VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

BAB III METODE KAJIAN

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

RIWAYAT PEKERJAAN MANTAN TENAGA KERJA WANITA ======================================

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Komitmen itu diperbaharui

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

6.10.(2) Surabaya. Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS)

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. membuktikan bahwa proses ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sedang dijalankan oleh Pemerintah RI. Selain itu,

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

III. METODOLOGI KAJIAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI APRIL 2014

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

Transkripsi:

48 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG Berdasarkan data baik masalah maupun potensi yang dimiliki oleh kelompok, maka disusun strategi program penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri. Strategi ini melibatkan anggota pengurus dan pihak pihak yang terkait unsur unsur yang ada di lingkungan kelompok dengan menggunakan metode Analisis SWOT. Metode ini digunakan untuk melihat faktor intern berupa kekuatan dan kelemahan kelompok dan faktor ekstern berupa peluang dan ancaman pada kelompok. Metode ini juga digunakan untuk menggali aspirasi dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan atau stakeholder seperti aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota pengurus kelompok, donatur, maupun pihak pihak lain yang peduli pada keberadaan kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri melalui diskusi terarah (FGD) Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri ini diarahkan pada peningkatan pengetahuan, ketrampilan anggota dan pengurus kelompok. Selain untuk pengembangan kelompok, dan upaya menjalin kemitraan dengan lembaga luar. 7.1. Kondisi Kelompok mantan TKW luar negeri Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi kelompok terarah dengan kelompok dan pihak terkait telah teridentifikasi permasalahan sebagaimana diuraikan sebelumnya, namun untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan sebagai berikut : 7.1.1. Faktor Intern 1) Kekuatan/strengths yang dimiliki kelompok mantan TKW antara lain : a. Adanya kesadaran dan kepedulian anggota kelompok pada masalah Tenaga Kerja Wanita

49 Keinginan untuk membantu sesama TKW terutama yang mengalami masalah dapat dilihat pada kesediaan dari anggota dan pengurus kelompok untuk bergabung dengan kelompok. Kesadaran dan kepedulian kepada masalah perempuan khususnya mantan TKW memotivasi mereka untuk ikut dalam kegiatan kelompok. Banyaknya calon dan mantan TKW bermasalah telah menggugah sebagian anggota dan pengurus aktif dalam kegiatan kelompok. Karena selama bergabung dengan kelompok sebagian anggota telah dapat dirasakan manfaatnya. Manfaat yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok diantaranya adalah bertambahnya pengetahuan tentang prosedur yang benar tentang proses perekrutan TKW dan pihak mana saja yang harus dihubungi ketika terjadi masalah. Hal ini diungkapkan oleh beberapa anggota dan pengurus kelompok yang aktif dalam kegiatan kelompok. Mereka merasa telah mendapat pembekalan, karena sebagian dari mereka juga mengalami kondisi yang kurang mengenakan baik dalam proses perekrutan, penempatan, bahkan sampai pada pemulangan di tanah air. Pemberian informasi dan pengetahuan oleh pendamping melalui brosur maupun penyuluhan dan pemutaran film tentang TKW. Karena selama ini dan yang dialami oleh anggota dan pengurus yang notabene adalah mantan TKW pernah mengalami masalah. Dalam proses perekrutan misalnya, para calon TKW sering di datangi oleh para calo yang merupakan orang orang kepercayaan PJTKI datang ke desa dan dari rumah ke rumah untuk mencari calon TKW dengan iming- iming gaji besar. Para calo yang ada di tingkat desa biasanya sudah tahu kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh keluarga yang mengalami kondisi ekonomi yang serba kurang. Demikian juga dalam penempatan banyak para TKW yang mengalami kekerasan, penyiksaan dan pelecehan dari majikan. Ketika pulang ke tanah air, tidak sedikit yang mengalami pemerasan dari oknum oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan akan prosedur dan syarat syarat yang harus dimiliki oleh calon TKW sebelum bekerja apalagi ke luar negeri. Jadi dengan adanya kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg telah memberi manfaat kepada anggota dan pengurus dalam informasi dan

