ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

dokumen-dokumen yang mirip
TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

PEMAKAIAN PREFIKS DALAM CERITA PENDEK DI MAJALAH ANEKA SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Di antara keempat kegiatan berbahasa tersebut, menulis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang afiks dalam bahasa Banggai di Kecamatan Labobo

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS MAKNA AFIKS PADA TAJUK RENCANA KOMPAS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Proses morfologi memunyai tugas untuk membentuk kata. Sebagian besar

ANALISIS FUNGSI DAN FAKTOR PENYEBAB PEMAKAIAN PREFIKS. MeN- YANG DOMINAN DALAM CERPEN MAJALAH STORY EDISI 14/ TH.II/ 25 AGUSTUS - 24 OKTOBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan memberikan penguasaan lisan dan tertulis kepada para pembelajar

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, bahasa Indonesia semakin diminati oleh orang-orang asing atau

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN AFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. bahasa Jawa dalam bahasa Indonesia pada karangan siswa kelas VII SMPN 2

BAB1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan berpengaruh terhadap sistem atau kaidah

KATA JAHAT DENGAN SINONIMNYA DALAM BAHASA INDONESIA: ANALISIS STRUKTURAL

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

KATA BERSUFIKS PADA TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu, rangkaian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

DRA. NUNUNG SITARESMI, M.PD. FPBS UPI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

BAB V P E N U T U P. Ketika kita membaca semua tulisan dalam tesis yang berjudul Kalimat

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

ANALISIS BENTUK DAN MAKNA AFIKS VERBA PADA TEKS BACAAN DALAM BUKU SISWA BAHASA INDONESIA SMP/MTS KELAS VII KURIKULUM 2013

ARTIKEL JURNAL LINA NOVITA SARI NPM Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X AK 3 SMK NEGERI 1 KOTA JAMBI. Oleh Tuti Mardianti ABSTRAK

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat Efektif II

BENTUKAN KATA DALAM KARANGAN BAHASA INDONESIA YANG DITULIS PELAJAR THAILAND PROGRAM DARMASISWA CIS-BIPA UM TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. yang sempurna, manusia dibekali dengan akal dan pikiran. Dengan akal dan

KESALAHAN AFIKS DALAM CERPEN DI TABLOID GAUL

PROSES MORFOLOGIS PEMBENTUKAN KATA RAGAM BAHASA WALIKA

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk pemersatu antarsuku, bangsa dan budaya, sehingga

KESALAHAN AFIKSASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING. (Studi Kasus terhadap Siswa Asing Kelas IX di Bandung International School)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

VERBA DENOMINAL BAHASA JAWA PADA MAJALAH DJAKA LODHANG EDISI JULI SAMPAI SEPTEMBER TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu alat komunikasi pada manusia untuk menyatakan

2. Punya pendirian, peduli sesama, berkomitmen dan bisa bertanggung jawab. Menurut aku, gentleman punya sifat yang seperti itu. Kalau punya pacar, dia

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

PERILAKU SINTAKSIS FRASA ADJEKTIVA SEBAGAI PENGUAT JATI DIRI BAHASA INDONESIA

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM TATARAN SINTAKSIS PADA PIDATO SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TIGANDERKET TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

Abstrak. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

KESALAHAN BERBAHASA DALAM KARANGAN SISWA KELAS X DI SMK NEGERI 2 CIAMIS

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

Jurnal Sasindo Unpam, Volume 2, Nomor 2, Juli Afiksasi Dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda (Studi Kontrastif)

BAB II LANDASAN TEORI. tertulis (Marwoto, 1987: 151). Wacana merupakan wujud komunikasi verbal. Dari

Analisis Kesalahan Berbahasa Jawa dalam Karangan Narasi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Ambal Tahun Pelajaran 2014/2015

BAB V PENUTUP. rubrik cerita Pasir Luhur Cinatur pada majalah PS, maka diperoleh simpulan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

KAJIAN ADJEKTIVA SERAPAN ASING DALAM MEDIA MASSA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA PADA JUDUL BERITA SURAT KABAR HARIAN JAWA POS EDISI OKTOBER 2014

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB 11 KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain ( KBBI,2007:588).

