BAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab

BAB I PENDAHULUAN. lewat peperangan, seperti Mesir, Irak, Parsi dan beberapa daerah lainnya. proses Islamisasi itu adalah pendidikan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Metode pembelajaran ialah setiap upaya sistematik yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Abd A la dalam bukunya pembaruan pesantren menyebutkan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. komunitas muslim terbentuk disuatu daerah, maka mulailah mereka

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga sekolah, non formal yakni keluarga dan informal seperti halnya pondok

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Lia Nurul Azizah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang lain. Mereka terikat oleh norma-norma yang berlaku di dalam

2015 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN PESANTREN CIPARI DESA SUKARASA KECAMATAN PANGATIKAN KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB IV PENUTUP. kurikulum Pendidikan Agama Islam berbasis Pesantren di Sekolah Dasar Al- Ahmadi Surabaya peneliti dapat menyimpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam bentuk pendidikan sekolah dan luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. harus berhadapan langsung dengan zaman modern. dilepas dari kehidupan manusia. Islam juga mewajibkan kepada manusia

Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama khususnya Pendidikan agama Islam sangat dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE SOROGAN DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA KITAB KUNING DI PONDOK PESANTREN NURUL HUDA BANIN SIMBANGKULON PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara mempelajari cara-cara menulis Arab pegon. Arab pegon tentu

IMPLEMENTASI MODEL PENDIDIKAN PESANTREN DI AL WUSTHO ISLAMIC DIGITAL BOARDING COLLEGE CEMANI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan semakin jauhnya dari ajaran-ajaran suci agama.

--BUDI IHSAN-- Nama Dayah BUDI IHSAN. Lokasi Gampong Bakau Hulu Kecamatan Labuhanhaji Kabupaten Aceh Selatan

POLA KEPEMIMPINAN K. H. M. THOHIR ABDULLAH, A.H DALAM UPAYA PENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN RAUDLOTUL QUR AN DI MANGKANG SEMARANG

KEBIJAKAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI INDONESIA DALAM SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat, eksistensi pendidikan Islam telah ada sejak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

POLA PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN AL-AMIN PALUR MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik oleh individu maupun masyarakat secara luas. teknologi telah melahirkan manusia-manusia yang kurang beradab.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan antara satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.8 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap dunia pendidikan dan pembentukan sumber daya manusia

PONDOK PESANTREN DALAM UNCERTAINTY SISTEM PENDIDIKAN INDONESIA

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Burhan Nurgiyantoro, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah, (Yogyakarta : BPFE, 1988), hlm. 1

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI SEKOLAH BERBASIS PESANTREN DI SMP DARUL MA ARIF BANYUPUTIH KABUPATEN BATANG

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan Hadis dan merancang segenap kegiatan pendidikannya. 2. madrasah, yakni pendidikan Islam yang diselenggarakan di lembaga-lembaga

BAB V PEMBAHASAN. analisis masing-masing rumusan masalah yang berupa hasil analisis statistik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Nabi saw dan sahabat dikenal istilah kuttab, yaitu suatu. al-qur'an bagi anak-anak. Anak-anak duduk membentuk lingkaran

2. BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbagai macam permasalahan remaja dalam hal ini salah satunya adalah

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Islam menempatkan pendidikan pada kedudukan yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. tertua sekaligus merupakan ciri khas yang mewakili Islam tradisional

Analisis Deskriptif Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Tahun Akademik

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara kelompok-kelompok kerja yang berbeda-beda susunan

2015 POLA ADAPTASI SOSIAL BUDAYA KEHIDUPAN SANTRI PONDOK PESANTREN NURUL BAROKAH

BAB IV ANALISIS DATA

wetonan dan sorogan dalam memaknai kitab kuning; (c) penggunaan bahasa

Membahas Kitab Tafsir

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB III CORAK PONDOK PESANTREN SALAFIYAH

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang pasti akan dialami oleh setiap individu atau organisasi. Ketika

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk pulalah masyarakat muslim. Dengan terbentuknya masyarakat muslim

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah mahluk yang mampu mengembangkan diri. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai satu atau. lebih, sehingga terjadi interaksi antar individu.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. telah berdiri sejak abad ke-13 seiring dengan masuknya agama Islam di

BAB II GAMBARAN UMUM PONDOK PESANTREN. dalam makna yang seluas-luasnya (MIDA-MAHISDa, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I ini dipaparkan tentang : a. Konteks Penelitian, b. Fokus

