STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
KEMAMPUAN GURU PKn DALAM MEMBINA KARAKTER SISWA DI SMP NEGERI 16 SIGI. Linda Agustina 1 Jamaludin 2 Hasdin 3 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

STUDI TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PPKn DALAM PELAKSANAAN EVALUASI PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 5 PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman didunia pendidikan yang terus berubah secara signifikan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek yang menentukan dalam pembinaan manusia Indonesia

PERAN PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT BACA SISWA KELAS VIII di SMP NEGERI 1 BIROMARU ABSTRAK

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN PKN DI SMPN 1 AMPANA KOTA KABUPATEN TOJO UNA-UNA JURNAL OLEH : MOHAMAD AMIN A

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya yang berlangsung sepanjang hayat. Oleh karena itu maka setiap manusia

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN PKN DI SMK NEGERI 1 BALAESANG. Zainuddin 1. Jamaludin 2.

PERAN GURU SEBAGAI MOTIVATOR PADA PEMBELAJARAN PKn DI SMA NEGERI 1 TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG. ABSTRAK

PERANAN GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DALAM MEMBINA KELOMPOK BELAJAR SISWA PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI-1 PALANGKA RAYA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hal itu, sekolah-sekolah tidak akan bisa menghindari diri dari berbagai

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

STUDI TENTANG PENDIDIKAN ORANG TUATERHADAP MOTIVASI BELAJAR ANAK DI SMP NEGERI 1 PALASA KECAMATAN PALASA KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan salah satunya adalah bidang pendidikan. proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Setelah melakukan penelitian dan observasi yang dilakukan pada SMA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. BAB II pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IXA PADA MATA PELAJARAN PKn MELALUI PENERAPAN METODE INQUIRI DI SMP NEGERI 4 TOLITOLI.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun. maju dan sejahtera apabila bangsa tersebut cerdas.

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah satu-satunya cara untuk menciptakan sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB III METODE PENELITIAN. terjun langsung ke lapangan untuk meneliti implementasi metode cerita dalam pembelajaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA KELAS X/C

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran PKn di Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

PERAN PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QURAN SEBAGAI MUATAN LOKAL DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER KEPRIBADIAN SISWA STUDI DI SMP TRI BHAKTI NAGREG

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD)

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan. Indonesia, khususnya generasi muda sebagai generasi penerus.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia (SDM), karena sumber daya yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kemajuan suatu bangsa. Dengan pendidikan yang berjalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI SEKOLAH DASAR

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL CIPTAAN TUHAN MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deana Zefania, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Metode Demonstrasi Pada Mata Pelajaran IPA Di Kelas III SDN Inpres Tunggaling

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

I. PENDAHULUAN. pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar dan

Kemampuan Guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Siswa Dalam Pembelajaran di SMKN Parigi Selatan.

1. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan rekayasa mengendalikan belajar (learning) guna

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS PADA KELAS VIIIC SMP NEGERI 1 CIASEM MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN TEKA-TEKI SILANG (TTS)

Transkripsi:

STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Oleh: DENNY FERDINAN. S A 321 11 010 Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapatkan Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO

TAHUN 2016 STUDI TENTANG PEMAHAMAN MATERI KONSTITUSI PADA SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 BANAWA TENGAH KECAMATAN BANAWA TENGAH Denny Ferdinan Alri Lande Imran ABSTRAK Masalah dalam penelitian ini adalah pemahaman materi konstitusi pada mata pelajaran PKn kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap materi konstitusi pada mata pelajaran PKn kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah, Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pemahaman materi konstitusi pada mata pelajaran PKn di kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. Jenis penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian ini di SMP Negeri 1 Banawa Tengah, Kecamatan Banawa Tengah. Sampel dalam penelitian ini 34 orang sebagai subjek penelitian. Hasil dari penelitian ini yaitu, berdasarkan analisa dari observasi, dokumentasi, dan angket. Pemahaman merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setekah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman siswa domain atau kawasan satu lebih tinggi dari kemampuan mengingat materi pelajaran sebagai tingkatan yang rendah arti mencerna suatu pengertian, pembelajaran yang dilakukan guru PKn di SMP Negeri 1 Banawa Tengah perlu dikembangkan lagi dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi konstitusi. Dalam meningkatkan pemahaman siswa di SMP Negeri 1 Banawa Tengah, Guru PKn dalam setiap pembelajarannya di kelas selalu memberikan nasehat dan penguatan terhadap siswa dan menanyakan materi yang sebelumnya sudah pernah diberikan oleh guru, dan bukan hanya itu guru PKn juga memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami siswa. Kata kunci: Pemahaman Siswa; Matei Konstitusi

