DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI DI KELURAHAN GONDORIYO NGALIYAN SEMARANG

Rina Harwati Wahyuningsih Akademi Kebidanan Giri Satria Husada Wonogiri ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

Oleh : Suharno, S.Kep.,Ners ABSTRAK

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

GASTER Vol. 11 No. 2 Februari Wahyuningsih Akademi Giri Husada Wonogiri. Abstrak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. Kementerian Kesehatan RI, World Health Organization (WHO) dan

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYUSUI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2012 yang sebesar 48,6%. Persentase pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

Hikmatul Khoiriyah Akademi Kebidanan Wira Buana ABSTRAK

BAB l PENDAHULUAN. pada angka 26 kematian per kelahiran hidup (WHO, 2014). Beberapa

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

HUBUNGAN KETERTARIKAN IKLAN SUSU FORMULA DENGAN PEMBERIAN ASI EKKSLUSIF DI POSYANDU DESA KEMUDO PRAMBANAN KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

DAMPAK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN SAKIT PADA BAYI USIA 6-12 BULAN DI KABUPATEN KLATEN

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

GAMBARAN KETIDAKBERHASILAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAPURAN RAYA

serta suami sangat dibutuhkan. Karena pikiran pikiran negatif atau rasa kurang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DINI DENGAN KEJADIAN KONSTIPASI PADA BAYI DIBAWAH UMUR 6 BULAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

Suci Trisnawaty Djunu, Dian Saraswati, Vik Salamanja 1 Jurusan S1 Keperawatan Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh kembang bayi pada tahun pertama sangat penting untuk. diperhatikan, oleh karena itu bayi merupakan harapan penerus bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini di BPS Hj. Umah Kec. Cidadap Kel. Ciumbuleuit Kota Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU KACA PIRING, KOTA PALANGKA RAYA

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditangani dengan serius. Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi, terhadap kekurangan gizi (Hanum, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

II. METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF NASKAH PUBLIKASI

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. keberlangsungan bangsa, sebagai generasi penerus bangsa anak harus dipersiapkan

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

HUBUNGAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial dalam masa transisi menjadi seorang ibu. (Afiyanti, 2003) Minggu-minggu pertama setelah kelahiran bayi,

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Pemberian ASI Eksklusif Di Indonesia

PENGARUH PUTING SUSU LECET TERHADAP PENERAPAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KEBAKKRAMAT I KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

HUBUNGAN ANTARA PERAN IBU BALITA DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI DENGAN STATUS GIZI PADA BALITA. Kata Kunci: Peran, ibu balita, gizi, status gizi.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL DENGAN PELAKSANAAN PERAWATAN PAYUDARA

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Program Studi S-1 STIKes Kusuma Husada Surakarta

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Upaya peningkatan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. termasuk anak, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui dengan kegiatan pokok

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai. kehidupannya dengan cara yang paling sehat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan


FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan susu yang tepat untuk bayi karena susu ini khusus diproduksi ibu

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman lain atau disebut dengan ASI Eksklusif dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air Susu Ibu (ASI) merupakan anugerah dari Tuhan yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang.

GAMBARAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU MENYUSUI DALAM PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DI SURADADI TAHUN

Dukungan Suami dengan Kemauan Ibu Hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif 62

Pengetahuan Tentang Proses Menyusui Pada Ibu Nifas di RS Mardi Rahayu Kudus 20

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

2015 GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI POSYANDU PADASUKA RW 06 DAN RW 12 KELURAHAN PADASUKA KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. ASI merupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar belakang. Air susu ibu (ASI) merupakan air susu yang berasal dari payudara ibu. Di

Transkripsi:

