BAB II LANDASAN TEORI Definisi Kemampuan Perencanaan Karier

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIER TERHADAP KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 CEPU

BAB II LANDASAN TEORITIK

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Bimbingan Kelompok dengan Teknik Symbolic Modeling a. Bimbingan Kelompok 1) Pengertian Bimbingan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan Konseling memiliki peranan yang sangat menentukan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. terpenting dalam kehidupan manusia yang sehat, di manapun dan kapanpun mereka berada.

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

PROSIDING Seminar Nasional Bimbingan dan Konseling dan Konsorsium Keilmuan BK di PTKI Batusangkar, November 2015

BAB III TEORI TENTANG BIMBINGAN KARIR

UPAYA MENINGKATKAN KEMATANGAN PEMILIHAN KARIR MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PROBLEM SOLVING

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses pemenuhan tugas perkembangan tersebut, banyak remaja yang

BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMBANTU SISWA DALAM KEMANTAPAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT

JENIS LAYANAN DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara di dunia telah memasuki awal era globalisasi, dimana

I. PENDAHULUAN. Konsepsi manusia seutuhnya merupakan konsepsi ideal kemanusiaan yang terletak pada

BAB II KAJIAN TEORI. harus dimulai dari pengertian karir itu sendiri. Karir adalah sebagai suatu

PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGIS PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berakhirnya suatu pendidikan formal, diharapkan seseorang dapat

PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP MINAT STUDI LANJUT PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah memperoleh

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISWA MEMILIH JURUSAN IPA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 72 JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan tertentu untuk tetap survive. Dunia kerja

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komprehensif sebelum mengambil keputusan menentukan pilihan.

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan karir merupakan salah satu aspek yang penting dalam. perkembangan karir individu. Kecakapan dalam mengambil keputusan,

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengalaman yang remaja peroleh dalam memantapkan

PEDOMAN ANGKET TERBUKA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

BAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas

STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan

BAB II KAJIAN TEORI Kesiapan Kerja Siswa. 1) Pengertian Kesiapan Kerja

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi, telah berdampak kepada munculnya bidang-bidang

1) Mahasiswa PPB/BK 2008 Universitas Negeri Surabaya 2) Dosen Pembimbing PPB/BK Universitas Negeri Surabaya. *) ABSTRAK

PEDOMAN WAWANCARA PERENCANAAN KARIR. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Perencanaan Karir Teori Perencanaan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukkan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Belajar adalah suatu kata yang sudah akrab dengan semua lapisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keterkaitannya dan mampu menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

KONFERENSI KASUS SEBAGAI TEKNIK PEMECAHAN MASALAH KONSELI. Kata kunci : konferensi; kasus; asas kerahasiaan; helper

1. PENDAHULUAN. kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah sebuah proses dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap peserta didik yang menempuh pendidikan di jenjang SMA sudah

Oleh: Wentin Suhartatik Guru SMP Negeri 1 Polagan Kabupaten Tranggalek

BAB XI RAGAM JENIS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. layanan bimbingan dan konseling di sekolah serta mampu memberikan jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir. 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana

PENGARUH LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN TERHADAP ORIENTASI KARIR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hana Nailul Muna, 2016

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. hidup ini semakin rumit, menuntut berbagai aspek kehidupan untuk dapat mengatasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagai pemikir, perencana, penggerak, dan pendukung pembangunan pada

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

Penerapan Konseling Kelompok Trait Factor untuk Mengatasi Kesulitan dalam Perencanaan Karir pada Siswa

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kemampuan Perencanaan Karier 2.1.1. Definisi Kemampuan Perencanaan Karier Menurut Badudu & Sutan kemampuan memiliki arti kesanggupan, kekuatan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan (dalam Ummah, 2012). Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001) mendefinisikan kemampuan sebagai suatu dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari kemampuan adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam melakukan sesuatu. Setiap orang memiliki kemampuan dalam melakukan sesuatu, kemampuan tersebut merupakan dasar seseorang dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut bisa efektif atau berhasil. Perencanaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) didefinisikan sebagai proses, perbuatan, cara merencanakan (merancangkan). Menurut Simamora (2001) perencanaan adalah proses untuk memutuskan tujuan-tujuan apa yang akan dikejar selama periode waktu mendatang dan apa yang akan dilakukan agar mencapai tujuan-tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan yaitu suatu proses untuk merencanakan tujuan-tujuan yang akan 9

