APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI PAKAN FERMENTASI BERBASIS HIJAUAN LOKAL PADA PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN GERAGAI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

Jurnal Al-Ikhlas ISSN : Volume 3 Nomor 1, Oktober 2017

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

PENGENALAN TEKNIK USAHATANI TERPADU DI KAWASAN EKONOMI MASYARAKAT DESA PUDAK

I. PENDAHULUAN. yang keduanya tidak bisa dilepaskan, bahkan yang saling melengkapi.

I. PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein hewani adalah sapi perah dengan produk

PENERAPAN TEKNOLOGI PAKAN DAN FORMULASI RANSUM PADA KELOMPOK TERNAK KAMBING DI KABUPATEN BIREUEN

JURNAL INFO ISSN : TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK MENCUKUPI KONTINUITAS KEBUTUHAN PAKAN DI KTT MURIA SARI

PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) KELOMPOK TANI KALISAPUN DAN MAKANTAR KELURAHAN MAPANGET BARAT KOTA MANADO

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 29, Nomor 4 Agustus Desember 2014

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

PENINGKATAN EKONOMI MASYARAKAT MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIFITAS TERNAK SAPI POTONG DI KELURAHAN MERDEKA KECAMATAN KUPANG TIMUR KABUPATEN KUPANG

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 3, Oktober 2013

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 1, Pebruari 2014 BIOGAS WUJUD PENERAPAN IPTEKS BAGI MASYARAKAT DI TUNGGULSARI TAYU PATI

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

PENERAPAN IPTEKS. Hafni Indriati Junifa Layla Sihombing Jasmidi Kinanti Wijaya

PENGOLAHAN TERNAK ITIK AFKIR SEBAGAI PANGAN ASUH DI DESA SEMAU KECAMATAN BRAM HITAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

PROPOSAL PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA BUDIDAYA KAMBING MODERN DENGAN TEKNIK FERMENTASI PAKAN DI BIDANG PETERNAKAN PKM KEWIRAUSAHAAN.

MEMBUAT SILASE PENDAHULUAN

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

APLIKASI TEKNOLOGI BIO CUBED HAY MENUJU DESA MANDIRI PAKAN TERNAK Technology Application of Bio Cubed Hay to Independent Ration Village

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktivitas ayam buras agar lebih baik. Perkembangan

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Volume 30, Nomor 4 Oktober Desember 2015

PENGANTAR. Latar Belakang. Tujuan pembangunan sub sektor peternakan Jawa Tengah adalah untuk

Sri Arnita Abutani, Darlis, Yusrizal, Metha Monica dan M. Sugihartono 2

I. PENDAHULUAN. pasokan sumber protein hewani terutama daging masih belum dapat mengimbangi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

PEMANFAATAN KOMPOS AKTIF DALAM BUDIDAYA PEPAYA ORGANIK DI DESA KASANG PUDAK

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

PERBAIKAN KUALITAS PAKAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH KANDANG GUNA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI KECAMATAN TEMBALANG KOTA SEMARANG

OPTIMALISASI PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN MELALUI PEMBUATAN KOMPOS DAN SILASE PADA KELOMPOK PETERNAK SAPI DAN KELOMPOK WANITA PETANI HOLTIKULTURA 1

IbM POTENSI DAN PEMANFAATAN ITIK (JANTAN DAN PETELUR AFKIR) SEBAGAI TERNAK POTONG PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN AIR HANGAT TIMUR KABUPATEN KERINCI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

MINAT PETERNAK UNTUK MENGEMBANGKAN TERNAK SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT (Studi Kasus : Kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi)

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN PAKAN DAN FORMULASI RANSUM SAPI POTONG DI KELOMPOK SAIYO SAKATO KECAMATAN IV ANGKEK KABUPATEN AGAM

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

PEMANFAATAN LIMBAH PERKEBUNAN DALAM SISTEM INTEGRASI TERNAK UNTUK MEMACU KETAHANAN PAKAN DI PROVINSI ACEH PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