50 pengetahuan diperlukan oleh seorang yang ingin menjadi calon TKW atau yang ingin kembali menjadi TKW. [ b. Adanya keinginan anggota kelompok untuk meningkatkan kemampuan diri. Sebagian anggota dan pengurus kelompok mempunyai motivasi untuk meningkatkan kemampuan diri. Karena dalam kegiatan kelompok anggota diberikan bekal ketrampilan. Salah satunya ketrampilan berbicara di depan umum yakni dalam setiap pertemuan kelompok diwajiban setiap anggota untuk menjadi pembawa acara secara bergilir. Demikian pula dalam acara diskusi kelompok, setiap anggota dimotivasi untuk mampu berbicara atau berargumentasi. Paling tidak anggota kelompok diberi kesempatan untuk belajar bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anggota yang lain. Dari kegiatan diatas diharapkan anggota dan pengurus kelompok akan mempunyai kepercayaan diri pada kemampuannya. Dimulai dari kemampuan untuk menyampaikan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan yang diberikan dalam kegiatan kelompok mereka akan semakin kritis pada kondisi yang ada di lingkungannya. Selanjutnya mereka akan dapat berperan dalam aktivitas sehari hari baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Demikian pula ketika mereka berhadapan dengan para calo atau majikan tempat mereka bekerja atau oknum oknum yang tidak bertanggung jawab, mereka akan mampu melindungi dan membela diri. Karena selama ini salah satu kelemahan calon TKW atau TKW adalah ketidakmampuan dalam membela diri yang disebabkan oleh ketidakpercayaan pada diri dan kemampuannya. Anggota dan kelompok telah merasakan manfaatnya mengikuti kegiatan kelompok yakni bertambahnya kemampuan dan kepercayaan diri anggota kelompok pada potensi yang dimiliki dan mampu membantu orang lain dalam memecahkan masalah kehidupannya. Salah satunya adalah bagaimana mengelola hasil atau keuangan mereka selama bekerja menjadi TKW, agar tidak digunakan secara konsumtif, tapi dimanfaatkan pada hal yang bersifat produktif dan investasi. Karena selama ini sebagian besar hasil selama bekerja menjadi TKW masih digunakan untuk membuat rumah, membeli mobil, membeli motor dan lain lain. Jarang dari mereka yang menggunakan

51 hasil bekerja di luar negeri untuk membeli sawah, atau usaha ekonomis produktif lainnya. Sehingga ketika mereka tidak lagi bekerja modal untuk beusaha telah siap untuk dimanfaatkan. [ c. Adanya jaringan kelompok dengan kelompok yang sama di desa lain. Jaringan yang dimiliki oleh kelompok yakni hubungan sosial dengan kelompok yang sama di desa lain dalam satu wilayah kecamatan. Jaringan dilakukan melalui pertemuan secara berkala setiap bulannya. Pertemuan ini selain untuk menambah jaringan kelompok, juga untuk menambah wawasan anggota dan pengurus kelompok di wilayah lain yang mempunyai kegiatan yang sama. Dalam pertemuan tersebut akan terjadi tukar informasi dan pengalaman baik secara formal maupun informal antar sesama anggota dan pengurus kelompok. Diharapkan pola jaringan kelompok ini akan menambah motivasi dan keaktifan anggota dan pengurus dalam kegiatan kelompok. Jaringan sosial yang dibangun dan di mediasi oleh pendamping kelompok ini memang masih terbatas belum berkembang dengan lembaga lain. Namun diharapkan dari pola seperti ini anggota dan pengurus kelompok akan semakn bertambah wawasannya dan akan timbul ide atau gagasan yang mengarah upaya pengembangan kelompok. Salahsatunya dengan membukadan membangun jaringan kelompok yang berbeda atau lembaga lain yang peduli dengan masalah perempuan terutama mantan TKW. Apabila ini terjadi maka tujuan dari kegiatan ini akan tercapai, yakni memberikan penyadaran dan kemampuan pada anggota dan pengurusnya, sehingga mempunyai kemapuan untuk menentukan dan memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupannya. Dan hal tersebut akan dilakuan apabila sesuai dengan tujuan kelompok. Disamping dalam rangka memberdayakan anggota juga dlam rangka mengembangkan kelompok. Diantaranya membangun jaringan dengan organisasi/lembaga lokal yang ada dan sejalan dengan tujuan di lingkungan kelompok. Orgainisasi lembaga tersebut antara lain pemerintahan desa, PKK, Karang Taruna, kelompok pengajian, maupun lembaga teknis lainnya. Namun jaringan kelompok yang telah dibangun dengan kelompok lain merupakan kekuatan atau modal untuk membangun dan membuka jaringan dengan organisasi/lembaga lain. Hal ini penting untuk menambah nilai

