PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang

ABSTRACT. Keywords : Development of Student Worksheet, reproductive system, validity, practicalities and effectiveness

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT YANG DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMAN 1 TIGO NAGARI KABUPATEN PASAMAN

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI MIND MAP DAN GLOSARIUM PADA MATERI PELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMAN 12 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL DILENGKAPI WINDOW ZOOMING PADA MATERI FOTOSINTESIS UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMPN 21 TEBO, JAMBI

PENGEMBANGAN MODUL BERNUANSA PENDIDIKAN KARAKTER DILENGKAPI DENGAN PETA KONSEP PADA MATERI HEWAN INVERTEBRATA UNTUK SISWA KELAS X SMA ARTIKEL.

PENGEMBANGAN HANDOUT DENGAN TAMPILAN BROSUR DILENGKAPI GLOSARIUM PADA MATERI KINGDOM PLANTAE DI KELAS X SMAN 2 KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN MODUL DENGAN TAMPILAN MAJALAH DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI EKOSISTEM PADA SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 3 RANAH PESISIR

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA BERBASIS MACROMEDIA FLASH DENGAN TAMPILAN SLIDE POWERPOINT PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA SMA

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBENTUK MODUL BERNUANSA MAJALAH DILENGKAPI DENGAN GLOSARIUM UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMPN 12 PADANG

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERUPA HANDOUT DENGAN TAMPILAN SITUS WEB DILENGKAPI GLOSARIUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA SMA PGRI 1 PADANG

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBENTUK BUKU SAKU DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 3 GUNUNG TULEH

PENGEMBANGAN MODUL BERNUANSA PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN TAMPILAN MAJALAH PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP/MTs

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERNUANSA DIALOG BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM HORMON DI SMAN I LIMBUR LUBUK MENGKUANG KABUPATEN BUNGO JAMBI

Development Handout Comes with Display Color Image Magazine on Learning Biology Class X students of SMA Negeri 5 Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA/MAKELAS X ARTIKEL ILMIAH FIRMANA JUTIN NIM.

JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI BERBASIS MOVIE MAKER PADA MATERI VIRUS UNTUK KELAS X DI MAN KINALI PASAMAN BARAT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM PROTISTA UNTUK SISWA SMA E JURNAL RINI SANDIKA NIM.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

ARTIKEL ILMIAH YUSRIKA NENGSIH NIM

PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA. Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT DISERTAI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KAIDAH PENCACAHAN UNTUK SISWA KELAS XI MIA SMAN 7 PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARIANGAN TUMBUHAN UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

Pengembangan E-book Pembelajaran Menggunakan Flipbook Berbasis Web Pada Siswa Kelas X Jurusan Teknik Komputer Jaringan (TKJ) Di SMK ADZKIA Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Konsep Disertai Contoh pada Materi Sel untuk Siswa SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS PROBLEM SOLVING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN KELAS VII SMP Oleh:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS SAINTIFIK PADA MATERI VIRUS UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI GAMBAR DAN PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA UNTUK SMP. Oleh:

PENGEMBANGA MODUL YANG DILENGKAPI MINDMAP PADA MATERI PROTISTA UNTUK SMA/MA ABSTRACT

PENGEMBANGAN HANDOUT YANG DILENGKAPI PETA KONSEP PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual Disertai Peta Konsep Pada Materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP

Pengembangan Penuntun Praktikum Disertai Gambar Pada Materi Sel Untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas

Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang. Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMP KELAS VIII SEMESTER 1

ABSTRACT. Khairul Umam 1), Azrita 2), Gufron 3) Dosen Program Studi PBIO FKIP Universitas Bung Hatta Padang.

Oleh: Desi Novita *), Anna Cesaria **), Hamdunah **) Mahasiswa Program Studi Pendididkan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) YANG DIAWALI PETA KONSEP DISERTAI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN HEWAN UNTUK SISWA SMA

ARTIKEL ROPIKO NIM

PENGEMBANGAN LKS BIOLOGI BERBASIS KONTEKSTUAL DILENGKAPI DENGAN MIND MAP PADA MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA UNTUK SISWA SMA

Hasil Uji Validitas Buku Siswa Berbasis Inkuiri pada Pembelajaran IPA untuk Siswa Kelas VIII SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERNUANSA PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA SMA ARTIKEL JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

DEVELOPING OF BIOLOGY MODULE ORIENTED QUATUM TEACHING COMPLATED BY MIND MAP TO STUDENT IN SENIOR HIGH SCHOOL CLASS XI

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFK PADA MATERI SISTEM ORGANISAIS KEHIDUPAN UNTUK SMP

PPENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK SISWA SMA/MA

Pengembangan Modul Biologi Berbasis Metakognisi tentang Materi Sistem Koordinasi yang Dilengkapi Peta Konsep untuk Peserta Didik Kelas XI SMA/MA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK KELAS X DI SMA/MA JURNAL MELA NENGSRI NIM.

