Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) di Perairan Umum Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi

dokumen-dokumen yang mirip
SEKSUALITAS, NISBAH KELAMIN DAN HUBUNGAN PANJANG-BERAT (Rasbora argyrotaenia ) DI SUNGAI KUMPEH KABUPATEN MUARO JAMBI

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SELUANG (Rasbora argyrotaenia Blkr) DI SUNGAI KUMPEH JAMBI TESIS OLEH : LISNA BP

ASPEK REPRODUKSI IKAN LELAN (Osteochilus vittatus C.V) Di SUNGAI TALANG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta daerah penangkapan ikan kuniran di perairan Selat Sunda Sumber: Peta Hidro Oseanografi (2004)

Indeks Gonad Somatik Ikan Bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr.) Yang Masuk Ke Muara Sungai Sekitar Danau Singkarak

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta lokasi penangkapan ikan kembung perempuan (R. brachysoma)

Aspek Reproduksi Ikan Kapiek (Puntius schwanefeldi Bleeker ) di Sungai Rangau Riau, Sumatra

ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Titin Herawati, Ayi Yustiati, Yuli Andriani

3.3. Pr 3.3. P os r ed e u d r u r Pe P n e e n l e iltiitan

3. METODE PENELITIAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI. Bawang, Provinsi Lampung selama 6 bulan dimulai dari bulan April 2013 hingga

POTENSI REPRODUKSI IKAN LALAWAK (Barbodes sp) PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN GABUS (Channa striata BLOCH) DI DAERAH BANJIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN

2.2. Morfologi Ikan Tambakan ( H. temminckii 2.3. Habitat dan Distribusi

5. PARAMETER-PARAMETER REPRODUKSI

3. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan dimulai dari bulan Oktober 2013

STUDI ASPEK REPRODUKSI IKAN BAUNG (Mystus nemurus Cuvier Valenciennes) DI SUNGAI BINGAI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SEPATUNG, Pristolepis grootii Blkr (NANDIDAE) DI SUNGAI MUSI

Naskah Publikasi TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN WADER. (Rasbora argyrotaenia) DI SEKITAR MATA AIR PONGGOK KLATEN JAWA TENGAH

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LEMEDUK (Barbodes schwanenfeldii) DI SUNGAI BELUMAI KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA

3. METODE PENELITIAN

Gambar 3 Peta Lokasi Penelitian

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN TEMBANG (Clupea platygaster) DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, GRESIK, JAWA TIMUR 1

3 METODE PENELITIAN. Waktu dan Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai dengan Desember 2013 di Sungai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebut arus dan merupakan ciri khas ekosistem sungai (Odum, 1996). dua cara yang berbeda dasar pembagiannya, yaitu :

II. TINJAUAN PUSTAKA

3 METODE PENELITIAN. Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

statistik menggunakan T-test (α=5%), baik pada perlakuan taurin dan tanpa diberi Hubungan kematangan gonad jantan tanpa perlakuan berdasarkan indeks

PENGAMATAN FEKUNDITAS IKAN MOTAN (Thynnichthys polylepis) HASIL TANGKAPAN NELAYAN DARI WADUK KOTO PANJANG, PROVINSI RIAU

Yuli Hendra Saputra, M. Syahrir R. dan Anugrah Aditya B.

2. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Ikan tembang (S. fimbriata)

ASPEK REPRODUKSI IKAN PARANG-PARANG (Chirocentrus dorab Forsskal 1775) DI PERAIRAN LAUT BENGKALIS KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU

METODE. Waktu dan Tempat Penelitian

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

J. Aquawarman. Vol. 3 (1) : April ISSN : AQUAWARMAN

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Ciri Morfologis Klasifikasi

FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR IKAN MINGKIH Cestraceus plicatilis DALAM RANGKA PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN JUARO (Pangasius polyuranodon) DI DAERAH ALIRAN SUNGAI MUSI, SUMATERA SELATAN ABDUL MA SUF

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN SUMPIT (Toxotes microlepis Gunther 1860) DI PERAIRAN SUNGAI MUSI SUMATERA SELATAN

FOR GONAD MATURATION OF GREEN CATFISH

Reproduksi ikan rejung (Sillago sihama Forsskal) di perairan Mayangan, Subang, Jawa Barat

bio.unsoed.ac.id TELAAH PUSTAKA A. Morfologi dan Klasifikasi Ikan Brek

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Struktur Morfologis Klasifikasi

BIOLOGI REPRODUKSI IKAN PELANGI MERAH (Glossolepis incisus Weber, 1907) DI DANAU SENTANI LISA SOFIA SIBY

Berk. Penel. Hayati: 15 (45 52), 2009

Aspek reproduksi ikan banyar, Rastrelliger kanagurta (Cuv. 1817) di perairan utara Aceh

Reproductive Biology of Mystacoleucus padangensis in Waters Naborsahan River and Toba Lake Tobasa Regency Province North Sumatra.

