BAB 1 PENDAHULUAN. sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Kepemimpinan organisasi rumah sakit memainkan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah

BAB 1 PENDAHULUAN. kompleks. Undang-undang Rumah Sakit Nomor 44 tahun 2009 rumah sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan mempunyai fungsi dan tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. karakteristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat melakukan hal tersebut banyak hal yang perlu dilakukan, salah satu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakit dan unit kesehatan. Rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan. penelitian dan manfaat penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB I PENDAHULUAN. terlebih organisasi bisnis, eksistensinya ditentukan oleh kemampuan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan. Pelayanan keperawatan sering dijadikan tolok ukur citra sebuah

dasar yang paling penting dalam prinsip manajemen mutu (Hidayat dkk, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan baik dalam lingkup nasional maupun global.hal ini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Rumah sakit sebagai institusi penyedia jasa pelayanan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sesuai dengan Kepmenkes No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan efektivitas kerja yang positif bagi pegawai. Adanya kepemimpinan yang

BAB I PENDAHULUAN. aktifitas pemberian jasa (pelayanan) yang dianggap berharga dan penting.

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Keperawatan adalah salah satu profesi di rumah sakit yang

BAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berkembangnya jumlah rumah sakit di Indonesia menjadikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN. baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional/global. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan administrasi. Rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, identifikasi konseptual pernyataan riset dan variabel riset dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung terhadap sistem pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan (Depkes RI, 2009). Salah satu pelayanan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari sejarah kehidupan bangsa. Setelah Indonesia merdeka pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan keunggulan masing-masing agar bisa bertahan. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. layanan kesehatan juga terus berubah. Untuk itu semua aspek termasuk sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai, produk yang dipakai sifatnya tidak berwujud (Intangible)

BAB I PENDAHULUAN. terdiri berbagai tenaga profesional untuk memberikan pelayanan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan tertentu. Menurut Robbins (2006) bahwa kinerja pegawai adalah. untuk mengelola proses kerja selama periode tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tanpa mengabaikan mutu pelayanan perorangan (Depkes RI, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan di Indonesia adalah upaya

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, telah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai sektor industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya (Hasibuan, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDG s) yang dipicu oleh adanya tuntutan untuk

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

Seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang memuaskan (satisfactory healty care). (Depkes RI, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sumber daya manusia (Depkes, 2002). penunjang lainnya. Diantara tenaga tersebut, 40% diantaranya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin. Tim pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Organisasi adalah salah satu komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan. penting. Oleh karena itu, organisasi pelayanan kesehatan diharapkan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. izin penyelenggaraan Rumah Sakit Khusus Pemerintah dari Gubernur Jawa

BAB I PENDAHULUAN. rawat inap, rawat jalan, dan rawat darurat (Permenkes No. 147 tahun 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan keperawatan merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas jasa pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting yang perlu

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Keperawatan sebagai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. membimbing, mengajar, mengobservasi, mendorong dan memperbaiki,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Peran tersebut pada semakin penting mengingat perkembangan epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografis, perkembangan ilmu dan teknologi, dan perubahan struktur sosial ekonomi masyarakat (Soejitno, 2002). Peran penting dari rumah sakit salah satunya adalah penyelenggaraan pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan tersebut harus mampu memberikan pelayanan keperawatan bermutu dan profesional yang sesuai dengan tuntutan pemakai jasa pelayanan serta melalui penerapan kemajuan ilmu, teknologi, sesuai dengan standar, nilai-nilai moral dan etika profesi keperawatan (Nursalam, 2001). Tuntutan dan kebutuhan pelayanan keperawatan bermutu dalam menghadapi era globalisasi merupakan tantangan yang harus dipersiapkan secara benar dan ditangani secara mendasar, terarah dan sungguh-sungguh oleh rumah sakit. Perlu dilakukan pengelolaan secara profesional gar perawat dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada individu, keluarga, dan masyarakat (Nursalam, 2001). Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan tanggung jawab dari tenaga perawat. Tugas umum perawat adalah memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada pasien yang terdiri dari melakukan pengkajian proses keperawatan,

