TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lanskap Perkotaan (Urban Landscape) HUTAN KOTA. Dr. Ir. Ahmad Sarwadi, MEng. Ir. Siti Nurul Rofiqo Irwan, MAgr, PhD.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN SINTESIS

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

TENTANG BUPATI NGANJUK, Undang-undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. perbukitan rendah dan dataran tinggi, tersebar pada ketinggian M di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.71/Menhut-II/2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... 1 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 5

*39929 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2002 (63/2002) TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

WALIKOTA LANGSA PROVINSI ACEH QANUN KOTA LANGSA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN HUTAN KOTA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2002 TENTANG HUTAN KOTA

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

Manfaat hutan kota diantaranya adalah sebagai berikut :

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

WALIKOTA PALANGKA RAYA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

KAJIAN HUTAN KOTA DALAM PENGEMBANGAN KOTA DEMAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TINJAUAN PUSTAKA. Definisi hutan kota (urban forest) menurut Fakuara (1987) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG HUTAN KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

: JONIGIUS DONUATA : : PERHUTANAN KOTA PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA HUTAN JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN LAHAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung merupakan satwa yang mempunyai arti penting bagi suatu ekosistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

TINJAUAN PUSTAKA. Hutan adalah suatu lapangan pertumbuhan pohon-pohon yang secara. keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Ruang Terbuka dan Ruang Terbuka Hijau

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan yang mengancam eksistensi kawasan konservasi (khususnya

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan Kota menurut Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun 2003 adalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan. Materi # T a u f i q u r R a c h m a n

TIN206 - Pengetahuan Lingkungan Materi #4 Genap 2016/2017. TIN206 - Pengetahuan Lingkungan

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, kawasan industri, jaringan transportasi, serta sarana dan prasarana

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Lanskap Sekolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammad Riksa Alhadi, 2016

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

III. RUANG DAN FUNGSI TANAMAN LANSKAP KOTA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Hutan adalah suatu asosiasi kehidupan, baik tumbuh-tumbuhan (flora)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISA TAPAK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

II. TINJAUAN PUSTAKA. Propinsi Sumatera Utara, dan secara geografis terletak antara 98 o o 30 Bujur

TINJAUAN PUSTAKA. Di bawah tanah, akar mengambil air dan mineral dari dalam tanah. Air dan

IDENTIFIKASI BENTUK, STRUKTUR DAN PERANAN HUTAN KOTA MALABAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

TELAAH RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PERTANIAN DAN KEHUTANAN PROPINSI DKI JAKARTA*) Oleh: Tarsoen Waryono **) Abstrak

Mata Pencaharian Penduduk Indonesia

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak Geografis dan Aksesibilitas

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Lahan/Penggunaan Lahan di Kota

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. GAMBARAN UMUM. Gebernur Provinsi DKI Jakarta Nomor: 202 tahun Hutan Kota

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

Transkripsi:

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Hutan Kota Hutan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi dalam persekutuan alam lingkungannya yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan kota menurut Nazaruddin (1993) dalam Thoha (2001), adalah suatu kawasan yang didominasi oleh pepohonan yang habitatnya dibiarkan tumbuh secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur. Hutan kota (Urban forest) Fakuara (1987) dalam Thoha (2001), didefinisikan sebagai tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam kegunaan kegunaan proteksi, estetika, rekreasi, dan kegunaan-kegunaan khusus lainnya. Menurut hasil rumusan Rapat Teknis Kehutanan di Jakarta pada bulan Februari 1991 dalam Dahlan (1992), hutan kota didefinisikan suatu lahan yang bertumbuh pohon-pohon di dalam suatu wilayah perkotaan di dalam tanah negara maupun tanah milik yang berfungsi sebagai penyangga lingkungan dalam hal pengaturan tata air, udara, habitat flora dan fauna yang memiliki nilai estetika dan dengan luas yang solid merupakan ruang terbuka hijau pohon-pohon, serta areal tersebut ditetapkan oleh pejabat berwenang sebagai hutan kota Hutan kota meliputi lahan minimal seluas 50-100 hektar, jarak lokasi hutan kota dapat dicapai dengan berjalan kaki dari pusat pemukiman penduduk

