Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM

dokumen-dokumen yang mirip
GASTER Vol. 10 No. 1 Februari 2013

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN KINERJA PELAYANAN BIDAN DALAM PELAKSANAAN UPAYA PERKESMAS DAERAH PEDESAAN

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

HUBUNGAN PELAKSANAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP MELATI RSUD SUBANG. Ibrahim N. Bolla, S.Kp.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RS PKU MUHAMMADIYAH UNIT II YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ISSN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS) TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM DIPLOMA III

Evaluasi Kepuasan Konsumen terhadap Pelayanan (Farida Baroroh) 135

ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN KINERJA LAYANAN: STUDI KASUS PADA BANK MANDIRI DAN BANK BCA

FAKTOR KEPUASAN PASIEN TENTANG MUTU PELAYANAN PERAWATAN PADA PASIEN BEDAH DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Patria Asda STIKES Wira Husada Yogyakarta ABSTRACT

DAFTAR ISI. iv v viii xiii xv xvi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR LAYANAN ADMINISTRASI POLITEKNIK UBAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

PENGARUH PELAYANAN BIDAN DELIMA TERHADAP KEPUASAN KLIEN DI WILAYAH KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KAMAR OBAT PUSKESMAS KABUPATEN JEPARA TAHUN 2017

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN YANG MENGUNJUNGI SOLO GRAND MALL SURAKARTA

* Agus Mansur, ** Intan Wahyu WD Jurusan Teknik Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta * **

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (STUDI PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM YARSI PONTIANAK)

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Instalasi Rawat Inap Ruang B2 THT & Kulit Kelamin RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB V KESIMPULAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...105

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 51-62

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN UNTUK MENILAI TINGKAT KEPUASAN NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA UNIT GENTENG BANYUWANGI. Rinawati Anwar Rudi Kusubagio

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

dalam bekerja, hal ini juga akan PENDAHULUAN Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. menyebabkan ketidakpuasan pasien dan Djamil Padang adalah rumah sakit Kelas

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL(MAKP) DI INSTALASI RAWAT INAP

Analisis Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Rosliana Dewi

Pengembangan Instrumen Antecedent Gap ServQual Antecedent Gap ServQual Instrument Development

KEPUASAN DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TERHADAP SISTEM DAN PRAKTEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DI UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH PADA BANK MANDIRI CABANG GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang sangat penting dari

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

SEMINAR NASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

ASSESMENT TINGKAT KEPUASAN DOSEN DENGAN METODE SERVQUEL PADA UNIVERSITAS XYZ

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Akhir yang berjudul Analisis Product Positioning Pada Clothing Arena

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA D-IV KEBIDANAN TERHADAP MUTU PELAYANAN DENGAN KONSEP SERVQUAL DI STIKIM

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) Di Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN JASA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI (STUDI DI PERPUSTAKAAN X )

Farmaka Volume 15 Nomor 3 96

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN PESERTA BPJS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN DENGAN PELAKSANAAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015.

BAB III METODE PENELITIAN

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

BAB l PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan dunia kerja dan persaingan yang makin super ketat.

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELANGGAN ATAS KUALITAS PELAYANAN PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) CABANG SEMARANG

ANALISIS KEPUASAN MAHASISWA TERHADAP PELAYANAN PSMA ON-LINE PADA UNIVERSITAS GUNADARMA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu data variabel bebas (caring perawat) dengan

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Gigi Poltekkes Denpasar

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nursalam, Manajemen Keperawatan, Ed 3, Salemba Medika, Jakarta, Hal : 295

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh Mutu Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Konsumen Apotek Non Praktek Dokter di Kuta Utara

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator untuk menentukan kualitas sumber daya manusia adalah

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA PEGAWAI DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN METRO

III. METODOLOGI PENELITIAN

Dheska Arthyka Palifiana ABSTRAK

KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN HARAPAN SERTA PERSEPSI PASIEN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK X DI DAERAH SEMINYAK

