BAB II DESKRIPSI INDUSTRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam mempertahankan keunggulan kompetitifnya (competitive advantage).

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan maupun pemerintahan sangat memerlukan sebuah sistem dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II PROFIL PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK. Pharmaceutische Handel Svereneging J. Van Gorkom & Co. (Jakarta), N.V.

BAB 1 PENDAHULUAN. besar adalah dengan menggunakan Enterprise Resourse Planning (ERP) yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

BAB III OBJEK PENELITIAN. pada pemerintahan Hindia Belanda tahun1817. Nama perusahaan ini awalnya adalah NV

Enterprise Resource Planning

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan suatu sistem yang diadakan dan dirancang untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. KIMIA FARMA TRADING AND DISTRIBUTION CABANG PEKANBARU. PT. Kimia Farma Trading & Distribution cabang Pekanbaru merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lokal dan sisanya merupakan perusahaan penanaman modal asing.

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak inti yang digunakan oleh perusahaan untuk mengintegrasikan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perusahaan. Dalam perkembangannya PT. Enseval juga berkembang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai modal untuk memenangkan persaingan global. dapat memberikan informasi yang akurat, informatif, dan up to date yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini berkembang semakin pesat, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Gambaran mengenai industri farmasi selama bertahun-tahun, perusahaan

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat sekarang ini, telah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Sistem Informasi dan Pengendalian Internal. PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. Keban (2004) menyatakan bahwa kinerja organisasi perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi tersebut di dalam perusahaannya. canggih, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kekuatan dalam memproduksi barang atau jasa sesuai dengan

Enterprise Resource Planning (ERP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Industri Farmasi Di Indonesia. Industri farmasi merupakan industri yang berbasis riset di mana produknya

1. Visi BKPM Terwujudnya Iklim Penanaman Modal Yang Berdaya Saing Untuk Menunjang Kualitas Perekonomian Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat di waktu yang tepat sehingga dapat memenangkan persaingan.

I.' PENDAHULUAN lndustri farmasi rnerupakan suatu industri dengan tingkat kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu sistem informasi yang dapat mengkomunikasikan data

Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA JUMPA PERS AKHIR TAHUN 2015 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Siklus Adopsi & Model Operasi e-bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia memiliki sumber daya hayati dan merupakan salah satu negara

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Istilah ERP software sudah tidak asing lagi untuk didengan pada masa

BAB 1 BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tantangan seperti persaingan bisnis yang semakin ketat dan

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

Customer Relationship Management (CRM) Software dari SAP Fitur & Fungsi Sistem CRM: Marketing Software

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

e - Business ERP Sistem Informasi STMIK AMIKOM Purwokerto 2013

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

BAB I PENDAHULUAN. sempurna karena adanya kebutuhan project baru yang belum pasti, sehingga layout

SOAL PILIHAN GANDA PENGANTAR ILMU FARMASI

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Implementasi ERP di Indonesia. Oleh Program Studi Sistem Informasi Universitas Trunojoyo Madura

LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

enyatukan dan Memadukan Sumber Daya

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan mata rantai yang penting dalam melakukan bisnis karena. melaksanakan fungsi produksi, oleh karena itu agar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah rumah sakit. Persaingan yang ada membuat rumah sakit harus

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal

Survey Bisnis Keluarga 2014 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. penting guna mendukung pengembangan teknologi itu sendiri. Perbankan

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perdagangan internasional berawal dari adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. 1,49% per tahun ( Pada tahun 2013 jumlah penduduk Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi sangat pesat dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perumusan masalah menjelaskan mengenai butir-butir permasalahan yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perusahaan terbuka pada tahun 1994, dengan kode saham DVLA.Darya-

Perekonomian Suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Johnson & Johnson adalah salah satu perusahaan global yang bergerak di

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

Analisis Perkembangan Industri

Transkripsi:

BAB II DESKRIPSI INDUSTRI 1.1. Sejarah Industri Farmasi Sejarah industri farmasi di Indonesia diawali dengan berdirinya pabrik farmasi pertama yang didirikan di Hindia Timur pada tahun 1817, yaitu NV. Chemicalien Rathkamp & Co dan NV. Pharmaceutische Handel Vereneging J. Van Gorkom & Co. pada tahun 1865. Sedangkan industri farmasi modern pertama kali di Indonesia adalah pabrik kina di Bandung pada tahun 1896. Perkembangan selanjutnya, pada tahun 1957-1959 setelah perang kemerdekaan usai perusahaan-perusahaan farmasi milik Belanda yaitu Bovasta Bandoengsche Kinine Fabriek yang memproduksi pil kina dan Onderneming Jodium yang memproduksi Iodium dinasionalisasi oleh pemerintah Indonesia yang pada perkembangan selanjutnya menjadi PT Kimia Farma (persero). Sementara pabrik pembuatan salep dan kasa, Centrale Burgelijke Ziekeninrichring yang berdiri pada tahun 1918 menjadi perum Indofarma yang saat menjadi PT Indofarma (persero). Namun demikian, perkembangan yang cukup signifikan bagi perkembangan industri farmasi di Indonesia adalah dikeluarkannya Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 1967 dan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada tahun 1968 yang mendorong perkembangan industri farmasi Indonesia hingga saat ini. Dewasa ini, industri farmasi di Indonesia merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat dengan pasar yang terus berkembang sebagai pasar 15

