PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

dokumen-dokumen yang mirip
Program Dinamis (Dynamic Programming)

Design and Analysis Algorithm. Ahmad Afif Supianto, S.Si., M.Kom. Pertemuan 09

Program Dinamis (dynamic programming):

Program Dinamis. Oleh: Fitri Yulianti

Program Dinamis (Dynamic Programming)

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #10 Ganjil 2015/2016 TIN102 PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI

MODUL I PROGRAM DINAMIS

Program Dinamis Sebagai Algoritma Dalam Link State Routing Protocol

Eksplorasi Algoritma Brute Force, Greedy, dan Dynamic Programming untuk Persoalan Integer Knapsack

BAB III ALGORITMA GREEDY DAN PROGRAM DINAMIS

PENENTUAN RUTE TERPENDEK MENUJU KAMPUS MENGGUNAKAN ALGORITMA DYNAMIC PROGRAMMING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penentuan Lintasan Terbaik Dengan Algoritma Dynamic Programming Pada Fitur Get Driving Directions Google Maps

Penyelesaian Sum of Subset Problem dengan Dynamic Programming

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pemanfaatan Algoritma Program Dinamis dalam Pendistribusian Barang

TUGAS RESUME MATERI KULIAH ALGORITMA DAN STRUKTUR DATA STRATEGI ALGORITMA : H

Penerapan Program Dinamis dalam Menentukan Rute Terbaik Transportasi Umum

Penentuan Menu Makan dengan Pemrograman Dinamis

Penyelesaian Persoalan Penukaran Uang dengan Program Dinamis

Mendapatkan Keuntungan Investasi Tertinggi dengan Memanfaatkan Algoritma Dynamic Programming

EKSPLORASI ALGORITMA BRUTE FORCE, GREEDY DAN PEMROGRAMAN DINAMIS PADA PENYELESAIAN MASALAH 0/1 KNAPSACK

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Program Dinamis untuk Optimisasi Taktik Pit Stop F1

Analisis Permainan FLIP Menggunakan Algoritma Program Dinamis

BAB 2 LANDASAN TEORI

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

BAB II LANDASAN TEORI

PENEMPATAN KANTOR POS DENGAN ALGORITMA PROGRAM DINAMIS

Lecture 5 : Dynamic Programming (Programa Dinamis) Hanna Lestari, ST, M.Eng

Penerapan Program Dinamis dalam Menentukan Kegiatan Olahraga dengan Pembakaran Kalori Optimal

BAB I PENDAHULUAN. pada sektor masyarakat meluas dengan cepat[4]. menentukan tingkat kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan, dimana masingmasing

Penentuan Strategi Pemasaran Produk dengan Algoritma Program Dinamis

BAB VIII PEMROGRAMAN DINAMIS

Penerapan Algoritma Program Dinamis dalam Penjadwalan Pengerjaan Sekumpulan Tugas Pelajar

Penerapan Program Dinamis Pada Sistem Navigasi Otomotif

BAB 2 LANDASAN TEORI

Deteksi Wajah Menggunakan Program Dinamis

Penerapan Dynamic Programming pada sistem GPS (Global Positioning System)

Penentuan Rute Terbaik pada Permainan Taxi Rider

Program Dinamik Ir. Djoko Luknanto, M.Sc., Ph.D. Jurusan Teknik Sipil FT UGM

Implementasi Pemrograman Dinamis dalam Pencarian Solusi Permainan Menara Hanoi

Pengaturan Pilihan Makanan untuk Memenuhi Kebutuhan Kalori dengan Algoritma Pemrograman Dinamis

MANAJEMEN PENGECEKAN INVENTARIS PERUSAHAAN BERBASIS PROGRAM DINAMIS

PERMASALAHAN OPTIMASI 0-1 KNAPSACK DAN PERBANDINGAN BEBERAPA ALGORITMA PEMECAHANNYA

Implementasi Pencocokan String Tidak Eksak dengan Algoritma Program Dinamis

Pencarian Lintasan Terpendek Jalur Pendakian Gunung dengan Program Dinamis

ANALISIS KINERJA ALGORITMA PEMROGRAMAN DINAMIK PADA MASALAH MULTISTAGE GRAPH. Kata Kunci: Algoritma, Multistage, Pemrograman Dinamik, Running Time

