MEDICA MAJAPAHIT. Vol 7. No. 1, Maret 2015

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

PENATALAKSANAAN TUGAS KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS V SD TENTANG PERAWATAN GIGI

PENGARUH PERAN ORANG TUA TENTANG PERAWATAN GIGI TERHADAP TERJADINYA KARIES DENTIS PADA ANAK PRA SEKOLAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PERAWATAN GIGI ANAK USIA PRA SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

PENDAHULUAN... Dian Nurafifah ...ABSTRAK...

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN KETERATURANANTENATAL CAREPADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENGGOSOK GIGI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGOSOK GIGI PADA ANAK TK B

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesehatan. Mulut bukan sekedar untuk pintu masuknya. menunjang kesehatan seseorang (Riyanti, 2005).

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

Nisa khoiriah INTISARI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA HARJOBINANGUN PURWOREJO GITA APRILIA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan gigi (Isro in, 2012). Misalnya seorang anak makan makanan yang manis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat gangguan sangat penting pada masa kanak-kanak karena karies gigi,

BAB 1 PENDAHULUAN. berada pada masa ini berkisar antara usia 6-12 tahun. Penyakit yang sering

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN MAHASISWA KEBIDANAN TINGKAT III TENTANG SADARI DENGAN FREKUENSI MELAKUKAN SADARI. Nanik Nur Rosyidah

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI ANAK BATITA MALNUTRISI DI POSYANDU DESA SEMBUNGAN BOYOLALI

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TERHADAP PREVALENSI KARIES GIGI DI TK ISLAM AR RAHMAN JLN. MEDAN TG. MORAWA KECAMATAN TANJUNG MORAWA TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

STUDI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI DI POLINDES BENDUNG JETIS MOJOKERTO.

Hubungan antara perilaku ibu tentang kebersihan dan frekuensi kejadian Gastroentritis pada balita usia 1 3 tahun di RS Adi Husada Kapasari Surabaya

KEPATUHAN MENGGOSOK GIGI DENGAN TERJADINYA KARIES GIGI DI SDN KEBUN DADAP BARAT KECAMATAN SARONGGI

Anneke A. Tahulending 1), Christy Velia Kosegeran 2) 1)3) Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes Kemenkes Manado, Jl. R. W. Mongisidi Malalayang

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

GAMBARAN PENGETAHUAN KADER DALAM PENGISIAN KARTU MENUJU SEHAT BAYI DESA NGLUMBER KECAMATAN KEPOHBARU KABUPATEN B O J O N E G O R O

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI ORANG TUA DALAM MEMANFAATKAN ALAT-ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI RUANG ANAK RS. BAPTIS KEDIRI ABSTRACT

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK LANJUT USIA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG HIPERTENSI DI KELURAHAN SRIWIDARI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIPELANG KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. baik. Penelitian yang di lakukan Nugroho bahwa dari 27,1% responden yang

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN PEKERJAAN DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI DUSUN MENGAI DESA SUKOREJO KARANGBINANGUN LAMONGAN

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia, demikian juga halnya dengan kesehatan gigi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN KARIES GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI BALITA. Nawang Siwi Sayuti 1.

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI DI SDI DARUL MU MININ KOTA BANJARMASIN TAHUN 2017 ABSTRAK

PENDAHULUAN. mulut adalah penyakit jaringan keries gigi (caries dentis) disamping penyakit gusi.

HUBUNGAN PERAN KADER DENGAN CAKUPAN PROGRAM IMUNISASI CAMPAK PADA BALITA. Kiftiyah

Eka Fauzia Laila ABSTRAK

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI PADA IBU NIFAS UNTUK MENYUSUI BAYINYA DENGAN KEJADIAN BENDUNGAN ASI (Studi Di BPS Yuliana, Amd. Keb. Kabupaten Lamongan 2016)

Penyajian Susu Formula Terhadap Kejadian Diare Pada Bayi 0 24 Bulan di RS. Surabaya Medical Service

