Citra Tokoh Utama Wanita dalam Trilogi Roman Kelangan Satang karya Suparto Brata

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Struktural Objektif Roman Lara Lapanē Kaum Rēpulik dalam Trilogi Kēlangan Satang Karya Suparto Brata

Analisis Psikologi dan Nilai Moral Roman Ketanggor dalam Trilogi Kelangan Satang Karya Suparto Brata

FEMINISME TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KEMBANG ALANG- ALANG KARYA MARGARETH WIDHY PRATIWI

Alih Kode dan Campur Kode dalam Roman Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

KAJIAN FEMINIS CITRA AQIDAH WANITA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL GADIS PENGHAFAL AYAT KARYA M. SHOIM HARIS DAN RELEVANSI PEMBELAJARANNYA DI SMA

Analisis Tokoh Utama dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo Ditinjau Dari Psikologi Sastra

SOSIOLOGI SASTRA DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM ROMAN KADURAKAN ING NGISOR DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

Analisis Sosiologi Sastra dalam Novel Purnama Kingkin Karya Sunaryata Soemardjo

ANALISIS STRUKTURAL DAN MORALITAS TOKOH DALAM DONGENG PUTRI ARUM DALU KARANGAN DHANU PRIYO PRABOWO

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Novel Katresnan Lingsir Sore Karya Yunani dan Relevansinya Terhadap Peran Wanita pada Umumnya dalam Kehidupan

Adverbia Verba Bahasa Jawa pada Cerbung Ngonceki Impen pada Majalah Panjebar Semangat Edisi Maret Agustus 2014

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM NOVEL JARING KALAMANGGA KARYA SUPARTO BRATA

Analisis Kalimat Majemuk dalam Cerita Bersambung Ngoyak Lintang Karya Al Aris Purnomo

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

Analisis Semantik Geguritan dalam Majalah Panjebar Semangat Periode Januari-Juli 2013 Edisi 1-30

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sastra adalah gejala budaya yang secara universal dapat dijumpai pada

Analisis Sapaan Dalam Novel Gumuk Sandhi Karya Poerwadhie Atmodihardjo

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CITRA WANITA TOKOH UTAMA NOVEL RONGGENG KARYA DEWI LINGGASARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DEIKSIS DALAM NOVEL EMPRIT ABUNTUT BEDHUG KARYA SUPARTO BRATA

STUDI KOMPARATIF NOVEL DJODO KANG PINASTI KARYA SRI HADIDJOJO DAN NOVEL GUMUK SANDHI KARYA POERWADHIE ATMODIHARDJO

Analisis Psikologis dan Nilai Moral dalam Roman T Spookhuis Karya Suparto Brata

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

IDENTIFIKASI KARAKTER TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DI UJUNG JALAN SUNYI KARYA MIRA WIJAYA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI

Analisis Nilai Moral Rubrik Wacan Bocah dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Juni-Desember 2013 dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

Kajian Moral Dalam Novel Katresnan Kang Angker Karya Pĕni

STRUKTUR DAN NILAI PENDIDIKAN DALAM NOVEL KERAJUT BENANG IRENG KARYA HARWIMUKA

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Kadurakan Ing Kidul Dringu Karya Suparto Brata

Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Emas Sumawur Ing Baluarti Karya Partini B

Analisis Tindak Tutur Direktif dalam Novel Ngulandara Karya Margana Djajaatmadja

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh: Puji Watmi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Tindak Tutur Direktif dalam Novel Sala Lelimengan Karya Suparto Brata

Campur Kode dalam Percakapandi LingkunganHome IndustriDesa Bugel Kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo Jawa Tengah

KAJIAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

Kajian Sosiologi dan Nilai Moralpada Novel Ronggeng Dukuh Paruk karya Ahmad Tohari

Konflik Psikis pada Tokoh-Tokoh Wanita dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karangan Suparto Brata (tinjauan psikologi sastra)

Analisis Tokoh Wanita dalam Novel Tunggak-Tunggak Jati Karya Esmiet

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

Analisis Onomatope Dalam Roman Dhahuru Ing Loji Kepencil Karya Suparto Brata

KAJIAN NILAI MORAL TEMBANG MACAPAT DALAM BUKU MÉGA MENDUNG KARANGAN TÉDJASUSASTRA DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

