KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TAHUN 2017 DAN KNOWLEDGE SHARING KEBERHASILAN KEPALA DAERAH Yogyakarta, 20 Februari 2017 1
PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DALAM RANGKA MENJAGA KREDIBILITAS FISKAL 2
Ruang lingkup Pengelolaan Perbendaharaan Pengelolaan perbendaharaan merupakan bagian dari siklus pengelolaan Keuangan Negara yang dilaksanakan oleh Menteri Keuangan selaku Pengelola Fiskal dan Bendahara Umum Negara Perumusan kebijakan fiskal dan penyusunan APBN Akuntansi dan penyusunan laporan keuangan Penyusunan APBN Pelaporan dan Pertanggung- Jawaban APBN Pengelolaan Penerimaan Pengelolaan Perbendaharaan Pengumpulan penerimaan pajak, bea cukai, PNBP Pelaksanaan anggaran, pengelolaan kas, pengelolaan utang, pengelolaan aset Pengelolaan perbendaharaan pada Ditjen Perbendaharaan Pelaksanaan Anggaran Penyusunan regulasi dan standarisasi pelaksanaan APBN Pengelolaan Kas Negara Pengelolaan penerimaan dan pengeluaran dari Kas Negara dan pengaturan rekening pemerintah Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Perumusan standar akuntansi pemerintahan dan penyusunan LKPP Sistem Manajemen Investasi Perumusan dan standarisasi kebijakan investasi Pemerintah Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Perumusan dan standarisasi kebijakan pembinaan dan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Sistem Perbendaharaan Perumusan dan standarisasi kebijakan dan regulasi pengelolaan perbendaharaan Sistem dan TI Perbendaharaan Pengembangan system dan tekonologi informasi perbendaharaan 1 SETDITJEN 7 DIREKTORAT 33 KANWIL 181 3
Peran Pengelolaan Perbendaharaan dalam menjaga kredibilitas fiskal APBN (triliun Rupiah) Realisasi Sementara A. PENDAPATAN NEGARA 1.551,8 1.750,3 12,8 I. PENDAPATAN DALAM NEGERI 1.546,0 1.748,9 13,1 1. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.283,6 1.498,9 16,8 a. PPh Migas 35,9 35,9 0,1 b. Pajak Non Migas 1.069,0 1.271,7 19,0 - PPh non migas 630,9 751,7 19,1 - PPN 410,5 493,9 20,3 - Lainnya 27,6 26,1 (5,5) c. Bea dan Cukai 178,7 191,2 7,0 2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 262,4 250,0 (4,7) II. PENERIMAAN HIBAH 5,8 1,4 (76,5) B. BELANJA NEGARA 1.859,5 2.080,5 11,9 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 1.148,6 1.315,5 14,5 1. Belanja K/L 677,6 763,6 12,7 2. Belanja Non K/L 471,0 552,0 17,2 II. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 710,9 764,9 7,6 1. Transfer ke Daerah 664,2 704,9 6,1 2. Dana Desa 46,7 60,0 28,5 C. KESEIMBANGAN PRIMER (124,9) (109,0) (12,8) D. SURPLUS/ (DEFISIT) ANGGARAN (A - B) (307,7) (330,2) 7,3 % Surplus/ (Defisit) Anggaran terhadap PDB (2,46) (2,41) E. PEMBIAYAAN ANGGARAN (I + II + III + IV + V) 330,3 330,2 (0,0) I. PEMBIAYAAN UTANG 398,5 384,7 (3,5) II. PEMBIAYAAN INVESTASI (89,1) (47,5) (46,7) III. PEMBERIAN PINJAMAN 2,1 (6,4) (412,3) IV. KEWAJIBAN PENJAMINAN (0,7) (0,9) 41,8 V. PEMBIAYAAN LAINNYA 19,6 0,3 (98,5) KELEBIHAN/(KEKURANGAN) PEMBIAYAAN ANGGARAN 22,7 0,0 2016 2017 APBN terdiri dari penerimaan negara yang masih bersifat Pertumbuhan APBN terhadap proyeksi karena masih harus dihimpun, dan belanja negara realisasi (%) yang bersifat pasti karena telah menjadi komitmen pada DIPA. Dalam rangka menjaga APBN dapat dilaksanakan (kredibel), maka peran pengelolaan perbendaharaan adalah: Menjaga kecukupan Kas Negara untuk menjamin Belanja Negara disalurkan tepat waktu Menjamin kelancaran pencairan dana APBN untuk mendukung program kegiatan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat Melakukan monitoring dan evaluasi penerimaan negara, belanja negara dan pembiayaan negara Menjaga akuntabilitas pengelolaan keuangan negara dan pertanggungjawaban anggaran negara 4
PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI 5
Tujuan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui SUMUT 11 ACEH 7 BABEL 2 RIAU 3 SUMBAR 6 SUMSEL 5 BENGKULU LAMPUNG BANTEN 3 JAMBI 5 DKI JKT 10 JABAR 12 DIY 3 KALTENG KALBAR 6 KEPRI 2 JATENG 15 KALTIM KALSEL 5 5 JATIM 15 BALI 3 NTB SULBAR 2 SULSEL 9 NTT 6 SULTENG SULTRA GORONTALO 2 SULUT MALUKU UTARA 2 MALUKU Tujuan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui diseluruh Indonesia PAPUA BARAT 3 PAPUA 7 Pemerintah telah berkomitmen secara bertahap meningkatkan alokasi anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD). Saat ini alokasi anggaran TKDD di APBN 2017 telah melampaui alokasi anggaran Kementerian/Lembaga. Sebagai konsekuensinya diperlukan pelayanan, koordinasi dan monitoring evaluasi yang lebih efektif terhadap kinerja pelaksanaan anggaran Pusat dan Daerah. Mendekatkan pelayanan Kementerian Keuangan terhadap Pemerintah Daerah melalui 171 Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara () yang tersebar di seluruh Indonesia Meningkatkan efisiensi koordinasi dan konsultasi antara Pemerintah Daerah dengan Kementerian Keuangan Meningkatkan efektivitas monitoring dan evaluasi serta analisis kinerja pelaksanaan anggaran pusat dan daerah 6