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI MURID KELAS VI MADRASAH DINIYAH ISLAMIYAH MUHAMMADIYAH SEI KINDAUNG KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya yaitu pertumbuhan gigi. Menurut Soebroto

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TUBERCULOSIS PARU DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM KONSUMSI OBAT. Nasrul Hadi Purwanto

Yulisetyaningrum ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA DI KELURAHAN SIDOHARJO RW 1 RT 2 DAN 4 KECAMATAN LAMONGAN

PERAWATAN GIGI SUSU PADA ANAK USIA SEKOLAH DI TAMAN GIZI ANAK SEHAT DESA GUMPANG, KARTASURA SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

Sri Junita Nainggolan Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa kanak-kanak merupakan masa yang terpanjang dalam

Ihda Mauliyah*, Nawang Indah PS** ABSTRAK

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober Sri Sudarsih 1, Pipit Bayu Wijayanti 2 *)

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU BALITA DIARE DENGAN PENGGUNAAN ORALIT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JAJAG BANYUWANGI TAHUN 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN KUNJUNGAN K1 AKSES (KUNJUNGAN AWAL) DI PUSKESMAS PELAMBUAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU IBU TENTANG PIJAT BAYI DI BPS SUHARTATIK DESA KALIWATES KEMBANGBAHU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

PERAN IBU TERHADAP PEMBERIAN GIZI PADA ANAK USIA 1 5 TAHUN DI DESA SUMURGENENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS JENU KABUPATEN TUBAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebersihan mulut merupakan hal yang sangatlah penting. Beberapa masalah

Fajarina Lathu INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan yang besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai gizi, berdasarkan data terbaru pada tahun , masalah

BAB I PENDAHULUAN. orangtua sangat menentukan dalam pertumbuhan dan perkembangan pada. (Notoatmodjo, 2003). Kesehatan gigi dan mulut pada anak apabila

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

HUBUNGAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 5-6 TAHUN

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KEBEN KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN. M. Masykur*, Dian Nurafifah**...ABSTRAK...

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM DENGAN PROSES KESEMBUHAN LUKA PERINEUM DI RSUD SIDOARJO. Abdul Muhith *) ABSTRAK

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

STUDI TENTANG PRODUKTIF ASI DIKAITKAN DENGAN ANATOMI PAYUDARA DI POSYANDU DESA WADUNG PAKISAJI KABUPATEN MALANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Kata Kunci : Pengetahuan,Kesehatan Reproduksi, Perilaku, Personal Hygiene

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

BAB I PENDAHULUAN. efek yang buruk pada kesehatan pada umumnya, sehingga kesehatan mulut yang. baik dapat dicapai dengan kebersihan mulut yang baik.

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

Asnita Bungaria Simaremare, Rosdiana T Simaremare Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan. Abstrak

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

PEMBIASAAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE OLEH IBU KEPADA BALITA (USIA 3-5 TAHUN) DI KELURAHAN DERWATI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN GIGI DAN MULUT DENGAN CARA IBU MENGGOSOK GIGI PADA BALITA DI DUSUN LOSARI DESA PEKUKUHAN KECAMATAN MOJOSARI MOJOKERTO Iis Fatimawati *) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut pada balita dengan cara ibu menggosok gigi pada balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari. Metode penelitian ini menggunakan teknik non probability (total sampling) dan teknik survey rumah tangga (house hold survey) dengan responden 43 ibu yang mempunyai anak balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari. Kesimpulan yang dapat ditarik bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut dengan cara ibu menggosok gigi balita maka sebagai tenaga kesehatan diharapkan memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang manfaat dan cara memelihara kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut pada balita, dan tentang cara menggosok gigi yang tepat pada balita untuk mencegah terjadinya kerusakan gigi. Kata kunci : Pengetahuan, perawatan, gigi, balita. A. PENDAHULUAN Program kesehatan gigi dan mulut telah dilaksanakan sejak Pelita I sampai dengan Pelita VI. Diharapkan pada tahun 2000, setiap orang baik di perkotaan maupun di pedesaan memperoleh pemeliharaan kesehatan yang memadai sehingga mereka dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Masyarakat harus mampu memelihara dan meningkatkan kemandirian di bidang kesehatan. Hal ini berbeda dengan keadaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut walaupun telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut, angka kesakitan gigi dan mulut c enderung terus meningkat (Julianti, 2001). *) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto 49