dicapai serta bagaimana cara untuk mencapainya. Ketika seseorang menginginkan, menentukan atau memlilih sesuatu perlu direncanakan terlebih dahulu supaya apa yang ingin didapatkan bisa tercapai dengan baik. Dengan perencanaan yang matang, maka seseorang akan bisa menentukan langkahlangkah maupun cara dan strategi untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Hornby (dalam Walgito, 2010) menyatakan bahwa karier adalah pekerjaan, profesi. Gibson dan Mitchell (2011) berpendapat bahwa karier adalah jumlah total pengalaman kerja seseorang didalam kategori pekerjaan umum seperti mengajar, akuntansi, pengobatan atau penjualan. Menurut Bruce (dalam Sukardi, 1987) mengemukakan bahwa karier diartikan suatu rangkaian pekerjaan-pekerjaan, jabatan-jabatan dan kedudukan, yang dipegang oleh seseorang seumur hidupnya. Dari pengertian tentang karier tersebut dapat disimpulkan bahwa karier adalah suatu rangkaian dari seluruh aktivitas pekerjaan, jabatan dan kedudukan seseorang yang berlangsung sepanjang hidup seseorang. Karier berbeda dengan pekerjaan, profesi dan jabatan. Pekerjaan menekankan pada sekumpulan kedudukan (posisi) yang memiliki persamaan kewajiban atau tugas-tugas pokok. Sedangkan profesi merupakan pekerjaan yang menuntut pendidikan keahlian intelektual tingkat tinggi dan tanggung jawab yang mandiri dalam prakteknya. Sedangkan jabatan adalah sekumpulan pekerjaan yang berisi tugas-tugas yang sama atau berhubungan satu dengan yang lain, dan dalam pelaksanaannya meminta kecakapan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang juga sama meski tersebar diberbagai 10

tempat. Dari penjelasan diatas jelaslah bahwa karier berbeda dengan pekerjaan, profesi dan jabatan. Karier merupakan rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman serta aktivitas kerja selama rentang waktu kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan. Simamora (2001), perencanaan karier merupakan proses untuk menyadari diri sendiri terhadap peluang-peluang, kesempatan-kesempatan, kendala-kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi-konsekuensi, mengidentifikasi tujuan-tujuan yang berkaitan dengan karier dan penyusunan program kerja, pendidikan dan yang berhubungan dengan pengalamanpengalaman yang bersifat pengembangan guna menyediakan arah, waktu dan urutan langkah-langkah yang diambil untuk meraih tujuan karier. Menurut Ary dan Satiningsih (2012), perencanaan karier adalah pemikiran matang tentang tujuan-tujuan yang hendak dicapai oleh jangka waktu pendek dan tujuan-tujuan yang dicapai dalam jangka panjang. Dari berbagai pengertian maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan karier adalah proses dimana seseorang menentukan apa yang akan dilakukan atau dipilih dengan menyadari hal-hal yang berkaitan dengan karier yang meliputi peluang, kesempatan, hambatan-hambatan, pilihan dan konsekuensi sehingga bisa menentukan langkah yang perlu diambil untuk mencapai tujuan karier. Merencanakan karier merupakan kegiatan membuat rencana masa depan, dimana setelah memutuskan pilihan pekerjaan atau karier perlu melaksanakan suatu rencana yang diprogramkan agar tercapai cita-cita karier yang 11

diinginkan. Dari pengertian kemampuan, perencanaan dan karier diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan perencanaan karier adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam proses memahami potensi diri (bakat, minat, keyakinan, nilai-nilai) terhadap peluang-peluang, kesempatan, kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi serta mengidentifikasi tujuan yang berkaitan dengan karier. Dengan memahami kekurangan dan kelebihan diri serta lingkungan di sekitar yang mensyaratkan untuk memasuki dunia karier maka bisa dijadikan dasar pertimbangan untuk memperoleh alternatif pilihan karier, sehingga bisa merencanakan karier dengat tepat supaya nantinya bisa mencapai tujuan karier yang sesuai. 2.1.2. Kemampuan Perencanaan Karier Parsons dan Williamson (dalam Winkel & Hastuti, 2006) merumuskan perencanaan karir sebagai proses yang dilalui sebelum melakukan pemilihan karir. Teori Trait and Factor berasumsi bahwa orang memiliki pola kemampuan dan minat yang dapat diketahui melalui testing, dapat juga diselidiki kualitas-kualitas apa yang dituntut dalam berbagai bidang pekerjaan. Testing merupakan aktivitas yang digunakan untuk dapat melakukan evaluasi suatu atribut atau kemampuan dan menentukan apakah telah memenuhi kebutuhan atau hasil yang diharapkan (Hetzel, 1983). Seseorang dapat menemukan jabatan yang cocok baginya dengan cara mengkorelasikan kemampuan, potensi dan wujud minat yang dimilikinya dengan kualitas-kualitas yang secara obyektif dituntut bila akan memegang jabatan tertentu. Maka, pandangan ini terutama menyoroti bagaimana 12