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PELAYANAN PADA POLITEKNIK NEGERI MEDIA KREATIF MAKASSAR

STEFANUS YULIANTO E FAKULTAS TEKNIK INDUTRI UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG INTISARI

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGUKURAN KEPUASAN DAN KETIDAKPUASAN PELANGGAN UNIT BISNIS

HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KINERJA PEGAWAI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan

Transkripsi:

PENELITIAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN METODE TIM TINGKAT KEPUASAN LULUSAN DIPLOMA III KEBIDANAN TERHADAP KUALITAS IMPLEMENTASI KURIKULUM PRAKTIK Ika Fitria Elmeida* Kualitas implementasi kurikulum praktik meliputi dimensi kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan penampilan fisik merupakan salah satu alat pemasaran jasa yang utama untuk mencapai tujuan organisasi, sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan dalam hal ini adalah lulusan dan pengguna lulusan. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan lulusan terhadap kualitas implementasi kurikulum praktik yang meliputi dimensi kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan tampilan fisik dan mengetahui dimensi mana yang berpengaruh paling besar terhadap kepuasan lulusan D III Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik acak sederhana proporsional, dengan jumlah sampel 50 bidan lulusan tahun 2009 dan 2010. Data dikumpulkan dengan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert 1-5. Uji statistik dengan diagram kartesius Importance performance, dan analisis statistik menggunakan Pearson Product Moment. Hasil penelitian ini mencatat bahwa pengaruh kualitas implementasi kurikulum terhadap kepuasan lulusan secara simultan adalah 83% (nilai p 0,05). Secara parsial dimensi yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap kepuasan lulusan adalah dimansi daya tanggap, empati dan penampilan fisik (nilai p 0,05). Pengaruh daya tanggap, empati dan penampilan fisik masing-masing adalah 33,4%, 18,8%, dan 29,7% sehingga total pengaruh gabungan adalah 82% (nilai p 0,05). Simpulan bahwa kualitas implementasi kurikulum praktik berpengaruh secara simultan terhadap kepuasan lulusan dan dimensi yang paling berpengaruh adalah daya tanggap dan penampilan fisik. Perlu diteliti faktor-faktor lain yang berkaitan dengan kepuasan lulusan dan pengguna lulusan. Kata kunci: Jasa pendidikan, kualitas implementasi kurikulum praktik, lulusan LATAR BELAKANG Pendidikan tinggi dengan jalur pendidikan profesional merupakan pendidikan yang mencetak tenaga yang kompeten dan relevansinya sangat berhubungan dengan dunia kerja. Jenjang pendidikan profesional dimulai dari program diploma tiga (D 3). Lulusan D 3 inilah yang dituntut kompetensi dan relevansinya dalam dunia kerja, karena idealnya dalam proses pembelajarannya proporsi praktik harus lebih besar daripada proporsi teori (Tim Dinkes Provinsi Lampung, 2010). Kepuasan pelanggan merupakan sesuatu yang harus dicapai oleh sekolah supaya sekolah tetap ada sesuai dengan konsep pemasaran yang bertujuan untuk mencapai profit melalui kepuasan pelanggan (Tjiptono, 2006). Pada sekolah vokasional seperti Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang jurusan D 3 kebidanan, kegiatan pendidikan juga dievaluasi oleh mahasiswa dan orangtua mahasiswa yang menghendaki anak-anaknya berhasil serta mendapatkan pelayanan yang baik sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan oleh mereka. Permasalahan yang dihadapi oleh institusi jasa pendidikan adalah bagaimana strategi pelayanan untuk memberikan kepuasan pada pengguna jasa pendidikan tersebut. Pelanggan pada perusahaan jasa terdiri atas pelanggan eksternal dan pelanggan internal yang mempengaruhi kinerja perusahaan jasa. Pelanggan eksternal seperti juga pada perusahaan manufaktur adalah pemakai dari produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam hal ini pemakai jasa pendidikan adalah mahasiswa dan orangtua mahasiswa yang membiayainya. Pelanggan internal pada perusahaan manufaktur tidak [156]

