PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT ASAM MEFENAMAT DALAM JAMU PEGAL LINU DAN JAMU REMATIK YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), VALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI UV PADA ANALISIS PENETAPAN KADAR ASAM MEFENAMAT DALAM SEDIAAN TABLET GENERIK

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VALIDATION METHOD OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY DETERMINATIONN OF CONTENTT IN AMBROXOL HCl TABLET

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PENETAPAN KADAR PIRANTEL PAMOAT DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SKRIPSI OLEH : NIKI AGUSTINA NIM

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

BAB I PENDAHULUAN. Hidrokortison asetat adalah kortikosteroid yang banyak digunakan sebagai

STABILITAS DAN KADAR LAMIVUDIN DALAM SEDIAAN RACIKAN PUYER PADA BERBAGAI WAKTU PENYIMPANAN SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

Jurnal Farmasi Higea, Vol. 9, No. 2, 2017

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

Keyword: betamethasone; absorbance method; method of area under the curve.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

BAB III METODE PENELITIAN

VALIDATION OF ULTRAVIOLET SPECTROPHOTOMETRY METHOD FOR DETERMINATION OF MEFENAMIC ACID LEVEL IN SUSPENSION DOSAGE FORMS

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Lampiran 1. Gambar Krim yang Mengandung Hidrokortison Asetat dan Kloramfenikol

VALIDASI METODE ANALISIS FORMALIN DALAM DAGING PAHA AYAM DI KOTA MANADO

ANALISIS BAHAN KIMIA OBAT SIBUTRAMIN HCl PADA JAMU PELANGSING YANG BEREDAR DI KOTA MANADO

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Lampiran 1. Data Bilangan Gelombang Spektrum IR Pseudoefedrin HCl BPFI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

Lampiran 1. Daftar Spesifikasi Sediaan tablet Celestamin, Ocuson, dan Polacel : DKL A1. Expire Date : September 2015

PENGEMBANGAN DAN VALIDASI METODE ANALISIS TABLET FUROSEMID DENGAN METODE ABSORBANSI DAN LUAS DAERAH DI BAWAH KURVA SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

PENETAPAN KADAR RIFAMPISIN DAN ISONIAZID DALAM SEDIAAN TABLET SECARA MULTIKOMPONEN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ABSTRACT. Keywords: Analytical Method, Ranitidine Hydrochloride, Area Under Curve, Ultraviolet Spectrophotometry

ABSTRAK ABSTRACT

PHARMACY, Vol.06 No. 01 April 2009 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

Penetapan Simultan Kadar Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat dalam Tablet secara Spektrofotometri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Lampiran 1. Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 1. Kotak Kemasan Sampel Neo Antidorin Kapsul. Gambar 2. Sampel Neo Antidorin Kapsul

Jurnal Farmasi Malahayati Volume 1 No.1 Januari

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

BAB III METODE PENELITIAN

PENETAPAN KADAR KALSIUM, KALIUM, DAN MAGNESIUM PADA AIR TEBU MERAH DAN AIR TEBU HIJAU SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

UJI PENETAPAN KADAR TABLET ATORVASTATIN YANG BEREDAR DI PASARAN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER ULTRAVIOLET TUGAS AKHIR

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

VALIDASI METODE ANALISIS DAN PENETAPAN KADAR PARASETAMOL DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-VISIBLE

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

Verifikasi Metode Pengujian Sulfat Dalam Air dan Air Limbah Sesuai SNI : 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Gambar Sediaan Tablet

PROGRAM EKSTENSI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Transkripsi:

