Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita"

Transkripsi

1 Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Cipta Aji Atmojo ( ) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kegiatan posyandu yang dilakukan ibu-ibu pada usia produktif memberikan bekal dan pengetahuan terhadap cara-cara memberikan pelayanan kesehatan dalam keluarga. Di sisi lain, tingkat fertilitas sangat diharapkan oleh ibu-ibu yang berusia produktif, sedang tingkat mortalitas adalah sesuatu yang dihindarkan. Permasalahan yang diajukan adalah: (1) seberapa besar kegiatan posyandu yang dilakukan oleh ibu-ibu? () seberapa besar tingkat fertilitas dan penghindaran mortalitas pada balita?, dan (3) adakah hubungan antara kegiatan posyandu dengan tingkat fertilitas dan mortalitas di Desa Kebagusan? Dengan demikian tujuan penelitian adalah : (1) untuk mengetahui kegiatan posyandu yang dilakukan oleh ibu-ibu, () untuk mengetahui tingkat fertilitas dan penghindaran mortalitas pada balita, dan (3) untuk membuktikan ada tidaknya hubungan antara kegiatan posyandu dengan tingkat fertilitas dan mortalitas di Desa Kebagusan. Untuk keperluan tersebut penelitian dilakukan kepada seluruh ibu-ibu yang berusia produktif di Desa Kebagusan dengan populasi 56. Penelitian dilakukan secara total sampel, dengan demikian 56 ibu-ibu sebagai sampel dan responden. Teknik pengumpulan data, yang digunakan adalah dokumentasi dan angket. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data seperti jumlah warga setiap RW, jumlah ibu-ibu yang berusia produktif, jumlah masyarakat berdasarkan tingkat pendidikan, mata pencaharian dan data lain seperti terdapat dalam monografi kelurahan. Adapun angket digunakan untuk mengungkap kegiatan posyandu serta tingkat fertilitas dan mortalitas balita di Desa Kebagusan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu analisis deskriptif dan analisis korelasi product moment. Berdasarkan hasil penelitian maka disimpulkan; (1) sebagian responden berumur antara 0-30 tahun yaitu sebanyak 83,9%, (), kegiatan posyandu memiliki hubungan dengan tingkat fertilitas pada balita di Desa Kebagusan sebesar 0,038. Hasil hitung tersebut lebih kecil dari angka tabel r sebesar 0,05, sehingga hipotesis kerja "Kegiatan posyandu memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat fertilitas alitas balita di Desa Kebagusan, Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang (3) kegiatan posyandu tidak ada hubungan dengan tingkat mortalitas pada balita di Desa Kebagusan.. Hasil hitung tersebut sebesar 0,30, lebih besar dari angka tabel r sebesar 0,05, sehingga hipotesis kerja "Kegiatan posyandu tidak memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan tingkat mortalitas alitas balita di Desa Kebagusan, Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang (4) karena hasil hitung bersifat positif, semakin baik (serius) kegiatan posyandu yang dilakukan oleh ibu-ibu yang berusia produktif maka akan semakin baik pula tingkat fertilitas pada balita di Desa Kebagusan. Sarannya adalah; (1) bagi pemerintah, ibu-ibu telah menunjukkan keseriusannya dalam mengikuti kegiatan posyandu, namun pemerintah belum memberikan fasilitas yang memadai. Salah satunya adalah petugas belum ditangani oleh ahli medis, namun masih ditangani oleh personil yang ditunjuk oleh kelurahan, () bagi masyarakat, bagi ibu-ibu, ternyata ilmu yang diperoleh dari kegiatan posyandu sangat banyak dan sangat bermanfaat. Salah satunya adalah cara-cara penanganan hidup sehat, terutama di lingkungan keluarga. Kata Kunci : Posyandu, balita, mortalitas dan fertilitas PENDAHULUAN Laju pertumbuhan, kepadatan penduduk dan struktur penduduk merupakan faktor yang akan menentukan baik cara-cara pendekatan yang harus ditempuh maupun keberhasilan yang dapat dicapai dalam pembangunan selama kurun waktu tertentu, (Pardoko, 1997 : 5). Pardoko mengatakan : Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi merupakan masalah yang ada di satu pihak ikut menentukan perkembangan pola penyakit dan penyebarannya, dan di lain pihak ikut menentukan pola JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 45

