Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k

Upaya Guru Bimbingan Dan Konseling Mempersiapkan Peserta Didik Dalam Memilih Sekolah Lanjutan Di Smp Negeri Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG LAYANAN PENGUSAAN KONTEN DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 PADANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, April 2017, Volume 3 Nomor 1 (42-46)

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB II KAJIAN TEORITIS

TINGKAT PENGUASAAN APLIKASI INSTRUMENTASI GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SMP DI KOTA METRO

Tyas Siti Syarifah ( ) Pembimbing :Lydia Ersta K. Prodi BK FKIP UNSIRI ABSTRAK

Disusun Oleh: PRIYONO NPM : P

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

Hubungan antara Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

PELAKSANAAN HIMPUNAN DATA OLEH GURU BK UNTUK KONSELING KARIR DI KELAS XI SMK NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Junita SK Nanda NPM:

BAB I PENDAHULUAN. Pendukung utama tercapainya sasaran pembangunan manusia Indonesia

ANALISIS PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 1 KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO OLEH : MUHAMMAD GUFRAN LAHIYA

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PILIHAN PENDIDIKAN LANJUTAN DAN PEKERJAAN SERTA FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Tentang Bimbingan Karir Di Sekolah. 1. Pengertian Bimbingan Karir Di Sekolah

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

PEROLEHAN SISWA SETELAH MENGIKUTI LAYANAN KONSELING PERORANGAN

HUBUNGAN BIMBINGAN KARIR DENGAN MINAT MELANJUTKAN STUDI SISWA KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 2 KANDAT KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Kemandirian sebagai Tujuan Layanan Bimbingan dan Konseling Kompetensi SISWA yang dikembangkan melalui layanan bimbingan dan konseling adalah kompetens

Korelasi antara Konsep Diri Sosial dengan Hubungan Sosial (Studi Korelasional Terhadap Siswa SMP Negeri 2 Padang Panjang)

PENGARUH BIMBINGAN KARIR TERHADAP ARAH PILIHAN KARIR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 4 TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK

Jurnal Counseling Care Volume 1, Nomor 1, Bulan April, 2017

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

BAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI BIDANG PENGEMBANGAN KARIER DI KELAS XI SMA N 2 BAYANG

Peningkatan Kemampuan Mengemukakan Pendapat Melalui Layanan Bimbingan Kelompok

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP PILIHAN STUDI LANJUT SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PRINGKUKU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mutia Faulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

Motivasi Siswa Mengikuti Bimbingan Belajar

Mahasiswa Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program StudiBimbingandanKonselingSTKIP PGRI Sumatera Barat

Kegiatan Ekstrakurikuler Sanggar Konsultasi Remaja (SKR) di

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

Career Day Bagi Siswa dan Guru SMA Bimbingan Konseling

BAB II LANDASAN TEORI

PELAKSANAAN LAYANAN INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BK DI KELAS XI MIPA SMA NEGERI 3 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi-potensinya agar menjadi pribadi yang bermutu. Sekolah. keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik.

EFEKTIVITAS INFORMASI KARIR DENGAN MEDIA BUKU BERGAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN STUDI LANJUTAN SISWA

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

Hubungan Motivasi Kerja Dan Dukungan Sosial Kepala Sekolah Dengan Pelaksanaan Tugas Guru BK Di SMPN Kab. Kerinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif, yaitu

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA

PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KETERAMPILAN KOMUNIKASI GURU BK DALAM KONSELING PERORANGAN

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensial-potensial seperti

UPAYA MENGOPTIMALKAN BIMBINGAN KONSELING UNTUK MENGATASI PERILAKU MENYIMPANG SISWA (SISWA YANG MEROKOK DI SEKOLAH)

PENGARUH PEMBERIAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KEINGINAN SISWA UNTUK STUDI LANJUT SISWA KELAS X TSM SMK KARTANEGARA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