Dalam hal ini, peran Ibu sangat mewujudkan dan mengembangkan kesehatan secara umum dan khususnya dalam hal memelihara kesehatan gigi dalam keluarga (Maulani, 2005). Perawatan gigi dan mulut pada masa balita dan anak sangat menentukan kesehatan gigi dan mulut mereka pada tingkatan usia selanjutnya. Beberapa penyakit gigi dan mulut bisa mereka alami bila perawatan tidak dilakukan dengan baik, diantaranya adalah Caries (lubang pada permukaan gigi), ginggivitis (peradangan gusi), dan sariawan, sehingga mencegah kerusakan gigi lebih penting dari pada terpaksa berobat ke dokter gigi setelah gigi rusak atau berlubang (Fitriana, 2006). Tindakan pencegahan merupakan hal yang terbaik, selain tidak merasakan sakit, seseorang pun tidak perlu mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk mengobati sakit giginya (Fitriana, 2006). Namun para orang tua ada sekitar 90% yang mempunyai anggapan tidak perlu merawat gigi anak, karena suatu saat gigi anak akan tanggal dan digantikan oleh gigi tetap. Padahal jumlah balita di Indonesia mencapai 30% dari 250 juta lebih penduduk Indonesia, sehingga di perkirakan balita yang mengalami kerusakan gigi mencapai 75 juta lebih anak. Jumlah itu sangat mungkin bertambah terus, karena pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Nasional pada tahun 1990 hanya 70% tetapi pada tahun 2000-an mencapai 90% (Maulani, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan pada waktu kegiatan posyandu di Dusun Losari Desa Pekukuhan peneliti mengobservasi bahwa dari 23 balita yang sebagian mengalami karies gigi sebanyak 10 balita. Prevalensi atau kasus terjadinya karies gigi diantara bayi dan anak-anak kecil prasekolah telah diteliti oleh banyak ahli dan ternyata paling sedikit 25% karies gigi terdapat pada anakanak yang berusia 2 tahun dan hampir sebanyak dua pertiga dari seluruh jumlah anak-anak berusia 3 tahun menderita karies gigi (Koswara, 2006). Di Indonesia banyak anak yang masih berusia 4 tahun tetapi gigi depannya sudah karies atau sudah habis. Hal ini biasanya dikarenakan kebiasaan membawa dot. Sedini mungkin lepas minum dengan botol, latih dengan gelas yang menggunakan lubang (Maulani, 2005). Menurut dr G. Sri Kuswandari PhD dari bagian kedokteran gizi anak FKG Univ Gajah Mada, sekitar 92% anak usia prasekolah atau taman kanak-kanak mengalami karies gigi. Karies gigi tersebut disebabkan antara lain kualitas gigi yang kurang bagus. Mungkin sejak dari kandungan Ibunya nutrisinya kurang, penyebab lainnya adalah gosok gigi yang tidak menyeluruh (Kuswandari, 2005). 50

Dari uraian di atas menjelaskan bahwa selain peran orang tua sangat berpengaruh dalam kesehatan gigi dan mulut anak, peran perawat dalam hal ini juga sangat diperlukan untuk memberikan penyuluhan kepada orang tua tentang manfaat kesehatan dan kebersihan gigi yang baik, serta cara memelihara kesehatan dan kebersihan gigi dan mulut pada balita. B. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik adalah survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena, baik antara faktor resiko dengan faktor efek, antar faktor resiko, maupun antar faktor efek. Yang dimakud faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor resiko, sedangkan faktor resiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan terjadinya efek (pengaruh) (Notoatmodjo, 2005). Variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut pada balita. Sedangkan Variabel dependent yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara ibu menggosok gigi pada balita. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari, dengan jumlah ibu yang mempunyai anak balita adalah 43 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling yang dengan jumlah responden 43 ibu yang mempunyai anak balita. Pada penelitian ini menggunakan teknik non probability (total sampling) dan teknik survey rumah tangga (house hold survey). Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu yang mempunyai anak balita didusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari. Biasanya pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kepada kepala keluarga. Informasi yang diperoleh dari kepala keluarga ini bukan saja informasi mengenai diri kepala keluarga tersebut, tetapi juga informasi tentang diri atau keadaan-keadaan anggota keluarga yang lain dan bahkan informasi tentang rumah dan lingkungannya. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 51