Paradigma Pemrograman Dinamis dalam Menentukan Rute Distribusi Bahan Bakar Minyak Berdasarkan Kebutuhan Penduduk di Suatu Daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penyelesaian Persoalan Rationing Capital Menggunakan Metode Present Worth dalam Ekonomi Teknik dengan Program Dinamis

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Program Dinamik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ika Zulhidayati (1), Kartika Yulianti (2) ABSTRAK

MENENTUKAN LINTASAN TERPENDEK SUATU GRAF BERBOBOT DENGAN PENDEKATAN PEMROGRAMAN DINAMIS. Oleh Novia Suhraeni 1, Asrul Sani 2, Mukhsar 3 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Knapsack adalah suatu permasalahan dalam menentukan pemilihan objek

Penerapan Algoritma Boyer Moore-Dynamic Programming untuk Layanan Auto-Complete dan Auto-Correct

Pencarian Jalur Terpendek Pada Sistem Jaringan Komputer Menggunakan Algoritma Program Dinamis

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 2 LANDASAN TEORI

PROGRAM DINAMIS UNTUK PENENTUAN LINTASAN TERPENDEK DENGAN PENDEKATAN ALGORITMA FLOYD-WARSHALL

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman Ford pada Routing Jaringan Komputer

Analisa Keputusan Manajemen dengan Pemrograman Dinamis

Pencarian Solusi Optimal dalam Permainan Congklak dengan Program Dinamis

II. TEORI DASAR. Kata Kunci levenshtein; program dinamis; edit distance; twitter

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO. Oky Dwi Nurhayati, ST, MT

Penerapan Pemrograman Dinamis dalam Perencanaan Produksi

Penelitian Operasional II Programa Dinamik 1 1. PROGRAM DINAMIK

LAPORAN RESMI MODUL II DYNAMIC PROGRAMMING

BAB 1 PENDAHULUAN. Persoalan lintasan terpanjang (longest path) merupakan persoalan dalam mencari

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perbandingan Algoritma Dijkstra dan Algoritma Floyd-Warshall dalam Penentuan Lintasan Terpendek (Single Pair Shortest Path)

PROGRAMA DINAMIS. Dalam Kehidupan nyata sering dijumpai masalah pengambilan keputusan yang meliputi

Sudi dan Implementasi Algoritma Optimasi Pemotongan Bar Steel

METODE PROGRAM DINAMIS PADA PENYELESAIAN TRAVELING SALESMAN PROBLEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Penerapan Dynamic Programming dalam Penentuan Pengambilan Job dalam Euro Truck Simulator 2

Bab II Tinjauan Pustaka

Program Dinamik (Dynamic Programming) Riset Operasi TIP FTP UB

Algoritma Branch & Bound

Optimasi Perhitungan Bilangan Fibonacci Menggunakan Program Dinamis

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penggunaan Dynamic Programming pada Persoalan Penjadwalan Kedatangan Pesawat Terbang

Perencanaan Kebijakan Penggantian Alat Masak Paling Optimal pada Usaha Restoran dengan Menggunakan Program Dinamis

ALGORITMA OPTIMASI UNTUK MEMINIMALKAN SISA PEMOTONGAN BAR STEEL PADA PERUSAHAAN KONSTRUKSI

BAB 2 LANDASAN TEORI

IMPLEMENTASI ALGORITMA GREEDY DALAM MASALAH LINTASAN TERPANJANG MENGGUNAKAN BAHASA C TUGAS AKHIR INDRIANI ARMANSYAH SRG

Penentuan Rute Belanja dengan TSP dan Algoritma Greedy

Riset Operasional. Tahun Ajaran 2014/2015 ~ 1 ~ STIE WIDYA PRAJA TANA PASER

Pengantar Strategi Algoritmik. Oleh: Rinaldi Munir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENERAPAN PROGRAM DINAMIS UNTUK MENENTUKAN JALUR PERJALANAN YANG OPTIMUM DENGAN BANTUAN SOFTWARE WINQSB

PROGRAMA DINAMIS 10/31/2012 1

Pendekatan Dynamic Programming untuk Menyelesaikan Sequence Alignment

Aplikasi Dynamic Programming dalam Decision Making pada Reinvestment Problem

BIAYA MINIMUM PADA PERENCANAAN PRODUKSI DAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN UD. HAMING MAKASSAR DENGAN PROGRAM DINAMIK

