DAFTAR PUSTAKA. Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow,

dokumen-dokumen yang mirip
Metodologi Penelitian

Gambar IV. 1 Kurva titrasi redoks garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pelaksanaan Persiapan Instruktur melakukan pengecekan kelengkapan sarana-prasarana sebelum praktikum dimulai, meliputi:

Preparasi Sampel. Disampaikan pada Kuliah Analisis Senyawa Kimia Pertemuan Ke 3.

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

13. Gilbert, G. L., (1976), A Buffer solution and its action, J.Chem.Ed, 53, Wiger, G. R., de la Comp, U., (1978), Conjugate acid base

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PRAKTIKUM II TITRASI ASAM BASA OLEH RONIADI SAGULANI 85AK14020

Catatan : Jika ph H 2 O 2 yang digunakan < 4,5, maka ph tersebut harus dinaikkan menjadi 4,5 dengan penambahan NaOH 0,5 N.

MODUL I Pembuatan Larutan

2. Analisis Kualitatif, Sintesis, Karakterisasi dan Uji Katalitik

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

Desikator Neraca analitik 4 desimal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

Titrasi Volumetri. Modul 1 PENDAHULUAN

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

KIMIA ANALITIK TITRASI ASAM-BASA

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI DENGAN INDIKATOR GABUNGAN DAN DUA INDIKATOR

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory


KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

Lampiran 1. Prosedur Analisis

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

BAHAN DAN ALAT-ALAT Bahan Serbuk Natrium khlorida mumi (NaCI), serbuk Kalium kromat (K 2 CrO4 ), serbuk Perak nitrat (AgNO 3), Air suling dan contoh m

BAB III METODE PENELITIAN

Pupuk dolomit SNI

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

PENENTUAN KADAR KLORIDA DALAM MgCl 2 DENGAN ANALISIS GRAVIMETRI

dimana hasilnya dalam bentuk jumlah atau bilangan kadar.

Titrasi Potensiometri

TESIS. Karya tulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Institut Teknologi Bandung. Oleh

Percobaan 6 Penentuan kadar Nikel (II) klorida dengan metoda gravimetri dan volumetri

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember sampai dengan Mei tahun 2014/2015.

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN 3 PENENTUAN BILANGAN KOORDINAI KOMPLEKS TEMBAGA (II)

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BABII TINJAUAN PUSTAKA. dioksida, oksidol dan peroksida, dengan rumus kimia H 2 O 2, ph 4.5, cairan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

Metodologi Penelitian

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

ESTERIFIKASI MINYAK LEMAK [EST]

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

Transkripsi:

42 DAFTAR PUSTAKA Alexeyev, V. (1994) : Quantitative Analysis A Textbook, Foreign Languages Publishing House, Moscow, 290-361. Amy L.Cox and James R.Cox. (August 2002) : Determining Oxidation-Reduction on a Simple Number Line, J. Chem. Edu, 79 (8), 965-967. Arifin, M. (2003) : Inovasi Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Kimia melalui Pendekatan Pembelajaran Praktikum Skala Mikro Berbasis Kompetensi di Jurusan Kimia UPI, Penelitian Dosen, Bandung : UPI, 6-15. Baharudin. (2000) : Analisis Kesulitan Siswa pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi- Oksidasi, Thesis pada Program Pasca Sarjana UPI, Bandung, Tidak diterbitkan, 1-10. Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., and Mendham, J. (1994) : Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Alih Bahasa : Hadyana, A.P dan Setiono, L,Ir. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 406-459. Bradley, J.D., Durbach, S., Bell, B., and J.Mungarulire, (November 1998) : Hands- On Practical Chemistry for All-Why and How, J. Chem. Edu, 75 (11), 1406-1407. Dick, J.G. (1973) : Analytical Chemistry, International Student Edition, McGraw- Hill Kogakusha LTD, Tokyo, 285-300. E. Harris, Walter., Kratochvie, Byron. (-) : An Introduction to Chemical Analysis, Sounders College Publishing, Philadelphia, 209-260. Fernando, Quintos&D.Ryan,Michael. (1997) : Kimia Analitik Kuantitatif, Edisi Pertama, Penerbit Andi Yogyakarta, 285-294. Firman, H. (2000) : Beberapa Pokok Pikiran tentang Pembelajaran Kimia di SLTA, Makalah pada diskusi Guru Kimia Aliyah Jawa Barat, BPG Bandung, [Online], Tersedia : http://www.harryfirman.com., diakses 15 Januari 2005. Harjadi., W. (1993) : Ilmu Kimia Analitik Dasar, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 119-127, 190-233. Henderleiter, J. and Pringle, D.L. (January 1999) : Effects of Context-Based Laboratory Experiments on Attitudes of Analytical Chemistry Students, J. Chem. Edu, 76 (1), 100-106.

43 Hiskia Ahmad. (2001) : Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Jakarta, 1-21. Hofstein, Avi and Lunetta. Vincent N, (1982) : The Role of Laboratory in Science Teaching : Neglected Aspects of Research, Rev. Edu. Res, 52(2), 201-217. Ivan A. Shibley Jr., Down M. Zimmaro, (June 2002) : The Influence of Collaborative Learning on Student Attitudes and Performance in an Introductory Chemistry Laboratory, J. Chem. Edu, 79 (6), 745-748. Khopkar, S.M. (1990) : Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerjemah : A. Saptorahardjo, Pendamping : Agus Nurhadi, Cetakan Pertama, Penerbit UI- Press, Jakarta, 48-58. Purba, Michael, (2002) : Kimia 3A untuk SMA Kelas XII, Penerbit Erlangga, Jakarta, 35-57. Pusat Kurikulum Depdiknas. (2003) : Model Pembelajaran pada Kurikulum Berbasis Kompetensi, [Online] : http://www.puskur.go.id., diakses 31 Juli 2006. Quane, Denis., (February 1971) : Redox Titration Calculations, J. Chem. Edu, 48 (2), A104-A105. Richardson, John N., Stauffer, Mark T., and Henry, Jennifer L. (January 2003) : Microscale Quantitative of Hard Water Samples Using an Indirect Potassium Permanganate Redox Titration, J. Chem. Edu, 80 (1), 65-67. Romey, D. William, (1978) : Inquiry Techniques for Teaching Science, Prentice-Hall. Inc, New Jersey, 18. Senkbeil, Edward G. (January 1999) : Inquiri-Based Approach to a Carbohydrate Analysis Experiment, J. Chem. Edu, 76 (1), 80-81. Suparno, P. (1997) : Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Penerbit Kanisius, Jogjakarta, 10-23. Underwood.,A.L., Day., R.A. (1983) : Analisa Kimia Kuantitatif, Edisi Keempat, Penerbit Erlangga, Jakarta, 283-305, 612-623. Williams, Kathryn R., (September 1998) : Automatic Titrators in the Analyical and Physical Chemistry Laboratories, J. Chem. Edu, 75 (9), 1133-1134.