Mekanisme penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui DJPB SELAKU BUN DJPK SELAKU PPA DIPA INDUK Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui dilakukan dengan penerbitan DIPA yang memuat alokasi tiap kabupaten/kota pada setiap, dan pencairan dana dari langsung ke Kas Daerah. Pencairan dana tetap bersifat transfer (bukan belanja), dan dalam pencairan dana, tugas adalah verifikasi laporan dan dokumen yang dipersyaratkan (tidak melakukan pengujian material). SELAKU K-BUN SELAKU KPA DIPA PETIKAN 1 DJPK selaku Pembantu Pengguna Anggaran (PPA) BA-BUN Transfer ke Daerah dan Dana Desa, menerbitkan DIPA Induk alokasi DAK Fisik dan Dana Desa SP2D SPM SPP PMK TRANSFER 2 3 DIPA Induk selanjutnya dirinci ke dalam DIPA Petikan DAK Fisik dan Dana Desa per, yang memuat alokasi per Kabupaten/Kota DJPK selaku PPA menunjuk selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) BA-BUN Transfer ke Daerah dan Dana Desa pada setiap DIPA Petikan KAS DAERAH 4 Berdasarkan PMK Penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa, selaku KPA menerbitkan SPP dan SPM penyaluran dana DAK Fisik dan Dana Desa Tahap I DESA SKPD LAPORAN REALISASI Rencana Pelaksanaan April 2017 5 6 selaku Kuasa BUN menerbitkan SP2D penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa ke Rekening Kas Daerah Kab/Kota Pemerintah Daerah Kab/Kota melaksanakan anggaran DAK Fisik dan penyaluran Dana Desa sesuai ketentuan dan menyampaikan laporan realisasi ke untuk persyaratan penyaluran tahap berikutnya 7
Mekanisme pelaporan DAK Fisik dan Dana Desa melalui DJPB SELAKU BUN DJPK SELAKU PPA LK-BUN TKDD Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa melalui diharapkan laporan dari Pemerintah Daerah lebih tepat waktu dan tetap menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Selain laporan keuangan, akan dihasilkan laporan manajerial yang memuat pencapaian kinerja out put per bidang DAK Fisik. KANWIL DJPB PEMBINAAN DAN SUPERVISI SELAKU K-BUN Sistem Akuntansi K-BUN e-rekon LK DIT. PA DJPB SELAKU KOORDINATOR SELAKU KPA Sistem Akuntansi K-PA LK-BUN DAK Fisik dan Dana Desa Konsolidasian LK-BUN DAK Fisik dan Dana Desa 1 2 3 4 Berdasarkan dokumen sumber (laporan realisasi, SPM dan SP2D), selaku Unit Akuntansi Tingkat KPA menyusun Laporan Keuangan Tingkat KPA selaku Unit Akuntansi Tingkat KPA melakukan rekonsiliasi dengan selaku Unit Akuntansi Tingkat Kuasa BUN melalui e- rekon Kanwil Ditjen Perbendaharaan melakukan pembinaan, monitoring, evaluasi dan supervisi terhadap pelaksanaan penyaluran dan pelaporan keuangan oleh Laporan Keuangan DAK Fisik dan Dana Desa dikonsolidasikan oleh Direktorat PA-DJPB untuk selanjutnya disampaikan kepada DJPK selaku Unit Akuntansi Tk PPA PEMDA KAB/KOTA 5 DJPK selaku Unit Akuntansi Tk PPA mengkonsolidasikan LK DAK Fisik dan Dana Desa ke dalam LK BUN Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) DESA SKPD LAPORAN REALISASI 6 LK BUN TKDD selanjutnya dikonsolidasikan oleh Dit. APK DJPB sebagai bagian dari LK BA-BUN Pusat 8
Kesiapan dalam penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa di seluruh Indonesia siap melaksanakan penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa dengan mengutamakan integritas, pelayanan prima, professional, akuntabel dan berbasiskan teknologi informasi yang modern. Kanwil Ditjen Perbendaharaan pada setiap Provinsi akan melakukan koordinasi, pembinaan dan supervisi. Pelayanan Prima Pernah meraih Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden Standar Kantor Percontohan Seluruh telah menerapkan standar Kantor Pecontohan dari Kemenkeu Bersih dan Anti Korupsi Seluruh telah mencanangkan Zona Integritas, Wilayah Bebas Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani Sertifikasi ISO 2001:1998 telah menerapkan standar Quality Management berdasarkan ISO 9001:2008 Penerapan SPAN Proses bisnis di telah melakukan modernisasi dengan sistem yang terintegrasi Penerapan SAKTI Proses bisnis penyaluran dan pencairan DAK Fisik dan Dana Desa dilakukan berbasiskan aplikasi SAKTI yang terintegrasi dengan SPAN 9
TERIMA KASIH Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perbendaharaan 10