52 tambah kegiatan kelompok dan upaya untuk memperluas jangkauan kegiatan dan pengembangan kelompok. 2) Kelemahan/Weakness atau Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok antara lain : a. Kurangnya kemampuan pengurus dalam mengelola kelompok. Kurangnya pengalaman dalam beroganisasi dan ketrampilan yang dimiliki berpengaruh pada kapasitas kelompok. Umumnya pengurus belum berpengalaman dalam berorganisasi. Walaupun mereka pernah ikut dalam kegiatan pengajian, PKK, maupun Posyandu di desa tapi sudah lama ditinggalkan dan itupun hanya sebatas anggota, bukan pengurus. Disamping itu mereka juga tidak terlalu aktif dalam kegiatan tersebut, karena mereka selama ini bekerja di luar negeri. Jadi kesempatan untuk bergabung dan mengikuti kegiatan kampung tidak mungkin dilakukan. Akibatnya setelah pulang dan bergabung dengan kelompok mantan TKW, apalagi menjadi pengurus, sehingga mereka perlu belajar. Apalagi untuk mengelola sebuah kelompok. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelompok pengurus kelompok masih bergantung pada pendamping kelompok. Ketrampilan pengurus juga kurang dalam pengurus belum mampu mengorganisir anggota kelompok paling tidak hadir dan aktif kegiatan kelompok. Proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelompok, pengurus kelompok masih bergantung pada pendamping kelompok. b. Kurangnya kerjasama pengurus kelompok Kerjsama dalam kelompok sangat penting dan mempunyai pengaruh terhadap kegiatan kerja kelompok. Karena di dalam kelompok telah diberikan tanggung jawab kepada pengurus sesuai dengan tugasnya masing masing. Namun tidak semua tanggung jawab tersebut dapat diselesaikan sendiri oleh pengurus yang bersangkutan. Setiap pengurus mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kondisi ini dapat disinergikan dengan kerjasama, yakni saling membantu antara pengurus yang satu dengan yang lain. Apabila tugas yang diberikan belum mampu diselesaikan maka sebaiknya mengajak anggota pengurus lainnya untuk membantu menyelesaikan secara bersama sama agar dapat diselesaikan tepat waktunya. Namun kerjasama dalam kelompok mantan TKW ini belum berjalan dengan baik atau masih

