BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Perumusan tujuan, sasaran, dan strategi dalam percepatan pembangunan sanitasi menggunakan SWOT sebagai alat bantu, dengan menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada tiap sub-sektor sanitasi berdasarkan isu strategis. merupakan pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi, dan mengatasi permasalahan mendesak yang dihadapi. adalah hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur, spesifik, mudah dicapai, rasional untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu yang dirumuskan untuk mencapai tujuan. Dalam perumusan sasaran digunakan kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, and Time Bound). adalah rencana tentang serangkaian manuver, baik yang kasat mata maupun yang tak kasat mata, untuk lebih menjamin keberhasilan mencapai tujuan pembangunan sanitasi. Dalam bab ini merupakan inti dari Sanitasi Kabupaten Tana Toraja Tahun 2015-2019, yang akan memaparkan permasalahan mendesak, tujuan, sasaran dan tahapan pencapaian serta strategi utama dari setiap sub sektor sanitasi. 3.1., dan Pengembangan Air Limbah Domestik Untuk sub sektor air limbah domestik, pengelolaan sanitasi Kabupaten Tana Toraja berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT menunjukkan berada pada posisi W-O atau berada pada posisi kuadran 2., sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari pengelolaan sanitasi sub sektor air limbah domestik dimana strategi yang digunakan adalah mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang ada. (Lihat Tabel 3.1., dan Pengembangan Air Limbah Domestik) 25
Tabel 3.1., dan Pengembangan Air Limbah Domestik Meningkatkan Tingkat pencemaran air 100% penduduk memiliki Membuat regulasi tentang air sarana dan limbah terhadap jamban pribadi limbah prasarana pengelolaan air limbah yang memenuhi syarat kesehatan lingkungan berkurang sebesar 34% Jamban pribadi telah memiliki tangki septik yang sesuai syarat kesehatan meningkat sebesar 21% Terbangunnya pengelolaan Membuat dokumen perencanaan air limbah yang komprehensif dan terintegrasi Membangun akses air limbah sistem komunal masyarakat terhadap sarana dan off-site melayani 1.260 dan prasarana air limbah KK untuk kawasan yang layak permukiman padat Memelihara prasarana air limbah yang telah terbangun Menumbuhkan Meningkatkan kemandirian 80% masyarakat yang Penguatan kelembagaan kesadaran lebih berperan aktif dalam pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah pengelolaan air limbah yang ramah lingkungan Mengembangkan Keterlibatan pihak swasta Pihak swasta yang ada di Menjaga komitmen pihak alternatif sumber dan lembaga donor Tana Toraja berkontribusi swasta baik sudah pendanaan dalam meningkat tiap tahun dalam pengelolaan air berpartisipasi selama ini sistem pengelolaan limbah ataupun yang belum pernah air limbah terlibat 26
Pariwisata berbasis budaya menjadi daya tarik lembaga donor untuk berpartisipasi dalam pengelolaan air limbah Bekerjasama dengan lembaga donor Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kab. Tana Toraja tahun 2014 3.2., dan Pengembangan Persampahan Berdasarkan hasil pembobotan dan skoring analisis SWOT pengelolaan persampahan Kabupaten Tana Toraja saat ini berada di kuadran 3. yang akan dikembangkan yaitu bagaimana mengatasi kelemahan untuk mengantisipasi setiap ancaman. Dengan berada pada posisi W-T, membutuhkan strategi dan usahausaha yang lebih konkrit dalam menangani persampahan di Kabupaten Tana Toraja. (Lihat Tabel 3.2., dan Pengembangan Persampahan) Tabel 3.2., dan Pengembangan Persampahan Meningkatkan Sampah yang terlayani Kecamatan Makale Membuat regulasi tentang sarana dan yang diolah dan diangkut terlayani sampai 90% persampahan prasarana mencapai 33% layanan angkutan sampah pengelolaan persampahan Tidak ada lagi sampah yang dibiarkan membusuk Membuat dokumen perencanaan persampahan dan berserakan di kawasan yang komprehensif dan permukiman padat dan terintegrasi perdagangan TPA dikelola dengan Membangun dan memelihara sistem control landfill sarana dan prasarana persampahan 27
