I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring. dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan utama dari organisasi sektor publik adalah bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. karena pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan. Di

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

I. PENDAHULUAN. Meningkat pesatnya kegiatan pembangunan serta laju pertumbuhan

2.1 Rencana Strategis

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan nasional merupakan alat untuk meningkatkan kualitas bangsa

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan

I. PENDAHULUAN. Akuntabilitas kinerja organisasi sektor publik, khususnya organisasi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi sekarang ini, mewujudkan pemerintahan yang baik (good

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB I. PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsinya sebagai penyelenggara administrasi

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Kondisi ini memicu perusahaan-perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

1. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Strategi Implementasi..., Baragina Widyaningrum, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era revormasi yang sedang berlangsung dewasa ini, pelaksana

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

alternatif strategi bersaing yang tepat agar rumah sakit mampu bersaing dengan kompetitor lainnya. Rumah sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi di beberapa daerah kota/kabupaten di Indonesia diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1. Analisis pengukuran..., Gita Dinarsanti, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

I. PENDAHULUAN. Kementerian Agama, sebagai salah satu satuan kerja pemerintah memiliki tugas

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB VII PENUTUP. Berdasarkan temuan data di lapangan dan analisis yang telah. dilakukan dengan melihat dari pembagian bidang jabatan, pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam perusahaan dengan tujuan untuk memotivasi karyawan dalam

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sumber Daya Air dan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Sistem Manajemen Strategik Balanced Scorecard (BSC) : Memonitor dan Meningkatkan Kinerja Strategis Dan Keberhasilan Reformasi Birokrasi

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang didapat dari penjualan produk. Mengejar laba setinggi-tingginya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Serikat, yaitu Robert S. Kaplan dan David P. Norton. Saat itu mereka diberikan tugas yang

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

Kata Kunci : Evaluasi Kinerja, Protokol

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Bengkalis. Adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. layanannya dalam mencapai customer value (nilai pelanggan) yang paling tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. bagi pihak-pihak di dalam sektor publik. Reformasi birokrasi muncul karena adanya

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan akan mampu bersaing dan berkembang dengan baik. perusahaan sebagai alat untuk mengevaluasi pada periode yang lalu.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Oleh karena itu, sistem kinerja yang sesuai sangat diperlukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

I. PENDAHULUAN. bertujuan untuk memberdayakan daerah dan mengurangi ketergantungan. daerah terhadap pemerintahan pusat. Dengan demikian pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja secara profesional layaknya organisasi swasta. Sebuah

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

INDEPT, Vol. 1, No. 1, Februari 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB II TINJAUAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. dengan membaiknya perekonomian dan ditunjang oleh kemajuan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu sumbernya harus dipelihara dan dikelola dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. di Bekasi, pada awalnya berdiri adalah sebuah lembaga keuangan dengan nama BPR

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. pasti membutuhkan alat yang disebut pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

Sistem Manajemen Penjaminan Mutu Lembaga Berbasis Reformasi Birokrasi Internal (RBI) Di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia bahwa Sampai dengan September ini konsumsi semen di

PENGUKURAN KINERJA SEKTOR PUBLIK

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kinerja usahanya yang dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Semakin meningkatnya proses globalisasi, menjadikan manajemen suatu

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sudah melaksanakan pelayanan secara efektif, yaitu kualitas pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang terjadi tahun 2008 lalu di beberapa negara di Asia, tidak

I. PENDAHULUAN. Di tengah semakin tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas. kesehatan, bisnis air minum dalam kemasan (AMDK) dari tahun ke

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan aparatur yang profesional seiring dengan reformasi birokrasi diperlukan langkah-langkah konkrit dalam meningkatkan kinerja aparatur. Hal tersebut diawali dengan pembenahan pengelolaan kediklatan serta segala aspek terkait dalam proses kediklatan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang profesional, bermoral, bersih, dan bertanggung jawab. Upaya tersebut meliputi pembenahan terhadap keseluruhan aspek manajemen kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, penempatan dalam jabatan, pengembangan pendidikan dan pelatihan, pemberhentian dan renumerisasi serta penilain kinerja. Dengan diterapkannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, berdampak pada perubahan penyelenggaraan pemerintahan. Seiring dengan perubahan tersebut, maka orientasi dan kompetensi aparatur harus dikembangkan dalam rangka merespon perubahan, perbaikan serta peningkatan sumber daya manusia. Sejalan dengan visi dan konteks pembangunan bidang kepegawaian di masa datang yakni mempersiapkan Pegawai Negeri Sipil yang potensial, profesional, mampu bersaing dan mengantisipasi perkembangan dunia yang pesat di berbagai aspek kehidupan, maka institusi diklat dituntut mampu meningkatkan mutu pelayanan dan kinerja