terlihat dengan jelas pengaruhnya pada kepuasan pelanggan, sedangkan pada perusahaan jasa hal tersebut memegang peranan penting. Dalam hal ini pelanggan internal adalah tenaga pengajar dan administrasi sekolah. (Tjiptono, 2006; Parasuraman, Zeithaml & Berry, 1996). Kepuasan pelanggan eksternal pada perusahaan jasa sangat ditentukan oleh pelayanan yang diberikan pelanggan internal dan dalam dunia pendidikan jalur institusi politeknik kesehatan, peranan dosen sebagai penyedia jasa dan sekaligus pelanggan internal sangat mempengaruhi kepuasan mahasiswa. Lulusan merupakan salah satu output langsung dari proses pendidikan yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Lulusan harus memiliki kompetensi keterampilan sebagaimana dinyatakan oleh sasaran mutu serta dibuktikan oleh kinerja lulusan di masyarakat sesuai dengan profesinya. Pendidikan D 3 kebidanan bertujuan untuk menyiapkan tenaga bidan profesional yang mampu menerapkan dan melaksanakan tugas dan wewenang bidan di masyarakat serta berperan serta aktif dalam berbagai kegiatan di masyarakat sesuai dengan perannya, yaitu sebagai bidan pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti dibidang kesehatan (Tjiptono, 2006). Implementasi kurikulum D 3 Kebidanan secara keseluruhan adalah proses belajar mengajar yang diterapkan dalam institusi jurusan kebidanan, yaitu meliputi proses perencanaan yang tugas dosen mempersiapkan materi pembelajaran, alat peraga dan ruangan kelas, kemudian proses pembelajaran yang diadakan di dalam kelas dan di laboratorium dan proses pembelajaran di lahan praktik, yang kualitas semua proses tersebut ditentukan oleh jumlah dan kualitas sumber daya manusia baik itu tenaga pendidik (dosen) maupun tenaga administrasi dan tenaga ahli lainnya, juga ditunjang oleh sarana prasarana yang berkualitas dan memadai, baik di lokasi pembelajaran maupun di lokasi lahan praktik yang meliputi kualitas lahan praktik dan kualitas pembimbing lahan praktik (Parasuraman, Zeithaml & Berry, 1996). Terdapat lima dimensi kualitas layanan jasa yang pada akhirnya menjadi penentu tingkat kepuasan, termasuk di dalamnya adalah kepuasan lulusan dalam implementasi kurikulum praktik. Kelima dimensi tersebut adalah kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan penampilan fisik. Mahasiswa D 3 kebidanan selama mengikuti perkuliahan mendapatkan implementasi kurikulum, yaitu proses belajar mengajar baik di kelas, di laboratorium maupun di lahan praktik yang sudah mengikuti kurikulum D 3 kebidanan yang sudah ditetapkan; dalam hal ini yang akan dilihat adalah apakah kualitas kurikulum praktik yang meliputi lima dimensi kualitas, yaitu kehandalan, daya tanggap, empati, jaminan, dan penampilan fisik yang selama ini diterapkan oleh institusi sudah memenuhi kepuasan lulusan dan apakah berpengaruh pada kinerja kompetensi lulusannya. Implementasi kurikulum praktik pendidikan di Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Lampung sangat perlu dievaluasi karena jika tidak, maka relevansinya dengan kebutuhan pengguna akan tidak sesuai, dan hal itu akan menyebabkan angka pengangguran lulusan D 3 kebidanan akan meningkat, hal ini sangat ironis terjadi bila dilihat dari jumlah lulusan D 3 kebidanan yang secara kuantitas dalam kategori tinggi. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan Cross Sectional dengan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian adalah di kota Bandar Lampung. Populasi penelitian adalah semua bidan lulusan D III kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Lampung yang lulus pada tahun 2009 dan 2010 yaitu sejumlah 240 orang. Kriteria sampel antara lain adalah sudah bekerja minimal 4 bulan di tempat pelayanan kesehatan, karena dalam waktu 4 bulan sudah dapat dilihat kompetensi seorang [15756]

