BAB I PENDAHULUAN. pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi pemicu kenaikan jumlah nominal utang pemerintah Indonesia (DJPU,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I. Surat Utang Negara (SUN) atau Obligasi Negara. Sesuai dengan Pasal 1 Undang-

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Di era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pembiayaan alternatif selain pembiayaan melalui perjanjian pinjaman (loan

BAB I PENDAHULUAN. dari penelitian yang akan dilakukan yang berhubungan dengan pengaruh. manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

PENDAHULUAN. seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain (Amin, 2012). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

I. PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu daya tarik bagi para investor karena dengan

MEMILIH INVESTASI REKSA DANA TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini variabel terikat (dependent variabel) yang digunakan adalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara (Samsul, 2006:43).

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah liberalisasi sektor keuangan di Indonesia bisa dilacak ke belakang,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun lebih dari itu, kegiatan mengelola

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat signifikan, yaitu perkembangan dunia bisnis. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. yang dialami sebagian besar emiten, penurunan aktivitas dan nilai transaksi, serta kesulitan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

BAB V PENUTUP. likuiditas (CR) dan financial leverage (DR) terhadap profitabilitas pada perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. akan sangat mempengaruhi iklim usaha di Indonesia. Para pelaku bisnis harus

BAB I PENDAHULUAN. saat ini untuk mendapatkan hasil yang lebih besar dimasa yang akan datang. Atau bisa juga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah alat bagi seorang investor untuk meningkatkan nilai aset

BAB I PENDAHULUAN. baik peringkat obligasi yang diperdagangkan maka return yang diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sektor finansial menjadi sektor yang paling parah terkena dampaknya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

BAB 5 PENUTUP. moneter melalui jalur harga aset finansial di Indonesia periode 2005: :12.

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) yang akan menerima

BAB I PENDAHULUAN. Peramalan merupakan unsur yang penting dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

BAB I PENDAHULUAN. krisis ekonomi yang mengguncang Asia. Krisis ekonomi tersebut menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. tapak maupun apartemen yang dibangun oleh pengembang. Keputusan Bank Indonesia untuk menaikan Down Payment untuk kredit

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh ProdukDomestikBruto (PDB),

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, NILAI KURS DOLLAR AMERIKA DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. September sampai Oktober Situasi ini membuat rekening modal dan

BAB I PENDAHULUAN. Konsumtifnya masyarakat Indonesia terlihat dari pertumbuhan ekonomi

Nama : Ismi Dwi Djuanasari NPM : Jurusan : Manajemen (S1) Pembimbing : Ekaning Setyarini SE., MM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melakukan hedging kewajiban valuta asing beberapa bank. (lifestyle.okezone.com/suratutangnegara 28 Okt.2011).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti, apakah faktor fundamental

BAB I PENDAHULUAN. diterima untuk tiap investor. Tujuan utama dari aktivitas pasar modal adalah

1 PENDAHULUAN. Tabel 1 Perkembangan obligasi korporasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan antara pihak yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa bersifat tarif tetap (fixed rate), tarif mengambang (floating rate) maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dapat memperoleh dana dengan menerbitkan saham dan dijual dipasar

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (subprime mortgage default) di Amerika serikat. Krisis ekonomi AS

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut Indeks harga saham. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Indeks Saham Syariah

ANALISIS PENGARUH KURS VALAS, LAJU INFLASI DAN SUKU BUNGA DEPOSITO TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA)

BAB I PENDAHULUAN. dari kegiatan tersebut dan juga mengharapkan dana yang diinvestasikan akan

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB 1 PENDAHULUAN. telah memperlihatkan kemajuan seiring dengan perkembangan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. beredar juga mempengaruhi perekonomian. Dengan berkurangnya jumlah yang. mengganggu aktivitas perekonomian nasional.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi di era globalilasi seperti sekarang, banyak masalah yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

METODE PENELITIAN. Data penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data runtun waktu (time

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

III. METODE PENELITIAN. diperoleh dari Yahoo Finance dan Bank Indonesia (BI). Data yang digunakan

PENGARUH INFLASI, SUKU BUNGA SBI, DAN NILAI TUKAR RP/USD TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG)

DAFTAR ISI. ABSTRAK...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...x DAFTAR GAMBAR...xi DAFTAR GRAFIK...xii DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang signifikan. Setelah melihat kesuksesan bank-bank syariah yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa yang akan datang (Tandelilin, 2000). Kegiatan investasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Investasi obligasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dengan surat utang (debt instrument), misalnya obligasi. Keuntungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia maupun yang belum terdaftar, yang sudah go public. maupun yang belum go public sangat membutuhkan pasar keuangan

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI, KURS, INFLASI, INDEKS KLSE, INDEKS PSEI DAN INDEKS STI TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat

PERENCANAAN INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Terjadinya pelarian modal ke luar negeri ( capital flight)

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber pendanaan suatu perusahaan bisa didapatkan dari dua jenis pendanaan, yaitu modal sendiri dan utang. Utang bisa didapatkan melalui sistem perbankan dalam bentuk kredit, atau dari bantuan pemerintah baik dalam negeri maupun dari organisasi keuangan dunia seperti International Monetary Funding (IMF), atau bisa juga melalui sistem pasar modal. Pada pendanaan melalui pasar modal, terdapat beberapa daya tarik yang membuat pasar modal lebih dipilih (Husnan, 2009, h.4) yaitu: 1. Pasar modal diharapkan dapat menjadi alternatif penghimpunan dana selain sistem perbankan. 2. Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi risiko mereka. Pada sistem pendanaan perbankan, perolehan dana diperoleh dari masyarakat dan kemudian menyalurkan dana tersebut ke pihak pihak yang membutuhkan dalam bentuk kredit (utang). Pada akhirnya terdapat keterbatasan dalam menggunakan utang tersebut terutama jika dibandingkan antara utang dan modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila utang semakin besar, maka pada akhirnya perusahaan juga akan membatasi diri dalam perluasan usahanya. 1

Obligasi lebih dipilih oleh perusahaan karena yang paling mudah dan lebih murah dilakukan oleh perusahaan jika dibandingkan ketika perusahaan harus utang kepada bank. Bagi beberapa investor, obligasi dapat digunakan sebagai alternatif diferensiasi investasi dalam portofolionya. Dengan membeli obligasi, investor akan lebih diuntungkan karena pada dasarnya yield (bunga) yang diberikan perusahaan lebih besar daripada bunga deposito yang diberikan bank. Oleh karena itu obligasi dapat sama-sama memberikan keuntungan baik bagi perusahaan maupun pembeli obligasi dalam hal ini para investor. Husnan (2009, h.5) menggambarkan skema perbandingan biaya penghimpunan dana dari bank dan pasar modal seperti yang terdapat pada Gambar 1.1. Jika dilihat dari alur aliran dana seperti yang tertera dalam Gambar 1.1, maka dapat dilihat bahwa dengan menerbitkan obligasi, perusahaan dapat membayar bunga lebih kecil yaitu 15% ditambah dengan biaya emisi kepada pemilik obligasi, dan pemegang obligasipun bisa mendapat bunga lebih besar (15%) daripada bunga deposito bank yang hanya 11-13%. Beberapa investor baik dari dalam maupun dari luar negeri banyak yang menginvestasikan dana mereka dalam bentuk obligasi terutama untuk obligasi pemerintah karena lebih cenderung memiliki tingkat risiko gagal bayar yang rendah, sehingga bagi para investor dengan perilaku risk averse (bukan pengambil risiko) akan lebih tepat untuk memilih Obligasi Pemerintah. 2

Pemilik Dana Pemilik Dana Pemilik Dana Menerima 11-13% Menerima 15% Perusahaan Membayar 18-19% Bank Perusahaan Membayar Jumlah yang Sama Plus Biaya Emisi Yang Memerlukan Dana Gambar 1.1 Perbandingan Biaya Penghimpunan Dana dari Bank dan Pasar Modal Sumber : Husnan 2009, h.5 Perusahaan non-pemerintah seperti perusahaan swasta, juga melakukan pendanaan dengan cara yang sama dalam bentuk obligasi korporat. Data Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa kepemilikan obligasi baik untuk obligasi Korporat maupun obligasi pemerintah di Indonesia sendiri dari 2009-2013 semakin meningkat seperti pada Tabel 1.1. Permasalahan utama dalam pengeluaran obligasi adalah ketika jatuh tempo, apakah perusahaan dapat membayarkan utangnya atau tidak. Dalam perjalanannya dibutuhkan kebijakan kebijakan agar dalam 3

pelaksanaannya tidak asal-asalan yang kemudian bisa merugikan negara karena masalah gagal bayar ketika obligasi jatuh tempo. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi yield spread obligasi sendiripun sudah banyak dilakukan, namun sebagian besar dilakukan di luar negeri. Di Indonesia sendiri untuk penelitian mengenai obligasi masih sedikit. Padahal untuk perusahaan yang menggunakan pendanaan melalui obligasi korporat di Indonesia sendiri banyak sekali seperti terlihat pada Gambar 1.2 berikut. Gambar 1.2 Kepemilikan Obligasi (Dalam Trillion Rp) Sumber : Indonesia Bond Market Directory 2013-2014 BEI Prastowo dan Chawwa (2009) mengatakan bahwa penerbitan dan pasar sekunder untuk obligasi korporat di Indonesia dimulai sejak tahun 1983 dan mengalami lonjakan pada tahun 2003 hingga puncaknya terjadi pada tahun 2007 dan kemudian mengalami penurunan pada tahun 2008 akibat terjadinya krisis keuangan global. Prastowo dan Chawwa (2009) juga 4

