2013 Absolut Pertumbuhan % Usaha Pertanian Lainnya (7) 579 166 132 79 180 53 229 109 109 1 96 4. SAPI DAN KERBAU Jumlah sapi dan kerbau di Jawa Tengah pada 1 Mei 2013 sebanyak 1,67 juta ekor, terdiri dari 1,50 juta ekor sapi potong, 103, 79 ribu ekor sapi perah dan 62,03 ribu ekor kerbau. Jumlah sapi potong betina lebih tinggi bila dibandingkan dengan jumlah sapi potong jantan. Hasil Sensus Pertanian 2013 menunjukkan bahwa jumlah sapi potong betina di Jawa Tengah sebanyak 993,70 ribu ekor dan jumlah sapi potong jantan sebanyak 506,38 ribu ekor. Sedangkan sapi perah betina sebanyak 70,42 ribu ekor dan jumlah sapi perah jantan hanya sebanyak 33,37 ribu ekor. Sementara itu populasi kerbau betina sebanyak 42,07 ribu ekor dan jumlah kerbau jantan sebanyak 19,96 ribu ekor. Gambar 5. Jumlah Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau Menurut Jenis Kelamin di Provinsi jawa Tengah Tahun 2013 (ribu) Betina 993,70 ribu ekor Jantan 506,38 ribu ekor Betina 70,42 ribu ekor Jantan 33,37 ribu ekor Betina 42,07 ribu ekor Jantan 19,96 ribu ekor Sapi Potong Sapi Perah Kerbau 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013

Kabupaten/Kota dengan jumlah sapi dan kerbau terbanyak adalah Kabupaten Blora, dengan jumlah sapi dan kerbau sebanyak 199,41 ribu ekor. Sedangkan Kota Tegal adalah kota dengan jumlah sapi dan kerbau paling sedikit (176 ekor). Jumlah sapi potong terbanyak terdapat di Kabupaten Blora, yaitu sebanyak 197,87 ribu ekor, dan jumlah sapi perah terbanyak adalah Kabupaten Boyolali dengan jumlah sapi perah sebanyak 61,89 ribu ekor. Sedangkan jumlah ternak kerbau terbesar berada di Kabupaten Brebes yang berjumlah 7,54 ribu ekor. No Tabel 7. Jumlah Sapi dan Kerbau Pada 1 Mei 2013 Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin di Provinsi Jawa Tengah Kabupaten/Kota Sapi Potong Sapi Perah Kerbau Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Jantan Betina Jumlah Sapi dan Kerbau (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1 Cilacap 6.329 9.388 15.717 27 70 97 531 1.493 2.024 17.838 2 Banyumas 8.503 6.342 14.845 289 1.924 2.213 421 1.169 1.590 18.648 3 Purbalingga 6.867 6.037 12.904 42 120 162 278 851 1.129 14.195 4 Banjarnegara 18.733 13.489 32.222 810 316 1.126 415 667 1.082 34.430 5 Kebumen 13.422 49.142 62.564 45 98 143 152 459 611 63.318 6 Purworejo 4.812 8.973 13.785 61 69 130 403 1.103 1.506 15.421 7 Wonosobo 11.695 10.275 21.970 636 396 1.032 474 1.372 1.846 24.848 8 Magelang 37.483 24.091 61.574 1.051 681 1.732 1.757 3.276 5.033 68.339 9 Boyolali 39.454 48.404 87.858 20.532 41.355 61.887 421 599 1.020 150.765 10 Klaten 29.995 48.493 78.488 752 3.353 4.105 474 691 1.165 83.758 11 Sukoharjo 8.379 17.902 26.281 58 203 261 128 305 433 26.975 12 Wonogiri 43.249 111.504 154.753 88 76 164 121 99 220 155.137 13 Karanganyar 21.827 38.196 60.023 92 336 428 103 123 226 60.677 14 Sragen 24.390 58.383 82.773 106 104 210 182 237 419 83.402 15 Grobogan 27.774 109.586 137.360 9 195 204 527 1.393 1.920 139.484 16 Blora 40.024 157.844 197.868 3 21 24 409 1.109 1.518 199.410 17 Rembang 14.522 102.657 117.179 0 10 10 53 149 202 117.391 18 Pati 48.552 35.312 83.864 32 182 214 301 463 764 84.842 19 Kudus 8.891 867 9.758 40 213 253 1.221 675 1.896 11.907 20 Jepara 13.663 25.230 38.893 54 54 108 1.331 1.883 3.214 42.215 21 Demak 2.638 1.259 3.897 26 42 68 948 1.290 2.238 