Johanis A. Jermias; Vinni D. Tome dan Tri A. Y. Foenay. ABSTRAK

KARYA TULIS ILMIAH PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO MENJADI BAHAN PAKAN TERNAK

BAB I IDENTIFIKASI KEBUTUHAN. disebut ruminansia sangat bergantung pada ketersediaan pakan, baik dari

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Majalah INFO ISSN : Edisi XVI, Nomor 2, Juni 2014

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

MATRIKS RENCANA KEGIATAN DINAS PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KABUPATEN MALANG TAHUN ANGGARAN 2014

Riswandi, Sofia Sandi, Meisji Liana Sari, Muhakka, Asep Indra M. Ali Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Usaha sektor peternakan merupakan bidang usaha yang memberikan

RENCANA PENGEMBANGAN PETERNAKAN PADA SISTEM INTEGRASI SAWIT-SAPI DI KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan membangun

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

BAB I PENDAHULUAN. Potensi usaha peternakan di Indonesia sangat besar. Dengan kondisi geografis

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN MEMBUAT DAN MEMANFAATKAN LIMBAH ORGANIK

Diharapkan dengan diketahuinya media yang sesuai, pembuatan dan pemanfaatan silase bisa disebarluaskan sehingga dapat menunjang persediaan hijauan yan

Ahmad Pramono dan Sutrisno Hadi Purnomo

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG, KACANG HIJAU DAN SAPI DALAM MODEL KELEMBAGAAN PETANI, PERMODALAN DAN PEMASARAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Jurnal Pengabdian pada Masyarakat No. 55 Tahun 2013, ISSN:

INTRODUKSI TEKNOLOGI KOMPOSTER BERBASIS MOL PADA KELOMPOK WANITA TANI DI DESA SEBAPO KECAMATAN MESTONG KABUPATEN MUARO JAMBI

STRATEGI USAHA PENGEMBANGAN PETERNAKAN YANG BERKESINAMBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.2 Analisis Situasi Mitra pupuk organik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Peternakan Sapi Perah di Indonesia

Keberhasilan Pembangunan Peternakan di Kabupaten Bangka Barat. dalam arti yang luas dan melalui pendekatan yang menyeluruh dan integratif dengan

Coleman and Lawrence (2000) menambahkan bahwa kelemahan dari pakan olahan dalam hal ini wafer antara lain adalah:

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

IbM APLIKASI TEKNOLOGI FEURINSA MENUJU PETERNAKAN RAMAH LINGKUNGAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian di Indonesia merupakan sektor yang terus. dikembangkan dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

Sutrisno Hadi Purnomo*, Zaini Rohmad**

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KAJIAN MESIN PENCACAH PELEPAH SAWIT UNTUK PENGOLAHAN PAKAN TERNAK MENDUKUNG SISTEM INTEGRASI SAWIT-TERNAK (SISKA) DI KALIMANTAN BARAT PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. 2,89 2,60 2,98 3,35 5,91 6,20 Makanan Tanaman Perkebunan 0,40 2,48 3,79 4,40 3,84 4,03. Peternakan 3,35 3,13 3,35 3,36 3,89 4,08

PENDAHULUAN Latar Belakang

Ditulis oleh Mukarom Salasa Minggu, 03 Pebruari :23 - Update Terakhir Selasa, 17 Pebruari :58

PENYULUHAN PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN SEBAGAI PAKAN LELE

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA SAPI POTONG DI PETERNAKAN KOTOSANI KABUPATEN SOLOK

KERJASAMA PELAYANAN 1. Kerjasama dengan Balitbangda Provinsi Jambi a. Kaji Terap Teknologi Pengembangan Ayam Kampung menjadi Ayam Petelur

PEDOMAN PENILAIAN PETANI BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA IKAN PADA KELOMPOK IKAN DI DESA JATISARI KECAMATAN JATISRONO KABUPATEN WONOGIRI