padat, jarak yang sama ditempuh dari titik akhir jaringan transportasi umum atau setara waktu yang diperlukan pejalan kaki apabila ia bersepeda dan harus terbuka bagi umum (Grey dan Deneke 1987 dalam Iwan 2005). Bentuk dan Desain Hutan Kota Grey dan Deneke 1978 dalam Yustika (2002), mengemukakan bahwa hutan kota meliputi vegetasi sepanjang jalan, danau, empang, sepanjang sungai, dan di padang pengembalaan. Kewasan hutan kota minimum 0,4 ha, jika berbentuk jalur minimum 30 m lebarnya.hutan kota meliputi taman, tepi jalan, jalan tol, jalan kereta api, lahan terbuka, kawasan padang rumput, kawasan luar kota, kawasan pemukiman, kawasan perdagangan dan kawasan industri. Kriteria dan Bentuk Hutan Kota disajikan pada Tabel 1, sedangkan Karakteristik Hutan Kota menurut Bentuknya disajikan pada Tabel 2. Tabel 1. Bentuk dan Kriteria Hutan Kota Kriteria Bentuk Taman Kebun/ Jalur hijau Hutan pekarangan Sasaran Kawasan industri, Pemukiman daerah subur Jalan dan pemukiman, dan pusat kegiatan kawasan konservasi Fungsi penting Ameliorasi iklim, estetika, produksi O2, rekreasi, dan peredam polusi Produksi O2 dan tujuan ekonomi, emeliorasi iklim, estetika Vegetasi Tanaman hias Buah-buahan, tanaman hias, pohon lainnya Ameliorasi iklim, produksi O2, peredam kebisingan, peredam bau Tumbuhan dari semua strata (perdu, semak, pohon) Areal konservasi Hidroorologis, ameliorasi iklim, produksi O2, fungsi konservasi lainnya Pohon dengan tajuk lebar dan perakaran intensif Status Umum dan Perorangan Umum Umum pemilikan perorangan Pengelola Dinas Pertamanan/ perorangan Perorangan Dinas pertamanan Dinas kehutanan/ perorangan Sumber : ( Fakultas kehutanan IPB, 1987, dalam Yustika, 2002).

Tabel 2. Karakteristik Hutan Kota Menurut Bentuk Bentuk Karakteristik Hutan Kota Taman Vegetasi utama di dominasi oleh tumbuhan berkayu yang memiliki kemampuan menghasilkan oksigen tinggi dan meredam polusi. Bukan Hutan Kota Jenis tanaman didominasi oleh tanaman, hias yang memiliki nilai keindahan yang tinggi. Kebun/ pekarangan Jalur hijau Hutan Vegetasi utama pohon-pohon yang memiliki kemampuan penghasil oksigen dan meredam polusi Vegetasi terdiri dari semua strata perdu, semak, pohon Terletak di areal konservasi perkotaan, jenis tanaman memiliki perakaran yang intensif, daur fisiologi tinggi (selama mungkin) kemampuan menghasilkan oksigen. Jenis tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi Khususnya jenis peneduh yang tahan terhadap gangguan Letaknya jauh dari kota, fungsi utama meliputi lindung, produksi, wisata, dan suaka, daur sesuai dengan fungsi utama. Sumber : ( Fakultas kehutanan IPB, 1987 dalam Yustika, 2002). Menurut Iwan (2005), bentuk hutan kota dapat dikelompokkan menjadi tiga bentuk yaitu: 1. Bergerombol atau menumpuk, yaitu hutan kota dengan komunitas vegetasinya terkonsentrasi pada suatu areal dengan jalan vegetasinya minimal 100 pohon dengan jarak tanam rapat tidak beraturan. 2. Menyebar, yaitu hutan kota yang tidak mempunyai pola tertentu, dengan komunitas vegetasinya tumbuh menyebar terpencar-pencar dalam bentuk rumput atau gerombolan-gerombolan kecil. 3. Berbentuk jalur, yaitu komunitas vegetasinya tumbuh pada lahan yang berbentuk jalur lurus atau melengkung, mengikuti bentuk sungai, jalan, dan pantai.