NILAI AKIDAH TOKOH UTAMA NOVEL BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

ANALISIS MORFOFONEMIK NOVEL KADURAKAN ING KIDUL DRINGU KARYA SUPARTO BRATA

NILAI AKHLAK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL IBUKU TAK MENYIMPAN SURGA DI TELAPAK KAKINYA KARYA TRIANI RETNO A. DAN SKENARIO PEMBELAJRANNYA DI KELAS XII SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

Analisis Semiotik Syair-Syair Tembang Campursari karya Didi Kempot pada Volume 1, 2, 3

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ASPEK SOSIOLOGI SASTRA NOVEL 99 HARI DI PRANCIS KARYA WIWID PRASETIYO DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Analisis Wacana Tekstual Lirik Lagu Langgam Pada Kempalan Langgam Karawitan Jawi Oleh Sri Widodo

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN TOKOH UTAMA NOVELTAK SEMPURNAKARYA FAHD DJIBRAN BONDAN PRAKOSO DAN FADE2BLACK DAN SKENARIO PEMBELAJARANSASTRA DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

NILAI MORAL NOVEL PENGANTIN HAMAS KARYA VANNY CHRISMA W. DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

ANALISIS NILAI PENDIDIKAN NOVEL BUNDA LISA KARYA JOMBANG SANTANI KHAIREN DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI SMA KELAS XI

Analisis Struktural Objektif Cerita Sambung Rembulan Wungu Karya Ardini Pangastuti dalam Majalah Djaka Lodang Edisi Maret-Juli 2011

ANALISIS NILAI MORAL DALAM NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

NILAI RELIGIUS NOVEL RAMBUT ANNISA KARYA ZAYNUR RIDWAN DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

KAJIAN NILAI PENDIDIKAN MORAL PADA KUMPULAN GEGURITAN MAJALAH PANJEBAR SEMANGAT TERBITAN TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN KEHIDUPAN SEKARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. imajinasi antara pengarang dengan karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang

Nilai Budi Pekerti dalam Cerita Bersambung Kembang Kertas Karya Ariesta Widya dan Relevansinya dengan Kehidupan Sekarang

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA TOKOH UTAMA NOVEL MERENGKUH CITA MERAJUT ASA KARYA ARIF YS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan pengarang. Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah kehidupan manusia secara langsung dan sekaligus.

Frase Nominal dan Frase Verbal pada Novel Pinatri Ing Teleng Ati Karya Tiwiek SA

ANALISIS NILAI RELIGIUS NOVEL WO AI NI, ALLAH KARYA VANNY CHRISMA W. DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

ANALISIS SEMIOTIK PADA ANTOLOGI GEGURITAN BENGKEL SASTRA JAWA 2003 LAYANG SAKA GUNUNGKIDUL

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah salah satu jenis hasil budidaya masyarakat yang dinyatakan

PRINSIP KESOPANAN DAN PARAMETER PRAGMATIK CERITA BERSAMBUNG ARA-ARA CENGKAR TANPA PINGGIR DALAM MAJALAH DJAKA LODANG TAHUN 2010

ABSTRAK. Kata kunci: unsur intrinsik, nilai religius, bahan pembelajaran sastra.

BIAS GENDER DAN PERJUANGAN TOKOH UTAMA PEREMPUAN DALAM NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA SEBUAH KAJIAN FEMINISME DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM FILM CINTA SUCI ZAHRANA SUTRADARA CHAERUL UMAM DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

NILAI-NILAI PENDIDIKAN NOVEL RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA.

