BAB IV. Analisis Hasil dan Pembahasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

ekonomi Kelas X BANK SENTRAL DAN OTORITAS JASA KEUANGAN KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Sentral Tujuan Pembelajaran

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMBIAYAAN

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

Alamat Redaksi: Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik Departemen Statistik Bank Indonesia Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15 Jl.

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

Tabel 1 Neraca Pembayaran Indonesia: Ringkasan

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

M E T A D A T A INFORMASI DASAR

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

DEVISA DAN KESEIMBANGAN DAN KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) NERACA PER 30 SEPTEMBER 2003 & 2002

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

PEDOMAN PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Jenis Arus dana Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB III GAMBARAN UMUM ATAS PT MMS. Sejarah Singkat dan Perkembangan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN KEUANGAN BANK

Lampiran 8 Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

Tabel Statistik. Tabel 1 Suku Bunga Pasar Uang, Deposito Berjangka, dan Kredit (Persen per Tahun) Tabel Statistik

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

- 2 - Hal ini dirasakan sangatlah terbatas dan belum mencakup fungsi the Lender of the Last Resort yang dapat digunakan dalam kondisi darurat atau

TUGAS-TUGAS BANK INDONESIA. Mulyati, SE., M.T.I.

Ilmu Ekonomi Bank Sentral dan Kebijakan moneter

ANALISIS PENERAPAN SAK ETAP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT. BPR Ganto Nagari 1954

PSAK 10 PENGARUH PERUBAHAN KURS Aria Farah Mita

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN 1. Berbeda dengan Undang undang Nomor 13 Tahun 1968 tentang Bank

tedi last 11/16 Definisi Dan Klasifikasi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

S A L I N A N KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL LEMBAGA KEUANGAN NOMOR : KEP-2345/LK/2003 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DANA PENSIUN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

AKUNTANSI MULTINASIONAL TRANSLASI LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASING MATERI AKL 1

MATRIKS RANCANGAN POJK KPMM BPRS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

BAB XV SISTEM AKUNTANSI LAPORAN KONSOLIDASIAN

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. yang membutuhkannya. Disamping itu bank dikenal sebagai tempat untuk

KONSOLIDASI POS-POS. Des 2005 Des 2004 Des 2005 Des 2004 AKTIVA 41,215 28,657

KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI PADA PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

NERACA PER 31 MARET 2005 & 2004 (Dalam Jutaan Rupiah) NO POS - POS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB VIII KEBIJAKAN AKUNTANSI INVESTASI

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 52

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

Iman P. Hidayat, SE., M.,Si., Ak., CA.

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 7,590 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 23,230 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

Dalam Bahasa dan Mata Uang Apa Laporan Keuangan Disajikan?

LAPORAN KEUANGAN BANK

55,049 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

TOTAL ASET ,708,580

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

TOTAL ASET ,901,863

TOTAL ASET ,610,946

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

96,876 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

42,611 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

TOTAL ASET ,099,545

65,104 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN

85,243 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

: BANK JTRUST INDONESIA, Tbk. (dalam jutaan rupiah) BANK Posisi Tgl. Laporan. POS - POS Sandi

Laporan Keuangan Triwulanan 30 September 2009

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) BULANAN

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN BULANAN. 30,674 h. Pemulihan atas cadangan kerugian penurunan nilai

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

NERACA KONSOLIDASI Tanggal 30 Juni 2002 dan 2001 ( Dalam jutaan rupiah )

Transkripsi:

BAB IV Analisis Hasil dan Pembahasan A. Penyajian dan Analisis Data Pada bagian ini, penulis akan melakukan analisa atas perlakuan selisih kurs serta pengungkapannya menurut Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (PAKBI) yang merupakan pedoman akuntansi yang digunakan sebagai dasar atau acuan untuk pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan Bank Indonesia. Oleh karena itu, penulis terlabih dahulu menjelaskan mengenai akuntansi pada Bank Indonesia serta karakteristik khusus akuntansinya. Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia yang merupakan lembaga independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal hal yang di atur dalam undang undang No. 23/1999 mengenai Bank Indonesia. Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, salah satunya kestabilan nilai rupiah terhadap perkembangan niali tukar rupiah terhadap mata uang negara lain. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas ini adalah menetapan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan Indonesia. Ketiganya perlu diintegrasikan agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan niali rupiah dapat dicapai secara efektif dan efisien. Uraian mengenai tujuan, tugas dan kegiatan Bank Indonesia tersebut diatas menggambarkan dengan jelas bahwa Bank Indonesia berbeda dengan badan hukum yang lainnya, baik milik negara seperti Perum, Perjan atau Persero, maupun milik swasta yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Oleh karena itu, kinerja Bank Indonesia seyogyanya dikaitkan dengan pencapaian tujuan Bank Indonesia. Dengan 33