3. METODE PENELITIAN

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN HIDUNG BUDAK (Ceratoglanis scleronema Bleeker, 1862) DI SUNGAI MENTULIK, KAMPAR KIRI PROVINSI RIAU

PEMIJAHAN IKAN TAWES DENGAN SISTEM IMBAS MENGGUNAKAN IKAN MAS SEBAGAI PEMICU

ABSTRAK ABSTRACT. beberapa jenis ikan ekonomis penting yang. termasuk ke dalam famili Cyprinidae antara lain

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok (Parent Stock)

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (1): ISSN:

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

Pemijahan ikan sepat siam, Trichogaster pectoralis Regan 1910 di Danau Taliwang, Sumbawa

Biologi Reproduksi Ikan Belida (Notopterus notopterus Pallas, 1769) di Kolong-Bendungan Simpur, Pulau Bangka

ASPEK REPRODUKSI IKAN LIDAH, Cynoglossus lingua H.B DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH, JAWA TIMUR

Keyword: Osteochilus wandersii, Rokan Kiri River, GSI, fecundity, and eggs diameter

Reproductive Biology of Featherback Fish (Notopterus notopterus Pallas, 1769) from the Sail River, Pekanbaru Regency, Riau Province

Tingkat kematangan gonad dan fekunditas ikan di kolam rawa Danau Bangkau pada musim kemarau

ASPEK BIOLOGI IKAN LAYUR (Trichiurus lepturus) BERDASARKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP MORODEMAK

HUBUNGAN PANJANG-BERAT DAN FAKTOR KONDISI WADER PARI (Rasbora lateristriata) DI SUNGAI NGRANCAH, KABUPATEN KULONPROGO

Febyansyah Nur Abdullah, Anhar Solichin*), Suradi Wijaya Saputra

KEPADATAN POPULASI IKAN JURUNG (Tor sp.) DI SUNGAI BAHOROK KABUPATEN LANGKAT

PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

ABSTRACT CHARLES P. H. SIMANJUNTAK

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

3. METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Derajat Pemijahan Fekunditas Pemijahan

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Prosedur Penelitian

POLA PERTUMBUHAN DAN INDEKS KEMATANGAN GONAD PADA IKAN LOMEK (Harpodon nehereus) DI PERAIRAN DUMAI PROVINSI RIAU

BAB III BAHAN DAN METODE

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 4(1) :22-26 (2016) ISSN :

ASPEK REPRODUKSI IKAN LAIS DANAU (Ompok hypophthalmus Bleeker, 1846) DI SUNGAI TAPUNG HILIR PROVINSI RIAU

TINGKAT KEMATANGAN GONAD KEPITING BAKAU (Scylla serrata Forskal) DI HUTAN MANGROVE TELUK BUO KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG

3 METODOLOGI PENELITIAN

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH

oaj STUDI PERTUMBUHAN DAN BEBERAPA ASPEK REPRODUKSI

PENDAHULUAN Latar Belakang

Distribusi Ukuran Matang Gonad Ikan Peperek (Leiognathus equulus) di Perairan Teluk Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus sexfasciatus) di Perairan Glondonggede Tuban. Putri Ratna Mariskha Gani* dan Nurlita Abdulgani 1,

PEMIJAHAN LELE SEMI INTENSIF

HUBUNGAN PERTUMBUHAN DENGAN FEKUNDITAS HARPODON NEHEREUS YANG BERASAL DARI PERAIRAN JUATA LAUT KOTA TARAKAN

Transkripsi:

Aspek Biologi Reproduksi Ikan Tambakan (Helostoma temminckii) di Perairan Umum Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Reproduction aspects of Kissing gourami (Helostoma temmikii) in Back water District of Kumpeh Muaro Jambi Regency LISNA Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Peternakan Universitas Jambi Kampus Pinang Masak, Jl. Raya Jambi-Ma.Bulian KM.15 Mendalo Darat Jambi 36361 Email: lisna.unja@yahoo.com Abstract. Investigation on the reproduction aspects of kissing gourami (Helostoma temmikii) in back water district of Kumpeh has done from June - August 2013. Fish sample ware collected using the gill net fishing gear and nets with a mesh size of 0,75 inches and 1,0 inches. Fish collection has done once a week by random sampling method. The objective of research was to observe the biological reproduction aspects of kissing gourami namely ware sexuality, sex ratio, the level of gonad maturity and somatic index values. The results showed that kissing gourami has heteroseksual characteristic, and sex ratio among male and female was 1,25 : 1,00. Somatic gonad value at female fish was bigger than male fish at all levels of gonadal maturation Keywords: gonad, gonad maturity level, heterosexual Abstrak. Penelitian tentang aspek repoduksi ikan tambakan (Helostoma temminckii) di perairan umum Kecamatan Kumpeh telah dilakukan pada bulan sampai dengan bulan 2013, pengoleksian ikan sampel dengan alat tangkap jaring insang dan jala dengan ukuran mata jaring 0,75 inchi dan 1,0 inchi. Pengumpulan ikan sampel dilakukan seminggu sekali dan pengambilan dilakukan secara acak sederhana. Penelitian ini bertujuan untuk melihat aspek biologi reproduksi ikan tambakan yang meliputi seksualitas, nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad dan nilai indek somatik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan tambakan bersifat heteroseksual dengan nisbah kelamin ikan jantan betina (1,25:1,00). Nilai gonado somatik ikan betina lebih besar dari ikan jantan pada setiap tingkat kematangan gonad. Kata kunci: gonad, tingkat kematangan gonad, heteroseksual, PENDAHULUAN Ikan Tambakan (Helostoma temmincki C.V) merupakan salah satu ikan air tawar yang cukup digemari masyarakat Jambi. Produksi ikan tambakan masih tergantung kepada perairan alami atau masih bersumber dari perairan umum. Pertumbuhan populasi ikan di alam sangat tergantung pada strategi reproduksi dan respons dari perubahan lingkungan. Selama musim hujan (banjir), ikan pada umumnya memasuki perairan pedalaman hingga ke daerah rawa-rawa untuk melakukan pemijahan. Pemijahan adalah salah satu dari proses reproduksi ikan, dan proses lainnya meliputi seksualitas, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG) dan fekunditas. Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting untuk melangsungkan populasi dengan dinamikanya. Penangkapan ikan di perairan umum cenderung tidak terkendali, karena hasil tangkapan merupakan prioritas bagi nelayan. Tidak jarang pada ikan yang matang gonad dan siap berpijah juga ikut tertangkap. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan populasi. Dikhawatirkan pada masa yang akan datang keberadaan ikan jenis tertentu akan terancam, seperti berupa kepunahan atau terjadi penurunan genetik. 15