16 farmasi terbesar di kawasan ASEAN. Dari data Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI, 2005), pertumbuhan industri farmasi Indonesia rata-rata mencapai 14,10% per tahun lebih tinggi dari angka pertumbuhan nasional yang hanya mencapai 5-6% per tahun. Total angka penjualan tahun 2004 mencapai lebih kurang Rp 20 triliun (untuk tahun 2005 sebesar Rp 22,8 triliun, dan tahun 2006 sebesar Rp 26 triliun). Namun jika dilihat dari omzet penjualan secara global (all over the world), pasar farmasi Indonesia tidak lebih dari 0,44% dari total pasar farmasi dunia. Demikian pula jika dilihat dari angka konsumsi obat per kapita yang hanya mencapai kurang dari US$ 7,2 per kapita/tahun (IMS, 2004) dan merupakan salah satu angka terendah di kawasan ASEAN (sedikit di atas Vietnam). Konsumsi obat tertinggi adalah Singapura, disusul oleh Thailand, Malaysia, dan Filipina. Pasar farmasi Indonesia merupakan pasar yang terbesar di ASEAN. Ke depan pasar farmasi Indonesia diprediksikan masih mempunyai pertumbuhan yang cukup tinggi mengingat konsumsi obat per kapita Indonesia paling rendah di antara negara-negara ASEAN. Rendahnya konsumsi obat per kapita Indonesia tidak hanya disebabkan karena rendahnya daya beli tapi juga pola konsumsi obat di Indonesia berbeda dengan di Negara-negara ASEAN lainnya. Di Malaysia misalnya, pola penggunaan obat lebih mengarah pada obat paten. Harga obat paten jauh lebih mahal dibandingkan dengan harga obat branded generic. Dengan makin membaiknya pendapatan per kapita dan sistem jaminan kesehatan Indonesia di masa mendatang, maka nilai peredaran obat di Indonesia

17 akan besar. Keadaan ini tentu akan mempunyai korelasi postif dengan pertumbuhan industri farmasi Indonesia dimasa mendatang. 1.2. Lingkup Bidang Usaha Anggaran Dasar Perusahaan bergerak dalam bidang (a) industri dan perdagangan obat-obatan, obat tradisional, bahan baku untuk obat-obatan, produk kimia, alat kesehatan, kosmetika, produk perawatan kesehatan dan makanan dan minuman serta (b) jasa laboratorium, validasi fasilitas, klinik, apotik dan rumah sakit. Saat ini, perusahaan aktif menjalankan bidang usaha manufaktur, distribusi produk farmasi (obat- obatan bagi manusia dan hewan) dan perdagangan produkproduk farmasi serta pengembangan produk farmasi (c) industri farmasi juga memiliki usaha melalui penerbitan media cetak dan media digital. Perkembangan media digital dan televisi diharapkan menjadi fokus perhatian untuk menjadikannya tulang punggung bisnis masa depan. 1.3. Sumber Daya Industri farmasi memiliki rumah sakit, departemen kesehatan, badan pengawasan obat dan makanan klinik pemeriksaan, laboratorium, pabrik dan mesin produksi. Apotik. Kompetensi sumber daya manusia memiliki kualitas dan integritas intelektual berdaya saing tinggi baik secara akademis maupun moral dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan serta menyadari bahwa ilmu pengetahuan selalu maju dan berkembang yang mampu menelusuri dan mendapatkan informasi ilmiah/keteknikan untuk mengetahui cara menyelesaikan dalam menangani setiap masalah yang mampu mengungkap struktur dan inti