53 kurang karena kesadaran untuk saling mengisi kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh masing masing pengurus belum dimanfaatkan dengan maksimal. c. Motivasi dan partisipasi anggota dan pengurus dalam mengikuti kegiatan kelompok masih rendah. Motivasi dan partisipasi anggota dan pengurus dilihat pada tujuan ketika bergabung dengan kelompok dan keaktifan dalam kegiatan kelompok. Terdapat lebih dari dari separuh anggota dan pengurus kelompok yang mempunyai motivasi mengikuti kegiatan kelompok karena ikut ikutan dan ingin tahu. Sisanya karena ada arisan kelompok dan ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Demikian pula dengan partisipasi anggota dan pengurus dilihat dari keaktifannya dalam mengikuti kegiatan kelompok maupun seperti pertemuan kelompok maupun diskusi kelompok. Kondisi diatas dapat menunjukan bahwa motivasi dan partisipasi baik anggota maupun pengurus dalam kegiatan kelompok masih rendah. Karena ada perbedaan tujuan ketika begabung dengan kelompok. Apalagi jumlahnya lebih dari separuh anggota dan pengurus kelompok. Hal ini juga berdampak pada partisipasi anggota dan pengurus kelompok dalam mengikuti kegiatan kelompok. Apabila kondisi ini terus demikian maka kehidupan kelompok akan terganggu dan kemungkinan terjadinya kevakuman bisa terjadi. [[ 7.1.2. Faktor Ekstern 1) Peluang/opportunities yang dimiliki kelompok mantan TKW antara lain : a. Adanya peran dari lembaga pendamping melalui pendamping kelompok yang sangat membantu perkembangan kelompok. Peran pendamping kelompok sangat penting dalam kegiatan dan perkembangan kelompok. Pendamping kelompok melakukan pembinaan dan monitoring terhadap kegiatan kelompok serta menjadi fasilitator dan narasumber dalam kegiatan pertemuan pertemuan kelompok. Hal ini dilakukan mengingat kelompok masih dalam pembinaan, sehingga terus dipantau. Pembinaan dilakukan secara berkala paling tidak satu sekali. Atau ketika ada pertemuan kelompok, terutama dalam pertemuan antar kelompok. Komitmen pendamping kelompok untuk mengembangkan kelompok

54 merupakan peluang bagi anggota dan pengurus untuk terus menggali dan mendapatkan informasi, pengetahuan, dan ketrampilan agar dapat mengembangkan kelompok secara kelompok dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kelompok. Kelemahan yang selama ini menjadi hambatan kelompok dapat dikonsultasikan dengan pendamping untuk mendapatkan solusi, sehingga kelompok akan semakin kuat dan berkembang. b. Adanya dukungan dari Pemerintah Desa. Berkaitan dengan kegiatan kelompok mantan TKW, pemerintah desa Cibaregbeg telah memberikan fasilitas berupa tempat untuk sekretariat kelompok sekaligus forum untuk kelompok kelompok binaan Yayasan PPSW se Kecamatan Cibeber. Hal ini disampaikan langsung oleh kepala desa Cibaregbeg saat diadakan pengkajian di lokasi. Setelah mendengar aktvitas kelompok mantan TKW dan tujuan yang ingin dicapai. Karena keberadaan kelompok ini telah turut berpartisipasi dalam pembangunan di desa terutama dalam masalah perempuan khususnya mantan TKW. Pihak desa merasa dibantu, sehingga mereka mendukung keberadaan dankegiatan kelompok dengan menyediakan tempat sekretariat di samping kantor kelurahan. Rencananya dalam program pembangunan desa tahun 2008 kegiatan kelompok akan dijadikan sasaran bantuan stimulan atau permodalan. Hal ini terungkap dalam diskusi kelompok terarah yang dilaksanakan di Balai desa Cibaregbeg pada 28 November 2007. [ c. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, agama, pemuda dan perempuan. Dalam dikusi kelompok terarah di Balai Desa Cibaregbeg juga terungkap dukungan dari tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan perempuan dan siap bekerjasama untuk pengembangan kelompok. Mereka menyampaikan siap membantu bagi anggota dan pengurus kelompok yang berkeinginan menambah informasi, pengetahuan dan ketrampilan teknis yang dibutuhkan kelompok, berdasarkan pengalaman baik secara organisasi maupun individu. Pernyataan ini merupakan peluang bagi kelompok untuk menyambut baik dengan menjalin komunikasi dan kerjasama dengan mereka, dalam rangka menambah wawasan dan ketrampilan dalam kelompok. Karena tokoh

