Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yaitu pakan ternak berbentuk mesh, pellet, dan crumble. PT. Gold Coin memiliki

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Alokasi Biaya Overhead Menggunakan Metode Tradisional. 1. Departemen Operasi. 2. Departemen Permeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Tabel I.1 Stasiun dan Fungsinya (Sumber:Rekaman Data PG Tasikmadu)

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

2017, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Petunjuk Operasional Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus Fisik Penugasan Bidang Energi Skal

Gambar 1. 1 Pembagian Peran Asset Owner, Asset Manager dan Asset Operator (PT. PLN UPJB, 2014)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan tenaga listrik di Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 8,4% per

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam rangka mendukung kelangsungan produksi sebuah

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. terus dilaksanakan. Pembangungan Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pusat

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah produksi listrik Perum Jasa Tirta II. Pembangkitan KWH

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

BAB IV METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 7,3 6,5 11,0 9,4 10,2 9,6 13,3 12,0 9,6 9,0 12,9 10,4 85,3 80,4 78,1 83,6 74,4 75,9 65,5 76,6 71,8 74,0 61,2 73,5

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

1 BAB I PENDAHULUAN. Selama ini sumber energi utama yang dikonversi menjadi energi listrik

Pembagian Tugas & Tanggung Jawab. Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian pada

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu energi yang populer dibandingkan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produk, kehandalan dan kelancaran suatu proses serta biaya. Hal ini memicu para

BAB I PENDAHULUAN. kalangan pendidikan tinggi untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab dari masing-masing jabatan di PT. Perkebunan Nusantara I Unit Tanjung Seumantoh

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

Benny Marbun Kepala Divisi Niaga PT PLN (Persero) Batam, 23 November 2012

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahan baku di dalam banyak industri perlu disediakan pada waktu, tempat, dimungkinkan dengan pemeliharaan inventori yang baik.

Gambar I. 1 Perbandingan produk komersial dari segi ekonomi (Sumber: PT. Pindad, Divisi Alat Perkeretaapian 2015)

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

PRESENTASI SIDANG SKRIPSI. September

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut ini adalah alur pikir dari metodologi penelitian tentang Variation

CREATED BY: Fajri Ramadhan,Wanda Saputra dan Syahrul Rahmad

Bab I Pendahuluan. Tabel I.1 Total Jumlah Produksi pada Tahun 2011

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu keharusan yang harus dipenuhi. Ketersediaan energi listrik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu yang menunjang adalah strategi perencanaan agregat (aggregate planning)

LAPORAN SURVEY PRE DESIGN MODIFIKASI ID FAN, PINTU MILL DAN FLY ASH SILO PLTU ASAM ASAM

BAB I PENDAHULUAN. perawatan terbagi atas dua yaitu preventive maintenance dan corrective

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PT PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang. kelistrikan yang melayani masyarakat di seluruh nusantara, bertekad untuk

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya. Menurut RUPTL PT. PLN , antara tahun 2008 dan 2012,

1. Pendahuluan. diketahui bahwa jumlahnya terus menipis dan menghasilkan polusi yang cukup

I. PENDAHULUAN. listrik. Dimanapun kita tinggal, listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan menghasilkan produk yang tidak baik pula. Maintenance berperan penting

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. 4.1 Sistem Pengadaan Perlengkapan Produksi pada PT. Indomo Mulia

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Dapat dikatakan pula bahwa energi listrik menjadi

1960 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XIII Bengkel Mesin Dan Listrik Negara 1964 Perusahaan Listrik Negara Eksploitasi XI

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

Rencana Pengembangan Energi Baru Terbarukan dan Biaya Pokok Penyediaan Tenaga Listrik Dialog Energi Tahun 2017

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan akan energi bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Dana Alokasi Khusus. Energi Perdesaan. Petunjuk Teknis.

