BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Nabi saw dan sahabat dikenal istilah kuttab, yaitu suatu. al-qur'an bagi anak-anak. Anak-anak duduk membentuk lingkaran

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Nabi saw dan sahabat dikenal istilah kuttab, yaitu suatu tempat yang difungsikan untuk memberikan pelajaran membaca dan menulis al-qur'an bagi anak-anak. Anak-anak duduk membentuk lingkaran mengelilingi guru yang disebut dengan sistem halaqah. Sistem belajar metode salaf (tradisional), sebelum dikenal metode modern, yang disebut sistem klasikal atau sistem madrasah. (Syarifuddin, 2006: 71) Pada era saat ini, tempat- tempat kuttab masih tetap ada. Keberadaan kuttab masih tetap diminati oleh sebagian besar masyarakat. Para orang tua mengikutsertakan anak-anak mereka dalam pembelajaran di kuttab. Istilah kuttab yang digunakan saat ini adalah TPQ, TPA, TKA, TKQ. Pengejawantahan dari tradisi kuttab di Indonesia ialah berdirinya Taman-taman Pendidikan Al-Qur'an, Pondok pesantren, Madrasah diniyyah, Ta'limul Qur'an lil Aulad, dan sejenisnya yang semarak belakangan ini. (Syarifuddin, 2006: 72) Waktu pembelajaran di kuttab ini, tidaklah sama antara satu anak dengan anak lainnya. Hal itu tergantung pada kecerdasan dan kemampuan masingmasing anak, karena sistem pengajaran pada waktu itu berbeda dengan sistem pengajaran sekarang. Sistem pengajaran yang dilaksanakan pada waktu itu belum secara klasikal, namun bila kita kaji dengan mendalam ternyata apa 1

2 2 yang mereka lakukan dalam proses pembelajaran pada waktu itu jauh lebih baik dari sistem pengajaran yang dilakukan sekarang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntunan terhadap kebutuhan pendidikan mulai dari usia dini sampai lansia, sekarang masih dapat kita temui di berbagai daerah di Sumatera barat. Taman Pendidikan Al-Qur an (TPA) masih merupakan tempat latihan menulis dan membaca, khususnya bidang ilmu agama dan pembelajaran al-qur an. (Nizar, 2009: 115) Berdasarkan fakta di atas peneliti berpendapat bahwa lembaga pendidikan kuttab. Pada saat kondisi sekarang masih ada, meskipun di segi nama sudah disesuaikan sebagian berdasarkan instruksi depag RI. Pertumbuhan TPA/TPQ menemukan momentumnya pada tahun an setelah ditemukan berbagai metode dan pendekatan dalam pembelajaran membaca Al-Qur an seperti metode membaca Al Qur'an Iqro dan lain-lain. Di Indonesia, menempuh pendidikan TPA/TPQ tidaklah wajib, namun dalam perkembangannya masyarakat membutuhkan lembaga ini untuk memberikan dasar-dasar membaca Al Qur'an (mengaji) kepada anak-anaknya terutama bagi orang tua yang bekerja. ( Qur%27an) Taman Pendidikan Al-Qur an (TPQ) di Purwokerto masih semarak di lingkungan masyarakat. Sebagian masyarakat masih tertarik dengan adanya lembaga pendidikan yang dijadikan salah satu tempat belajar khususnya belajar tentang agama dengan mengikutsertakan anak-anak mereka aktif mengikuti TPQ setiap sore.

3 3 Universitas Muhammadiyah Purwokerto ikut berperan dalam mengadakan TPQ yang dilaksanakan di Masjid KH. Ahmad Dahlan. Pada 5 tahun yang lalu tepatnya tahun 2010, Masjid KH. Ahmad Dahlan menjadi pusat pelaksanaan TPQ. Anak-anak yang berbondong-bondong ke masjid untuk belajar al-qur an. Namun 5 tahun semenjak tahun 2013 menjadi sepi bahkan tidak terlihat lagi adanya TPQ di Masjid KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Beberapa sebab kemunduran TPQ KH. Ahmad Dahlan di antaranya: Kurangnya kepedulian SDM yang mau dan mampu mengajar TPQ, Anakanak lebih tertarik dengan dunia permainan yang terdapat di alat elektronik seperti handphone dan laptop, para orang tua kurang memperhatikan pendidikan agama anak-anak. Hanya sedikit orang tua yang masih mengajarkan pentingnya pendidikan agama kepada anak-anak mereka. Para orang tua biasanya memasukkan anaknya ke TPQ untuk belajar mengaji ketika masih kecil dan masih mudah diatur. Setelah khatam Al-Qur an lalu kemudian beranjak remaja, orang tua seakan membiarkan anak-anak mereka begitu saja. Orang tua lebih menekankan pentingnya kemampuan IQ (Intelligence Quetient) daripada SQ (Spiritual Quetient). ( Perkembangan teknologi yang begitu cepat menuntut masyarakat untuk mengantisipasi dampak negatif dari teknologi tersebut. Melarang anakanak untuk mempelajari dan menggunakan teknologi adalah tindakan bodoh,

