SIFAT-SIFAT KUANTITATIF SUMBER DAYA GENETIK DOMBA GARUT JANTAN TIPE TANGKAS DI JAWA BARAT. Heriyadi, D., Sarwesti, A., dan Nurachma, S.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

Identifikasi Sifat-sifat Kualitatif Domba Garut Jantan Tipe Tangkas (Qualitative Traits Identification of Bantam Type Garut Ram)

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

SNI 7325:2008. Standar Nasional Indonesia. Bibit kambing peranakan Ettawa (PE)

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Keragaman wilayah di muka bumi menyebabkan begitu banyak rumpun

KAJIAN KEPUSTAKAAN. domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 245 rumpun

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

Hubungan Antara Bobot Potong... Fajar Muhamad Habil

KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah

SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KACANG BETINA SEBAGAI SUMBER BIBIT DI KECAMATAN LEMAHSUGIH KABUPATEN MAJALENGKA

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

Seleksi Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Anisa Pusparini

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

III. MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2013 di Kecamatan. Koto Tangah Kota Padang Sumatera Barat (Lampiran 1).

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

PENDAHULUAN ekor di Tahun 2016 (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan

PENDAHULUAN. mendorong para peternak untuk menghasilkan ternak yang berkualitas. Ternak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Domba yang digunakan untuk penelitian adalah Domba Garut jantan

KARAKTERISASI SIFAT-SIFAT KUANTITATIF KAMBING KOSTA JANTAN DI KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (tekstil) khusus untuk domba pengahasil bulu (wol) (Cahyono, 1998).

IDENTIFIKASI BOBOT BADAN DAN UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA WONOSOBO BETINA PADA KELOMPOK PETERNAK DI KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

Denie Heriyadi dan Novi Mayasari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, 2006

Study Characteristics and Body Size between Goats Males Boerawa G1 and G2 Body in Adulthoodin the Village Distric Campang Gisting Tanggamus

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: mengukur diameter lingkar dada domba

PENAKSIRAN BOBOT BADAN BERDASARKAN LINGKAR DADA DAN PANJANG BADAN DOMBA DONGGALA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ketersediaan bibit domba yang berkualitas dalam jumlah yang

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

Penyimpangan Bobot Badan Kuda Lokal Sumba menggunakan Rumus Lambourne terhadap Bobot Badan Aktual

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Pendataan dan Identifikasi Domba Penelitian

Yogyakarta 2 Departmen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan sapi perah FH laktasi dengan total 100 ekor yaitu

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

KARAKTERISTIK MORFOLOGI DAN PRODUKSI KAMBING BOER, KACANG DAN PERSILANGANNYA PADA UMUR 0 3 BULAN (PRASAPIH)

TINJAUAN PUSTAKA. Rataan sifat-sifat kuantitatif domba Priangan menurut hasil penelitian Heriyadi et al. (2002) terdapat pada Tabel 1.

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

KARAKTERISTIK FISIK DAN PERFORMA PRODUKSI INDUK DOMBA PRIANGAN DI KECAMATAN BANYURESMI KABUPATEN GARUT

STUDI KERAGAMAN FENOTIPIK DAN JARAK GENETIK ANTAR DOMBA GARUT DI BPPTD MARGAWATI, KECAMATAN WANARAJA DAN KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT

III.METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, pada bulan Mei-Juli 2013 di

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

KARAKTERISTIK FENOTIP SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KAMBING KACANG DI KABUPATEN MUNA BARAT. ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut

Evaluasi Penyimpangan Bobot Badan...Muhammad Iqbal

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Mohammad Firdaus A

KERAGAMAN POLA WARNA TUBUH, TIPE TELINGA DAN TANDUK DOMBA KURBAN DI BOGOR

Identifikasi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif...Deddy Arwan Sihite

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

SELEKSI DOMBA GARUT PEJANTAN DI PETERNAKAN TERNAK DOMBA SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA (TDS DD REPUBLIKA) BERDASARKAN UKURAN-UKURAN TUBUH

METODOLOGI PENELITIAN. selama 2 bulan, yakni mulai dari Bulan Mei sampai dengan Bulan Juli 2013.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