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Pendekatan Maju (Forward) Dynamic Programming Untuk Permasalahan MinMax Knapsack 0/1

MANAJEMEN LOGISTIK & SUPPLY CHAIN MANAGEMENT KULIAH 10 & 11: MANAJEMEN TRANSPORTASI & DISTRIBUSI

Transkripsi:

PROGRAM STUDI S1 SISTEM KOMPUTER UNIVERSITAS DIPONEGORO Oky Dwi Nurhayati, ST, MT email: okydn@undip.ac.id 1

Program Dinamis (dynamic programming): - metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) - sedemikian sehingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. 2

Pada penyelesaian persoalan dengan metode ini: 2. terdapat sejumlah berhingga pilihan yang mungkin, 3. solusi pada setiap tahap dibangun dari hasil solusi tahap sebelumnya, 4. kita menggunakan persyaratan optimasi dan kendala untuk membatasi sejumlah pilihan yang harus dipertimbangkan pada suatu tahap. 3

2 2 6 7 4 3 5 4 1 8 3 4 1 3 2 6 6 3 10 3 4 4 1 5 4 7 3 3 9 4 4

Pada program dinamis, rangkaian keputusan yang optimal dibuat dengan menggunakan Prinsip Optimalitas. Prinsip Optimalitas: jika solusi total optimal, maka bagian solusi sampai tahap ke-k juga optimal. 5

Prinsip optimalitas berarti bahwa jika kita bekerja dari tahap k ke tahap k + 1, kita dapat menggunakan hasil optimal dari tahap k tanpa harus kembali ke tahap awal. ongkos pada tahap k +1 = (ongkos yang dihasilkan pada tahap k ) + (ongkos dari tahap k ke tahap k + 1) 6

Dengan prinsip optimalitas ini dijamin bahwa pengambilan keputusan pada suatu tahap adalah keputusan yang benar untuk tahap-tahap selanjutnya. Pada metode greedy hanya satu rangkaian keputusan yang pernah dihasilkan, sedangkan pada metode program dinamis lebih dari satu rangkaian keputusan. Hanya rangkaian keputusan yang memenuhi prinsip optimalitas yang akan dihasilkan. 7

Persoalan dapat dibagi menjadi beberapa tahap (stage), yang pada setiap tahap hanya diambil satu keputusan. Masing-masing tahap terdiri dari sejumlah status (state) yang berhubungan dengan tahap tersebut. Secara umum, status merupakan bermacam kemungkinan masukan yang ada pada tahap tersebut. 8

V 1 V 2 V 3 V 4 V 5 2 6 9 3 1 7 10 12 4 8 11 5 9

1. Hasil dari keputusan yang diambil pada setiap tahap ditransformasikan dari status yang bersangkutan ke status berikutnya pada tahap berikutnya. Ongkos (cost) pada suatu tahap meningkat secara teratur (steadily) dengan bertambahnya jumlah tahapan. Ongkos pada suatu tahap bergantung pada ongkos tahap-tahap yang sudah berjalan dan ongkos pada tahap tersebut. 10

1. Keputusan terbaik pada suatu tahap bersifat independen terhadap keputusan yang dilakukan pada tahap sebelumnya. Adanya hubungan rekursif yang mengidentifikasikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k memberikan keputusan terbaik untuk setiap status pada tahap k + 1. 5. Prinsip optimalitas berlaku pada persoalan tersebut. 11

Dua pendekatan yang digunakan dalam PD: maju (forward atau up-down) dan mundur (backward atau bottom-up). 12

Misalkan x 1, x 2,, x n menyatakan peubah (variable) keputusan yang harus dibuat masing-masing untuk tahap 1, 2,, n. Maka, Program dinamis maju. Program dinamis bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ke tahap 2, 3, dan seterusnya sampai tahap n. Runtunan peubah keputusan adalah x 1, x 2,, x n. 13

Program dinamis mundur. Program dinamis bergerak mulai dari tahap n, terus mundur ke tahap n 1, n 2, dan seterusnya sampai tahap 1. Runtunan peubah keputusan adalah x n, x n-1,, x 1. 14

1. Karakteristikkan struktur solusi optimal. 2. Definisikan secara rekursif nilai solusi optimal. 3. Hitung nilai solusi optimal secara maju atau mundur. 4. Konstruksi solusi optimal. 15