DUKUNGAN SUAMI TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA KORIPAN KECAMATAN SUSUKAN Wahyu Setya Ningsih 1), Ari Andayani 2) 1 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: wahyusetya14@yahoo.co.id 2 Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo email: arianday83@yahoo.co.id Abstrak Menurut laporan World Health Organization (WHO) tahun 2004 bahwa ditemukan sekitar 15% dari bayi diseluruh dunia yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan, sedangkan 85% yang lain sudah diberikan makanan pendamping ASI. Menurut World Health Organization (WHO) 2010 sebanyak 1,5 juta balita 0-6 bulan meninggal akibat pemberian makanan tambahan sebelum waktunya serta pemberian ASI Eksklusif di Indonesia sekitar 52% ibu telah memberikan ASI Eksklusif dan 48% telah diberi makanan tambahan. Kurang dukungan suami juga dapat mengganggu proses pemberian ASI secara eksklusif, sehingga peran suami harus mendapatkan perhatian. Hasil wawancara pada bulan September 2013 di Desa Koripan Kec. Susukan, kunjungan posyandu ibu yang memiliki bayi di bawah usia 2 tahun sebanyak 54 orang dan hanya 30 ibu yang memiliki riwayat menyusu secara eksklusif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif di desa Koripan kecamatan Susukan. Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik sampling total populasi. Sampel yang digunakan yaitu ibu menyusui secara eksklusif di wilayah Desa Koripan kecamatan Susukan yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh dari data primer (kuesioner). Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat untuk menggambarkan variabel dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif.hasil penelitian yang didapatkan mengenai dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif adalah sebagian besar suami mendukung ibu dalam pemberian ASI eksklusif (56,7%). Diharapkan bidan untuk meningkatkan sosialisasi terhadap ibu menyusui dan suami mengenai pemberian ASI eksklusif pada bayi serta suami diharapkan menjalankan perannya sebagai ayah menyusui, dan sebagai support sistem bagi ibu agar dapat memberikan ASI eksklusif. Kata Kunci : Dukungan suami, ASI eksklusif 1. PENDAHULUAN Latar Belakang ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi dan juga sebagai zat pelindung yang dapat mencegah terjadinya penyakit infeksi pada bayi, karena kandungan ASI sesuai untuk masa pertumbuhan dan perkembangan bayi. ASI mengandung sel darah putih, antibodi, hormon serta zat yang dapat membunuh bakteri dan virus, sehingga angka kesakitan dan angka kematian bayi berkurang, karena ASI dapat mencegah reaksi alergi dan asma. ASI mempunyai suhu yang sesuai dan ASI lebih mudah disiapkan dan mudah dicerna (Roesli, 2008). Keuntungan bayi yang disusui secara eksklusif adalah kecukupan zat gizi yang dikandung dalam ASI sehingga dapat menjamin pertumbuhan yang normal. Menyusui secara eksklusif dilakukan sampai umur 6 bulan, pada bayi cukup bulan maupun bayi prematur atau berat lebih rendah (Suradi, 2003 : 3). Penelitian menunjukkan bahwa kenaikan berat badan bayi yang diberi susu formula terlalu banyak, sedangkan kenaikan berat badan bayi dengan ASI eksklusif normal. ASI menghindarkan kegemukan kelak bila ia besar. ASI dapat meningkatkan IQ bayi sampai 12,9 poin. Bayi ASI eksklusif memiliki bentuk rahang dan gigi yang bagus, dan mempunyai penglihatan yang lebih baik (Roesli, 2005 : 34). Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah kematian balita sebanyak 13%. Pemberian makanan pendamping ASI pada saat dan jumlah yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 6%, sehingga pemberian ASI secara eksklusif selama 6 bulan dilanjutkan dengan pemberian ASI sampai >2 tahun bersama makanan pendamping ASI yang tepat dapat mencegah kematian balita sebanyak 19% (Suradi, 2008). 163