Menumbuhkan Timbulan sampah Terbentuknya 15 kelompok Penguatan kelembagaan kesadaran berkurang sampai 30% masyarakat yang mengelola sampah secara pengelolaan sampah pengelolaan sampah terpadu yang ramah lingkungan 60% masyarakat mengolah sampah secara mandiri Meningkatkan pemahaman masyarakat pengolahan sampah 3R (Reduce-Reuse- Recycle) Mengembangkan Keterlibatan pihak swasta Pihak swasta yang ada di Menjaga komitmen pihak alternatif sumber dan lembaga donor Tana Toraja berkontribusi swasta baik sudah pendanaan dalam meningkat tiap tahun dengan menyediakan berpartisipasi selama ini sistem pengelolaan TPST dan armada ataupun yang belum pernah sampah pengangkutan sampah terlibat Pariwisata berbasis budaya Bekerjasama dengan menjadi daya tarik lembaga lembaga donor donor untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kab. Tana Toraja tahun 2014 3.3., dan Pengembangan Drainase Perkotaan Secara internal, pengelolaan Kabupaten Tana Toraja masih memerlukan perbaikan, meskipun resiko genangan/banjir sangat kecil. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis SWOT pengelolaan berada pada kuadran 2 yaitu posisi W-O. yang harus dilaksanakan adalah adalah mengatasi kelemahan untuk meraih peluang yang ada. Dengan uraian kondisi diatas, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Tana Toraja telah merumuskan beberapa strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Lihat Tabel 3.3., dan Pengembangan Drainase Perkotaan) 28
Tabel 3.3., dan Pengembangan Drainase Perkotaan Meningkatkan fungsi Genangan berkurang Mengembalikan fungsi Membuat regulasi tentang seluas 26,90 ha sebagai pembuangan limpahan air hujan Saluran tanah sepanjang Membuat dokumen 11,4 km dikembangkan perencanaan yang menjadi saluran permanen komprehensif dan terintegrasi Pembangunan saluran Perbaikan dan Pemeliharaan saluran Menumbuhkan kesadaran mengembangkan saluran Partisipasi masyarakat dalam pembangunan lingkungan/tersier Terbentuknya 10 lembaga pengelolaan saluran Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kab. Tana Toraja tahun 2014 Penguatan kelembagaan pengelolaan saluran 3.4., dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan pakai sabun di waktu yang tepat dapat memblok transmisi patogen penyebab diare. Pencemaran tinja/kotoran manusia (feces) adalah sumber utama dari virus, bakteri, dan patogen lain penyebab diare. Jalur pencemaran yang diketahui sehingga cemaran dapat sampai ke mulut manusia, termasuk balita, adalah melalui 4F (Wagner & Lanoix, 1958) yakni fluids 29
(air), fields (tanah), flies (lalat), dan fingers (jari/tangan). Cuci tangan pakai sabun adalah prevensi cemaran yang sangat efektif dan efisien khususnya untuk memblok transmisi melalui jalur fingers. Analisis SWOT Perilaku hidup bersih dan sehat di Kabupaten Tana Toraja menggambarkan kondisi yang kurang baik dimana berada pada posisi W-O sama halnya dengan posisi pengelolaan air limbah domestik. Dengan uraian kondisi diatas, maka Pokja Sanitasi Kabupaten Tana Toraja telah merumuskan beberapa strategi untuk mencapai tujuan PHBS terkait sanitasi baik pada tatanan rumah tangga maupun tatanan sekolah. (Lihat Tabel 3.4., dan Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi (Tatanan Rumah Tangga) dan Tabel 3.5.,, dan Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi (Tatanan Sekolah)) Tabel 3.4.,, dan Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi (Tatanan Rumah Tangga) Meningkatkan pola hidup Menurunkan angka anak Tiap rumah tangga Mengembangkan sehat yang terserang diare tersedia tempat cuci pendekatan dan promosi sampai 30% tangan dan sabun kesehatan tatanan rumah Tidak ada lagi sampah Masyarakat memahami tangga yang berserakan pengelolaan sampah dihalaman dan konsep 3R menyumbat saluran Tiap rumah tangga tersedia tempat sampah Tidak ada lagi masyarakat Tana Toraja melakukan BABs 30
Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat Menurunkan angka kematian yang diakibatkan sanitasi buruk 85% masyarakat memahami pentingnya PHBS Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kab. Tana Toraja Tahun 2014 Menyediakan media, model dan sarana promosi kesehatan melalui pendekatan lokal spesifik Tabel 3.5.,, dan Pengelolaan PHBS Terkait Sanitasi (Tatanan Sekolah) Meningkatkan Menurunkan angka anak Siswa siswi sekolah Penyuluhan kesehatan tatanan kesadaran untuk yang terserang diare dasar dapat sekolah dasar berperilaku hidup bersih sampai 30% melakukan CTPS dan sehat sejak dini dengan benar dan teratur Siswa siswi sekolah Menyusun kerangka kebijakan dasar menggunakan promkes dan materi kebijakan jamban bersih dan kurikulum berbasis kesehatan sehat lingkungan Siswa siswi sekolah dasar membuang sampah pada tempatnya Sumber : Hasil Kajian Pokja Sanitasi Kab. Tana Toraja Tahun 2014 31