mengatakan bahwa terdapat dua faktor yang menyebabkan lonjakan penerbitan dan pasar sekunder untuk obligasi, yaitu pertama semakin berkembang dan maraknya transaksi di pasar sekunder obligasi pemerintah (Surat Utang Negara, SUN) yang digunakan untuk program rekapitalisasi perbankan dan kedua adalah kondisi ekses likuiditas di sektor keuangan yang terjadi sampai dengan pertengahan tahun 2008 juga mendorong aktivitas perdagangan obligasi korporat. Penelitian yang sudah dilakukan di Indonesia khususnya untuk obligasi korporat belum banyak dilakukan. Oleh karena itu penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi yield spread obligasi Korporat di Indonesia masih relevan untuk dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan non-pemerintah yang mengeluarkan obligasi korporat dalam kaitannya dengan kebijakan penerbitan obligasi korporat serta menjadi masukan bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi dalam portofolio mereka. Menurut Darmin (2012), meningkatnya rating di Indonesia menyebabkan pasar obligasi baik pemerintah maupun korporat di Indonesia semakin menarik dan menjanjikan. Obligasi korporat merupakan obligasi dengan tingkat perdagangan yang rendah atau dengan kata lain merupakan obligasi yang tidak likuid, berbeda dengan obligasi negara salah satu alasannya karena tingkat risiko obligasi korporat yang lebih besar. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis dengan jangka panjang. Namun dalam perjalanan mencapai keseimbangan/ ekuilibrium jangka panjang (kointegrasi), tentu akan terjadi beberapa 5

deviasi/ penyimpangan/ diskrepansi. Deviasi ekuilibrium inilah yang harus dikoreksi secara tahap demi tahap melalui model series parsial penyesuaian jangka pendeknya agar tercapai keseimbangan dalam penelitian. Penelitian dengan menggunakan deret waktu, apabila data yang digunakan tidak stasioner maka model regresi yang terbentuk menghasilkan koefisien determinasi ganda (R 2 ) yang relatif tinggi namun statistik Durbin- Watson yang rendah. Tingginya statistik (R 2 ) dan rendahnya statistik Durbin-Watson dari suatu model, merupakan tanda bahwa hasil dugaan tersebut adalah regresi lancung (spurious regression) yang mengakibatkan pendugaan koefisien regresi menjadi tidak valid (Engle dan Granger, 1987). Terdapat metode yang dapat digunakan untuk mengatasi persoalan variabel dengan deret waktu yang tidak stasioner (nonstationary) dan regresi lancung (spurious regression), metode tersebut adalah Error Correction Model (ECM). Error Correction Model (ECM) digunakan dalam penelitian untuk melakukan koreksi atas ketidakseimbangan yang dapat terjadi antara variabel dalam model (Gujarati, 2004). 2.1 Rumusan Masalah Kumar A (2012) 1 dalam penelitiannya menemukan bahwa faktor makroekonomi yang paling berpengaruh terhadap yield spread obligasi di Indonesia adalah faktor Inflasi, sementara IHSG juga memiliki pengaruh yang signifikan, akan tetapi dalam jangka yang lebih panjang. Berbeda 1 Anup Kumar 2012, meneliti tentang Pengaruh Makroekonomi terhadap Yield Spread Obligasi Indonesia berdenominasi Rupiah. 6

dengan Kumar A (2012), Kumar B (2012) 2 mengatakan bahwa yang paling berpengaruh adalah Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10 tahun. Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Chee dan Fah (2013). Mereka meneliti mengenai obligasi pemerintah dan mengatakan bahwa investor dan pemerintah menghadapi kesulitan dalam menganalisis tren pasar obligasi pemerintah. Menurut Ahmad, et al (2009), perkembangan obligasi di Malaysia juga berkembang pesat dan dari penelitiannya menyebutkan bahwa suku bunga sangat berpengaruh dalam yield spread obligasi. Ahmad, et al juga menambahkan, meskipun kepemilikan obligasi korporat di Indonesia semakin meningkat, akan tetapi tidak diketahui secara jelas penyebab perubahan yield spread. Chee dan Fah (2013) juga mengatakan bahwa dalam jangka pendek faktor yang paling mempengaruhi adalah tingkat suku bunga, dan faktor yang paling mempengaruhi dalam jangka yang lebih panjang adalah nilai tukar mata uang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa para investor masih kesulitan dalam menganalisis tren pasar obligasi. Hal tersebut tidak akan menjadi suatu permasalahan yang besar ketika investor memilih obligasi pemerintah dimana memiliki preferensi risiko yang lebih rendah, sedangkan untuk obligasi korporat memiliki preferensi risiko yang lebih tinggi, akan menjadi suatu permasalahan ketika perusahaan (yang mengeluarkan obligasi korporat) dan 2 Anil Kumar 2012, meneliti tentang Pengaruh Makroekonomi terhadap Yield Spread Obligasi Indonesia berdenominasi US Dollar. 7