6.203 22 Semarang 31.259 20.642 51.901 7.209 15.099 22.308 705 2.236 2.941 77.150 23 Temanggung 9.167 18.024 27.191 180 440 620 380 953 1.333 29.144 24 Kendal 4.352 14.215 18.567 62 173 235 714 2.097 2.811 21.613 25 Batang 2.883 14.044 16.927 48 85 133 448 925 1.373 18.433 26 Pekalongan 5.606 12.979 18.585 124 242 366 1.145 1.828 2.973 21.924 27 Pemalang 3.110 4.916 8.026 8 12 20 2.192 5.147 7.339 15.385 28 Tegal 4.090 4.913 9.003 51 165 216 1.175 3.023 4.198 13.417 29 Brebes 10.612 17.419 28.031 5 43 48 2.195 5.345 7.540 35.619 30 Kota Magelang 99 60 159 10 12 22 8 38 46 227 31 Kota Surakarta 265 544 809 10 90 100 6 7 13 922 32 Kota Salatiga 605 624 1.229 585 2.828 3.413 17 85 102 4.744 33 Kota Semarang 2.836 1.807 4.643 275 1.172 1.447 302 908 1.210 7.300 34 Kota Pekalongan 218 89 307 52 216 268 15 56 71 646 35 Kota Tegal 72 51 123 0 27 27 6 20 26 176 Jawa Tengah 506.376 993.701 1.500.077 33.372 70.422 103.794 19.958 42.074 62.032 1.665.903 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 11

Bila dirinci menurut wilayah (Tabel 7), tiga kabupaten yang memiliki sapi potong paling banyak adalah Kabupaten Blora dengan jumlah populasi sebanyak 197,87 ekor, kemudian Kabupaten Wonogiri (154,75 ribu ekor), dan Grobogan (137,36 ekor). Sementara itu, wilayah yang memiliki sapi potong paling sedikit adalah Kota Tegal dengan jumlah populasi sebanyak 123 ekor. Sapi perah paling banyak terdapat di Kabupaten Boyolali dengan jumlah populasi sebanyak 61,89 ribu ekor, disusul Kabupaten Semarang (22,31 ribu ekor), dan Kabupaten Klaten (4,11 ribu ekor). Sedangkan wilayah yang memiliki populasi sapi perah paling sedikit adalah Kabupaten Rembang dengan jumlah populasi sebanyak 10 ekor. Kerbau paling banyak terdapat di Kabupaten Brebes dengan jumlah populasi sebanyak 7,54 ribu ekor, kemudian Kabupaten Pemalang (7,34 ribu ekor), dan Kabupaten Magelang (5,03 ribu ekor). Sedangkan wilayah yang memiliki populasi kerbau paling sedikit adalah Kota Surakarta dengan jumlah populasi sebanyak 13 ekor. 5. KONSEP DAN DEFINISI Kegiatan pencacahan Sensus Pertanian 2003 dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dimana setiap rumah tangga usaha pertanian dilakukan pencacahan di lokasi tempat tinggal rumah tangga tersebut berada. Kegiatan usaha pertanian yang dilakukan oleh rumah tangga tangga usaha pertanian yang berada di luar wilayah (Kecamatan, Kabupaten/Kota, Provinsi) tempat tinggal rumah tangga tetap dicatat sebagai kegiatan usaha pertanian di tempat tinggal dimana rumah tangga tersebut. Penentuan suatu rumah tangga sebagai rumah tangga usaha pertanian mengacu pada syarat Batas Minimal Usaha (BMU) dan dijualnya suatu komoditi pertanian. Penentuan syarat rumah tangga usaha pertanian ini tidak berlaku untuk kegiatan usaha di subsektor tanaman pangan. Pada kegiatan Sensus Pertanian 2013, pencacahan rumah tangga usaha pertanian dilakukan dengan pendekatan rumah tangga dan status pengelola usaha pertanian. Rumah tangga yang dicakup sebagai rumah tangga usaha pertanian dalam Sensus Pertanian 2013 adalah rumah tangga usaha pertanian yang berstatus sebagai mengelola usaha pertanian milik sendiri, mengelola usaha pertanian dengan bagi hasil dan mengelola usaha pertanian dengan menerima upah. Disamping itu pada kegiatan ST 2013 ini tidak mensyaratkan Batas Minimal Usaha dari setiap komoditi pertanian