2 pelayanan kesehatan. Di samping itu struktur penduduk yang sebagian besar masih terpusatkan pada kelompok usia muda (dibawah umur 15 tahun) menyebabkan masalah-masalah kesehatan masih terpusatkan pada kelompok usia masih muda, terutama umur di bawah 5 tahun. Perkembangan tanpa disertai control untuk mengurus jumlah penduduk yang diinginkan, hanya akan menimbulkan problema sosial dan ekonomi dengan segala akibatnya. Pertambahan penduduk yang besar dari tahun ke tahun memerlukan tambahan investasi dan sarana di bidang pendidikan, kesehatan, perumahan dan sebagainya. Hal ini merupakann masalah yang rumit bagi pemerintah yang dalam usaha untuk membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pada akhir tahun 00 penduduk Indonesia berjumlah 175,6 juta. Jumlah tersebut naik menjadi 19,9 juta pada tahun 006 (Dinas Statistik Pemkab 006). Dengan demikian selama kurun masa itu adalah jumlah penduduk yang besar yaitu 9,9 % jumlah penduduk pada tahun 01 sekitar 45 juta jiwa. Hal ini berarti rata-rata pertambahan penduduk sebesar itu merupakan hasil akhir dari dua komponen penting kependudukan yaitu tingkat kelahiran dan tingkat kematian. Penduduk Desa pada tahun 004 berjumlah jiwa. Pada tahun 005 naik menjadi 4.69 jiwa. Dengan demikian selama satu tahun jumlah penduduk didesa ini bertambah 50 jiwa, sedang tingkat kelahiran kasar di Desa Kebagusan pada tahun 011 sejumlah 81 dan turun menjadi 75 pada tahun 01. Hal ini merupakan salah satu hasil dari keberadaan program posyandu di desa tersebut. Tingkat kelahiran mempengaruhi strutur umur penduduk, karena semakin tinggi tingkat kelahiran semakin besar jumlah penduduk yang dilahirkan setiap tahunnya. Dalam kurun waktu tertentu akan menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk usia muda. Selanjutnya akan menimbulkan berbagai masalah sosial. Ekonomi, dan kependudukan. Hal ini membawa akibat yang lebih besar dan akan menyediakan sarana pendidikan, pelayanan kesehatan, pangan, papan, dan kesempatan kerja. Sementara itu jumlah penduduk usia di bawah 5 tahun menyebabkan tingginya kebutuhan akan pelayanan kesehatan, pendidikan, perbaikan gizi, dan kebutuhan hidup lainnya. Tingkat kelahiran kasar pada tahun 1998 sebesar 8,7 per penduduk dirasa terlalu tinggi, sehingga laju pertumbuhan penduduk juga masih tinggi. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara Dinyatakan : Pengendalian pertumbuhan penduduk dilakukan melalui upaya penurunan tingkat kematian, khususnya tingkat kematian bagi dan anak (GBHN, 004 : 17). Tingkat kematian kasar Desa Kebagusan pada tahun jiwa, pada tahun 006 naik menjadi 38 jiwa. Sedangkan tingkat kematian bayi (Infan Mortality Rate = IMR) pada tahun 011 sebesar 35 jiwa dan pada tahun 01 IMR turun menjadi 30 jiwa. Resiko kematian bayi dan anak relatif sangat tinggi, seperti halnya mereka berusia lanjut. Namun demikian kalau orang yang berusia lanjut lebih banyak bertanggung jawab terhadap kematiannya sendiri, di lain pihak kelangsungan hidup bayi dan anak justru tergantung pada perawatan yang diberikan orang dewasa. Oleh sebab itu tingkat kematian bayi dan anak sering kali dianggap sebagai indikator derajat kesehatan, maka masih tingginya tingkat kematian bayi menurut JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 46