Peranan ikan tambakan cukup besar bagi sosial-ekonomi masyarakat nelayan di daerah Jambi karena mempunyai nilai ekonomis yang tinggi serta dapat meningkatkan kesejahteraan dan gizi masyarakat. Ikan tambakan memiliki cita rasa daging yang gurih dan disukai oleh masyarakat. Ikan ini memiliki nilai yang cukup ekonomis sehingga nelayan cenderung mengeksploitasi ikan tambakan ini dalam jumlah yang besar. Dengan dilakukannya penangkapan yang tidak terkendali dikuatirkan ikan tambakan ini akan mengalami kepunahan, oleh karena itu perlu kiranya dicarikan cara penanggulangannya demi peningkatan produksi ikan air tawar, pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat serta kelestarian populasi ikan tambakan di kemudian hari. Mengkaji aspek reproduksi ikan tambakan yang hidup di perairan umum di kota Jambi penting sekali karena dengan adanya pengangkapan yang intensif dikhawatirkan populasi ikan tambakan ini akan menurun karena belum adanya usaha budidaya yang intensif. Subardja dkk (1995) mengemukakan bahwa plasma nutfah perikanan perairan umum Jambi merupakan aset daerah khususnya dan tentunya akan menjadi aset nasional. Manfaat ekonomis dari keberadaan plasma nutfah perikanan tersebut telah lama dirasakan oleh masyarakat dan pemerintahan daerah. Karena itu usaha pelestarian plasma nutfah sangat penting untuk dilakukan supaya keberadaan plasma nutfah dapat terjaga dan manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar. Secara garis besar usaha pelestarian plasma nutfah perikanan meliputi: (1) Pengawasan terhadap cara-cara penangkapan; (2) Pengelolaan perairan umum (danau, sungai, waduk); (3) Penanaman (stocking) dan penanaman kembali (restocking) di perairan umum Upaya yang dilakukan untuk pengembangan dan domestifikasi spesies ikan yang mempunyai nilai ekonomi tinggi seperti ikan tambakan ini diperlukan usaha budidaya yang diharapkan untuk dapat mengurangi beban ekploitasi sumber daya alam, bahkan dengan berhasilnya usaha pembenihan secara massal dan terkontrol akan memungkinkan penebaran kembali di perairan umum. Namun untuk melakukan usaha budidaya terlebih dahulu diperlukan data mengenai aspek reproduksi. Dari aspek reproduksi ini akan dapat diketahui seksualitasnya, tingkat kematangan gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas serta ukuran dan berat berapa ikan yang siap memijah. Tujuan dari penelitian yang akan dicapai adalah untuk mendapatkan data-data yang akurat tentang aspek-aspek reproduksi ikan tambakan yang meliputi yang meliputi tingkat kematangan gonad (TKG), Indek gonado somatic (IGS), dan nisbah kelamin. Sehingga dapat dijadikan acuan dan tam-bahan informasi dalam pengelolaan sumber-daya perairan air tawar, sehingga sumberdaya ikan tambakan dapat dimanfaatkan dengan baik dan se-efisien mungkin untuk kepentingan masyarakat tanpa mengabaikan kelestarian ikan ini serta upaya pembudidayaan ikan ini di kolam-kolam air tawar nantinya. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 2013. Pengoleksian sampel di ambil diperairan umum sungai Kumpeh yang merupakan anak dari sungai Batanghari. Selanjutnya untuk mengamati panjang total, berat tubuh, berat gonad, jenis kelamin dan fekunditas dilakukan di Laboratorium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Penentuan pengambilan sampel ikan ditentukan berdasarkan hasil survey dilapangan terhadap kondisi perairan. Pengambilan sampel ikan dilakukan secara acak sederhana (Warsito, 1993). Pengumpulan ikan sampel dengan menggunakan jaring insang dan jala dengan diameter mata jarring 0,75 inchi dan 1,00 inchi. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: mistar, timbangan elektrik Ohaous dengan ketelitian 0,01 gr, seperangkat alat bedah, Hand tally counter, mikroskop, pipet tetes, petridish, botol film, cover dan objek glass. Sedangkan bahan yang digunakan adalah: ikan tambakan yang diambil di perairan sungai Batang Kumpeh Batanghari, larutan Gilson yang terdiri dari 100 ml alkohol 60%, 880 ml aquaddes, 15 ml asam nitrit, 18 ml asam asetat glacial dan 20 gr. Sampel ikan tambakan yang diambil dibawa ke laboratorium. Di laboratorium ikan diidentifikasi dan diukur panjang totalnya dengan menggunakan mistar, dan ditimbang bobot tubuh dan gonad dengan timbangan elektrik yang ketelitiannya 0,01 gram. Panjang 16

ikan dinyatakan dalam satuan millimeter dan bobot tubuh dinyatakan dalam gram. Kemudian ikan dibedah untuk ditentukan tingkat jenis kelamin, tingkat kematangan gonad dan berat gonad. Telur contoh ikan tambakan diambil dari ovari dan testis pada tingkat kematangan gonad (TKG) I, II, III, IV dan V. Secara kualitatif tingkat kematangan gonad dapat ditentukan dengan melihat bentuk, warna dan volume rongga peritoneum yang terisi oleh gonad ikan. Penentuan TKG ikan tambakan mengacu kepada Cassie dalam Syandri (1996). Selanjutnya kedua bagian ovarium ikan seluang betina dan jantan ditimbang untuk menentukan indeks gonad (IGS) dan dihitung jumlah telurnya dengan bantuan hand counter. Perkembangan gonad secara kualitatif dipelajari dengan mengamati tingkat kematangan gonad (TKG) berdasarkan tanda morfologi gonad seperti yang dikemukakan oleh Cassie (1956) dalam Syandri (1996). Perkembangan gonad secara kuantitatif dipelajari dengan menggunakan indek gonad somatic (IGS). Nilai IGS ditentukan dengan menggunakan rumus Scott dalam Effendie (1979) sebagai berikut : IGS = Wg x 100 % W Dimana : Wg = Berat gonad (g), W = berat tubuh (g) 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Seksualitas dan Nisbah Kelamin Ikan Tambakan (H. temminckii) Ikan tambakan tergolong heteroseksual yaitu spermatozoa dan sel telur masing-masing dihasilkan dari individu yang berbeda. Makanya ovari dan testis ditemukan berkembang secara terpisah sejak pada fase benih dan kemudian setiap individu tetap berkelamin jantan maupun betina selama hidupnya. Sjafei dan dkk (1993) menyatakan bahwa perkembangan organ reproduksi (gonad) secara garis besar dibagi dua tahap yaitu: (a) tahap perkembangan gonad hingga ikan mencapai dewasa kelamin (seksual mature) dan (b) tahap pematangan produk seksual (gamet). Tahap pertama berlangsung sejak telur menetas atau lahir hingga mencapai dewasa kelamin dan tahap kedua berlangsung setelah ikan dewasa. Proses yang kedua akan terus berlangsung dan berkesinambungan selama fungsi reproduksi berjalan normal. Perbedaan seksualitas ikan tambakan jantan dan betina secara morfologi pada fase masih benih cukup sukar dibedakannya, namun pada ikan tambakan yang sudah matang gonad perbedaannya sudah mulai kelihatan. Berdasarkan seksualitas dimofismenya ciri-ciri yang dijumpai pada ikan tambakan diantaranya: permukaan kepala pada ikan jantan bila diraba terasa lebih kasar daripada ikan tambakan betina, dan Bentuk permukaan perut pada ikan jantan agak ramping sedang-kan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk karena mengandung telur dalam ovary. Warna ikan jantan lebih cerah dibandingkan dengan ikan tambakan betina. Tabel 1. Nisbah Kelamin Jantan dan Betina Ikan Tambakan (H. temminkii) di Perairan Sungai Kumpeh Jambi selama 12 Minggu Pengamatan dari Bulan 2013 Minggu Bulan Jumlah (ekor) Nisbah Kelamin Jantan Betina Jantan : Betina Ke 1 4 6 1. : 1,25 Ke 2 10 8 1,40 : 1,00 Ke 3 11 8 1,38 : 1,00 Ke 4 12 10 1,20 : 1,00 Ke 5 11 9 1,22 : 1,00 Ke 6 Juli 10 9 1,11 : 1,00 Ke 7 Juli 22 13 1,69 : 1,00 Ke 8 Juli 8 11 1,00 : 1,38 Ke 9 Juli 21 12 1,75 : 1,00 Ke 10 8 12 1,00 : 1,25 Ke 11 12 8 1,25 : 1,00 Ke 12 10 8 1,25 : 1,00 Jumlah 139 114