Menurut laporan WHO tahun 2004 bahwa ditemukan sekitar 15% dari bayi diseluruh dunia yang diberi ASI eksklusif selama 6 bulan, sedangkan yang lain sudah diberikan makanan pendamping ASI. Lebih kurang 1,5 juta anak meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Hampir 90% kematian anak balita terjadi di negara berkembang, maka dari itu WHO menganjurkan agar bayi diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama, sebab terbukti bahwa menyusui eksklusif selama enam bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya dibandingkan dengan menyusu selama empat bulan (BKKBN, 2004). Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, karena itu untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal, ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 (dua) tahun. Namun kendalanya yaitu pada ibu bekerja dimana tidak bisa memberikan ASI eksklusif secara optimal. Hal ini terjadi karena informasi mengenai ASI Eksklusif belum sepenuhnya dapat diterima oleh ibu. Cakupan ASI eksklusif di Kabupaten Semarang pada tahun 2012 sebesar 16,7% dibandingkan tahun 2011 yang sebesar 34,41%, angka ini mengalami penurunan drastis lebih dari separuhnya (DKK Semarang, 2012). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 di Indonesia pemberian ASI baru mencapai 15,3% dan pemberian susu formula meningkat tiga kali lipat dari 10,3% menjadi 32,5%. Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kementerian Kesehatan, Budiharja, menyatakan bahwa angka ini cukup memprihatinkan. Ia menilai rendahnya kesadaran masyarakat dalam mendorong peningkatan pemberian ASI masih relatif rendah, termasuk di dalamnya kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat akan pentingnya ASI. Tidak sedikit bayi yang berumur 2 bulan sudah diberi makanan pendamping, hal ini salah satunya dikarenakan faktor kebiasaan dan kurangnya pengetahuan Ibu terhadap manfaat ASI. UNICEF memperkirakan bahwa pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan dapat mencegah kematian 1,3 juta anak berusia dibawah 5 tahun. Suatu penelitian di Ghana pada tahun 2001 yang diterbitkan dalam jurnal pedratrics menunjukkan 16% kematian bayi dapat dicegah melalui pemberian ASI pada Ibu sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik menjadi 22% jika pemberiaan ASI dimulai 1 jam pertama setelah melahirkan (Dinkes RI, 2008). Kurang mendapat dukungan dari suami juga dapat mengganggu proses pemberian ASI secara eksklusif, sehingga peran suami harus mendapatkan perhatian khusus karena dari berbagai penelitian di Indonesia maupun luar negeri, diketahui banyak suami yang merasa tidak nyaman melihat kegiatan menyusui, bahkan murka bila sang istri lebih memilih merawat bayinya ketika sang suami membutuhkan bantuannya. Demi akan mencari tempat yang menyediakan ruang laktasi sehingga bayi akan tetap bisa menyusu pada sang ibu (Wordpres.com). Memberikan semangat dalam bentuk afirmasi positif. Kendala yang biasa dialami ibu saat menyusui adalah hilang kepercayaan diri kalau dia bisa menyusui. Misalnya, bila sang ayah sampai mengatakan Sepertinya bayi masih lapar, mungkin perlu tambahan susu formula bisa runtuh kepercayaan diri untuk menyusui. Suami adalah orang yang dipercaya istri, jadi suami harus ingat untuk bersikap positif selama istri menyusui. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September 2013 di desa Koripan kecamatan Susukan, dari hasil wawancara kunjungan ibu yang memiliki bayi di bawah usia 2 tahun, terdapat ibu yang menyusui sebanyak 54 orang, yang mempunyai riwayat menyusui bayinya secara eksklusif hanya 30 orang, dengan alasan dukungan suami diantaranya yaitu untuk menghemat biaya, suami ingin melihat anaknya tumbuh sehat, serta tidak bingung untuk memilih susu formula yang tepat untuk bayinya, sisanya tidak menyusui secara eksklusif karena berbagai alasan seperti suami menyuruh Ibu untuk memberikan susu formula kepada bayinya karena bayi masih kelihatan lapar, Ibu bekerja, Ibu malu menyusui di tempat umum. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, muncul permasalahan yaitu Bagaimana Dukungan Suami tentang Pemberian ASI Eksklusif di desa Koripan kecamatan Susukan?. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui dukungan suami tentang pemberian ASI eksklusif di desa Koripan kecamatan Susukan. 2. Tujuan Khusus Untuk mengetahui dukungan suami (informatif, perhatian emosional, bantuan instrumental, bantuan penilaian) tentang pemberiaan ASI eksklusif di desa Koripan kecamatan Susukan dan untuk mengetahui 164