Tentukan lintasan terpendek dari simpul 1 ke simpul 10: 2 2 6 7 4 3 5 4 1 8 3 4 1 3 2 6 6 3 10 3 4 4 1 5 4 7 3 3 9 4 16

Misalkan x1, x2,, x4 adalah simpul-simpul yang dikunjungi pada tahap k (k = 1, 2, 3, 4). Maka rute yang dilalui adalah 1 x1 x2 x3 x4, yang dalam hal ini x4 = 10. 17

Pada persoalan ini, Tahap (k) adalah proses memilih simpul tujuan berikutnya (ada 4 tahap). Status (s) yang berhubungan dengan masing-masing tahap adalah simpul-simpul di dalam graf. 18

Relasi rekurens berikut menyatakan lintasan terpendek dari status s ke x 4 pada tahap k: f ( s) = c (basis) f 4 sx k 4 ( s) = min{ c + f ( x )}, (rekurens) x sxk k + 1 k k k = 1, 2, 3 Keterangan: a. x k : peubah keputusan pada tahap k (k = 1, 2, 3). c : bobot (cost) sisi dari s ke x k b. sxk c. f k (s, x k ) : total bobot lintasan dari s ke x k d. f k (s) : nilai minimum dari f k (s, x k ) Tujuan program dinamis mundur: mendapatkan f 1 (1) dengan cara mencari f 4 (s), f 3 (s), f 2 (s) terlebih dahulu. 19

Tahap 4: f ( s) = c 4 sx 4 Solusi Optimum s f 4 (s) * x 4 8 3 10 9 4 10 Catatan: x k * adalah nilai x k yang meminimumkan f k (s, x k ). 20

Tahap 3: f ( s) = min{ c f ( x )} sx 4 3 3 3 3 x + x 3 f 3 (s, x 3 ) = c s,x3 + f 4 (x 3 ) Solusi Optimum s 8 9 f 3 (s) * x 3 5 4 8 4 8 6 9 7 7 9 7 6 7 6 8 21

Tahap 2: f ( s) = min{ c f ( x )} sx 3 2 2 2 2 x + x 2 f 2 (s, x 2 ) = c s,x2 + f 3 (x 2 ) Solusi Optimum s 5 6 7 f 2 (s) * x 2 2 11 11 12 11 5 atau 6 3 7 9 10 7 5 4 8 8 11 8 5 atau 6 22

Tahap 1: f ( s) = min{ c f ( x )} sx 2 1 1 1 1 x + x 1 f 1 (s, x 1 ) = c s,x1 + f 2 (x 1 ) Solusi Optimum s 2 3 4 f 1 (s) * x 1 1 13 11 11 11 3 atau 4 23

Solusi optimum dapat dibaca pada tabel di bawah ini: 1 x 1 x 2 x 3 x 4 Panjang Lintasan Terpendek 3 5 8 10 11 5 8 10 11 4 6 9 10 11 Jadi ada tiga lintasan terpendek dari 1 ke 10, yaitu 1 3 5 8 10 1 4 5 8 10 1 4 6 9 10 Panjang ketiga lintasan tersebut sama, yaitu 11. 24

Sebuah perusahaan, berencana akan mengembangkan usaha (proyek) melalui ketiga buah pabrik (plant) yang dimilikinya. Setiap pabrik diminta mengirimkan proposal (boleh lebih dari satu) ke perusahaan untuk proyek yang akan dikembangkan. Setiap proposal memuat total biaya yang dibutuhkan (c) dan total keuntungan (revenue) yang akan diperoleh (R) dari pengembangan usaha itu. Perusahaan menganggarkan Rp 5 milyar untuk alokasi dana bagi ketiga pabriknya itu. 25

Tabel berikut meringkaskan nilai c dan R untuk masing-masing proposal proyek. Proposal proyek bernilai-nol sengaja dicantumkan yang berarti tidak ada alokasi dana yang diberikan untuk setiap pabrik. Tujuan Perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimum dari pengalokasian dana sebesar Rp 5 milyar tersebut. Selesaikan persoalan ini dengan program dinamis. 26