bidan tersebut dan diharapkan sudah banyak melaksanakan asuhan kebidanan di pelayanan kesehatan. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik acak sederhana proporsional, dengan jumlah sampel 50 bidan lulusan tahun 2009 dan 2010. Data dikumpulkan dengan dengan menggunakan kuesioner dengan skala Likert 1-5. Uji statistik dengan diagram kartesius Importance performance, dan analisis statistik menggunakan Pearson Product Moment. HASIL Analisa Univariat Tabel 1: Karakteristik responden berdasarkan usia, lama kerja, latar belakang pendidikan, dan lokasi pembelajaran Karakteristik f % 1. Usia (tahun) < 20 20 35 > 35 2. Lama kerja (tahun) < 5 5-10 >10 3. Latar belakang pendidikan D1 Kebidanan SMU 4. Lokasi pembelajaran Kelas konvensional Kelas jauh 0 49 1 35 9 6 11 39 48 2 0 98 2 70 18 12 22 78 96 4 Tabel menunjukkan bahwa 98% berusia antara 20 35 tahun dan 2% berusia lebih dari 35 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden adalah berusia antara 20 35 tahun. Karakteristik responden berdasarkan lama bekerja menunjukkan bahwa 70% kurang dari 5 tahun bekerja di pelayanan kesehatan dan 18% berkisar antara 5 10 tahun di pelayanan kesehatan dan 12% lebih dari 10 tahun bekerja di pelayanan kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden kurang dari 5 tahun bekerja di pelayanan kesehatan. Dilihat dari latar belakang pendidikan waktu masuk Poltekes, menunjukkan bahwa 22% memiliki latar belakang pendidikan D1 kebidanan, dan sisanya 78% memiliki latar belakang pendidikan SMU. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki latar belakang pendidikan SMU. Dilihat dari lokasi pembelajaran pada saat mengikuti pendidikan di Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. Menunjukkan bahwa 96% berada di lokasi poltekkes (kelas konvensional) dan 4% tidak berada di lokasi poltekkes (kelas jauh). Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh responden berada di lokasi poltekkes (kelas konvensional). Tabel 2: Rekapitulasi Persepsi Responden terhadap Kualitas Implementasi Kurikulum Praktik No Dimensi Skor 1 Kehandalan 1.694 2 Daya Tanggap 1.806 3 Jaminan 1.537 4 Empati 2.042 5 Penampilan Fisik 1.343 Jumlah 8.422 Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk implementasi kurikulum praktik adalah 8422. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara: Nilai Indeks Maksimal = 5 x 53 x 50 = 13.250 Nilai Indeks Minimum = 1 x 53 x 50 = 2.650 Jarak Interval = [nilai mak- nilai min] : 5 = (13.250 2.650) : 5 = 2.120 Persentase Skor = [(total skor) : nilai mak] x 100% = (8.422 : 13.250) x 100% = 63,56% [15856]