ANAFORA GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL DALAM NOVEL GARUDA PUTIH KARYA SUPARTO BRATA

ANALISIS SOSIOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI DI UJUNG TANDUK KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

Etika dan Penggunaan Unggah-ungguh Bahasa Jawa dalam Roman Nona Sekretaris karya Suparto Brata dan Skenario Pembelajarannya di SMA Kelas X

Analisis Deiksis Cerita Bersambung Evelyn karya Dyah Katrina dalam Majalah Djaka Lodang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

ASPEK PENDIDIKAN MORAL DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARAN DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI RELIGIUS NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN KARYA ASMA NADIA DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

Analisis Deiksis dalam Komik Angkara Tan Nendra Karya Resi Wiji S. dalam Majalah Panjebar Semangat

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

Transkripsi:

Citra Tokoh Utama Wanita dalam Trilogi Roman Kelangan Satang karya Suparto Brata Oleh: Reny Dyah Utami Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Utamirenydyah@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (1) struktur pembangun dalam trilogi roman Kélangan Satang karya Suparto Brata, (2) citra tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kélangan Satang karya Suparto Brata dan (3) perjuangan (sosial dan keluarga) tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata. Teori yang penulis pergunakan adalah teori struktural, teori feminisme dan gender. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata yang terdiri dari Lara Lapane Kaum Republik, Kaduk Wani dan Ketanggor. Instrumen yang digunakan adalah peneliti sendiri yang dibantu nota pencatat dan buku-buku yang relevan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan kredibilitas data atau teknik peningkatan ketekunan. Teknik analisis data menggunakan content analysis. Hasil analisis data disajikan dengan teknik informal. Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa hasil analisis dan pembahasan data menunjukkan 1) struktur pembangun trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata terdiri dari (a) tema (b) tokoh dan penokohan (c) alur (d) latar (setting) (e) sudut pandang (f) gaya bahasa (g) amanat 2) Citra tokoh utama wanita (Elok) terdiri dari (a) citra fisik (b) citra psikis (c) citra perilaku (d) citra sosial dalam keluarga dan masyarakat (3) Perjuangan tokoh utama wanita (Elok) terdiri bidang sosial dan keluarga. Kata Kunci: Tokoh Utama, Kelangan Satang Pendahuluan Karya sastra sebagai media merefleksikan pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang diamati di lingkungannya. Karya sastra bukanlah hasil imajinasi pengarang semata, melainkan sebagai refleksi dan pandangan pengarang terhadap kehidupan. Melalui karya sastra, seorang pengarang juga menuangkan gagasan, pandangan, dan pendapatnya menjadi dunia baru yang menarik. Karya sastra itu meliputi puisi, prosa, dan drama. Roman merupakan salah satu jenis karya sastra fiksi yang banyak diminati masyarakat. Roman yang terkenal adalah roman karya Suparto Brata. Beliau banyak sekali menulis berbagai roman yang memuat berbagai permasalahan tentang manusia dan kehidupannya. Salah satu permasalahan tersebut berhubungan dengan wanita karena wanita mempunyai citra yang sangat melekat dalam dirinya seperti citra fisik, psikis dan sosialnya. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 37

Permasalahan wanita ternyata menarik untuk diperbincangkan. Segi kemenarikan itu dikarenakan wanita adalah sosok yang mempunyai dua sisi. Di satu pihak, wanita adalah keindahan. Di sisi lain, wanita dianggap lemah. Anehnya, kelemahan itu kadang dijadikan alasan oleh laki-laki jahat untuk mengeksploitasi kendahannya. Bahkan, ada juga yang beranggapan bahwa wanita itu hina, wanita kelas dua yang walaupun cantik, tidak diakui eksistensinya sebagai wanita sewajarnya. Faktanya banyak sekali terjadi fenomena kekerasan dan pelecehan yang terjadi pada wanita di zaman globalisasi seperti sekarang ini (Sugihastuti, 2013 : 32). Akan tetapi dibalik banyaknya fenomena tentang wanita tersebut, wanita juga mempunyai ambisi besar untuk memperjuangkan hidupnya agar sama dengan laki-laki. Bentuk perjuangan hidup tersebut dapat meliputi berbagai bidang misalnya di bidang karir, pendidikan atau politik. Citra wanita sebagai penggerak perjuangan hak itulah yang disebut dengan emansipasi. Hal tersebut tercermin dalam trilogi roman Kélangan Satang karya Suparto Brata. Trilogi roman Kélangan Satang karya Suparto Brata merupakan roman mempunyai kelebihan dibandingkan dengan roman karya Suparto Brata yang lainnya. Kelebihan dari trilogi roman Kelangan Satang terdiri dari Lara Lapane Kaum Republik, Kaduk Wani dan Ketanggor. Trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata mengandung unsur cerita yang sangat padu yakni menceritakan kehidupan sebelum dan sesudah masa penjajahan Belanda di kota Sala serta menceritakan tentang kisah Wiradi dan Elok. Roman ini juga menggambarkan mengenai citra tokoh wanita utama secara dominan melalui citra fisik, psikis dan sosialnya. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini berupa trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata yang terdiri dari Lara Lapane Kaum Republik, Kaduk Wani dan Ketanggor. Diterbitkan oleh Narasi, Yogyakarta cetakan pertama tahun 2012 dengan tebal 266 halaman menggunakan bahasa Jawa dan sampul warna kuning dan hijau. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka (Arikunto, 2010: 161). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 38