VALIDASI METODE UNTUK PENETAPAN KADAR CIPROFLOXACIN DALAM SEDIAAN TABLET DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET Herlinda I.P Tjaboali 1), Fatimawali 1), Defny S. Wewengkang 1) 1) Program Studi Farmasi Fakultas MIPA UNSRAT Manado ABSTRACT Ciprofloxacin is anantibiotic from fluoroquinolon group which is the most widely used. Nowadays people prefer branded drugs than generic drugs. They assume that branded drugs were more effective than generic drugs. Eventhough drugs with the same active content will give same therapeutic effect. This research aims to determine validation and levels of ciprofloxacin tablet by UV spectrophotometry and comparing the results with levels regulation by USP30. The determination of ciprofloxacin in tablet preparation were tested its validation according to accuracy parameter used standard addition method, presisition, limits of detection and limits of quantitative. The validation with analysis method obtained standard deviation value is 13.3931, coefficient of variation is 0.0258%, and value accuracy is 96.1%. The linearity value was obtain r = 0,9978 with limits of detection is 0.54 ppm and limits of quantitative is 1.8 ppm. The results showed that ciprofloxacin levels in tablet preparation with trade name and generic were 929 ± 0,758 ppm, 1,030 ± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm and6,63 ± 0,994 ppm. It showed that all the trade name and generic tablets that examined fulfill the standard regulation of tablets byusp30. Key words : Ciprofloxacin, Validation, Ultraviolet Spectrophotometry. ABSTRAK Ciprofloxacin merupakan antibiotik yang berasal dari golongan fluorokuinolon yang paling banyak digunakan. Saat ini masyarakat lebih memilih obat merek dagang dibandingkan obat generik. Mereka menganggap obat merek lebih berkhasiat dibanding obat generik. Padahal obat dengan zat aktif yang sama akan memberikan efek terapi yang sama sesuai kadarnya. Tujuan penelitian ini untuk menentukan validitas dan melakukan penetapan kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet secara spektrofotometri UV serta membandingkan hasil yang diperoleh dengan persyaratan kadar yang ditetapkan USP 30 (2007). Penetapan kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet diuji validitasnya berdasarkan parameter akurasi dengan metode penambahan baku, presisi, batas deteksi (LOD) dan batas kuantitatif (LOQ). Hasil validasi metode analisis yang dilakukan diperoleh nilai standar deviasi (SD) sebesar 13,3931, koefisien variasi (KV) sebesar 0,0258%, dan nilai ketepatan sebesar 96,1%. Diperoleh nilai linearitas sebesar r = 0,9978 dengan batas deteksi (LOD) 0,54 ppm dan batas kuantitatif (LOQ) sebesar 1,8 ppm. Hasil penelitian menunjukkan kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik secara berturut-turut adalah 929 ± 0,758 ppm, 1,030 ± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm dan 6,63 ± 0,994 ppm. Ini menunjukkan bahwa semua tablet yang diperiksa baik yang generik maupun merek dagang memenuhi standar persyaratan tablet menurut USP 30 (2007). Kata kunci : Ciprofloxacin, Validasi, Spektrofotometri Ultraviolet 276