3 daerah merupakan keadaan yang perlu mendapatkan perhatian dalam penyusunan perencanaan untuk tercapainya derajat kesehatan yang optimal. Kekurangan gizi salah satu akibat dari aspek kemiskinan yang disebabkan kurangnya pendapatan untuk memenuhi gizi minimal. Namun perlu disadari bahwa masih ada kelompok masyarakat yang tingkat pendapatannya rendah, masih harus hidup di lingkungan pemukiman yang rawan terhadap gangguan kesehatan, juga derajat gizinya masih rendah, untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), sehingga mereka dapat membangun dan menolong dirinya sendiri. Posyandu sebagai salah satu sub sistem yang menyangkut peningkatan kualitas sumber saya manusia sejak dini, dan pelaksanaannya berdasarkan kemampuan masyarakat setempat, selanjutnya kegiatan Posyandu dikelola oleh masyarakat dengan dukungan dari petugas Puskesmas. Upaya kesehatan program Keluarga Berencana (KB) Nasional sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait, sehingga ruang lingkupnya menjadi luas dan kompleks. Pembangunan kesehatan mempunyai tujuan pokok, yaitu peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat dan dapat mengatasi sendiri untuk mengatasi kesehatan sederhana, peningkatan lingkungan, peningkatan status gizi serta pengembangan keluarga sehat sejahtera, pengurangan kesakitan dan kematian dengan makin diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Sedangkan program KB Nasional bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan NKKBS. Tujuan ini jika dirinci selain terkendaliannya tingkat kelahiran dan peningkatan pertumbuhan penduduk juga ditujukan berkembengannya usaha dalam membantu peningkatan kesejahteraan ibu dan anak dibawah lima tahun dan kematian ibu hamil serta karena persalinan. Dengan tujuan dan sasaran yang sejalan tersebut, maka dalam tahun 005 telah dicanangkann pendekatan strategi keterpaduan KB-Kesehatan yang dikembangkan dalam suatu bentuk pelayanan terpadu dengan menekan pada lima program yaitu : (1) Keluarga Berencana, () Kesejahteraan ibu dan anak, (3) perbaikan gizi, (4) imunisasi, dan (5) penanggulangan diare. (Mulyono, 006 : 47). Posyandu dewasa ini sudah merupakan kegiatan masyarakat dan hampir dijumpai diseluruh desa semua provinsi di Indonesia. Dari uraian diatas muncul suatu pertanyaan, apakah kegiatan Posyandu memiliki hubungan dengan tingkat fertilitas dan mortalitas?. Hal inilah yang mendorong peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan memilih judul : Hubungan Kegiatan Posyandu dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita di Desa Kebagusan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Posyandu Posyandu adalah merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis diantara program KB Kesehatan dan berbagi program pembangunan lain yang terkait dengan kegiatan masyarakat. Dalam menunjang keberhasilan perlu diusahakan agar kegiatan tersebut merupakan JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 47

4 kegiatan oleh, dari dan untuk masyarakat sendiri. Atau dengan pengertian lain kegiatan tersebut dilaksanakan atas dasar kemampuan dan swadaya masyarakat dalam upaya untuk meningkatkan derajat kesejahteraan keluarga, khususnya kesejahteraan ibu dan anak, dalam rangka menurunkan tingkat kelahiran, kesakitan dan kematian. Pengertian Fertilitas Pengertian fertilitas adalah taraf kelahiran yang sesungguhnya berdasarkan jumlah kelahiran yang telah terjadi (lahir hidup). Pengertian ini agar dibedakan dengan kesuburan (fecundity) yang menyatakan kemampuan secara fisiologis untuk melahirkan. Jadi kesuburan menyatakan potensi, amat sulit ditentukan, sedangkan fertilitas mengenai kelahiran sesungguhnya seperti yang diukur dari statistik kelahiran. Kelahiran hanya mencakup kelahiran hidup, jadi bayi yang dilahirkan menunjukkan tanda-tanda hidup kendatipun hanya sebentar dan terlepas dari lamanya bayi di dalam kandungan. Mengukur tingkat kelahiran mempunyai kesulitan tersendiri karena tidak semua penduduk dapat malahirkan dan diantara yang dapat melahirkan pun tidak semua ingin atau rela melahirkan. Pengertian Mortalitas Pengertian mortalitas atau kematian yaitu merupakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Informasi tentang kematian penting, tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta, terutama yang berkecimpung dalam ekonomi dan kesehatan. Data kematian sangat penting digunakan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Misalnya perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan, dan jasajasa lainnya untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk kepentingan evaluasi terhadap program-program kebijakan penduduk. METODE PENELITIAN Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dipilih adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian yang berusaha mencari hubungan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih. Sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menitikberatkan pada perhitungan yang berwujud angka-angka atau perhitungan statistik. Kondisi ini sesuai variabel yang teliti, yakni kegiatan posyandu serta tingkat fertilitas dan mortalitas balita. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksudkan untuk diselidiki untuk dijadikan penelitian. Berdasarkan pendapat tersebut disimpulkan, populasi adalah keseluruhan penduduk yang menjadi subyek penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah ibu-ibu yang berusia produktif dan ibu-ibu Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi untuk dijadikan sebagai obyek penelitian. Tidak harus seorang peneliti melakukan penelitian dengan seluruh obyek untuk diteliti, tetapi boleh meneliti JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 48

