BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Di kehidupan sehari-hari banyak yang dapat dipelajari, salah satu hal paling mendasar yang dipelajari adalah bersosialisasi. Dalam bersosialisasi pasti terlibat dengan Bahasa agar dapat mengerti maksud satu dengan yang lainnya. Bahasa merupakan suatu ilmu yang paling mendasar untuk kehidupan manusia. Tanpa bahasa, kita akan sulit mengerti satu sama lain. Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer. Walaupun bahasa merupakan hal yang mendasar untuk dipelajari, tapi akan banyak hal yang dapat dipelajari dari bahasa. Pada zaman sekarang, bahasa tidak hanya dapat dilihat dari percakapan sehari-hari, tapi dapat dilihat melalui media online, media cetak seperti novel, komik, majalah, dan sebagainya. Ilmu yang mempelajari Bahasa adalah ilmu linguistik. Secara umum kata linguistik berasal dari kata latin lingua yang berarti bahasa. Dalam buku Linguistik Umum yang ditulis Abdul Chaer, Ilmu linguistik sering disebut juga dengan linguistik umum yang artinya ilmu linguistik tidak hanya mengkaji sebuah bahasa saja, melainkan mengkaji seluk beluk Bahasa pada umumya. Dalam ilmu linguistik murni mencakup beberapa bagian yaitu fonetik yang berarti analisis artikulasi bunyi Bahasa, fonologi yang berarti sistem bunyi bahasa, morfologi yang merupakan analisis unsur-unsur pembentuk kata artikulasi suatu bahasa, sintaksis yang menganalisis tentang frasa dan kalimat, dan semantik merupkan analisis mengenai makna kata. 1
2 Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memilih tema linguistik diteliti dari bagian sintaksis berupa bahasa tulisan yang ada dalam sebuah karya sastra yang berbentuk novel. Sintaksis dalam Bahasa Jepang berbeda dengan sintaksis pada umumnya. Arti sintaksis secara umum di ungkapkan oleh O Grady, et. al. (1997) adalah The system of the rules and categories that underlines sentence formation in human language. Artinya sintaksis adalah aturan dalam sistem pola kalimat dasar dalam bahasa manusia. Manaf (2009:3) sintaksis adalah cabang linguistik yang membahas struktur internal kalimat. Struktur internal kalimat yang dibahas adalah frasa, klausa, dan kalimat. Menurut Manaf (2009:3) frasa adalah objek kajian sintaksis terkecil dan kalimat adalah objek kajian sintaksis terbesar. Dalam Bahasa Jepang sintaksis disebut dengan tougoron ( 統語論 ) atau sintakusu ( シンタクス ), yaitu cabang linguistik yang mengkaji tentang struktur dan unsur unsur pembentuk kalimat (Sutedi, 2003:61). Kalimat dalam Bahasa Jepang terbentuk dari perpaduan beberapa jenis kata yang disusun berdasarkan pada aturan gramatikalnya. Penulis memilih tema sintaksis karena banyak sekali yang dapat dibahas seperti struktur kalimat dalam bahasa, jenis atau kelas kata dalam bahasa dan sebagainya. Hal ini sangat menarik untuk dibahas, khususnya yang terkait dengan kelas kata dalam Bahasa Jepang. Dalam Bahasa Jepang ada beberapa kelas kata, salah satunya jodoushi 助動詞 yang artinya verba bantu atau kata yang tidak dapat berdiri sendiri dan tidak mempunyai arti tertentu. Dalam jodoushi memliki berbagai bentuk perubahan, antaralain shieki ~saseru yang sering dikenal dengan bentuk menyuruh. Dalam skripsi ini, penulis bermaksud membahas mengenai bentuk shieki ~saseru yang biasanya dipakai ketika seseorang menyuruh orang lain. Arti kata Shieki dari kamus Jepang-Indonesia (Kenji Matsuura, 2005) adalah kata kerja kausatif atau mempekerjakan dengan kata lain membuat seseorang bergerak. Contoh kalimat dari shieki ~saseru,sebagai berikut:
3 木村さんは選手に一日どれぐらい練習させていますか (Nakagawa, 1995) Artinya: Kimura, dalam sehari menyuruh para pemain berapa lama untuk latihan? Dari kalimat tersebut dapat dilihat bentuk shieki ~saseru pada kata succhousaseru yang digaris bawahi yang berarti menyuruh latihan. Dalam bentuk shieki ~saseru biasanya berciri-ciri ada objek dan partikel, karena termasuk jenis transitif yaitu tidak dapat berdiri sendiri. Dalam contoh tersebut juga dapat dilihat bentuk shieki ~saseru digunakan oleh sesama manusia, ada orang yang menyuruh dan ada orang yang disuruh. Shieki ~saseru tidak hanya memiliki arti makna menyuruh saja, masih ada beberapa makna lainnya yang terkandung dalam shieki ~saseru. Sering pembelajar Bahasa Jepang