PENDAHULUAN Antibiotik adalah senyawa organik yang dihasilkan oleh spesies mikroorganisme tertentu dan bersifat toksik bagi spesies mikroorganisme lain. Sifat toksik senyawa antibiotik dapat menghambat pertumbuhan bakteri (efek bakteriostatik) atau langsung membunuh bakteri (efek bakteriosida) (Sumardjo, 2008). Golongan Fluorokuinolon adalah antibiotik yang sangat aktif, memiliki spektrum luas dan banyak digunakan baik pada manusia maupun hewan. Fluorokuinolon memiliki kelebihan karena dapat melawan berbagai jenis patogen multiresisten disebabkan cara kerjanya yang melalui target target yang berbeda dari golongan antimikroba lain. Mekanisme resistensi fluorokuinolon juga tidak seperti kebanyakan mekanisme resistensi dari antibiotik lain, yaitu tidak melalui plasmid atau integron. Secara umum ada dua penggolongan obat yang dikenal dimasyarakat yaitu golongan obat generik dan obat merek dagang. Masyarakat akan memilih obat merek dagang walaupun harganya lebih mahal karena adanya anggapan masyarakat yang cenderung menilai kualitas obat dengan melihat harganya, dimana mereka beranggapan bahwa obat yang mahal lebih baik kualitasnya dibandingkan obat yang murah harganya. Padahal obat dengan zat aktif yang sama akan memberikan efek terapi yang sama sesuai kadarnya. Untuk mengatasi hal tersebut, Departemen kesehatan telah menetapkan peningkatan penggunaan obat generik yang didukung dengan peraturan menteri kesehatan No. 085/Menkes/Per/I/1989, tanggal 28 januari 1989 tentang kewajiban menulis resep dan atau menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah (Depkes, 1989). Menurut Undang-undang No.23 tahun 1992 pasal 40 ayat 1 tentang kesehatan bahwa obat dan bahan obat harus memenuhi standar farmakope dan buku standar lainnya. Salah satu parameter obat tersebut dikatakan memenuhi standar apabila kadar zat berkhasiat yang terkandung di dalamnya memenuhi persyaratan Farmakope. Persyaratan kadar untuk sediaan tablet Ciprofloxacin menurut USP 30 yaitu mengandung Ciprofloxacin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%. Berdasarkan penelitian Sari (2013) Ciprofloxacin dapat ditentukan kadarnya dengan Spektrofotometri. Dilihat dari strukturnya ciprofloxacin yang mempunyai gugus kromofor (ikatan rangkap terkonjugasi), maka senyawa ini dapat menyerap radiasi pada panjang gelombang di daerah ultraviolet. Ciprofloxacin memiliki serapan maksimum dalam larutan akuades pada panjang gelombang 278 nm. Penelitian ini menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet karena metode ini memiliki banyak keuntungan antara lain dapat digunakan untuk analisa suatu zat dalam jumlah kecil, pengejaannya mudah, sederhana, cukup sensitif dan selektif, biayanya relatif murah dan mempunyai kepekaan analisis cukup tinggi (Munson, 1991). METODOLOGI PENELITIAN Bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah akuades, zat aktif Ciprofloxacin, tablet dagang Ramavex dan Mecoquin, tablet generik Ciprofloxacin (PT. Promedhahardjo) dan Ciprofloxacin (PT. Bernofarm). Alat-alat 277

yang digunakan pada penelitian ini ialah satu unit alat Spektrofotometri UV (Shimadzu), neraca analitik, mortar dan stamper, dan alat gelas lainnya. Pembuatan larutan induk baku Ciprofloxacin Ditimbang seksama sejumlah 48 mg Ciprofloxacin, dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml, dilarutkan dan diencerkan dengan akuades hingga 60 ml sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 800ppm, larutan ini disebut larutan induk baku. Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Dipipet 6,25 ml dari larutan baku (800 ppm) dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml, diencerkan dengan akuades hingga garis tanda. Lalu dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500ppm. Kemudian ukur serapan pada panjang gelombang 200-400 nm. Penetapan Operating Time Dari larutan baku Ciprofloxacin 800 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 500 ppm dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku dengan konsentrasi 500 ppm tersebut dikocok hingga homogen dan dimasukkan ke dalam kuvet kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum sampai diperoleh absorbansi yang relatif konstan dengan rentang pembacaan setiap 1 menit sekali. Pembuatan Kurva Kalibrasi Ciprofloxacin Dipipet larutan induk baku dengan seri konsentrasi 500, 550, 600, 650, 700 ppm didiamkan selama waktu operating time kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Dari data hasil absorbansi, selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya sehingga diperoleh persamaan garis y = bx + a. Penentuan Limit of Detection (LOD) dan Limit of Quantitation (LOQ) Batas deteksi atau Limit of Detection (LOD) adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi. Batas kuantitasi atau Limit of Quantitation (LOQ) merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel. Ketelitian (Precision) Dari larutan baku Ciprofloxacin 800 ppm dibuat larutan baku dengan konsentrasi 500 ppm dilakukan dengan cara seperti pada pembuatan seri konsentrasi. Larutan baku Ciprofloxacin dengan konsentrasi 500 ppm tersebut dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum. Uji ketelitian ini dilakukan dengan lima kali pengulangan. Ketepatan (Accuracy) Ditimbang 48 mg zat aktif Ciprofloxacin secara duplo, masingmasing dimasukkan kedalam labu ukur. Pada salah satu labu takar ditambahkan 22 ml larutan baku Ciprofloxacin konsentrasi 800 ppm. Kedua sampel tersebut ditambahkan akuades hingga volume 60 ml. Dikocok hingga homogen kemudian dari masing-masing larutan tersebut diambil 6,25 ml kemudian diencerkan dengan akuades hingga volumenya tepat 10 ml lalu dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan operating time. Uji ketepatan dilakukan dengan penambahan larutan baku 800 ppm dengan 5 kali pengulangan. Hasil absorbansinya 278