PENINGKATAN MINAT SISWA MENGIKUTI LAYANAN BK DENGAN METODE ORIENTASI FORMAT KLASIKAL. Herna Mikawati SMP 4 Kajen Kabupaten Pekalongan Jawa Tengah

JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB V PENUTUP. masalah pada siswa dengan pemilihan materi yang berkaitan dengan masalah

PERUBAHAN PERSEPSI SISWA SMP TERHADAP BIMBINGAN KONSELING MELALUI LAYANAN INFORMASI. Siti Masruroh SMP Negeri 4 Surakarta

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL DENGAN HASIL BELAJAR

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INFORMASI KARIER DENGAN STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2015/2016

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah Menengah Pertama Negeri Kota Sawahlunto

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah, misalnya tentang hal hal yang berkaitan dengan tugas perkembangan remaja

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

INTERAKSI SOSIAL SISWA BERPRESTASI DALAM BELAJAR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN KARIER DENGAN PEMILIHAN PEKERJAAN SISWA KELAS XI SMK BHAKTI MULIA PARE KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN

Oleh : Octavena Mellinda Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta. Maret.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman kini, manusia dituntut untuk menunjukkan

Oleh : Dra Siti Masruroh ( SMP Negeri 4 Surakarta )

Ananda Maha Putri 1), Linda Fitria 2) Progarm Studi Bimbingan dan Konseling UPI YPTK Padang

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

Transkripsi:

Konselor Volume 5 Number 2 June 2016 ISSN: Print 1412-9760 Received April 19, 2016; Revised May 19, 2016; Accepted June 30, 2016 Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Amrina Asfarina, Indra Ibrahim&Azrul Said Universitas Negeri Padang e-mail: Amrinaasfarina@gmail.com Abstract Penelitian ini dilatarbelakangi oleh belum optimalnya pelaksanaan bimbingan karir di sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir yang diberikan oleh guru BK di sekolah meliputi layanan informasi, layanan konseling individual, dan layanan bimbingan kelompok. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskripitif. Temuan penelitian adalah persespsi siswa kelas XI dan XII di SMA N 1 Padang pada umumnya berada pada kategori netral, namun kecenderungan persepsi siswa yaitu negatif. Keywords:Bimbingan Karirr PENDAHULUAN Sekolah merupakan jenjang pendidikan formal yang dilalui oleh siswa. Salah satu jenjang pendidikan formal yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menyelenggarakan program pendidikan tiga tahun setelah Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah memiliki tujuan pendidikan yang salah satunya yaitu meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Tujuan pendidikan tersebut sejalan dengan tugas perkembangan siswa SMA yang berada pada tahap perkembangan remaja. Menurut Havighurs (dalam Elida Prayitno, 2006: 46) salah satu tugas perkembangan remaja yaitu memperoleh kemampuan untuk memilih dan mempersiapkan diri dalam karir. Mempersiapkan diri dalam karir bagi siswa SMA dapat dilaksanakan dengan mengarahkan siswa dalam pendidikan dan kepribadian sesuai dengan tuntutan karir yang dipilih siswa. Dalam mencapai tujuan pendidikan dan tugas perkembangan siswa tersebut, maka diperlukan pelayanan bimbingan dan konseling (BK) di SMA khususnya dalam bidang bimbingan karir. Bimbingan karir adalah suatu bentuk arahan yang diberikan pembimbing dalam bentuk bimbingan kepada seseorang agar apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya (Bimo Walgio, 2010: 201) ). Menurut Ruslan A. Gani (1992: 11)Bimbingan karirr adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu, (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat; sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karir yang dipilihnya. Selanjutnya tujuan bimbingan karir di SMA menurut Prayitno (1997: 52) untuk membantu para siswa dalam mengenal potensi diri mereka masing-masing sebagai prasyarat dalam mempersiapkan masa depan karir mereka masing-masing. Dalam pelaksanaan bimbingan karir, diharapkan tercapainya tujuan dari bimbingan karir tersebut. Pelaksanaan bimbingan karir menurut Dewa Ketut Sukardi (1987: 484) dapat dilaksanakan dengan dua macam teknik pendekatan, yaitu teknik pendekatan individual, dan teknik pendekatan kelompok.pelaksanaan bimbingan karir dengan pendekatan kelompok baik yang diselenggarakan sebagai suatu program tersendiri maupun program yang terintegrasi kurikulum. Pelaksanaan bimbingan karir dengan pendekatan kelompok dapat di tempuh melalui beberapa cara, yaitu ceramah dari nara sumber, diskusi kelompok (bimbingan

