PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI KUBUS, BALOK, PRISMA DAN LIMAS PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 33 PADANG Oleh: Dhorys Ratna Anggelia*), Yulyanti Harisman ** ), Melisa ** ) * ) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ** ) Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Matematika STKIP PGRI SUMBAR ABSTRACT This research wasmotivated because of the students difficulties in constructing the concepts and lack of the learning sources that facilitate the students to learn independently. To overcome these problems, the constructivis based module was developed for cube, block, prism and pyramid material. This study aimed to develop a valid module based constructivism in SMPN 33 Padang. This type of research was a development research. This study used model of 4-D which consisted of 4 phases: definition, design, development and disseminate phases. This study was only done in 3 phases, the definition, design and development phase. The development phase was done to see the validity. The needs analysis was done by the teacher and students interview, analysis syllabus and reference books that already have existed. The result showed that the module which had been developed based constructivism was very valid according to the mathematicians and linguists. Key Words: Constructivism, Module, Development, Cube, Block, Prism,Pyramid. PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam pembentukan pola pikir siswa dan bertujuan untuk membekali siswa agar memiliki kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif dan sistematis. Disamping itu matematika juga berperan untuk memecahkan masalah kehidupan seharihari, mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, dan pengembangan aktivitas. Hal ini menyebabkan matematika dipelajari di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi. Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika pada tingkat sekolah 1
menengah pertama khususnya dikelas VIII SMP adalah materi geometri dan pengukuran. Menurut Sardjana (2008: 1) Geometri merupakan cabang matematika yang mempelajari titik, garis, bidang dan benda-benda ruang serta sifat-sifatnya, ukuran-ukurannya dan hubungannya satu sama lain. Materi kubus, balok, prisma dan limas termasuk bagian dari geometri dan pengukuran. Peranan geometri dan pengukuran dalam pembelajaran matematika sangat penting, karena geometri dan pengukuran tidak hanya membina proses berpikir yang logis tetapi juga melibatkan kemampuan kognitif siswa. Geometri dan pengukuran juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah. Berdasarkan uraian di atas agar tujuan pembelajaran dapat tercapai maka guru harus mengupayakan suatu bahan ajar yang mampu mengkonstruksi pengetahuan siswa untuk memahami materi geometri dan pengukuran. Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 17 September 2013 di SMPN 33 Padang, diketahui bahwa guru menggunakan bahan ajar berupa buku teks dan LKS. Dalam proses pembelajaran terlihat guru berusaha mengkonstruksi pengetahuan siswa dengan cara menjelaskan hubungan materi yang akan dipelajari dengan materi sebelumnya. Selain itu guru mencoba mengkonstruksi pengetahuan siswa dengan memberikan contoh soal yang dapat membimbing siswa untuk memahami konsep matematika dengan benar. Pada kenyataannya siswa masih kesulitan untuk memahami materi yang dipelajari. Hal ini disebabkan buku teks dan LKS yang digunakan siswa tidak sesuai dengan penjelasan dari guru. Dari hasil wawancara guru menjelaskan bahwa buku teks dan LKS yang digunakan belum mampu membantu siswa dalam mengkonstruksi konsep matematika dengan baik, khususnya pada materi geometri dan pengukuran. Melihat dari permasalahan yang ada maka perlu suatu bahan ajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam mengkonstruksi konsep matematika dengan benar. Salah satu bentuk bahan ajar yang dapat digunakan guru dalam proses belajar mengajar adalah modul 2
dengan pendekatan konstruktivisme. Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa, karena siswa sendiri yang menemukan dan mengkonstruksi pengetahuannya, sehingga dengan pendekatan konstruktivisme akan membuat pengetahuan yang diperoleh siswa bertahan lama. Dapat dikatakan dengan menggunakan modul berbasis konstruktivisme guru dapat membentuk kemandirian siswa dalam belajar. Berdasarkan uraian di atasrumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah pengembangan modul berbasis konstruktivisme yang valid di SMPN 33 Padang, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan modul berbasis konstruktivisme Untuk Materi Kubus, Balok, Prisma dan Limas Pada Pembelajaran Matematika siswa kelas VIII SMPN 33 Padangyang valid di SMPN 33 Padang. Menurut Nasution (1988: 205) Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Modul yang dikembangkan pada penelitian ini memiliki unsur-unsur antara lain judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik), pendahuluan, kompetensi yang akan dicapai, tujuan pembelajaran, uraian materi, contoh soal, latihan terbimbing, latihan mandiri, umpan balik, tindak lanjut, rangkuman dan daftar pustaka. Menurut Nurhadi, dkk (2004: 33) Konstruktivisme ( contructivism) merupakan landasan berpikir (filosofi) pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong. Modul dengan pendekatan konstruktivisme adalah modul yang dikembangkan dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme, dimana dalam penggunaan modul ini siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri. Selain itu modul dengan pendekatan konstruktivisme dapat membuat siswa membangun maknanya sendiri bukan 3