menegakkan diagnosa keperawatan aktual dan dignosa keperawatan resiko, perencanaan proses keperawatan, implementasi proses keperawatan, evaluasi, dan melakukan pencacatan dokumen keperawatan pada status pasien. Selain itu pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan biologis, psikologis, sosiologis spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik dalam keadaan sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Soeroso, 2002, Nursalam, 2001). Praktik keperawatan pada dasarnya adalah memberikan asuhan keperawatan, yaitu mulai dari melaksanakan pengkajian keperawatan, merumuskan diagnosis keperawatan, menyusun perencanaan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan (termasuk tindakan medik yang dapat dilakukan oleh perawat) sampai evaluasi terhadap hasil tindakan dan akhirnya mendokumentasikan hasil keperawatan sebagaimana tercantum dalam standar operational procedure (SOP). Perawat dituntut untuk mempunyai tingkat pengetahuan dan ketrampilan yang memadai, sehingga dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal bagi masyarakat (Soeroso, 2002). Evaluasi hasil kerja perawat tesebut tercermin dari cakupan pelayanan keperawatan sesuai SOP baik secara berkala maupun tahunan, sehingga prestasi kerja sangat tergantung pada penerapan SOP pelayanan keperawatan. Menurut Peratuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) tahun 2004, bahwa standar praktek keperawatan sangat penting sebagai petunjuk yang objektif untuk perawat memberikan perawatan

dan sebagai kriteria untuk evaluasi asuhan keperawatan sehingga kesalahan dalam pemberian obat, infeksi nosomokial dan klien tidak mendapatkan pelayanan yang optimal tidak akan terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mark dan Wan (2003), bahwa pelaksanaan praktik keperawatan profesional rumah sakit sangat berdampak terhadap peningkatan kepuasan dalam bekerja dan penurunan angka kematian, berkurangnya ketegangan emosi, amanya lingkungan kerja dan menurunnya angka cidera karena jarum suntik. Fenomena yang terjadi terkait dengan pelaksanaan pelayanan keperawatan di rumah sakit yang masih banyak ditemukan di Sumatera Utara adalah sering ditemukan perawat yang menghabiskan waktunya untuk melakukan pekerjaan di luar keperawatan yang bukan menjadi tanggung jawabnya dan kondisi ini berdampak pada tidak tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan pelayanan keperawatan secara berkesinambungan dan komprehensif bagi pasien maupun keluarganya. Kepatuhan perawat dalam penerapan SOP pelayanan keperawatan sebagai ukuran keberhasilan pelayanan keperawatan dan merupakan salah satu sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia. Selain itu menjadi bagian dari kecakapan yang diperoleh perawat yang berhubungan dengan pendidikan yang dimilikinya dan dipergunakan untuk tugasnya pada waktu yang tepat sesuai dengan ilmu yang pernah diperolehnya (Hasibuan, 2001). Penerapan SOP pelayanan keperawatan pada prinsipnya adalah bagian dari kinerja dan perilaku individu dalam bekerja sesuai tugas-tugasnya dalam organisasi, dan biasanya berkaitan dengan kepatuhan. Menurut Sarwono (2004) bahwa patuh

(compliance) adalah taat atau tidak taat terhadap perintah atau ketentuan yang berlaku, dan merupakan titik awal dari perubahan sikap dan perilaku individu. Hasil akhir dari kepatuhan penerapan SOP pelayanan keperawatan adalah kinerja atau hasil kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Keberhasilan pelaksanaan pelayanan keperawatan memberikan kontribusi terhadap cakupan pelayanan keperawatan secara keseluruhan, dan konsekuensi positifnya adalah meningkatnya kinerja rumah sakit. Menurut Rogers dalam Marriner (2001), bahwa praktek keperawatan profesional bersifat kreatif, imajinatif, dan efisien dalam melayani konsumen kesehatan yang bersumber dari pengambilan keputusan dengan pendekatan ilmiah dan kejujuran profesional. Menurut Gillies (1996) setiap institusi pelayanan kesehatan memiliki budaya organisasi yang berbeda pada masing-masing institusi hal ini bersumber dari nilai-nilai tertentu dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat yang menentukan persepsi dan perilaku karyawan atau perawat. Menurut Denison (2000) terdapat empat karakteristik budaya organisasi yang mempunyai pengaruh terhadap penampilan atau kinerja organisasi yaitu keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi. Menurut Gibson (1987) dalam Illyas (2002) bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang, yaitu (1) Faktor individu terdiri dari kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan sosio-demografis. Variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu, variabel demografis mempunyai efek tidak langsung pada perilaku dan