Jurnal Ternak, Vol.05, No.02, Des. 2014

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PROGRAM AKSI PERBIBITAN TERNAK KERBAU DI KABUPATEN BATANG HARI

Transkripsi:

APLIKASI COMPLETE FEED FERMENTASI LIMBAH PERTANIAN PADA KELOMPOK TANI DI KECAMATAN KOTA BARU KOTA JAMBI Fatati, Sri Novianti, Adriani dan Jul Andayani Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Jambi ABSTRAK Di Kota Jambi tepatnya di kelurahan Bagan Pete kecamatan Kota Baru terdapat 2 (dua) kelompok ternak sapi. Diantaranya kelompok tani Sumber Jaya beranggotakan 16 peternak yang berdiri pada tahun 2002. Pada tahun 2007 mendapat bantuan sapi dari pemerintah kota sebanyak 8 ekor dengan sistem bagi hasil. Jumlah sapi kelompok sekarang menjadi 30 ekor. Kelompok lainnya adalah kelompok peserta PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) RT. 23 kelurahan Bagan Pete yang berdiri sejak tahun 2011 dengan jumlah sapi 18 ekor dan beranggotakan 10 peternak. Permasalahan utama pemeliharaan sapi adalah sumber pakan pada musim panas mulai sulit dan masih rendahnya produktivitas sapi. Padahal mereka bisa memnfaatkan limbah pertanian yang untuk pakan sapi. Jika limbah pertanian ini diolah menjadi complete feed dalam bentuk fermentasi maka akan menjamin ketersediaan pakan secara kontinu, meningkatkan kualitas, bisa disimpan dalam waktu lama dan meningkatkan dapat produktivitas sapi. Target luaran program ini adalah teknologi pengolahan pakan complete feed fermentasi berbahan dasar limbah pertanian untuk meningkatkan nilai tambah limbah pertanian guna memperkuat daya saing budidaya ternak (sapi potong) dalam rangka mencapai kesejahteraan rumah tangga peternak dan menjaga ketahanan pangan secara berkelanjutan. Metode penerapan Ipteks berupa transfer teknologi tepat guna tentang teknologi pengolahan pakan complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian yang tersedia pada lingkungan peternak. Selain itu digunakan Probio-FM produk Fakultas Peternakan untuk membantu proses fermentasi pakan. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi kegiatan pada kedua kelompok peternak, melakukan penyuluhan mengenai pengolahan limbah pertanian untuk pembuatan complete feed fermentasi, percontohan pembuatan complete feed fermentasi, pemberian pakan complete feed pada ternak, pengukuran bobot badan setelah diberi pakan complete feed serta dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang terutama daya serap peternak terhadap teknologi tepat guna yang diberikan. Masyarakat yang dalam hal ini adalah anggota kelompok tani Sumber Jaya kelurahan Bagan Pete dan peserta PNPM di RT 23 kelurahan Bagan Pete sangat antusias dan bersemangat menerima transfer tekhnologi pengolahan complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian. Animo masyarakt ini ditandai dengan berhasilnya mereka membuat complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian. Kata Kunci : Complete feed, fermentasi, sapi, limbah pertanian PENDAHULUAN Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru merupakan salah satu kelurahan yang berada di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru ini berjarak sekitar 12 km dari pusat kota. Batas sebelah Utara dengan Kelurahan Kenali Besar Kecamatan Kota Baru, sebelah Selatan dengan Muaro Jambi, sebelah Timur dengan Kelurahan Mayang Kecamatan Kota Baru dan sebelah Barat dengan Muaro Jambi. Jumlah penduduk pada tahun 2013 sebanyak 11.697 orang. Untuk potensi sumber daya manusis dikelurahan bagan pete kelompok umur produktif sebanyak 3838 orang dengan tingkat pendidikan SLTA sederajat sebanyak 1021 orang, D1 147 orang, D2 213 orang, D3 198 orang, S1 411 orang, S2 6 orang dan S3 1 orang dengan mata pencaharian terbanyak sebagai burh/swasta sebanyak Jambi 33