55 masyarakat tersebut sudah berpengalaman dalam bidangnya. Mereka juga mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang organisasi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh kelompok dalam arti positif dengan baik. 2) Ancaman/threaths yang dihadapi kelompok mantan TKW luarnegeri antara lain : a. Adanya pihak di masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan kelompok. Keberadaan kelompok mantan TKW ini telah membuat pihak tertentu merasa terganggu. Sebagaimana diketahui bahwa selama ini banyak pihak yang memanfaatkan ketidaktahuan calon TKW tentang informasi dan prosedur keberangkatan untuk menjadi TKW untuk kepentingan pribadi. Dalam hal ini adalah calo calo atau agensi terutama di desa Cibaregbeg, yang merupakan jaringan dari PJKTI untuk mencari calon TKW di desa desa. Namun dengan adanya kelompok mantan TKW ini yang terus memberikan informasi dan sosialisasi tentang prosedur yang baik dan benar terutama perempuan yang ingin menjadi TKW, masyarakat terutama kepada anggota pengurus kelompok. Mereka menjadi tahu tentang hak hak mereka disamping kewajiban yang harus dipenuhi. Mereka tidak akan mudah diimingi oleh calo yang banyak merugikan calon TKW. Bagi calo yang selama ini memanfaatkan calon TKW, keberadaan kelompok mantan TKW ini merupakan saingan dan akan mengurangi penghasilan dan gerak mereka di desa. Karena masyarakat atau calon TKW akan semakin sulit untuk diajak kerjasama. Mereka tentu saja tidak aan tinggal diam, mereka akan terus bergerak dan mencari cara untuk menganggu kegiatan kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah dengan membuat issue yang tidak benar tentang keberadaan dan kegiatan kelompok. b. Adanya anggapan yang berkembang di masyarakat, yang mengganggap kelompok ini sama dengan kelompok binaan lainnya. Dibentuknya kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg telah menimbulkan beragam pendapat. Salah satunya adalah bahwa kelompok ini

56 tidak jauh berbeda dengan kelompok kelompok binaan pemerintah maupun LSM lainnya. Mereka memberikan contoh beberapa kelompok yang telah dibentuk kemudian dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Artinya banyak kelompok binaan di desa Cibaregbeg yang dibentuk kemudian bubar dengan sendirinya, karena tidak ada pembinaan dan program/kegiatan yang jelas. [ c. Dari pihak keluarga adanya anggapan kegiatan kelompok hanya membuang waktu saja. Masih adanya anggapan dari sebagian dari keluarga anggota dan pengurus kelompok bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok merupakan hal yang sia- sia, karena tidak membantu kepentingan dan meningkatkan taraf hidup anggota dan pengurus kelompok. Mereka menganggap kegiatan yang dilakukan hanya membuang waktu saja. Misalnya mereka harus meninggalkan pekerjaan rumah tangga seperti ke sawah, mengurus suami dan anak. Artinya pekerjaan pokok anggota kelompok yang notabene adalah ibu rumah tangga menjadi terbengkalai. 7.2. Strategi Penguatan Kapasitas Kelompok mantan TKW Berdasarkan faktor internal maupun eksternal yang telah diuraikan diatas, telah ditemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi kelompok mantan TKW. Untuk mengetahui proses penyusunan strategi rencana program dengan menggunakan metode Analisis SWOT (lihat tabel 6)

53 Tabel 6 : Matriks Analisis SWOT Penguatan Kapasitas Kelompok Mantan TKW FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) 1. Adanya Kesadaran dan kepedulian anggota dan pengurus pada masalah TKW terutama yang aktif dalam kegiatan kelompok 2. Adanya sebagian anggota Keinginan untuk meningkatkan kemampuan diri melalui kegiatan kelompok 3. Adanya jaringan dengan kelompok yang sama di desa lain. Namun belum berkembang dengan lembaga luar KELEMAHAN (WEAKNESSES) 1. Rendahnya kemampuan pengurus dalam mengelola kelompok 2. Kurangnya kerjasama anggota dan pengurus dalam kegiatan kelompok 3. Kurangnya motivasi dan partisipasi anggota dan pengurus dalam kegiatan kelompok PELUANG (OPORTUNITIES) Strategi Strengths/Opportunities (S O) Strategi Weakneses/Opprtunities (W O) 1. Berperannya lembaga pendamping 2. Adanya dukungan dari pemerintah desa dalam kegiatan kelompok 3. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat/pemuda/ agama/perempuan Memanfaatkan peran lembaga pendamping, pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan lembaga luar Memanfaatkan peran yayasan pendamping untuk meningkatkan SDM anggota kelompok ANCAMAN (THREATHS) 1. Adanya pihak masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan kelompok 2. Adanya anggapan dari masyatakat yang mengganggap kelompok ini sama dengan kelompok binaan lainnya. Strategi Strengths/Treaths (S T) Memanfaatkan hubungan anggota kelompok dan kemampuan yang dimiliki untuk mensosialisasikan program/kegiatan kelompok kepada masyarakat dan pihak terkait Strategi Weakneses/Treaths (W T) Meningkatkan kemampuan anggota kelompok untuk membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan dukungan masyarakat dan pihak terkait 57