5 sebagian dari populasi yang berarti penelitian secara sampel. Hal ini seperti yang dikemukakan yakni; untuk sekedar ancer-ancer, maka bila subyeknya kurang dari 100 lebih baik subyek diambil seluruhnya untuk diselidiki sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sedangkan bila subyeknya besar (lebih dari 100), bisa diambil 5 10 %, 15 0% atau tergantung kebutuhan. Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik secara bertahap, yakni : a. Cluster sampling Cluster sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memperhatikan karakteristik atau ciri populasi yang terbagi dalam kelompok-kelompok atau cluster. Teknik ini digunakan sebab populasi memiliki karakter yang berbeda, baik dari wilayah maupun karakter lain,yakni terbagi menjadi beberapa kelompok atau Rukun Warga (RW). b. Random Sampling Random sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan memberikan peluang yang kepada setiap individu untuk dijadikan subyek. Penggunaan random sampling ini dengan pertimbangan tidak memberikan keistimewaan anggota kelompok tertentu, sehingga setiap ibu-ibu memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sebagai sampel. Variabel Penelitan Variabel adalah gejala yang bervariasi dalam suatu obyek penelitian, baik dipandang dari segi jenis maupun bentuknya. Dalam penelitian ini variabel ada dua, yaitu : 1. Variabel bebas (X) Variabel bebas adalah unsur yang mempengaruhi munculnya unsur yang lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah kegiatan Posyandu yang diberi simbol huruf X.. Variabel terikat (Y) Variabel terikat adalah unsur yang munculnya dipengaruhi oleh adanya unsur yang lain. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah tingkat fertilitas dan mortalitas yang diberi simbol Y. Alat Pengumpulan Data Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu dokumentasi dan angket. HASIL PENELITIAN Analisa Distributif a. Umur Responden Dari hasil pendataan melalui kuesioner diperoleh data bahwa dari 56 orang responden yang diteliti berumur antara sampai 37 tahun. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 49

6 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Responden No Umur n % SD tahun 47 83,9 3, tahun 9 16,9 b. Pendidikan Responden dan SD. Sebagian besar Responden benpendidikan SMP ( 53,6%) dan sisanya berpendidikan SLTA Tabel. Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden No Pendidikan N % SD 1 SD 10 17,9 0,67 3 SMP SLTA ,6 8,6 c. Pekerjaan Respoden Sebagian besar responden bekerja sebagai wiraswasta dan tidak bekerja yaitu masingmasing sebanyak 30,4%. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden No Pekerjaan N % SD 1 Tidak bekerja 17 30,4 1,9 4 5 PNS Swasta Wiraswasta Buruh / tani ,9 6,8 30,4 3,6 d. Kegiatan Posyandu Dari hasil jawaban responden sebanyak 56 orang ternyata yang menjawab Posyandu cukup bermanfaat sebanyak 39,3%. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Manfaat Kegiatan Posyandu No Manfaat Posyandu N % SD 1 Kurang 14 5,0 0,78 3 Cukup Baik 0 39,3 35,7 e. Tingkat Fertilitas Dari jawaban responden sebanyak 56 orang ternyata yang menjawab bahwa tingkat fertilitas cukup sebanyak 4,9%. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 50

7 Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tingkat Fertilitas No Tingkat Fertilitas N % SD 1 Kurang 10 17,9 0,73 3 Cukup Baik 4 4,9 39,3 f. Tingkat Mortalitas Dari Jawaban responden sebanyak 56 orang yang menjawab bahwa tingkat mortalitas di wilyah responden cukup sebanyak 4,9%. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Tingkat Mortalitas No Tingkat Mortalitas N % SD 1 Kurang 14 5,0 0,76 3 Cukup Baik ,9 3,1 Analisa Analitik a. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Fertilitas Dari hasil uji statistik dengan menggunakan metode Korelasi Pearson didapat nilai p = 0,038 <α= 0,05, artinya ada hubungan bermakna antara Manfaat Posyandu dengan tingkat Fertilitas. b. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas Dari hasil uji statistic dengan menggunakan metode Korelasi Pearson diperoleh nila p = 0,30 >α = 0,05, artinya tidak ada hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas. Pembahasan 1. Umur responden Sebagian besar umur responden berkisar antara 0 30 tahun, artinya bahwa ibu rumah tangga di wilayah Posyandu tersebut adalah ibu-ibu muda yang masih produktif. Kondisi ini memungkinkan adanya kenaikan tingkat kelahiran / fertilitas jika program KB tidak jalan. Dari hasil pertanyaan kuesioner pada item pertanyaan keikutsertaan KB ternyata hamper semua responden menjawab ikut KB.. Pendidikan Responden Sebagian besar responden berpendidikan SMP, artinya bahwa tingkat pengetahuan responden cukup baik sehingga akan mudah untuk menerima transfer pengetahuan melalui penyuluhan di Posyandu. 3. Pekerjaan Responden. Sebagian besar responden tidak bekerja / hanya sebagai ibu rumah tangga, artinya bahwa ibu mempunyai cukup banyak waktu untuk membawa anaknya ke Posyandu. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 51