634 orang, PNS 291 orang, dan peternak 178 orang, dan pengusaha 274 orang (Anonim 2012). Dilihat dari potensi dari mata pencarian dan luas lahan pekarangan, maka kelurahan bagan pete ini cukup baik untuk pengembangan ternak karena ada 178 orang yang bermata pencarian murni sebagai peternak. Populasi ternak yang diperoleh di wilayah kecamatan kota baru yaitu sapi 436 ekor, kerbau 59 ekor, kambing 8236 ekor, ayam kampung 44123 ekor, broiler 5000 ekor, petelur 8000 ekor, itik 673 ekor, dan puyuh 10241 ekor (Anonim 2012a). Para peternak di kelurahan Bagan Pete ini sebagian tergabung di di dalam kelompok tani dan sebagian lagi berdiri sendiri. Salah satu kelompok tani yang ada di kelurahan Bagan Pete adalah kelompok tani Sumber Jaya dan Kelompok RT. 23 Kel. Bagan Pete Kec. Kota Baru. Kelompok tani Sumber Jaya ini berdiri sejak tahun 2002 dan fokus dibidang peternakan dan pertanian. Jumlah anggota sebanyak 16 orang dan sebanyak 4 orang yang mempunyai sapi. Populasi sapi kelompok yang ada sekarang sebanyak 30 ekor. Sapi berasal dari pemerintah Kota Jambi dengan sistem gaduh. Bagi hasil dengan cara peternak menyerahkan 3 ekor anak maka peternak berhak atas sepasang ternak. Kelompok RT. 23 berdiri tahun 2011. Kelompok ini mendapatkan bantuan sapi dari PNPM sebanyak 10 ekor di tahun 2011 dan 8 ekor ditahun 2013. Pada tahun 2014 ini akan mendapatkan bantuan lagi dari pemerintah. Bantuan ternak ini merupakan hibah dimana modal harus digulirkan ke peternak yang lain setelah memperoleh keuntungan. Permasalahn utama pemeliharaan sapi potong adalah sumber pakan pada musim panas sudah mulai sulit dan masih rendahnya produktivitas sapi. Padahal disekitar usaha peternakan masih banyak tersedia limbah pertanian yang bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak sapi. Jika limbah pertanian ini diolah menjadi complete feed dalam bentuk fermentasi maka akan menjamin ketersediaan pakan secara kontinu. Selain itu complete feed fermentasi dari limbah pertanian telah terbukti dapat meningkatkan bobot badan sapi sebesar 0.9 1,1 kg per ekor per hari (Novianti dan Adriani, 2012). Proses pemeliharaan sapi yang dilakukan peternak selama ini yaitu pakan hijauan dikumpulkan atau diambil setiap hari dari daerah sekitar peternak, baik berupa rumput maupun limbah pertanian, namun karena jumlah sapinya sudah semakin banyak, tentunya memerlukan pakan hijauan lebih banyak dengan kualitas yang baik. Pada saat-saat tertentu usaha peternakan sapi kesulitan dalam memperoleh hijauan terutama pada saat musim panas atau musin banjir. Untuk mencukupi kebutuhan sapi maka sangat diperlukan pengolahan limbah pertanian dalam bentuk complete feed fermentasi yang ada di lingkungan peternak agar kualitas dan kuantitas pakan menjadi meningkat dan kontinuitas pakan bisa terjamin, dapat disimpan dalam waktu lama serta bisa dimanfaatkan kapan saja. Secara umum permasalahan yang dihadapai oleh kedua usaha peternakan sapi ini relatif sama yaitu penyediaan pakan berkualitas, kontinu, dan bisa disimpan dalam waktu lama, sehingga bisa mencukupi kebutuhan sapi-sapi yang dipelihara. Beberapa teknologi pakan yang mudah, murah dan bahan bakunya cukup tersedia dilokasi rencana pengabdian ini adalah limbah jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai dan pelepah kelapa sawit. semua limbah pertanian ini bisa diolah menjadi complete feed fermentasi dengan pengolahan sederhana dan dapat disimpan dalam waktu lama, sementara kualitas pakan meningkat, sehingga produktivitas sapi juga meningkat. Disisi lain Fakultas Peternakan sendiri juga sudah mengembangkan probiotik (Probio -FM) yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembuatan complete feed fermentasi dari limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, jerami kedelai dan pelepah kelapa sawit yang di buat dalam bentuk complete feed dan telah terbunti dapat meningkatkan bobot badan sapi bali 0.9-1.1 kg per hari (Noviant i dan Adriani, 2012). Jambi 34