18 permasalahan serta menetapkan prioritas tahapan-tahapan penyelesaian yang memanfaatkan kegunaan matematika dan teknologi informasi sehungga dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan agar cakap dan terampil dalam bidang pelayanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia. Disamping itu memiliki integritas yang kuat, kemampuan berkomunikasi baik lisan maupun tertulis, kemampuan kerjasama dalam tim, kemampuan memahami pengetahuan terhadap etika, kemampuan mengikuti perkembangan pengetahuan di bidang farmasi yang mempunyai sertifikasi profesi dokter, apoteker dan keperawatan. Sistem pengawasan obat dan makanan dengan sumber daya manusia dan infrastruktur yang kuat sera memiliki networking pemerintah, perusahaan nasional serta internasional. 1.4. Tantangan Bisnis Indonesia mengalami situasi yang tidak menguntungkan karena menurunnya permintaan terhadap komoditas Indonesia. Perekonomian Indonesia tumbuh hanya 5,02%, lebih rendah dari pertumbuhan PDB 2013 sebesar 5,6%. Hal ini tercermin pada neraca perdagangan yang tidak menguntungkan dan adanya defisit transaksi berjalan, yang kemudian menekan Rupiah. Walaupun adanya situasi yang menantang ini, Industri tetap berhasil memperoleh keuntungan. Industri tetap terus melakukan penilaian dan menerapkan langkahlangkah strategis untuk efisiensi serta meningkatkan kemampuan organisasinya. Perkembangan ekonomi dan perkembangan peraturan kesehatan di Indonesia, kami yakin bahwa kinerja Industri akan membaik pada tahun 2015. Peluncuran Program Jaminan Kesehatan Nasional oleh pemerintah pada tahun

19 2014 telah membuka peluang bagi industri farmasi pada umumnya dan untuk Industri khususnya, guna menjamin ketersediaan obat-obatan untuk rakyat Indonesia, sebagaimana layaknya visi Industri untuk membangun Indonesia yang sehat, secara bertahap setiap orang di setiap waktu. Manajemen Industri memiliki peluang untuk memperkuat dan memperluas corporate brand equity di Indonesia. Memanfaatkan pertumbuhan pemasaran dan kapasitas manufaktur, bisnis Consumer Health akan meningkatkan upaya dalam membangun merek utama Industri termasuk memperluas promosi konsumen dan meningkatkan ketersediaan produk. Melalui kemitraan bersama afiliasi di luar negeri dan mitra baru, Industri berada di posisi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan dari dinamika ekonomi ASEAN mengingat akan diluncurkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN pada akhir tahun 2015. Industri farmasi dihadapkan pada tantangan dari kondisi makro ekonomi yang tidak kondusif, antara lain penguatan nilai kurs dolar terhadap rupiah yang mengakibatkan nilai rupiah terus melemah dan kemudian diperburuk dengan kenaikan harga bahan bakar minyak. Kondisi tersebut memberikan dampak terhadap penurunan pertumbuhan industri, akibat faktor makro ekonomi yang menjadi tantangan berat bagi perseroan/perusahaan yang termasuk dalam industri harus disikapi dengan cermat. Untuk menghadapi tantangan tersebut, manajemen sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya terus melakukan koordinasi dan pembinaan dalam mengambil berbagai langkah strategis guna mengatasi tantangan bisnis. Program transformasi industri melalui inovasi/terobosan baru, pengembangan dan diversifikasi produk, pengembangan dan peningkatan strategi

20 dan kualitas pemasaran, optimalisasi aset, peningkatan budaya kerja serta pengembangan sistem teknologi informasi yang terpadu. 2.5. Proses Bisnis Proses bisnis yang efisien dan optimal adalah kunci untuk mempertahankan keunggulan kompetitif bagi perusahaan farmasi di pasar negara berkembang, dan juga di Indonesia. Banyaknya industri dan meningkatnya permintaan pasar, teknologi yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk bekerja secara efisien dan efektif dan memenuhi peraturan yang berlaku, menjadi sangat penting dalam pertumbuhan yang berkelanjutan. SOHO Global Health berencana untuk berinvestasi lebih jauh dengan K2 untuk mengintegrasikan ERP dan menjalankan visi membangun platform teknologi informasi yang dinamis untuk ambisi pertumbuhan industri farmasi di masa depan. Saat ini SOHO juga telah mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan obat natural yang berbasis penelitian dan produk farmasi over-thecounter (OTC) khusus untuk pasar Indonesia. K2 adalah perusahaan penyedia platform teknologi perusahaan untuk efektifitas bisnis prosesnya dan merupakan sebuah divisi dari Source Code Technology Holdings, Inc. yang berbasis di Redmond, Washington dan memiliki kantor di seluruh Amerika, Eropa, Afrika hingga Asia Pasifik. Saat ini K2 mengklaim telah ada lebih dari 2.000 perusahaan di 80 negara di seluruh dunia yang memanfaatkan teknologi K2 untuk merampingkan operasi, mengurangi biaya dan meminimalkan risiko bisnis perusahaan.