8 4. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Fertilitas Dari hasil analisa statistik diperoleh nilai p = 0,035 < α = -0,05, artinya ada hubungan bermakna antara manfaat Posyandu dengan tingkat Fertilitas. Hal ini dimungkinkan karena sebagian besar responden berpendidikan cukup dan hampir seluruh responden mengikuti program KB. Disamping itu tingkat partisipasi ibu-ibu terhadap Posyandu rata-rata per bulan mencapai 80%. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Kasto (006 : 75) yang mengatakan bahwa Posyandu adalah merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan dinamis diantara program KB Kesehatan dan berbagai program pembangunan lain yang terkait dengan kegiatan masyarakat. Pernyataan senada disampaikan oleh Pardoko (1997 : 5) yang mengatakan bahwa Laju pertumbuhan, kepadatan penduduk dan struktur penduduk meripakan factor yang akan menentukan baik cara-cara pendekatan yang harus ditempuh maupun keberhasilan yang dapat dicapai dalam pembangunan selama kurun waktu tertentu. Pernyataan serupa disampaikan oleh Peter Hagul (1995 : 5) yang menyatakan bahwa Peningkatan penduduk justru dapat merupakan bencana, dapat menimbulkan gangguan terhadap program pembangunan yang sedang dilaksanakan bersama serta dapat menimbulkan kesulitan bagi generasi yang akan datang. Apabila kita ingin mengetahui besarnya pengaruh kegiatan posyandu terhadap tingkat fertilitas, dengan koefisien korelasi 0,035 juga dapat diperhitungkan. Hal ini dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien korelasi dikalikan 100%, atau r x 100%, yaitu = (0,035) x 100% = 0,07%. Artinya besarnya sumbangan kegiatan posyandu terhadap tingkat mortalitas dengan menghitung dengan koefisien korelasi sebesar 0,07%. 5. Hubungan antara Manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas Dari hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,30 > α = 0,05, artinya tidak ada hubungan antara manfaat Posyandu dengan Tingkat Mortalitas. Kondisi ini dimungkinkan karena dari hasil jawaban responden pada item pernah punya anak balita yang meninggal ternyata sebagian besar menjawab ya. Disamping itu ternyata tingkat kematian balita di Desa Kebagusan cukup tinggi dibanding dengan desa lain di Kabupaten Pemalang. Pernyataan ini sesuai dengan pendapat Sembiring (005 : 9) yang menyatakan bahwa tingkat kematian suatu penduduk seperti fluktuasi tahunan atau pola perubahan penduduk tertentu. Apabila kita ingin mengetahui besarnya pengaruh kegiatan posyandu terhadap tingkat mortalitas, dengan koefisien korelasi 0,30 juga dapat diperhitungkan. Hal ini dapat diketahui dengan mengkuadratkan koefisien korelasi dikalikan 100%, atau r x 100%, yaitu = (0,30) x 100% = 0,091%. Artinya besarnya sumbangan kegiatan posyandu terhadap tingkat mortalitas dengan menghitung dengan koefisien korelasi sebesar 0,091%. JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 5