Selama ini limbah dari pertanian ini seperti jerami padi, jerami jagung dan lain-lain sudah dimanfaatkan oleh peternak,tetapi disaat limbah pertanian melimpah limbah pertanian yang tidak termakan oleh ternak terbuang saja. Kondisi ini disebabkan kerena peternak belum mengetahui cara pengolahan limbah tersebut menjadi pakan berkualitas seperti complete feed fermentasi. Pengolahan pakan dalam bentuk complete feed member keuntungan yaitu mudah dalam pembuatan, murah dari segi biaya, bisa disimpan dalam waktu lama, meningkatkan kualitas pakan, mudah pemberiannya kepada ternak. Sehingga peternak tidak perlu lagi melakukan pemberian pakan 2 tahap yaitu hijauan dan konsentrat secara terpisah. Berdasarkan kondisi diatas maka direncanakan melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat mengenai aplikasi complete feed fermentasi berbahan dasar limbah pertanian pada Kelompok Tani Sumber Jaya dan Mekar Jaya di Kecamatan Kota Baru Kota Jambi. METODE PELAKSANAAN Kegiatan Pengabdian pada masyarakat dilakukan selama enam bulan, yang terbagi menjadi satu bulan masa persiapan termasuk sosialisasi dan administrasi, 4 bulan masa penyuluhan dan percontohandan penerapan teknologi pakan pada ternak perah, dan 1 bulan masa evaluasi keberhasilan kegiatan pengabdian dan pembuatan laporan pengabdian. Metode penerapan Ipteks yang ditawarkan pada kegiatan pengabdian ini, khususnya kelompok petani Sumber Jaya dan kelompok peserta PNPM RT. 23 adalah berupa transfer teknologi tepat guna tentang teknologi pengolahan pakan complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian yang tersedia pada lingkungan peternak. Umumnya kegiatan pengabdian yang akan dilakukan ini lebih bersifat partisipatif dan kooperatif, sehingga petani peternak sapi sebagai kelompok sasaran dapat saling membantu dan bekerjasama, memiliki rasa tanggung jawab terhadap kelangsungan dan kontinuitas kegiatan, baik selama maupun setelah kegiatan pengabdian ini berlangsung, sehingga menjamin keberlangsungan teknologi complete feed yang diterapkan. Pengabdian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Bagan Pete Kecamatan Kota Baru pada kelompok peternak Sumber Jaya dan kelompok peszerta PNPM RT.23 yang sudah memiliki, mempunyai motivasi dalam beternak sapi, tersedianya sarana dan prasarana jalan yang memadai dan tersedianya sumber limbah pertanian sebagai bahan makanan ternak dari lingkungan sekitarnya. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini direncanakan secara bertahap agar kegiatan bisa berlangsung secara efektif, efisien dan dapat berjalan sesuai rencana. Tahapan rencana kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Sosialisasi : Soaialisasi kegiatan pengabdian ini akan dilakukan dengan cara pendekatan secara kekeluargaan dan mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan pada kelompok peternak. Mengenai rencana kegiatan didikusikan dengan kelompok terkait teknik pelaksaan, rencana jadwal kegiatan baik penyuluhan, proses percontohan dan proses penerapan teknologi. 2. Kegiatan Penyuluhan : Penyuluhan dilakukan pada kelompok sasaran yang dipilih akan diberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai teknologi pengolahan pakan berbasis limbah pertanian, identifikasi limbah untuk pakan ternak. 3. Kegiatan Penerapan Teknologi complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian. Kegiatan penerapan teknologi ini dimaksudkan memberi bekal keterampilan pada peternak mengenai teknologi complete feed berbasis libah pertanian secara tepat guna, untuk dapat memenuhi kebutuhan sapi yang dipelihara mitra sehingga lebih menghemat tenaga, waktu dan biaya. 4. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan Jambi 35