34 demikian, maka tidak tepat apabila kinerja Bank Indonesia diukur tingkat keuntungan yang diperoleh (rentabilitas), likuiditas dan solvabilitas, sebagaimana yang digunakan untuk bidang usaha lainnya. Penilaian kinerja yang unik sebagaimana tersebut diatas memberikan corak khusus pada laporan keuangan Bank Indonesia bersumber pada sistem akuntansi keuangan Bank Indonesia. Dengan demikian, penulis akan menganalisa Laporan Keuangan Bank Indonesia untuk mengetahui bagaimana perlakuan akuntansi selisih kurs yang diterapkan oleh Bank Indonesia dan pengungkapannya dalam laporan keuangan. B. Pembahasan 1. Analisis Laporan Keuangan Bank Indonesia Dalam rangka menyajikan laporan keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan berbagai pihak yang berkepentingan, tidak hanya diperlukan dukungan sistem informasi dan akuntansi yang efektif dan terintegrasi, namun juga tersedianya pedoman yang merupakan acuan dalam penerapan Standar Akuntansi Keuangan yang disebut Pedoman Akuntansi Keuangan Bank Indonesia (PAKBI). Laporan keuangan Bank Indonesia meliputi neraca, laporan surplus defisit, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan penjelasan atas laporan keuangan. a) Neraca. Neraca disusun dengan format yang lebih informatif yang mencerminkan kedudukan Bank Indonesia sebagai Bank Sentral. 1) Dengan neraca BI dan neraca ringkas yang disebut neraca singkat BI. 2) Pengklasifikasian pos pos dalam neraca didasarkan pada sifat dan tugas Bank Indonesia, tingkat materialitas, tingkat likuiditas dan kelaziman neraca bank sentral. 3) Dengan memperhatikan sifat organisasi dan tugas yang spesifik sebagai bank sentral, neraca BI memberikan gambaran mengenai:

35 uang beredar, pengelolaan cadangan devisa, pelaksanaan fungsi Lender of the last Resort dan fungsi sebagai kasir pemerintah. 4) Unsur neraca yang merupakan karakteristik khusus BI sebagai bank sentral meliputi pos pos emas, uang asing, dan hak tarik khusus disisi aktiva dan uang ekuitas. b) Laporan Surplus Defisit Laporan surplus defisit berubah nama dari nama semula yaitu laporan laba rugi, untuk memberikan gambaran bahwa BI bukan lembaga yang bersifat komersial dan lebih mencerminkan kegiatan Bank Indonesia. Laporan surplus defisit menyajikan seluruh penerimaan dan pengeluaran BI selama 1 tahun anggaran, yaitu mulai dari 1 Januari sampai dengan 31 Desember. Pengelompokkan unsur unsur dalam penerimaan dan pengeluaran menggambarkan fungsi dan tugas yang spesifik sebagai bank sentral dan tidak disajikan berdasarkan jenis penerimaan dan jenis biasa. Jumlah surplus defisit yang dihasilkan dalam suatu periode merupakan konsekuensi dari pelaksanaan tugas BI. Besarnya surplus defisit tergantung pada kondisi umum dan kebijakan yang ditempuh. Secara moneter setiap defisit merupakan suatu unsur ekspansif (menambah jumlah uang primer). Dengan demikian, defisit yang dialami akan melemahkan kemampuan BI dalam pengendalian moneter, sehingga defisit yang bersifat struktural harus dihindari. Disamping itu, perlu diingat pula bahwa meskipun surplus bersifat kontraktif, namun pembagian atau transfer surplus kepada pemerintah secara moneter bersifat ekspansif. Unsur unsur laporan surplus defisit yang merupakan karakteristik khusus BI sebagai bank sentral adalah sebagai berikut: penerimaan terdiri dari pengelolaan moneter, penyelenggaraan sistem pembayaran dan pengaturan perbankan. Sedangkan pengeluaran terdiri dari beban pengendalian moneter, beban sistem pembayaran dan beban pengaturan dan pengawasan bank.