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN HANDOUT BERNUANSA KONTEKSTUAL PADA MATERI SISTEM REGULASI MANUSIA UNTUK SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SISWA SMP ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang dipergunakan dalam penelitian adalah Research and

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM IPA PADA MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN UNTUK SMP E-JURNAL

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR HANDOUT BIOLOGI BERBASIS GAMBAR BERWARNA DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI POKOK PLANTAE UNTUK SMA. Oleh

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI ALAT INDERA UNTUK SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERGAMBAR DENGAN PENDEKATAN BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E

Mahasiswa Program Studi PTIK, FKIP, Universitas Bung Hatta. Dosen Program Studi PTIK, FKIP, Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII MTsN I MATUR KABUPATEN AGAM

BUKU IPA TERPADU BERBASIS PROBLEM SOLVING DAN LITERASI SAINS UNTUK SISWA KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

PENGEMBANGAN LDS YANG DIAWALI PETA KONSEP PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA UNTUK SMP

ARTIKEL PENELITIAN PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR BERNUANSA PENDIDIKAN KARAKTER UNTUK SISWA TUNARUNGU KELAS VII SMPLB WACANA ASIH PADANG

MEDIA DEVELOPMENT LEARNING INSTRUCTIONAL GAMES MACROMEDIA FLASH-BASED IN VOCATIONAL HIGH SCHOOL. Triska Yeti Evrianis, Azrita 1), M.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT BERNUANSA NEWSPAPER DILENGKAPI PERMAINAN SCRAMBLE PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH PADA MATERI SEGI EMPAT KELAS VII MTs PONDOK PESANTREN DR M NATSIR ALAHAN PANJANG Oleh

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERSAMAAN LINIER SATU VARIABEL UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

PENGEMBANGAN MODUL BERNUANSA PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN TAMPILAN MAJALAH PADA MATERI MENGOPERASIKAN PC STAND ALONE UNTUK SISWA KELAS X TKJ SMK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERUPA KOMIK BIOLOGI PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI IPA. Oleh :

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SISTEM GERAK MANUSIA BERBASIS PETA KONSEP DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA KELAS XI SMA DI KABUPATEN JEMBER

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS GUIDED DISCOVERY PADA MATERI PERSAMAAN DAN INDENTITAS TRIGONOMETRI KELAS X MIA DI SMAN 1 RAMBATAN KABUPATEN TANAH DATAR

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

Transkripsi:

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SAINTIFIK MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA UNTUK SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI Gilang Kurniawan 1), Azrita 2), Nawir Muhar 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta Padang 2) Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta E-mail : gilangpbio43@gmail.com ABSTRACT This study aims to produce modules based on a scientific model of discovery learning material of human excretion system is valid and practical. This research is using a three-stage development of a 4-D models, which define (pendefenisian), design (design) and develop (development). Module-based scientific discovery learning models have been validated by the three validator, the first human Physiology Anatomy lecturers,1 lecturers Learning Media and 1 lecturer for Educational Sciences, while for the second test performed practicalities of biology teachers and 75 students of class XI Science SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. This research data is primary data obtained from the questionnaire validity and practicalities. Data were analyzed with descriptive analysis using a percentage formula. From this research produced modules discovery learning based on scientific models of matter of human excretion system for class XI student of SMAN 1 Lembah Gumanti. Module resulting gain validity value of 95.55% to the category of very valid, both the content eligibility requirements, linguistic components, presentation components and graph component. Module-based scientific discovery learning models produced by obtaining the value of the practicalities of teachers of 98.81% with a very practical criterion and by 98.19% of students categorized as very practical, both from the aspect of ease of use, time efficiency and benefits. In addition to the test the effectiveness of using modules based on the model of scientific discovery learning by students obtained an average score of 91.36. Thus, the module based on a scientific model of discovery learning material of human excretion system for class XI student of SMAN 1 Lembah Gumanti expressed very valid, very practical and feasible for use as a source of learning by students. Key Word: Module, scientifically-based, model of discovery learning, excretory system is valid, practical and feasible PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan watak dan peradaban bangsa yang bermartabat. Selain itu, pendidikan bertujuan membentuk sumber daya manusia yang berkualitas, cerdas, kreatif, profesional, tangguh, mandiri serta berbudi pekerti luhur untuk kemajuan bangsa dan negara pada masa yang akan datang. Oleh karena itu, pendidikan menuntut keterampilan guru agar tercipta proses pembelajaran 1