sudah dimengerti dan dijalankan oleh kelompok tani. Evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan untuk menilai sejauh mana penerapan kegiatan telah dicapai dan bisa diterima peternak. Selain itu juga akan dihimpun kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran yang diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Komponen yang akan dievaluasi meliputi : Respon kelompok sasaran terhadap kegiatan, kamampuan peternak dalam mengelola usaha sapi, Daya terima masyarakat terhadap innovasi baru yang diterapkan, peningkatan produktivitas sapi Keterkaitan Pengetahuan dan pengalaman tim pelaksana kegiatan penerapan Ipteks yang akan dilakukan memiliki latar belakang yang saling menunjang antara satu dengan yang lainnya dengan permasalahan yang dihadapi kelompok tani. Dalam kegiatan yang diusulkan ketua bertanggung jawab atas seluruh program yang akan dijalankan, selain itu secara teknis akan menangani masalah teknik pengolahan limbah padat (feses) dan kotoran cair (urin). Sedangkan anggota bertangung jawab untuk mengkoordinir kegiatan pendampingan, peningkatan keterampilan peternak dalam kegiatan pengolahan limbah usaha ternak sapi. Anggota kelompok tani yang dalam hal ini dikoordinir oleh ketua kelompok akan bertangung jawab terhadap kelancaran program yang akan dilakukan. Melalui program ini diharapakan nantinya memberi manfaat kedua belah pihak. Manfaat bagi khalayak sasaran adalah dapat memperluas wawasan, meningkatkan keterampilan dan meningkatan pendapatan keluarga melalui hasil pupuk yang diperoleh. Sedangkan manfaat bagi pelaksanaan program adalah merupakan salah satu bentuk perwujutan penerapan ipteks yang secara langsung disampaikan kepada masyarakat, sehingga tercipta suasana harmonis yang akan lebih memudahkan menjalin hubungan dalam rangka aplikasi teknologi di masa-masa yang akan datang. Untuk mensukseskan kegiatan pengabdian dan memudahkan mencapai tujuan kegiatan yang diharapkan, maka kegiatan ini akan dikoordinasikan dengan lembaga terkait seperti Pemerintah Daerah (Camat, Kades berserta perangkatnya), Petugas Penyuluhan Lapangan (PPL), Dinas terkait (Dinas Peternakan), serta masyarakat sekitar kelurahan Bagan Pete kecamatan Kota Baru. Kota Jambi. Rancangan Evaluasi Kegiatan evaluasi pengabdian bertujuan untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah dimengerti dan dijalankan oleh kelompok peternak sapi Sumber Jaya dan kelompok peserta PNPM RT 23 kelurahan Bagan Pete. Evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan untuk menilai sejauh mana penerapan kegiatan telah dicapai dan bisa diterima peternak. Selain itu juga akan dihimpun kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran yang diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Komponen yang akan dievaluasi meliputi : respon kelompok sasaran terhadap kegiatan, kamampuan peternak dalam mengelola usaha ternak sapi dan daya terima masyarakat terhadap innovasi baru yang diterapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Khalayak Sasaran Dari dua mitra yang tergabung mempunyai karakteristik yang berbeda dalam hal kesiapan menerima inovasi. Mitra 1. Yaitu kelompok tani Sumber Jaya adalah mitra yang sudah siap dan lebih mudah menerima inovasi dan tekhnologi. Kelompok mitra 1 sudah memiliki mesin chooper yang dipergunakan untuk menchooper pakan ternak sapi baik rumput maupun limbah jagung yang akan digunakan sebagai bahan dasar complete feed. Mitra 2. Yaitu warga dari RT.23 yang menerima dana PNPM adalah kelompok yang belum banyak pengetahuan tentang tekhnologi pengolahan pakan dan Jambi 36

