Penggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur Berdasarkan Metode Analytic Network Process

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI KINERJA SUPPLIER DENGAN INTEGRASI METODE DEMATEL, ANP DAN TOPSIS (STUDI KASUS: PT. XYZ)

METODE PENELITIAN. Kata Kunci analytical hierarchy process, analytic network process, multi criteria decision making, zero one goal programming.

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebaiknya dilakukan analisis prioritas terhadap alternatif-alternatif tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ususlan Pemilihan Supplier Bahan Baku PVC Ballon di CV MD Sport Dengan Metode Analytical Network Process

PENERAPAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) UNTUK PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PADA CV TX

ANALISA PEMILIHAN ALTERNATIF PROYEK MANAJEMEN AIR DI PT X DENGAN METODE MULTI CRITERIA DECISION MAKING (MCDM)

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

Analisis Pemilihan Supplier Yang Tepat Untuk Produk Gigi Palsu (Studi Kasus Di CV. Brother Dent)

PEMILIHAN ALTERNATIF PENYEDIAAN BBK DI PT X DENGAN METODE ANP (ANALYTIC NETWORK PROCESS)-BOCR (BENEFIT, OPPORTUNITY, COST DAN RISK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PDF Compressor Pro. Kata Pengantar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

MODEL ANALYTICAL NETWORK PROCESS UNTUK PEMILIHAN TEKNOLOGI DATA CENTER (STUDI KASUS PPID-DISPENDIK JATIM)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN BIDANG PEKERJAAN BAGI LULUSAN LPP PENERBANGAN MENGGUNAKAN METODE ANP

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

PENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. PURA BARUTAMA KUDUS)

PEMILIHAN STRATEGI KEBIJAKAN PEMBINAAN UMKM DI DINAS KUMKM DAN PERDAGANGAN PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN METODE AHP DAN TOPSIS

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dijual. Beberapa perusahaan dihadapkan pada beberapa alternatif

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Supplier Botol Galon Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN PEMASOK DAN PENGALOKASIAN ORDER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-ANALYTIC NETWORK PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING (STUDI KASUS DI PT.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan ekonomi. Beasiswa adalah pemberian bantuan keuangan kepada. atau kurang mampu dalam segi ekonomi.

ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Asuransi dikenal di Indonesia sejak masuknya negara-negara

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN PEMASOK COOPER ROD MENGGUNAKAN METODE ANP (Studi Kasus : PT. Olex Cables Indonesia (OLEXINDO))

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.! Latar Belakang

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU BENANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) (STUDI KASUS HOME INDUSTRY NEDY)

Rekam Jejak Dosen Sebagai Model Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Dosen Berprestasi

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

Sistem Informasi Penilaian Supplier Komputer Menggunakan Metode Fuzzy Multiple Attribute Decision Making Dengan Simple Additive Weighting

Penerapan Model Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi di STMIK Atma Luhur Pangkalpinang

PEDEKATAN MODEL FUZZY TIME SERIES DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS UNTUK PERAMALAN MAHASISWA BERPRESTASI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mata Pelajaran Unggulan Pada LPI Al-Muhajirin Cibeurih

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pengolahan Data Merubah variabel linguistik menjadi bilangan fuzzy

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

PENERAPAN PERBANDINGAN METODE AHP-TOPSIS DAN ANP-TOPSIS MENGUKUR KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DI GORONTALO

IMPLEMENTASI METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMILIHAN LAPTOP DI LINGKUNGAN MASYARAKAT UMUM

Oleh: Putri Narita Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M. Eng. Sc

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU PEWARNA KAIN DI PT KURNIA MAS TEXTILE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah Pamella Swalayan 1. Jl. Kusumanegara

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebuah keniscayaan. Semakin menarik media promosi yang dilakukan maka

PENERAPAN AHP (ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS) UNTUK MEMAKSIMALKAN PEMILIHAN VENDOR PELAYANAN TEKNIK DI PT. PLN (PERSERO) AREA BANYUWANGI