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irma Pujiawati, 2014 Model pendidikan karakter kedisiplinan Di pondok pesantren

PONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan untaian kata-kata yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Pendidikan erat

BUPATI PANDEGLANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PONDOK PESANTREN TERPADU. DAAR EL-ISHLAH PUTRA, ingin BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

I. PENDAHULUAN. oleh Durkheim (Betty Schraf, 1995), bahwa fungsi agama adalah. mempertahankan dan memperkuat solidaritas dan kewajiban sosial pada

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

PENDIDIKAN DINIYAH FORMAL Wajah Baru Pendidikan Pesantren Untuk Kaderisasi Ulama

Idiologi Pendidikan, Pustaka Rizki Putra, Semarang, Cet Pertama. 2007, hal. 11.

Tabel 4.15 Matrik Manajemen Kurikulum di Pondok Pesantren Al-Musthofa. Tujuan Isi/Materi Metode Evaluasi

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibaca dalam peningglan-peninggalan yang berupa tulisan.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksankan, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. adalah : Kuttab/maktab, aljami, majelis ilmu atau majelis adab, dan. mempengaruhi perkembangan pendidikan Islam di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. individu untuk dapat bersaing di zaman yang semakin maju. Pendidikan juga

PERKEMBANGAN PESANTREN DARI TRADISIONAL KE MODERN. Saparuddin Rambe *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepanjang sejarah pesantren sebagai sebuah institusi pendidikan

YPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2.01. Jumlah Pondok Pesantren dan Tipologinya *) Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah Pontren Berdasarkan Tipe. No. Provinsi PP

BAB I PENDAHULUAN. aspek, termasuk dalam struktur sosial, kultur, sistem pendidikan, dan tidak

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mempunyai suatu tujuan, membentuk pribadi muslim seutuhnya, yang mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmaniyah maupun rohaniyah, menumbuhsuburkan hubungan yang harmonis setiap pribadi manusia dengan Allah, manusia dan alam semesta. Pendidikan Islam bertolak dari pandangan Islam tentang Manusia. Al- Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang sekaligus mencakup dua tugas pokok. Fungsi pertama, manusia sebagai Khalifah Allah di bumi, makna ini mengandung arti bahwa manusia diberi amanah untuk memelihara, merawat, memanfaatkan serta melestarikan alam raya. Fungsi kedua, manusia adalah makhluk Allah yang ditugasi untuk menyembah dan mengabdi kepada-nya. Selain dari itu, disisi lain manusia adalah makhluk yang memiliki potensi lahir dan batin. Potensi lahir adalah unsurfisik yang dimiliki oleh manusia tersebut. Sedangkan potensi batin adalah unsur batin yang dimiliki manusia yang dapat dikembangkan kearah sempurna (Daulay, 2007: 6) Indonesia merupakan negara tebesar yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Oleh karena itu pendidikan Islam berkembang sesuai dengan zamannya. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia antara lain 1

ditandai dengan munculnya berbagai macam lembaga pendidikan secara bertahap, mulai dari yang amat sederhana, sampai dengan tahap-tahap yang sudah terhitung modern dan lengkap. Lembaga pendidikan Islam telah memainkan fungsi dan dan perannya sesuai dengan tuntutan masyarakat dan zamannnya. Sehingga lembagalembaga pendidikan tersebut telah menarik perhatian para ahli dari dalam maupun luar negeri untuk melakukan studi ilmiah secara konfrehensif (Nizar, 2007: 279) Pada awal masuknya Islam ke Indonesia, telah tumbuh lembaga pendidikan informal, yakni berlangsungnya hubungan antara para pedagang atau mubaligh dengan masyarakat sekitar. Hubungan itu telah dapat disebutkan dengan hubungan pendidikan, karena telah memiliki lima unsur pokok pendidikan, yaitu adanya pemberi, penerima, tujuan baik, cara dan jalan yang baik secara konteks positif. Setelah terbentuk masyarakat Muslim, maka kebutuhan pertama mereka adalah rumah ibadah, mulailah tumbuh masjid dan langgar. Masjid berfungsi sebagai lembaga pendidikan. Karena masjid tidak lagi mampu menampung peserta didik serta tidak mungkin digunakan sepenuhnya untuk kegiatan pendidikan, maka mulailah lembaga pendidikan di luar masjid. Lembaga pendidikan di luar masjid tersebut bermacam-macam nama sesuai dengan daerah masing-masing, misalnya di Jawa populer dengan nama pesantren, di Aceh, meunsanah, rangkang, atau dayah dan di Sumatera Barat bernama surau (Daulay, 2007: 23-24). Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang keberadaannnya sangat penting dalam sejarah perkembangan agama Islam dan juga perkembangan pendidikan Islam di Indonesia. Pada dasarnya Pesantren 2