yang dapat mengembangkan potensi peserta didik baik dalam ranah kognitif, afektif maupun psikomotor. Menurut Lufri (2010:64) ada sepuluh keterampilan dasar guru salah satunya kemampuan mengembangkan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dapat menarik minat dan mengkonsentrasikan pikiran peserta didik dalam mempelajari materi. Media pembelajaran yang sering digunakan dalam proses pembelajaran adalah media berbasis cetakan. Salah satu media berbasis cetakan yang sering digunakan dalam proses belajar mengajar adalah modul. Menurut Prastowo (2011:106) modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik. Pengembangan modul yang dibuat berbasis ini menekankan pada pentingnya peserta didik bersikap ilmiah dan berperan aktif dalam menemukan sendiri konsep atau prinsip yang sebelumnya belum mereka temukan. Berdasarkan hasil angket yang disebar kepada 20 orang siswa di kelas XI SMA Negeri 1 Lembah Gumanti pada tanggal 13 Januari 2015, terungkap bahwa 95% siswa memiliki buku panduan/bahan ajar dalam pembelajaran biologi tetapi 40% siswa menyatakan tidak suka membaca buku biologi tersebut, 85% siswa menyatakan mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disajikan dalam buku panduan/bahan ajar biologi yang mereka miliki, 75% siswa menyatakan materi Sistem Ekskresi Manusia termasuk materi yang sulit, 30% siswa menyatakan buku biologi yang mereka miliki tidak dapat menarik minat mereka untuk belajar, 75% siswa menyatakan buku panduan/bahan ajar yang mereka miliki tidak dilengkapi dengan gambar yang relevan, 75% siswa menyatakan tidak memiliki bahan ajar biologi dalam bentuk modul pembelajaran dan 100% siswa menyatakan setuju jika bahan ajar disajikan dalam bentuk modul berbasis pendekatan saintifik model discovery learning yang dilengkapi dengan gambar dan warna yang menarik. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul berbasis saintifik model discovery learning yang valid dan praktis pada materi Sistem Ekskresi Manusia sehingga dapat dijadikan sumber belajar dalam proses belajar mengajar biologi di kelas XI SMA/ MA dan untuk mengetahui efektifitas penggunaan modul yang dihasilkan terhadap nilai siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. 2

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Lembah Gumanti pada kelas XI yang di dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Development Research). Penelitian pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2011:164). Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Sains SMA Negeri 1 Lembah Gumanti yang terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 yaitu sebanyak 92 orang yang berasal dari 3 kelas. Pengambilan sampel menggunakan Teknik Random Sampling. Pada penelitian ini dilakukan pengambilan sampel sebanyak 75 orang dari 92 orang siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. Sampel didapat dengan menggunakan rumus Krejcie-Morgan yaitu : Keterangan : n = Ukuran sampel N = Ukuran Populasi X 2 = Nilai Chi Kuadrat P = Proporsi Populasi d = Galat pendugaan Pengembangan modul berbasis dikembangkan melalui tiga tahap dari four-d-models yaitu define (pendefenisian), design (perancangan) dan develope (pengembangan) sebagaimana yang disarankan Thiagarajan, Semmel, dan Semmel (1974) dalam Trianto (2010: 189). 1. Tahap pendefinisian (define) Tujuan tahap define ini adalah untuk menetapkan dan mendefenisikan syarat syarat pembelajaran dengan menganalisis keterkaitan kompetensi inti dengan kompetensi dasar serta bahan ajar berdasarkan kurikulum 2013. Tahap pendefenisian ini terdiri dari beberapa langkah yaitu : a. Analisis ujung depan Analisis ujung depan bertujuan memunculkan dan menetapkan masalah dasar dalam pembelajaran biologi kemudian mencari alternatif untuk pemecahan masalah dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 1 Lembah Gumanti, terungkap bahwa bahan ajar yang ada masih sulit dipahami dan kurang menarik bagi siswa sehingga siswa sulit memahami materi. Selain 3