Jumlah Sampel (Ekor) Biospecies Vol. 9 No.1, Januari 2016, hal 15-22. Pengambilan sampel yang dilakukan empat kali dalam sebulan. Hasil menunjukan bahwa pada setiap minggu terlihat jumlah ikan tambakan jantan lebih banyak jumlahnya bila dibandingkan ikan tambakan betina, kecuali pada minggu ke 1 dibulan dan minggu ke 8 dibulan Juli serta minggu ke 10 dibulan 2013. (Tabel 2). Secara keseluruhan nisbah kelamin jantan:betina adalah 139:114 (1,25:1,00). Ikan tambakan jantan selalu lebih banyak dibandingkan dengan ikan tambakan betina untuk setiap tingkat kematangan gonad. Jumlah ikan tambakan jantan dan betina yang didapatkan pada setiap pengamatan selalu berbeda hal ini menandakan bahwa populasi antara ikan tambakan jantan dan betina tidak sama. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh tipe pemijahan antara ikan tambakan jantan dan betina yang berbeda pula. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan olah Nikolsky (1969) dalam Azizah, Muchisin dan Musman (2010) yang melaporkan bahwa rasio jenis kelamin dari satu spesies ikan dapat bervariasi dari tahun ke tahun dalam populasi yang sama. Selanjutnya Nikolsky (1969) dalam Hardjamulia (1987) mengatakan bahwa apabila dalam suatu perairan terdapat perbedaan ukuran dan perbedaan jumlah dari salah satu jenis kelamin hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan pola pertumbuhan dari ikan itu sendiri dan perbedaan umur ikan kematangan gonad ikan pertama kalinya. Tabel 2. Nisbah Kelamin Jantan: Betina Ikan Tambakan (H. temminkii) untuk setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG). TKG I II III IV V * Nisbah Kelamin Jantan : Betina 1,03 : 1,00 1,75 : 1,00 1,65 : 1,00 1,00 : 1,25 - : - Ket : * ikan tambakan jantan tidak ditemukan pada tingkat kematangan gonad (TKG) V Data yang diperoleh menunjukan bahwa, untuk setiap tingkat kematangan gonad pada umunya Ikan tambakan jantan selalu lebih banyak dibandingkan dengan ikan tambakan betina. Kecuali pada tingkat kematangan gonad (TKG) IV dimana nisbah kelamin jantan : betina adalah (1,00:1,25), pada tingkat kematangan gonad (TKG) V nisbah kelamin jantan : betina tidak dapat dihitung karena ikan sampel tambakan jantan tidak ditemukan berada pada TKG 12 10 8 6 4 2 0 Ke 1 - Ke 2 - Ke 3 - Ke 4 - TKG I TKG II TKG III TKG IV Ke 5 - Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Indek Gonado Somatik (IGS) Ikan Tambakan (H. temminkii) Selama penelitian dari 114 ekor ikan tambakan betina ditemukan tingkat kematangan gonad I sampai V sedangkan pada ikan tambakan jantan dari 139 ekor hanya ditemukan tingkat kematangan gonad I sampai IV sedangkan TKG V pada ikan tambakan jantan tidak ditemukan. Ke 6 - JuliKe 7 - JuliKe 8 - JuliKe 9 - Juli Ke 10 - Ke 11 - Ke 12 - PENGAMATAN MINGGU Ke- Gambar 1. Grafik jumlah ikan tambakan jantan yang didapatkan pada setiap minggu berdasarkan tingkat kematangan gonad 18