seseorang akan membuat pilihan karier (vocational choice) yang dapat dipertanggungjawabkan. Data tentang peserta didik sendiri (data psikologis) merupakan bahan pertimbangan penting dalam merencanakan karier, asalkan data tersebut tidak hanya dibatasi pada hasil testing psikologis. Demikian pula data tentang kualifikasi-kualifikasi yang dibutuhkan dalam memegang suatu jabatan merupakan sebagian dari data tentang lingkungan hidup (data sosial) yang harus ikut dipertimbangkan. Disamping itu, pemikiran tentang pencocokan antara data psikologis dan data sosial itu tidak diartikan sebagai usaha untuk menemukan satu-satunya jabatan yang pasti cocok, melainkan sebagai usaha untuk menemukan berbagai alternatif pilihan yang kemudian dipertimbangkan pro dan kontranya. Perencanaan yang matang menuntut pemikiran tentang segala tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu panjang (long-range goals) dan semua tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu pendek (short-range goals). Secara ideal, tujuan yang terakhir ini menjadi tujuan intermediar (sisipan) yang semakin mendekatkan orang pada tujuan jangka waktu panjang. Yang termasuk dalam jangka waktu panjang adalah, misalnya gaya hidup (life style) yang ingin dicapai dan nilai-nilai kehidupan (values) yang ingin direalisasikan dalam hidup. Yang termasuk dalam tujuan jangka waktu pendek adalah, misalnya ijasah atau sertifikat yang ingin diperoleh dalam rangka mempersiapkan diri memegang jabatan tertentu dikemudian hari. 13

Kegunaan dari perencanaan karier yang matang adalah meminimalkan kemungkinan dibuat kesalahan yang berat dalam memilih diantara alternatifalternatif yang tersedia. Seandainya siswa hanya memikirkan tujuan jangka pendek saja, tanpa jelas menghubungkan suatu tujuan jangka panjang (kariernya dimasa depan) terdapat kemungkinan bahwa suatu tujuan jangka pendek yang telah dicapai ternyata tidak selaras dengan tujuan jangka panjang. Hasil perencanaan karier adalah suatu keputusan yang dipilih secara sadar, biasanya dari antara sejumlah alternatif yang dapat dipilih. Pilihanpilihan yang harus dibuat akan lain di sekolah tingkat pertama, lain juga di sekolah lanjut atas dan lain pula dijenjang perguruan tinggi. Namun kebanyakan pilihan itu menyangkut tujuan jangka pendek, yang merupakan tujuan penunjang dari tujuan jangka panjang. Setelah membuat keputusan siswa mendaftarkan diri untuk diterima dalam suatu program akademik, suatu program pendidikan latihan prajabatan atau suatu program ekstrakurikuler. Siswa tersebut diterima atau tidak diterima dalam program yang dipilih, bukan keputusan siswa tersebut melainkan keputusan dari instansi atau pejabat yang berwenang. Keputusan ini akan semakin dimudahkan bila instansi tersebut yakin bahwa pilihan siswa telah dipikir secara matang dan merupakan suatu hasil perencanaan, bukan sekedar langkah yang mengawang-awang atau hanya mencoba-coba saja. 14

2.1.3. Aspek-aspek Perencanaan Karier Menurut Parsons dan Williamson (dalam Anggraeni, 2012) aspekaspek perencanaan karier yaitu: 1. Aspek yang pertama yaitu pemahaman diri yang meliputi ideal (nilai-nilai hidup), cita-cita dalam kehidupan, minat-minat, kemampuan otak, bakat khusus dan sifat-sifat kepribadian. 2. Aspek yang kedua yaitu pengenalan lingkungan keluarga yang meliputi kemampuan dibidang ekonomi, keadaan dibidang taraf pendidikan dan harapan orang tua dan saudara. 3. Aspek yang ketiga yaitu informasi tentang kenyataan lingkungan (program studi dan bidang pekerjaan), yang meliputi memiliki cita-cita hidup, mengenal jenis sekolah lanjutan, mampu memilih sekolah lanjutan, mengikuti pengembangan diri dengan bakat, mengetahui gambaran tentang jenis pekerjaan, mengetahui tentang informasi kursus dan keterampilan, mengetahui dalam hal melamar pekerjaan dan bidang pekerjaan yang dibutuhkan didaerah tertentu. 2.1.4. Langkah-langkah Dalam Perencanaan Karier Menurut Parsons (dalam Gibson dan Mitchell, 2011), ada tiga langkah yang harus dilakukan dalam membuat suatu perencanaan karir, yaitu: a. Pengetahuan dan pemahaman diri sendiri, yaitu pengetahuan dan pemamahan akan bakat, minat, kepribadian, potensi, prestasi akademik, keterbatasan-keterbatasan, dan kelebihan (sumber-sumber yang dimiliki). 15

b. Pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu pengetahuan akan syarat-syarat dan kondisi-kondisi yang dibutuhkan untuk sukses dalam suatu pekerjaan, keuntungan dan kerugian, kompensasi, kesempatan, dan prospek kerja di berbagai bidang dalam dunia kerja. c. Penalaran yang realistis akan hubungan pengetahuan dan pemahaman diri sendiri dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja, yaitu kemampuan untuk membuat suatu penalaran realistis dalam merencanakan atau memilih bidang kerja dan/atau pendidikan lanjutan yang mempertimbangkan pengetahuan dan pemahaman diri yang dimiliki dengan pengetahuan dan pemahaman dunia kerja yang tersedia. Ketiga langkah tersebut sangatlah penting dalam merencanakan karier, apabila salah satu diantara pengetahuan dan pemahaman diri sendiri maupun tentang dunia kerja ada yang tidak terpenuhi maka perencanaan karier yang dilakukan akan menghasilkan perencanaan yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan individu tersebut. Selain itu, meskipun seseorang telah memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dan dunia kerja tetapi tidak mampu melakukan penalaran yang realistis hubungan antara pengetahuan dan pemahaman tentang diri sendiri dengan dunia kerja maka akan menghasilkan perencanaan yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan individu tersebut. Apabila seseorang mampu memenuhi ketiga langkah tersebut dalam merencanakan karier, maka seseorang tersebut akan bisa mencapai tujuan karier yang diinginkan. Hasil perencanaan tersebut 16

merupakan perencanaan yang matang, bukan perencanaan yang asal-asalan yang dapat digunakan untuk jangka panjang, sehingga seseorang dapat meraih masa depan yang diharapkannya. 2.1.5. Faktor-Faktor Yang Menentukan Perencanaan Karir Inti dari perencanaan yang matang dan keputusan yang bijaksana terletak dalam pengolahan informasi tentang diri sendiri dan tentang lingkungan hidupnya. Dengan kata lain hanyalah orang itu sendiri yang memiliki informasi yang relevan dan menafsirkan maknanya bagi dirinya sendiri, sehingga dapat membuat pilihan-pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, konselor sekolah harus membantu siswa memperoleh dan menafsirkan informasi yang relevan, baik melalui kegiatan bimbingan karier baik dalam bentuk bimbingan kelompok atau individual. Berikut ini adalah faktor-faktor menurut Williamson yang diperlukan dalam membuat perencanaan karier siswa (Winkel & Hastuti, 2006) : a. Informasi tentang diri sendiri yaitu meliputi data tentang : 1. Kemampuan intelektual 2. Bakat khusus dibidang studi akademik 3. Minat-minat baik yang bersifat lebih luas maupun yang bersifat lebih khusus 4. Sifat-sifat kepribadian yang mempunyai relevansi terhadap partisipasi dalam suatu program studi akademik, suatu program latihan prajabatan dan suatu bidang jabatan, seperti berani 17

berbicara dan bertindak, koperatif, sopan, dapat dapat diandalkan, bijaksana, rajin, berpotensi dalam bidang kepemimpinan, rapi, tekun, toleran, tahan dalam situasi yang penuh ketegangan, terbuka, jujur dan berwatak baik 5. Perangkat kemahiran kognitif, seperti kemampuan untuk mengadakan analisis dan sintesis, kemampuan mengatur arus pikiran sendiri dalam menghadapi suatu problem, kemampuan menguraikan secara lisan dan tulisan, kemampuan mengatur kegiatanya sendiri, kemampuan memahami dan berbicara bahasa asing, dan kemampuan menangkap keadaan orang lain 6. Nilai-nilai kehidupan dan cita-cita masa depan 7. Bekal berupa keterampilan khusus yang dimiliki dalam bidang administrasi/tata usaha, kesenian, olahraga, mekanik, serta koordinasi motorik, yang semuanya dapat sangat relevan bagi program persiapan prajabatan dan bidang jabatan tertentu, 8. Kesehatan fisik dan mental 9. Kematangan vokasional b. Data tentang keluarga dekat juga dimasukan dalam lingkup informasi tentang gambaran diri sendiri yang sebenarnya termasuk data sosial. Namun, keadaan keluarga sebagai lingkungaan hidup yang paling bermakna bagi individu yang sehari-hari bersama keluarga ikut berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Keadaan keluarga dekat ini meliputi tentang : posisi anak dalam keluarga, 18

pandangan keluarga tentang peranan kewajiban anak laki-laki dan perempuan, harapan keluarga untuk masa depan anak, taraf sosial ekonomi kehidupan keluarga, gaya hidup dan suasana keluarga, taraf pendidikan orang tua, sumber konflik orang tua dan anak, status perkawinan, orang lain yang tinggal di rumah selain orang tua sendiri dan kakak adik. c. Informasi tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier, khususnya informasi pendidikan dan informasi jabatan, yang bersamasama dikenal dengan informasi karier. Pemberian informasi ini bertujuan agar siswa mempunyai pemahaman tentang jenis-jenis pekerjaan yang ada didalam masyarakat, mengenai informasi jenis pendidikan kelanjutan studi dan mengenai prospek informasi pekerjaan yang dibutuhkan masyarakat dimasa depan. Berbagai macam faktor bisa mempengaruhi perencanaan karier, faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi dalam merencanakan karier. Dengan adanya informasi tentang diri sendiri maka seseorang akan bisa memahami akan dirinya yang meliputi kelemahan dan kelebihan yang dimilikinya. Dengan mengetahui hal tersebut seseorang akan bisa mengantisipasi dan menemukan cara mengatasi hal-hal yang akan menjadi hambatan yang mungkin terjadi ketika meraih tujuannya. Selain informasi diri sendiri, faktor keluarga juga mempengaruhi perencanaan karier seseorang karena seorang individu hidup di dalam sebuah keluarga. Dimana keluarga ini berpengaruh besar terhadap pembentukan gambaran diri. Informasi mengenai lingkungan hidup juga merupakan faktor yang sangat penting dalam 19