58 7.2.1. Strategi ; Memanfaatkan peran lembaga pendamping, pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan lembaga luar (S O) Strategi ini di pilih dan disepakati oleh peserta FGD karena selama ini anggota dan pengurus kelompok memiliki kelemahan dari aspek sumberdaya manusia. Strategi ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dibuat program/kegiatan yang mendukung yakni Program Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Lembaga Luar melalui kegiatan membangun komunikasi dan kerjasama melalui kesepakatan bersama. Kegiatan ini diikuti oleh anggota dan pengurus kelompok, instansi terkait, pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Selama ini kelompok masih melakukan kegiatan yang terbatas pada antar anggota dalam kelompok dan kelompok yang sama dari desa lain dan baru membangun komunikasi dengan lembaga/institusi luar. Artinya kelompok baru dalam tahap mulai melakukan komunikasi dengan pihak luar dalam rangka mengembangkan kelompok. Oleh karena itu, maka kelompok masih perlu pendampingan terutama dari lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. 7.2.2. Strategi ; Memanfaatkan Peran Lembaga Pendamping untuk meningkatkan SDM anggota kelompok (W O) Strategi ini dipilih dan disepakati oleh peserta FGD, untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dengan pihak luar dalam rangka mendukung kegiatan kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dibuat program/kegiatan yakni Program Peningkatan Managemen Organisasi/Kelompok melalui kegiatan Pelatihan Managemen Organisasi/Kelompok yang diikuti oleh anggota dan pengurus kelompok. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan anggota kelompok baik dalam mengelola dan bekerjasama dalam kelompok, juga meningkatkan motivasi anggota kelompok. Kegiatan ini dirasa penting untuk kelangsungan dan eksistensi kelompok dalam masyarakat.

59 7.2.3. Strategi ; Meningkatkan kemampuan anggota kelompok untuk membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan dukungan masyarakat dan lembaga luar (S T) dan (W T) Strategi ini dipilih dan disepakati oleh peserta FGD, untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat serta pihak terkait. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dibuat Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat khususnya di desa Cibaregbeg. Hal ini dilakukan mengingat masih adanya anggapan bahwa kelompok ini sama dengan kelompok kelompok lainnya yang dibentuk baik oleh pemerintah maupun LSM. Umumnya masyarakat melihat banyak kelompok kelompok yang telah dibentuk vakum, dan selanjutnya bubar dengan sendirinya. Program ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang baik dan benar bagi masyarakat tentang keberadaan dan kegiatan kelompok. 7.3. Latar Belakang Rencana Program Berdasarkan strategi program yang telah dirumuskan di atas, maka di susun program program untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh kelompok mantan Tenaga Kerja Wanita luar negeri di desa Cibaregbeg. Adapun tujuan umum penyusunan rancangan program penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri ini adalah sebagaimana disebutkan di atas, dan tujuan khususnya adalah meningkatkan kapasitas kelompok. [ 7.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan disusunnya rancangan program dalam kajian ini adalah penguatan kapasitas kelompok mantan TKW dalam rangka meningkatkan kapasitas kelompok dan menyelesaikan masalah masalah kelompok. Sedangkan sasaran dari rancangan program ini adalah anggota dan pengurus kelompok, masyarakat terutama tokoh masyarakat, agama, pemuda, perempuan dan stakehorders yang ada di desa Cibaregbeg.