I. PENDAHULUAN Konstitusi di Negara Indonesia yakni Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan wajib mengikuti pendidikan dasar serta pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang. Sekolah merupakan tempat kegiatan belajar mengajar. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual siswa, dan guru dituntut untuk menyampaikan segala macam pengetahuan dan pemahaman kepada siswa. Hal ini dimaksudkan untuk bekal siswa sebagai generasi penerus yang cerdas, terampil, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga dapat meraih masa depan yang lebih baik. Keberhasilan siswa dalam belajar merupakan harapan setiap guru, guru perlu memahami siswa sebagai manusia seutuhnya dan memahami dirinya agar dapat menyesuaikan diri dengan anak didik yang menjadi tanggung jawabnya. Menurut Sudaryono (2012:44) pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk menangkap makna dan arti dari bahan yangdipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaanatau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain. Sedangkan menurut Anas Sudijono (2009:50) mengatakan bahwa pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat Pemahaman siswa didefinisikan sebagai kemampuan siswa untuk menangkapkan arti suatu materi pelajaran, yang dapat berupa menjelaskan pengertian, membedakan, menggenerelisasikan, menggambarkan. Menurut Nana Sudjana (1995:24) pemahaman adalah kemampuan peserta didik untuk dapat menjelaskan susunan kalimatnya sendiri

atas apa yang dibacanya atau didengarnya, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk penerapan pada kasus lain. Permasalahan yang ada di SMP Negeri 1 Banawa Tengah, menunjukan bahwa siswa lebih suka bermain dari pada belajar, serta malas mengerjakan tugas terutama pada mata pelajaran PKn sehingga tidak semua siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan efektif dan efisien. Hal ini bisa dilihat dari pencapaian prestasi belajar siswa. Seorang siswa dapat meraih prestasi atau nilai tinggi manakala melakukan kegiatan membaca dan belajar dengan serius dan intensif. Pemahaman siswa di SMP Negeri 1 Banawa Tengah terhadap mata pelajaran PKn kususnya materi konstitusi masih sangat rendah dapat dilihat dari hasil belajar siswa sebagian belum mencapai nilai ketuntasan sehingga dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa di SMP Negeri 1 Banawa Tengah masih sangat rendah dan perlu ditingkatkan kembali. 1.1 Permasalahan Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah : 1. Bagaimana meningkatkan pemahaman materi konstitusi pada mata pelajaran PKn kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah- 2. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pemahaman siswa terhadap materi konstitusi pada mata pelajaran PKn kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah 1.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran materi konstitusi pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya pemahaman siswa terhadap materi konstitusi pada mata pelajaran PKn di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. II.METODE PENELITIAN

Seluruh rangkaian penelitian ini dilaksanakan berdasarkan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nawawi (2003: 64) metode deskriptif yaitu metode-metode penelitian yang memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena yang bersifat aktual pada saat penelitian dilakukan, kemudian mengambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagimana adanya di iringi dengan interprestasi yang rasional dan akurat. Dengan demikian peneliti akan mengambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada dan mencoba menganalisis kebenaranya berdasarkan data yang diperoleh, yang berhubungan dengan kajian penelitian dengan memberi penjelasan-penjelasan yang lengkap yang didasarkan pada jangkauan dan kedalaman yang diteliti untuk memperoleh sejauh mana siswa memahami materi konstitusi. 1) Tempat dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini bertempat di Sekolah SMP Negeri 1 Banawa Tengah, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala. 2) Populasi dan Sampel Populasi merupakan bagian yang penting dalam suatu penelitian. Populasi dapat diartikan keseluruhan dari objek yang diteliti baik benda, manusia, peristiwa maupun gejala alam yang terjadi. Populasi menurut Fadlian Pratiwi (2011:27) adalah keseluruhan subjek penelitian, berdasarkan judul yang ada maka yang menjadi populasi dalam penlitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII Secara keseluruhan jumlah siswa 115 orang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas VIII tahun ajaran 2015/2016. Secara keseluruhan siswa berjumlah 115 orang yang tersebar dalam 5 kelas yaitu VIIIa berjumlah 24 orang, VIIIb 23 orang, VIIIc berjumlah 22 orang, VIIId berjumlah 23 orang, VIIIe berjumlah 23 orang Menurut Suharsimi Arikunto (1992:157) mengatakan bahwa jika populasi dalam penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil diantara 10%- 15% atau 20%-25% atau lebih.

3) Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Observasi Penggunaan teknik ini yaitu dengan cara pengamatan secara langsung kepada proses pembelajaran PKn di kelas. Teknik ini diharapkan mampu mengambarkan bagaimana proses pembelajaran PKn dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi konstitusi di SMP Negeri 1 Banawa Tengah b. Wawancara Teknik ini merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dari informan, yang langsung ditujukan kepada orang yang paling banyak mengetahui permasalahan yang diteliti yaitu guru PKn yang berkaitan dengan masalah penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk melengkapi dan mendukung data yang diperoleh dari data angket. c. Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumen data-data yang diperoleh dengan teknik ini berupa data keadaan siswa dan guru-guru SMP 1 Banawa Tengah, serta data-data lainnya yang menunjang tujuan penelitian. d. Angket Angket penelitian ini menggunakan serangkaian pertanyaan tertulis dimana setiap siswa berhak memilih setiap jawaban yang telah disediakan pada soal. Angket berisi pertanyaan yang nantinya akan diisi oleh siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi konstitusi. Disini yang menjadi tujuan utama dari teknik ini yaitu siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti melakukan observasi pada saat pembelajaran terjadi, Ada 1 aspek yang di observasi oleh peneliti: Peneliti meneliti kegiatan pembelajaran pada Ibu Rosmiati yang merupakan guru PKn di SMP Negeri 1 Banawa Tengah. Bahwa pada pembelajaran guru PKn telah melakukan langkah-langkah yang telah dituliskan dilembar observasi mulai dari membuka pembelajaran

sampai dengan selesai yang sesuai dengan RPP yang disusun oleh guru tersebut. Guru PKn meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn kususnya pada materi konstitusi dengan memberikan contoh-contoh yang mudah siswa pahami dan guru PKn selalu memberikan nasehat serta motivasi terhadap siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa. Bukan hanya memberikan ilmu atau pengetahuan kepada siswa, Ibu Rosmiati S.Pd selalu berusaha meningkatkan pemahaman siswa seperti yang telah dijelaskan di atas. Hal ini diharapkan dapat mampu merubah secara sedikit demi sedikit pengetahuan siswa dari tidak tahu menjadi tahu. Kerjasama yang baik antara guru, pihak sekolah, serta orangtua murid akan sangat membantu keberhasilan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. wawancara dengan Rosmiati Adapun hasil wawancara pertama dilakukan Rosmiati selaku guru PKn di SMP Negeri 1 banawa tengah, menurut bapak/ibu guru bagaimana cara meningkatkan pemahaman materi konstitusi pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah: informan menjawab bahwa memberikan penjelasan dan berikan banyak contoh-contoh dan menjelaskan kenyataannya seperti dipasal 1 ayat 2 pada masa orde baru bahwa kekuasaan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan oleh MPR tapi dengan adanya amandemen semua dilimpahkan semuanya kepada rakyat dan harus benar-benar dijelaskan dan berikan contoh yang mudah mereka pahami seperti pemilihan kepala desa jangan memberikan contoh yang susah dimengerti siswa jadi karena itu kita harus menjelaskan secara terperinci supaya mudah mereka mengerti. Ketika ditanya mengenai bagaimana Bapak/ibu guru menghadapi siswa yang kurang memahami materi konstitusi, beliau menjawab yaitu melakukan upaya pendekatan pada siswa dan memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang memahami materi tersebut dan menjelaskan secara jelas terhadap siswa Saat ditanya kembali mengenai upaya-upaya apa yang bapak/ibu guru lakukan menghadapi siswa yang kurang memahami materi yang bapak/ibu guru bawakan: informan menjawab yaitu memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang paham dan menjelaskan kembali materi yang siswa kurang pahami agar siswa dapat mengerti materi tersebut. Selanjutnya Menurut bapak/ibu guru faktor-faktor apa yang mempengaruhi rendahnya pemahaman siswa terhadap materi konsititusi pada pelajaran PKn kelas VIII di SMP Negeri 1 Banawa Tengah: informan menjawab kurangnya minat belajar dikarenakan pengaruh acara televisi