merencanakan karier. Informasi ini diperlukan bagi seseorang untuk memperoleh pengetahuan mengenai karier misalnya informasi pendidikan dan jabatan. Berbagai pengetahuan yang meliputi pengetahuan akan diri sendiri dan tentang lingkungan hidup yang relevan bagi perencanaan karier sangatlah bermakna bagi seseorang yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan karier yang sesuai dengan dirinya. 2.2. Bidang Bimbingan Karier 2.2.1. Definisi Bimbingan Karir Bimbingan karier merupakan salah satu aspek dari bimbingan dan konseling, bimbingan ini diperlukan agar seseorang dapat memperoleh kesesuaian antara tuntutan dari pekerjaan atau jabatan itu dengan apa yang ada didalam diri individu yang bersangkutan supaya nantinya bisa bekerja dengan baik, senang dan tekun. Menurut BP3K dalam Gani (2012), bimbingan karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karier (pekerjaan) untuk memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa depanya. Sedangkan menurut Gani (2012), bimbingan karier merupakan suatu proses bantuan, layanan, dan pendekatan terhadap individu (siswa/remaja) agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa depannya untuk menentukan pilihannya serta mengambil suatu keputusan bahwa keputusannya tersebut merupakan pilihan yang paling tepat, sesuai dengan keadaan dirinya 20

dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tuntutan pekerjaan/karier yang dipilihnya. Konsep bimbingan kareier bukan hanya menunjuk pada bimbingan jabatan, tetapi menunjuk pada peran bimbingan karier dalam situasi dimana seseorang memasuki kehidupan, tata hidup dan kejadian di dalam kehidupan. Di samping itu, bimbingan karier secara langsung mengandung arti pengembangan program, yang berarti berperan dan menghasilkan orang yang telah terdidik, terutama mengacu kepada masa peralihan sekolah ke dunia kerja dalam mengalami berbagai kegiatan dan menelususri berbagai sumber. Secara lebih khusus, program bimbingan karier terutama berperan membantu individu dalam memahami dirinya, memahami lingkungan/dunia kerja dalam tata hidup tertentu, dan mengembangkan rencana dan kemampuan untuk membuat kebutusan bagi masa depannya (BP3K, 1984). 2.2.2. Tujuan Bimbingan Karier Setiap perilaku mempunyai tujuan tertentu, perilaku dalam hal ini yaitu layanan mengenai bimbingan karier. Bimbingan karier ini tidak bersifat teacher center, melainkan sebaliknya yaitu bersifat pupil center. Yang berarti bahwa para siswalah yang paling aktif mengenali dirinya, memahami dan menemukan dirinya, memahami gambaran dunia kerja, dan para siswa itu sendiri yang akan memilih dan memutuskan pilihanya. Adapun guru/pembimbing hanya memberikan bantuan, pengarahan dan bimbingan. Menurut Gani (2012), tujuan dari bimbingan karier yaitu agar siswa: a. Dapat menilai dan memahami dirinya terutama mengenai potensipotensi dasar, minat, sikap dan kecakapan. 21