berdiri dengan kokoh melalui lima unsur yang sangat menentukan yaitu, kyai, santri, masjid, pondokan (asrama) dan pengajaran kitab Islam klasik. Pesantren mempunyai suatu tugas yaitu, sebagai lembaga yang mencetak manusia sebagai ahli dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan kemasyarakatan serta berakhlak mulia. Untuk mencapai itumaka, Pesantren mengajarkan kitab-kitab wajib sebagai buku teks yang dikenal dengan sebutan kitab kuning, untuk mempelajari kitab kuning ini digunakan sistem atau metode tertentu.pesantren secara garis besar dibagi kepada dua macam, pertama pesantren salafi dan kedua pesantren khalafī. Pesantren salafi adalah pesantren yang masih terikat dengan tradisi lama pesantren yakni terkonsentrasi kepada kitab-kitab klasik dan nonklasikal. Sedangkan pesantren khalafī, pesantren yang telah di modernisasi(daulay, 2007: 24-25). Pola pendidikan yang diselenggarakan di pesantren cukup beragam. Namun demikian, fungsi yang diembannya sama, yakni mendidik dan mengajarkan ilmu-ilmu agam Islam, sebagai upaya mewujudkan manusia tafaqquh fi al-dīn. Kesamaan tersebut dapat dilihat dari jenis-jenis mata aji yang diajarkan di pesantren. Hampir seluruh pesantren di tanah air mengajarkan mata aji yang sama, yang dikenal dengan ilmu-ilmu keislaman, yang meliputi Al- Qur an (tajwid, tafsīr), Al-Ḥadīṡ, Aqidah, Tauḥid, Akhlak, tasawwuf, fiqh, dan Uṣūl Fiqh, bahasa Arab (naḥwu, ṣaraf, mantiq dan balāgah) serta tarikh (sejarah Islam). Mata aji ilmu-ilmu ini diajarkan di pesantren melalui kitab-kitab standar yang disebut al-kutub al-qadīmah, karena kitab-kitab tersebut dikarang lebih dari seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutnya sebagai al-kutub alsahfra atau kitab kuning, karena biasanya kitab-kitab ini dicetak di atas kertas berwarna 3

kuning, selain itu ciri lain kitab-kitab yang dajarkan di pesantren biasanya beraksara Arab gundul (huruf Arab tanpa harakat dan syakal). Keadaannya yang gundul itu pada sisi lain ternyata merupakan bagian dari pembelajaran, sehingga keberhasilan menemukan harakat-harakat yang benar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran di pesantren (Departemen Agama, 2003: 31-32) Selain itu, dalam proses pendidikannya pesantren mempunyai berbagai macam metode, salah satunya adalah metode sorogan. Metode sorogan, yakni suatu metode dimana santri mengahadap kyai seorang demi seorang dengan membawa kitab yang akan di pelajarinya. Metode ini merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan Islam tradisional, sebab sistem atau metode ini menuntut kesabaran, kerajinan, ketaataan dan disiplin pribadi santriataukendatipundemikian, metode ini diakui paling intensif, karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan untuk tanya jawab langsung. Kabupaten Ciamis merupakan salah satu kota yang masih terdapat lembaga pendidikan Islam seperti pesantren. Di kota ini masih terdapat pesantrenpesantren yang bercorak tradisional atau yang disebut dengan pesantren salaf. Salah satu pesantren yang bercorak tradsional adalah pesantren As-Sayutiyyah, pesantren yang terletak di desa Gereba kecamatan Cipaku kabupaten Ciamis.dikatakan tradisional atau salaf karena dalam proses pembelajaran di pesantren As-Sayutiyyah masih menggunakan metode-metode non klasikal seperti masih terdapatnya metode bandongan, wetonan dan metode sorogan Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam bentuk karya ilmiah atau skripsi dengan judul: Penerapan Metode Sorogan 4

