Endang Sudarsih* PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 JIWAN KARANGNONGKO KLATEN TAHUN AJARAN 2012/2013

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INGGRIS MELALUI METODE ROLE PLAYING. Khoirul Huda

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

Oleh: Yuni Isnawati Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. PTK. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus.

Peningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Dengan Model Cooperative Think Pair Sahre Pada Siswa Kelas XI Ipa 3 MAN Model Singkawang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun 2013/2014 dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBELAJARAN Pelaksanaan Tindakan Kondisi Awal

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA KELAS V SDN SETONO 1 KECAMATAN NGRAMBE KABUPATEN NGAWI MELALUI STRATEGI ORIENTASI TINDAKAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Matematika

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE CIRC UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 3 KUNINGAN

Penerapan Pembelajaran Kooperatif

IMPLEMENTASI PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Endang Srininsih SMP NEGERI 4 MATARAM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

2 PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA YANG DIBACAKAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII 2 SMPN TELAGA TAH

Anna Revi Nurutami Universitas PGRI Yogyakarta

Moh. Nurman Bagus Satrio Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata kunci: kalimat utama dalam paragraf, STAD

Peningkatan Komunikasi Matematis dan Prestasi Belajar Matematika melalui Model Think Talk Write (TTW)

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB III METODE PENELITIAN

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 22% Jumlah Nilai tertinggi 76 Nilai terendah 20

PENGGUNAAN METODE NHT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DI SEKOLAH DASAR

Rusmiaty Sitepu Guru SMP Negeri 8 Kota Tebing Tinggi Surel :

ABSTRAK. meningkatkan mutu pembelajaran. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar 34

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN PENGERTIAN ORGANISASI MELALUI METODE STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V tahun pelajaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

jumlah siswa sebanyak 423, maka jumlah kelas terbagi menjadi 12 kelas.

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE TWO STAY TWO STRAY

BUDIYONO Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMANFAATAN SATUAN PANJANG DAN BERAT MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK. Sri Handayani

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Arnot Pakpahan Surel :

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Oleh: AGUS SUSILA NIP Guru SMP Negeri 1 Jalancagak

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI VIDEO SEBUAH OBJEK PADA SISWA KELAS X TSM 1 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 11 YOGYAKARTA

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MELIHAT DAYA SERAP SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 29 MEDAN

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S 1. Diajukan Oleh: TUMIYATUN A.54A100051

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT BERBANTUAN VCD DALAM MEMPERBAIKI AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS IX-1 SMPN 1 PATUMBAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATERI PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN SAVI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN UNSUR INSTRINSIK DAN EKSTRINSIK SASTRA MELALUI METODE PRESENTASI DISKUSI. Eri Sutatik SMA Negeri 2 Tanggul Kabupaten Jember

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh: Nimastiti Subagyo Putri Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS LESSON STUDY YANG MENERAPKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai. Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan sekolah Dasar. Disusun Oleh : Disusun :

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

JIME, Vol. 3. No. 1 ISSN April 2017

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Jagabaya I Kecamatan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai proses pembelajaran pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Satria Hermano Pandrik 1, Gusnetti 2, Hidayati Azkiya 2. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT), Motivasi, Hasil Belajar.

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Penggunaan Model Carousel Feedback untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Peta pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Madiun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBER HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 2 TUNTANG PADA MATERI SEGITIGA

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KARANGANYAR KEBUMEN

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan dalam

Transkripsi:

PENERAPAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING BERBANTUAN KARTU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENENTUKAN KALIMAT UTAMA BAGI SISWA KELAS IXB SMP NEGERI 2 WEDI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Endang Sudarsih* Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah: Ingin meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu. Jumlah subjek penelitian adalah kelas IXG SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 35 anak. Teknik pengumpulan data adalah tes tertulis, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai hasil tes dari kondisi siklus I dan nilai hasil tes setelah tindakan perbaikan 2 (siklus II), kemudian direfleksikan, perbandingan juga terhadap hasil observasi. Hasil penelitian berupa kesimpulan bahwa dengan menerapkan strategi pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXG SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dengan adanya kenaikan ketuntasan siswa secara klasikal dari kondisi siklus I sebesar 54,3% siklus II meningkat sebesar 45,7% sehingga menjadi 100%, dan adanya kenaikan nilai rata-rata, dimana pada siklus I menjadi 74,37 dan siklus II menjadi 87,8. Kata kunci: Strategi Student Facilitator and Explaining, Kartu, Kalimat Utama PENDAHULUAN Latar Belakang Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia di SMP yaitu dari aspek keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, mendengarkan, membaca, menulis, dan berbicara. Membaca ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya. Membaca merupakan salah satu diantara empat jenis keterampilan yang diajarkan dalam materi bahasa Indonesia. Sesuai dengan keterangan yang tercantum dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menyatakan bahwa ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut (a) mendengarkan (b) berbicara (c) membaca (d) menulis. Secara umum pembelajaran membaca yang dilakukan di sekolah harus diarahkan agar mencapai beberapa tujuan utama pembelajaran. Membaca merupakan suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan oleh penulis melalui media katakata/bahasa tulis (Tarigan, 2008:7). Tarigan (1979: 13) menyebutkan salah satu aspek yang ada dalam pembelajaran keterampilan membaca adalah materi membaca pemahaman. Sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam * Staf Pengajar SMP 2 Wedi, Klaten 21