b. Mempelajari dan mengetahui tingkat kepuasaan yang mungkin dapat dicapai dari suatu pekerjaan. c. Mempelajari dan mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi dan minatnya. d. Memiliki sikap yang positif dan sehat terhadap dunia kerja, artinya siswa dapat memberikan ppenghargaan yang wajar terhadap jenis pekerjaan. e. Memperoleh pengarahan mengenai semua jenis pekerjaan yang ada di lingkungan. f. Mempelajari dan mengetahui jenis pendidikan atau latihan yang diperlukan untuk suatu pekerjaan tertentu. g. Dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat. h. Sadar akan memahami nilai-nilai yang ada pada dirinya dan pada masyarakat. i. Dapat menemukan hambatan-hambatan yang ada pada diri dan lingkungannya, dan dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. j. Sadar tentang kebutuhan masyarakat dan negaranya yang berkembang. k. Dapat merencanakan masa depannya, sehingga dia dapat menemukan karier dan kehidupannya yang serasi. Sedangkan menurut Walgito (2010), tujuan dari bimbingan karier adalah untuk membantu para siswa agar: a. Dapat memahami dan menilai dirinya sendiri, terutama yang berkaitan dengan potensi yang ada dalam dirinya (kemampuan, minat, bakat, sikap dan cita-cita). b. Menyadari dan memahami nilai-nilai yang ada dalam dirinya dan yang ada dalam masyarakat. c. Mengetahui berbagai jenis pekerjaan yang berhubungan dengan potensi yang ada dalam dirinya, mengetahui jenis pendidikan dan latihan yang diperlukan bagi suatu bidang tertentu, serta memahami hubungan antara usaha dirinya yang sekarang dengan masa depanya. d. Menemukan hambatan yang mungkin muncul, yang disebabkan oleh dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut. e. Dapat merencanakan masa depanya, serta menemukan karier yang sesuai. Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa bimbingan karier merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami diri, memahami apa yang ada dalam diri sendiri dengan baik, serta untuk mengetahui dengan baik pekerjaan apa saja yang ada dan persyaratan apa yang dituntut oleh suatu pekerjaan atau karier dengan kemampuan atau potensi yang ada dalam 22

dirinya. Selain itu, apabila ada hambatan-hambatan maka hambatan apa yang sekiranya ada dan bagaimana cara untuk mengatasi hambatan tersebut. Dengan mengatasi hambatan yang mungkin ada tersebut, maka salah satu masalah telah dapat diatasinya. 2.2.3. Asas Pelaksanaan Bimbingan Karier Asas pelaksanaan bimbingan karier menurut Gani (2012) yaitu: a. Pelaksanaan bimbingan karier di sekolah harus didasarkan kepada hasil penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta pola dan jenis karier dalam masyarakat. b. Pemilihan dan penentuan jenis bidang karier didasarkan kepada keputusan siswa sendiri melalui penelusuran kemampuan dan minat siswa serta pola dan jenis karier dalam masyarakat. c. Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan suatu proses yang berjalan terus mengikuti pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan sebaiknya juga setelah lulus sekolah. d. Pelaksanaan bimbingan karier harus merupakan perpaduan pendayagunaan setinggi-tingginya potensi siswa dan potensi lingkungannya. e. Pelaksanaan bimbingan karier jangan sampai menimbulkan tambahan beban pembiayaan yang berlebihan. f. Pelaksanaan bimbingan karier harus menjalin hubungan kerja sama antar sekolah, dengan unsur-unsur di luar sekolah dan bersifat saling menunjang fungsi masing-masing, serta mengarah kepada pencapaian tujuan pembinaan generasi muda yang diharapkan. 2.3. Layanan Informasi Karier 2.3.1. Definisi Layanan Informasi Karier Layanan informasi menurut Sukardi (2007) mendefinisikan layanan informasi yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua) menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan 23

sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat. Menurut Hariastuti (2008) layanan informasi yaitu layanan yang bertujuan untuk membekali seseorang dengan berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat (dalam Ummah, 2012). Menurut Dessy dan Nursalim (2002) layanan informasi karier yaitu pemberian informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan) yang dapat digunakan sebagai bahan pemikiran sebaik-baiknya untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan pertimbangan lainya. Berdasarkan pengertian kareir dan layanan informasi karier yang telah disebutkan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang dirinya dan mengenai karier yang meliputi informasi tentang Perguruan Tinggi, dunia kerja serta syarat-syarat yang diperlukan sehingga siswa mampu merencanakan dan menentukan keputusan yang tepat untuk kariernya. Pemberian informasi kepada para siswa di sekolah hendaknya mengacu kepada kebutuhan-kebutuhan individu siswa, sekolah dan dunia kerja atau lapangan kerja yang tersedia, serta dikaitkan dengan kebutuhankebutuhan lain yang berhubungan dengan perkembangan pribadi, pendidikan dan sosial dari individu siswa. Layanan informasi dapat dilaksanakan oleh konselor kepada seluruh konseli yang berlangsung di dalam kelas melalui komunikasi secara langsung, 24

yang bertujuan agar konseli dapat memperoleh pemahaman tentang diri yang mencakup: minat, kemampuan, keterampilan, kepribadian, sikap dan nilainilai serta kondisi dunia kerja yang mencakup: perkembangan dunia kerja, iklim kehidupan dunia kerja dan cara melamar pekerjaan. Menurut Yeni dan Nursalim (2013), layanan informasi karier memberikan berbagai keterangan, data, fakta tentang dunia luar (khususnya dunia pendidikan dan dunia kerja) kepada siswa dengan maksud agar siswa mempunyai pemahaman yang betul tentang dirinya dan dunia sekitarnya sehingga bisa merencanakan kariernya dengan matang. 2.3.2.Tujuan Layanan Informasi Karier Prayitno dan Amti (2009), mengungkapkan ada tiga alasan utama mengapa pemberian informasi perlu diselenggarakan, yaitu: a. Membekali individu dengan berbagai pengetahuan tentang lingkungan yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi berkenaan dengan lingkungan sekitar, pendidikan, jabatan, maupun sosial budaya. Dalam masyarakat yang serba majemuk dan semakin kompleks, pengambilan keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan sebagian terletak di tangan individu itu sendiri. Dalam hal ini, layanan informasi berusaha merangsang individu untuk dapat secara kritis mempelajari berbagai informasi berkaitan dengan hajat hidup perkembangannya. b. Memungkinkan individu dapat menentukan arah hidupnya kemana dia ingin pergi. Syarat dasar untuk dapat menentukan arah hidup 25