BAB III MATERI DAN METODE. Kambing PE CV. Indonesia Multi Indah Farm Desa Sukoharjo Kecamatan

MATERI DAN METODE. Tabel 2. Jumlah Kambing Peranakan Etawah yang Diamati Kondisi Gigi. Jantan Betina Jantan Betina

Pendugaan Nilai Heritabilitas Bobot Lahir dan Bobot Sapih Domba Garut Tipe Laga

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK DAN UKURAN TUBUH SAPI PERAH FRIES HOLLAND LAKTASI DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN BOGOR

KARAKTERISTIK KUANTITATIF DAN KUALITATIF KAMBING DAN DOMBA SEBAGAI HEWAN QURBAN DI MITRA TANI FARM

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Penetapan Lokasi Penentuan Umur Domba

ESTIMASI OUTPUT SAPI POTONG DI KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

BAHAN/OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sebanyak 25 ekor, yang terdiri dari 5 ekor jantan dan 20 ekor betina dan berumur

Penyimpangan Bobot Badan dengan Rumus Winter Alfi Fauziah

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

Grade Kambing Peranakan Ettawa pada Kondisi Wilayah yang Berbeda

KARAKTERISTIK MORFOLOGI KAMBING PE DI DUA LOKASI SUMBER BIBIT

UKURAN DAN BENTUK SERTA PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN UKURAN TUBUH DOMBA SILANGAN LOKAL GARUT JANTAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA

MATERI DAN METODE. Prosedur

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

KORELASI GENETIK DAN FENOTIPIK ANTARA BERAT LAHIR DENGAN BERAT SAPIH PADA SAPI MADURA Karnaen Fakultas peternakan Universitas padjadjaran, Bandung

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc.

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kambing merupakan hewan-hewan pertama yang didomestikasi. oleh manusia. Diperkirakan pada mulanya pemburu-pemburu membawa

PEMBAHASAN UMUM. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

NILAI PEMULIAAN DOMBA GARUT BERDASAR BOBOT LAHIR MENGGUNAKAN METODE PATERNAL HALF-SIB DI UPTD BPPTD MARGAWATI

Penyimpangan Bobot Badan Dugaan Nahl B. Dirgareindo

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Garut Kecamatan Leles dan Desa Dano

Transkripsi:

Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik ISSN 1411-0903 ABSTRAK Vol. 14, No. 2, Juli 2012: 101-106 SIFAT-SIFAT KUANTITATIF SUMBER DAYA GENETIK DOMBA GARUT JANTAN TIPE TANGKAS DI JAWA BARAT Heriyadi, D., Sarwesti, A., dan Nurachma, S. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran E-mail:denie@unpad.ac.id Penelitian mengenai Sifat-sifat Kuantitatif Sumber Daya Genetik Domba Garut Jantan Tipe Tangkas, telah dilaksanakan selama tiga bulan di tujuh kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kabupaten Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Bogor, dan Purwakarta. Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh deskripsi sifat-sifat kuantitatif Domba Garut jantan yang meliputi bobot badan, lingkar dada, dan panjang badan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif-analitik, jumlah domba yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 244 ekor, data yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan bantuan komputer menggunakan Program Microsoft Excell. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat kuantitatif Domba Garut jantan di Jawa Barat adalah sebagai berikut : rata-rata bobot badan adalah sebesar 57,74 kg, panjang badan 63,41 SD 5,72, dan lingkar dada sebesar 88,73 SD 7,58. Kata kunci: Domba garut, bobot badan, panjang badan, dan lingkar dada. ABSTRACT QUANTITATIVE TRAITS OF BANTAM TYPE GARUT RAM IN WEST JAVA The research about quantitative traits of Bantam Type Garut ram In West Java, was conducted for three month at seven Sub-province of West Java Province, i.e. Bandung, Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Sukabumi, Bogor, and Purwakarta. The objectives of the research are to learn and identify the quantitative traits of Bantam Type Garut ram in West Java. The quantitative traits are body weight, body length, and hearth girth of bantam type Garut ram. Descriptive analytic method is used in this study with a purposive sampling for data collecting, total sample were used 244 heads of bantam type Garut ram, and Microsoft Excell soft ware were used to test the data. The conclusion of the research about quantitative traits of Bantam Type Garut ram of West Java Province are the average of body weight is 57.74 kg, average of body length 63.41 SD 5.72, and the average of hearth girth is 88.73 SD 7.58, Key words: Bantam type garut ram, body weight, body length, hearth girth. PENDAHULUAN Keragaman wilayah menyebabkan begitu banyak bangsa domba yang tersebar di seluruh dunia. Sampai saat ini tercatat 244 bangsa yang telah diidentifikasi dengan cukup baik, sehingga dari performa fisik, dapat dibedakan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya (Heriyadi, dkk., 2001). Populasi domba di Indonesia pada Tahun 2010 mencapai 10.637.237 ekor (Ditjennak, 2010), sedangkan populasi domba di Jawa Barat pada tahun yang sama tercatat 5.817.834 ekor (Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, 2010), dari data tersebut terungkap bahwa kurang lebih hampir 54,69 persen populasi domba di Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Barat. Asal-usul perkembangan Domba Garut dari beberapa dokumentasi yang ada, berasal dari persilangan yang terus menerus tanpa suatu rencana yang jelas dari tiga bangsa domba, yaitu Domba Lokal, Domba Kapstaad dari Afrika Selatan, dan Domba