44 Lampiran A Bagan Rancangan Penelitian A.1 Pembuatan Larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N Bagan rancangan pembuatan larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dapat dilihat pada Gambar B.1. berikut : Ditimbang 6 gr bahan K 2 Cr 2 O 7 pro analisis - Dipanaskan 30-60 menit - Didinginkan dalam desikator Ditimbang 4,9 gr - Dimasukkan dalam labu ukur 1 dm 3 - Dilarutkan dengan aqua dm hingga tanda batas Larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N Gambar A.1 Bagan rancangan pembuatan larutan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N A.2 Pembuatan Larutan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Bagan rancangan pembuatan larutan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dapat dilihat pada gambar berikut ini : Ditimbang 2,8206 gr Garam SnCl 2.2H 2 O - Dilarutkan dengan aqua dm dalam labu ukur 250 ml Larutan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Gambar A. 2 Bagan rancangan pembuatan larutan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M

45 A.3 Pembuatan Larutan KMnO 4 0,1 N Bagan rancangan pembuatan larutan KMnO 4 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Ditimbang 3,25 gr KMnO 4 pro analisis - Dimasukkan dalam gelas piala 1000 cm 3 - Ditambahkan 1 liter air Larutan KMnO 4 - Dipanaskan hingga mendidih (15-30 menit) - Didinginkan larutan hingga suhu ruang - Larutan disaring Filtrat (Larutan KMnO 4 0,1 N) - Disimpan dalam botol kaca berwarna gelap Distandarisasi dengan Natrium oksalat Gambar A. 3 Bagan rancangan pembuatan larutan KMnO 4 0,1 N

46 A.4 Pembuatan Larutan KBrO 3 0,1 N Bagan rancangan pembuatan larutan KBrO 3 0,1 N adalah sebagai berikut : 5,0 gr bubuk KBrO 3 pro analisis - Dikeringkan selama 12 jam pada 120 o C - Didinginkan dalam desikator Timbang 2,783 gr - Larutkan dalam 1 dm 3 aqua dm dalam labu ukur Larutan KBrO 3 0,1 N Gambar A. 4 Bagan rancangan pembuatan larutan KBrO 3 0,1 N A.5 Pembuatan Larutan Garam Mohr, (NH 4 ) 2 SO 4.FeSO 4.6H 2 O 0,1 M Bagan rancangan pembuatan larutan Garam Mohr, (NH 4 ) 2 SO 4.FeSO 4.6H 2 O 0,1 M dapat dilihat pada gambar di bawah ini : Ditimbang 9,80 gr Garam Mohr - Dilarutkan dengan aqua dm dalam labu ukur 250 ml - Ditambahkan H 2 SO 4 2 N setengah volume larutan - Larutan dihomogenkan Larutan Garam Mohr 0,1 M Gambar A. 5 Bagan rancangan pembuatan larutan garam Mohr, (NH 4 ) 2 SO 4.FeSO 4.6H 2 O 0,1 M

47 A.6 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 25 ml larutan 25 ml larutan garam Mohr 0,1 M garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Masing-masing larutan di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500 ml Masing-masing larutan di tambah 200 ml H 2 SO 4 2,5% Masing-masing larutan di tambah 5 ml H 3 PO 4 85% Masing-masing larutan di tambah 8 tetes indikator Na-DPAS Dicatat volume Masing-masing larutan Dicatat Esel larutan titik akhir dari dititrasi dengan oksidator setiap penambahan titrasi K 2 Cr 2 O 7 0,1 N volume tertentu titran Analisis Data : - Pembuatan kurva titrasi - Penentuan kadar ion Fe 2+ dan Ion Sn 2+ dalam masing-masing larutan garam Gambar A. 6 Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N

48 A.7 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator KMnO 4 0,1 N Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KMnO 4 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 25 ml larutan 25 ml larutan garam Mohr 0,1 M garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Masing-masing larutan di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml Masing-masing larutan di tambah 3 ml H 3 PO 4 85% Dicatat volume Masing-masing larutan Dicatat Esel larutan titik akhir dititrasi dengan oksidator setiap penambahan dari titrasi KMnO 4 0,1 N volume tertentu titran Analisis Data : - Pembuatan kurva titrasi - Penentuan kadar ion Fe 2+ dan Ion Sn 2+ dalam masing-masing larutan garam Gambar A. 7 Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KMnO 4 0,1 N

49 A.8 Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator KBrO 3 0,1 N Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KBrO 3 0,1 N dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 25 ml larutan 25 ml larutan garam Mohr 0,1 M garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Masing-masing larutan di masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml Masing-masing larutan di tambah 100 ml KBr 10% Masing-masing larutan di tambah 6 ml HCl dan 10 ml aqua dm Masing-masing larutan di tambah 0,5 ml methyl orange Dicatat volume Masing-masing larutan Dicatat Esel larutan titik akhir dititrasi dengan oksidator setiap penambahan dari titrasi KBrO 3 0,1 N volume tertentu titran Analisis Data : - Pembuatan kurva titrasi - Penentuan kadar ion Fe 2+ dan Ion Sn 2+ dalam masing-masing larutan garam Gambar A. 8 Bagan rancangan pelaksanaan titrimetri garam Mohr 0,1 M dan garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan oksidator KBrO 3 0,1 N

50 Lampiran B Data Hasil Pengukuran Potensial Sel Larutan selama Proses Titrasi Redoks Garam Mohr dan Garam SnCl 2.2H 2 O terhadap Oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 B.1 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 Tabel B. 1 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 539,90 541,10 540,50 1,00 543,20 546,60 544,90 2,00 558,00 559,00 558,50 3,00 573,40 578,40 575,90 4,00 583,10 586,30 584,70 5,00 590,50 593,50 592,00 10,00 617,20 621,80 619,50 15,00 643,60 648,00 645,80 20,00 701,90 704,50 703,20 20,70 749,30 752,90 751,10 20,80 1071,60 1075,40 1073,50 20,90 1247,70 1251,30 1249,50 25,00 1266,90 1269,90 1268,40 30,00 1268,40 1275,20 1271,80 40,00 1271,90 1278,10 1275,00 50,00 1274,50 1279,10 1276,80 70,00 1277,00 1281,00 1279,00

51 B.2 Potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 Tabel B. 2 Potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 37,50 38,70 38,10 1,00 42,90 43,70 43,30 2,00 51,60 54,00 52,80 3,00 57,80 59,60 58,70 4,00 62,40 64,00 63,20 5,00 65,70 67,90 66,80 10,00 79,00 82,00 80,50 15,00 92,50 94,90 93,70 20,00 121,10 123,70 122,40 20,70 144,90 147,70 146,30 20,80 872,20 876,20 874,20 20,90 1248,00 1251,00 1249,44 25,00 1266,80 1270,00 1268,37 30,00 1269,10 1274,50 1271,73 40,00 1273,60 1276,40 1274,98 50,00 1275,20 1278,40 1276,77 70,00 1277,70 1280,30 1278,90