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. tindakan. Komunikasi dalam bentuk ujaran mungkin wujudnya berupa kalimat

Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia oleh Mahasiswa Penutur Bahasa Asing Darsita S

ANALISIS FUNGSI DAN NOSI PREFIKS PADA KARANGAN SISWA KELAS Vlll E SMP NEGERI 1 PLAOSAN, MAGETAN, JAWA TIMUR

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS PADA PENULISAN TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. Kata-kata Bahasa Indonesia kaya akan imbuhan. Kurang lebih ada sekitar

RINGKASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

Analisis Pemakaian Afiks pada Kumpulan Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia Karya Taufiq Ismail

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

URUTAN PEMEROLEHAN MORFEM TERIKAT BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH DASAR NURHAYATI FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

BAB 4 PENUTUP. saran-saran. Berikut ini diuraikan secara berturut-turut (1) simpulan dan (2) saran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. verba asal, yaitu verba yang dapat berdiri sendiri tanpa afiks dalam konteks

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gambar. Dengan kata lain, komik adalah sebuah cerita bergambar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

Transkripsi:

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan atau afiksasi dalam berbahasa Indonesia oleh siswasiswa asing yang belajar di Bandung International School (BIS). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan data diambil dari karangan siswa. 1. Pendahuluan. Di Indonesia banyak warga asing yang menetap, karena berbagai keperluan, antara lain bekerja dan belajar. Untuk melakukan kontak sosial, mereka dituntut untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. Pembelajar asing banyak mengalami kendala dalam belajar bahasa Indonesia terutama pada bidang tata bahasa. Hidayat (2001:1) mengemukakan berbagai kendala yang menyebabkan peserta didik asing kurang menguasai tata bahasa Indonesia sebagai berikut. 1. Kandungan makna yang terdapat dalam struktur kalimat BI masih kurang mereka pahami. 2. Pemahaman terhadap konsep struktur kalimat BI masih samar-samar. 3. Satuan-satuan linguistik yang menjadi unsur pembangun kalimat BI belum mereka kuasai. 4. Kerancuan pemahaman terhadap posisi fungsi, kategori dan peran dalam sebuah kalimat. 5. Penggunaan BI masih dipengaruhi kebiasaan penggunaan bahasa ibunya. 6. Struktur pola kalimat BI berbeda dengan struktur kalimat bahasa ibu mereka. 7. Penguasaan kosakata dan proses pembentukannya belum banyak mereka ketahui. 8. Penguasaan membaca buku-buku kebahasaan masih kurang. 1

Kendala-kendala yang dikemukakan oleh Hidayat (2001:1) sesuai dengan data yang ditemukan oleh penulis pada pembelajaran bahasa Indonesia di Bandung International School (BIS). Siswa-siswa BIS sudah mampu menulis wacana sederhana berbahasa Indonesia, tetapi mereka masih lemah pada masalah struktur kalimat, ejaan, imbuhan, pilihan kata, kata majemuk, kelompok kata, keefektifan kalimat, penataan paragraf, dan lain-lain. Dalam artikel ini, penulis akan menganalisis kesalahan struktur kalimat dan imbuhan dalam karangan siswa kelas IX BIS. Identifikasi masalah dalam makalah ini adalah bagaimana kesalahan penggunaan bahasa Indonesia dalam karangan siswa. Pembahasan dibatasi pada struktur kalimat dan afiksasi dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kesalahan penggunaan struktur kalimat dan afiksasi dalam bahasa Indonesia. Manfaat hasil penelitian ini untuk melihat kemampuan siswa-siswa asing dalam berbahasa Indonesia terutama dalam bahasa tulis dan hasil ini diharapkan dapat menjadi panduan dalam penyusunan bahan ajar bahasa Indonesia bagi penutur asing. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik mencatat langsung, yaitu mencatat beberapa data dari sumber data yang diteliti yang berupa karangan siswa asing di BIS. 2. Kajian Pustaka 2.1 Struktur Kalimat Pola dasar kalimat bahasa Indonesia adalah subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (PEL), dan keterangan (KET). Ramlan (2001:21-23) mengemukakan bahwa kalimat ada dua macam yaitu kalimat berklausa dan tidak berklausa. Kalimat yang berklausa ialah kalimat yang terdiri dari satuan yang berupa klausa. Klausa ialah S P (O) (PEL) (KET). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung itu bersifat manasuka, maksudnya boleh ada, boleh tidak. 2