4 4 namun membiarkan anak-anak menggunakan teknologi tanpa dasar pengetahuan dan pengawasan adalah tindakan yang juga sangat bodoh dan ceroboh. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana memberikan bekal terhadap anak-anak, sehingga anak-anak dapat memanfaatkan teknologi kepada hal-hal yang positif, dan menghindari penggunaan teknologi pada hal yang merusak. Banyak kasus dari akibat penggunaan handphone dan perangkat teknologi lainnya yang salah yang mengakibatkan anak terpaksa harus putus sekolah karena terpaksa nikah. Meskipun sebenarnya pernikahan bukan halangan untuk melanjutkan sekolah, namun banyak kasus anak akan putus sekolah setelah menikah, dan banyak sekolah yang mengeluarkan anak didiknya ketika anak didiknya tersangkut kasus pornografi. Razia handphone dengan gambar dan video yang tidak pantas yang dimiliki anak-anak sekolah, meskipun kadangkala juga sia-sia, dengan mengingat banyak anak anak sekolah yang mempunyai kartu memori ganda, namun harus tetap dilakukan. Memang dengan perkembangan teknologi, kasus pornografi saat ini sangat sulit untuk dibendung, apalagi perkembangan teknologi berjalan sangat cepat, sehingga orang tua sangat sulit untuk mengontrol perilaku yang dilakukan anak-anak terhadap perkembangan teknologi tersebut. Bahkan anak-anak lebih mahir menggunakan handphone dan perangkat teknologi lainnya daripada orang tua. Pornografi disatu sisi juga menjadi pemacu bagi seseorang untuk mempelajari teknologi informatika. Salah satu cara untuk memberikan bekal bagi anak-anak dalam mengikuti perkembangan teknologi adalah memberikan pengetahuan dan

5 5 pelajaran tentang teknologi dan pemahaman agama yang kuat, sehingga dalam perkembangannya anak menjadi manusia yang berkepribadian yang baik, tidak mudah tergoda untuk berbuat dosa. ( abadi. blogspot.co.id/2013/04/peran-tpq-dalam-pembentukan-pola-pikir.html) Pada tahun 2015, Taman Pendidikan al-qur an KH. Ahmad Dahlan mulai kembali. Ada beberapa mahasiswa yang sadar dan peduli terhadap pendidikan agama pada anak-anak. Pada pembelajaran di Taman Pendidikan al-qur an, anak-anak belajar al-qur an. Selain itu, permainan yang mengandung unsur manfaat telah dimasukkan dalam kurikulum TPQ. Hal ini bertujuan agar anak-anak mempunyai kepribadian muslim yang baik yang diajarkan sejak kecil di TPQ. Sedangkan Kebiasaan-kebiasaan yang salah akan menjadi pola berpikir yang menyesatkan dan merugikan bagi terbentuknya kepribadian muslim bagi seorang anak. Seringkali kita mendengar kata akhlak (budi pekerti) dan kepribadian. Dua hal itu berhubungan. Budi pekerti pun erat hubungannya dengan kepribadian. Dengan kepribadian yang baik, seseorang dapat mengapresiasi nilai-nilai yang terkandung pada budi pekerti dalam kehidupannya sehari-hari. Atau sebaliknya dengan menanamkan nilai-nilai pendidikan budi pekerti yang baik sejak dini, akan membantu pembentukan kepribadian yang berbudi pekerti luhur. Namun demikian, yang perlu diperhatikan dalam kajian ini adalah bagaimana pendekatan, metode, dan strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan mulia tersebut karena hal ini sesungguhnya menentukan

6 6 efektivitas dan efisiensi pembentukan kepribadian anak manusia. ( Sjarkawi, 2009: 35) Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Peran Taman Pendidikan al-qur an (TPQ) dalam Membentuk Kepribadian Muslim di desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti kemukakan di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana peran Taman Pendidikan al-qur an (TPQ) dalam membentuk kepribadian muslim di desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas?. C. Tujuan penelitian Tujuan peneliti memilih judul ini adalah sebagai berikut: Mengetahui peran Taman Pendidikan al-qur an (TPQ) Universitas Muhammadiyah Purwokerto dalam membentuk kepribadian muslim di desa Dukuhwaluh Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas. D. Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian yang akan dilaksanakan adalah: 1. Manfaat teoritis Memberikan khazanah keilmuwan tentang peran Taman Pendidikan al- Qur an (TPQ) dalam membentuk kepribadian muslim.

7 7 2. Manfaat praktis Bagi lembaga TPQ dan masyarakat a. Sebagai referensi pengetahuan tentang peran Taman Pendidikan al- Qur an (TPQ) dalam membentuk kepribadian muslim anak. b. Memberi pengetahuan tentang pentingnya pembelajaran TPQ dalam membentuk kepribadian muslim bagi orang tua dan masyarakat pada umumnya. c. Sebagai sumbangan untuk menambah literatur bagi perpustakaan masjid KH. Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Purwokerto.