52 B.3 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KMnO 4 Tabel B. 3 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KMnO 4 Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 533,60 535,40 534,50 1,00 539,60 540,40 540,00 2,00 557,90 559,90 558,90 3,00 570,20 570,80 570,50 4,00 578,40 579,60 579,00 5,00 585,70 586,30 586,00 10,00 610,30 612,10 611,20 15,00 631,80 632,20 632,00 20,00 656,60 657,80 657,20 24,90 762,50 763,90 763,20 25,00 1248,40 1250,80 1249,60 25,10 1422,70 1423,90 1423,30 30,00 1441,90 1444,70 1443,30 40,00 1448,20 1449,80 1449,00 50,00 1451,30 1451,90 1451,60 70,00 1453,60 1455,60 1454,60

53 B.4 Potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KMnO 4 Tabel B. 4 Potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KMnO 4 Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 30,10 30,90 30,50 1,00 40,30 41,30 40,80 2,00 49,50 50,90 50,20 3,00 55,70 56,30 56,00 4,00 59,80 60,80 60,30 5,00 63,20 64,40 63,80 10,00 75,60 77,20 76,40 15,00 85,90 87,70 86,80 20,00 98,70 100,10 99,40 24,90 151,80 153,00 152,40 25,00 1130,30 1133,10 1131,70 25,10 1422,50 1424,10 1423,20 30,00 1442,90 1443,70 1443,25 40,00 1448,30 1449,70 1448,94 50,00 1451,20 1452,00 1451,56 70,00 1454,10 1455,10 1454,50

54 B.5 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KBrO 3 Tabel B. 5 Potensial sel selama titrasi garam Mohr dengan oksidator KBrO 3 Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 539,20 538,00 538,60 1,00 547,70 542,10 544,90 2,00 568,00 560,00 564,00 3,00 576,90 574,90 575,90 4,00 587,10 582,30 584,70 5,00 592,80 591,20 592,00 10,00 621,20 617,80 619,50 15,00 649,90 641,70 645,80 20,00 705,50 700,90 703,20 20,70 753,50 748,70 751,10 20,80 1242,50 1228,30 1235,40 20,90 1360,20 1351,40 1355,80 25,00 1379,40 1370,00 1374,70 30,00 1388,10 1368,10 1378,10 40,00 1390,00 1372,40 1381,20 50,00 1392,30 1373,70 1383,00 70,00 1394,10 1376,50 1385,30

55 B.6 Potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KBrO 3 Tabel B. 6 Potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O dengan oksidator KBrO 3 Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 37,10 38,80 37,70 1,00 42,90 43,70 43,30 2,00 51,60 54,00 52,80 3,00 57,70 59,00 58,70 4,00 62,80 63,60 63,20 5,00 65,80 67,80 66,80 10,00 79,10 81,90 80,50 15,00 93,20 94,20 93,70 20,00 121,70 123,10 122,40 20,70 145,90 146,70 146,30 20,80 1013,50 1018,10 1015,80 20,90 1352,40 1359,20 1355,75 25,00 1371,30 1378,10 1374,67 30,00 1374,60 1381,60 1378,02 40,00 1376,50 1385,90 1381,18 50,00 1379,00 1387,00 1382,98 70,00 1381,20 1389,40 1385,32

56 Lampiran C Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe 2+ dan Ion Sn 2+ terhadapoksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 C. 1 Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe 2+ terhadap Oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) Persamaan reaksi : 6Fe 2+ 2- + Cr 2 O 7 + 14H + 6Fe 3+ + 2Cr 3+ + 7H 2 O Titik akhir : 1. pada volume = 21,0 ml 2. pada volume = 21,0 ml 3. volume rata-rata = 21,0 ml mmol garam Mohr = mmol K 2 Cr 2 O 7 x (6/1) = (21,0 ml x 0,02 M) x 6 = 2,52 mmol mg garam Mohr = mmol garam Mohr x Mr garam Mohr = 2,52 x 392,139 = 988,1903 mg/25 ml Jadi, dalam 250 ml larutan, terdapat 9881,903 mg = 9,8819 g Massa Fe 2+ dalam garam Mohr = (Ar Fe/Mr garam Mohr) x massa garam Mohr = (55,947/392,139) x 9,8819 g = 1,4073 g Kadar Fe 2+ dalam garam Mohr (teoritis) = (massa Fe 2+ /massa garam Mohr) x 100% = (1,3957/9,8819) x 100 % = 14,2418 % Kadar Fe 2+ dalam garam Mohr (penelitian) = (massa Fe 2+ /massa garam Mohr) x 100% = (1,4073/9,8819) x 100 % = 14,2412 % Persen kesalahan titrasi = (% penelitian - % teoritis) x 100 % % teoritis = (12,2412 % - 14,2418 %) x 100 % 14,2418 % = 4,2130.10-3 %

57 Tabel C. 1 Hasil analisis kadar ion Fe 2+ dengan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret 0 ml 2. Volume akhir K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = 21,0 ml b. Titik akhir 2 = 21,0 ml 3. Volume rata-rata K 2 Cr 2 O 7 (ml) yang digunakan 21,0 ml 4. Molaritas K 2 Cr 2 O 7 0,02 M 5. mmol K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan 0,42 mmol 6. mmol garam Mohr 2,52 mmol 7. Massa Fe 2+ (g) dalam garam Mohr 1,4073 gram 8. Massa garam Mohr 9,8 gram 9. Persentase Fe 2+ dalam garam Mohr 14,2412% C. 2 Hasil Perhitungan Kadar Ion Sn 2+ terhadap Oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) Persamaan reaksi : 3Sn 2+ 2- + Cr 2 O 7 + 14H + 3Sn 4+ + 2Cr 3+ + 7H 2 O Titik akhir : 1. pada volume = 20,9 ml 2. pada volume = 20,9 ml 3. volume rata-rata = 20,9 ml mmol garam SnCl 2.2H 2 O = mmol K 2 Cr 2 O 7 x (3/1) = (20,9 ml x 0,02 M) x 3 = 1,254 mmol mg garam SnCl 2.2H 2 O = mmol garam SnCl 2.2H 2 O x Mr garam SnCl 2.2H 2 O = 1,254 x 225,646 = 282,9601 mg/25 ml Jadi, dalam 250 ml larutan, terdapat 2829,601 mg = 2,8296 g Massa Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O = (Ar Sn/Mr garam SnCl 2.2H 2 O) x massa garam SnCl 2.2H 2 O = (118,710/225,646) x 2,8296 g = 1,4886 g