Amrina Asfarina, Indra Ibrahim&Azrul Said109 (Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir) kelompok), karyawisata, pengajaran unit, sosiodrama, informasi melalui kegiatan kurikuler, hari karir, dan layanan informasi. Dari keseluruhan pelaksanaan bimbingan karir tersebut, siswa akan memperoleh berbagai informasi mengenai karir, tumbuhnya sikap menghargai pekerjaan yang diamati, mendapatkan gambaran yang objektif tentang dirinya sendiri, dan memahami dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. Dapat disimpulkan bahwa idealnya persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir adalah positif. Hal ini ditunjukkan karena manfaat dari pelaksanaan bimbingan karir tersebut sangat besar untuk kelanjutan karir atau masa depan siswa, baik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi atau memilih dan mempersiapkan diri dalam karir. Namun dalam kenyataannya pelaksanaan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang belum optimal, sehingga siswa berpersepsi negatif terhadap pelaksanaan bimbingan karir. Hal ini terlihat dari program tahunan dan bulanan BK di SMA Negeri 1 Padang mengenai bimbingan karir yang meprogramkan delapan jenis layanan diantaranya layanan orientasi, layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan konseling individual, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, dan layanan konsultasi, serta enam kegiatan pendukung yaitu aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, alih tangan kasus, kunjungan rumah, dan tampilan kepustakaan. Dari program tersebut terlihat bahwa pelaksanaan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang telah mengacu pada pola BK 17 plus, namun masih belum optimal. Dalam program tersebut, yang sesuai dengan pelaksanaan bimbingan karir menurut Dewa Ketut Sukardi hanya teknik pendekatan individual yaitu layanan konseling individual dan teknik pendekatan kelompok yaitu layanan informasi dan layanan bimbingan kelompok. Berdasarkan hasil wawancara dengan seorang guru bimbingan dan konseling di kelas X di SMA Negeri 1 Padang pada tanggal 5 April 2014 diperoleh keterangan bahwa bimbingan karir yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling di sekolah yaitu dengan memberikan informasi-informasi perguruan tinggi baik dalam layanan yang diberikan di kelas maupun dengan brosur-brosur yang tersedia di ruang bimbingan dan konseling. Selanjutnya berdasarkan hasil wawancara dengan 6 orang siswa kelas X dan XI di SMA Negeri 1 Padang yang dilakukan pada tanggal 12 April 2014 diperoleh keterangan bahwa siswa memiliki persepsi positif dan negatif setelah dilaksanakannya bimbingan karir, empat orang siswa berpersepsi negatif terhadap pelaksanaan bimbingan karir, negatifnya yaitu siswa masih ragu terhadap minat dan kemampuannya dalam merencanakan karir, walaupun sudah pernah diberikan bimbingan karir oleh guru bimbingan dan konseling melalui layanan informasi dengan format klasikal. Dua orang siswa berpersepsi positif terhadap pelaksanaan bimbingan karir, positifnya yaitu siswa merasa memperoleh berbagai informasi mengenai kelanjutan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan bagaimana mempersiapkan diri dalam karir. Adapun hal yang menjadi alasan bagi penulis untuk melakukan penelitian terhadap persepsi siswa tentang pelaksanan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang ini, ialah melihat banyak persoalan yang perlu penulis kaji lebih dalam berkaitan dengan permasalahan yang telah penulis uraikan berdasarkan fenomena sebelumnya di sekolah ini, sehingga nantinya hasil dari penelitian ini penulis dapat membantu memberi gambaran yang jelas mengenai keadaan yang sebenarnya kepada pihak terkait seperti guru BK/Konselor. Berdasarkan kenyataan tersebut mendorong penulis untuk melihat bagaimana persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan deskripstif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI dan XII SMA Negeri1 Padang pada tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 547 orang dan jumlah sampel sebanyak 228 orang dengan menggunakan teknik stratified random samplingdan untuk menentukan jumlah sampel sesuai penelitian maka menggunakan rumus Solvin. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif. KONSELOR Volume 5 Number 2 June 2016, pp 108-115