yang tinggi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya aparatur adalah diterapkannya sistem pendidikan dan pelatihan yang terencana, terintegrasi dan berkesinambungan. Tugas tersebut juga diemban oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yang akan tumbuh dan berkembang dalam konsekuensinya sebagai kota metropolitan. The Trainer s Library dalam Atmodiwirio (2002) menyebutkan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah seluruh kegiatan yang didesain untuk membantu meningkatkan pegawai memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan meningkatkan sikap dan perilaku, yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, sehingga tujuan organisasi dapat dicapai. Pendidikan dan pelatihan pada hakekatnya adalah suatu sistem pembelajaran. Sebagai suatu sistem, mutu pelatihan sangat tergantung pada komponen-komponennya, keterkaitan dan ketergantungan serta kerjasama di antara komponen tersebut, sehingga menghasilkan efek sinergis. Keberhasilan pengelolaan suatu diklat akan memberikan dampak yang signifikan, tidak saja terhadap peningkatan kinerja individu/pegawai tetapi juga terhadap kinerja suatu organisasi. Salah satu faktor untuk mencapai pendidikan dan pelatihan yang berkualitas adalah mengelola diklat sesuai dengan kebutuhan empirik, obyektif sesuai dengan kebutuhan belajar kelompok sasaran diklat, dengan senantiasa mengantisipasi dan memperhatikan perkembangan lingkungan strategis/lingkungan eksternal, termasuk perubahan kebijakan pemerintahan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan globalisasi. 2

Dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi DKI Jakarta sebagaimana dinyatakan dalam pasal 145, Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta mempunyai fungsi sebagai berikut. 1. Penyusunan program penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, evaluasi dan analisa kebutuhan pendidikan dan pelatihan. 2. Pembinaan dan pengkoordinasian pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di instansi/unit kerja dalam lingkungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. 3. Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan. 4. Pembinaan tenaga pengajar, peserta, alumni pendidikan dan pelatihan. 5. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan rekomendasi hasil pendikan dan pelatihan dalam rangka pengembangan karir. 6. Pengelolaan dukungan teknis dan administratif. Fungsi diatas mengamanatkan bahwa untuk mengelola suatu diklat diperlukan kinerja yang optimal, sehingga kualitas pengelolaan diklat ke depan mampu menghadapi tantangan internal dan eksternal serta dapat menciptakan suatu efek sinergis dalam pembinaan aparatur di lingkungan Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pengelolaan suatu diklat akan dapat berhasil dengan efektif apabila hasil diklat memberikan dampak yang signifikan bukan hanya terhadap peningkatan kinerja individu/pegawai tetapi juga kinerja suatu organisasi. 3

Kinerja instansi pemerintah banyak menjadi sorotan terutama sejak timbulnya iklim yang lebih demokratis dalam pemerintahan. Rakyat mulai mempertanyakan nilai yang diperoleh atas pelayanan yang dilakukan instansi pemerintah. Masyarakat belum merasa puas atas kualitas jasa maupun barang yang diberikan instansi pemerintah meskipun dukungan anggaran yang dikeluarkan pemerintah membengkak. Keberhasilan maupun kegagalan instansi pemerintah dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sulit diukur secara obyektif karena belum ada sistem pengukuran yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan organisasi. Saat ini keberhasilan maupun kegagalan dari suatu instansi pemerintah lebih ditekankan pada kemampuan instansi tersebut dalam menyerap anggaran. Suatu instansi akan dinyatakan berhasil apabila dapat menyerap 100 persen anggaran pemerintah walaupun hasil yang dicapai dari pelaksanaan program tersebut masih berada jauh di bawah standar. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah. Oleh karena itu, seluruh aktivitas instansi harus dapat diukur dan penekanannya tidak hanya pada input tetapi juga keluaran, proses, manfaat dan dampak programnya. Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta belum pernah melakukan pengukuran kinerja secara menyeluruh dari berbagai 4

aktivitas. Pengukuran kinerja selama ini lebih ditekankan pada penyerapan sumber daya terutama anggaran sebanyak-banyaknya. Keberhasilan Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dalam melaksanakan programnya cenderung dinilai dari realisasi secara fisik dan dana, apabila fisik dan penyerapan dana telah mencapai 100 persen, maka program yang telah dijalankan telah dinyatakan berhasil, sedangkan kualitas pelayanan atas penyediaan sarana dan prasarana kerja baik dari segi ketepatan waktu pelayanan maupun kesesuaian program yang diberikan serta aspek sumber daya manusia masih terabaikan. Berdasarkan hal tersebut diatas, agar kinerja Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dapat menggambarkan keberhasilan atau kegagalan secara menyeluruh dari berbagai aspek maka perlu dilakukan penilaian dari berbagai aspek. Untuk itu, perlu suatu sistem pengukuran yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut. Pendekatan Balanced Scorecard merupakan alternatif pengukuran kinerja yang diperkenalkan oleh Kaplan dan Norton (1996) yang merupakan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang lebih komprehensif, yaitu pengukuran terhadap aspek keuangan dan aspek non-keuangan. Pendekatan dalam Balanced Scorecard ini adalah dengan menterjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam pengukuran yang dilihat dari empat perspektif yaitu Financial (Keuangan), Customer (Pelanggan), Internal Business Process (Proses Bisnis Internal), dan Learning and Growth (Pembelajaran dan Pertumbuhan). 5