ANALISIS PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

PENERAPAN METODE AHP DAN SAW DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN JAKET PADA CV. WIDIA PRATAMA KREASI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN MODEL PENGEMBANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS INTERNET

Sistem Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia Mengunakan Metode ANP-TOPSIS

MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENILAIAN DESA DALAM PROGRAM DESA MAJU INHIL JAYA. Muh. Rasyid Ridha

COVER BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Sistem Pendukung Keputusan Menentukan Mahasiswa Lulusan Terbaik di Politeknik Ganesha Medan Menggunakan Metode Analytic Network Process (ANP)

Analisa Pemilihan Kualitas Android Jelly Bean Dengan Menggunakan Metode AHP Pendekatan MCDM

UJIAN TUGAS AKHIR SELEKSI SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN METODE TOPSIS FUZZY MADM (STUDI KASUS PT. GIRI SEKAR KEDATON, GRESIK)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN GURU BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS PADA SMK NEGERI 9 SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGINTEGRASIKAN CLUSTER ANALYSIS, ANP DAN TOPSIS SERTA ALOKASI ORDER DENGAN BEBERAPA FUNGSI TUJUAN

PENERIMAAN SISWA BARU (PRAMUGARI) PADA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENERBANGAN (STUDI KASUS : LPP PENERBANGAN QLTC)

ANALISIS PEMILIHAN PEMASOK BAHAN BAKU TEPUNG AGAR-AGAR PADA PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANP DAN FUZZY TOPSIS

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE FUZZY ANP DAN TOPSIS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Analytic Hierarchy Process dan Goal Programming untuk Pengalokasian Pemesanan Bahan Baku Kertas Daur Ulang

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PEMILIHAN SUPPLIER BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) (STUDI KASUS DI PT. EWINDO BANDUNG)

BAB I PENDAHULUAN. Manjemen rantai suplai merupakan suatu proses untuk mengintegrasi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) PADA COUNTER NASA CELL SKRIPSI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI BERDASARKAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE ANALITYC HIERARCY PROCESS

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHICAL PROCESS (AHP) UNTUK PEMILIHAN DOSEN BERPRESTASI DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER

PENGGUNAAN SUPER DECISION SOFTWARE DALAM MENENTUKAN DOSEN PENGAJAR MATAKULIAH DI PERGURUAN TINGGI SWASTA ABSTRACT

Transkripsi:

A803 Penggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur Berdasarkan Metode Analytic Network Process Defit Setya Ike, Bekti Cahyo Hidayanto, Hanim Maria Astuti Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: bekticahyo@its-sby.edu, hanim@its-sby.edu, setyaaljundy@gmail.com, Abstrak Pemilihan perangkat teknologi informasi harus dilakukan secara tepat dan cermat agar menghasilkan perangkat TI yang berkualitas. Pembelian perangkat teknologi informasi di pondok pesantren pada umumnya masih berdasarkan pada ketersediaan dana belum berdasarkan atas pemilihan yang bersifat kompleks (multi kriteria). Sehingga hanya membeli perangkat TI dengan harga yang murah tanpa melihat aspek dan kriteria lainnya. Dalam hal ini dibutuhkan studi penggalian kriteria berdasarkan metode pemilihan untuk menentukan vendor TI yang mempunyai kriteria terbaik. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan adalah pemilihan vendor TI berdasarkan multi kriteria adalah menggunakan metode Analytic Network Process. Dari hasil studi penggalian kriteria yang dilakukan pada 3 pondok pesantren di Mojokerto Jawa Timur terdapat 5 kriteria utama yang mempunyai nilai tingkat kepentingan tertinggi yaitu harga dengan nilai kepentingan 9, kualitas produk 9, garansi 8.33, spesifikasi 7.33 dan fasilitas yang diberikan oleh vendor dengan nilai tingkat kepentingan 7. Sedangkan untuk kriteria yang menjadi harapan antara lain predikat vendor dan pamor atau vendor dikenal luas oleh khalayak. Kata kunci Metode Analytic Network Process (ANP), Multicriteria Decision Making (MCDM), Pondok Pesantren, Vendor TI P I. PENDAHULUAN ONDOK pesantren merupakan penyelenggara layanan pendidikan yang sudah tidak kalah dengan instansi pendidikan formal lainnya. Model sistem pendidikan yang diterapkan di pondok pesantren terdapat dua model yaitu sistem pendidikan modern dan sistem pendidikan tradisional. Hal tersebut terjadi karena adanya ekspansi pendidikan modern zaman penjajahan Belanda saat itu yang selanjutnya direspon dengan cara menolak sembari mencontoh modernitas untuk kontinuitas dan kelangsungan proses pendidikan di pondok pesantren [1]. Dari waktu ke waktu pondok pesantren terus berbenah diri dan siap bersaing dengan dengan sekolah-sekolah pada umumnya, baik dari segi kualitas sekolah maupun kuantitas anak didik mereka. Guna mendukung proses belajar mengajar yang sudah mulai meninggalkan metode tradisional, diperlukan adanya teknologi informasi yang berupa unit komputer dan sejenisnya yang dapat mendukung kebutuhan proses informasi pada sebuah organisasi. Teknologi Informasi dilingkungan pondok pesantren belum maju pesat seperti sekolah umum yang berbasis teknologi informasi. Namun seiring dengan perkembangan dan kebutuhan terhadap teknologi informasi. Pondok pesantren mulai membuka diri untuk memakai dan mengembangkan teknologi informasi. Untuk memenuhi kebutuhan teknologi informasi tersebut dibutuhkan adanya pembelian TI berdasarkan vendor tertentu. Teknologi informasi yang dibutuhkan berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang kemudian akan menghasilkan keuntungan untuk instansi pondok pesantren. Dengan adanya TI tersebut diharapkan pondok pesantren dapat meningkatkan kualitas layanan, meningkatkan kualitas semangat kerja dan menghemat waktu dibandingkan dengan metode tradisional yaitu menggunakan kertas untuk kebutuhan administrasi dan menggunakan kapur tulis, spidol dan papan tulis untuk proses kegiatan belajar mengajar. Dalam menginvestasikan sebagian dana untuk membeli seperangkat teknologi informasi yang berupa perangkat kebutuhan proses bisnis dan belajar mengajar seperti laptop, komputer, LCD proyektor dan lain sebagainya, pihak pondok pesantren harus mempunyai pertimbangan-pertimbangan lain selain ketersediaan dana. Pihak pembuat keputusan mengidentifikasi terlebih dahulu seperti apa kebutuhan teknologi informasi yang akan diterapkan disana. Mereka perlu mendefinisikan seperti apa kriteria perangkat teknologi informasi yang akan dipilih oleh pondok pesantren tersebut. Untuk itu, diperlukan adanya penggalian kriteria pemilihan vendor TI di pondok pesantren. Penggalian kriteria ini dilakukan di beberapa pondok pesantren di Mojokerto dengan cara penyebaran kuesioner. Dengan adanya proses tersebut didapatkan 5 kriteria utama yang mempunyai nilai tingkat kepentingan tertinggi yaitu harga dengan nilai kepentingan 9, kualitas produk 9, garansi 8.33, spesifikasi 7.33 dan fasilitas yang diberikan oleh vendor dengan nilai tingkat kepentingan 7. Sedangkan untuk kriteria yang menjadi harapan antara lain predikat vendor dan pamor atau vendor dikenal luas oleh khalayak. A. Studi Sebelumnya II. TINJAUAN PUSTAKA Penggunaan metode Analytic Network Process dalam pemilihan vendor atau supplier tertentu untuk suatu instansi tertentu sudah banyak digunakan. Metode ini digunakan untuk