KONSELOR ISSN: 1412-9760 110 HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai persespsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Padang diperoleh nilai mean, standar deviasi (SD), skor ideal (SI), skor tertinggi (ST) dan skor terendah (SR), yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Deskripsi Data Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir No Variabel SR ST Mean 1 Persepsi siswa tentang 85 149 110.18 pelaksanaan bimbingan karir SD 14.68 Selanjutnya, berdasarkan nilai mean dan standar deviasi pada tabel diatas, maka diperoleh diperoleh data yang dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Persentase Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir kriteria pengolahan data kriteria Interval f Sangat Positif 133 23 Positif 118 s/d 132 36 Netral 103 s/d 117 91 Negatif 88 s/d 102 74 Sangat Negatif 87 4 Jumlah 228 % 10.1 15.8 39.8 32.5 1.8 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang, siswa yang berada pada kategori sangat positif dengan persentase 10,1%, pada kategori positif 15,8%, pada kategori netral 39,8%, pada kategori negatif 32,5%, dan pada kategori sangat negatif 1,8%. Temuan ini membuktikan bahwa secara keseluruhan persentase persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir yang tertinggi 39,8% berada pada kategori netral. Berdasarkan gambar histogram tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar pilihan karir pada siswa berada pada kategori netral dengan persentase 39,8%. Jadi, persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di SMA N 1 Padang sebagian besar berada pada kategori netral. Selanjuntnya, temuan penelitian persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir berdasarkan masing-masing sub variabel dapat dijelaskan sebagai berikut:

Amrina Asfarina, Indra Ibrahim&Azrul Said111 (Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir) 2. Layanan Informasi Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Padang maka pada tabel berikut ini dideskripsikan mengenai layanan informasi, yaitu: Valid f % Valid Percent Cumulative Percent SN 4 1.8 1.8 1.8 N 54 23.6 23.6 25.4 Nt 90 39.5 39.5 64.9 P 56 24.6 24.6 89.5 SP 24 10.5 10.5 100.0 Total 228 100.0 100.0 Tabel 3. Layanan Informasi Berdasarkan tabel diketahui bahwa persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan informasi yaitu:1,8% siswa berada pada kategori sangat negatif, 23,6% siswa berada pada kategori negatif, 39,5% siswa berada pada kategori netral, 24,6% siswa berada pada kategori positif, dan 10,5% berada pada kategori sangat positif. Berdasarkan gambar histogram tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir untuk sub variabel layanan informasi berada pada kategori netral dengan persentase 39,5%. Jadi, persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir untuk sub variabel layanan informasi sebagian besar berada pada kategori netral. 3. Layanan Konseling Individual Angket mengenai persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Padang dengan sub variabel layanan konseling individual, yaitu: Tabel 4. Layanan Konseling Individual Valid f % Valid Percent Cumulative Percent SN N Nt P SP Total 2 79 71 50 26 228.9 34.7 31.1 21.9 11.4 100.0.9 34.7 31.1 21.9 11.4 100.0.9 35.5 66.7 88.6 100.0 Berdasarkan tabel diketahui bahwa persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan konseling individual yaitu 0.9% siswa berada pada kategori sangat negatif, 34,7% siswa berada pada kategori negatif, 31,1% siswa berada pada kategori netral, 21,9% berada pada kategori positif, dan 11,4% siswa berada pada kategori sangat positif. KONSELOR Volume 5 Number 2 June 2016, pp 108-115