Heriyadi, D. Sarwesti, A., dan Nurahma, S. 102 Merino. Versi lain mengenai asal usul Domba Garut, diyakini berasal dari domba asli dari Kabupaten Garut, yaitu dari Daerah Cibuluh dan Cikeris di Kecamatan Cikajang serta Kecamatan Wanaraja. Keyakinan tersebut dilandasi oleh teori bahwa seluruh bangsa domba yang ada di dunia dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu kelompok domba bermuka putih (white face) dan domba bermuka hitam (black face). Domba-domba muka putih secara genetik membawa warna yang lebih dominan dibandingkan warna pada domba muka hitam, sedangkan domba-domba yang diimpor masuk ke Indonesia sejak Jaman Belanda sampai sekarang kebanyakan dari kelompok domba muka putih (termasuk Domba Merino, Texel, dan Domba Ekor Gemuk), sehingga warna hitam yang banyak terdapat pada Domba Priangan atau Domba Garut dipercaya berasal dari domba lokal, khususnya domba lokal dari daerah Cibuluh dan Wanaraja yang sejak dahulu dikenal dengan domba-dombanya yang dominan berwarna hitam, termasuk dominan hitam pada tubuh secara keseluruhan, di samping itu Domba Cibuluh memiliki ciri yang sangat spesifik, yaitu bertelinga rumpung dengan ukuran di bawah 4 atau ngadaun hiris dengan ukuran 4-8 dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong (Heriyadi dan Surya, 2004; ). Domba Garut tipe tangkas sebagai aset sumber daya genetik ternak unggulan Jawa Barat, memiliki potensi yang baik untuk dikembangkan sebagai ternak fancy dan sumber daging, serta cukup tanggap terhadap manajemen pemeliharaan yang baik, dibandingkan domba lokal dan bangsa domba lain yang ada di Indonesia, di samping itu memiliki keunggulan yang unik, yaitu memiliki tinggkat agresivitas yang tinggi dan dapat dijadikan daya tarik pariwisata daerah, khususnya untuk Domba Garut tipe tangkas (Heriyadi, 2003). Upaya untuk memaksimumkan potensi Domba Garut, dapat dilakukan dengan menginventarisasi berbagai sifat kuantitatif yang dimiliki Domba Garut tipe tangkas di berbagai kabupaten/kota di Jawa Barat, sebagai bahan dasar untuk mengetahui potensi Domba Garut di setiap wilayah di Jawa Barat, dengan mencandrakan sifat-sifat kuantitatif Domba Garut jantan, meliputi antara lain bobot badan, lingkar dada, dan panjang badan. METODE PENELITIAN Unit Observasi Objek yang diamati adalah Domba Garut jantan tipe tangkas di daerahdaerah sumber bibit yang tersebar di tujuh kabupaten Jawa Barat. Berdasarkan katagori karakteristik umur dan ciri-ciri tertentu dari objek pengamatan, dengan kriteria inklusi penelitian sebagai berikut: Sampel harus memiliki ciri kombinasi antara kuping rumpung atau ngadaun hiris dengan ekor ngabuntut beurit atau ngabuntut bagong Umur berkisar antara 1,5 4 tahun. Sehat dan tidak cacat. Ekor segi tiga, besar pada pangkal ekor dan mengecil ke bagian bawah. Telinga rumpung (panjang tidak lebih dari 4 ) atau ngadun hiris (> 4-8 ). Gambar 1. Kuping Rumpung dan Ngadaun Hiris Gambar 2. Ekor Ngabuntut Beurit dan Ngabuntut Bagong