Penelitian ini merupakan bentuk upaya untuk melakukan kajian melalui pengukuran dan penilaian kinerja Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta secara menyeluruh dengan pendekatan Balanced Scorecard, sehingga kinerja Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dapat diketahui secara lebih komprehensif. Kaplan dan Norton (2000) menyatakan bahwa walaupun fokus dan aplikasi awal Balanced Scorecard adalah sektor swasta (pencari laba) namun peluang Balanced Scorecard untuk dipakai memperbaiki kinerja perusahaan dan organisasi pemerintah memungkinkan bahkan lebih besar. Bagi perusahaan pencari laba perspektif finansial memberikan target jangka panjang, namun bagi organisasi nirlaba perspektif finansial akan memberikan batasan dan bukan tujuan. 1.2. Permasalahan 1.2.1. Identifikasi masalah Dalam menjalankan fungsinya Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dituntut untuk memelihara citra yang baik agar masyarakat menghargai pelayanan dalam pendidikan dan pelatihan. Namun demikian, dalam penyelenggaraan pelayanan Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dihadapkan kepada kenyataan bahwa organisasi ini belum menunjukan kinerja yang maksimal sesuai dengan tuntutan dan sasaran yang diharapkan. Hal ini didasarkan pada beberapa indikasi permasalahan yang menyakut kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. 6

Adapun beberapa indikator permasalahan yang muncul saat ini adalah sebagai berikut. a. Adanya perubahan struktural Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dari Eselon II menjadi Eselon III. b. Berbagai komponen utama dalam proses pendidikan dan pelatihan yang mencakup kurikulum, peserta, pengajar, sarana dan prasarana, sumber daya manusia dan penyelenggara diklat belum teridentifikasi dengan jelas dan transparan. c. Faktor individu, prilaku kerja dan aspek-aspek lain organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya masih belum mampu mendorong peningkatan kinerja Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. d. Hubungan antara pimpinan dengan staf belum sebagai mitra. e. Munculnya ketidakharmonisan antara pegawai yang bertugas di Sekretariat dengan pegawai yang bertugas di Bidang Penyelenggara. f. Inisiatif dan kreatifitas pegawai kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta masih belum berkembang dan masih terpaku pada perintah atau tugas yang diberikan pimpinan. h. Belum sepenuhnya terjadi perwujudan visi dan misi dalam setiap diri pegawai Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. i. Kurangnya motivasi dalam peningkatan kinerja pegawai dan pegawai pada umumnya tidak memperoleh umpan balik (feedback) yang jelas berkaitan dengan peningkatan kinerjanya. 7

k. Sistem penghargaan (reward) dan sanksi (punishment) yang tidak ditetapkan secara jelas dan konsisten l. Belum ada standar penilain kinerja, baik terhadap individu maupun organisasi secara komprehensif. Identifikasi permasalahan di atas, mencerminkan masih berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan normanorma pelayanan pemerintah kepada masyarakat yang ingin dikembangkan dalam upaya mendukung terwujudnya kepemerintahan yang baik (good governance), maka permasalahan pokok yang sebenarnya menjadi fokus penelitian, diuraikan dalam pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana Kinerja Organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta apa bila diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard? 1.2.2. Rumusan Masalah Dengan mengacu pada permasalahan pokok di atas, peneliti merumuskan tiga permasalahan, yaitu sebagai berikut. a. Bagaimana pengukuran kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dengan pendekatan Balanced Scorecard? b. Bagaimana deskripsi masing-masing perspektif kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta ditinjau dari 8

perspektif keuangan, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan? c. Upaya-upaya apa saja yang dapat direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan di atas, maka penelitian ini memiliki tiga tujuan yang hendak dicapai, yaitu : a. Menganalisa kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dengan pendekatan Balanced Scorecard. b. Mendeskripsikan masing-masing perspektif kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta ditinjau dari perspektif keuangan, kepuasan pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. c. Merumuskan upaya-upaya yang dapat direkomendasikan untuk meningkatkan kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. 1.3.2. Manfaat Penelitian Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini bagi para pembuat kebijakan sebagai bahan evaluasi terhadap kebijakan yang sudah ada, yang berkaitan dengan upaya meningkatan kinerja organisasi 9

dalam menjalankan fungsinya. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti untuk dipertimbangkan sebagai model pengukuran kinerja Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada kegiatan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja organisasi Kantor pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. Selain itu komponen-komponen kajian yang diamati dalam penelitian ini meliputi empat perspektif dalam pengukuran kinerja organisasi dengan pendekatan Balanced Scorecard. Adapun keempat perspektif yang menjadi fokus kajian adalah perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan hasil analisis terhadap empat perspektif inilah kemudian dapat diformulasikan sebagai model pengukuran kinerja organisasi Kantor Pendidikan dan Pelatihan Provinsi DKI Jakarta. 10