pelaksanaan pemberiaan ASI eksklusif pada bayi di desa Koripan kecamatan Susukan. Manfaat Penelitian 1. Bagi ibu menyusui Penelitian ini diharapkan bermanfaat langsung bagi ibu untuk membuka wawasan pengetahuan ibu menyusui tentang pentingnya dukungan suami dalam proses menyusui di desa Koripan Kec. Susukan. 2. Bagi suami/keluarga Penelitian ini diharapkan mampu memotivasi suami dan keluarga dalam memberikan dukungan pada ibu yang menyusui. 3. Bagi bidan Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi bidan mengenai pentingnya memberikan penjelasan tentang dukungan suami kepada para suami dalam menyukseskan program ASI eksklusif dan sebagai data dasar bagi bidan untuk meningkatkan mutu pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). 4. Bagi pengembangan ilmu Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pentingnya dukungan suami tentang keberhasilan menyusui secara eksklusif. 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik sampling total population. Sampel yang digunakan yaitu ibu yang mempunyai riwayat menyusui eksklusif di wilayah Desa Koripan kecamatan Susukan yang berjumlah 30 orang. Data diperoleh dari kuesioner yang dibagikan tanggal 5 dan 6 Juni 2014 saat posyandu rutin tiap bulan dan door to door ke rumah ibu yang mempunyai riwayat menyusui yang tidak datang. Analisa data yang digunakan analisis univariat untuk menggambarkan variabel dukungan. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Informatif Suami tentang Pemberian ASI Eksklusif Dukungan Informatif F % Tidak Mendukung 14 46,7 Mendukung 16 53,3 Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mendapatkan dukungan informatif dari suami tentang pemberian ASI Eksklusif 53,3% dan yang tidak mendapatkan dukungan dari suami 46,7%. Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Emosional suami tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Dukungan Emosional F % Tidak mendukung 18 60,0 Mendukung 12 40,0 Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang tidak mendapatkan dukungan emosional dari suami tentang pemberian ASI Eksklusif sebanyak 60,0% dan hanya 40,0% mendapatkan dukungan dari suami. Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Instrumental Suami tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Dukungan Instrumental F % Tidak Mendukung 9 30,0 Mendukung 21 70,0 Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mendapatkan dukungan instrumental dari suami tentang pemberian ASI Eksklusif 70,0% dan hanya 30,0% yang tidak mendapatkan dukungan dari suami. Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Penilaian Suami tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa Dukungan Penilaian F % Tidak Mendukung 9 30,0 Mendukung 21 70,0 Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang mendapatkan dukungan penilaian dari suami tentang pemberian ASI Eksklusif 70,0% dan hanya 30,0% yang tidak mendapatkan dukungan dari suami. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Suami tentang Pemberian ASI Eksklusif di Desa Dukungan Suami F % Tidak mendukung 13 43,3 Mendukung 17 56,7 Tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar suami mendukung responden dalam pemberian 165

ASI Eksklusif 56,7% dan hanya 43,3% tidak mendukung. Pembahasan 1. Dukungan Informatif Berdasarkan hasil penelitian tabel 1 mengenai distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan informatif mendapatkan dukungan suami sebanyak 16 responden (53,3%) dan yang tidak mendapatkan dukungan suami sebanyak 14 responden (46,7%). Berdasarkan analisis dukungan informatif dengan hasil ibu mendapatkan dukungan informatif dari suami tersebut, kemungkinan juga terjadi dari faktor pendidikan dikarenakan fungsi pendidikan dapat membantu seseorang dalam memperoleh informasi khususnya dalam pemberian ASI eksklusif. Sebagian besar pendidikan responden berlatar belakang tamat SMA/MA (50.0%) sehingga responden dirasa cukup dapat bersosialisai dengan orang lain untuk mendapatkan informasi-informasi baru tenang kesehatan khususnya ASI eksklusif. Pendidikan yang baik mampu mengajak orang lain baik individu, keluarga ataupun masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. 2. Dukungan Emosional Tabel 2 distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan emosional mendapatkan dukungan suami sebanyak 12 responden (40%) dan yang tidak mendapatkan dukungan suami sebanyak 18 responden (60%). Berdasarkan analisis tersebut menyatakan bahwa keluarga sebagai tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatiaan, mendengarkan dan didengarkan. Bentuk dukungan ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan baik. 3. Dukungan Instrumental Tabel 3 distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan instrumental mendapatkan dukungan suami sebanyak 21 responden (70%), dan yang tidak mendapatkan dukungan suami sebanyak 9 responden (30%). Dukungan instrumental terdapat 4 pertanyaan yaitu nomor 10 sampai dengan 13. Ibu yang menyatakan bahwa suami mendukung, paling banyak terdapat pada soal nomor 12 dengan pernyataan jika pada bangun pada malam hari suami ikut bangun menemani ibu yang sedang menyusui. Hal ini dikarenakan suami memberikan dukungan dengan menyediakan waktu luang untuk menemani ibu saat menyusui bayinya dimalam hari dengan tujuan ibu akan merasa nyaman dan tenang apabila suami berada di sisinya saat ibu menyusui. Suami juga dapat memberikan dukungan instrumental kepada ibu misalnya seperti suami membantu menyediakan peralatan ketika ibu sedang memerah ASI, membantu menyediakan perlengkapan ketika ibu melakukan perawatan payudara, serta membantu menyendawakan bayi ketika bayi selesai menyusu. 4. Dukungan Penilaian Tabel 4 distribusi frekuensi responden berdasarkan dukungan penilaian menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 21 responden (70%) dan yang tidak mendapatkan dukungan suami sebanyak 9 responden (30%). Terdapat soal nomor 14 sampai dengan 18. Ibu yang menyatakan mendapat dukungan suami paling banyak terdapat pada soal nomor 14 dengan pernyataan suami selalu membelikan makanan kesukaan saya karena saya memberikan ASI kepada bayi. Suami memiliki persepsi jika ibu diberi penghargaan saat ibu menyusui bayinya, ibu akan lebih termotivasi untuk selalu memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan analisis tersebut menyatakan bahwa dukungan penilaian, keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik. Suami membimbing dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan, perhatian. 5. Gambaran Dukungan Suami tentang Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan penelitian tabel 5 mengenai gambaran dukungan suami tentang pemberian ASI Esklusif yang mendapatkan dukungan suami sebanyak 17 responden (56,7%) dan yang tidak mendapatkan dukungan suami sebanyak 13 responden (43,3%). Ini dikarenakan sebagian besar ibu mendapatkan 166

dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif kepada bayinya. 2. Dukungan suami dapat diterjemahkan sebagai sikap penuh pengertian yang ditunjukan dalam bentuk pemberian informasi, dukungan fisik berupa kerjasama yang positif seperti membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, membantu mengurus anak-anak, serta memberikan dukungan moral, emosional terhadap pekerjaan istrinya 4. KESIMPULAN 1. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 16 responden (53,3%) mendapatkan dukungan informatif dari suami. 2. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 18 responden (60,0%) tidak mendapatkan dukungan emosional dari suami. 3. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 21 responden (70,0%) mendapatkan dukungan instrumental dari suami. 4. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 21 responden (70,0%) mendapatkan dukungan penilaian dari suami. 5. Sebagian besar responden yaitu sebanyak 17 responden (56,7%) mendapatkan dukungan dari suaminya, baik dukungan informatif, dukungan emosional, dukungan instrumental, dan dukungan penilaian. Saran 1. Bagi petugas kesehatan Diharapkan agar tenaga kesehatan untuk lebih giat memberikan pengarahan kepada ibu-ibu menyusui serta suami tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif. 2. Bagi Masyarakat a. Bagi suami agar lebih memberi dukungannya yaitu dukungan emosional kepada istrinya untuk memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. b. Bagi para ibu agar tetap memberikan ASI nya sampai bayi berumur 6 bulan.. 5.REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta Bahiyatun. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Chaniago.2002.http/www.google.co.id Depkes, RI. 2004. Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi, Available: http://www. depkes. co.id. Dinkes, RI. 2008. Pemberiaan ASI Eksklusif. Retrieved March 23,201.http://etd.eprints. ums.ac.id. Dyan Wahyuningsih, Machmudah. 2012. Dukungan Suami dalam Pemberian ASI Eksklusif. S1 Keperawatan Universitas Muhammadiyah Semarang Kemenkes. RI. 2008. Peraturan Bersama Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan Menteri Kesehatan. Jakarta : RI Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Maryunani, Anik. 2012. ASI Eksklusif. Jakarta: CV. Trans Info Media Meiliasari, Mila. 2002. Menyusui Bukan Hanya Tugas Ibu diambil dari http://cyberwoman.cbn.net.id/ Notoatmodjo, S. (2007). Metodologi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Prasertawati. 2011. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika Potter dan Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep Proses dan Praktek, Alhi Bahasa Yunani, dkk. Jakarta : EGC PP RI no. 33, 2012. Pemberian ASI Eksklusif. Jakarta : RI Rini, J. 2002. Wanita Bekerja. http://www. epsikologi.com. 167