9 KESIMPULAN Dari uraian di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian responden berumur antara 0 30 tahun yaitu sebanyak 83,9%.. Sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMP yaitu 53,6%. 3. Kebanyakan responden tidak bekerja dan Wiraswasta yaitu masing-masing 30,4%. 4. Ada hubungan antara Kegiatan Posyandu dengan Tingkat Fertilitas dengan nilai p = 0,038.<α = 0,05 5. Tidak ada hubungan antara Kegiatan Posyandu dengan Tingkat Mortalitas dengan nilai p = 0,30 > α = 0,05. DAFTAR PUSTAKA Ace Suryadi, 006, Manajemen Pendidikan Nasional dalam Kerangka Kemandirian Bangsa, Jakarta : Depdiknas. BPS Kabupaten Pemalang Statistik Gender dan Analisis Kabupaten Pemalang. Pemalang : BPS Kabupaten Pemalang. Budi Utomo, Mortalitas:pengertian dan Contoh kasus di Indonesia. Proyek Penelitian Morbiditas dan Mortalitas Universitas Indonesia, Jakarta, 1985 Dahlan, MS Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : CV. Sagung Seto. Departemen Kesehatan RI, 004. Kajian Kematian Ibu dan Anak di Indonesia. Depkes, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 004. Departemen Dalam Negeri: Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 10 Tahun Tentang Peningkatan Pembinaan mutu Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional. 00. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bakti Husada Eacang, I, Ilmu kesehatan Masyarakat, Bandung, Penerbit Alumni,1986., 007, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel. Edisi Kedua. Jakarta : Salemba Medika. Notoatmodjo S. 00. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Sudjana, 006, Metoda Statistika, Bandung : Tarsito. Sutrisno Hadi, 006, Metodologi Research, Yogyakarta : Andi Offset. Suharsimi Arikunto Evaluasi Analisa Dasar. Jakarta : Erlangga. (Terjemahan) JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN GEOGRAFI 53

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun

BAB I PENDAHULUAN. perlu dilakukan karena kesehatan bukan tanggung jawab pemerintah saja, namun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak azazi manusia (UUD 1945, pasal 28 ayat 1 dan UU No.36 tahun 2009) dan sekaligus sebagai investasi, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi

Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi Hubungan Antara Tingkat Sosial Ekonomi Dengan Sanitasi Lingkungan Di Asrama Polisi Anita Sari (9) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Sanitasi lingkungan dapat di artikan sebagai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU. Titiek Idayanti HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG POSYANDU DENGAN MOTIVASI KUNJUNGAN KE POSYANDU Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto E-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK Seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos pelayanan terpadu ( Posyandu) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Kartika 50

Jurnal Kesehatan Kartika 50 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG POSYANDU DENGAN KETERATURAN IBU MENGUNJUNGI POSYANDU DI DESA CIBEBER RW 14 PUSKESMAS CIBEBER CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Indria Astuti dan Rivqoh Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang dimana BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penulis akan menguraikan hasil penelitian yang telah dilakukan di Posyandu Kluet Selatan Kabupaten Aceh Selatan dengan jumlah responden 40 0rang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah dengan metode penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif, yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti

Lebih terperinci

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2 HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN KADER DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN NANGGELENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG KOTA SUKABUMI Asti Nurilah Khadar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. Sebagai pusat kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Posyandu adalah suatu forum komunikasi, ahli teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis dalam mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Definisi Posyandu Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat serta yang dibimbing petugas terkait (Depkes, 2006.

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ditinjau dari obyeknya, penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), karena data-data yang diperlukan untuk menyusun karya ilmiah ini diperoleh

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih

GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS PADURESO KABUPATEN KEBUMEN Tri Puspa Kusumaningsih PENDAHULUAN Kelas Ibu Hamil merupakan sarana belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu hamil,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Eva Inayatul Faiza 1, Riski Akbarani 2 eva_inayatul@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kader merupakan tenaga non kesehatan yang menjadi. penggerak dan pelaksana kegiatan Posyandu. Kader merupakan titik sentral dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan berbasis masyarakat secara optimal oleh masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) merupakan salah satu pendekatan

Lebih terperinci

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy

STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy STUDI PERKEMBANGAN POSYANDU PASCA REVITALISASI POSYANDU DI WILAYAH PUSKESMAS KENJERAN SURABAYA Oleh Pipit Festy PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan hak azasi sekaligus sebagai investasi,

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERHADAP KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUNGKAL KABUPATEN BENGKULU SELATAN TAHUN 2016 Rickah Liva Yulianti Akademi Kebidanan Manna Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian korelasional, dengan metode kuantitatif. yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU

HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU HUBUNGAN PENDIDIKAN IBU, UMUR DAN STATUS GIZI BAYI/ BALITA DENGAN KEPATUHAN IBU BERKUNJUNG KE POSYANDU MURWATI & TITIK LESTARI Poltekes Depkes Surakarta Abstrak Posyandu merupakan jenis upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. dapat diukur dengan angka atau istilahnya quantifiabel, berupa pemahaman terhadap 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang memusatkan perhatian