Karakteristik Hutan Kota Hutan kota secara fisik dapat dilihat di wilayah perkotaan apapun bentuknya. Hutan kota dapat dikenali dari bagian lantai hutannya, yang umumnya lebih terpelihara seperti dengan adanya jalan setapak yang ditata dengan batu, juga rumputnya yang lebih teratur tanpa banyak serasah walupun seringkali belum di potong rapi ( Puryono, 1995). Dahlan (1992) menyebutkan ada dua pendekatan yang dipakai dalam pembangunan hutan kota; pendekatan pertama yaitu hutan kota dibangun pada lokasilokasi tertentu saja. Pendekatan ini hutan kota merupakan bagian dari suatu kota. Penentuan luasanya pun berdasarkan: (1) persentase yaitu luasan hutan kota ditentukan dengan perhitungan dari luasan kota, (2) perhitungan per kapita ditentukan berdasarkan jumlah penduduknya dan (3) berdasarkan isu utama yang muncul. Pendekatan kedua yaitu semua area yang ada di suatu kota pada dasarnya adalah area untuk hutan kota. Negara Indonesia menggunakan pendekatan pertama. Dimana hutan kota (urban forest) adalah tumbuhan atau vegetasi berkayu di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya dalam proteksi, estetika, rekreasi dan kegiatan khusus lainnya (Dahlan, 1992). Menurut Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2002 tentang hutan kota dimana tujuan dari penyelenggaraan hutan kota adalah: 1. Menekan/ mengurangi peningkatan suhu udara di perkotaan 2. Menekan/ mengurangi pencemaran udara/ kadar karbonmonoksida, ozon, karbondioksida, oksigen, nitrogen, belerang dan debu 3. Mencegah terjadinya penurunan tanah dari permukaan tanah.

4. Mencagah terjadinya banjir atau genangan, kekeringan, intruksi air laut, meningkatkan kadar logam berat dalam air. Sesuai tujuan pembangunan hutan kota lebih ditekankan pada fungsi yaitu menjaga dan memperbaiki iklim mikro, meresap air, nilai estetika dan menciptakan keseimbangan titik kota serta mendukung pelestarian keanekaragaman hayati (Dinas Pertamanan, 2002). Fungsi dan Manfaat Hutan Kota Menurut Yustika (2002), ada beberapa fungsi dan manfaat hutan kota: a. Konservasi tanah dan air Di kota kota besar semakin banyak tanah yang tidak tertutup vegetasi dan semakin banyak tanah yang tertutup gedung-gedung dan aspal, sehingga tidak mampu merembeskan air ke dalam tanah. Untuk mencegah bahaya-bahaya yang mungkin timbul maka dibangun hutan kota pada daerah tertentu, karena pohon-pohon dapat meningkatkan peresapan dan penyimpanan air di dalam tanah, kemudian digunakan lagi, sehingga siklus hidrologi tetap berlangsung. b. Sarana kesehatan dan olah raga Proses pembakaran bahan bakar minyak (BBM) yang tidak sempurna khususnya dari kendaraan bermotor, akan mengeluarkan gas karbonmonoksida yang sangat berbahaya bagi manusia, karena mengurangi ketersediaan oksigen di udara yang sangat dibutuhkan oleh manusia untuk bernafas. Pohon dapat mengamankan bahaya karbonmonoksida melalui fotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai salah satu produknya.

Hutan kota akan lebih menarik warga kota untuk melaksanakan olah raga di dalamnya, karena lingkungan mikro yang diciptakan hutan kota segar, sehingga hutan kota cocok dikembangkan di lingkungan rumah sakit, perkantoran, maupun pemukiman. c. Wadah rekreasi dan wisata Di kota kota besar kebutuhan rekreasi sudah merupakan bagian dari kehidupan masyarakat modern, karyawan pabrik, pegawai kantor, mahasiswa, pelajar bahkan ibu rumah tangga sangat memerlukan adanya rekreasi. Adanya hutan kota memungkinkan kebutuhan penduduk kota terhadap rekreasi akan lebih cepat terpenuhi. d. Kesegaran dan keindahan Lingkungan perkotaan yang indah dan nyaman akan lebih menyenangkan penghuninya. Keadaan di bawah tegakan pohon pada siang hari suhunya lebih rendah daripada di luar tegakan disamping akan menambah kesegaran, pohon-pohon yang mempunyai sifat tertentu (dalam hal bentuk, warna, maupun strukturnya), juga mempunyai nilai kecocokan dengan bentuk, warna, dan tekstur benda-benda buatan seperti gedung-gedung, jalan, dan lain-lain, akan menambah keindahan pemandangan di perkotaan. e. Sarana pendidikan dan penyuluhan Adanya hutan di pusat-pusat pemukiman akan membangkitkan rasa cinta terhadap alam dan merupakan sarana yang baik untuk mendidik masyarakat sekitarnya. Dengan banyaknya pengunjung ke hutan kota, maka akan mudah memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya vegetasi berkayu, khususnya pohon bagi kehidupan manusia.