Sifat-Sifat Kuantitatif Sumber Daya Genetik Domba Garut 103 Teknik Penentuan Sampel Daerah yang dijadikan sampel dalam penelitian ini terdiri atas tujuh kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat, yaitu Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Purwakarta. Domba Garut yang diobservasi dan diambil sebagai sampel dalam penelitian (Sampling Frame), adalah Domba Garut jantan tipe tangkas yang dipelihara oleh Anggota Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Barat. Sampel Domba Garut di masingmasing wilayah atau desa sumber bibit di setiap kabupaten di Jawa Barat ditentukan secara acak (random sampling), sedangkan untuk menentukan daerah sumber bibit di tiap kabupaten, dilakukan melalui wawancara dengan Staf Dinas Pertanian/ Subdin Peternakan, serta diskusi dengan para Pengurus dan Anggota HPDKI di masingmasing kabupaten. Jumlah sampel yang diambil untuk menunjang penelitian ini adalah 244 ekor Domba Garut jantan tipe tangkas dari tujuh kabupaten di wilayah Jawa Barat, dengan perincian sebagai berikut: Kabupaten Bandung sebanyak 40 ekor, Garut 61 ekor, Tasikmalaya 32 ekor, Ciamis 13 ekor, Bogor 35 ekor, Sukabumi 32 ekor, dan Purwakarta 31 ekor. Teknik Analisis Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptifanalitik (Budiarto, 2002) terhadap Domba Garut tipe tangkas yang menyangkut karakteristik sifat-sifat kuantitatif, antara lain : bobot badan, panjang badan, dan lingkar dada. Data yang telah terkumpul selanjutnya diolah secara deskriptif-analitik. Pengukuran Variabel : 1. Bobot Badan diukur dengan menggunakan timbangan digital merek Camry dengan kapasitas 150 kg dan tingkat ketelitian 0,1 kg. 2. badan (PB) adalah jarak garis lurus dari tepi tulang processus spinosus dari vertebrae thoracalis tertinggi sampai benjolan tulang tapis (tulang duduk/os. Ischium) diukur dengan menggunakan pita ukur dalam satuan. 3. Lingkar dada (LiD) diukur melingkari rongga dada melalui os. scapula menggunakan pita ukur dalam satuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Bobot Badan Domba Garut Jantan di Jawa Barat Sifat-sifat Kuantitatif Domba Garut yang dibahas dalam penelitian ini, meliputi beberapa parameter fisik Domba Garut jantan, antara lain meliputi Bobot Badan (BB), Badan (PB), dan Lingkar Dada (LD), sedangkan nilai yang dibahas adalah nilai rata-rata dan standar deviasi setiap parameter pada Domba Garut di tujuh kabupaten di Jawa Barat. Nilai rataan hasil analisis sifat kuantitatif merupakan salah satu nilai terpenting sebagai dasar dalam memilih Domba Garut tipe tangkas, karena nilai tersebut menggambarkan kondisi parameter yang sesungguhnya, menyangkut sifat-sifat kuantitatif Domba Garut tipe tangkas di beberapa kabupaten di Jawa Barat. Hasil tabulasi dan analisis data mengenai rataan bobot badan disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rataan Bobot Badan Domba Garut Jantan Tipe Tangkas di Masingmasing Kabupaten di Jawa Barat No. Kabupaten Rataan Bobot Badan, Kg 1 Bandung 65,98 SD 9,13 2 Garut 58,36 SD 9,84 3 Tasikmalaya 59,34 SD 10,28 4 Ciamis 64,37 SD 10,33 5 Bogor 62,57 SD 11,25 6 Sukabumi 43,43 SD 7,92 7 Purwakarta 50,12 SD 9,33 Rataan Jawa Barat 57,74 SD 11,96