digunakan untuk menghitung persen perolehan kembali (recovery). Penetapan Kadar Ciprofloxacin dalam Sediaan Tablet Ditimbang 48 mg zat aktif Ciprofloxacin kemudian dilarutkan dengan akuades hingga volumenya 60 ml dari larutan tersebut diencerkan dengan akuades seperti pada pembuuatan seri konsentrasi hingga 1 ppm. Selanjutnya 20 tablet yang telah memenuhi keseragaman bobot digerus hingga halus dan homogen lalu sampel serbuk ditimbang dan dilarutkan, dibuat perhitungan penimbangan sampel untuk menentukan berat sampel dan volume larutan yang dibutuhkan masing-masing sampel dan dilartkan hingga konsentrasi 800 ppm lalu encerkan hingga konsentrasi 1 ppm, kemudian dibaca absorbansinya pada panjang gelombang maksimum dan operating time. Penetapan kadar dilakukan dengan pengulangan sebanyak 3 kali dan dilakukan terhadap 2 sampel tablet Ciprofloxacin generik dan 2 sampel tablet Ciprofloxacin dagang. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil yang diperoleh panjang gelombang maksimum adalah pada panjang gelombang 276 nm dan konsentrasi yang optimum yaitu pada konsentrasi 500 ppm dengan absorbansi 0,24. Konsentrasi ini dipilih karena peak pada konsentrasi ini menunjukkan hasil yang baik dan sesuai dengan literatur yang ada akan tetapi sedikit mengalami pergeseran panjang gelombang dengan literature yaitu 278 nm. Karena adanya gugus auksokrom pada struktur Ciprofloxacin yang mengakibatkan terjadi pergeseran pada panjang gelombang tersebut. Penentuan operating time ditentukan dengan menggunakan panjang gelombang maksimum yaitu 276 nm dengan konsentrasi 500 ppm menggunakan spektrofotometri ultraviolet. Hasil penetapan operating time diambil dari absorbansi yang stabil yaitu 0 5 menit. Operating time yang digunakan adalah setiap 1 menit selama 10 menit. Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari kurva kalibrasi tersebut adalah 0,9978 dengan persamaan regresi y = 0,0004x + 0,0274. Persamaan kurva kalibrasi merupakan hubungan antara sumbu x dan y. Konsentrasi yang diperoleh dari hasil pengukuran dinyatakan sebagai sumbu x sedangkan serapan yang diperoleh dari hasil pengukuran dinyatakan sebagai sumbu y dan persamaan regresi linear dari kurva kalibrasi yang diperoleh hubungan yang liniear antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi. Harga koefisien korelasi (r) yang mendekati 1 menyatakan hubungan yang linear antara konsentrasi dengan serapan yang dihasilkan dengan arti peningkatan nilai absorbansi analit berbanding lurus dan signifikan dengan peningkatan konsentrasinya sesuai dengan kriteria penerimaan untuk koefisien korelasi yang baik adalah r 0,997. (Shargel, 1985). 279