itu permasalahan yang ditemukan saat observasi yaitu kurang tersedianya bahan ajar yang memadai. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bahan ajar berupa modul berbasis. b. Analisis peserta didik Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui karakteristik peserta didik yang meliputi usia, kemampuan, latar belakang pengetahuan. motivasi belajar, psikomotor, dan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Dengan mengetahui dan memahami karakteristik yang dimiliki peserta didik, maka dapat dijadikan gambaran umum tentang materi yang akan digunakan dalam proses merancang dan mengembangkan modul berbasis ini. c. Analisis tugas Analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi dalam satuan pembelajaran. Analisis tugas dilakukan untuk merinci isi materi ajar yang terdapat dalam modul secara garis besar. d. Analisis konsep Analisis konsep dilakukan dengan mengidentifikasi konsepkonsep utama pada materi sistem eksresi manusia. e. Perumusan tujuan pembelajaran Analisis tujuan pembelajaran dijadikan dasar untuk merancang perencanaan pengembangan modul. Acuan dari analisis tujuan pembelajaran adalah kompetensi inti yang diturunkan menjadi kompetensi dasar, indikator kemudian menjadi tujuan pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 2. Tahap perancangan (design) Tujuan tahap ini adalah untuk menyiapkan modul pembelajaran biologi berbasis pada materi Sistem Ekskresi pada Manusia berdasarkan KI, KD, dan indikator sesuai kurikulum 2013. Pada tahap perancangan ini, terlebih dahulu disusun kerangka modul dengan tidak mengabaikan prinsipprinsip penyusunan modul. Materi yang disajikan pada modul yang dirancang sesuai dengan KI, KD, dan indikator. Modul yang dirancang mengandung semua komponen modul seperti lembaran petunjuk guru dan siswa, kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, lembar kegiatan siswa, lembar kerja, lembar evaluasi, kunci jawaban untuk lembar evaluasi dan latihan. 3. Tahap pengembangan (develop) Tujuan dari tahap ini adalah untuk menghasilkan modul pembelajaran biologi berbasis yang direvisi berdasarkan masukan dari validator. Tahap pengembangan meliputi: 4

a. Uji validitas Sebelum modul pembelajaran biologi berbasis saintifik model discovery learning yang dihasilkan saran dari para validator akan menjadi bahan untuk merevisi modul pembelajaran biologi berbasis saintifik model discovery learning. Validator digunakan oleh guru dan siswa, terlebih dahulu dilakukan validasi. Uji modul dilakukan oleh dua orang dosen FKIP Universitas Bung Hatta dan satu validitas bertujuan untuk memeriksa kesesuaian dengan kurikulum yang orang Padang. dosen Universitas Negeri berlaku, kebenaran konsep-konsep, Adapun nama-nama validator tata bahasa, bentuk, dan tampilan modul. Validasi dilakukan oleh pakar atau ahli pendidikan sesuai bidang discovery learning dikemukakan pada tabel 1. kajiannya. Kritikan, masukan, dan Tabel 1. Daftar Nama Validator Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning No Nama Keterangan 1 Drs. Wince Hendri, M.Si. Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta 2 Eril Syahmaidi, S.Pd., M.Pd. Dosen PTIK FKIP Universitas Bung Hatta 3 Desri Nora, S.Pd., M.Pd. Dosen Universitas Negeri Padang b. Uji praktikalitas Setelah divalidasi dan direvisi, modul pembelajaran biologi learning diujicobakan kepada siswa. Praktikalitas adalah tingkat kepraktisan produk penelitian yang digunakan oleh guru dan siswa. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana manfaat, kemudahan penggunaan, dan efisiensi waktu menggunakan modul pembelajaran biologi berbasis saintifik model discovery learning oleh guru dan siswa. Adapun guru yang mengisi angket praktikalitas modul learning adalah sebagai berikut : 5