JUMLAH SAMPEL (EKOR) Biospecies Vol. 9 No.1, Januari 2016, hal 15-22. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Ke 1 - Ke 2 - Ke 3 - TKG I TKG II TKG III TKG IV TKG V Ke 4 - Ke 5 - ke 6 - Juli ke 7 - Juli ke 8 - Juli ke 9 - Juli ke 10 - ke 11 - ke 12 - PENGAMATAN MINGGU KE Gambar 2. Grafik jumlah ikan tambakan betina yang didapatkan pada setiap minggu berdasarkan tingkat kematangan gonad Ikan tambakan jantan dengan tingkat kematangan gonad (TKG) V tidak didapatkan selama penelitian. Ini diduga bahwa ikan tambakan jantan telah mencapai tingkat kematangan gonad IV lalu dengan segera mengeluarkan spermanya secara keseluruhan. Tabel 3. Komposisi Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tambakan (H. temminkii) di Perairan Sungai Kumpeh Jambi Selama 12 Minggu Pengamatan dari bulan 2013. Minggu Bulan Jumlah Ikan Pada TKG Total Total I II III IV V Ikan Sampel Ikan Sampel J B J B J B J B J B J B Ke 1 0 0 2 0 2 3 0 3 0 0 4 6 14 Ke 2 0 1 2 2 3 3 5 2 0 0 10 8 18 Ke 3 3 1 2 3 3 2 3 2 0 0 11 8 19 Ke 4 1 2 4 3 3 3 4 2 0 0 12 10 22 Ke 5 2 1 3 0 4 5 2 2 0 1 11 9 20 Ke 6 Juli 0 1 3 1 6 4 1 3 0 0 10 9 19 Ke 7 Juli 0 1 8 1 11 8 3 3 0 0 22 13 35 Ke 8 Julii 1 0 1 1 3 4 3 5 0 1 8 11 19 Ke 9 Juli 4 2 6 5 8 1 3 3 0 1 21 12 33 Ke 10-Agus 0 0 1 4 3 2 4 6 0 0 8 12 20 Ke 11-Agus 0 1 4 2 6 1 2 3 0 0 12 8 20 Ke 12-Agus 1 0 4 3 5 1 0 4 0 0 10 8 18 Jumlah 13 10 41 25 59 37 30 38 0 3 139 114 257 Ket : (J) Jantan; (B) Betina 19