Ibu Dengan Balita Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku : a. Faktor predisposisi - Pengalaman - Pendidikan - Pengetahuan b. Faktor pendukung - Peralatan menggosok gigi balita - Makanan dan minuman yang sehat untuk balita c. Faktor pendorong - Langkah inovatif yang dilakukan ibu ketika menggosok gigi balita Perilaku menggosok gigi balita 1. Pengetahuan tentang perawatan gigi dan mulut pada balita : - Usia balita mulai dibersihkan gigi dan mulutnya. - Waktu yang tepat untuk menyikat gigi. - Contoh penyakit kerusakan gigi. - Pemilihan pasta gigi dan sikat gigi yang baik pada balita. - Makanan dan minuman yang sehat untuk balita. - Langkah inovatif yang dilakukan ibu ketika menggosok gigi balita. 2. Cara menggosok gigi balita dengan benar. Menggosok gigi pada balita dengan tepat atau tidak tepat Pertumbuhan gigi balita yang sehat Keterangan : : Diteliti --------- : Tidak diteliti Bagan 1. Kerangka Konseptual Penelitian Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi Dan Mulut Dengan Cara Ibu Menggosok Gigi Pada Balita Di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari Mojokerto 52

2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari. Waktu dilakukannya penelitian ini pada tanggal 9-16 Agustus 2007. 3. Analisis Data Pada instrumen penelitian, peneliti menggunakan kuesioner dan ceklist (observasi). Dalam pengumpulan data pertama kali langkah yang dilakukan peneliti adalah dengan melakukan kunjungan rumah ke rumah pada ibu yang mempunyai anak balita. Untuk mengetahui kemampuan ibu dalam melakukan perawatan gigi dan mulut pada balita peneliti meminta ibu untuk menggosok gigi pada balita dengan menggunakan alat ukur ceklist dan untuk mengetahui pengetahuannya ibu peneliti meminta ibu untuk mengisi kuesioner.analisis data pada penelitian ini adalah pemberian skor dan setiap pertanyaan yang benar di beri skor 1 (satu) dan jika salah diberi skor 0 (nol). Hasil jawaban responden yang telah diberikan pembobotan dijumlah dibagi dengan skor maksimal kemudian dikalikan 100 % (Arikunto, 1994). a. Pengetahuan Ibu tentang perawatan gigi dan mulut pada balita Kriteria : Baik : 76 % - 100 % Cukup : 56 % - 75 % Kurang : < 55 % (Arikunto, 1998) b. Cara menggosok gigi pada balita Dilakukan = 1 Tidak dilakukan = 0 Kriteria : - > 55 % = Tepat - 55 % = Tidak Tepat c. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut dengan cara ibu menggosok gigi pada balita dilakukan uji statistik Chi Square dengan tingkat kemaknaan P = <0.05 yang artinya Ho ditolak bila P < 0,05 dan H1 diterima bila P = > 0,05 dengan menggunakan soft ware komputer progam SPSS. 53