60 7.5. Program aksi Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusun Kerangka Alur Program Penguatan Kapasitas Kelompok mantan TKW (lihat tabel 7) dan Kerangka Kerja Strategi Penguatan Kapasitas Kelompok mantan TKW (lihat tabel 8). Adapun rinciannya dapat dilihat pada uraian berikut : 7.6. Program Peningkatan Managemen Organisasi 1) Latar Belakang Lemahnya kapasitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg adalah karena kurangnya pengalaman dalam berorganisasi dan kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh pengurus dalam mengelola kelompok. Untuk itu maka perlu ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dan pengurus kelompok. Program Peningkatan Managemen organisasi/kelompok dilakukan melalui kegiatan pelatihan diharapkan berdampak pada upaya untuk meningkatkan kapasitas kelompok. 2) Tujuan Program peningkatan managemen organisasi/kelompok ini bertujuan agar terjadi perubahan pada kapasitas kelompok, baik dalam mengelola dan kerjasasama kelompok maupun dalam menyelesaikan tugas tugas yang diberikan baik oleh kelompok maupun pendamping kelompok. 3) Pelaku/Penanggung Jawab Penanggung jawab terhadap kegiatan ini adalah lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. Didukung oleh Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. 4) Lokasi Di Sekretariat atau Balai Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber, tempat kelompok mantan TKW melaksanakan kegiatannya. 5) Sasaran Sasaran kegiatan adalah anggota dan pengurus kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg.

61 6) Waktu Dapat dilakukan perencanaan pada Triwulan Pertama tahun 2008 dan dilaksanakan pada Triwulan kedua tahun 2008. 7) Sumber Dana Swadaya anggota dan penguruskelompok dan lembaga pendamping, serta sumbangan dari Pemerintah Desa dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cianjur. 7.7. Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi 1) Latar Belakang Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi diperlukan sebagai wadah untuk memberikan informasi tentang kegiatan kelompok kepada semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan baik dari anggota masyarakat, tokoh masyarakat maupun aparat desa. Karena keberadaan dan aktivitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregebeg selama ini terbbagi dua pendapat yakni yang menerima dan menentang. Dengan demikian tercipta suasana kondusif dan adanya saling pengertian dalam menyikapi kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mantan Tenaga kerja Wanita ini di desa Cibaregbeg. 2) Tujuan Program ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan dari pemerintah desa, dan masyarakat terutama tokoh masyarakat, agama, pemuda dan perempuan. Karena selama ini masyarakat masih menganggap kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg sama seperti kelompok kelompok yang dibentuk oleh pemerintah maupun LSM lainnya. Setelah dibentuk kemudian dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Kelompok yang mampu mengelola kelompoknya akan mampu bertahan, namun kalau tidak maka akan bubar dan bahkan tidak ada kegiatan samasekali. Sosialisasi ini penting agar masyarakat dan aparat desa mengetahui mengenai keberadaan dan kegiatan kelompok mantan TKW ini di desa mereka.

62 3) Pelaku/Penanggung Jawab Penanggung jawab terhadap kegiatan ini adalah lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. Didukung oleh Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. 4) Lokasi Di Sekretariat atau Balai Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber, tempat kelompok mantan TKW melaksanakan kegiatannya. 5) Sasaran Sasaran kegiatan adalah Tokoh masyarakat, Pemerintah Desa, Organisasi/lembaga lokal yang didukung oleh pengurus kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg. 6) Waktu Perencanaan dilakukan pada Triwulan empat tahun 2007 dan dilaksanakan pada Triwulan pertama tahun 2008 7) Sumber Dana Swadaya anggota dan penguruskelompok dan lembaga pendamping, serta sumbangan dari Pemerintah Desa dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cianjur. 7.8. Program Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Masyarakat dan lembaga dari luar 1) Latar Belakang Program ini disusun dalam rangka membuka peluang bagi kelompok dalam mengembangkan kelompok secara optimal dan efektif. Untuk mencapai hal tersebut memerlukan keterlibatan pihak terkait. Karena jaringan yang dimiliki kelompok selama ini masing sebatas antar anggota dan pengurus dan kelompok yang sama di desa lain melalui pertemuan pertemuan yang dilakukan secara berkala. Namun jaringan atau hubungan dengan institusi atau lembaga lain belum dilakukan. Padahal untuk mendapatkan dukungan tentu harus banyak melakukan dan membangun komunikasi dengan pihak lain, sehingga wawasan dan