Tabel 2. Daftar Nama Guru yang Mengisi Angket Uji Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning No Nama Keterangan 1 Dewi Sang Suryanti, S.Pd. Guru Biologi SMA Negeri 1 Lembah Gumanti 2 Sutriati, S.Pd Guru Biologi SMA Negeri 1 Lembah Gumanti c. Uji efektifitas modul pada lembar evaluasi Setelah dilakukan uji praktikalitas, dilakukan uji efektifitas penggunaan discovery learning kepada siswa. Uji efektifitas penggunaan modul dilakukan untuk melihat pengaruh penggunaan modul terhadap hasil belajar siswa. Uji efektifitas penggunaan modul berbasis diujicobakan kepada 75 siswa kelas XI Sains SMA Negeri 1 Lembah Gumanti dengan cara pengisian soal yang tertera pada lembar evaluasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah data kualitatif dalam bentuk deskriptif yang mendeskripsikan validitas dan praktikalitas modul pembelajaran biologi yang dikembangkan. 1. Analisis validitas modul berbasis Analisis validitas modul berupa kelayakan isi, kebahasaan, sajian dan kegrafikan berdasarkan lembar validasi dilakukan dengan beberapa langkah berikut : a. Memberikan skor jawaban dengan kriteria berdasarkan skala Likert yang telah dimodifikasi dari Sukardi (2003:146-147) sebagai berikut : Tabel 3. Bobot dan Kriteria Angket Validitas dan Praktikalitas Disusun Menurut Skala Linkert Kriteria Bobot Sangat Setuju 4 Setuju 3 Tidak Setuju 2 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber : Sukardi (2003:146-147) b. Menentukan skor tertinggi Skor tertinggi = jumlah validator x jumlah indikator x skor maksimum c. Menentukan jumlah skor dari masingmasing validator dengan menjumlahkan semua skor yang d. diperoleh dari masing-masing indikator. e. Penentuan nilai validitas dengan cara: jumlah skor yang diperoleh Nilai validitas = jumlah skor tertinggi x 100 % f. Memberikan penilaian validitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari Purwanto (2009: 82) : 6

Tabel 4. Penilaian Validitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning Persentase (%) Kriteria 90 100 Sangat Valid 80 89 Valid 65 79 Cukup Valid 55 64 Kurang Valid < 55 Tidak Valid Sumber : Purwanto (2009:82) g. Analisis praktikalitas modul pembelajaran biologi berbasis Data uji praktikalitas penggunaan discovery learning dianalisis dengan persentase (%), menggunakan rumus berikut ini: Nilai praktikalitas = jumlah semua skor skor maksimum X 100% Memberikan penilaian praktikalitas dengan kriteria yang dimodifikasi dari purwanto, yakni menjadi sebagai berikut: Tabel 5.Penilaian Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pengembangan modul berbasis terdiri dari beberapa langkah yaitu, pendefenisian (define), perancangan (design) dan pengembangan (develop). Berdasarkan penelitian yang dilakukan didapatkan hasil kegiatan pada masing-masing langkah yaitu sebagai berikut: 1.Tahap Pendefinisian (define) Tahap pendefinisian bertujuan menentukan masalah dasar yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasil tahap define ini diperoleh dari hasil wawancara dengan salah seorang guru biologi dan dari hasil angket observasi yang disebar kepada siswa. Persentase (%) Kriteria 90 100 Sangat Praktis 80 89 Praktis 65 79 Cukup Praktis 55 64 Kurang Praktis < 55 Tidak Praktis Sumber : Purwanto (2009:82) 7

Tabel 6. Hasil Angket Observasi 2.Tahap Perancangan (design) Setelah dilakukan analisis ujung depan, karakteristik siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan analisis tujuan pembelajaran, dilakukan pemilihan media yang sesuai dalam memecahkan masalah dasar yang ditemukan pada penelitian. Media yang akan dikembangkan adalah modul learning pada materi sistem ekskresi manusia. Modul ini dibuat dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Publisher 2007 dan Microsoft Office Word 2007 dengan bantuan aplikasi pengolah gambar seperti Paint, Microsoft Office Picture Manager 2007. Jenis font yang digunakan dalam pembuatan modul ini adalah Maiandra GD, Comic Sans MS, Candara, Lucida Calligraphy, Calibri, Edwardian Script ITC, Brodway, Impact, dan Times New Roman. Dengan ukuran huruf 13 untuk materi dan 14, 16, 20, 36, 38 untuk judul dengan spasi 1. Tulisan yang dominan digunakan adalah jenis Maiandra GD. Modul ini dirancang dengan Background yang beraneka warna agar menimbulkan kesan menarik bagi siswa. Modul ini terdiri atau beberapa komponen yang merupakan komponen sebuah modul, yaitu petunjuk penggunaan modul untuk guru dan siswa, garis besar pembelajaran, lembar kegiatan siswa yang memuat uraian materi, lembar kerja siswa, umpan balik, tindak lanjut, lembar evaluasi dan kunci jawaban. Selain itu, modul ini juga dilengkapi dengan peta konsep materi sistem ekskresi manusia agar memudahkan siswa dalam memahami materi, kegiatan pengamatan organ penyusun sistem eksresi manusia, penyelidikan bio, lembar uji coba kandungan urine dan lembar tugas menarik kesimpulan setelah melakukan uji coba guna memunculkan karakteristik saintifik model discovery learning pada modul. 8