C. HASIL PENELITIAN 1. Data Umum Data yang disampaikan meliputi usia, pendidikan dan pekerjaan ibu yang mempunyai anak balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari. a. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Usia. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari pada Tangal 9-16 Agustus 2007. No. Usia Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. < 20 Tahun 21-25 Tahun 26-30 Tahun > 30 Tahun 0 14 12 17 0 32,55 28 39,53 Total 43 100 Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa usia responden yang sebagian besar berusia lebih dari 30 tahun sebanyak 17 responden (39,53%) dan yang sebagian kecil ibu yang berusia 26-30 tahun sebanyak 12 responden (28%). b. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari pada Tangal 9-16 Agustus 2007. No. Pendidikan Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. SD SMP SMA Perguruan tinggi 11 16 14 2 25,58 37,2 32,55 4,7 Total 43 100 Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang berpendidikan SMP sebanyak 16 responden (37,2%) dan sebagian kecil responden yang berpendidikan perguruan tinggi sebanyak 2 responden (4,7%). 54

c. Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari pada Tangal 9-16 Agustus 2007. No. Pekerjaan Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. 4. Swasta Wiraswasta Buruh Tani / Tani Ibu Rumah Tangga Total 43 100 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa responden sebagian besar pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 27 responden (63%) dan sebagian kecil yang pekerjaannya sebagai buruh tani/ tani sebanyak 1 responden (2%). 2. Data Khusus Data yang disampaikan meliputi pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut pada balita dan cara ibu menggosok gigi pada balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari. a. Gambaran Pengetahuan Tentang Perawatan Gigi dan Mulut pada Balita. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Perawatan Gigi dan Mulut pada Balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari pada Tangal 9-16 Agustus 2007. No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1. 2. 3. Baik Cukup Kurang 9 6 1 27 19 19 5 21 14 2 63 44,19 44,19 11,6 Total 43 100 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden ibu mempunyai pengetahuan baik dan cukup sebanyak 19 responden (44,19%) dan sebagian kecil reponden yang mempunyai pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (11,6%). 55

b. Gambaran Cara Menggosok Gigi Pada Balita. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Cara Menggosok Gigi pada Balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari pada Tangal 9-16 Agustus 2007. No. Cara Ibu Frekuensi Prosentase (%) Menggosok Gigi Pada Balita 1. Tepat 22 51,16 2. Tidak Tepat 21 48,9 Total 43 100 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa caranya responden hampir sama antara cara menggosok gigi balitanya dengan tepat sebanyak 22 responden (51,16%) dan cara menggosok gigi balitanya tidak tepat sebanyak 21 responden (48,9%). c. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi dan Mulut dengan Cara Ibu Menggosok Gigi pada Balita. Tabulasi silang hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut dengan cara ibu menggosok gigi pada balita dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 6. Tabulasi Silang Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi dan Mulut dengan Cara Ibu Mengosok Gigi pada Balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari pada Tanggal 9-16 Agustus 2007. No. 1. 2. Cara Ibu Menggosok Gigi Pada Balita Pengetahuan Total Baik Cukup Kurang n % n % n % n (%) Tepat Tidak tepat 14 5 32,55 11,62 7 12 16,27 28 1 4 2,32 9,3 22 21 51,16 48,9 Total 19 44,19 19 44,19 5 11,6 43 100 P = 0,025 Berdasarkan tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa responden yang sebagian besar mempunyai pengetahuan baik dan cara menggosok gigi balitanya tepat sebanyak 14 responden (32,55%) dan 56

sebagian kecil responden yang mempunyai pengetahuan kurang dan cara menggosok gigi balitanya tepat sebanyak 1 responden (2,32%). Setelah data dari masing-masing variabel terkumpul dan dilakukan uji statistik untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut dengan cara ibu menggosok gigi balita didapatkan dengan perhitungan uji statistik Chi Square taraf signifikasi 0.05 dengan jumlah responden 43 didapatkan hasil P = 0.025 hal ini berarti Ho ditolak yang artinya H1 diterima yaitu ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut dengan cara ibu menggosok gigi pada balita. D. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Gigi dan Mulut Dari hasil penelitian untuk pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden pada kategori pengetahuan baik dan cukup sebanyak 19 responden (44,19%) dan sebagian kecil responden pada kategori pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (11,6%). Menurut Notoatmodjo (2003) ilmu pengetahuan merupakan suatu wahana untuk mendasari seseorang berfikir, tingkatannya tergantung dari ilmu pengetehuan/dasar pendidikan orang tersebut dimana dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain usia, sosial ekonomi, sosial budaya. Pengetahuan yang baik sendiri dapat dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain usia, pendidikan dan pengalaman, sedangkan dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa dari 43 responden yang berusia lebih dari 30 tahun sebanyak 17 responden (39,53%). Di sini usia juga dapat berhubungan karena dengan usia yang lebih dewasa dan matang para ibu dapat membimbing anaknya khususnya dalam hal menjaga kesehatan gigi dan mulut. Seperti yang disampaikan oleh Nursalam (2001) bahwa semakin cukup kematangan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari analisis data selain usia, pendidikan juga dapat berhubungan dalam mendapatkan pengetahuan yang baik. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pendidikan responden dari 43 responden mempunyai pendidikan SMP sebanyak 16 responden (37,2%). Meskipun pendidikan responden SMP tetapi pengetahuan responden baik, dalam hal ini 57