36 2. Akuntansi Keuangan Bank Indonesia Ada beberapa praktek praktek akuntansi keuangan Bank Indonesia yang berbeda dengan bank umum, antara lain: a) Emas dan uang asing, pada neraca BI disajikan dalam pos tersendiri karena jumlahnya yang cukup material dan kedudukan BI sebagai pengelola devisa negara. b) Kas, uang kertas dan uang logam rupiah yang berada dalam khasanah pada neraca BI tidak disajikan sebagai salah satu komponen aktiva tetapi sebagai faktor pengurang pos uang dalam peredaran karena kedudukan BI sebagai otoritas moneter. c) Selisih kurs yang timbul karena penilaian kembali aktiva dan kewajiban valuta asing belum diakui sebagai penerimaan atau pengeluaran sampai dengan terjadi transaksi atas aktiva dan kewajiban tersebut. Hal ini disebabkan penerimaan atau pengeluaran dari hasil penilaian tersebut belum terealisir dan dari waktu ke waktu dapat berbalik, terutama karena perubahan kurs antar mata uang asing. Hal ini sejalan dengan prinsip kehati hatian (konservatisme). Selisih kurs ini ditampung dalam rekening cadangan selisih kurs. d) Cadangan tujuan merupakan sumber dana yang dapat digunakan untuk biaya penggantian dan atau pembaharuan harta tetap, pengadaan perlengkapan yang diperlukan, dan pengembangan organisasi, sumber daya manusia serta penyertaan. Dengan demikian, cadangan tujuan bukan sekedar plafon sebagaimana praktek pada badan usaha lainnya.

37 3. Transaksi Valuta Asing pada Bank Indonesia Transaksi valuta asing meliputi jual beli valas, pinjam meminjam dan transaksi lainnya, baik dengan pemerintah, bank bank di dalam negeri dan luar negeri maupun pihak lainnya. Transaksi ini dilakukan dalam rangka pengaturan nilai tukar rupiah dalam rangka tugas BI sehingga pemeliharaan dan pengelolaan cadangan devisa Negara. BI juga melakukan transaksi keuangan Internasional atas nama pemerintah, sehubungan dengan keanggotaan RI pada masing masing lembaga tersebut. Transaksi valuta asing dibukukan dalam rupiah dengan menggunakan kurs neraca pada saat terjadinya transaksi. Pada setiap periode waktu tertentu, termasuk akhir tahun, aktiva dan pasiva dalam valuta asing dijabarkan dalam rupiah dengan menggunakan kurs neraca pada tanggal terjadinya transaksi tersebut. 3.1. Uang Asing Uang asing adalah uang kertas dan uang logam dalam valuta asing yang dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah dari suatu negara lain, yang dimiliki oleh Bank Indonesia. Hal ini di atur dalam PSAK No. 10 mengenai transaksi dalam mata uang asing, paragraph 26 yaitu Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya transaksi. Serta pada paragraph 27 yaitu Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. 3.2. Penetapan Kurs Valuta Asing Menurut Selamet Riyadi (2006:90) dalam bukunya Banking Assets and Liability Management, Foreign Exchange Rate adalah tingkat harga dimana suatu currency dapat dibeli atau dijual terhadap currency lainnya.