KONSELOR ISSN: 1412-9760 112 Berdasarkan gambar histogram tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karirr dengan sub variabel layanan konseling individual beradaa pada kategori negatif dengan persentase 34,7%. Jadi, persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan konseling individual di SMA Negeri 1 Padang sebagian besar berada pada kategori negatif. 4. Layanan Bimbingan Kelompok Berdasarkan hasil analisis deskriptif mengenai persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir pada kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Padang maka pada tabel berikut ini dideskripsikan mengenai layanan bimbingan kelompok, yaitu: Valid Tabel 4. Layanan Konseling Individual SN N Nt P SP Total f % Valid Percent Cumulative Percent 3 1.3 1.3 47 20.6 20.6 94 41.2 41.2 59 25.9 25.9 25 11.0 11.0 228 100.0 100.0 1.3 21.9 63.2 89.0 100.0 Berdasarkan tabeldiketahui bahwa persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan bimbingan kelompok yaitu 1.3% siswa berada pada kategori sangat negatif, 20,6% siswa berada pada kategori negatif, 41,2% siswa berada pada kategori netral, 25,9% siswa berada pada kategori positif, dan 11% siswa berada pada kategori sangat positif. Berdasarkan gambar histogram tersebut dapat dilihat bahwa sebagian besar persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan bimbingan kelompokk berada pada kategori netral dengan persentase 41,2%. Jadi, persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanann bimbingan kelompok di SMA Negeri 1 Padang sebagian besar berada pada kategori netral.

Amrina Asfarina, Indra Ibrahim&Azrul Said113 (Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir) PEMBAHASAN Setelah mendeskripsikan data hasil penelitian, selanjutnya terhadap data tersebut akan dilakukan pembahasan terhadap persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di kelas XI dan XII SMA Negeri 1 Padang. 1. Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir Bimbingan karir menurut Ruslan A. Gani (1992: 11) adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu, (siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya, dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, untuk menentukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah yang paling tepat; sesuai dengan keadaan dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karir yang dipilihnya. Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa secara keseluruhan persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di SMA Negeri 1 Padang, siswa yang berada pada kategori sangat positif dengan persentase 10,1%, pada kategori positif 15,8%, pada kategori netral 39,8%, pada kategori negatif 32,5%, dan pada kategori sangat negatif 1,8%. Temuan ini membuktikan bahwa secara keseluruhan persentase persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir yang tertinggi 39,8% berada pada kategori netral, namun kecenderungan persepsi siswa berada pada kategori negatif dengan persentase 34,3%.Makna dari hasil penelitian menandakan bahwa pada umumnya persepsi siswa berada pada kategori netral. Artinya ada dan tidak ada siswa yang merasakan manfaat dari pelaksanaan bimbingan karir yang diberikan oleh guru BK. Dari keseluruhan pelaksanaan bimbingan karir, siswa akan memperoleh berbagai informasi mengenai karir, tumbuhnya sikap menghargai pekerjaan yang diamati, mendapatkan gambaran yang objektif tentang dirinya sendiri, dan memahami dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. Pelaksanaan bimbingan karir dapat lebih baik lagi jika diperhatikan kwalitas layanan yang diberikan semakin bagus. Perencanaan yang didasarkan kepada isi program dan dukungan manajemen pun harus ditingkatkan. 2. Layanan Informasi Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan informasi dari 228 siswa kelas XI dan XII di SMA negeri 1 Padang yaitu 1,8% siswa berada pada kategori sangat negatif, 23,6% siswa berada pada kategori negatif, 39,5% siswa berada pada kategori netral, 24,6% siswa berada pada kategori positif, dan 10,5% berada pada kategori sangat positif. Makna dari hasil penelitian menandakan bahwa pada umumnya persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan informasi berada pada kategori netral, namun kecenderungan persepsi siswa berada pada kategori positif dengan persentase 35,1%.Artinya ada siswa sudah dan ada siswa yang belum sepenuhnya memahami dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. Terdapat perbedaan terhadap hasil penelitian mengenai persepsi siswa yang merujuk pada pendapat Sunarno (2004: 93) bahwa persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh pengindraan, yaitu proses yang diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu menyadari tentang sesuatu yang dinamakan persepsi. Menurut penjelasan di tersebut, perbedaan persepsi dapat terjadi karena setiap individu memiliki perbedaan dalam mengamati sesuatu sehingga proses akhir yaitu persepsi pun mengalami perbedaan. Layanan informasi dalam pelaksanaan bimbingan karir memegang peranan penting, menurut Dewa Ketut Sukardi (1987: 484) karena informasi adalah merupakan suatu proses yang dinamis dalam menuju suatu sasaran pengetahuan. Dengan layanan informasi akan secara langsung bisa membantu para siswa untuk memahami dirinya dalam kaitannya dengan dunia kerja, pendidikan, sosial, dan masalah-masalah kemasyarakatan lainnya. KONSELOR Volume 5 Number 2 June 2016, pp 108-115