58 Kadar Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O (teoritis) = (massa Fe 2+ /massa garam) x 100% = (1,4839/2,8206) x 100 % = 52,6094 % Kadar Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O (penelitian) = (massa Fe 2+ /massa garam) x 100% = (1,4886/2,8296) x 100 % = 52,6081 % Persen kesalahan titrasi = (% penelitian - % teoritis) x 100 % % teoritis = (52,6081 % - 52,6094 %) x 100 % 52,6094 % = 2,4710.10-3 % Tabel C. 2 Hasil analisis kadar ion Sn 2+ dengan K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret 0 ml 2. Volume akhir K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = 20,9 ml b. Titik akhir 2 = 20,9mL 3. Volume rata-rata K 2 Cr 2 O 7 (ml) yang digunakan 20,9 ml 4. Molaritas K 2 Cr 2 O 7 0,02 M 5. mmol K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan 0,418 mmol 6. mmol garam SnCl 2.2H 2 O 1,254 mmol 7. Massa Sn 2+ (g) dalam garam SnCl 2.2H 2 O 1,4886 gram 8. Massa garam SnCl 2 2,8206 gram 9. Persentase Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O 52,6081 %

59 C. 3 Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe 2+ terhadap Oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) Standarisasi KMnO 4 dengan 25 ml Na-oksalat 0,05 M : Titik akhir : 1. pada volume = 25,20 ml 2. pada volume = 25,10 ml 3. volume rata-rata = 25,15 ml 2- - Persamaan reaksi : 5C 2 O 4 + 2MnO 4 + 16H + 10CO 2 + 2Mn 2+ + 8H 2 O mmol KMnO 4 = mmol Na 2 C 2 O 4 x (2/5) = (25 ml x 0,05 M) x (2/5) = 0,5 mmol M KMnO 4 = mmol KMnO 4 /Volume KMnO 4 = 0,5 mmol/25,15 ml = 0,0199 M Persamaan reaksi : 5Fe 2+ - + MnO 4 + 8H + 5Fe 3+ + Mn 2+ + 4H 2 O Titik akhir : 1. pada volume = 25,10 ml 2. pada volume = 25,10 ml 3. volume rata-rata = 25,10 ml mmol garam Mohr = mmol KMnO 4 x (5/1) = (25,10 ml x 0,0199 M) x 5 = 2,49745 mmol mg garam Mohr = mmol garam Mohr x Mr garam Mohr = 2,49745 x 392,139 = 979,3475 mg/25 ml Jadi, dalam 250 ml larutan, terdapat 9793,475 mg = 9,7935 g Massa Fe 2+ dalam garam Mohr = (Ar Fe/Mr garam Mohr) x massa garam Mohr = (55,947/392,139) x 9,7935 g = 1,3948 g Kadar Fe 2+ dalam garam Mohr (teoritis) = (massa Fe 2+ /massa garam Mohr) x 100% = (1,3957/9,8819) x 100 % = 14,2418 %

60 Kadar Fe 2+ dalam garam Mohr (penelitian) = (massa Fe 2+ /massa garam Mohr) x 100% = (1,3948/9,7543) x 100 % = 14,2993% Persen kesalahan titrasi = (% penelitian - % teoritis) x 100 % % teoritis = (14,2993 % - 14,2418 %) x 100 % 14,2418 % = 0,4037 % Tabel C. 3 Hasil analisis kadar ion Fe 2+ dengan KMnO 4 0,1 N (~0,02 M) D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO 4 (ml) pada buret 0 ml 2. Volume akhir KMnO 4 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = 25,10 ml b. Titik akhir 2 = 25,10 ml 3. Volume rata-rata KMnO 4 (ml) yang digunakan 25,10 ml 4. Molaritas KMnO 4 0,0199 M 5. mmol KMnO 4 yang digunakan 0,4995 mmol 6. mmol garam Mohr 2,4975 mmol 7. Massa Fe 2+ (g) dalam garam Mohr 1,3948 gram 8. Massa garam Mohr 9,8 gram 9. Persentase Fe 2+ dalam garam Mohr 14,2993 % C. 4 Hasil Perhitungan Kadar Ion Sn 2+ terhadap Oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) Persamaan reaksi : 5Sn 2+ - + 2MnO 4 + 16H + 5Sn 4+ + 2Mn 2+ + 8H 2 O Titik akhir : 1. pada volume = 25,20 ml 2. pada volume = 25,20 ml 3. volume rata-rata = 25,20 ml mmol garam SnCl 2.2H 2 O = mmol MnO - 4 x (5/2) = (25,20 ml x 0,0199 M) x 2,5 = 1,2537 mmol

61 mg garam SnCl 2.2H 2 O = mmol garam SnCl 2.2H 2 O x Mr garam SnCl 2.2H 2 O = 1,2537 x 225,646 = 282,8924 mg/25 ml Jadi, dalam 250 ml larutan, terdapat 2828,924 mg = 2,8289 g Massa Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O = (Ar Sn/Mr garam SnCl 2.2H 2 O) x massa garam SnCl 2.2H 2 O = (118,710/225,646) x 2,8289 g = 1,4883 g Kadar Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O (teoritis) = (massa Fe 2+ /massa garam) x 100% = (1,4839/2,8206) x 100 % = 52,6094 % Kadar Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O (penelitian) = (massa Fe 2+ /massa garam) x 100% = (1,4883/2,8289) x 100 % = 52,6105 % Persen kesalahan titrasi = (% penelitian - % teoritis) x 100 % % teoritis = (52,6105 % - 52,6094 %) x 100 % 52,6094 % = 2,0909.10-3 % Tabel C. 4 Hasil analisis kadar ion Sn 2+ dengan KMnO 4 0,1 N (~0,02 M) D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO 4 (ml) pada buret 0 ml 2. Volume akhir KMnO 4 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = 25,20 ml b. Titik akhir 2 = 25,20 ml 3. Volume rata-rata KMnO 4 (ml) yang digunakan 25,20 ml 4. Molaritas KMnO 4 0,0199 M 5. mmol KMnO 4 yang digunakan 0,5015 mmol 6. mmol garam SnCl 2.2H 2 O 1,2537 mmol 7. Massa Sn 2+ (gr) dalam garam SnCl 2.2H 2 O 1,4883 gram 8. Massa garam SnCl 2 2,8206 gram 9. Persentase Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O 52,6105 %

62 C. 5 Hasil Perhitungan Kadar Ion Fe 2+ terhadap Oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) Persamaan reaksi : 6Fe 2+ - + BrO 3 + 6H + 6Fe 3+ + Br - + 3H 2 O Titik akhir : 1. pada volume = 20,90 ml 2. pada volume = 20,90 ml 3. volume rata-rata = 20,95 ml mmol garam Mohr = mmol KBrO 3 x (6/1) = (20,95 ml x 0,02 M) x 6 = 2,514 mmol mg garam Mohr = mmol garam Mohr x Mr garam Mohr = 2,514 x 392,139 = 985, 8374 mg/25 ml Jadi, dalam 250 ml larutan, terdapat 9858,374 mg = 9,8584 g Massa Fe 2+ dalam garam Mohr = (Ar Fe/Mr garam Mohr) x massa garam Mohr = (55,947/392,139) x 9,8584 g = 1,4040 g Kadar Fe 2+ dalam garam Mohr (teoritis) = (massa Fe 2+ /massa garam Mohr) x 100% = (1,3957/9,8819) x 100 % = 14,2418 % Kadar Fe 2+ dalam garam Mohr (penelitian) = (massa Fe 2+ /massa garam Mohr) x 100% = (1,4040/9,8584) x 100 % = 14,2417 % Persen kesalahan titrasi = (% penelitian - % teoritis) x 100 % % teoritis = (14,2417 % - 14,2418 %) x 100 % 14,2418 % = 7,0216.10-4 %