pengetahuan tentang pakan alternatif yang bisa digunakan sebagai pakan terrnak. Mereka hanya mengandalkan hijauan sebagai sumber pakan ternaknya. Rata-rata warga yang menerima bantuan sapi dari dana PNPM ini merupakan warga yang baru punya pengalaman beternak tapi mereka mempunyai kemauan yang tinggi dalam hal memelihara dan mengembangkan ternak. Pelaksanaan Kegiatan Jenis kegiatan yang dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan penyuluhan tentang pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan alternatif ternak sapi disaat kekurangan hijauan. Selanjutnya diperkenalkan tekhnologi tepat guna untuk mengolah limbah pertanian yang umumnya mempunyai nilai gizi yang rendah menjadi lebih berkualitas dan dapat disimpan dalam waktu lama. Kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dilakukan secara bertahap agar kegiatan bisa berlangsung secara efektif, efisien dan dapat berjalan sesuai rencana. Tahapan kegiatan adalah sebagai berikut : 1. Kegiatan Sosialisasi : Soaialisasi kegiatan pengabdian ini akan dilakukan dengan cara pendekatan secara kekeluargaan dan mensosialisasikan kegiatan yang akan dilakukan pada kelompok peternak. Mengenai rencana kegiatan didikusikan dengan kelompok terkait teknik pelaksaan, rencana jadwal kegiatan baik penyuluhan, proses percontohan dan proses penerapan teknologi pakan sampai pada proses pemberiannya pada sapi. 2. Kegiatan Penyuluhan : Penyuluhan dilakukan pada kelompok sasaran yang dipilih akan diberikan penyuluhan dan pelatihan mengenai teknologi pengolahan pakan berbasis limbah pertanian, identifikasi limbah untuk pakan ternak. Kegiatan ini dimaksudkan agar kelompok usaha sapi potong menyadari potensi dan sumberdaya yang dimilikinya terutama sumber pakan dari limbah pertanian, sehingga dapat menyakinkan bahwa usaha sapi potong bisa berkembang secara optimal sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan tentang teknologi pengolahan complete feed yang berasal dari limbah pertanian sehingga berkualitas, tersedia dalam jumlah banyak dan kontinu. Selain itu produktivitas sapi menjadi lebih baik 3. Kegiatan percontohan teknologi complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian (jerami jagung), mulai dari pengenalan limbah pertanian yang bisa diolah menjadi pakan ternak, proses pembuatan complete feed dari limbah pertanian, proses pemberiannya pada ternak hingga proses penyimpanan complete feed fermentasi mengunakan silo. 4. Kegiatan Penerapan Teknologi complete feed fermentasi berbasis limbah pertanian. Kegiatan penerapan teknologi ini dimaksudkan memberi bekal keterampilan pada peternak mengenai teknologi complete feed berbasis libah pertanian secara tepat guna, untuk dapat memenuhi kebutuhan sapi yang dipelihara mintra sehingga lebih menghemat tenaga, waktu dan biaya. Peralatan yang diperlukan dalam penerapan teknologi complete feed berbasis limbah pertanian adalah silo permanen masing-masing 2 unit. Penyiapan sarana dan prasarana yang utama pada mitra 1 adalah perbaikan bak pengolahan pakan yang sudah ada di sana. Bak ini tadinya adalah bekas kolam lele yang sudah tidak terpakai lagi. Sedangkan pada mitra 2 kami mempersiapkan pembuatan bak berukuran 2,5 m x 1,5 m dan tinggi 1 m. Pakan sapi berbasis sumber daya lokal diproduksi dan dikombinasikan dengan pemberian probiotik (produksi Fakultas Peternakan Universitas Jambi) dengan tujuan untuk meningkatkan produktivitas, performans dan daya tahan terhadap penyakit. Penambahan probiotik sebesar 1% dari complete feed yang diberikan karena ini merupakan hasil pada Jambi 37