KONSELOR ISSN: 1412-9760 114 3. Layanan Konseling Individual Berkenaan dengan persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir yang berkenaan dengan layanan konseling individual menurut Prayitno (1997: 74) yaitu kegiatan penyelenggaraan konseling individual yang membahas dan mengentaskan masalah-masalah pribadi siswa, yaitu masalah-masalah yang berkenaan dengan: a. Pilihan dan latihan keterampilan b. Orientasi dan informasi pekerjaan/karir, dunia kerja, dan upaya memperoleh penghasilan c. Orientasi dan informasi lembaga-lembaga keterampilan (lembaga kerja/industri) sesuai dengan pilihan pekerjaan dan arah pengembangan karir d. Pilihan, orientasi dan informasi perguruan tinggi sesuai dengan arah pengembangan karir Berdasarkan hasil penelitian, bahwa 0.9% siswa berada pada kategori sangat negatif, 34,7% siswa berada pada kategori negatif, 31,1% siswa berada pada kategori netral, 21,9% berada pada kategori positif, dan 11,4% siswa berada pada kategori sangat positif. Makna dari hasil penelitian menandakan bahwa pada umumnya persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan konseling individual berada pada kategori negatif dengan persentase 35,6%. Artinya pada umumnya siswa belum merasakan manfaat dari layanan konseling individual yang berkaitan tentang bimbingan karir. Hal tersebut menandakan belum tercapainya tujuan bimbingan karir menurut Tohirin (2007: 134) tujuan bimbingan karir yaitu agar siswa memperoleh informasi tentang karir atau jabatan atau profesi tertentu, agar siswa memperoleh pemahaman tentang karir atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar, agar siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karir tertentu kelak setelah selesai dari pendidikan, agar siswa mampu menyesuaikan diri dengan karir yang akan dipilihnya kelak, agar siswa mampu mengembangkan karir setelah selesai dari pendidikan, mengenal berbagai jenis jabatan yang terbuka baginya dan sekaligus bermakna serta memuaskan, dan menghayati nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat yang berorientasi pada karir, mampu membuat keputusan-keputusan rasional sehubungan dengan tujuan-tujuan yang ingin diperjuangkan dalam bidang karir tertentu, dan melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dalam bentuk mengintegrasikan nilai-nilai yang terkandung dalam karir serta sikap-sikap yang dituntut dalam berkarir. 4. Layanan Bimbingan Kelompok Berkenaan dengan persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan bimbingan kelompok kelas XI dan XII di SMA Negeri 1 Padang yaitu 1.3% siswa berada pada kategori sangat negatif, 20,6% siswa berada pada kategori negatif, 41,2% siswa berada pada kategori netral, 25,9% siswa berada pada kategori positif, dan 11% siswa berada pada kategori sangat positif. Makna dari hasil penelitian menandakan bahwa pada umumnya persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir dengan sub variabel layanan bimbingan kelompok berada pada kategori netral, namun kecenderungan persepsi siswa berada pada kategori positif dengan persentase 36,9%. Artinya masih ada siswa yang belum bisa menyatakan pendapatnya saat bimbingan kelompok sehingga belum sepenuhnya memahami dan menilai dirinya sendiri serta menemukan cara dalam menghadapi hambatan yang mungkintimbul di masa depan. Menurut Dewa Ketut Sukardi (1987: 484) penggunaan teknik diskusi kelompok di dalam bimbingan karir menimbulkan suasana kehidupan yang serasi, kepada masing-masing anggota kelompok diberikan kesempatan untuk menyatakan pendapatnya dengan bebas mengenai suatu masalah dan dari berbagai pendapat yang didengarnya dapatlah ditarik suatu kesimpulan yang disepakati bersama oleh kelompok.