kinerja individu, (2) faktor psikologis terdiri dari persepsi, sikap, kepribadian dan motivasi. Variabel ini banyak dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis, dan (3) faktor organisasi berefek tidak langsung terhadap perilaku dan kinerja individu terdiri dari sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Salah satu unsur penting diperhatikan dari aspek organisasi adalah budaya organisasi. Menutu Robbin (2006), budaya organisasi mempunyai peran penting dalam mempengaruhi setiap saat menjalankan aktivitas dan dapat dibedakan melalui sistem yang dianut oleh anggota organisasi dalam hal ini rumah sakit. Menurut Mangkunegara (2000), budaya organisasi adalah seperangkat sikap, nilai, norma, keyakinan dan perilaku yang dimiliki oleh sekelompok orang yang dikembangkan dan dikomunikasikan dari generasi ke generasi berikutnya untuk membina hubungan dan mengatasi masalah adaptasi eksternal dan internal, sehingga secara akumulatif berfungsi untuk mempertahankan eksistensi diri dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dan kinerja invividu dalam organisasi. Kinerja rumah sakit di Propinsi Sumatera Utara masih rendah dilihat dari angka rata-rata pemanfaatan tempat tidur, lama rawatan dan status rawatan. Di Propinsi Sumatera Utara saat ini memiliki 157 buah rumah sakit, terdiri atas 57 rumah sakit pemerintah, 100 rumah sakit swasta. Berdasarkan dari jenisnya rumah sakit di Propinsi Sumatera Utara terdiri dari 23 rumah sakit khusus, dan 134 rumah sakit umum. Berdasarkan laporan indikator kinerja RS, diketahui rata-rata tingkat pemanfaatan tempat tidur (BOR) terendah di Indonesia, yaitu 36% dengan rata-rata

lama perawatan (LOS) 5,4 hari. Tingkat pencarian pelayanan masyarakat ke fasilitas rumah sakit hanya 0,7% untuk rumah sakit pemerintah dan 0,9% untuk rumah sakit swasta. Salah satu faktor penting yang memberikan kontribusi terhadap kinerja rumah sakit adalah kinerja perawat dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan SOP (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara, 2008). Rumah Sakit Umum (RSU) Mitra Sejati yang berdiri sejak tahun 2001 merupakan salah satu rumah sakit swasta yang ikut berperan dalam upaya pembangunan kesehatan di Kota Medan juga mempunyai permasalahanpermasalahan hasil kerja perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan. Hal ini terwujud dari indikator kinerja rumah sakit secara keseluruhan. Berdasarkan data kunjungan RSU Mitra Sejati (2009), diketahui bahwa angka BOR rumah sakit sudah menunjukkan hasil yang baik yaitu 87,2% dari 120 bed yang tersedia, artinya bahwa secara umum minat masyarakat untuk berobat ke RSU Mitra Sejati tergolong tinggi, namun meskipun demikian permasalahan internal RSU Mitra Sejati juga berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan keperawatan. Budaya organisasi secara filosofi muncul dari keseluruhan penjabaran visi dan misi serta motto suatu organisasi termasuk rumah sakit. Visi RSU Mitra Sejati adalah menjadi salah satu pusat rujukan pelayanan kesehatan terpercaya dengan fasilitas yang lengkap yang senantiasa berupaya memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik, dan kemudian dijabarkan dalam misinya yaitu mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dan

membantu pemerintah dalah upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (RSU Mitra Sejati, 2009). Komitmen meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan profesional di dasari oleh motto RSU Mitra Sejati yaitu Mitra Anda Menuju Hidup Sehat. Motto tersebut dijadikan sebagai filosofi budaya organisasi yang diimplementasikan dalam perwujudkan budaya kerja perawat dan para medis lainnya dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Aplikasi dari konsep Denison (2000) yaitu keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi rumah sakit mengacu pada filosofi visi dan misi serta motto RSU Mitra Sejati dalam memberikan pelayanan keperawatan, artinya perawat harus mau dan mampu menyesuaikan keseluruhan tindakan asuhan keperawatan dengan kebutuhan dan komitmen bersama dalam memberikan pelayanan keperawatan, dan konsisten. Berdasarkan hasil survai awal di RSU Mitra Sejati Januari (2009), bahwa masih terdapat permasalahan dalam pelayanann asuhan keperawatan di RSU Mitra Sejati yang diindikasikan masih terdapat pasien yang pulang atas permintaan sendiri, dilihat dari status pasien ternyata belum memenuhi syarat untuk pulang, karena kondisi belum membaik. Selain itu adanya pengaduan keluarga pasien atas sikap perawat yang tidak segera melayani pasien, akibat banyaknya pasien lain yang membutuhkan perawatan, serta masih adanya perawat yang bertukar shift kerja dengan perawat lain dengan alasan tertentu, sehingga kebutuhan perawat tidak terpenuhi untuk memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.