Heriyadi, D. Sarwesti, A., dan Nurahma, S. 104 Rataan Bobot Badan Berdasarkan Tabel 1, terungkap bahwa rataan bobot badan Domba Garut jantan di Jawa Barat adalah 57,74 SD 11,96 angka tersebut di bawah bobot badan Domba Garut dalam naskah SNI (58 kg), perbedaan tersebut karena proses penentuan standar untuk mendapatkan SNI telah melalu berbagai tahapan dan pertimbangan komisi, sehingga berbeda degan data tersebut. Data bobot badan Domba Garut tipe tangkas jantan yang paling tinggi terdapat di Kabupaten Bandung, yaitu (65,98 SD 9,13 kg), diikuti oleh Kabupaten Ciamis (64,37 SD 10,33), Kabupaten Bogor (62,57 SD 11,25 kg) dan yang terendah terdapat di Kabupaten Sukabumi (43,43 SD 7,92 kg). Sedangkan di Kabupaten Garut sendiri rataan bobot badannya hanya mencapai 58,36 SD 9,84 kg, jauh di bawah rata-rata bobot badan Domba Garut di beberapa Kabupaten lain, hal ini dapat terjadi akibat migrasi domba-domba yang berkualitas baik dari Kabupaten Garut ke kabupaten-kabupaten lain di Jawa Barat. Para pehobi Domba Garut tipe tangkas dengan kemampuan ekonomi yang kuat, biasanya mencari domba-domba terbaik dari Kabupaten Garut, khususnya dari daerah Cibuluh dan Cikandang Kecamatan Cikajang atau dari Kecamatan Wanaraja. Migrasi Domba Garut yang berkualitas baik melalui perdagangan yang terbanyak adalah ke Kota dan Kabupaten Bandung, karena disana banyak pehobi domba tangkas dengan tingkat ekonomi kuat, sehingga mereka mampu membeli Domba Garut berkualitas baik dengan harga jutaan, bahkan dengan harga yang mencapai dua sampai tiga puluh juta rupiah per ekor. Di samping itu manajemen pemeliharaan domba di Kota dan Kabupaten Bandung dapat dikatakan lebih baik, karena para pemilik domba sangat terbuka terhadap berbagai inovasi untuk pemeliharaan dan pengembangan domba yang dimilikinya, baik dari sisi manajemen breeding, feeding, maupun manajemen penangan dan pencegahan penyakitnya (desease control). Angka-angka tersebut memberikan gambaran bahwa mutu genetik Domba Garut jantan ditinjau dari segi bobot badan di Kabupaten Bandung masih dalam kisaran hasil penelitian Merkens dan Soemirat (1926). Hal ini ini membuktikan bahwa bila Domba Garut seperti yang terdapat di Kota dan Kabupaten Bandung, dikelola di bawah kondisi manajemen yang baik akan menghasilkan domba-domba yang tergolong unggul dari sisi bobot badan, sebaliknya bila tidak dikelola dengan baik akan menurunkan bobot badan di bawah rata-rata. Hal inilah yang sering dijadikan dasar untuk menyatakan bahwa Domba Garut telah mengalami penurunan mutu genetik yang sangat tajam, dan alasan utama penurunan tersebut adalah tingginya intensitas perkawinan dalam keluarga (in-breeding). Secara umum seperti yang ditampilkan pada Tabel 2, rataan bobot badan gabungan Domba Garut jantan di Jawa Barat adalah 57,74 SD 11,96 kg. Tingginya Variasi bobot terjadi karena sampel yang diambil berasal dari berbagai kelas domba, yaitu berasal dari Kelas A, B, dan C. Badan dan Lingkar Dada Domba Garut Jantan di Jawa Barat Selain bobot badan, sifat-sifat kuantitatif Domba Garut jantan yang penting untuk diketahui adalah Badan (PB) dan Lingkar Dada (LD), karena ke dua ukuran tubuh ini mencerminkan besaran kandungan daging pada seekor domba. Hasil pengukuran panjang badan dan lingkar dada pada Domba Garut jantan di Jawa Barat, telah ditabulasikan dan selanjutnya disajikan pada Tabel 2 berikut ini. Rataan Badan badan dan tinggi pundak adalah salah satu ukuran tubuh yang sering dijadikan alternatif pengganti bobot badan dalam seleksi, khususnya untuk penyediaan bibit yang berkaitan dengan suatu aktivitas pengadaan domba. Penggunaan ukuran panjang badan untuk suatu aktivitas pengadaan ternak dalam suatu kegiatan tertentu, memiliki beberapa kelebihan dibanding dengan dasar bobot badan, karena pengukuran panjang badan lebih mudah dilakukan dibandingkan pengukuran bobot badan, di samping itu pengukuran panjang badan relatif tidak akan banyak berubah