f. Pengendali pencemaran 1. Pengendali air limbah ; Pohon-pohon sangat memegang peran penting dalam pengendalian air limbah dengan konsep filter biologis. Melalui proses transpirasi, air limbah dapat diuapkan ke udara sehingga terjadi daur air limbah tersebut. 2. Penangkal kebisingan; Tanaman dapat mengurangi suara melalui stabilisasi suhu, modifikasi kecepatan angin, dan faktor lainnya. Keefektifan tanaman mengendalikan kebisingan ditentukan oleh faktor suara itu sendiri, sifat pohon dan iklim. Menurut Ramlan dan Iskandar 1987 dalam Yustika (2002), bahwa hutan kota mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Memperbaiki lingkungan yang rusak karena faktor iklim faktor yang dipengaruhi oleh vegetasi adalah penyinaran matahari, suhu udara, dan kelembaban. Dengan adanya hutan kota lingkungan menjadi lebih sejuk dan nyaman. 2. Kegunaan dalam berbagai keperluan rekayasa lingkungan antara lain: a. Dedaunan dapat meredam suara b. Dedaunan terutama yang berbulu dapat menahan dan menjebak butir-butir debu c. Tumbuhan dapat mengeluarkan bau harum yang akan meredam bau busuk d. Ranting dan daun dapat mengurangi kecepatan angin dan percikan air hujan e. Penyebaran akar akan mengikat butiran air f. Dedaunan dapat mengurangi dan menyaring cahaya matahari yang berlebihan 3. Keperluan kesehatan. Tanaman sebagai penghasil oksigen yang sangat diperlukan oleh manusia.

4. Sebagai habitat satwa liar. Tanaman dapat menghasilkan pucuk menghasilkan pucuk yang dapat dimanfaatkan oleh ulat. g. Habitat Satwa Satwa terutama burung sangat membutuhkan pohon sebagai tempat mencari makan maupun sebagai tempat bersarang dan bertelur. Pembangunan hutan kota perlu memperhatikan pemilihan jenis yang disenangi oleh burung-burung yang membutuhkan bunga, buah, maupun biji sebagai makanannya. Pengertian Pemahaman Taman kota dan Keberadaan Taman Kota Menurut Salim dan Salim (1995) bahwa kata paham memiliki beberapa arti (1) pengetahuan, (2) pengertian, (3) tahu benar, (4) pikiran, (5) pendapat. Kata pemahaman merupakan (1) proses perbuatan, dan (2) cara memahami. Kota adalah daerah pemusatan penduduk dengan kepadatan tinggi dan sebagian besar penduduk bekerja di luar pertanian dan dinding/tembok mengelilingi tempat tinggalnya. Pemahaman relatif dapat dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan cara mendengar, seperti yang dikemukakan oleh Nugraha dan Murtijo (2005), yaitu dengan mengamati aktifitas budaya masyarakat dan melakukan dialog wawancara dengan masyarakat. Menurut Nazaruddin (1991) dalam Thoha (2001), bahwa taman pada umumnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Taman berada di lokasi strategis yang banyak dilalui orang dan dijumpai beberapa pohon besar yang rindang, semak atau perdu dan tanaman hias dan didominasi oleh pepohonan besar. Kehadiran taman kota yang lebih dikenal green space banyak dijumpai di kota-kota besar.

Menurut Ginting (2000), bahwa taman kota merupakan sebagian tempat yang secara resmi digunakan penduduk kota untuk tempat beristirahat, melepas lelah, melepas pandang melihat taman, menghirup udara segar, berolahraga terbatas. Taman kota pada saat tertentu digunakan oleh pemerintah daerah untuk kegiatan resmi pemerintah, yang kadang-kadang dapat juga menjadi objek rekreasi dan memberi hiburan bagi masyarakat kota.