Tabel 3: Harapan Responden terhadap Implementasi Kurikulum Praktik No Dimensi Skor 1 Kehandalan 2.002 2 Daya Tanggap 2.428 3 Jaminan 2.561 4 Empati 2.520 5 Penampilan Fisik 1.957 Jumlah 11.468 Berdasarkan hasil pengolahan yang disajikan pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa skor total untuk harapan terhadap implementasi kurikulum praktik adalah 11.468. Jumlah skor tersebut dimasukkan ke dalam garis kontinum, yang pengukurannya ditentukan dengan cara : Nilai Indeks Maksimum = 5 x 53 x 50 = 13.250 Nilai Indeks Minimum = 1 x 53 x 50 = 2.650 Jarak Interval = [nilai maks - nilai min] : 5 = (13.250 2.650) : 5 = 2.120 Persentase Skor = [(total skor) : nilai maksimum] x 100% = (11.468 : 13.250) x 100% = 86,55% Tabel 4: Kesenjangan antara Implementasi Kurikulum Praktik yang Dirasakan dan Implementasi Kurikulum Praktik yang Diharapkan Implementasi Rata-rata (Mean) Tingkat No Kurikulum Kenyataan Harapan Kepuasan Praktik (P-E) (P) (E) (%) 1 Kehandalan 3.39 4.00-0.62 85 2 Daya tanggap 3.28 4.41-1.13 74 3 Jaminan 2.79 4.66-1.86 60 4 Empati 3.40 4.20-0.80 81 5 Penampilan fisik 2.98 4.35-1.36 69 Rata-rata 3.17 4.32-1.15 73 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa implementasi kurikulum praktik sudah cukup memenuhi harapan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata kesenjangan antara nilai yang dirasakan/persepsi dan yang diharapkan. Kesenjangan tertinggi adalah implementasi kurikulum praktik berdasarkan dimensi jaminan, sedangkan kesenjangan terendah adalah dimensi kehandalan. Rata-rata tingkat kepuasan tertinggi adalah pada praktik kehandalan dengan nilai 85% dan terendah pada jaminan yaitu sebesar 60%. Jika dilihat dari fase-fase dalam implementasi kurikulum maka pembagian fase-fasenya adalah fase perencanaan terdapat pada dimensi kehandalan, fase pelaksanaan terdapat pada dimensi daya tanggap dan jaminan, sedangkan fase evaluasi terdapat pada dimensi empati dan penampilan fisik, dilihat pada tabel 4.4, maka kepuasan tertinggi pada fase perencanaan dan kepuasan terrendah pada fase perencanaan. Secara persentase jumlah responden yang merasa puas dengan kualitas implementasi kurikulum praktik disajikan pada tabel berikut ini. Tabel 5: Kepuasan terhadap Kurikulum Praktik No Kategori f % 1 Sangat Puas 12 24.0 2 Puas 17 34.0 3 Cukup puas 21 42.0 4 Tidak Puas 0 0,0 5 Sangat Tidak Puas 0 0,0 Jumlah 50 100,0 Tabel di atas menggambarkan kepuasan responden terhadap kurikulum praktik. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 21 orang (42%) menyatakan cukup puas, 17 orang (34%) menyatakan puas dan 12 orang (24%) menyatakan sangat puas. Hal ini menunjukkan bahwa hampir setengah responden menyatakan cukup puas terhadap implementasi kurikulum praktik. Analisis Bivariat Berikut ini merupakan analisis mengenai hubungan antara kualitas implementasi kurikulum praktik dengan kepuasan lulusan [15956]