responden mempunyai pengalaman tentang perawatan gigi dan mulut pada anak sebelumnya karena dengan pengalaman kita dapat belajar lebih baik lagi dari sebelumya, seperti yang dikemukakan oleh Syaifuddin Azwar (2003) bahwa pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat karena itu sikap akan mudah terbentuk apabila pengalaman melibatkan faktor emosional. Dalam situasi melibatkan emosi, penglihatan, pengalaman akan lebih mendalam dan lama membekas. 2. Cara Ibu Menggosok Gigi Pada Balita Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan sistem pencegahan yang paling mudah dan relatif murah. Sikat gigi secara terus menerus, dengan interval tertentu untuk memutuskan tali ikatan perkembangan bakteri penyebab karies dan menyikat gigi secara benar yang meliputi seluruh permukaan gigi yang terpapar oleh makanan dan minuman, baik di depan dan belakang, sela-sela diantara gigi manapun pada titik dan cekungan pada permukaan gigi geraham. (Armasastra Bahar 2005). Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 22 responden (51,16%) yang caranya tepat dalam menggosok gigi balita dan 21 responden (48,9%) yang caranya tidak tepat dalam menggosok gigi balita. Menurut Armasastra Bahar (2005) mengatakan bahwa berbagai bentuk dan jenis sikat gigi dipasarkan, baik yang manual maupun elektrik. Tapi yang menjadi persoalan bukan semata model, bentuk, jenis elektrik maupun manual, tetapi cara menyikat dari anak maupun orang tua, yang menentukan. Sedangkan cara menyikat gigi yang tepat sendiri adalah sebelum memulai selalu mencuci sikat gigi, untuk batita sediakan air matang, lalu mulailah dengan kumur, kemudian mulailah penyikatan dengan meminta anak untuk mengucapkan Iiii... dan gosok gigi seri depan dengan gerakan maju mundur pendek-pendek, bisa dikombinasi dengan gerakan sedikit memutar dan gerakan vertikal, mengenai gusi dan gigi, lakukan terus menerus sampai ke bagian gigi yang menghadap pipi sebelah kiri dan kanan. Setelah itu katakan pada anak untuk mengucapkan Aaa... dan gosok permukaan kunyah kiri dan kanan bawah, setelah itu seluruh bagian gigi yang menghadap ke lidah, kiri kanan, dan depan. Lakukan hal yang sama untuk gigi atas dan juga bagian gigi yang menghadap ke langit-langit. Dalam keadaan di masyarakat masih ada para ibu yang kurang memperhatikan kesehatan gigi dan mulut pada anak balitanya meskipun 58