A804 memilih satu vendor terbaik berdasarkan sejumlah kriteria yang dimiliki oleh vendor tersebut. Dengan menggunakan metode ANP akan diidentifikasi keterkaitan antar kriteria yang akan menghasilkan keputusan yang terbaik [2]. PT KRA akan melakukan pemilihan vendor spare part misalnya, pihak pengambil keputusan akan melakukan pemilihan vendor yang tepat untuk intansinya. Proses pemilihan ini harus memperhatikan sejumlah kriteria baik kriteria yang sudah ditentukan atau kriteria yang akan muncul pada masa berikutnya. Sejumlah kriteria tersebut diantaranya kualitas, biaya, kapasitas produk, fasilitas yang ditawarkan, dan pengalaman dari masing-masing vendor [3]. B. Dasar Teori 1) Vendor Pengertian vendor dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang menjual rumah, tanah dan sebagainya dapat diartikan juga sebagai penjual [4]. Vendor merupakan lembaga, perorangan atau pihak ketiga yang menyediakan bahan, jasa, produk untuk diolah atau dijual kembali atau dibutuhkan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. 2) Pondok Pesantren Menurut pendapat para ilmuwan, istilah pondok pesantren adalah merupakan dua istilah yang mengandung satu arti. Orang jawa menyebutnya pondok atau pesantren. Sering pula menyebut sebagai pondok pesantren. Istilah pondok barangkali berasal dari pengertian asrama-asrama para santri yang disebut pondok atau tempat tinggal yang terbuat dari bambu atau barangkali berasal dari bahasa Arab funduq artinya asrama besar yang disediakan untuk persinggahan. 3) Multicriteria Decision Making (MCDM) Pengambilan keputusan (Decision Making) adalah proses studi atau pembelajaran untuk mengidentifikasi dan memilih alternatif berdasarkan nilai dan pilihan dari pembuat keputusan. Dalam proses pembuatan keputusan secara langsung terdapat beberapa alternatif dan pilihan yang dapat dipertimbangkan. Sedangkan Multi Criteria Decision Making (MCDM) adalah sebuah proses menentukan sebuah pilihan dari berbagai alternatif atau pilihan yang tersedia 4) Metode Pengambilan Keputusan Ada beberapa metode dalam pengambilan keputusan dengan beberapa kriteria dalam pemilihan Vendor TI, diantaranya adalah Cluster Analysis, model statistik, Decision Support System (DSS), Activity Based Costing (ABC), Total Cost of Ownership Models (TCOM), namun yang paling sering digunakan adalah Analytic Herarchy Process (AHP) dan Analytic Network Process (ANP). Dalam kasus ini, metode yang digunakan adalah Analytic Network Process. 5) Analytic Network Proocess Analytic Network Process merupakan metode yang menghasilkan kerangka kerja untuk mengatasi permasalahan pengambilan keputusan tanpa membuat asumsi yang berkaitan dengan independensi antara level elemen yang lebih tinggi dengan yang lebih rendah dan independensi dari elemen-elemen dalam satu level. Metode ini merupakan metode hasil pengembangan dari Analytic Hierarchy Process (AHP) yang dikembangkan oleh Thomas Saaty. Analytic Network Process (ANP) menggunakan network tanpa penjelasan yang spesifik tentang level-level yang ada seperti pada suatu hirarki. GOAL Vendor 1 Vendor 2 VendorI 3 Vendor 4 Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 Kriteria 4 Kriteria 5 Kriteria 6 Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Gambar 1 Pohon pengambilan keputusan metode ANP III. METODOLOGI A. Logika Pengerjaan Logika pengerjaan merupakan rancangan terstruktur mengenai alur pengerjaan tugas akhir. Luaran yang dihasilkan berupa alur pengadaan perangkat TI dan daftar kriteria vendor TI untuk pondok pesantren.