Berdasarkan laporan pelayanan keperawatan RSU Mitra Sejati (2009), diketahui bahwa penerapan standar asuhan keperawatan seperti penggunaan instrumen pengkajian keperawatan masih rendah yaitu 31,24% pengkajian data keperawatan sebesar 31,24%, diagnosa keperawatan sebesar 45,8%, perencanaan keperawatan sebesar 17,3%, implementasi keperawatan sebesar 39,6%, dan evaluasi keperawatan sebesar 19,5% dibandingkan standar yang direkomendasikan Depkes RI yaitu 80%-100%. Instrumen standar pengkajian keperawatan ini berkaitan dengan pengumpulan data, identifikasi awal status kesehtaan klien, respon psikologis dan risiko lainnya sebelum diberikan intervensi pelayanan keperawatan, dan indkator paling penting adalah masih rendah cakupan implementasi keperawatan, yaitu pelaksanaan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP dan pencatatan seluruh asuhan keperawatan. Keadaan ini memberikan fenomena bahwa aplikasi dari penjabaran budaya organisasi yang didasari visi dan misi yaitu (1) mengedepankan layanan kesehatan dengan biaya yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat pada umumnya, dan (2) membantu program pemerintah dalam upaya meningkatkan taraf kesehatan masyarakat serta motto RSU Mitra Sejati yaitu mitra anda menuju hidup sehat masih belum sesuai dengan arah dan tujuan organisasi khususnya dalam pelayanan keperawatan secara komprehensif termasuk dalam penerapan SOP keperawatan, sehingga berdampak terhadap kinerja perawat dan mutu pelayanan keperawatan Menurut Kotler (1992) dalam Tika (2006), bahwa budaya organisasi yang kuat berkaitan dengan kinerja yang unggul, karena melibatkan struktur dan kontrol

yang dibutuhkan untuk meningkatkan komitmen, loyalitas, motivasi, dan inovasi yang memberikan dampak positif terhadap kinerja. Penelitian Mila (2009) di RSD Raden Mattaher Jambi, bahwa penyesuaian diri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan merupakan variabel paling berpengaruh terhadap kinerja perawat pelaksana. Penyesuaian yang kuat akan memberikan dampak terhadap perilaku perawat dalam melakukan pekerjaanya terutama beradaptasi terhadap nilai-nilai dan aturan organisasi yang berfokus terhadap kepuasan pasien. Permasalahan budaya organisasi setiap organisasi bervariatif termasuk di RSU Mitra Sejati, karena perbedaan karakteristik rumah sakit dan faktor individu dalam organisasi. Hal ini tercermin dari hasil kerja perawat dan tenaga medis lainnya di RSU Mitra Sejati yang terwujud dari evaluasi hasil kerja dan kesesuainnya dengan SOP masing-masing tenaga kesehatan yang ada. Budaya organisasi dan aplikasi SOP diduga berkaitan dengan kinerja perawat di RS Mitra Sejati, sehingga pendekatan organisasional dan sumber daya manusia dinilai sangat penting dalam menciptakan pelayanan kesehatan yang berkualitas, dan berorientasi pada kebutuhan pelanggan. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penelitian tentang pengaruh budaya organisasi meliputi keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi serta penerapan SOP pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati menjadi sangat penting dilakukan mengingat pelaksanaan pelayanan keperawatan merupakan kebutuhan yang sanga penting dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan, dan dapat dijadikan informasi untuk merumuskan

kebijakan peningkatan kualitas pelayanan pelayanan keperawatan di RSU Mitra Sejati di masa akan datang. 1.2. Permasalahan Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh budaya organisasi (keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi) dan penerapan SOP pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi (keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi) dan penerapan SOP pelayanan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, evaluasi dan dokumentasi asuhan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010. 1.4. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh budaya organisasi (keterlibatan, penyesuaian, konsistensi dan misi organisasi) terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010. 2. Ada pengaruh penerapan SOP pelayanan keperawatan terhadap kinerja perawat di RSU Mitra Sejati tahun 2010.

1.5. Manfaat Penelitian 1. Memberikan masukan bagi manajemen RSU Mitra Sejati dalam menciptakan budaya organisasi yang kompetetif, informatif dan berbasis sumber daya manusia dalam rangka menciptakan kinerja rumah sakit yang optimal dan berbasis kepuasan klien. 2. Memberikan masukan bagi manajemen RSU Mitra Sejati dalam mengambil kebijakan peningkatan kedisiplinan perawat dalam menerapkan SOP pelayanan keperawatan secara profesional dan komprehensif. 3. Memberikan masukan kepada perawat dalam meningkatkan motivasi, dan budaya kerja yang baik sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya pada masing-masing unit di RSU Mitra Sejati Medan. 4. Menjadi referensi pada penelitian selanjutnya.