[[[[ 63 ketrampilan anggota dan pengurus akan berkembang. Demikian pula dengan kapasitas kelompok. 2) Tujuan Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan kelompok dalam mencari mitra kerja untuk pengembangan kelompok, melalui kegiatan dengan membangun kerjasama dan komunikasi melalui kesepakatan kesepakatan bersama. Sasaran program ini adalah Aparat desa, organisasi lokal, pengusaha lokal, tokoh masyarakat dan instansi terkait. Diharapkan akan menambah dukungan dan partisipasi dari pihak luar. 3) Pelaku/Penanggung Jawab Penanggung jawab terhadap kegiatan ini adalah lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. Didukung oleh Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. 4) Lokasi Di Sekretariat atau Balai Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber, tempat kelompok mantan TKW melaksanakan kegiatannya. 5) Sasaran Sasaran kegiatan adalah Tokoh masyarakat, Pemerintah Desa, Organisasi/lembaga lokal, pengusaha lokal, yang didukung oleh pengurus kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg. 6) Waktu Perencanaan dilakukan pada Triwulan empat tahun 2007 dan dilaksanakan pada Triwulan pertama tahun 2008 7) Sumber Dana Swadaya anggota dan pengurus kelompok dan lembaga pendamping, serta sumbangan dari Pemerintah Desa dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cianjur.

64 Tabel 7 : Kerangka Alur Program Penguatan Kapasitas Kelompok Mantan TKW di desa Cibaregbeg STRATEGI Memanfaatkan peran lembaga pendamping, pemerintah desa, tokoh masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan lembaga luar Memanfaatkan Peran Lembaga Pendamping untuk meningkatkan SDM anggota dan Pengurus Kelompok mantan TKW Meningkatkan kemampuan anggota dan pengurus kelompok untuk membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan dukungan dari masyarakat dan institusi luar PROGRAM Program Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Masyarakat dan lembaga luar Program Peningkatan Managemen Organisasi Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi HASIL YANG DIHARAPKAN Terbangunnya komunikasi dan jaringan kelompok dengan lembaga luar Meningkatnya kemampuan anggota terutama pengurus kelompok dalam mengelola dan mengembangkan kelompok Adanya dukungan dari masyarakat terutama Pemerintah desa, tokoh masyarakat dan lembaga luar

65 Tabel 8 : Kerangka Kerja Strategi Penguatan Kapasitas kelompok Mantan TKW di desa Cibaregbeg. NO. PROGRAM TUJUAN KEGIATAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB/ PENDUKUNG SUMBER DANA 1. Peningkatan Managemen Organisasi Meningkatkan kapasitas kelompok Pelatihan managemen organisasi Pengurus dan anggota kelompok Yayasan PPSW/ Pendamping kelompok, Pemerintah desa, tomas, dan Disnaker Swadaya kelompok, Yayasan, Disnaker, dan pemerintah desa 2. Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi Meningkatkan dukungan dari masyarakat, pemerintah desa Pertemuan secara berkala atau pada momen momen tertentu Masyarakat, Organisasi lokal, tomas, dan pengurus kelompok Pemerintah desa, tomas, Yayasan PPSW /Pendamping Kelompok Swadaya kelompok, Yayasan, Disnaker, dan pemerintah desa 3. Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Masyarakat dan Lembaga luar Meningkatkan kapasitas kelompok dalam mencari mitra kerja untuk pengembangan kelompok Membangun kerjasama dan komunikasi melalui kesepaka-tan bersama Instansi terkait, pengusaha lokal, organisasi lokal, tomas, dan aparat desa Pemerintah desa, tomas, dan Yayasan PPSW/Pendampi ng Kelompok dan Disnaker Swadaya kelompok, Yayasan, Disnaker, dan pemerintah desa