A805 Gambar 2 Logika pengerjaan Tugas Akhir B. Metodologi 1) Wawancara Terstruktur Wawancara yang akan dilakukan ditujukan kepada interviewer yang bertanggungjawab dalam bidang teknologi informasi yang ada di pondok pesantren. Pertanyaan dibagi menjadi beberapa bagian. Poin-poin tersebut kemudian disusun menjadi sebuah daftar pertanyaan terstruktur. 2) Kuesioner Kuesioner atau angket juga langsung ditujukan kepada responden. C. Objek dan Subjek Penelitian Penelitian Tugas Akhir Penggalian Kriteria Vendor Teknologi Informasi di Pondok Pesantren Mojokerto Jawa Timur berdasarkan Metode Analytic Network Process dilakukan di tiga pondok pesantren di satu lingkup Kabupaten Kota Mojokerto dengan subjek penanggungjawab atau bagian TI pada pondok pesantren tersebut. Jumlah subjek penelitian satu sampai dua responden yg merupakan penanggungjawab atau bagian TI saja. Objek dari penelitian ini adalah proses pengadaan perangkat TI dan penggalian kriteria vendor TI di pondok pesantren Gambar 3 Metodologi penelitian A. Perancangan Penelitian IV. PERANCANGAN Rancangan penelitian yang akan dilakukan adalah dengan melalui dua cara, yaitu: 1. Wawancara Wawancara merupakan proses menggali informasi secara langsung dari narasumber. 2. Kuesioner Kuesioner adalah angket yang berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada seseorang atau kelompok yang bertindak sebagai responden B. Proses Penelitian Pada bagian ini akan menjelaskan mengenai persiapan pengumpulan data pada penelitian tugas akhir ini. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk pengumpulan data, diantaranya wawancara tertulis dan kuesioner. D. Strategi Pelaksanaan Strategi yang akan dilakukan dalam melakukan penelitian adalah dengan cara wawancara tertulis dan kuesioner yang berfokus pada proses pembelian atau pengadaan perangkat teknologi informasi dan penggalian kriteria vendor TI yang akan menjadi acuan dalam pengadaan TI di pondok pesantren. Penelitian dilakukan di tiga pondok pesantren yang ada di Kabupaten Mojokerto Jawa Timur V. IMPLEMENTASI A. Proses Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan dilakukan dalam kurun waktu satu sampai dengan dua minggu untuk mendapatkan data mengenai proses pengadaan penggalian kriteria vendor teknologi informasi yang sesuai untuk pondok pesantren. B. Penerapan Strategi Pelaksanaan 1) Hasil Wawancara Tertulis Berdasarkan perancangan studi kasus mengenai proses pengadaan perangkat TI dan penggalian kriteria vendor TI dipondok pesantren dengan interviewer pihak pengambil keputusan atau orang yang menangani langsung dalam bidang