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS Wiwin Hindriyawati 1, Rosalina 2,Wahyuni 2 INTISARI Latar Belakang: Prevalensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian. Penelitian memerlukan suatu metode untuk memudahkan penulisan untuk proses pengumpulan dan menampilkan data hasil penelitian yang dilakukan. memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan pada upaya menurunkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya mantusia (SDM) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat secara operasional.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan tentang Pengaruh komunikasi dalam keluarga terhadap kreativitas Siswa SDIT Cahaya Bangsa Mijen Semarang adalah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN BALITA KE POSYANDU DI PUSKESMAS MINASATE NE KABUPATEN PANGKEP IRSAL Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Makassar Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan survei. Menurut Tika (2005: 4) metode deskriptif adalah penelitian yang lebih

Lebih terperinci

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak. pembuahan sampai mencapai dewasa muda. Pada masa tumbuh kembang BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) tersebut dimulai dengan perhatian utama pada proses tumbuh kembang sejak pembuahan sampai mencapai dewasa muda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan- tekanan pada sector penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. produksi akan mengakibatkan terjadinya tekanan- tekanan pada sector penyediaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat pertumbuhan penduduknya yang meningkat pesat. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan hasil produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komitmen pemerintah untuk mensejahterakan rakyat nyata dalam peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari penetapan perbaikan status gizi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di Pos PAUD Iloheluma Desa Tilote, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertempat di Pos PAUD Iloheluma Desa Tilote, Kecamatan 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini bertempat di Pos PAUD Iloheluma Desa Tilote, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian sejak bulan April - Juni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 50 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan memang sangat penting bagi seorang peneliti, karena dengan adanya pendekatan dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

I. PENDAHULUAN. tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat. menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan persebaran penduduk yang tidak merata masih merupakan masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Untuk melakukan penelitian ilmiah haruslah sesuai dengan prinsip-prinsip metode ilmiah. Oleh karenanya, diperlukan adanya metodologi atau rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif (correlational studies). Penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum dalam bab ini akan membahas metodologi yang akan digunakan dalam penelitian yang akan dilaksanakan di SMPN Singorojo Kabupaten Kendal. Metodologi ini antara lain membahas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini riset lapangan (field Research) dengan menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA A. Jenis Penelitian Ditinjau dari objeknya penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research), karena data-data yang diperlukan untuk penyusunan skripsi diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian kuantitatif, yaitu suatu peroses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian dikategorikan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala. 49 Penelitian ini

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu Ainy M. Pakasi 1, Berthina H. Korah 2, Henry S. Imbar 3 1. D IV Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado 2. Jurusan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS Mestuti Hadi AKBID Mardi Rahayu Kudus ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA Lilis Afrikayanti 1, Ninuk Sri Hartini 2, Sri Rahayu 3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian dapat diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PEELITIA Penelitian ini merupakan Field Research, yaitu suatu penelitian yang langsung dilakukan dikancah/medan terjadinya gejala-gejala. 1 Tujuan utamanya adalah untuk menguji hubungan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi. HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA Erwin Kurniasih, Nurul Hidayah Akademi Keperawatan Pemkab Ngawi ABSTRAK Latar belakang: Gizi bagi balita

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 5 TINJAUAN PUSTAKA Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader yang terlatih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : untuk mengetahui adanya pengaruh antara pelayanan sarana prasarana belajar terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif deskriptif korelatif. Menggunakan model penelitian deskriptif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif deskriptif korelatif. Menggunakan model penelitian deskriptif yaitu 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Rancang penelitian ini dengan menggunakan model penelitian kuantitatif deskriptif korelatif. Menggunakan model penelitian deskriptif yaitu dengan menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Suatu penelitian akan dapat disebut ilmiah apabila hasil penelitian tersebut tersusun secara sistematis,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), dengan menggunakan pendekatan kuantitatif,yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan bisa dijadikan sebagai salah satu parameter yang dapat menentukan kualitas sumber daya manusia sebuah Negara, karena

Lebih terperinci

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP

Oleh : VINELLA ISAURA No. BP FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TARUSAN KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN TAHUN 2011 Skripsi Diajukan ke Program Studi Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. pangan, pendidikan, bahan bakar dan juga subsidi kesehatan. Oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Program pengendalian penduduk merupakan salah satu strategi dalam mensukseskan pembangunan di Indonesia. Semakin besar jumlah penduduk, maka biaya pembangunan akan semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat kepadatan penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat dalam hal kepadatan penduduk,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang tidak mementingkan kedalaman data, penelitian