63 Tabel C. 5 Hasil analisis kadar ion Fe 2+ dengan KBrO 3 0,1 N (~0,02 M) D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO 3 (ml) pada buret 0 ml 2. Volume akhir KBrO 3 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = 20,90 ml b. Titik akhir 2 = 21,0 ml 3. Volume rata-rata KBrO 3 (ml) yang digunakan 20,95 ml 4. Molaritas KBrO 3 0,02 M 5. mmol KBrO 3 yang digunakan 0,419 mmol 6. mmol garam Mohr 2,514 mmol 7. Massa Fe 2+ (gr) dalam garam Mohr 1,4040 gram 8. Massa garam Mohr 9,8 gram 9. Persentase Fe 2+ dalam garam Mohr 14,2417 % C. 6 Hasil Perhitungan Kadar Ion Sn 2+ terhadap Oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) Persamaan reaksi : 3Sn 2+ - + BrO 3 + 6H + 3Sn 4+ + Br - + 3H 2 O Titik akhir : 1. pada volume = 20,90 ml 2. pada volume = 21,00 ml 3. volume rata-rata = 20,95 ml mmol garam SnCl 2.2H 2 O = mmol MnO - 4 x (3/1) = (20,95 ml x 0,02 M) x 3 = 1,257 mmol mgr garam SnCl 2.2H 2 O = mmol garam SnCl 2.2H 2 O x Mr garam SnCl 2.2H 2 O = 1,257 x 225,646 = 283,6370 mgr/25 ml Jadi, dalam 250 ml larutan, terdapat 2836,370 mgr = 2,8364 gr Massa Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O = (Ar Sn/Mr garam SnCl 2.2H 2 O) x massa garam SnCl 2.2H 2 O = (118,710/225,646) x 2,8364 gr = 1,4922 gr

64 Kadar Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O (teoritis) = (massa Fe 2+ /massa garam) x 100% = (1,4839/2,8206) x 100 % = 52,6094 % Kadar Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O (penelitian) = (massa Fe 2+ /massa garam) x 100% = (1,4922/2,8364) x 100 % = 52,6089 % Persen kesalahan titrasi = (% penelitian - % teoritis) x 100 % % teoritis = (52,6089 % - 52,6094 %) x 100 % 52,6094 % = 9,5.10-4 % Tabel C. 6 Hasil analisis kadar ion Sn 2+ dengan KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO 3 (ml) pada buret 0 ml 2. Volume akhir KBrO 3 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = 20,9 ml b. Titik akhir 2 = 21,0 ml 3. Volume rata-rata KBrO 3 (ml) yang digunakan 20,95 ml 4. Molaritas KBrO 3 0,02 M 5. mmol KBrO 3 yang digunakan 0,419 mmol 6. mmol garam SnCl 2.2H 2 O 1,257 mmol 7. Massa Sn 2+ (gr) dalam garam SnCl 2.2H 2 O 1,4922 gram 8. Massa garam SnCl 2 2,8206 gram 9. Persentase Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O 52,6089 %

65 Lampiran D Hasil Perhitungan Turunan Pertama Kurva Titrasi Redoks Garam Mohr dan Garam SnCl 2.2H 2 O terhadap Oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 D.1 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) Tabel D. 1 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) NO. Volume Titran (ml) Potensial Sel (mv) V E E / V 1 0,00 540,50 0,00 0,00 0,0000 2 1,00 544,90 0,50 4,40 8,8000 3 2,00 558,50 1,50 13,60 9,0667 4 3,00 575,90 2,50 11,90 4,7600 5 4,00 584,70 3,50 8,80 2,5143 6 5,00 592,00 4,50 7,30 1,6222 7 10,00 619,50 7,50 27,50 3,6667 8 15,00 645,80 12,50 26,30 2,1040 9 20,00 703,20 17,50 57,40 3,2800 10 20,70 751,10 20,35 47,90 2,3538 11 20,80 1073,50 20,75 322,40 15,5373 12 20,90 1249,50 20,85 176,00 8,4412 13 25,00 1268,40 22,95 18,90 0,8235 14 30,00 1271,80 27,50 3,40 0,1236 15 40,00 1275,00 35,00 3,20 0,0914 16 50,00 1276,80 45,00 1,80 0,0400 17 70,00 1279,00 60 2,2 0,0367

66 D.2 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) Tabel D.2 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) NO. Volume Titran (ml) Potensial Sel (mv) V E E / V 1 0,00 38,10 0,00 0,00 0,0000 2 1,00 43,30 0,50 5,20 10,4000 3 2,00 52,80 1,50 9,50 6,3333 4 3,00 58,70 2,50 5,90 2,3600 5 4,00 63,20 3,50 4,50 1,2857 6 5,00 66,80 4,50 3,60 0,8000 7 10,00 80,50 7,50 13,70 1,8267 8 15,00 93,70 12,50 13,20 1,0560 9 20,00 122,40 17,50 28,70 1,6400 10 20,70 146,30 20,35 23,90 1,1744 11 20,80 874,20 20,75 727,90 35,0795 12 20,90 1249,44 20,85 375,24 17,9971 13 25,00 1268,37 22,95 18,93 0,8248 14 30,00 1271,73 27,50 3,36 0,1222 15 40,00 1274,98 35,00 3,25 0,0929 16 50,00 1276,77 45,00 1,79 0,0398 17 70,00 1278,90 60 2,13 0,0355

67 D.3 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) Tabel D. 3 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) NO. Volume Titran (ml) Potensial Sel (mv) V E E / V 1 0,0 534,5 0,00 0,00 0,00 2 1,0 540,0 0,50 5,50 11,00 3 2,0 558,9 1,50 18,90 12,60 4 3,0 570,5 2,50 11,60 4,64 5 4,0 579,0 3,50 8,50 2,43 6 5,0 586,0 4,50 7,00 1,56 7 10,0 611,2 7,50 25,20 3,36 8 15,0 632,0 12,50 20,80 1,66 9 20,0 657,2 17,50 25,20 1,44 10 24,9 763,2 22,45 106,00 4,72 11 25,0 1249,6 24,95 486,40 19,49 12 25,1 1423,3 25,05 173,70 6,93 13 30,0 1443,3 27,55 20,00 0,73 14 40,0 1449,0 35,00 5,70 0,16 15 50,0 1451,6 45,00 2,60 0,06 16 70,0 1454,6 60,00 3,00 0,05