A806 TI di pondok pesantren, maka hasilnya dapat diuraikan kedalam beberapa poin berikut: 1. Sekilas profil pondok pesantren 2. Pondok pesantren dan teknologi informasi 3. Proses pengadaan perangkat teknologi informasi di pondok pesantren 4. Spesifikasi pondok pesantren mengenai vendor teknologi informasi 5. Kesulitan dalam proses pengadaan perangkat teknologi informasi 6. Harapan dalam proses pengadaan perangkat teknologi informasi 2) Hasil Kuesioner 2A Draft hasil kuesioner dengan pertanyaan multiple choice masing-masing pertanyaan didefinisikan dengan skala angka yang berbeda tergantung dengan banyak pilihan jawaban yang disediakan. 2B Hasil penilaian kandidat kriteria berisi urutan kriteria berdasarkan rangking nilai tertinggi. Skala yang digunakan adalah skala Saaty pada metode Analytic Network Process. 2C Berisi daftar kriteria vendor yang menjadi harapan pondok pesantren. 2D Nilai ketergantungan antar kriteria didefinisikan dengan skala 0-1 yaitu ada ketergantungan atau tidak ada ketergantungan antar kriteria yang menjadi perbandingan C. Hambatan Dalam implementasi perancangan studi kasus terdapat beberapa hambatan yang dialami, diantaranya: a. Pemilihan dan penetapan tempat pengambilan data. Setiap tempat mempunyai regulasi dan aturan yang berbeda mengenai kebutuhan TI yang mereka terapkan b. Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh pihak objek penelitian. Sehingga proses pengambilan data dilakukan berdasarkan secara langsung dan tidak langsung. VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil dari pengolahan data diolah yaitu keluaran dari setiap tahapan dalam metodologi penelitian. A. Proses Pengadaan/Pembelian Perangkat TI di Pondok Pesantren Berdasarkan wawancara tertulis dengan pihak penanggungjawab teknologi informasi di instansi pondok pesantren yang menjadi objek penelitian, proses pembelian atau penadaan perangkat Ti dilakukan secara tradisional, yaitu jika ada kebutuhan untuk melakukan pembelian mereka langsung menuju toko atau pusat perbelanjaan yang menyediakan perangkat TI secara lengkap. Proses pengadaaan perangkat teknologi informasi dalam tiap instansi dapat disimpulkan melalui urutan proses seperti pada gambar berikut: Gambar 4 Alur proses pengadaan perangkat TI Penjelasan proses pada gambar: Penanggungjawab perangkat TI mengidentifikasi apakah ada kebutuhan perangkat TI pada suatu unit tertentu. Adanya kebutuhan tersebut kemudian dirapat dengan dewan pengelola. Dari hasil rapat, kemudian mengkonfirmasi pihak keuangan apakah tersedia dana saat itu juga guna membeli perangkat TI. Jika tersedia dana maka langsung dilakukan proses pembelian, namun jika tidak tersedia dana akan tetapi kebutuhannya bersifat mendesak akan dilakukan peminjaman dana kepada dewan pengurus atau pembina. B. Penilaian Tingkat Kepentingan Kandidat Kriteria Vendor TI Dalam kuesioner, penulis menyajikan beberapa kriteria yang dapat dinilai oleh responden berapa besar tingkat kepentingannya, penilaian tingkat penilaian ini berdasarkan skala Saaty (1-9) pada metode Analytic Network Process. Dari hasil penilaian oleh 6 responden decision maker didapatkan daftar kriteria dengan rangking nilai kepentingan sebagai berikut: Tabel 1 Rangking kriteria vendor No. Kode Kriteria Rata-rata 1 K 1 Harga 9 2 K 3 Kualitas produk 9 3 K 7 Garansi 8,333333333 4 K 2 Potongan harga 7,333333333 5 K 5 Spesifikasi Produk 7 6 K 8 Fasilitas 7 7 K 9 Respon terhadap keluhan 6,333333333 8 K 17 Kemajuan teknologi 6 9 K 15 Kepercayaan 5,333333333 10 K 19 Reputasi vendor 5,333333333 11 K 11 Ketersediaan barang 4,666666667 12 K 4 Karakteristik produk 4,333333333 13 K 6 Keterbukaan terhadap keluhan 4,333333333 14 K 21 Orientasi internasional 4,333333333 15 K 16 Fleksibilitas 3,333333333 16 K 22 Manajemen & organisasi 3 17 K 14 Kemampuan teknis 2,666666667