atau investor tidak memahami faktor yang mempengaruhi yield spread yang mungkin dapat menimbulkan default (gagal bayar). Oleh karena itu studi ini memotivasi penulis untuk meneliti pengaruh variabel tersebut di atas terhadap yield spread obligasi korporat di Indonesia 3.1 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah inflasi Indonesia, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10 tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap rupiah, dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh secara simultan terhadap yield spread obligasi korporat di Indonesia? 2. Apakah inflasi di Indonesia, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10 tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap rupiah, dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpengaruh secara parsial terhadap yield spread obligasi korporat di Indonesia? 4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi Indonesia, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10 tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap 8

rupiah, dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara simultan terhadap yield obligasi korporat di Indonesia. 2. Menganalisis pengaruh tingkat inflasi Indonesia, Credit Default Swap (CDS) Indonesia 10 tahun, suku bunga, perubahan kurs dollar terhadap rupiah, dan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara parsial terhadap yield obligasi korporat di Indonesia. 5.1 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak seperti : 1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat membantu pengembangan teori-teori, terutama mengenai pasar modal khususnya obligasi. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya. 2. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dalam memahami faktor-faktor yang mempengaruhi yield spread obligasi, sehingga dapat membantu pengambilan keputusan investasi. 3. Bagi perusahaan yang mengeluarkan obligasi Korporat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan kebijakan terkait dengan penerbitan surat utang dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mempengaruhi yield. 9

6.1 Batasan Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dilakukan dalam rentang waktu 5 tahun yaitu mulai tahun 2009 hingga tahun 2013. 2. Penelitian ini menggunakan obligasi korporat dalam denominasi rupiah yang diterbitkan pada tahun 2009 dan belum jatuh tempo pada saat penelitian dilakukan. 3. Penelitian ini menggunakan lima variabel independen, yaitu tingkat suku bunga Indonesia yang diwakili oleh BI rate, Credit Default Swap (CDS) Pemerintah Indonesia 10 tahun, tingkat inflasi Indonesia, perubahan kurs US dollar terhadap rupiah, return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 7.1 Sistematika Penulisan Tesis Penulisan tesis terbagi ke dalam lima bab, dengan rincian masing masing bagian sebagai berikut. BAB I: PENDAHULUAN Bab pertama ini terdiri dari tujuh bagian. Bagian pertama menguraikan latar belakang masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Bagian kedua menjelaskan rumusan masalah. Bagian ketiga menyatakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab dalam penelitian ini. Bagian keempat menjelaskan tujuan penelitian. Bagian kelima memaparkan 10

manfaat penelitian. Bagian keenam menyatakan ruang lingkup penelitian. Bagian ketujuh menyajikan sistematika penulisan. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Bab kedua ini terbagi ke dalam tiga bagian utama. Bagian pertama menjelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka yang digunakan adalah mengenai pasar modal dan obligasi, istilah obligasi, obligasi pemerintah, obligasi Korporat, obligasi municipal, yield obligasi, yield dan harga obligasi, yield spread, penjelasan mengenai faktor faktor yang mempengaruhi obligasi dan pemaparan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Bagian kedua merupakan pemaparan pengembangan hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian ini. Bagian ketiga menjelaskan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu. BAB III: METODE PENELITIAN Bab ketiga ini terdiri dari lima bagian utama. Bagian pertama menjelaskan secara umum rancangan penelitian. Bagian kedua menjelaskan definisi operasional mengenai variabel dependen dan variabel independen yang digunakan dalam penelitian. Bagian ketiga menjelaskan populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian. Bagian keempat menjelaskan metode pengumpulan data. Bagian kelima menjelaskan tahapan pengolahan data yang digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian. 11

BAB IV: HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Bab keempat terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama menjelaskan analisis deskriptif data penelitian secara umum, seperti karakteristik data dan volatilitas data. Bagian kedua menjelaskan hasil pengujian terhadap hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Bagian ketiga merupakan pembahasan hasil hipotesis, baik dari aspek makroekonomi secara umum maupun dari aspek finansial secara khusus. BAB V: SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI Bab kelima terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama memaparkan simpulan yang didapatkan dari penelitian. Bagian kedua menjelaskan keterbatasan yang dihadapi penulis ketika melakukan penelitian. Bagian ketiga memaparkan rekomendasi yang dapat diajukan penulis yang mengacu kepada simpulan dan keterbatasan dalam penelitian. 12