Nilai rata-rata IGS ikan tambakan betina lebih besar daripada ikan tambakan jantan pada tingkat kematangan gonad yang sama, (Tabel 4) hal ini disebabkan oleh pertambahan bobot ovari lebih besar daripada bobot testis. Dan nilai IGS akanmenurun jika ikan sudah memijah sebagai akibat dari menurunnya berat gonad karena isinya sudah dikeluarkan. Menurut Efendie (1997) bahwa nilai IGS akan semakin meningkat nilainya dan akan mencapai batas maximum pada saat akan terjadi pemijahan, Ikan betina nilai IGSnya lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan. Tabel. 4. Kisaran nilai indek gonado somatik (IGS) ikan tambakan (H.temminkii) pada setiap tingkat kematangan gonad (TKG). IGS (%) Jumlah Ikan Kelamin TKG Kisaran Rata-rata Jantan I 1,69 3,86 2,52 13 II 3,86 5,66 4,68 41 III 4,84 6,80 5,32 59 IV 5,88 7,14 6,43 30 V 0 0 0 Betina I 2,13 3,10 2,67 10 II 4,98 5,94 5,54 25 III 5,36 6,76 5,97 37 IV 6,87 7,59 7,25 38 V 0,77 0,89 0,83 3 Selanjutnya Effendie (1984) mengemukakan bahwa musim dapat mempengaruhi nilai IGS ikan dimana pada musim hujan nilai IGS lebih tinggi dari pada musim kemarau. Faktor penyebabnya antara lain adalah jumlah makanan yang tersedia di perairan pada musim hujan lebih banyak daripada musim kemarau yang mengakibatkan perkembangan bobot gonad ikan semakin besar dan secara langsung akan mempengaruhi nilai IGS. Pertambahan nilai IGS pada setiap tingkat kematangan gonad ikan tambakan betina lebih besar daripada ikan tambakan jantan hal ini berhubungan dengan proses vitelogenesis dan pertumbuhan sel telur, sedangkan pada ikan jantan berhubungan dengan spermatogenesis dan peningkatan volume tubuliseminiferi. Berdasarkan kisaran nilai IGS yang didapatkan pada ikan tambakan dapat di simpulkan bahwa ikan tambakan dapat memijah lebih dari satu kali dalam setiap tahunnya. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Bagenal (1978). mengemukakan bahwa ikan yang mempunyai nilai IGS lebih kecil dari 20 persen dapat memijah lebih dari satu kali disetiap tahunnya. Kondisi dan Maturasi Gonad Ikan Tambakan (H. temminkii) Testis merupakan organ reproduksi jantan yang terdiri atas sepasang organ memanjang dan terletak pada dinding dorsal, testis adalah gonad jantan yang merupakan ciri seksual primer. Organ testis dan ovarium pada kebanyakan ikan teleostei berupa sepasang organ yang terletak di rongga tubuh, namun pada sebagian spesies pasangan testis dan ovarium menyatu menjadi satu organ. Testis dan ovarium pada ikan tambakan terdapat sepasang yang ditutupi oleh selaput tipis yang bening. Ditemukanannya tingkat kematangan gonad V pada ikan tambakan betina dan tidak ditemukannya pada ikan tembakan jantan (Tabel 5.). Maka ikan tambakan ini diduga mempunyai tipe pemijahan partial spawner yaitu: tipe pemijahan dimana ikan yang berpijah akan mengeluarkan telurnya secara berangsur-angsur. 20

Tabel 5. Deskripsi Morfologi Gonad Ikan Tambakan (H.temminkii) dari Sungai Kumpeh, Jambi, pada setiap Tingkat Kematangan Gonad (TKG). TKG I Awal Pertumbuhan : Jantan Testis terlihat seperti benang, tetapi ukurannya lebih pendek dari ovari pada TKG yang sama, warna putih jernih dan licin II Berkembang : Ukuran testis lebih besar dari TKG I, testis berwarna putih dengan permukaan sedikit bergerigi III Dewasa : Warna testis putih dengan permukaan yang berlekuk-lekuk, mengisi hampir separuh dari rongga tubuh Deskripsi Morfologi Gonad Betina Ovari berwarna putih bening dengan permukaan licin, ukurannya relative kecil dan butir telur belum terlihat dengan mata biasa Ukuran ovari lebih besar dan berwarna putih kekuning-kuningan, butir telur belum terlihat jelas dengan mata telanjang. Ovarium mengisi sepertiga dari rongga perut Ovari menempati hampir mengisi separuh rongga tubuh, butir telur berwarna hijau keabu-abuan dan terlihat jelas dengan mata telanjang, ukurannya lebih besar daripada TKG II IV Matang : Ukuran testis lebih besar dan lebih pejal, testis berwarna putih seperti santan kelapa kental, apabila ditekan bagian urogenital akan keluar air mani berwarna putih susu V Mijah Salin : - KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan tentang karateristik reproduksi ikan tambakan (H. temminkii) di sungai Kumpeh Jambi maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Ikan tambakan tergolong heteroseksual yaitu spermatozoa dan sel telur masing-masing dihasilkan dari individu yang berbeda. Nilai Indek gonado somatic ikan tambakan betina lebih besar dari pada ikan tambakan jantan pada tingkat kematangan gonad yang sama. Pada ikan tambakan jantan ditemukan tingkat kematangan gonad dari TKG I sampai dengan IV, sedangkan pada ikan tambakan betina ditemukan dari TKG I TKG V. Tipe pemijahan ikan tambakan betina adalah partial spawner sedangkan pada ikan tambakan jantan total spawner. Ovari mengisi 80% rongga perut dan usus terdesak kebagian depan, dengan butir-butir telur yang lebih besar dan bervariasi ukurannya dengan warna keabu-abuan, pembuluh darah terlihat jelas Ovarium mengempis, terdapat pada ikan yang sudah memijah, terdapat sisa-sisa telur dan bentuk ovari tidak beraturan DAFTAR PUSTAKA Abidin, A.Z. 1996. The Reproductive Biology of Tropical Cyprinid (Hampala macrolepidota)data Form Negara 2000 Lake. Kuala Lumpur. Malaysia. J. Fish. Biol, 20 : p 381-394. Alawi. H, M. Ahmad, Rusliadi, dan Prdinan. (1990). Beberapa Aspek Biologi Reproduksi Ikan Baung (Macrones nemurus ) di sungai Kampar. Berkala Perikanan Terubuk XXI ; 13-45. Azizah. S, Muchlisin dan Musman. M. 2010. Spawning seasons of Rasbora tawarensis (Pisces: Cyprinidae) in Lake Laut Tawar, Aceh Province, Indonesia. Reprod Biol Endocrinol.8: 49 21