38 Berkaitan dengan tugas Bank Indonesia sebagai pengelola cadangan devisa negara dan sebagai satu satunya lembaga yang mempunyai wewenang untuk menetapkan kurs valuta asing terhadap rupiah, maka pada setiap tanggal neraca yaitu 1, 7, 15, 23 dan akhir bulan ditetapkan kurs berbagai jenis valuta. Dalam sub sistem akuntansi devisa terdapat perhitungan yang menggunakan rumus tetap dan melakukan posting secara otomatis yaitu NCP (Net Currency Position). Dengan sistem perhitungan ini, maka dihasilkan 3 jenis kurs, yaitu: a) Kurs Neraca, yaitu kurs yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. b) Kurs Transaksi Uang Kertas Asing (UKA). c) Kurs transaksi Bank Indonesia, yaitu kurs yang digunakan dalam mencatat transaksi jual beli valas antara Bank Indonesia dengan pihak lain. 3.3. Penggunaan Kurs Penerapan NCP (Net Currency Position) dalam pencatatan valuta asing di Bank Indonesia meliputi pengaturan mengenai penggunaan kurs yang digunakan pada transaksi valuta asing dengan rupiah dan transaksi antara valuta asing. a) Transaksi Valuta Asing dengan Rupiah. Transaksi pembelian valuta asing dicatat dengan menggunakan kurs beli valuta asing yang bersangkutan terhadap rupiah sebagaimana terdapat pada daftar kurs transaksi, yang berlaku pada tanggal transaksi. Sedangkan transaksi penjualan valuta asing dicatat dengan menggunakan kurs jual valuta asing yang bersangkutan terhadap rupiah sebagaimana terdapat pada daftar kurs transaksi, yang berlaku pada tanggal transaksi. Pembukuan transaksi valuta asing ke dalam rekening yang bersangkutan dilakukan pada tanggal valuta atau tanggal efektif dengan

39 menggunakan transaksi valuta asing yang bersangkutan pada tanggal transaksi. b) Transaksi antar Valuta Asing Transaksi pembelian dan penjualan valuta asing dicatat dengan menggunakan kurs transaksi valuta asing yang terjadi pada saat transaksi. Sedangkan pembukuan transaksi valuta asing ke dalam rekening yang bersangkutan dilakukan pada tanggal valuta atau tanggal efektif dengan menggunakan kurs neraca masing masing valuta asing yang besangkutan. 4. Perlakuan Akuntansi pada Selisih kurs Selisih penjabaran mata uang asing karena perbedaan kurs valuta asing terhadap rupiah dengan menggunakan kurs neraca pada saat terjadinya transaksi, ditampung dalam rekening cadangan selisih kurs dan disajikan di neraca pada pos revaluasi kurs dan surat berharga dalam kelompok ekuitas. Hal ini didasarkan peraturan pada lampiran SE No. 4/52/INTERN tanggal 16 Desember 2002, PAKBI. 4.1. Perhitungan Selisih Kurs Setiap akhir hari, sistem aplikasi BIANG (Bank Indonesia Aplikasi Kostro Gabungan) menghitung besarnya penyesuaian saldo cadangan selisih kurs (exchange rate adjustment) untuk masing masing jenis mata uang. Penyesuaian saldo cadangan selisih kurs dihitung dari hasil perkalian antara nominal valuta asing (NCP) dengan kurs neraca masing masing jenis valuta yang berlaku pada hari itu dikurangi dengan saldo rupiah value sebelum penyesuaian dilakukan atau sesuai dengan formula berikut ini: CSK= NCP (KN-HPR) Dimana: CSK adalah Cadangan Salisih Kurs, yaitu akumulasi hasil penelitian kembali.

40 NCP adalah Net Currency Position, yaitu suatu metode penatausahaan dan pencatatan valuta asing. KN adalah Kurs Neraca, yaitu kurs tengah valuta asing pada tanggal neraca yang digunakan untuk pelaporan dan transaksi intern Bank Indonesia. HPR adalah Harga Pokok Rata rata per unit valuta asing yang merupakan hasil bagi antara rupiah cost valuta asing tertentu dengan jumlah valuta asing yang bersangkutan. Hasil penyesuaian saldo selisih kurs ini dicetak pada laporan penyesuaian saldo rekening valuta asing dengan kurs neraca. 4.2. Pencatatan Selisih Kurs Hasil perhitungan selisih kurs tersebut akan diposting secara otomatis oleh aplikasi BIANG (Bank Indonesia Aplikasi Kostro Gabungan) dengan jurnal sebagai berikut: 1) Apabila terjadi kenaikan kurs valuta asing terhadap rupiah (rupiah melemah), jurnalnya adalah: Debet Rekening aktiva valuta asing (xxx) Kredit Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Debet Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Kredit Rekening pasiva valuta asing (xxx) 2) Apabila terjadi penurunan kurs valuta asing terhadap rupiah (rupiah menguat), jurnalnya adalah: Debet Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Kredit Rekening aktiva valuta asing (xxx) Debet Rekening pasiva valuta asing (xxx) Kredit Cadangan selisih kurs valuta (xxx)