21 Perusahaan farmasi Indonesia, mengelola bisnis dengan rencana investasi bertujuan untuk mengintegrasikan Enterprise Resource Planning (ERP) yang dinamis untuk pertumbuhan industri farmasi di masa depan. Dengan didukungnya perusahaan penyedia platform teknologi perusahaan untuk efektivitas bisnis proses yang membangun dan menjalankan aplikasi bisnis, termasuk bentuk, alur kerja, data dan laporan. Industri farmasi untuk merampingkan proses bisnis dan meningkatkan produktivitas perusahaan dalam mewujudkan budaya kerja dengan kinerja yang tinggi. Hasilnya, saat ini karyawan dapat bertukar informasi secara lintas departemen dan lini bisnis secara elektronik dan lebih tepat sasaran untuk membuat keputusan berdasarkan data yang informatif. Perusahaan farmasi Indonesia, mengimplementasikan solusi ERP (Enterprise Resource Planning) guna mengintegrasikan seluruh bisnis proses mereka dan meningkatkan efisiensi perusahaan. PT. Interbat Pharmaceutical Industri, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia mengimplementasi solusi SAP Business All-in-One untuk meningkatkan proses bisnis mereka dan mendukung pertumbuhan perusahaan. SAP Business All-in-One merupakan solusi piranti lunak manajemen bisnis yang komprehensif dan fleksibel dengan Industri Best Practices (Praktek Industri Terbaik). Solusi ini dikembangkan oleh SAP khusus untuk perusahaan menengah yang mencari solusi komprehensif dan terintegrasi untuk memperkuat bisnis secara menyeluruh. Sistem baru ini memungkinkan Interbat untuk mengintegrasikan seluruh proses bisnis di Pabrik, kantor pusat, dan kantor cabang, mulai dari sistem akutansi, quality control,

22 penelitian dan pengembangan, produksi, sales distribusi hingga sistem inventory control. Implementasi solusi ini dimulai sejak 5 Oktober 2010, oleh PT Metrodata e-bisnis, salah satu mitra lokal SAP Business All-in-One yang terkemuka di Indonesia. Modul yang diimplementasi meliputi production planning, material management, sales & distribution, finance, controlling, quality management, project system. Dalam upaya kami untuk mewujudkan visi perusahaan ke depan, kami menyadari bahwa kami perlu untuk meningkatkan efisiensi proses bisnis kami. Seiring dengan pertumbuhan bisnis kami yang pesat, kami merasa bahwa sudah saatnya kami mengimplementasikan solusi manajemen yang canggih seperti SAP Business All-in-One guna menunjang proses bisnis. Perusahaan farmasi yang terbilang cukup besar di Indonesia membutuhkan upaya yang sangat terkoordinasi dari sekitar 2000 karyawan Interbat. Sebelumnya, Interbat menggunakan system in house yang hampir menangani seluruh proses bisnis di Pabrik, dan menghadapi dilema pada production planning system, product costing, serta memerlukan suatu sistem yang dapat mengintegrasikan seluruh proses yang ada. Tanpa adanya integrasi terhadap semua proses bisnis yang ada dari semua divisi dan unit, maka kami sulit untuk membuat rencana dan meramal kondisi perusahaan ke depan. Selain itu, kegiatan monitoring dan pengelolaan stock produk baik di Gudang maupun di kantor cabang tidak berjalan dengan baik. Sehingga memutuskan untuk mencari solusi yang dapat mendukung kegiatan bisnis kami yang mengalami pertumbuhan pesat. SAP Business All-in-One memiliki kelebihan dalam fitur production planning

23 control, quality control, product costing, dan proses validasi. Hal tersebut kami temukan pada saat kami melakukan Proof of Concept (POC). Selain itu, kami melihat bahwa SAP juga sudah banyak teruji dan digunakan dibeberapa perusahaan farmasi internasional. Sistem informasi merupakan salah satu faktor yang penting bagi perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan. Sistem informasi digunakan untuk mengumpulkan,mengelola dan menyediakan informasi dengan tujuan untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Departemen dan dinas kesehatan, apotik, laboratorium dan sebagainya yang mendukung industri farmasi sebagai organisasi yang memiliki kecenderungan membutuhkan sistem yang terkomputerisasi dalam mengumpulkan, menyimpan, dan memproses data untuk menghasilkan informasi yang dapat membantu operasionalisasi dalam melakukan perencanaan strategi dan pengambilan keputusan secara efektif. Tanpa adanya sistem yang terkomputerisasi, industri farmasi akan menghadapi kendala untuk mendapatkaninformasi yang aktual dan akurat. Hal itu dapat disebabkan oleh proses pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual dengan bantuan sistem yang terkomputerisasi pula, informasi dapat dikelola dengan baik, sehingga dapat menciptakan efisien biaya.