Peubah status yang terdapat pada tahap 1, 2, dan 3: x 1 = modal yang dialokasikan pada tahap 1 x 2 = modal yang dialokasikan pada tahap 1 dan 2 x 3 = modal yang dialokasikan pada tahap 1, 2, dan 3 x 1 x 2 x 3 Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Kemungkinan nilai-nilai untuk x 1 dan x 2 adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5 (milyar), sedangkan nilai untuk x 3 adalah 5 27

Pabrik 1 Pabrik 2 Pabrik 3 Proyek c 1 R 1 c 2 R 2 c 3 R 3 1 0 0 0 0 0 0 2 1 5 2 8 1 3 3 2 6 3 9 - - 4 - - 4 12 - - 28

Misalkan, R k (p k ) = keuntungan dari alternatif p k pada tahap k f k (x k ) = keuntungan optimal dari tahap 1, 2,, dan k yang diberikan oleh status x k 29

Relasi rekurens keuntungan optimal: f = {R 1 (p 1 )} (basis) ( x ) max 1 1 feasible proposal _ p feasible proposal _ 1 f k ( x k ) = max {R k (p k ) + f k-1 (x k-1 ) } (rekurens) k = 2, 3 Catatan: 1. x k 1 = x k c k (p k ) p k c(p k ) adalah biaya untuk alternatif p k pada tahap k. 2. Proposal p k dikatakan layak (feasible) jika biayanya, c(p k ), tidak melebihi nilai status x k pada tahap k. 30

Relasi rekurens keuntungan optimal menjadi f ( x ) max 1 1 c x = {R 1 (p 1 )} (basis) 1 ( p1 ) 1 f k ( x k ) = max {R k (p k ) + f k-1 [x k c k (p k )] } (rekurens) c k ( p k ) x k k = 2, 3 31

Tahap 1 f ( x ) = max{r 1 (p 1 )} 1 1 c1 ( p1 ) x p = 1, 2,3 1 1 R 1 (p 1 ) Solusi Optimal x 1 p 1 = 1 p 1 = 2 p 1 = 3 f 1 (x 1 ) * p 1 0 0 - - 0 1 1 0 5-5 2 2 0 5 6 6 3 3 0 5 6 6 3 4 0 5 6 6 3 5 0 5 6 6 3 32

Tahap 2 f ( x ) = max {R 2 (p 2 ) + f 1 [(x 2 c 2 (p 2 )]}, 2 2 c2 ( p2 ) x2 p2 = 1, 2,3,4 R 2 (p 2 ) + f 1 [(x 2 c 2 (p 2 )] Solusi x 2 Optimal * p 2 = 1 p 2 = 2 p 2 = 3 p 2 = 4 f 2 (x 2 ) p 2 0 0 + 0 = 0 - - - 0 1 1 0 + 5 = 5 - - - 5 1 2 0 + 6 = 6 8 + 0 = 8 - - 8 2 3 0 + 6 = 6 8 + 5 = 13 9 + 0 = 9-13 2 4 0 + 6 = 6 8 + 6 = 14 9 + 5 = 14 12 + 0 = 12 14 2 atau 3 5 0 + 6 = 6 8 + 6 = 14 9 + 6 = 15 12 + 5 = 17 17 4 33

Tahap 3 f ( x ) = max {R 3 (p 3 ) + f 2 [(x 3 c 3 (p 3 )]}, 3 3 c3 ( p3 ) x p = 1, 2 3 3 R 3 (p 3 ) + f 2 [(x 3 c 3 (p 3 )] Solusi Optimal x 3 p 3 = 1 p 3 = 2 f 3 (x 3 ) * p 3 5 0 + 17 = 17 3 + 14 = 17 17 1 atau 2 34

Rekonstruksi solusi: x 3 p 3 * 1 (5 0 = 5) x 2 p 2 * 4 (5 4 = 1) x 1 p 1 * 2 (p * 1, p * 2, p * 3 ) (2, 4, 1) 1 2 (4 2 = 2) 3 (3, 2, 2) 2 (5 1 = 4) 3 (4 3 = 1) 3 (2, 3, 2) 35

Pada persoalan ini, Tahap (k) adalah proses memasukkan barang ke dalam karung (knapsack) (ada 3 tahap). Status (y) menyatakan kapasitas muat karung yang tersisa setelah memasukkan barang pada tahap sebelumnya. Dari tahap ke-1, kita masukkan objek ke-1 ke dalam karung untuk setiap satuan kapasitas karung sampai batas kapasitas maksimumnya. Karena kapasitas karung adalah bilangan bulat, maka pendekatan ini praktis. 36