3.Tahap Pengembangan (Develop) 3.1.Validasi modul berbasis saintifik model discovery learning Validasi modul berbasis saintifik model discovery learning dilakukan oleh 1 orang dosen Anatomi Fisiologi Manusia, 1 orang dosen Media Pembelajaran, dan 1 orang dosen Ilmu Pendidikan dengan menggunakan angket validitas. Data analisis hasil validitas dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Data Hasil Analisis Validitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning No. Aspek Penilaian Jumlah Persentase (%) Kriteria 1. Kelayakan Isi 90 93,75 Sangat valid 2. Kebahasaan 47 97,91 Sangat valid 3. Penyajian 140 97,22 Sangat valid 4. Kegrafikan 56 93,33 Sangat valid Nilai validitas (%) 95,55 Sangat valid Tabel 7 menunjukkan rata-rata hasil validitas modul berbasis yang diperoleh dari aspek penilaian yaitu: komponen kelayakan isi sebesar 93,75%, komponen kebahasaan sebesar 97,91, komponen penyajian sebesar 97,22% dan komponen kegrafikan 93,33% dengan kriteria sangat valid. Nilai validitas discovery learning ini secara keseluruhan yaitu sebesar 95,55% yang masuk dalam kategori sangat valid. Hal ini menunjukkan bahwa discovery learning yang dihasilkan sangat baik kualitasnya dan layak digunakan sebagai media dalam proses belajar mengajar. 3.3 Uji praktikalitas modul berbasis Uji praktikalitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan discovery learning yang dihasilkan. Uji praktikalitas modul berbasis dilakukan terhadap guru dan siswa. Data praktikalitas oleh guru diperoleh melalui hasil angket praktikalitas. Hasil analisis data praktikalitas oleh guru dapat dilihat pada Tabel 8 berikut : 9

Tabel 8. Hasil Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning oleh Guru No. Aspek penilaian Persentase (%) Kriteria 1. Kemudahan Penggunaan 100 Sangat praktis 2. Efesiensi Waktu 100 Sangat praktis Pembelajaran 3. Manfaat 96,42 Sangat praktis Rata-rata 98,91 Sangat praktis Berdasarkan hasil analisis data yang terdapat pada Tabel 8 di atas, dapat diketahui bahwa nilai praktikalitas modul berbasis oleh guru sebesar 98,91% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa modul learning sangat praktis digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran pada materi sistem ekskresi manusia Selain uji praktikalitas oleh guru, dilakukan juga uji praktikalitas oleh siswa. Data praktikalitas oleh siswa diperoleh melalui hasil angket praktikalitas.siswa yang mengisi angket praktikalitas modul berbasis ini berjumlah 75 orang. Analisis data uji praktikalitas oleh siswa dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Hasil Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning oleh Siswa No. Aspek penilaian Persentase (%) Kriteria 1. Kemudahan Penggunaan 100 Sangat praktis 2. Efesiensi Waktu 100 Sangat praktis Pembelajaran 3. Manfaat 96,42 Sangat praktis Rata-rata 98,91 Sangat praktis Berdasarkan Tabel 9 di atas, diketahui bahwa nilai praktikalitas discovery learning oleh siswa sebesar 98,19% dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa modul learning sangat praktis digunakan 10