adalah apabila ia mengetahui apa (informasi) yang harus dilakukan serta bagaimana bertindak secara kreatif dan dinamis berdasarkan atas informasi yang diberikan itu. Individu diharapkan dapat membuat rencana dan keputusan tentang masa depannya serta bertanggung jawab atas rencana dan keputusan yang dibuatnya itu. c. Setiap individu adalah unik. Keunikan itu akan membawakan polapola pengambilan keputusan dan bertindak yang berbeda-beda disesuaikan dengan aspek-aspek kepribadian masing-masing individu. Pertemuan antara keunikan individu dan variasi kondisi yang ada di lingkungan dan masyarakat yang lebih luas, diharapkan dapat menciptakan berbagai kondisi baru baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi masyarakat, yang semuanya itu sesuai dengan keinginan individu dan masyarakat. Dengan demikian akan terciptalah dinamika perkembangan individu dan masyarakat berdasarkan potensi positif yang ada pada diri individu dan masyarakat. Siswa SMA memerlukan informasi tentang pendidikan lanjutan sesudah lulus yaitu perguruan tinggi dan informasi jabatan. Norris, Hatch, Engelkes & Winborn (dalam Prayitno dan Amti, 2009) menekankan bahwa informasi pendidikan meliputi data dan keterangan yang sahih dan berguna tentang kesempatan dan syarat-syarat berkenaan dengan berbagai jenis pendidikan yang ada sekarang dan yang akan datang. Materi kurikuler dan ko-kurikuler yang disajikan, syarat-syarat untuk memasuki pendidikan latihan, kondisi dan 26

kemungkinan-kemungkinan masalah yang timbul, semuanya merupakan butir-butir pokok informasi yang amat penting. Selanjutnya Norris, dkk. mengemukakan bahwa informasi pendidikan dan latihan seperti itu perlu disebarluaskan kepada individu siswa. Informasi pendidikan lanjutan sesudah SMA lebih spesifik tentang jurusan atau program pendidikan/latihan yang mengarah pada pekerjaan atau karier tertentu. Menurut Hartono (dalam Yeni dan Nursalim, 2013), informasi karier sangat berguna untuk memperoleh pemahaman karier, perencanaan karier, menentukan alternatif pilihan karier, dan melakukan evaluasi terhadap alternatif pilihan karier. Pemahaman karier (occupational knowledge) adalah derajat penguasaan siswa tentang dunia karier yang ditandai dengan pengenalan mendalam mengenai berbagai informasi karier. Artinya tingkat pemahaman karier seorang siswa ditunjukkan oleh tingkat penguasanya terhadap berbagai informasi karier tersebut. Perencanaan karier (carrier planing) adalah suatu proses untuk menyusun dan melaksanakannya dalam upaya meraih suatu karier yang diinginkan. Kegiatan tersebut pada umumnya berisi berbagai aktivitas akademik yang sesuai dengan suatu karier. Alternatif pilihan karier (my option) adalah suatu daftar kemungkinan pilihan karier yang dibuat oleh siswa. Berdasarkan pemahaman diri dan pemahaman karier, siswa diharapkan mampu membuat daftar pilihan kariernya. 27

Evaluasi alternatif pilihan karier. Alternatif pilihan karier yang dibuat oleh siswa perlu direvisi oleh siswa sendiri. Untuk melakukan evaluasi ini diperlukan berbagai informasi baik mengenai dunia kerja maupun mengenai nilai-nilai karier. Informasi ini diperlukan untuk membuat pertimbangan dalam membatasi alternatif pilihan karier. 2.3.3. Metode Layanan Informasi karier Untuk banyak memahami berbagai informasi yang akan dibutuhkan siswa, konselor juga seyogyanya dapat menguasai berbagai teknik penyampainnya secara variatif dan menyenangkan. Tanpa didukung kekayaan informasi dikhawatirkan menjadi tidak memiliki daya tarik dihadapan siswa. Menurut Prayitno dan Amti (2009), pemberian informasi kepada siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti metode ceramah, diskusi, karya wisata, buku panduan dan konferensi karier. Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penyampaian informasi karier yaitu dengan menggunakan metode layanan informasi ceramah dan diskusi. a. Ceramah, merupakan metode pemberian informasi yang paling sederhana, mudah dan murah, dalam arti bahwa metode ini dapat dilakukan oleh hampir setiap petugas bimbingan di sekolah. Disamping itu, teknis ini juga tidak memerlukan prosedur dan biaya yang banyak. Penyajian informasi dapat dilakukan oleh kepala sekolah, konselor, guru-guru, dan staf sekolah lainnya. Atau dapat juga dengan mendatangkan narasumber, misalnya dari lembaga- 28