41 3) Untuk valuta asing yang mempunyai saldo NCP negatif, maka hasil revaluasi (selisih kurs) langsung diakui sebagai keuntungan atau kerugian selisih kurs, jurnalnya adalah: a) Diakui sebagai keuntungan. Debet Cadangan selisih kurs valuta (xxx) Kredit Keuntungan transaksi valas (xxx) b) Diakui sebagai kerugian Debet Keuntungan transaksi valas (xxx) Kredit Cadangan selisih kurs valuta (xxx) 4.3. Pengakuan Laba / Rugi Selisih Kurs Setiap akhir hari, laba atau rugi selisih kurs transaksi valuta asing dihitung oleh program otomatisasi NCP yaitu dengan mengurangi hasil penjualan valuta asing dengan harga prolehan valuta asing berdasarkan harga pokok rata rata. Perhitungan harga pokok rata rata yang digunakan dalam perhitungan laba atau rugi selisih kurs tersebut adalah sebagai berikut: Apabila jumlah nominal valuta asing yang dijual lebih kecil dari jumlah nominal valuta asing yang dibeli pada hari itu, maka harga pokok valuta asing yang dijual menggunakan harga pokok rata rata pembelian hari itu. Dalam hal jumlah nominal valuta asing yang dijual melebihi jumlah nominal pembelian valuta asing pada hari itu, maka harga pokok valuta asing yang dijual menggunakan harga pokok rata rata pembelian pada hari itu untuk penjualan sebesar jumlah nominal pembelian valuta asing pada hari itu.

42 5. Hasil Revaluasi Kurs PAKBI mendefinisikan Hasil Revaluasi Kurs sebagai Akumulasi hasil penjabaran aktiva dalam valuta asing dan pasiva dalam valuta asing ke dalam rupiah karena perubahan kurs valuta asing. Jadi seluruh hasil akumulasi dari jurnal terhadap selisih kurs yang sudah dijelaskan sebelumnya, disajikan di neraca dalam pos hasil revaluasi kurs dan surat berharga dalam kelompok ekuitas. Hasil penjabaran tersebut belum diakui sebagai penerimaan atau pengeluaran dalam laporan surplus defisit tahun berjalan karena hasil penjabaran tersebut dicatat dalam kelompok ekuitas dan baru akan diakui sebagai penerimaan atau pengeluaran pada saat terjadi transaksi atas aktiva dan pasiva dalam valuta asing yang bersangkutan. 6. Pengungkapan Selisih Kurs dalam Catatan Atas Laporan Keuangan Berikut ini adalah transaksi yang berkaitan dengan valuta asing dan selisih kurs yang diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan Bank Indonesia. Transaksi valuta asing dibukukan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs pada saat transaksi. Guna penyusunan Laporan Keuangan, aktiva dan pasiva dalam valuta asing dijabarkan dalam Rupiah dengan menggunakan kurs neraca yang berlaku pada tanggal yang bersangkutan. Selisih penjabaran tersebut dicatat dalam rekening Cadangan Selisih Kurs dan disajikan di neraca pada pos Keuntungan atau Kerugian Yang Belum Direalisasi dalam kelompok Ekuitas sampai dengan valuta asing yang bersangkutan berkurang. Bank Indonesia menggunakan metode Net Currency Position (NCP) dalam menatausahakan dan mencatat valuta asing. Dalam metode tersebut, hasil revaluasi aktiva dan pasiva valuta asing dihitung dari perkalian antara posisi netto valuta asing dengan selisih antara kurs neraca dengan harga pokok rata-rata valuta asing. Selisih kurs valuta asing pada periode 31 Desember 2008 sebesar Rp. 23.121.427, sedangkan selisih kurs