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Jaya Mekar Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi Khahfie Ramadhan Al Khaidar, Sri Janatri, S.Kp., M.Kep Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan hal yang penting didalam suatu penelitian ilmiah. Karena penelitian ilmiah harus dilakukan dengan cara-cara atau langkah-langkah tertentu dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50

BAB III METODE PENELITIAN. masalah guna mencari pemecahan terhadap suatu masalah. 50 46 BAB III METODE PENELITIAN Menurut Bagja Waluya, penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan atau masalah guna mencari pemecahan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis

Lebih terperinci

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ORIGINAL RESEARCH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENGGUNAKAN NON METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (NON MKJP) DI KOTA PONTIANAK Tisa Gusmiah 1, Surtikanti 1, Ronni Effendi 1 1 Sekolah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya

I. PENDAHULUAN. tinggi dan tidak terkendalikan akan berpengaruh terhadap semakin menurunnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menjadi masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapat pemecahannya, laju pertumbuhan penduduk yang tinggi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen (Experimental Research). Penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari perbedaan perlakuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik inferensial, yaitu teknik statistik yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan cross sectional (belah lintang), yaitu menganalisis hubungan antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian "Tujuan penelitian menunjukkan adanya suatu hal yang harus dicapai/diperoleh setelah penelitian tersebut selesai dilaksanakan." 1 Berdasarkan rumusan dan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PACITAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DI KELAS PADA SISWA KELAS VIII SMP N PACITAN TAHUN PELAJARAN 014/015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Suharsimi Arikunto dalam S. Vianita Zulyan (2014: 80) menjelaskan bahwa Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu variabel

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan 41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian korelasional, karena penelitian melibatkan tindakan pengumpulan data guna

Lebih terperinci

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto

ABSTRAK. : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pemberian, Imunisasi Dasar. Nuur Octascriptiriani Rosdianto HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BAYI TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KEPATUHAN PEMBERIAN IMUNISASI DI KELURAHAN TIPAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS TIPAR KOTA SUKABUMI Nuur Octascriptiriani Rosdianto ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan 39 III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah jenis data primer dan sekunder. 1.1.Data primer pengumpulan data dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI

HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI HUBUNGAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN ANAK DI DESA SUMBER CANGKRING KECAMATAN GURAH KABUPATEN KEDIRI Endah Tri Wijayanti Prodi DIII Keperawatan, Universitas Nusantara PGRI Kediri

Lebih terperinci

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung

Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung Upaya Kader Posyandu Dalam Peningkatan Status Gizi Balita di Kelurahan Margasuka Kota Bandung Roida Sihombing 1, Anni Sinaga 1 & Sari Sarce A. 1* 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanuel Bandung Abstrak

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0-11 BULAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 0- BULAN Titiek Idayanti Program Studi Kebidanan, STIKES Dian Husada Mojokerto e-mail : tik.nurul@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan dalam sebuah penelitian untuk mencapai tujuan penelitian. Metode penelitian atau sering disebut juga

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN Dwi Wahyu Wulan S, SST., M.Keb Prodi Kebidanan Bangkalan Poltekkes Kemenkes Surabaya dwwulan1@gmail.com ABSTRAK Setiap jam terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan

BAB III METODE PENELITIAN. dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan strategi umum yang digunakan peneliti dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan guna menjawab dan memecahkan persoalan yang dihadapi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan. 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dan jenis penelitian yang akan digunakan memang sangat penting bagi seorang peneliti, karena dengan adanya pendekatan dan jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian dapat tercapai seperti yang diharapkan. III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Kegiatan penelitian berupaya untuk menemukan data yang valid, dan serta dalam usaha mengadakan analisa secara logis rasional diperlukan langkahlangkah pengkajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan agar hasil yang dicapai dalam penelitian dapat dipertanggung jawabkan. Karenanya dalam hal ini

Lebih terperinci

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat. 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik. Peneliti akan melakukan pengukuran variabel independen dan dependen,

Lebih terperinci

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU MENYUSUI DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERLALU DINI PADA USIA KURANG DARI 6 BULAN DI KELURAHAN GIRITIRTO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016 Rina Harwati Wahyuningsih

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PASANGAN USIA SUBUR PESERTA KB DI KELURAHAN AUR KUNING KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH Zulwida Rahmayeni Universitas Putra Indonesia YPTK Padang E-mail: rzulwida.mm@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran, tergantung pada keberhasilan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latang Belakang Masalah Menurut Depkes RI keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan pembangunan manusianya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan yang lebih diarahkan

Lebih terperinci