Dalam Memahami Kitab Kuning Di Pesantren Salafiyah (Pesantren As- SayutiyyahKec. CipakuKab. Ciamis). B. Rumusan dan Pembatasan Masalah Dalam penulisan skripsi ini yang menjadi fokus kajian bagi penulis adalah penerapan metode sorogan di pesantren As-Sayutiyyah dalam memahami kitab kuning. Permasalah yang hendak dijawab dalam penelitian ini dapat diuraikan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren As-Sayutiyyah? 2. Adakah faktor pendukung dan penghambat pada penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren As-Sayutiyyah? 3. Upaya apa yang dilakukan pesantren As-Sayutiyyah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang ada pada penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning? C. Tujuan Penelitian Penulisan ini secara umum bertujuan untuk mengetahui Perananmetodesorogandalammemahamikitabkuning di pesantren As-Sayutiyyah. Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini antara lain: 1. Menggambarkan metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang ada di pesantren As-Sayutiyyah. 5

2. Menjelaskan faktor pendukung dan faktor penghambat yang ada pada penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren As- Sayutiyyah 3. Mendeskripsikan uapaya yang dilakukan oleh pesantren As-Sayutiyyah dalam mengatasi kendala pada pembelajaran kitab kuning. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang hendakdicapai dari penelitian ini adalah: 1. Memberikan gambaran tentang metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang ada di pesantren As-Sayutiyyah. 2. Menambah literatur penulisan pendidikan islam tardisional khususnya yang membahas tentang lembaga pendidikan islam tradisional di Indonesia. 3. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan agama islam di masa yang akan datang. 4. Memberikan kontribusi penelitian terhadap penulisan tentang metode yang ada di pesantren salafiyyah mengenai peranan metode sorogan dalam memahami kitab kunig di pesantren salafiyyah (pesantren As-Sayutiyyah kec Cipaku kab. Ciamis). 5. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi maupun sumbangan pemikiran bagi pihak lain untuk mengkaji lebih lanjmetode sorogan yang ada di pesantren salafiyyah. 6

E. RuangLingkupPembahasan Identifikasi masalah yang telah disebutkan tidak semua permasalahan di uraikan dalam pembahasan skripsi ini, hal tersebut mengingat terbatasnya waktu dan tenaga, oleh sebab itu penulis membatasi berbagai persoalan yang erat kaitannya dengan judul. Namun, apabila ada uraian lain yang disisipkan pada pembahasan skripsi ini hanya sebagai pelengkap untuk menjelaskan pokok permasalahan yang berkaitan dengan judul. Adapun permasalahan yang akan di bahas dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Metode sorogan dalam memahami kitab kuning yang dilakukan oleh pondok pesantren As-Sayutiyyah. 2. Hambatan apa saja yang dihadapi pondok pesantren As-Sayutiyyah dalam pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan. 3. Upaya apa saja yang dilakukan oleh pondok pesantren As-Sayutiyyah untuk mengatasi hambatan dalam pembelajaran kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan. F. Sistematika Penulisan Bab pertama, Pendahuluan memuat tentang hal-hal yang berkaitan tentang permulaian penelitian yang akan dilaksanakan. Hal-hal tersebut antara lain latar belakang masalah, rumusan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan Bab kedua, kajian pustaka yang membahas beberapa sub bab yaitu: pertama tinjauan tentang pendidikan Islam. Kedua, tinjauan tentang pesantren. Ketiga, tinjauan tentang metode sorogan. Keempat tinjauan tentang kitab kuning. 7

Bab ketiga, tentang metode penelitian menguraikan secara lebih rinci tentang metode penelitian yang secara garis besarnya yang telah disajikan di bab I. Adapun pembahasan mengenai metode penelitian ini, pengumpulan data, teknik analisis data, uji keabsahan data, serta implementasi penelitian. Bab keempat, hasil penelitian dan pembahasan memuat hasil penelitian di lapangan sesuai dengan yang telah disusun dalam rumusan masalah. Pembahasan meliputi, sejarah berdirinya pesantren, peranan metode sorogan dalam memahami kitab kuning, kelebihan dari metode sorogan, faktor penghambat dalam memahami kitab kning dengan menggunakan metode sorogan, upaya apa yang dilakukan dalam menghadapi faktor penghambat dalam memahami kitab kuning dengan menggunakan metode sorogan di pesantren As-Sayutiyyah. Bab kelima, berisi mengenai pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian dan rekomendasi ditujukan kepada pihak terkait khususnya pihak pondok pesantren agar melakukan tindak lanjut atas kekurangan dari penerapan metode sorogan dalam memahami kitab kuning di pesantren As- Sayutiyyah. 8