lembaga pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, badan-badan usaha, dan lain-lain. b. Diskusi, suatu pendekatan yang kegiatannya bercirikan ketertarikan pada suatu pokok masalah atau pertanyaan. Dalam hal ini perencanaan karier atau pekerjaan, dimana siswa sejujurnya berusaha untuk memperoleh kesimpulan setelah mendengarkan, mempelajari dan mempertimbangkan pendapat siswa yang lain secara jujur. 2.4. Kerangka Berpikir Kemampuan perencanaan karier adalah kecakapan atau kesanggupan seseorang dalam proses memahami potensi diri (bakat, minat, keyakinan, nilainilai) terhadap peluang-peluang, kesempatan, kendala, pilihan-pilihan dan konsekuensi serta mengidentifikasi tujuan yang berkaitan dengan karier. Perencanaan karier merupakan salah satu aspek yang penting dalam perkembangan karier siswa. Menurut Walgito (2004), siswa kelas XI berada dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada umumnya, siswa tersebut belum dapat mandiri sehingga masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian, termasuk dalam kemampuan dalam merencanakan karier. Sehubungan dengan hal tersebut, siswa memerlukan bimbingan dalam hal karier untuk menyiapkan perencanaan karier yang matang. Bimbingan tersebut diberikan dalam bentuk bimbingan karier, bimbingan karier dapat diberikan dengan berbagai cara dan bentuk layanan salah satunya yaitu layanan informasi 29

karier. Layanan informasi karier merupakan layanan yang diberikan kepada siswa untuk membantu siswa mendapat pengetahuan serta pemahaman tentang dirinya sendiri dan mengenai karier yang meliputi informasi tentang Perguruan Tinggi, dunia kerja serta syarat-syarat yang diperlukan sehingga siswa mampu merencanakan dan menentukan keputusan yang tepat untuk kariernya. Melalui layanan informasi karier yang diberikan diharapkan siswa memperoleh berbagai informasi tentang karier, supaya siswa lebih mampu merencanakan kariernya sehingga perencanaan kariernya matang/mantap. Kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan pada gambar 2.1. sebagai berikut. Gambar 2.1. Kerangka Berpikir Siswa kurang mampu merencanakan karier (belum mantap perencanaan kariernya) Siswa mampu merencanakan karier (mantap perencanaan kariernya) Layanan Informasi Karier Gambar 2.1. Alur Kerangka Berpikir Dari gambar 2.1. di atas dapat dilihat bahwa siswa yang kurang mampu merencanakan karier atau belum mantap dalam merencanakan kariernya akan diberikan layanan informasi karier, layanan informasi karier diberikan untuk membantu siswa agar lebih mantap dalam merencanakan kariernya. Peneliti berharap layanan informasi karier ini dapat membantu siswa dalam meningkatkan 30

kemampuan perencanaan karier, sehingga pada saatnya nanti para siswa akan memilih karier yang sesuai dengan bakat, minat, kemampuan serta keadaan dirinya serta sesuai dengan persyaratan yang diperlukan. 2.5. Penelitian yang terkait Penelitian yang pernah dilakukan oleh Ummah (2012) Penerapan Layanan Informasi Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencanaan Karier Siswa Kelas XII SMAN 1 Krembung Sidoarjo. Dengan hasil penelitian yang dianalisis dengan menggunakan t-tes pollad varians, dapat diketahui bahwa t hitung = 2,134> t-tabel= 1,695 dengan dk (derajat kebebasan) 38, jika t-hitung lebih besar dari t-tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapapat perbedaan yang signifikan pada skor kemampuan perencanaan karier siswa antara sebelum dan sesudah diberikan angket kemampuan perencanaan karier. Artinya penerapan layanan informasi karier dapat meningkatkan kemampuan perencanaan karier diswa kelas XII SMAN I Krembung Sidoarjo. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Retno (2012) Efektivitas Layanan Informasi Karier Untuk Meningkatkan Kemampuan Perencaan Karier Pada Siswa Kelas X SMA Negeri Wonogiri, dengan hasil bahwa layanan informasi karier efektif untuk meningkatkan kemampuan perencaan karier pada siswa kelas X SMA Negeri Wonogiri. 2.5.Hipotesis Ada peningkatan yang signifikan kemampuan perencanaan karier siswa kelas XI SMA Negeri 2 Cepu melalui layanan informasi karier. 31