Amrina Asfarina, Indra Ibrahim&Azrul Said115 (Persepsi Siswa Tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir) Hal ini sesuai dengan pendapat Bimo Walgito (2010: 202) mengenai tujuan bimbingan karir yaitu menemukan hambatan-hambatan yang mungkin timbul, yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut dan dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya mengenai kemampuan, minat, bakat, sikap, dan cita-citanya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan yaitu secara keseluruhan persentase persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir yang tertinggi 39,8% berada pada kategori netral, namun kecenderungan persepsi siswa yaitu negatif dengan persentase 34,3%. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab IV, maka dapat dikemukakan beberapa saran, yaitu: 1. Bagi guru BK, sesuai dengan hasil penelitian secara keseluruhan mengenai persepsi siswa tentang pelaksanaan bimbingan karir di SMA N 1 Padang berada pada kategori netral, namun kecenderungan persepsi siswa yaitu negatif. Kondisi ini memungkinkan pelayanan bimbingan dan konseling di SMA N 1 Padang diarahkan pada bimbingan yang bersifat preventif, mempertahankan serta bertujuan agar semakin positifnya persepsi siswa terhadap pelaksanaan bimbingan karir terutama yang berkaitan dengan layanan informasi dan layanan bimbingan kelompok. Selanjutnya untuk layanan konseling individual yang berada pada kategori negatif, agar guru BK meningkatkan layanan konseling individual sesuai dengan kebutuhan siswa seperti pilihan dan latihan keterampilan, informasi pekerjaan dan dunia kerja, informasi lembaga-lembaga keterampilan, dan pilihan perguruan tinggi sesuai dengan arah pengembangan karir sehingga siswa merasakan manfaat dari layanan konseling individual. 2. Bagi kepala sekolah, perlu menunjang pelaksanaan kegiatan layanan BK, mendorong dan memberi kesempatan kepada guru BK untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam memberikan layanan. 3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat melakukan studi lain berkaitan dengan pelaksanaan bidang bimbingan lainnya. DAFTAR RUJUKAN Bimo Walgito. (2010). Bimbingan dan Konseling (studi & karier). Yogyakrta: Andi. Dewa Ketut Sukardi. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia Indonesia. Elida Prayitno. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Prayitno. (1997). Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Umum. Padang: Bina Sumber Daya MIPA. Ruslan A. Gani. (1992). Bimbingan Karir. Bandung: Angkasa. Sunarno. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. KONSELOR Volume 5 Number 2 June 2016, pp 108-115

KONSELOR ISSN: 1412-9760 116 Tohirin. (2011). Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.