Misalkan ketika memasukkan objek pada tahap k, kapasitas muat karung sekarang adalah y w k. Untuk mengisi kapasitas sisanya, kita menerapkan prinsip optimalitas dengan mengacu pada nilai optimum dari tahap sebelumnya untuk kapasitas sisa y w k ( yaitu f k-1 (y w k )). 37

Tahap (k) adalah proses mengalokasikan dana untuk setiap pabrik (ada 3 tahap, tiap pabrik mendefinisikan sebuah tahap). Status (x k ) menyatakan jumlah modal yang dialokasikan pada pada setiap tahap (namun terikat bersama semua tahap lainnya). Alternatif (p) menyatakan proposal proyek yang diusulkan setiap pabrik. Pabrik 1, 2, dan 3 masingmasing memiliki 3, 4 dan 2 alternatif proposal. 38

Selanjutnya, kita bandingkan nilai keuntungan dari objek pada tahap k (yaitu pk) plus nilai f k-1 (y w k ) dengan keuntungan pengisian hanya k 1 macam objek, f k-1 (y). Jika p k + f k-1 (y w k ) lebih kecil dari f k-1 (y), maka objek yang ke-k tidak dimasukkan ke dalam karung, tetapi jika lebih besar, maka objek yang ke-k dimasukkan. 39

Relasi rekurens untuk persoalan ini adalah f 0 (y) = 0, y = 0, 1, 2,, M (basis) f k (y) = -, y < 0 (basis) f k (y) = max{f k-1 (y), p k + f k-1 (y w k )}, (rekurens) k = 1, 2,, n 40

f k (y) adalah keuntungan optimum dari persoalan 0/1 Knapsack pada tahap k untuk kapasitas karung sebesar y. f 0 (y) = 0 adalah nilai dari persoalan knapsack kosong (tidak ada persoalan knapscak) dengan kapasitas y, f k (y) = - adalah nilai dari persoalan knapsack untuk kapasitas negatif. Solusi optimum dari persoalan 0/1 Knapsack adalah f n (M). 41

Contoh: n = 3 M = 5 Barang ke-i w i p i 1 2 65 2 3 80 3 1 30 42

Tahap 1: f 1 (y) = max{f 0 (y), p 1 + f 0 (y w 1 )} = max{f 0 (y), 65 + f 0 (y 2)} Solusi Optimum y f 0 (y) 65 + f 0 (y 2) f 1 (y) (x * 1, x * 2, x * 3 ) 0 0-0 (0, 0, 0) 1 0-0 (0, 0, 0) 2 0 65 65 (1, 0, 0) 3 0 65 65 (1, 0, 0) 4 0 65 65 (1, 0, 0) 5 0 65 65 (1, 0, 0) 43

Tahap 2: f 2 (y) = max{f 1 (y), p 2 + f 1 (y w 2 )} = max{f 1 (y), 80 + f 1 (y 3)} Solusi Optimum y f 1 (y) 80 + f 1 (y 3) f 2 (y) (x * 1, x * 2, x * 3 ) 0 0 80 + (- ) = - 0 (0, 0, 0) 1 0 80 + (- ) = - 0 (0, 0, 0) 2 65 80 + (- ) = - 65 (1, 0, 0) 3 65 80 + 0 = 80 80 (0, 1, 0) 4 65 80 + 0 = 80 80 (0, 1, 0) 5 65 80 + 65 = 145 145 (1, 1, 0) 44

Tahap 3: f 3 (y) = max{f 2 (y), p 3 + f 2 (y w 3 )} = max{f 2 (y), 30 + f 2 (y 1)} Solusi Optimum y f 2 (y) 30 + f 2 (y 1) f 3 (y) (x * 1, x * 2, x * 3 ) 0 0 30 + (- ) = - 0 (0, 0, 0) 1 0 30 + (- ) = - 0 (0, 0, 0) 2 65 30 + 0 = 30 65 (1, 0, 0) 3 80 30 + 65 = 95 95 (1, 0, 1) 4 80 30 + 80 = 110 110 (0, 1, 1) 5 145 30 + 80 = 110 145 (1, 1, 0) Solusi optimum X = (1, 1, 0) dengan p = f = 145. 45