68 D.4 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) Tabel D.4 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) NO. Volume Potensial Sel Titran (ml) (mv) V E E / V 1 0,0 30,50 0,00 0,00 0,0000 2 1,0 40,80 0,50 10,30 20,6000 3 2,0 50,20 1,50 9,40 6,2667 4 3,0 56,00 2,50 5,80 2,3200 5 4,0 60,30 3,50 4,30 1,2286 6 5,0 63,80 4,50 3,50 0,7778 7 10,0 76,40 7,50 12,60 1,6800 8 15,0 86,80 12,50 10,40 0,8320 9 20,0 99,40 17,50 81,90 4,6800 10 24,9 152,40 22,45 53,00 2,3608 11 25,0 1131,70 24,95 979,30 39,2505 12 25,1 1423,20 25,05 291,50 11,6367 13 30,0 1443,25 27,55 20,05 0,7278 14 40,0 1448,94 35,00 5,69 0,1626 15 50,0 1451,56 45,00 2,62 0,0582 16 70,0 1454,50 60,00 2,94 0,0490

69 D.5 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) Tabel D. 5 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) NO. Volume Titran (ml) Potensial Sel (mv) V E E / V 1 0,00 538,60 0,00 0,00 0,0000 2 1,00 544,90 0,50 6,30 12,6000 3 2,00 564,00 1,50 19,10 12,7333 4 3,00 575,90 2,50 11,90 4,7600 5 4,00 584,70 3,50 8,80 2,5143 6 5,00 592,00 4,50 7,30 1,6222 7 10,00 619,50 7,50 27,50 3,6667 8 15,00 645,80 12,50 26,30 2,1040 9 20,00 703,20 17,50 57,40 3,2800 10 20,70 751,10 20,35 47,90 2,3538 11 20,80 1235,40 20,75 484,30 23,3398 12 20,90 1355,80 20,85 120,40 5,7746 13 25,00 1374,70 22,95 18,90 0,8235 14 30,00 1378,10 27,50 3,40 0,1236 15 40,00 1381,20 35,00 3,10 0,0886 16 50,00 1383,00 45,00 1,80 0,0400 17 70,00 1385,30 60 2,3 0,0383

70 D.6 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) Tabel D.6 Hasil perhitungan turunan pertama kurva titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) NO. Volume Potensial Sel Titran (ml) (mv) V E E / V 1 0,00 37,70 0,00 0,00 0,0000 2 1,00 43,30 0,50 5,60 11,2000 3 2,00 52,80 1,50 9,50 6,3333 4 3,00 58,70 2,50 5,90 2,3600 5 4,00 63,20 3,50 4,50 1,2857 6 5,00 66,80 4,50 3,60 0,8000 7 10,00 80,50 7,50 13,70 1,8267 8 15,00 93,70 12,50 13,20 1,0560 9 20,00 122,40 17,50 28,70 1,6400 10 20,70 146,30 20,35 23,90 1,1744 11 20,80 1015,80 20,75 869,50 41,9036 12 20,90 1355,75 20,85 339,95 16,3046 13 25,00 1374,67 22,95 18,92 0,8244 14 30,00 1378,02 27,50 3,35 0,1218 15 40,00 1381,18 35,00 3,16 0,0903 16 50,00 1382,98 45,00 1,80 0,0400 17 70,00 1385,32 60 2,34 0,0390

71 Lampiran E Kurva Turunan Pertama Titrasi Redoks Garam Mohr dan Garam SnCl 2.2H 2 O terhadap Oksidator K 2 Cr 2 O 7, KMnO 4 dan KBrO 3 E.1 Kurva turunan pertama titrasi redoks garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) Gambar E. 1 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) E.2 Kurva turunan pertama titrasi redoks garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M) Gambar E. 2 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N (~ 0,02 M)

72 E.3 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) Gambar E. 3 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) E.4 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M) Gambar E. 4 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KMnO 4 0,1 N (~ 0,02 M)

73 E.5 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) Gambar E. 5 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam Mohr 0,1 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~ 0,02 M) E.6 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~0,02 M) Gambar E. 6 Kurva titrasi redoks turunan pertama garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M terhadap oksidator KBrO 3 0,1 N (~0,02 M)

74 Lampiran F Modul Praktikum Reaksi Redoks Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Kimia Kelas / Semester : XII IPA / 1 Alokasi Waktu : 3 x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI : Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. B. KOMPETENSI DASAR : 2.1. Menerapkan konsep reaksi oksidasi reduksi dalam sistem elektrokimia yang melibatkan energi listrik dan kegunaannya dalam mencegah korosi dan dalam industri. C. MATERI Persamaan reaksi redoks yang rumit dapat disetarakan dengan metode setengah reaksi dan metode bilangan oksidasi. Metode setengah reaksi (ionelektron) didasarkan pada pengertian bahwa jumlah elektron yang dilepaskan pada setengah reaksi oksidasi sama dengan jumlah elektron yang diserap pada setengah reaksi reduksi. Sedangkan metode bilangan oksidasi didasarkan pada pengertian bahwa jumlah pertambahan bilangan oksidasi dari reduktor sama dengan jumlah penurunan bilangan oksidasi dari oksidator. Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta merta. Pada reaksi redoks terjadi pemindahan elektron dari reduktor ke oksidator. Pengukuran potensial sel dapat digunakan untuk membandingkan kecenderungan logam-logam atau spesi lain untuk mengalami oksidasi atau reduksi. Potensial sel volta dapat ditentukan melalui percobaan dengan

75 menggunakan voltmeter; ph-meter yang dilengkapi voltmeter; atau potensiometer. Titrimetri merupakan suatu metode dimana analit direaksikan dengan suatu pereaksi sedemikian rupa, sehingga jumlah zat-zat yang bereaksi itu satu sama lain ekivalen. Ekivalen artinya zat-zat yang direaksikan itu tepat bereaksi sempurna sehingga tidak ada yang sisa. Untuk penambahan larutan secara sedikit demi sedikit digunakan buret, yaitu suatu tabung gelas yang diberi tanda tera untuk volume dan kran untuk mengatur cairan yang dikeluarkan. Pada saat titran yang ditambahkan kira-kira mendekati titik ekivalen, maka penambahan titran harus dihentikan; saat ini dinamakan titik akhir titrasi. Larutan yang ditambahkan dari buret disebut titran, sedang larutan yang ditambah titran disebut titrat. Pada keadaan jumlah ion titran ekivalen dengan ion titrat sedangkan volume dan kemolaran tidak sama, maka berlaku persamaan : V titrat x M titrat x n titrat = V titran x M titran x n titran... (Pers.1) D. TUJUAN Dari percobaan yang dilakukan, siswa diharapkan : 1. Mempunyai kemampuan dalam meramalkan urutan potensial sel dari ion Cr 2 O 2-7, MnO - 4, BrO - 3, Fe 2+ dan Sn 2+. 2. Mempunyai kemampuan dalam menuliskan reaksi redoks yang terjadi. 3. Dapat menghitung kadar ion Fe 2+ dalam garam Mohr dan kadar ion Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O. 4. Mempunyai keterampilan dalam menggunakan alat-alat laboratorium pada umumnya dan melakukan metode titrasi pada khususnya.