a b s o r b a n s i 0.35 0.3 0.25 0.2 0.15 0.1 0.05 y = 0.0004x + 0.0274 r² = 0.9957 0 0 200 400 600 800 Gambar 1. Kurva Baku Larutan Baku Ciprofloxacin Setelah mendapatkan kurva kalibrasi yang memenuhi persyaratan analisis, selanjutnya menentukan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitas (LOQ). Batas deteksi yang diperoleh adalah 0,54 ppm artinya pada konsentrasi tersebut masih dapat dilakukan pengukuran sampel yang memberikan hasil ketelitian suatu alat berdasarkan tingkat akurasi individual hasil analisis, sedangkan batas kuantitas yang diperoleh adalah 1,8 ppm artinya pada konsentrasi tersebut bila dilakukan pengukuran masih dapat memberikan kecermatan analisis. Batas deteksi merupakan konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi (Harmita, 2006). Uji ketelitian dilakukan dengan menggunakan larutan baku Ciprofloxacin dengan konsentrasi 500 ppm yang dibuat sebanyak 5 kali untuk dilihat absoransinya pada panjang gelombang maksimum. Hasil absorbansi digunakan untuk menghitung harga absorbansi dan konsentrasi rata-rata, standar devisiasi (SD), koefisien variasi (KV) serta ketelitian alat. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan nilai koefisien variasi (KV) adalah 0,0258% sehingga ketelitian alat yang diperoleh yaitu 99,97%. Menurut Harmita (2004), nilai KV < 2% menunjukkan bahwa metode tersebut memberikan presisi yang baik. Hasil uji recovery yaitu 96,1%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa metode yang digunakan memiliki ketepatan yang baik ditunjukkan dengan nilai recovery berada pada kisaran 80 110% sesuai dengan yang disyaratkan. Nilai recovery menunjukkan kemampuan metode untuk memberikan ketepatan pengukuran terhadap analit berdasarkan angka perolehan kembali. Hasil penetapan kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik secara berturutturut adalah 929 ± 0,758 ppm, 1,030 ± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm dan 6,63 ± 0,994 ppm. Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet generik maupun dagang memenuhi persyaratan kadar yang tertera dalam USP 30 (2007) yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110%. Kesimpulan 1. Metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan untuk penetapan kadar ciprofloxacin dalam sediaan tablet karena dari hasil uji validasi, metode ini menunjukkan akurasi dan presisi yang baik yaitu nilai SD sebesar 13,3931, KV sebesar 0,0258 dan nilai ketepatan sebesar 96,1% dengan batas deteksi (LOD) 0,54 ppm dan batas kuantitatif (LOQ) 1,8 ppm. 280

2. Hasil penetapan kadar Ciprofloxacin dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan generik secara berturutturut adalah 929 ± 0,758 ppm, 1,030 ± 0,004 ppm, 947,3 ± 0,773 ppm dan 6,63 ± 0,994 ppm. 3. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa semua tablet yang diperiksa baik yang generik maupun nama dagang memenuhi standar persyaratan tablet menurut USP 30 (2007) yaitu mengandung Ciprofloxacin tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%. DAFTAR PUSTAKA Sumardjo, D. 2008. Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Program Strata 1. Fakultas Bioeksata. Jakarta : EGC Shargel, L. 1985. Biofarmasetika dan Farmakokinetika Terapan. Penerjemah Fasich. Edisi Kedua. Surabaya : Penerbit Universitas Airlangga. Halaman 16 Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungan. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. I, No. 3. Halaman 117-128 Pharmacopeia USP, 2007. The National Formulary. Edition 30. The United State Pharmacopeia Convention. Page 1759-1760 Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995.Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta Undang-Undang RI. 1992. No.23 Tentang Kesehatan. Presiden Republik Indonesia, Jakarta Departemen Kesehatan RI. 1989. No. 085 Tentang Kewajiban Menulis Resep dan atau Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta Sari, I. 2013. Analisis Kadar Ciprofloxacin dalam Sediaan Tablet dengan Metode Spektroskopi Near-Infrared dan Kemometrik. Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa. Fakultas Farmasi UNEJ. Jember Munson, J. W. 1991. Analisis Farmasi Metode Modern. Penerjemah : Harjana. Parwa B. Surabaya. Airlangga University Press. Hal 334 281