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DILANTAI PRODUKSI BERDASARKAN PENGUKURAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di CV. Panyileukan)

BAB I PENDAHULUAN I.1

Materi 2. Menghidupkan Mesin Bubut CNC dengan Sistem Kontrol Sinumerik 802 S/C base line

Bab I Pendahuluan. Support. Webbing QC Sewing. Gambar I.1 Skema alur proses produksi tas di PT. Eksonindo Multi Product Industry

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

PENENTUAN JADWAL PERAWATAN MESIN POMPA MELALUI ANALISIS KEANDALAN PADA PDAM GUNUNG LIPAN, SAMARINDA SEBERANG, KALIMANTAN TIMUR

BAB IV PEMBAHASAN. pabrik PT. Boma Bisma Indra. Mesin ini digunakan untuk pelebaran lobang

Pendahuluan. I.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP), Pembangkit Listrik

LAPORAN SURVEY DAN INVESTIGASI REHABILITASI PLTMH TENGA PLTMH TENGA. PLN (Persero) WILAYAH SULAWESI UTARA, TENGGARA DAN GORONTALO

MAKALAH MANUFAKTUR 2 Dosen : Ir. Parman Sinaga MT. Disusun Oleh : Urfan Ramadhan :

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat menikmati listrik. Akibat sulitnya lokasi yang tidak dapat

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan bebas. Persaingan dunia usaha yang semakin ketat menimbulkan tantangan

Analisis Availability Mesin Kompressor Dengan Penerapan TPM Dalam Produksi Blowing Agent Di PT. Dong Jin

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

V. NERACA ENERGI LISTRIK DI NUSA PENIDA

LOSS OF LOAD PROBABILITY (LOLP) INDEX UNTUK MENGANALISIS KEANDALAN PEMBANGKIT LISTRIK (Studi Kasus PT Indonesia Power UBP Suralaya)

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

LAPORAN PRA-FEASIBILITY STUDY

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT PLN (Persero) merupakan perusahaan satu-satunya yang menyediakan listrik bagi kebutuhan negara Indonesia. Pada tahun 1972, melalui Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai perusahaan umum listrik negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 27 Oktober 1945 yang dibentuk oleh Presiden Soekarno dengan nama Jawatan Listrik dan Gas. Sebagai perusahaan penyedia listrik nasional, PT PLN memiliki banyak pembangkit listrik untuk melayani pasokan listrik di seluruh daerah di Indonesia. Dalam melayani ketersediaan tenaga listrik di seluruh Indonesia, PT PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) tahun 2013-2022, menargetkan tahun 2022 penduduk dapat menikmati energi listrik di rumah-rumah dengan rasio elektrifikasi mendekati 100%. Pada Tabel I.1 ditunjukkan perkembangan dan prakiraan rasio elektrifikasi sebagai wujud PT PLN dalam menargetkan seluruh wilayah Indonesia terpasang listrik. Tabel I.1 Perkembangan dan Prakiraan Rasio Elektrifikasi Wilayah Indonesia Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2016 2018 2020 2022 Rasio Elektrifikasi 62.3 65 67.5 71.2 75.9 79.6 82.6 88.9 93.7 96.8 97.7 Menjaga keberlangsungan operasional dari pembangkit listrik di Indonesia dan penambahan kapasitas listrik nasional menjadi hal yang sangat penting dalam menunjang ketersediaan pasokan listrik nasional. PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan merupakan salah satu unit penunjang di lingkungan PT PLN, yang memiliki tugas utama untuk melaksanakan penanganan Maintenance, Repair dan Overhaul (MRO) ketenagalisrikan untuk daerah di luar Jawa Bali, dengan berdasarkan penugasan dari PLN Pusat serta unit-unit PLN. 1

Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan (Pusharlis) terbagi dari tujuh unit kerja, salah satunya adalah unit workshop I yang berlokasi di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Unit ini menangani Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) peralatan ketenagalistrikan pembangkit listrik dengan kapasitas listrik dibawah 10.000 MW. Pada umumnya unit ini menangani pembuatan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) yang merupakan pembangkit listrik yang memanfaatkan energi potensial air sebagai tenaga penggerak dengan kapasitas listrik yang dihasilkan antara 5 kw sampai dengan 100 kw. PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan unit workshop I untuk departemen teknik terdiri dari empat bagian, yaitu bagian permesinan (bertugas dalam membuat komponen-komponen listrik dari bahan mentah menjadi barang jadi), bagian listrik (bertugas dalam instalasi listrik), bagian konstruksi sipil (bertugas dalam konstruksi pembangkit listrik), dan bagian perencanaan dan pengendalian workshop (bertugas dalam perencanaan elektrikal, mekanikal, sipil dan konstruksi, gambar teknik, dan logistik). Bagian listrik, konstruksi sipil, dan perencanaan dan pengendalian workshop saling bekerja sama guna mendukung bagian permesinan. Hal ini dikarenakan core business dari unit workshop ini memproduksi komponen-komponen pembangkit listrik, yang secara tidak langsung menjadikan bagian permesinan menjadi hal yang sangat diperhatikan. Dalam menangani Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO), mesin-mesin yang digunakan memiliki peranan yang sangat penting agar komponen-komponen yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang sudah ditetapkan. Hal ini juga melihat akan sistem back to order yang digunakan (kegiatan proses produksi berdasarkan pesanan), sangat penting dalam menjaga mesin agar dapat memenuhi pesanan yang sudah ditetapkan. Unit workshop I pada bagian permesinan terdiri dari 37 mesin. Berdasarkan hasil wawancara ( Za imuddin Labibi, Asisten Manajer Teknik Unit Workshop I PLN), Mesin Marufuku merupakan salah satu mesin yang berpengaruh besar terhadap pemenuhan order komponen-komponen pembangkit listrik terutama komponen 2

listrik untuk PLTMH. Hal ini dikarenakan Mesin Marufuku mempunyai peranan fungsilitas penting yang tinggi yaitu drilling, boring, dan milling dengan tingkat presisi yang tinggi. Pada umumnya setiap komponen-komponen yang dibuat oleh unit workshop I akan melewati proses yang ada pada Mesin Marufuku, sehingga Reliability Mesin Marufuku harus tetap dijaga. Komponen-komponen yang diproduksi pada Mesin Marufuku umumnya untuk pembuatan komponen PLTMH seperti: flange, stay vane, stay ring, fan blade. PLTMH merupakan salah satu Energi Baru dan Terbarukan (EBT) skala kecil yang dicanangkan oleh PT.PLN dalam mencapai target sesuai dengan RUPTL 2013-2022. PTMH mempunyai potensi kapasitas sumber daya energi di Indonesia sebesar 500 MW dibandingkan energi terbarukan yang lain seperti biomass, tenaga surya, tenaga angin, dan kelautan. Mesin Marufuku menggunakan sistem CNC (Computer numerically controlled), yaitu sistem otomatis pada mesin yang dilengkapi dengan sistem mekanik dan kontrol berbasis komputer yang mampu membaca instruksi kode, dimana kode tersebut menginstruksikan ke Mesin CNC agar bekerja sesuai dengan benda kerja yang dibuat. Fungsi CNC dalam hal ini lebih banyak menggantikan pekerjaan operator dalam mesin konvensional, misalnya: mengatur gerakan pahat sampai pada posisi siap memotong, kecepatan potong, kedalaman pemotongan. Berdasarkan jenis Mesin CNC, Mesin Marufuku termasuk dalam jenin Mesin CNC 3A, yaitu Mesin CNC dengan tiga axis atau mesin yang memiliki gerakan sumbu utama kearah sumbu koordinat X, Y, dan Z. Dengan menggunakan tiga axis memungkinkan pada Mesin Marufuku bergerak kiri kanan, depan belakang, dan atas bawah, dimana sumbu X digerakkan oleh meja mesin, sumbu Y digerakkan oleh cross rail upper, dan sumbu Z digerakkan oleh saddle. Pada Gambar I.2 memperlihatkan hirarki dari sistem dan subsistem pada Mesin Marufuku berdasarkan pada karakteristik operasional. 3