pertumbuhan sapi yang terbaik (Fahmida et al., 2010). Proses pencacahan, pencampuran bahan dengan probio-fm dan dedak dan ampas tahu, proses fermentasi, proses panen complete feed fermentasi serta proses pemberian complete feed pada ternak. Dan percontohan dalam mengolah complete feed jerami jagung penganti hijauan Bimbingan pada sapi dan pakan lengkap, sehingga peternak tidak kesulitan mencari hijauan. Untuk menunjang kegiatan penerapan teknologi tepat guna dalam pemberdayaan masyarakat ini dipakai alat dan bahan yang sudah sering digunakan ( proven technology) dan bisa dipesan atau dibuat melalui berbagai cara. Jika peralatan tidak tersedia maka proses pencacahan bisa dilakukan secara manual, sehingga peralatan bukan merupakan suatu halangan. Evaluasi Kegiatan Kegiatan evaluasi bertujuan untuk melihat apakah kegiatan yang dilakukan sudah dimengerti dan dijalankan oleh kelompok tani Suumber Jaya dan kelompok peserta PNPM RT 23 kelurahan Bagan Pete. Evaluasi dilakukan setelah semua kegiatan dilaksanakan untuk menilai sejauh mana hasil yang telah dicapai bisa diterima dan hambatanhambatan yang dihadapi dalam pencapaian sasaran. Selain itu juga dihimpun pula kendala-kendala yang dihadapi dalam pencapaian sasaran yang diharapkan untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Komponen yang dievaluasi meliputi : respon kelompok sasaran terhadap kegiatan yang dilakukan, Kamampuan peternak dalam mengelola usaha ternak sapi dan daya terima masyarakat terhadap inovasi baru khususnya teknologi pengolahan limbah ternak (feses dan urine). Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada akhir kegiatan diperoleh hasil yang menggembirakan. Hal ini terlihat dari besarnya perhatian kedua anggota mitra pada saat penyampaian materi secara teori dengan banyaknya komentar yang diajukan pada kegiatan tersebut. Demikian pula perhatian yang besar terlihat saat dilakukan uji coba yang ditandai dengan keikutdsertaan secara aktif anggota kedua kelompok mitra tersebut dalam pembuatan complete feed fermentasi dari limbah pertanian. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan tahapan kegiatan yang sudah dilakukan dan hasil evaluasi kegiatan dapat disimpulkan bahwa proses pembuatan complete feed fermentasi limbah pertanian dinyatakan berhasil dan dapat diaplikasikan sebagai bahan pakan ternak sapi. Saran Perlu perhatian perguruan tinggi dan pemerintah daerah setempat berupa program lanjutan bagi peternak sapi dalam upaya pengembangan peternakan sapi, terutama pada upaya perbaiakan pakan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia pada wilayah setempat. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih diucapkan kepada Rektor Universitas Jambi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan Surat Keputusan Rektor Universitas Jambi Nomor : DIPA/023-04.2.415103/2014,t anggal 05 Desember 2013 dan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor: 449/UN21.7/PM/2014, tanggal 4 Juni 2014. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pertanian.2010. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Sapi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Dinas Pertanian dan Peternakan Muaro Jambi. 2011. Laporan Tahunan Dinas Pertanian dan Peternakan Muaro Jambi. Jambi. Novianti dan Adriani, 2012. Peninfkatan produktivitas sapi Bali yang diberi berbagai bentuk pakan olahan Jambi 38

pelepah sawit. Laporan Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi. Sutardi, T. 1992. Pengembangan pakan ternak rumiansia. Proc. Seminar Nasional Usaha Peningkatan Produktivitas Peterkan Rakyat. Fakultas Peternakan UNJA.. Jambi 39