oleh siswa dalam proses pembelajaran. 3.3 Uji efektifitas modul pada lembar Evaluasi Uji efektifitas penggunaan modul dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan modul learning yang dihasilkan terhadap nilai siswa. Data uji efektifitas penggunaan modul diperoleh melalui hasil tes siswa dengan mengerjakan lembar evaluasi pada modul berbasis. Dari data uji efektifitas yang dilakukan, rata-rata nilai siswa mencapai 91,36. Hal ini menunjukkan modul berbasis layak digunakan sebagai sumber belajar oleh siswa. B. Pembahasan 1. Validitas Modul Berbasis Sainntifik Model Discovery Learning Analisis hasil angket validitas discovery learning oleh dosen didasari pada 4 aspek, yaitu kelayakan isi, komponen kabahasaan, komponen penyajian dan komponen kegrafikan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukan oleh Depdiknas (2008:28) dalam Saniyah (2014:100) komponen evaluasi mencakup kelayakan isi, kebahasaan, sajian, dan kegrafikan Dari hasil validitas, modul berbasis memperoleh nilai validitas sebesar 95,55% dengan kategori sangat valid. Dalam penelitian pengembangan Nurlailiyah (2014) tentang pengembangan media pembelajaran berbantuan komputer dengan pendekatan saintifik pada pokok bahasan fluida statis untuk SMA, hasil validitas menunjukkan nilai 81,25% dengan kriteria sangat layak digunakan dalam proses pembelajaran. Uji validitas ini dilakukan untuk melihat kesesuaian dengan kurikulum yang berlaku, kebenaran konsep, kesesuaian bahan ajar, penggunaan kalimat dan ketepatan penulisan suatu modul. Jadi nilai validitas suatu modul menenukan apakah modul tersebut layak dan cocok digunakan dalam pembelajaran (Asyhar 2012: 161). 2. Praktikalitas Modul Berbasis Saintifik Model Discovery Learning 11

Setelah itu, dilakukan uji praktikalitas pada guru dan siswa melalui angket praktikalitas. Angket praktikalitas diisi oleh 2 orang guru dan 75 siswa kelas XI Sains SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. Dari hasil analisis angket praktikalitas oleh guru, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata praktikalitas yang diperoleh sebesar 98,81% dengan kriteria sangat praktis. Sedangkan dari hasil analisis angket praktikalitas yang diisi oleh 75 orang siswa, nilai praktikalitasnya sebesar 98,19% dengan kriteria sangat praktis. Penelitian Estuningsih (2013) tentang pengembangan lembar kerja siswa (LKS) berbasis penemuan terbimbing (Guided Discovery) untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas XII IPA SMA pada materi substansi genetika, modul yang dihasilkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa sebesar 83%. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan sangat praktis dan dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa dalam proses pembelajaran. Aspek kemudahan penggunaan, guru memberikan nilai discovery learning sebesar 100% dengan kriteria sangat praktis dan sebesar 98,73% oleh siswa dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa tampilan modul dapat memotivasi siswa untuk belajar. Selain itu, nilai praktikalitas discovery learning dalam aspek penggunaan juga menunjukkan bahwa modul ini mudah dibawa oleh guru dan siswa karena ukurannya yang minimalis. Aspek efisiensi waktu pembelajaran, modul berbasis mendapatkan nilai sebesar 100% oleh guru dengan kriteria sangat praktis dan sebesar 97,33% oleh siswa dengan kriteria sangat praktis. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan modul berbasis waktu pembelajaran siswa menjadi lebih efisien. Siswa dapat belajar secara mandiri melalui uraian materi dan latihan yang terdapat pada lembar kerja siswa dan lembar evaluasi. Menurut Sudirman dalam Djamarah dan Zain (2006: 138), nilai-nilai praktis media dapat mengontrol dan mengatur waktu belajar siswa agar lebih efisien. 12