Mesin Marufuku Cross Rail Coolant Table Spindle Saddle Operation Upper System Gambar I.1 Breakdown Structure Mesin Marufuku Dengan melihat core business pada unit ini yaitu sistem produksi back to order yang digunakan oleh PT PLN, maka fokus penelitian pada tugas akhir ini adalah Mesin Marufuku. Mesin Marufuku merupakan mesin yang penting dalam pembuatan komponen-komponen pembangkit listrik, sehingga diperlukan rencana pemeliharaan mesin yang tepat agar mesin dapat beroperasi dengan optimal. Mesin ini sudah beroperasi dari tahun 2000 dengan umur mesin 14 tahun. Adapun dalam pengoperasiannya mesin ini pernah mengalami kerusakan dikarenakan penurunan keandalan dari mesin tersebut. Tabel I.2 Data Downtime Mesin Marufuku Tahun Downtime Mesin Marufuku (jam) Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des TOTAL 2012 - - - 4 0 0 0 1,5 16 16 3,5 0 41 2013 0 16 2 5 20 5 16 0 16 4 0 0 84 2014 16 - - - - - - - - - - - 16 Berdasarkan data Tabel I.2 dapat dilihat bahwa data downtime untuk Mesin Marufuku rata-rata berada di atas batas standar downtime (nol jam) yang telah ditetapkan oleh unit ini. Shift kerja produksi pada unit ini Hari Senin sampai dengan Hari Jumat yang dibagi atas tiga shift, yaitu shift 1 dari jam 08.00-16.00, shift 2 dari jam 16.00-24.00, shift 3 dari jam 24.00-08.00. Usaha perusahaan yang dilakukan dalam pemeliharaan mesin yang sudah dilakukan unit workshop I yaitu dengan menggunakan instruksi kerja pemeliharaan mesin seperti yang dapat dilihat pada Tabel I.3. Kegiatan ini masih bersifat konvensional dimana bagian 4

dari permesinan melakukan kegiatan maintenance mesin berdasarkan instruksi yang ada tanpa adanya peninjauan kembali dan keadaan data lama, sehingga jadwal perawatan sekarang dinilai belum efektif dan berdampak pada downtime Mesin Marufuku yang dihasilkan. Downtime mesin ini berdampak pada meningkatnya risiko perusahaan yang ditanggung akibat dari kegagalan mesin yang menyebabkan proses produksi menjadi tidak berjalan dengan baik. Adapun tujuan keseluruhan dari proses pemeliharaan adalah untuk meningkatkan profitabilitas operasi dan mengoptimalkan biaya siklus hidup dari mesin. Tabel I.3 Instruksi Kerja Pemeliharaan Mesin Urutan Kerja Standard Pelaksanaan Bersihkan Harus Bersih Dilakukan Seluruh body mesin Dari debu dan kotoran Setiap hari Peralatan bantu lainnya Dari debu dan gram Setiap hari Spindle chuck drill Dari debu dan gram Setiap hari Penampungan gram Dari debu dan gram Setiap hari Slideway/ bed Dari debu dan kotoran Setiap hari Box power supply Dari debu dan kotoran Setiap hari Panel komputer Dari debu dan kotoran Setiap hari Tambahkan/ Isi Oli Pengisian oli Ditambah/ diisi Tank oli hydraulic Sampai batas maksimum 1 minggu sekali Slide way/ table dan base Sampai batas maksimum 1 minggu sekali Arbor dan support Secukupnya 1 minggu sekali Spindle head dan column Secukupnya 1 minggu sekali Feed gearbox Secukupnya 6 bulan sekali Oil lubrication Sampai batas maksimum 6 bulan sekali Stempet/ Grease Pengisian stempet/ grease Dilakukan Swilhead Secukupnya/ 5 gram 6 bulan sekali Bearing Secukupnya/ 30 gram 6 bulan sekali Screw bearing Secukupnya/ 5 gram 6 bulan sekali Coolant/ Air Pendingin Dilakukan Kuras/ ganti air oli Bersih tidak berbau/ kotor 3 Hari Sekali/ Bila Perlu Tambahkan oli coolant 1 ltr Metasol : 20 ltr air bersih 2 Hari Sekali/ Bila Perlu 5