Sugono (1993:7-8) menguraikan ciri-ciri S, P, O, Pel, dan Ket. a. Subjek merupakan jawaban atas pertanyaan apa atau siapa, disertai kata itu/ini (takrif) dan dapat diperluas/disertai frasa atau klausa. Subjek tidak didahului kata depan (di, dalam, ke, kepada, pada, dengan, dsb.), berupa kata benda atau kelompok kata benda atau kelas kata lain yang dapat memiliki salah satu ciri subjek di atas. b. Predikat merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa atau bagaimana, dapat disertai kata pengingkar tidak dan bukan, dapat disertai kata-kata seperti ingin, hendak, mau, akan, sudah, belum, dan sedang, berupa kata kerja atau kelompok kata kerja, kata benda, atau kelompok kata benda, kata sifat atau kelompok kata sifat, kata bilangan atau kelompok kata bilangan. c. Objek terdapat dalam kalimat transitif, langsung mengikuti predikat (kata kerja transitif), tidak didahului kata depan, tidak didahului kata merupakan, ialah, atau adalah, dapat menjadi subjek kalimat pasif (dalam oposisi aktif), dan berupa kata benda, kelompok kata benda, atau anak kalimat; d. Pelengkap melengkapi makna kata kerja (predikat), terdapat dalam kalimat yang berpredikat kata kerja, hanya menempati posisi setelah predikat, tidak didahului kata depan. Pelengkap berupa kata benda atau kelompok kata benda, kata sifat atau kelompok kata sifat, dsb; dan tidak dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. e. Keterangan memberikan informasi tentang tempat, waktu, cara, alat, sebab, akibat, dsb; memiliki keleluasaan posisi (akhir, awal, atau menyisip di antara S dan P), didahului kata depan (seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, dan dengan) atau kata penghubung (untuk keterangan yang berupa anak kalimat), berupa kata, kelompok kata (frasa berpreposisi), atau anak kalimat. Kesalahan sintaksis adalah kesalahan atau penyimpangan struktur frasa, klausa, atau kalimat, serta ketidaktepatan pemakaian artikel. 2.2 Imbuhan atau Afiksasi dalam bahasa Indonesia. Afiks menurut Ramlan (2001:55) adalah suatu satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan kata dan bukan pokok kata, yang 3

memiliki kesanggupan melekat pada satuan-satuan lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru. Chaer (1994:177) mengemukakan bahwa afiksasi adalah proses pembubuhan afiks pada sebuah dasar atau bentuk dasar. Dalam proses ini terlibat unsur-unsur (1) dasar atau bentuk dasar, (2) afiks, dan (3) makna gramatikal yang dihasilkan. Penelitian Ramlan (2001:58) tentang bentuk-bentuk afiks dalam bahasa Indonesia menghasilkan bentuk-bentuk sebagai berikut. Prefiks: MeN-, Ber-, di-, ter-, pen-, se-, per-, pra-, ke-, a-, maha-, para-. Infiks: -el-, -er-, -em-. Sufiks: Kan-,-an, -I, -nya, -wan, -wati, -is, -man, -da, -wi. Kesalahan morfologi adalah kesalahan memilih afiks, kesalahan menggunakan kata ulang, kesalahan menyusun kata majemuk, dan kesalahan memilih bentuk kata. 3. Hasil Penelitian 3.1 Kesalahan struktur kalimat bahasa Indonesia. Beberapa data kesalahan struktur kalimat yang didapati dalam karangan siswa BIS adalah sebagai berikut. 1. Tercelnal sebagai pemain surfing 2. Dan dapat hadiyah yang lebih tinggi. 3. Dan juga mencari check spot ombak sampai touring. 4. Hari kamis kami jam 7:00 am kami harus ke SD untuk presentasi. Kalimat 1-3 merupakan kalimat yang tidak bersubjek. Kalimat (1) terdiri dari P dan O. P ialah tercelnal sebagai, O, ialah pemain surfing. Kata tercelnal merupakan kesalahan ejaan yang seharusnya terkenal. Sementara itu dalam kalimat (2) terdiri dari P dan O yang diawali oleh kata sambung dan. P yaitu dapat, O yaitu hadiyah yang lebih tinggi. Kata dan tidak tepat diletakkan di awal kalimat. Penggunaan kata hadiyah merupakan kesalahan ejaan seharusnya hadiah. Kalimat (3) terdiri dari P, O, dan Ket yang di awali oleh kata sambung dan juga. P yaitu mencari, O yaitu check spot, Ket yaitu sampai touring. Ketiga kalimat tersebut merupakan kalimat tidak lengkap karena subjek dalam induk kalimatnya tidak ada. Subjek harus dihadirkan sesuai dengan konteks. Oleh 4