Sifat-Sifat Kuantitatif Sumber Daya Genetik Domba Garut 105 Tabel 2. Rataan Badan dan Lingkar Dada Domba Garut Jantan di Jawa Barat No Kabupaten Parameter Nilai Rataan 1 Bandung Badan, 66,08 SD 4,55 93,25 SD 6,57 2 Garut Badan, 61,79 SD 5,0 88,39 SD 7,71 3 Tasikmalaya Badan, 67,84 SD 3,66 90,75 SD 5,14 4 Ciamis Badan, 68,38 SD 5,35 92,38 SD 6,16 5 Bogor Badan, 62,91 SD 5,34 91,57 SD 6,14 6 Sukabumi Badan, 58,80 SD 4,72 80,27 SD 6,05 7 Purwakarta Badan, 58,06 SD 3,29 84,48 SD 5,35 Rataan Badan 63,41 SD 5,72 Rataan Lingkar Dada 88,73 SD 7,58 akibat adanya variasi atau mismanagement dalam pemeliharaan untuk jangka waktu yang cukup panjang, sehingga akan mengeliminasi kemungkinan konflik antara peternak, rekanan, pemasok, maupun badan pemeriksa tertentu untuk aktivitas yang sedang berjalan. Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa rataan panjang badan Domba Garut di setiap kabupaten di Jawa Barat relatif hampir seragam dan berada pada rentang kisaran yang sempit, yaitu antara 58,06 SD 3,29 sampai dengan 68,38 SD 5,35, dengan rataan gabungan panjang badan sebesar 63,41 SD 5,72 untuk domba jantan. Data tersebut masih di bawah data panjang badan Domba Periyangan hasil penelitian Merkens dan Soemirat (1926), yaitu 75,98 untuk panjang badan Domba Garut jantan, dan sejalan pula dengan hasil penelitian Budinuryanto (1991), Anang (1992), Mulliadi (2000), serta Heriyadi, dkk (1999) yang melakukan penelitian di berbagai pekalangan pada Domba Garut jantan tipe tangkas di Jawa Barat, perbedaan ini antara lain dipengaruhi oleh preferensi Peternak Domba Garut tipe tangkas yang kurang menyukai proporsi tubuh yang panjang. Peternak Domba Garut tipe tangkas lebih menyukai domba yang memiliki dalam dada dan lingkar dada besar yang proporsional dengan panjang badan, sehingga badan domba terlihat ngabaji (badan yang besar pada bagian depan dan agak mengecil ke bagian belakang). Rataan Lingkar Dada Rataan lingkar dada pada Domba Garut jantan tipe tangkas di setiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat (Tabel 2) relatif hampir seragam dan berada pada rentang kisaran angka yang sempit, yaitu antara 80,27 SD 6,05 sampai dengan 93,25 SD 6,57, dengan rataan gabungan lingkar dada sebesar 88,73 SD 7,58 untuk domba jantan (Tabel 2). Penelusuran lebih lanjut menyangkut ukuran lingkar dada pada Domba Garut jantan, terungkap bahwa Domba-domba Garut dari Kabupaten Bandung memiliki lingkar dada yang paling besar 93,25 SD 6,57, diikuti oleh domba-domba dari Kabupaten Ciamis 92,38 SD 6,16 dan Bogor 91,57 SD 6,14, sedangkan ukuran lingkar dada yang paling kecil pada Domba Garut jantan tipe tangkas dari Kabupaten Sukabumi 80,27 SD 6,05. Ukuran lingkar dada yang besar pada domba-domba dari Kabupaten Bandung bila dikonfirmasikan dengan bobot badan dan panjang badan, mencerminkan bahwa Domba Garut dari Kabupaten Bandung memiliki adeg-adeg yang baik untuk domba tipe tangkas, karena tubuh yang dimilikinya berbentuk baji dan hal ini sangat disukai oleh masyarakat peternak penggemar seni ketangkasan domba, apalagi bila domba dengan lingkar dada yang besar, memiliki pula ukuran lebar dada yang besar dan dikombinasikan dengan potongan bulu nyinga (Heriyadi, dkk. 2001).