pemula juga mengalami kesulitan ketika belajar mengenai shieki ~saseru. Karena selain fungsi yang lebih dari satu penggunaan tipe shieki ~saseru pun sangat beragam. Penulis bermaksud membahas mengenai penggunaan tipe shieki ~saseru. Penulis tertarik untuk membahas mengenai shieki karena bagi pembelajar Bahasa Jepang tingkat pemula, shieki ~saseru cukup sulit untuk dipahami penggunaanya karena shieki ~saseru cukup banyak dan masih belum sepenuhnya dipelajari. Biasanya tingkat pemahaman mengenai penggunan shieki ~saseru berbeda-beda karena tergantung dari tingkat belajar Bahasa Jepang. Maka tidak heran bila banyak pembelajar Bahasa Jepang tingkat pemula kurang memahami penggunaan shieki ~saseru. Hal ini menarik untuk dibahas, karena fungsi shieki memiliki arti yang banyak dan penggunaan shieki ~saseru yang berbeda-beda. Dalam skripsi ini, penulis memakai korpus data dari salah satu bentuk sastra yang berupa novel. Novel yang dipakai berjudul Torachan neko to nezumi to kingyo to kotori to inu no ohanasu karya Mure Yoko ( 群ようこ,1989) Novel ini menceritakan tentang kehidupan para hewan, seperti kucing, tikus, ikan mas, burung kecil dan anjing. Penulis tertarik dengan novel ini karena didalam bacaan tersebut terdapat banyak kata-
4 kata yang memakai kelas kata shieki ~saseru. Selain itu novel cukup mudah dimengerti untuk dapat mengklasifikasikan makna dan fungsi shieki ~saseru. Dalam skripsi ini penulis memakai beberapa teori yang berguna sebagai acuan dalam penelitian, diantaranya adalah teori sintaksis, kemudian dilanjutkan dengan teori kelas kata Bahasa Jepang jodoushi 助動詞, teori makna shieki ~saseru menurut Aoki (1977(1995)) dan teori penggunaan shieki ~saseru menurut Kazuko Hoshino (1994). Teori-teori ini akan menjadi teori dasar dalam penelitian dan penulis juga akan menggunakan teori pembantu dan referensi lain yang mendukung penyusunan skripsi ini. Dari teori yang ada, penulis akan menghubungkan teori dengan kalimat-kalimat yang berbentuk shieki ~saseru yang ada dalam novel Tora chan kedalam analisis yang akan dibahas pada bab 4 yaitu pada bab analisis. Penulis juga akan menjelaskan satu persatu dilihat dari situasi kalimat dan golongan penggunaan dari teori yang ada. Dengan begitu penggunaan tipe-tipe shieki ~saseru dapat lebih diketahui lebih dalam lagi. 1.2 Masalah Pokok Penulis bermaksud untuk meneliti masalah sintaksis yang ada dalam pola tata Bahasa Jepang yang dihubungkan dengan penggunaannya dalam sebuah novel. 1.3 Formulasi Masalah Penulis akan menganalisis korpus data melalui teori shieki ~saseru yang akan dihubungkan dengan korpus data dalam novel Jepang.
5 1.4 Ruang Lingkup Penelitian Penulis akan menggunakan teori dari Kazuko Hoshino (1994) mengenai penggunaan shieki ~saseru, kemudian menganalisis masing-masing tipe penggunaan shieki ~saseru dalam novel berjudul Tora chan (Mure Yoko, 1989) 1.5 Tujuan Penelitian Banyak pembelajar bahasa Jepang tidak tertalu mengetahui makna dan tipe penggunaan shieki ~saseru. Di dalam skripsi ini, penulis bertujuan untuk meneliti tipe shieki yang berdasarkan dengan teori sehingga para pembelajar Bahasa Jepang dapat lebih memahami dan menambah pengetahuan yang lebih lagi mengenai penggunaan shieki ~saseru. Selain itu, dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembelajar Bahasa Jepang dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan melakukan penelitian ini sehingga dapat dilakukan penelitian lebih lanjut yang akan memperbaiki dan mendukung hasil penelitian ini. 1.6 Tinjauan Pustaka Sebelum penulis meneliti masalah fungsi-fungsi shieki ~saseru dalam skripsi ini, telah ada penelitian sebelumnya yang membahas mengenai penggunaan shieki ~saseru. Ia adalah Kazuko Hoshino (1994) orang yang meneliti mengenai penggunaan Shieki ~saseru. Judul penelitiannya adalah Shieki Doushi no yoho ( 使役形動詞の用法 ). Pada penelitian tersebut membahas mengenai penggunaan shieki dengan menggunakan korpus datanya berasal dari Koran Jepang dan novel, kemudian kalimatkalimat shieki ~saseru dikumpulkan lalu diklasifikasikan penggunaanya. Dalam skripsi
6 ini akan memakai teori Kazuko Hoshino (1994) tetapi perbedaanya dengan penelitiannya adalah pada korpus data yang digunakan berupa novel yang berjudul Tora chan.