pada penelitian ini adalah kartu, yaitu kartu yang berisi teks tanggapan kritis. Berdasarkan uraian di atas, guru memilih strategi pembelajaran yang tepat bagi siswa yang dapat menggairahkan proses pembelajaran di kelas. Metode yang penulis pilih untuk diterapkan yaitu strategi student facilitator and explaining, dimana pada akhirnya peserta didik sendiri dapat belajar bicara untuk menyampaikan ide, gagasan atau materi kepada teman-temannya (Aqib, 2013: 28). Strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu merupakan metode pembelajaran dimana guru menjelaskan materi secara terbuka lalu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan kembali ke rekan-rekannya (Huda, 2014: 228). Dengan penerapan metode ini pembelajaran Bahasa Indonesia akan berpusat pada siswa karena siswa yang aktif menjelaskan materi kepada rekan-rekannya satu kelas, dan guru memfasilitasi siswa dan memotivasi siswa agar pembelajaran tetap kondusif sehinggar tujuan pembelajaran dapat terwujud. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan, maka permasalaahan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimanakah dengann mener apkan metode pembelajaran student facilitator and explaining dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016? Tujuan pelaksanakan tindakan kelas ini dalah dengan menerapkan metode pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining adalah: meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis pada siswa kelas IXB SMP Negeri 2 Wedi, Klaten tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu. KAJIAN TEORI Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bentuk dari dua kata hasil dan belajar. Hasil belajar dari dua kata hasil dan belajar, hasil berarti sesuatu yang diadakan, dijadikan karena suatu usaha (KBBI, 2002: 391). Suprijono (2009: 5), menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa hasil belajar adalah sesuatu yang diadakan, diperoleh karena ada suatu usaha atau adanya suatu proses suatu kegiatan. Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar bahasa Indonesia khususnya pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis. Kalimat Utama Kalimat utama, ide pokok, gagasan utama, dan pikiran utama? Ada empat istilah yang sebetulnya bisa dipangkas menjadi dua saja; Kalimat utama dan ide pokok/gagasan utama/pikiran utama. Ide pokok, gagasan utama, dan pikiran utama merupakan tiga istilah berbeda yang menunjuk pada persoalan yang sama. Ide dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai rancangan yang tersusun di dalam pikiran. Sementara, gagasan artinya hasil pemikiran. Dan pikiran adalah hasil berpikir. Gagasan utama, ide pokok, dan pikiran utama dalam bahasa inggris disebut main idea. Jadi kita akan membahas pengertian kalimat utama dan ide pokok/ gagasan utama/pikiran utama (dalam tulisan ini, kita 23

untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya (Huda, 2014: 228). Pada penerapan metode ini siswa belajar menyampaikan ide dan gagasan (Aqib, 2013: 28). Student facilitator and explaining merupakan rangkaian penyajiana materi ajar yang diawali dengan penjelasan secara terbuka, member kesempatan siswa untuk menjelaskan kembali kepada rekan-rekannya, dan diakhiri dengan penyampaian semua materi kepada siswa (Huda, 2014: 228). Dalam menerapkan metode ini menurut Suprijono (2009: 128) menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran student facilitator and explaining, yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi, (3) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui bagan/peta konsep. (4) Guru menyimpulkan ide/ pendapat dari siswa, dan (5) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. Alat peraga merupakan salah satu bentuk media pembelajaran. Alat peraga pengajaran sebagai suatu alat yang digunakan untuk menunjukkan wujud atau bentuk sesuatu yang diajarkan (Anitah, 2008: 4). Alat peraga digunakan dengan maksud untuk memperjelas pelajaran yang disajikan. Alat peraga dalam pembelajaran untuk menunjukkan sesuatu yang riil sehingga memperjelas pengertian pebelajar (Anitah 2008: 4). Ahli lain mengatakan bahwa alat peraga pada hakikatnya merupakan alat yang berfungsi memvisualkan suatu konsep tertentu (Soeparno, 1987: 3). Alat peraga kartu yang digunakan dalam pelaksananan tindakan kelas adalah berupa berupa kartu angka kartu bertuliskan teks tanggapan kritis. METODE PENELITIAN Setting Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di SMP Negeri 2 Wedi, Klaten. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Tindakan perbaikan dilakukan dua kali yaitu pada siklus 1 dan siklus 2. Siklus 1 akan dilaksanakan pada bulan Oktober tahun 2015 minggu ketiga dan siklus kedua dilaksakanan pada bulan Oktober 2015 minggu keempat. Setiap siklus dua kali pertemuan, pertemuan dilaksanakan seminggu dua kali tatap muka dengan durasi 2 jam pelajaran (2 x 45 menit). Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2002: 122). Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi subjek penelitian adalah semua siswa kelas IXB yang berjumlah 35. Sumber Data Yang dimaksud sumber data adalah subjek darimana data diperoleh (Suharsini Arikunto (2002:107). Sumber data primer dalam penelitian ini adalah hasil evaluasi siswa setelah mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Alat evaluasi berupa soal uraian. Sedangkan sekunder dalam penelitian ini adalah hasil pengamatan/observasi yang dilakukan oleh teman sejawat, dan alatnya berupa lembar observasi. Teknik Pengumpulan Data Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah tentang hasil belajar dan proses pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IXB pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis. Untuk memperoleh data tersebut, teknik yang digunakan adalah; (1) Tes Tertulis DAN (2) Observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas IXB menggunakan strategi 25

facilitator and explaining berbantuan kartu dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Untuk mendapatkan gambaran hasil penelitian dari siklus 1 sampai siklus akhir, maka dapat disajikan deskripsi data hasil penelitian sebagai berikut. Berdasarkan hasil observasi pada saat pelaksanaan metode student facilitator and explaining ternyata dengan subjek siswa IXB ini metode cukup mudah dilaksanakan. Siswa terlihat antusias dengan penerapan metode pembalajaran ini, Pada saat pembelajaran berlangsung siswa sedikit ramai karena harus berpindah tempat duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan. Ruang kelas sedikit ramai karena siswa yang menjadi pendamping adalah teman sendiri sehingga berbeda kalau yang mendapingi itu gurunya sendiri, pada siklus I masingmasing siswa diminta berpendapat masih belum semua siswa berani berpendapat, kalau ada yang berbicara hanya sedikit. Tetapi ada siswa yang mendahului memberanikan diri berbicara/berpendapat, lama kelamaan satu sama lain mulai berpendapat dengan baik, dan hampir semua anggota menggunakan alat peraga kartu dalam berpendapat. Pelajaran dengan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu membuat siswa dapat mempelajari materi bersama-sama dengan sungguh-sungguh karena semua anggota mendengarkan penjelasan fasilitatornya yang juga temannya sendiri dan fasilitator juga bersedia diajak berdiskusi dengan sabar. Dengan fasilitator dari teman sendiri ini mempermudah siswa berpendapat dengan tenang, tidak grogi dan tidak takut-takut. Begitu pula saat kelompok harus mewakilkan 1 anggotanya untuk menjelaskan materi ke kelompok lain, juga sudah diusahakan dengan baik. Ketika ada pertanyaan/tanggapan dari anggota kelompok lain belum banyak siswa yang dapat menjawab dengan memuaskan. Secara umum, pelaksanaan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu pada siklus I sudah cukup baik. Yang perlu diperhatikan bahwa keaktifan siswa pada pembelajaran siklus I masih kurang baik, mungkin karena metode yang diterapkan masing baru bagi siswa. Belum semua siswa antusias dalam pembelajaran, menjawab pertanyaan yang diajukan guru, mengerjakan tugas yang diberikan guru, dan membuat hasil pekerjaannya di depan kelas, belum semua siswa paham terhadap konsep/materi tentang menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis. Hasil pada test siklus 1 ini belum begitu baik. Ketuntasan individu hanya dicapai oleh 19 siswa atau 54,3% dari 35 siswa dengan nilai rata-rata sebesar 74,37 sehingga ketuntasan belajar klasikal hanya dicapai oleh 54,3% siswa, berarti masih terdapat 16 anak atau 45,7% yang belum mendapatkan nilai dengan kriteria tuntas. Deskripsi Hasil Pembelajaran Siklus II Siklus II dilakukan setelah seluruh siswa masuk ke dalam kelas, kemudian guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai guru mengumumkan hasil evaluasi belajar dari siklus pertama dan mengumumkan siswasiswa yang nilainya di bawah KMM. Guru menjelaskan bahwa berdasarkan hasil pengamatan teman sejawat, siswa kelas IXB belum semua aktif dan kreatif ketika mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia, oleh karena itu guru menghimbau pada siklus II semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar dengan strategi student facilitator and explaining berbantuan kartu, yaitu belajar dengan 27