Heriyadi, D. Sarwesti, A., dan Nurahma, S. 106 SIMPULAN Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat kuantitatif Domba Garut jantan di Jawa Barat adalah sebagai berikut : rata-rata bobot badan Domba Garut jantan tipe tangkas di Jawa Barat adalah sebesar 57,74 SD 11,96 kg, panjang badan 63,41 SD 5,72, lingkar dada sebesar 88,73 SD 7,58. Sedangkan bobot badan, panjang badan, dan lingkar dada yang tertinggi adalah Domba Garut jantan tipe tangkas dari Kabupaten Bandung, yaitu berturut-turut 65,98 SD 9,13 kg, 66,08 SD 4,55, dan 93,25 SD 6,57. DAFTAR PUSTAKA Anang, A., Dudi, & D. Heriyadi. 2003. Characteristics and Proposed Genetic Improvement of Priangan Sheep in Small Holders. South East Asia and Southern China Region Kasetsart University, Bangkok. Bangkok. Budiarto, E. 2002. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. 2010. Buku Saku 2010. Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat. Bandung. Ditjen Bina Produksi Peternakan. 2003. Kebijakan Pemerintah untuk Mendorong Peluang Investasi Agro- industri Subsektor Peternakan dan Persaingan di Era Globalisasi. International Seminar Investment Opportunity on Agribusiness in Perspective of Food Safety and Bioterorism Act. Faculty of Animal Husbandry, Padjadjaran University. Bandung. Ditjennak. 2010. ROAD MAP Domba dan Kambing. Heriyadi, D., A. Sarwestri, & D.C Budinuryanto. 2001. Ngawangkong Peternak Domba Tangkas. Laporan Penelitian. Kerjasama antara Fakultas Peternakan, IKA Fapet, dan Pusat Dinamika Pembangunan Universitas Padjadjaran. Bandung. --------------- & M. Rukmitasari, 2002. Sertifikasi Bibit Domba Garut. Laporan Penelitian. Kerjasama Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Barat. Bandung. --------------- & B.S. Surya. 2004. Sertifikasi Bibit Domba Garut Tahap II. Laporan Penelitian. Laporan Penelitian Kerjasama Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat dengan Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Jawa Barat. Bandung. Kompas. 2005. Perguruan Tinggi Berperan Kembangkan Standardisasi. Harian Umum Kompas, Tanggal 10 Juni 2005 Halaman 9. Jakarta. Mason, IL. 1996. A World Dictionary of Livestock Breeds, Types and Varieties. Fourth Edition. New Zealand CAB International. Merkens, J & R. Soemirat. 1926. Bijdrage Tot De Kennis Van De Geitenfokkerij in Nederlandsch Oost Indie. Dalam Ned. Ind. Bladen v. Diergeneesk. Vol. 38:395-414. Mulliadi, D. 1996. Sifat Fenotipik Domba Priangan di Kabupaten Pandeglang dan Garut. Disertasi, Pascasarjana. IPB. Bogor. Pikiran Rakyat. 2005. Produk Agro Segera Distandardisasi. Harian Umum Pikiran Rakyat, 24 Agustus 2005, Halaman 8 Kolom 7-9. Bandung.