76 E. ALAT DAN BAHAN 1. Alat : - buret 50 ml - statif dan klem - labu Erlenmeyer 250 ml - Pipet Volume 25 ml - Gelas Ukur 10 ml - Termometer - Pemanas - ph-meter 2. Bahan : - Larutan K 2 Cr 2 O 7 0,02 M - Larutan KMnO 4 0,02 M - Larutan KBrO 3 0,02 M - Larutan Garam Mohr,(NH 4 ) 2 SO 4.FeSO 4.6H 2 O 0,1 M - Larutan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M - Indikator Methyl Orange - Indikator Diphenyl Aminsulfonat - Asam Posfat 85% - Larutan Asam sulfat encer (2,5%) - Larutan KBr 10% - Larutan HCl pekat - Aqua dm F. PROSEDUR KERJA F.1. Titrasi Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,1 N Pipet larutan garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O masing-masing sebanyak 25 ml dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 200 ml asam sulfat encer (2,5%), 8 tetes (0,4 ml) natrium difenilaminasulfonat sebagai indikator dan 5 ml asam posfat 85%.

77 Titrasi larutan dalam labu Erlenmeyer dengan menambahkan secara perlahan-lahan larutan K 2 Cr 2 O 7 sambil larutan terus diaduk (digoyang) hingga terbentuk warna hijau kebiruan atau biru keabu-abuan pada larutan. Hubungkan larutan dengan alat ph-meter. Catat potensial sel pada setiap penambahan volume titran (Lihat Tabel Data Pengamatan). Dicatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi. Lakukan duplo. F.2. Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator KMnO 4 0,1 N. Pipet larutan garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O masing-masing sebanyak 25 ml dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Hubungkan larutan dengan alat ph-meter. Catat potensial sel pada setiap penambahan volume titran (Lihat Tabel Data Pengamatan). Titrasi larutan secara perlahan dengan KMnO 4, dan pada saat terbentuk warna kuning dalam larutan (warna Fe 3+ ) tambahkan 3 ml H 3 PO 4 85%. Lanjutkan titrasi hingga terbentuk warna merah muda pada larutan (sekitar 25-30 detik). Dicatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi. Lakukan duplo. F.3. Titrimetri Garam Mohr 0,1 M dan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M dengan Oksidator KBrO 3 0,1 N. Pipet larutan garam Mohr dan garam SnCl 2.2H 2 O masing-masing sebanyak 25 ml dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 10 ml larutan KBr 10%, 6 ml HCl, 10 ml aqua dm dan 0,5 ml indikator methyl orange ke dalam masing-masing labi erlenmeyer. Hubungkan larutan dengan alat ph-meter. Catat potensial sel pada setiap penambahan volume titran (Lihat Tabel Data Pengamatan).

78 Titrasi larutan dengan larutan KBrO 3 0,1 N secara perlahan-lahan sambil diaduk hingga terjadi perubahan warna dari tidak berwarna menjadi berwarna kuning. Dicatat volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik akhir titrasi. Lakukan duplo. G. HASIL PENGAMATAN Tabel Pengamatan G.1. Data potensial sel selama titrasi garam Mohr 0,1 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,02 M. Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10,00 15,00 20,00 20,70 20,80 20,90 25,00 30,00 40,00 50,00 70,00

79 Tabel Pengamatan G.2. Data potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O 0,1 M dengan oksidator K 2 Cr 2 O 7 0,02 M. Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10,00 15,00 20,00 20,70 20,80 20,90 25,00 30,00 40,00 50,00 70,00

80 Tabel Pengamatan G.3. Data potensial sel selama titrasi garam Mohr 0,1 M dengan oksidator KMnO 4 0,02 M. Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10,00 15,00 20,00 24,90 25,00 25,10 30,00 40,00 50,00 70,00

81 Tabel Pengamatan G.4. Data potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O 0,1 M dengan oksidator KMnO 4 0,02 M. Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10,00 15,00 20,00 24,90 25,00 25,10 30,00 40,00 50,00 70,00

82 Tabel Pengamatan G.5. Data potensial sel selama titrasi garam Mohr 0,1 M dengan oksidator KBrO 3 0,02 M. Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10,00 15,00 20,00 20,70 20,80 20,90 25,00 30,00 40,00 50,00 70,00

83 Tabel Pengamatan G.6. Data potensial sel selama titrasi garam SnCl 2.2H 2 O 0,1 M dengan oksidator KBrO 3 0,02 M. Volume Pengukuran Potensial (mv) Rata-Rata Titran (ml) 1 2 Potensial (mv) 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 10,00 15,00 20,00 20,70 20,80 20,90 25,00 30,00 40,00 50,00 70,00

84 H. PERHITUNGAN Tabel H.1. Hasil perhitungan kadar ion Fe 2+ dengan K 2 Cr 2 O 7 D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret 2. Volume akhir K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata K 2 Cr 2 O 7 (ml) yang digunakan 4. Molaritas K 2 Cr 2 O 7 5. mmol K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan 6. mmol garam Mohr 7. Massa Fe 2+ (gr) dalam garam Mohr 8. Massa garam Mohr 9. Persentase Fe 2+ dalam garam Mohr Tabel H.2. Hasil perhitungan kadar ion Sn 2+ dengan K 2 Cr 2 O 7 D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret 2. Volume akhir K 2 Cr 2 O 7 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata K 2 Cr 2 O 7 (ml) yang digunakan 4. Molaritas K 2 Cr 2 O 7 5. mmol K 2 Cr 2 O 7 yang digunakan 6. mmol garam SnCl 2.2H 2 O 7. Massa Sn 2+ (gr) dalam garam SnCl 2.2H 2 O 8. Massa garam SnCl 2 9. Persentase Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O Tabel H.3. Hasil perhitungan kadar ion Fe 2+ dengan KMnO 4 D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO 4 (ml) pada buret 2. Volume akhir KMnO 4 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KMnO 4 (ml) yang digunakan 4. Molaritas KMnO 4 5. mmol KMnO 4 yang digunakan 6. mmol garam Mohr 7. Massa Fe 2+ (gr) dalam garam Mohr 8. Massa garam Mohr 9. Persentase Fe 2+ dalam garam Mohr