Effendie, M.I. 1984. Penilaian Perkembangan Gonad Ikan Belanak di Perairan Muara Sungai Cimunuk. Indramayu. Bagi Usaha Pengadaan Benih. Disertasi Program Pascasarjana IPB. Bogor. Effendie, M.I. 1994. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. Efrizal, 1995. Pengaruh Penyuntikan 17-α- Hidroksi Progesteron dan HCG Tahap Ovulasi dan Kualitas Telur Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus. B). Jurnal Garing, Vol. 4. Hadjamulia, A,. N. 1987. Beberapa Aspek Pengaruh Penundaan dan Frekuensi Pemijahan Terhadap Potensi produksi Ikan Mas. Disertasi Program Pascasarjana IPB. Bogor Haryono. 2006. Aspek Biologi Ikan Tambra (Tor Tambroides Brlk) Yang Eksotik dan Langka Sebagai Dasar Domestikasi. Jurnal Biodiversitas vol 2. Hal 195-198. Hunter, J,R., B.J. Macewicz,, N, Chyan-chui lo, and C.A. Kimbrill. 1992. Fecundity, spawning and Maturity of Famele Dover Sole. Microstomus pacificus with and Evaluatian of Assumtion and Precision. Fishery Bulletin, Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, and S. Wirjoatmodjo. 1993. Freshwater fishes of westernindonesia and Sulawesi. Hongkong: Periplus edition (HK) Ltd. In collaborated with EMDI Project. Lagler, K.F., J.E. Bardach and R.R. Miller. 1977. Ichthyology. John Wiley and Sons, NewYork. Novitriana, R dan Ernawati. Y. 2004. Aspek Pemijahan Ikan Petek (Leiognathus equulus, Foskl) Fam. Leigonathidae Di Pesisir Mayangan Subang Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia, volume 4 nomor 1 Satria, H. 1991. Potensi Reproduksi Ikan Hampala (Hampala macrolepidota) di Waduk Saguling Jawa Barat. Bult. Panel. Perikanan Darat Subardja, D.S, Malik. A, Suherman dan Asnawati (1995) Pengenalan Jenis- Jenis Ikan di Perairan Umum Jambi Bagian I. Ikan-ikan sungai utama Batang Hari, Jambi. Dinas Perikanan Provinsi Daerah Tingkat I, Jambi. 144 Halaman Samuel, Adjie S, & Nasution Z. 2002. Aspek Lingkungan dan Biologi Ikan didanau Arang-arang, Provinsi Jambi. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 8(1) : 1-11. Sjafei, D.S., dan Saadah. 2000. Beberapa Aspek Biologi Ikan Petek (leiognathus splendens Cuv) Di Perairan Teluk Labuhan, Jawa Barat. Jurnal Iktiologi Indonesia I (1): 13-17 Scoot, B.C.C. 1979. Environmental Timing and Control of Reproduction in Teleost Fish. In P.J. Miller (ed) Fish Phenology : Anabolic adaptiveness in Teleost The Zoological Society of London. Academic Press. London Saputra, S.W. dan Soedarssono, P 2009. Beberapa Aspek Biologi Ikan Kuniran (Upeneus spp) Di Perairan Demak. Jurnal Saintek Perikanan. Vol. 5. No. 1 Sumantadinata, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-ikan Peliharaan di Indonesia. Sastra Hudaya. Syandri, H. Aspek Reproduksi Ikan Bilih Mystacolecus padangencis Bleeker dan Kemungkinan pembenihannya di Danau Singkarak. Disertasi, Progam Pasca Sarjana Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. (1996). Syandri. H. 1993. Berbagai Dosis Ekstrak Hipofisa Sapid an Pengaruhnya Terhadap Volume Mani dan Daya Tetas Telur Ikan Mas (Cyprinus carpio) Berkala Perikanan Trubuk. Warsito, H. 1993. Pengantar Metodologi Penelitian. PT Gramedia Puataka Utama Jakarta 22