43 pada periode 31 Desember 2009 sebesar (Rp. 24.548.358). Terjadi rugi selisih kurs sebesar (Rp. 1.426.931). Informasi pengungkapan selisih kurs tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1. Table 4.1 31 Desember 2009 31 Desember 2008 Rp juta Rp juta a. Revaluasi harga emas 23.514.218 21.510.222 b. Revaluasi SSB dalam valas 9.053.950 18.304.713 c. Revaluasi SSB dalam rupiah 1.255.538 (979.235) d. Selisih kurs valuta asing (24.548.358) 23.121.427 9.275.348 61.957.127 Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2009

44 Table 4.2 Laporan Perubahan Ekuitas Bank Indonesia Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2009 BANK INDONESIA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 (Dalam jutaan Rupiah) 31 Desember 2008 Penambahan Pengurangan 31 Desember 2009 I. Ekuitas 1. Modal 7.610.885 0 0 7.610.885 2. Cadangan Umum 49.663.865 13.194.924 0 62.858.789 3. Cadangan Tujuan 13.364.549 1.724.895 317.219 14.772.225 4. Keuntungan atau 61.957.127 0 52.681.779 9.275.348 Kerugian yang Belumm Direalisasi 5. Surplus (Defisit) 17.248.955 (1.009.904) 17.248.955 (1.009.904) Tahun Berjalan 149.845.381 13.909.915 70.247.953 93.507.343 II. KEWAJIBAN MONETER (Catatan C.41) 782.038.41 5 III. RASIO MODAL SEBELLUM DIKURANGI SISA SURPLUS 8,88% YANG MENJADI BAGIAN PEMERINTAH (Catatan C.41) IV. SISA SURPLUS YANG MENJADI BAGIAN PEMERINTAH 0 V. RASIO MODAL SETELAH DIKURANGI SISA SURPLUS 8,88% YANG MENJADI BAGIAN PEMERINTAH Sumber: Laporan Keuangan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2009

45 Berdasarkan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), selisih kurs yang terjadi dilaporkan pada Laporan Laba / Rugi periode berjalan. Table 4.3 Laporan Laba Rugi Bank Indonesia Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2009 BANK INDONESIA LAPORAN LABA - RUGI Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 (Dalam jutaan Rupiah) Catatan 2009 (Rp) 2008 (Rp) PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL Pendapatan Jumlah Pendapatan(lampiran ke- 29.656.516 45.331.150 Beban Jumlah Beban 30.793.550 28.082.195 Pendapatan Bersih (1.137.034) 17.248.955 Pendapatan Operasional lainnya Pendapatan Transaksi Mata Uang (24.548.358) 23.121.427 Asing Jumlah Pendapatan Operasional (25.685.392) 40.370.382 Lainnya LABA (RUGI) OPERASIONAL (25.548.358) 40.370.382 Sumber: Data diolah penulis : 2011 Berdasarkan table 4.3 diatas, Bank Indonesia belum melaporkan selisih kurs sesuai dengan PAPI. Penulis menganalisis bahwa transaksi selisih kurs yang terjadi di Bank Indonesia, seharusnya dilaporkan atau disajikan pada Laporan Laba / Rugi pada

46 perkiraan Pendapatan Operasional Lainnya (lihat table 4.3). Begitu pula dengan PSAK, Selisih Kurs Mata Uang Asing disajikan atau dilaporkan dalam Pendapatan Komprehensif Lainnya (lihat table 4.4). Sedangkan pengungkapan Laba / Rugi Selisih Kurs diungkapkan dalam CALK (Catatan Atas Laporan Keuangan). Hal ini sudah sesuai dengan SAK (Standar Akuntansi Keuangan). Table 4.4 Laporan Laba Rugi Bank Indonesia Periode 1 Januari s.d 31 Desember 2009 BANK INDONESIA LAPORAN LABA - RUGI Periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2009 (Dalam jutaan Rupiah) 2009 (Rp) 2008 (Rp) Pendapatan 29.656.516 45.331.150 Beban (30.793.550) (28.082.195) Laba sebelum pajak (1.137.034) 17.248.955 Beban pajak penghasilan 127.130 Laba tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan (1.009.904) 17.248.955 LABA TAHUN BERJALAN (1.009.904) 17.248.955 Pendapatan komprehensif lain: Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing (24.548.358) 23.121.427 TOTAL PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN (25.558.262) 40.370.382 Sumber: Data diolah penulis : 2011