Dari aspek manfaat, modul learning mendapat nilai sebesar 96,42% oleh guru dengan kriteria sangat praktis dan sebesar 98,51% oleh siswa dengan kriteria sangat praktis. Ini menunjukkan, modul learning dapat mendukung peran guru sebagai fasilitator. Hal ini disebabkan modul berbasis saintifik model discovery learning lebih menuntut kemandirian siswa dalam menemukan prinsip dan konsep dengan atau tanpa bimbingan dari guru. Selain itu, modul berbasis juga dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar dengan adanya tampilan modul yang beraneka warna. Secara keseluruhan, praktikalitas modul berbasis saintifik model discovery learning mendapatkan nilai rata-rata sebesar 98,81% oleh guru dengan kriteria sangat praktis dan sebesar 98,19% oleh siswa dengan kriteria sangat praktis. Berdasarkan hasil analisis angket validitas dan praktikalitas, discovery learning yang dikembangkan dinyatakan sangat valid dan sangat praktis. Hal ini telah menjawab permasalahan dalam identifikasi masalah, yaitu belum tersedianya modul berbasis saintifik model discovery learning pada materi sistem ekskresi manusia untuk siswa kelas XI SMA Negeri 1 Lembah Gumanti yang valid dan praktis. 3. Efektifitas modul berbasis saintifik model discovery learning pada lembar evaluasi Setelah dilakukan uji validitas dan uji praktikalitas dilakukan uji efektifitas penggunaan discovery learning oleh siswa melalui lembar evaluasi yang terdapat pada modul. Uji efektifitas penggunaan modul ini dilakukan oleh 75 siswa kelas XI Sains SMA Negeri 1 Lembah Gumanti. Dari hasil nilai siswa, dapat diketahui bahwa nilai rata-rata efektifitas penggunaan modul yang diperoleh mencapai 91,36. Penelitian Sawitri (2014) tentang pengembangan modul keanekaragaman hayati berbasis pendekatan saintifik untuk siswa kelas X SMA, modul yang 13

dihasilkan mendapatkan nilai respon siswa setelah digunakan dalam proses pembelajaran sebesar 93,57% kategori sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa modul yang dihasilkan sangat layak untuk diguanakan dalam proses belajar mengajar. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Produk yang dihasilkan berupa discovery learning pada materi sistem ekskresi manusia untuk siswa kelas XI SMA/MA 2. Modul berbasis saintifik model discovery learning yang dihasilkan mendapat nilai validasi sebesar 95,55% dan dinyatakan sangat valid, 3. Modul berbasis saintifik model discovery learning yang dihasilkan memperoleh nilai praktikalitas sebesar 98,81% oleh guru dengan kriteria sangat praktis dan sebesar 98,19% oleh siswa dengan kriteria sangat praktis, baik dari segi aspek kemudahan penggunaan, efisiensi waktu dan manfaat. 4. Uji efektifitas modul oleh siswa memperoleh nilai rata-rata sebesar 91,36. Hal ini membuktikan bahwa discovery learning yang dihasilkan layak digunakan dalam pembelajaran. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut ini: 1. Guru dan siswa dapat menjadikan discovery learning sebagai bahan ajar pada materi sistem ekskresi manusia. 2. Peneliti lain dapat menjadikan penelitian ini sebagai referensi penelitian Daftar Pustaka Asyhar, R. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Referensi. 195 Hal. Djamarah, BS dan A. Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 226 Hal. Estuningsih, S, E. Susantini dan Isnawati.2013. Pengembangan Lembar kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing (Guide Discovery) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XII IPA SMA pada Materi Substansi Genetika. 14

Surabaya : Artikel Universitas Surabaya. 3 Hal. Diterbitkan 1 januari 2013 Volume 2. Kurniasih, I dan B. Sani.2014. Sukses Mengimplementasikan Kurikulum 2013.Surabaya: Kata Pena. 126 Hal. Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi. Padang: UNP Press. 210 Hal. Nurlailiyah, S, H. Wiranto dan Sugiyanto.2014. Pengembangan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dengan Pendekatan Saintifik (Scientific Approach) pada Pokok Bahasan Fluida Statis untuk SMA. Malang: Artikel Universitas Malang. 9 hal. Prastowo, A. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: DIVA Press. 419 Hal. Purwanto, Ngalim. 2009. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. 165 Hal. Saniyah, K.2014.Pengembangan Modul Bernuansa Newspaper Dilengkapi dengan Concept Map Bergambar dan Poster pada Siswa Kelas XI IPA di SMA Negeri 12 Padang. Padang: Skripsi Pendidikan Biologi Universitas Bung Hatta. Skripsi tidak dipublikasikan. 194 Hal Sawitri, WD, Wisanti dan R. Ambarwati.2014. Pengembangan Modul Keanekaragaman Hayati Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk Siswa Kelas X SMA. Surabaya : Artikel Universitas Negeri Surabaya. Diterbitkan 3 Agustus 2014. 6 Hal Sukardi.2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara Sukmadinata, N.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakaya. 326 Hal Susilana, R dan C. Riyana.2007. Media Pembelajaran. Bandung: Bumi Rancaekek Kencana. 232 Hal. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implemetasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 375 Hal. 15