menstransfer makna atau pengetahuan, sehingga dapat membantu siswa dalam menghubungkan konsep matematika dengan fakta dalam kehidupan seharihari. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and development). Dalam penelitian ini produk yang dikembangkan adalah Modul berbasis Konstruktivisme untuk materi Kubus, Balok, Prisma dan Limas. Waktu pelaksanakan mulai dari persiapan penelitian sampai pelaporan hasil penelitian ini adalah pada tanggal 13 September 2013 sampai tanggal 12 Februari 2014. Tempat dilaksanakan penelitian adalah dikampus STKIP PGRI Sumbar dan SMP Negeri 33 Padang. Desain penelitian ini menggunakan model 4-D yang dikemukakan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2012: 93). Prosedur Penelitian yang dilakukan terdiri dari 4 tahap yaitupendefinisian (define), perancangan ( design), pengembangan ( develop), dan penyebaran ( desseminate). Pada penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap 3 yaitu tahap develop. Pada tahap define yang dilakukan adalah analisis silabus, analisis buku rujukan, analisis literatur, analisis karakteristik siswa dan wawancara guru. Tahap design yang dilakukan adalah merancang modul berbasis Konstruktivisme untuk materi Kubus, Balok, Prisma dan Limas. Tahap Developyang dilakukan adalah validasi modul yang telah selesai dirancang. Validasi dalam penelitian ini meliputi validitas isi dan validitas konstruk. Instrumen yang digunakan adalah lembar validasi. Data yang diperolehdianalisissecara kualitatif dan kuantitatif. Teknik analisis data dari instrumen validasi adalah hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai dan disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor seperti yang dikemukaan oleh Muliyardi (2006: 82). HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian, diperoleh modul berbasis konstruktivisme untuk materi kubus, balok, prisma dan limas. Kegiatan untuk mendapatkan modul berbasis konstruktivisme yang valid diawali dengan melewati tahap pendefinisian. 4
Secara garis besar materi yang dibahas pada modul ini memiliki empat kompetensi dasar yang ada pada silabus. Keempat kompetensi dasar tersebut terbagi atas dua modul yang masingmasingnya terdiri atas tiga kegiatan belajar, yaitu: Berdasarkan produk yang telah dirancang diperoleh hasil validasi modul menurut pakar matematika dan pakar bahasa. Hasil validasi modul berbasis konstruktivisme secara keseluruhan oleh validator adalah 4,67. Hal ini menunjukkan bahwa modul berbasis konstruktivisme sangat valid merujuk pada Muliyardi ( 2006: 82). Modul berbasis konstruktivisme untuk materi kubus, balok, prisma dan limas sudah valid berdasarkan hasil penilaian dari validator sebagai berikut: a. Tujuan pembelajaran yang terdapat dalam standar kompetensi sudah sangat jelas dan kemampuan yang terkandung dalam standar kompetensi komprehesif. b. Modul untuk materi kubus, balok, prisma dan limas memiliki ciri khas, yaitu modul dikembangkan berbasis konstruktivisme. c. Teori dan soal yang dipakai dalam modul sudah sesuai dengan materi yang diberikan, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi tersebut. Modul juga memuat contoh soal dan latihanlatihan yang bervariasi, hal ini dapat menghindari kejenuhan dalam mengerjakan soal. Dari segi isi modul sudah sangat valid. d. Berdasarkan prinsip-prinsip konstruktivisme, modul ini sudah memuat semua prinsip tersebut. 5
e. Terdapat kesesuaian antara tujuan dan materi, materi dan contoh soal, serta kesesuaian contoh soal dan latihan. f. Penggunaan bahasa pada modul terlihat pada kalimat yang mudah dipahami dan komunikatif. Kalimat pada modul sudah menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). g. Format modul sangat menarik, baik dari segi disain isi maupun covernya. Cover modul secara garis besar menggambarkan isi modul. Disain modul yang menarik dapat menumbuhkan rasa penasaran, minat, dan motivasi siswa untuk membaca modul. KESIMPULAN DAN SARAN Modul berbasis konstruktivisme yang dikembangkan sudah sangat valid menurut pakar matematika dan pakar bahasa. Artinya modul pembelajaran matematika berbasis konstrutktivisme telah layak digunakan. DAFTAR PUSTAKA Muliyardi. 2006. Pengembangan Model Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Komik di Kelas I Sekolah Dasar. Disertasi tidak diterbitkan. Surabaya : Pasca Sarjana UNESA. Nasution.(1988). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT. Bina Aksara. Sardjana. (2008). Geometri Ruang. Jakarta: Universitas Terbuka. Sugiyono. (2012). Metodologi Penelitian Penddikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto.(2012). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara 6