peralatan menggosok gigi sudah tersedia dirumah dan para ibu juga cuma sekedar menyuruh anaknya untuk menggosok gigi tanpa mendampinginya. Sebaiknya para ibu tersebut harus mempunyai langkah inovatif dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anaknya. Seperti yang disampaikan oleh Ririn Fitriana (2006) pada anak balita memerlukan peranan orang tua untuk membantu proses pembelajaran menggosok gigi secara rutin dan benar, karena dengan bimbingan dan penanaman kebiasaan menggosok gigi, akan bermanfaat untuk menjaga kesehatan giginya yang putih bak mutiara. 3. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Gigi dan Mulut dengan Cara Ibu Menggosok Gigi pada Balita Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 14 responden (32,55%) yang mempunyai pengetahuan baik dan cara ibu menggosok gigi balita dengan tepat dan responden yang mampunyai pengetahuan kurang dan cara ibu menggosok gigi balita dengan tepat sebanyak 1 responden (2,32%). Adapun secara perhitungan uji statistik dengan menggunakan uji chi square taraf signifikasi 0,05 dengan jumlah responden 43 didapatkan 0,025 ini berarti ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut pada balita dengan cara ibu menggosok gigi pada balita. Dari hasil penelitian diatas yang dapat diketahui bahwa cara ibu menggosok gigi yang tepat pada balita dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu yang baik. Ibu yang berpengetahuan baik cenderung mengerti bagaimana cara menggosok gigi yang tepat pada balita. Menurut Notoatmodjo (2002), pada umumnya semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin baik pula tingkat pengetahuannya. Pengetahuan itu sendiri merupakan kemampuan seseorang untuk mengingat fakta, simbol, prosedur teknik dan teori. Dari kenyataan diatas bahwa pengetahuan secara langsung akan mempengaruhi seseorang dalam perilaku cara menggosok gigi yang tepat pada balita. Disini jelas bahwa faktor yang mempengaruhi cara ibu menggosok gigi yang tepat pada balita bukan pengetahuan saja, akan tetapi masih banyak faktor lain dan itu memerlukan penelitian lebih lanjut. E. PENUTUP Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 43 responden ibu yang mempunyai anak balita di Dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari, sebagian besar 19 responden 44,19 % ibu mempunyai pengetahuan 59

yang baik tentang perawatan gigi dan mulut pada balita. Dari 43 responden ibu yang mempunyai anak balita di dusun Losari Desa Pekukuhan Kecamatan Mojosari sebagian besar 22 responden (51,16 %) ibu cara menggosok gigi balitanya sudah tepat. Dari hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang perawatan gigi dan mulut dengan cara ibu menggosok gigi pada balita. Berdasarkan uji statistic Chi Square dengan nilai signifikasi 0,05 dengan jumlah responden 43 didapatkan P = 0,025. Berdasarkan hasil dari kesimpulan diatas, maka yang perlu disampaikan adalah agar tenaga kesehatan mengupayakan untuk meningkatkan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya cara menggosok gigi pada balita yang tepat di berbagai tempat pelayanan kesehatan seperti Rumah Sakit, Puskesmas, BPS. Diharapkan masyarakat memperhatikan tentang cara menggosok gigi pada balita dengan tepat dan menanamkan kebiasaan menggosok gigi pada balita sejak dini untuk mencegah terjadinya karies gigi. Diharapkan perawat dapat mempertahankan cara menggosok gigi pada balita dengan tepat dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat dan juga dapat berkolaborasi dengan kader masyarakat dan puskesmas terdekat. DAFTAR PUSTAKA Budiarto, Eko, 2001. Biostatistika Untuk Kedokteran Dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Effendy, Nasrul, 1998. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC. Fitriana, Ririn, 2006. Perawatan Kesehatan Gigi Anak. Meagdeburg. Kharisma. Heri Julianti, Eliza, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta : EGC. Koswara, Sutrisno, 2006. Makanan Bergula dan Kerusakan Gigi. www.ebookpangan.com. Kuswandari, Sri. 2005. Pelayanan Medik. FKG Universitas Gajah Mada. Hr Republika. Maulani, Chaerita dan Jubilee Enterprice, 2005. Kiat Merawat Gigi Anak. Jakarta : Elex Media Komputindo. Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. 60

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Nursalam dan S. Pariani (2001). Metodologi Riset Keperawatan. Jakrta : CV. Sagung Seto. Purwanto Ngalim, 2000. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Sarwono, SW. 1997. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Frapindho Persada. Syahlan, J.H, 1993. Asuhan Kesehatan Anak Dalam Konteks Keluarga. Jakarta Penddikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 61