Metode RBM (Risk-based Maintenance) yang diperkenalkan oleh Faisal I. Khan dan Mahmoud R. Haddara (Memorial University of Newfoundland, Kanada), merupakan metode yang bertujuan untuk mengurangi besarnya probabilitas terjadinya kegagalan pada sistem dalam menjalankan fungsinya dan risiko kegagalan yang mungkin dapat terjadi, dengan mengoptimalkan waktu perawatan. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini dengan melihat kepada data downtime Mesin Marufuku adalah RBM (Risk-based Maintenance). Dengan RBM yang bersifat kuantitatif, maka nantinya akan dapat memberikan usulan perencanaan perawatan mesin yang optimal, dengan mempertimbangkan kemungkinan risiko-risiko yang dapat terjadi akibat kegagalan fungsi dari Mesin Marufuku. I.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun rumusan masalah yang akan diteliti pada tugas akhir ini adalah: 1. Apa saja kegagalan yang dapat terjadi dan penyebab kegagalan pada Mesin Marufuku? 2. Berapa besar risiko yang ditanggung oleh PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop I ketika Mesin Marufuku tidak dapat menjalankan fungsinya? 3. Berapa waktu optimal yang dibutuhkan dalam melakukan perawatan overhaul pada Mesin Marufuku? 4. Berapa besar perbandingan risiko yang ditanggung perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan perawatan overhaul pada Mesin Marufuku? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari tugas akhir ini adalah: 1. Mengetahui kegalan dan penyebab terjadinya kegagalan pada Mesin Marufuku dengan menggunakan FTA (Fault Tree Analysis). 6

2. Mengetahui besar risiko yang ditanggung oleh PT PLN Pusat Pemeliharaan Ketenagalistrikan Unit Workshop I ketika terjadi kerusakan pada Mesin Marufuku dengan menggunakan metode RBM. 3. Menentukan waktu optimal dalam melakukan perawatan Overhaul pada Mesin Marufuku dengan metode RBM. 4. Mengetahui besar perbandingan risiko yang ditanggung perusahaan sebelum dan sesudah dilakukan perawatan overhaul pada Mesin Marufuku dengan menggunakan metode RBM. I.4 Batasan Penelitian Batasan masalah yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Data historis yang digunakan adalah data April 2012 sampai dengan bulan Januari 2014. 2. Tidak membahas hal-hal teknis mengenai mesin. 3. Penentuan gaji lembur per jam yang digunakan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. 4. Consequence assessment yang dilakukan berfokus pada system performance loss. 5. Tugas akhir ini dibatasi hingga pada pengajuan usulan, sedangkan implementasi dan penerapan usulan tidak termasuk dalam pembahasan. I.5 Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, manfaat yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1. Membantu unit ini dalam mengetahui besarnya risiko yang terjadi ketika Mesin Marufuku mengalami downtime. 2. Membantu unit ini dalam memberikan usulan dalam menentukan kebijakan perencanaan perawatan Overhaul pada Mesin Marufuku dengan menentukan waktu perawatan yang optimal dengan menggunakan metode RBM. I.6 Sistematika Penulisan Tugas akhir ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 7

Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab VI Bab VI Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, dan manfaat dari penelitian ini. Tinjauan Pustaka Pada bab ini berisi mengenai teori yang digunakan sebagai acuan dalam melakukan penelitian ini yaitu RBM (Risk-based Maintenance). Metodologi Penelitian Pada bab ini menjelaskan secara sistematis langkah-langkah penelitian dalam merumuskan masalah penelitian, merumuskan tujuan penelitian, pengumpulan dan pengolahan data, melakukan uji data dan merancang pengolahan data. Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini berisi data-data berupa data historis maupun data hasil wawancara dengan teknisi yang terkait. Selanjutnya data-data tersebut akan diolah untuk menjawab tujuan dari penelitian ini berupa interval waktu perwatan optimal dan tindakan perawatan. Analisis Pada bab ini dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. 8