Tabel 6: Hubungan Kualitas Implementasi Kurikulum Praktik dengan Kepuasan Lulusan Variabel Kualitas implementasi kurikulum dan kepuasan lulusan Koefisien r xy t hitung t tabel 0,533 4,362 2,009 28,38% determinasi Dari tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa besarnya hubungan kualitas implementasi kurikulum praktik dengan kepuasan lulusan adalah sebesar 0,533, hubungan ini termasuk kategori sedang. Hasil pengujian dengan statistik t didapat nilai t hitung (4.362) > t tabel (2.009). hal tersebut mengindikasikan penolakan Ho yang menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan antara kualitas implementasi kurikulum praktik dengan kepuasan lulusan. Koefisien determinasi dari hasil perhitungan didapat sebesar 28.38%. hal ini memberikan pengertian bahwa kepuasan lulusan dipengaruhi oleh variabel kualitas implementasi kurikulum praktik sebesar 28.38%, sedangkan sisanya 71.62% merupakan kontribusi variabel lain. PEMBAHASAN Analisis Importance-Performance Matriks merupakan salah satu cara untuk mengukur kepuasan lulusan melalui teknik survei kepuasan pelanggan. Konsep ini berasal dari konsep dimensi kualitas pelayanan, dimana tingkat kepentingan pelanggan diukur sesuai dengan yang dikerjakan oleh penyelenggara pendidikan agar menghasilkan pelayanan yang berkualitas tinggi (Robbins, 2003). Posisi penempatan variabel yang telah dianalisis dibagi menjadi empat bagian, yaitu: 1. Kuadan I: menunjukkan bahwa faktorfaktor pelayanan pendidikan yang dianggap penting oleh lulusan, tetapi pihak penyelenggara pendidikan belum melaksanakan sesuai dengan keinginan lulusan, sehingga lulusan merasa tidak puas. Variabel dalam kuadran ini harus ditingkatkan. 2. Kuadran II: menunjukkan bahwa faktorfaktor pelayanan pendidikan yang dianggap penting oleh lulusan telah dilaksanakan dengan baik dan dapat memuaskan lulusan, sehinggan penyelenggara pendidikan wajib mempertahankan kinerjanya. 3. Kuadran III: menunjukkan bahwa faktor-faktor pelayanan pendidikan yang dianggap kurang penting oleh lulusan dan kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel pada kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan lulusan sangat kecil. 4. Kuadran IV: menunjukkan bahwa unsur-unsur pelayanan pendidikan yang dianggap kurang penting, tetapi dijalankan oleh penyelanggara pelayanan pendidikan dengan sangat baik dan sangat memuaskan lulusan. Hal ini dianggap terlalu berlebihan, sehingga dapat dikurangi agar pelayanan pendidikan lebih efektif dan efisien. Pada penelitian ini tingkat kepuasan pasien berdasarkan dimensi kualitas menurut Parasuraman dkk. 13 yang terdiri dari: kehandalan, daya tanggap, jaminan, empati, dan tampilan fisik, menunjukkan bahwa implementasi kurikulum praktik sudah sesuai dengan harapan lulusan dan dapat dikategorikan memuaskan. Hal tersebut terlihat pada hasil penelitain yang menyatakan tingkat kepuasan lulusan ratarata mencapai 73%. * Dosen pada Prodi Kebidanan Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. [16056]

DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. Kurikulum Diploma III Kebidanan. Jakarta: Depkes; 2002. Depkes RI. Kurikulum nasional diploma III kebidanan. Jakarta: Depkes; 2002. pelanggan, serta dampaknya terhadap pertumbuhan universitas [Disertasi]. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia; 2009. Purwanto (2010). Kualitas Pelayanan Keperawatan. www.ppnisragen. wordpress.com. 16 Pebruari 2010 Eisner EW. Conficting conseption of curriculum. Berkeley, California: Mac.Cuthan Publishing corporation; 1974. Karen M. Stolte (2004). Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Penerbit buku kedokteran EGC Kemendiknas RI. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti perguruan Tinggi. Jakarta: Kemendiknas; 2002. Mangkuprawira S, Hubeis AV. Manajemen mutu sumber daya manusia.bogor: Penerbit Ghalia Indonesia; 2007. Marquis, Huston, (2000), Leadership roles and management functions in nursing theory & application, 3rd edition, Lippincott Williams & Wilkins:Philadelphia. Parasuraman, Zeithaml, Berry LL. Delivering quality services. New York: The Free Press a Division of Macmillan inc 866 third avenue;1996: 114-8. Robbins SP. Perilaku organisasi, jilid I. Jakarta: gramedia Pustaka Utama; 2003 Sanjaya W. Perencanaan dan desain sistem pembelajaran. Jakarta: Kencana; 2010. Satrianegara (2009). Buku Ajar Organisasi Dan Manajemen Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Taba H. Curriculum development: theory into practice. Edisi ke-2. New York: Macmillan Publish co.inc; 1962. Tim Dinkes Provinsi Lampung. Profil Kesehatan Provinsi Lampung Tahun 2010. Tjiptono F, Candra G. Service quality satisfaction. Sydney & Jakarta: penerbit Andi; 2004. Tjiptono F. Manajemen jasa. Yogyakarta: penerbit Andi; 2006. Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003. Sistem pendidikan nasional. Bandung: Citra Umbara; 2003. Prihatin E. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan dan loyalitas [16156]