A807 18 K 24 Lokasi vendor 2,666666667 19 K 12 Pembungkusan (Packaging) 2,333333333 20 K 13 Pengiriman 2 21 K 20 Kekuatan pasar 2 22 K 10 Cara pembayaran 1,666666667 23 K 23 Perubahan budaya perusahaan 1,666666667 24 K 18 Sejarah perusahaan 1,333333333 Dari 24 kandidat kriteria yang disajikan kepada responden, 5 kriteria yang mempunyai nilai tingkat kepentingan tertinggi yaitu harga, kualitas produk, garansi, spesifikasi dan fasilitas yang diberikan oleh vendor C. Kriteria Harapan Kriteria harapan ini didapatkan dari hasil brainstormin kriteria pada kuesioner. Kriteria harapan tersebut berisi kriteria vendor yang menjadi harapan dari responden yang mewakili pihak pondok pesantren. Tabel kriteria pemilihan vendor TI yang menjadi harapan oleh Pondok Pesantren adalah sebagai berikut: No. 1. 2. 3. Tabel 2 Daftar kriteria harapan Daftar Kriteria Vendor P1 P2 P3 Spesifikasi minimal terpenuhi Berpredikat baik Dikenal umum Memenuhi kebutuhan ketersediaan dana anggaran dana Memenuhi kebutuhan TI Memenuhi kebutuhan TI di sekolah anggaran yang tersedia Vendor dikenal kualitasnya 4. Berkualitas spesifikasi 5. Desain ergonomis Mudah didapatkan D. Tingkat Ketergantungan antar Kriteria Tingkat ketergantungan antar kriteria berdasarkan penilaian oleh responden diilustrasikan seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 5 Hubungan ketergantungan antar kriteria Masing-masing kriteria mempunyai hubungan ketergantungan. E. Proses Penentuan Vendor TI Berdasarkan Metode Analytic Network Process Proses penentuan vendor dengan metode Analytic Network Process sebagaimana telah dijelaskan pada dasar teori, yang dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3 Proses penentuan vendor TI berdasarkan metode ANP No. Proses Hasil 1 Mendefinisikan masalah Pemilihan vendor TI berdasarkan dan menentukan solusi multi kriteria 2 Pemilihan vendor TI Kandidat beberapa vendor 3 Mengidentifikasi kriteria dan subkriteria Terdapat 5 kandidat kriteria yang dibreakdown menjadi 24 subkriteria. Kriteria tersebut antara lain: Biaya Harga Potongan harga Kualitas Kualitas produk Karakteristik Produk Spesifikasi Produk 4 Penilaian bobot kepentingan masingmasing kriteria 5 Penentuan tingkat ketergantungan antar Layanan/Jasa Keterbukaan terhadap Keluhan Garansi Fasilitas Respon terhadap keluhan Cara Pembayaran Ketersediaan Barang Pembungkusan (Packaging) Pengiriman Kemampuan teknis Kepercayaan Fleksibilitas Performa Perusahaan Kemajuan Teknologi Sejarah perusahaan Reputasi vendor Kekuatan pasar Orientasi Internasional Manajemen & Organisasi Perubahan Budaya Perusahaan Lokasi Lokasi Vendor Penilaian tingkat kepentingan masingmasing kriteria dengan skala Saaty (1-9) Masing-masing kriteria dinilai tingkat ketergantungannya berdasarkan Skala

A808 kriteria 0-1 6 Penentuan bobot kriteria Hasil pengalian antara nilai prioritas kepentingan dan ketergantungan VII. KESIMPULAN Proses pengambilan keputusan pemilihan vendor TI melibatkan sejumlah kriteria. Dari 24 kriteria yang diajukan, terdapat 5 kriteria utama yang mempunyai nilai tingkat kepentingan tertinggi yaitu harga dengan nilai kepentingan 9, kualitas produk 9, garansi 8.33, spesifikasi 7.33 dan fasilitas yang diberikan oleh vendor dengan nilai tingkat kepentingan 7. Sedangkan untuk kriteria yang menjadi harapan antara lain predikat vendor dan pamor atau vendor dikenal luas oleh khalayak. Pemilihan vendor TI tidak hanya bertumpu pada ketersediaan dana di pondok pesantren tersebut, akan tetapi juga memperhatikan sejumlah kriteria lainnya sebagaimana dalam perangkingan kandidat kriteria vendor yaitu harga sebagai pilihan utama kemudian kualitas produk, garansi, spesifikasi dan fasilitas yang diberikan oleh vendor tersebut. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian tugas akhir. Bapak dan Ibu dosen pembimbing serta penguji. Kementrian Agama RI. Community Santri Scholar of Ministry of Religious Affairs ITS. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan Jurusan Sistem Informasi. Karyawan dan civitas Fakultas Teknologi Informasi ITS dan juga teman-teman seperjuangan. DAFTAR PUSTAKA [1] N. Madjid, Bilik-Bilik Pesantren, Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina, 1997, p. 5. [2] I. A. Sandy, Alfian and M. G. A. P, "Penerapan Metode Analytic Network Process (ANP) untuk Pemilihan Supplier Bahan Baku pada CV TX," Seminar Nasional IENACO, p. 1, 2013. [3] F. Metandi and S. Hartati, "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Vendor dengan Metode ANP dan TOPSIS," p. 1, 2013. [4] T. L. Saaty, Decision Making with Dependence and Feedback : The Analytic Network Process, Pittburgh, USA: RWS Publication, 4922 Ellsworth Avenue, 2001.