seperti sinetron anak jalanan dan kurangnya dorongan dari orang tua dan pengaruh lingkungan sehingga mereka lebih sering bermain dari pada belajar Ketika ditanya Metode apa yang bapak/ibu gunakan pada saat belajar apakah bapak/ibu menggunakan berbagai model/metode pembelajaran secara bervariasi ketika mengajar: beliau menjawab metode yang dia gunakan yaitu Metode ceramah, tanya jawab dan memberikan tugas tetapi tidak menggunakan media karena ibu tidak tau menggunakan alat media seperti laptop. Data di atas sangat terlihat bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Banawa Tengah sudah berupaya meningkatkan pemahaman siswa di kelas VIII, dengan berupaya memberikan penjelasan secara terperinci tentang materi konstitusi dan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami siswa. Disinilah kemudian tugas guru untuk meningkatkan pemahaman siswa agar siswa-siswanya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Wawancara dengan kepala sekolah Hasil wawancara kepada kepala sekolah Mustapa menurut Bapak Kepala Sekolah bagaimana cara meningkatkan pemahaman siswa, informan : menyatakan bahwa cara meningkatkan pemahaman siswa di SMP Negeri 1 Banawa Tengah dengan melengkapi media, tidak monoton terhadap metode ceramah dan menggunakan media gambar untuk menarik perhatian siswa. Selanjutnya menurut bapak bagaimana menghadapi siswa yang kurang paham terhadap materi PKn, informan menyatakan: dilihat dari pemahaman siswa karna daya tangkap seseorang berbeda-beda jadi berikan mereka penjelasan secara terperinci yang mudah dipahami dan berikan tugas sampai siswa tersebut mengerti. Ketika informan di wawancarai kembali menurut bapak faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemahaman siswa terhadap pelajaran PKn, informan menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman siswa adalah suasana belajar, lingkungan sekolah, cara mengajar guru, sikap guru, fasilitas sekolah, dan lingkungan keluarga Data di atas terlihat bahwa guru-guru di SMP Negeri 1 Banawa Tengah sudah berupaya meningkatkan pemahaman siswa di kelas VIII, dengan memberikan penjelasan secara terperinci tentang materi konstitusi dan memberikan contoh-contoh yang mudah dipahami siswa dan perlu dikembangkan lagi. Disinilah kemudian tugas guru untuk meningkatkan pemahaman siswa agar siswa-siswanya menjadi lebih baik dari sebelumnya

Wawancara dengan siswa Hal ini di sampaikan informan ketika ditanya mengenai materi apa saja yang sudah diberikan guru kepada anda mengenai konstitusi: siswa menjawab mengenai konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia, penyimpangan, amandemen, dan lembaga negara. Ketika di tanya mengenai materi apa yang paling sulit anda pahami dalam konstitusi dan berikan alasannya: informan mengatakan materi amandemen sebelum dan sesudah amandemen alasannya karena bermain, malas belajar, tidak konsentrasi pengaruh lapar. Selanjutnya apakah anda mengerti dengan apa yang guru jelaskan mengenai materi konstitusi: informan menjawab mengerti karena guru menjelaskan dengan memberikan contoh-contoh yang ada dilingkungan tetapi kadang tidak mengerti dikarenakan ketika guru menjelaskan tidak memperhatikan guru, guru menjelaskan terlalu cepat, dan guru jarang masuk. Ketika ditanya apakah anda meluangkan waktu dirumah untuk belajar: informan menjawab kadang belajar kadang tidak dikarenakan belajar hanya pada saat ada ulangan atau ada PR. IV. KESIMPULAN DAN SARAN a) Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian bahwa guru yang ada di SMP Negeri 1 Banawa Tengah sudah berusaha melakukan yang terbaik dalam meningkatkan pemahaman siswa namun perlu

dikembangkan lagi dalam penggunaan metode dan cara mengajar untuk meningkatkan pemahaman siswa pada materi konstitusi. Pemahaman materi konstitusi dapat dilihat dari Bagaimana meningkatkan pemahaman materi konstitusi pada mata pelajaran PKn dengan memberikan penjelasan dan contoh-contoh yang mudah mereka pahami. b) Saran Guru harus terus berkomitmen dan lebih giat dalam memberikan motivasi, pemahaman, dan Para dewan guru lain harus selalu berupaya melakukan pendekatan dan memberikan nasehat terhadap siswa yang kurang paham dan menjelaskan kembali materi yang siswa kurang pahami agar siswa dapat mengerti materi tersebut. DAFTAR RUJUKAN Anas Sudijono (2009) pemahaman [Online] tersedia http://www referensimakalah.com/2013/05/pengertian-pemahaman-dalam pembelajaran.html

Fadlian Pratiwi (2011) Studi Tentang Persepsi Siswa Kelas VIII Terhadap Materi Konstitusi Di SMP Negeri 7 Palu. Palu Perpustakaan FKIP: Tidak diterbitkan Nana Sudjana (1995) pemahaman [Online] : tersedia https://www.google.co.id/ [diakses] 26 Maret 2016 Nawawi, H (2003), Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta :Gaja Mada University Press. Sudaryono (2012) definisi pemahaman menurut para-ahli [Online]:tersedia http://www.duniapelajar.com/ [diakses] 26. Maret 2016. Suharsimi Arikunto (2010) mengatakan bahwa jika populasi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.