karena itu harus dilihat kalimat sebelumnya. Dari kalimat sebelumnya didapati subjek yang sesuai dengan konteks, yaitu Kelly Slater untuk kalimat (1). Untuk kalimat (2) dan (3) setelah ditelusuri kalimat sebelumnya didapati subjek untuk kedua kalimat tersebut, yaitu dia. Kalimat (4) memiliki subjek yang berlebihan. Kalimat tersebut terdiri dari Ket, S, Ket, S, dan P. Ket yaitu Hari kamis, S yaitu kami, Ket yaitu jam 7:00 am, S yaitu kami, P yaitu harus ke SD untuk presentasi. Suatu klausa terdiri dari satu S dan satu P. Keterangan hari kamis dan jam 7:00 diletakkan secara berurutan. Kata am merupakan interferensi dari bahasa pertama (B1) mereka yaitu bahasa Inggris. Kalimat tersebut akan lebih baik bila menjadi Hari kamis pukul 7 pagi kami harus pergi ke SD untuk presentasi. Kata jam kurang tepat, sehingga diubah menjadi pukul. 3.2 Kesalahan Imbuhan atau Afiksasi dalam bahasa Indonesia. Beberapa data kesalahan imbuhan atau afiksasi dalam karangan siswa BIS adalah sebagai berikut. a. Saya tidak kebiasaan menanyakan apa kabar. b. Dia juga kasih lihat cara memain golf di TV. c. Woods setiap kali di round terakhir mempakai baju merah. d. Dan belom ada orang lain termasuk orang yang 3 kali juwara dunia kalahin sih jagoan ini. e. Pertama saya berbikin research supaya bisa presentasi ke anak-anak di sekolah. f. Laki-laki kaget, dan liliput membilang pohon berbunga merah adalah tempat tinggal liliput. g. Dia melahir di California tanggal 30 December 1975. h. Tiger Woods memulai memain golf waktu masih umur 3 tahun. Kesalahan afiksasi di sini terdiri atas dua kategori, yaitu 1) salah menggunakan afiks, 2) menggunakan afiks (seharusnya tidak) 3.2.1 Salah Menggunakan Afiks 1. Saya tidak kebiasaan menanyakan apa kabar. 5

Saya tidak terbiasa menanyakan apa kabar. 2. Dia juga kasih lihat cara memain golf di TV. Dia juga kasih lihat cara bermain golf di TV 3. Woods setiap kali di round terakhir mempakai baju merah. Woods setiap kali di round terakhir memakai baju merah 4. Dan belom ada orang lain termasuk orang yang 3 kali juwara dunia kalahin sih jagoan ini. Dan belom ada orang lain termasuk orang yang 3 kali juwara dunia mengalahkan jagoan ini. 5. Pertama saya berbikin research supaya bisa presentasi ke anak-anak di sekolah. Pertama saya membuat research supaya bisa presentasi ke anak-anak di sekolah. Pada kalimat (5) penggunaan kata bikin kurang tepat dalam bahasa tulis, sehingga penulis mengubah kata tersebut dengan kata buat diberi imbuhan menjadi membuat. Kata reseach yang berarti penelitian merupakan pengaruh dari bahasa pertama mereka yaitu bahasa Inggris. 3.2.2 Menggunakan Afiks (seharusnya tidak menggunakan) 1. Laki-laki kaget, dan liliput membilang pohon berbunga merah adalah tempat tinggal liliput. Laki-laki kaget, dan liliput bilang pohon berbunga merah adalah tempat tinggal liliput. 2. Dia melahir di California tanggal 30 December 1975. Dia lahir di California tanggal 30 December 1975. 6

3. Tiger Woods memulai memain golf waktu masih umur 3 tahun. Tiger Woods mulai bermain golf waktu masih umur 3 tahun. 5. Simpulan Kesalahan penggunaan bahasa Indonesia yang ditemukan dalam karangan siswa asing BIS adalah sebagai berikut. a. Kesalahan struktur kalimat bahasa Indonesia terdapat pada ketidaklengkapan kalimat yaitu kalimat tidak bersubjek dan susunan kata dalam kalimat tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. b. Kesalahan penggunaan imbuhan atau afiksasi dalam bahasa Indonesia adalah salah menggunakan afiks dan menggunakan afiks (seharusnya tidak). 6. Daftar Pustaka Chaer, A. (1994). Linguistik Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hidayat, K. (2001). Kendala-kendala Penguasaan Struktur Kalimat Bahasa Indonesia bagi Mahasiswa Asing pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di FPBS UPI Bandung. [online] Tersedia: http://www.ialf.edu/kipbipa/papers/kosadihidayat.htm [9 Nopember 2003] Ramlan, M. (2001). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta: CV. Karyono. Ramlan, M. (2001). Sintaksis. Yogyakarta: CV. Karyono. Sugono, D. (1993). Kalimat Bahasa Indonesia. Dalam Penataran Penyuluhan Bahasa Indonesia. Jakarta (24 Mei-14 Juni 1993) 7