untuk menjawab pertanyaan sudah meningkat, dan (6) Pembelajaran dengan metode pembelajaran student facilitator and explaining pada tindakan kelas siklus II jauh lebih baik dibanding hasil pelaksanaan siklus I. Berdasarkan pengamatan, secara keseluruhan dari tindakan siklus I sampai tindakan kelas siklus II, usaha untuk mengatasi permasalahan yaitu meningkatkan hasil belajar siswa pada materi menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis sudah mengalami perubahan yang positif. PEMBAHASAN Perubahan pada Siswa Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan teman sejawat, dapat dijelaskan bahwa pada siklus I keaktifan siswa belum semuanya aktif sebab dalam pembelajaran masih ada beberapa siswa yang tidak sungguh-sungguh dalam berdiskusi dengan teman satu kelompok, masih ada yang belajar sambil bercanda dan kurang menghargai fasilitator/ pendamping karena merasa hanya temannya sendiri. Masih ada beberapa siswa yang tidak sungguhsungguh dalam belajar. Dalam mengemukakan pendapat tentang menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis masih belum maksimal, sebab bicaranya masih sedikit. Ketika diminta maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi ke kelompok lain, sebagian kecil masih menolak dan berkata belum siap, padahal ada teman sebagai pembimbing (fasilitator) yang akan membantu memahami materi. Penerapan strategi pembelajaran student facilitator and explaining cukup membantu siswa lebih mudah memahami materi tentang menentukan kalimat utama pada teks tanggapan kritis. Presentasi di depan kelas juga dapat berjalan dengan cukup baik, artinya setiap kelompok dapat menjelaskan materi tentang persamaan dasar Bahasa Indonesia dengan cukup baik kepada kelompok lain.. Pada siklus II keaktifan atau aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah semakin baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II semua siswa dibuat kelompok mendengarkan apa yang dikatakan oleh teman sebagai fasilitatornya dengan sungguh-sungguh. Berdasarkan wawancara guru kepada siswa, mereka (siswa) baru mengerti bahwa fasilitator yang berasal dari temannya sendiri itu lebih menguntungkan daripada fasilitator kelompoknya itu guru. Anak-anak mengatakan bahwa lebih enak kalau yang membantu memahami materi itu siswa karena untuk diajak diskusi dna Tanya jawab lebih mudah dan tidak merasa takut. Kegiatan pembelajaran tidak terganggu lagi oleh anakanak yang ramai atau bercanda karena memang pada siklus II tidak ada lagi siswa yang belajar sambil bermain-main, jika ada langusng ditegur guru atau diminta keluar kelas. Perubahan pada Guru Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh teman sejawat, yang bertindak sebagai observer menyatakan bahwa aktivitas guru adalah cukup baik dan membantu siswa, baik pada siklus I maupun siklus II. Hal ini dipandang sesuai dengan kenyataan bahwa dalam pembelajaran guru banyak berfungsi sebagai motivator yang mendorong siswa untuk aktif belajar, dan fasilitator yang melayani para siswa baik dalam menjelaskan konsep pembelajaran maupun cara-cara menentukan kalimat utama dari teks tanggapan kritis Guru memberikan teguran yang tidak berlebihan kepada siswa yang tidak aktif dan tidak sungguhsungguh dalam belajar dan memberikan penghargaan kepada siswa yang aktif dalam belajar maupun dalam menjelaskan materi tentang kalimat utama dari teks 29

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta. Huda, Miftahul. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Iskandarwassid. 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Setyana, Dhita. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Teknik Reportase melalui Model Student Facilitator and Explaining pada Siswa Kelas VIII E SMP N 3 Kajen, Kabupaten Pekalongan. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang Subyantoro, 2009. Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi), Semarang: Universitas Diponegoro. Soeparno. 1987. Media Pengajaran Bahasa. Klaten: Intan Pariwara. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Teori dan Aplikasi PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wahyu Handayani.2013. Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator and Explaining pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Negeri I Baleharjo Tahun Ajaran 2012/ 2013. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 31