yang diusahakan oleh rumah tangga, namun untuk syarat komoditi pertanian yang dijual masih tetap berlaku dalam ST 2013. Usaha Pertanian adalah kegiatan yang menghasilkan produk pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasil produksi dijual/ditukar atas risiko usaha (bukan buruh tani atau pekerja keluarga). Usaha pertanian meliputi usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan, termasuk jasa pertanian. Khusus tanaman pangan (padi dan palawija) meskipun tidak untuk dijual (dikonsumsi sendiri) tetap dicakup sebagai usaha. Rumah Tangga Usaha Pertanian adalah rumah tangga yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha di sektor pertanian yang bersifat tetap, terus menerus yang didirikan dengan tujuan memperoleh laba yang pendirian perusahaan dilindungi hukum atau izin dari instansi yang berwenang minimal pada tingkat kabupaten/kota, untuk setiap tahapan kegiatan budidaya pertanian seperti penanaman, pemupukan, pemeliharaan, dan pemanenan. Contoh bentuk badan hukum: PT, CV, Koperasi, Yayasan, SIP Pemda. 12 Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013

Usaha pertanian lainnya adalah usaha pertanian yang dikelola oleh bukan rumah tangga dan bukan oleh perusahaan pertanian berbadan hukum, seperti: pesantren, seminari, kelompok usaha bersama, tangsi militer, lembaga pemasyarakatan, lembaga pendidikan, dan lain-lain yang mengusahakan pertanian. Rumah Tangga Petani Gurem adalah rumah tangga pertanian pengguna lahan yang menguasai lahan kurang dari 0,5 hektar. Penghitungan jumlah rumahtangga petani gurem berdasarkan jumlah luas lahan yang dikuasai oleh rumahtangga, baik lahan pertanian dan lahan bukan pertanian. Rumahtangga pertanian yang hanya melakukan kegiatan budidaya ikan di laut, budidaya ikan di perairan umum, penangkapan ikan di laut, penangkapan ikan di perairan umum, pemungutan hasil hutan/penangkaran satwa liar dan jasa pertanian dikategorikan rumahtangga pertanian bukan pengguna lahan. Petani Utama adalah petani yang mempunyai penghasilan terbesar dari seluruh petani yang ada di rumah tangga usaha pertanian. Lahan yang Dikuasai adalah lahan milik sendiri ditambah lahan yang berasal dari pihak lain, dikurangi lahan yang berada di pihak lain. Lahan tersebut dapat berupa lahan sawah dan/atau lahan bukan sawah (lahan pertanian) dan lahan bukan pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian Pengguna Lahan adalah rumah tangga usaha pertanian yang melakukan satu atau lebih kegiatan usaha tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan, budidaya ikan/biota lain di kolam air tawar/tambak air payau, dan penangkaran satwa liar. Rumah Tangga Usaha Jasa Pertanian adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak/secara borongan, seperti melayani usaha di bidang pertanian. Rumah Tangga Usaha Pertanian yang Melakukan Pengolahan Produksi Hasil Pertanian Sendiri adalah rumah tangga yangg melakukan kegiatan mengubah bahan baku hasil pertanian sendiri menjadi barang jadi/setengah jadi atau barang yang lebih tinggi nilainya. Jumlah Sapi dan Kerbau adalah jumlah sapi dan kerbau yang dipelihara pada tanggal 1 Mei 2013 baik untuk usaha (pengembangbiakan/penggemukan/pembibitan/pemacekan) maupun bukan untuk usaha konsumsi/hobi/angkutan/perdagangan/lainnya. Berita Resmi Statistik Provinsi Jawa Tengah No. 74/12/ Th. VII, 2 Desember 2013 13