85 Tabel H.4. Hasil perhitungan kadar ion Sn 2+ dengan KMnO 4 D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KMnO 4 (ml) pada buret 2. Volume akhir KMnO 4 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KMnO 4 (ml) yang digunakan 4. Molaritas KMnO 4 5. mmol KMnO 4 yang digunakan 6. mmol garam SnCl 2.2H 2 O 7. Massa Sn 2+ (gr) dalam garam SnCl 2.2H 2 O 8. Massa garam SnCl 2 9. Persentase Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O Tabel H.5. Hasil perhitungan kadar ion Fe 2+ dengan K 2 Cr 2 O 7 D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO 3 (ml) pada buret 2. Volume akhir KBrO 3 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KBrO 3 (ml) yang digunakan 4. Molaritas KBrO 3 5. mmol KBrO 3 yang digunakan 6. mmol garam Mohr 7. Massa Fe 2+ (gr) dalam garam Mohr 8. Massa garam Mohr 9. Persentase Fe 2+ dalam garam Mohr Tabel H.6. Hasil perhitungan kadar ion Sn 2+ dengan KBrO 3 D a t a Hasil Perhitungan 1. Volume awal KBrO 3 (ml) pada buret 2. Volume akhir KBrO 3 (ml) pada buret a. Titik akhir 1 = b. Titik akhir 2 = 3. Volume rata-rata KBrO 3 (ml) yang digunakan 4. Molaritas KBrO 3 5. mmol KBrO 3 yang digunakan 6. mmol garam SnCl 2.2H 2 O 7. Massa Sn 2+ (gr) dalam garam SnCl 2.2H 2 O 8. Massa garam SnCl 2 9. Persentase Sn 2+ dalam garam SnCl 2.2H 2 O

86 I. PEMBAHASAN/DISKUSI J. KESIMPULAN

87 K. PERTANYAAN 1. Ramalkan urutan daya oksidator yang digunakan pada percobaan di atas? 2. Diantara ion Fe 2+ dan ion Sn 2+, kira-kira manakah yang merupakan reduktor paling kuat? 3. Selesaikan persamaan reaksi redoks berikut! a. Fe 2+ 2- + Cr 2 O 7.... b. Sn 2+ - + MnO 4.... c. Fe 2+ - + BrO 3.... 4. Diketahui persamaan reaksi : 2- S 2 O 8 2- + 2e 2SO 4 Mn 2+ - + 4H 2 O MnO 4 + 8H + + 5e Hitung berapa mol S 2 O 2-8 yang diperlukan untuk mengoksidasi satu mol ion Mn 2+? 5. Berapa gram KMnO 4 (Mr = 158) yang diperlukan untuk bereaksi dengan 60 gram FeSO 4? (Mr FeSO 4 = 151,9) L. DAFTAR PUSTAKA 1. Basset, J., Denny, R.C., Jeffrey, G.H., and Mendham, J. (1994), Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik, Alih Bahasa : Hadyana, A.P dan Setiono, L,Ir. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2. Hiskia Ahmad. (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, Penerbit PT Citra Aditya Bakti, Jakarta. 3. Purba, Michael., Drs., M.Si. (2002), Kimia 3A untuk SMA Kelas XII, Penerbit Erlangga, Jakarta.

88 PANDUAN UNTUK GURU PROSEDUR PEMBUATAN LARUTAN A. Penyiapan Larutan Kalium Dikromat 0,1 N (0,0167 M) Sebanyak 6 gr bahan pro analisis Kalium dikromat, K 2 Cr 2 O 7, digerus dalam sebuah lumping (mortar) dari kaca atau akik. Bahan dipanaskan dalam tungku udara pada 140-150 o C selama 30-60 menit dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana tertutup dalam desikator. Selanjutnya sebanyak 4,9 gram kalium dikromat kering tersebut ditimbang dengan teliti dalam sebuah botol timbang dan dipindahkan secara kuantitatif ke sebuah labu volumetrik 1 L dengan menggunakan corong kecil untuk mencegah kehilangan bahan. Garam dilarutkan di dalam labu ukur dengan aqua dm dan diencerkan hingga tanda batas labu. Larutan dikocok hingga homogen. B. Penyiapan Larutan Kalium Permanganat 0,1 M (0,02 M) Sebanyak kira-kira 3,25 gram kalium permanganat, KMnO 4, pro analisis ditimbang di atas kaca arloji dengan menggunakan neraca analitik, selanjutnya dipindahkan ke gelas piala 1 L. Kemudian ditambahkan 1 liter aqua dm dan gelas piala ditutup dengan kaca arloji besar. Larutan dipanaskan hingga mendidih dan dididihkan secara perlahan-lahan selama 15-30 menit, dan kemudian didinginkan hingga mencapai temperatur laboratorium. Larutan selanjutnya disaring dengan sebuah corong atau krus saring dari kaca masir atau porselin. Filtrat dikumpulkan dalam sebuah bejana yang telah dibersihkan dengan campuran asam kromat, lalu dibilas dengan air suling. Larutan yang telah disaring itu harus disimpan dalam sebuah botol kaca yang bersih, dan disimpan di tempat gelap, kecuali bila sedang digunakan; sebagai pilihan lain, boleh disimpan dalam botol dari kaca yang berwarna coklat tua. C. Standarisasi Larutan Kalium Permanganat dengan Natrium Oksalat Sebanyak kira-kira 2 gram natrium oksalat pro analisis dikeringkan selama 2 jam pada suhu 105-110 o C, dan kemudian didinginkan dalam sebuah bejana bertutup dalam desikator. Kemudian dengan cermat ditimbang dengan botol timbang kira-kira

89 0,335 gr natrium oksalat kering tersebut, dan selanjutnya dimasukkan ke dalam piala 250 ml dan ditambahkan aqua dm hingga tanda batas. Larutan diaduk hingga oksalat melarut. Sebanyak 25 ml dari larutan di atas dipipet dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer kemudian ditambahkan 10-15 ml asam sulfat pekat (dengan hati-hati) dan didinginkan hingga menjadi 25-30 o C. Selanjutnya larutan dipanaskan hingga mencapai 55-60 o C dan dititrasi dengan menambahkan larutan permanganat hingga berwarna merah jambu. D. Penyiapan Larutan Kalium Bromat, KBrO 3 0,1 N (0,0167 M) Sebanyak 5 gr kalium bromat pro analisis yang telah dijadikan bubuk halus dikeringkan selama 12 jam pada pada suhu 120 o C, kemudian didinginkan dalam sebuah bejana tertutup dalam desikator. Selanjutnya ditimbang dengan cermat 2,783 gr kalium bromat murni kering tersebut, dan dilarutkan dalam 1 L air aqua dm dalam sebuah labu volumetrik. E. Pembuatan Larutan Garam Mohr, (NH 4 ) 2 SO 4.FeSO 4.6H 2 O 0,1 M Sebanyak 9,80 gr garam Mohr ditimbang dengan teliti dan kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml. Selanjutnya dilarutkan dengan menambahkan aqua dm hingga tanda batas labu ukur (ditambahkan pula larutan asam sulfat 2 N kira-kira setengah dari volume larutan, ~125 ml). Larutan dihomogenkan dengan membolakbalik labu takar secara perlahan. F. Pembuatan Larutan Garam SnCl 2.2H 2 O 0,05 M Sebanyak 2,8206 gr garam SnCl 2.2H 2 O ditimbang dengan teliti, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 250 ml. Selanjutnya dilarutkan dengan menambahkan aqua dm hingga tanda batas labu ukur (ditambahkan pula larutan asam sulfat 2 N kira-kira setengah dari volume larutan, ~125 ml). Larutan dihomogenkan dengan membolak-balik labu takar secara perlahan.