Data yang digunakan adalah peristiwa yang dialami tokoh wanita utama berupa dialog, kutipan-kutipan baik secara langsung maupun tidak langsung yang menunjukkan struktur pembangun, citra dan perjuangan (sosial dan keluarga) tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata. Instrumen dalam penelitian adalah peneliti yang dibantu dengan buku-buku teori sastra, buku-buku feminisme, buku-buku yang relevan, nota pencatat dan trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik pustaka, teknik simak dan teknik catat. Uji keabsahan data pada penelitian ini ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Kriteria keabsahan data menggunakan kredibilitas yang ditekankan pada teknik ketekunan pengamatan. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis isi atau content analysis. Menurut Ismawati (2011: 81) content analysis adalah teknik penelitian untuk mendeskripsikan secara objektif, sistematik dan kuantitatif isi komunikasi yang tampak. Teknik penyajian hasil analisis data menggunakan metode penyajian informal yaitu cara penyajian dengan menggunakan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993: 145). Hasil Penelitian Hasil penelitian struktur pembangun, citra dan perjuangan (sosial dan keluarga) tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata menunjukkan bahwa: 1. Citra tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata meliputi citra fisik, psikis, perilaku dan sosial dalam keluarga dan masyarakat. a. Citra fisik Digambarkan sebagai wanita dewasa yang dicirikan dengan tanda-tanda wanita dewasa. Citra fisik tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata sebanyak 5 indikator. Sanajan dedege ora klebu lencir, nanging awake Elok ora kurang adi. Dhadhane maju, wetenge mundur lan bokonge nyedhit. Tapih sing sajak ribet kuwi ora katon nyrimpeti anggone mlaku, sanajan merit ing ngisor jumangkahe ya alus kepenak wae. Mripate anteng nyenyawang, ora ndhingkluk nanging ya ora pandirangan. Patrape tatag ora pakewuh. (KW: 101). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 39

Meskipun tingginya tidak termasuk tinggi, tapi badan Elok tidak kurang bagus. Dadanya maju, perutnya mundur dan pantatnya agak kebelakang. Kain jarit yang seolah ribet itu tidak terlihat membuat ribet untuk berjalan, meskipun sempit di bagian bawah langkahnya ya halus saja. Matanya dengan santai memandang, tidak menunduk tapi ya tidak jlalatan. Sikapnya tanpa mempunyai rasa khawatir tidak merasa ada apa-apa. Berdasarkan kutipan di atas bahwa citra fisik Elok menunjukkan bahwa dia mempunyai tubuh yang proporsional dengan tinggi badan yang standar dan perut serta pantat yang agak kebelakang. b. Citra psikis Kejiwaan wanita dewasa ditandai antara lain oleh sikap pertanggung jawaban penuh terhadap diri sendiri, bertanggung jawab atas nasib sendiri, dan atas pembentukan diri sendiri. Citra psikis tokoh utama wanita sebanyak 2 indikator. Miturut dhawuhe Pak Wiradad, bubar nampa layang pegat kae, sawise patang puluh dinane Wiranta, Elok banjur pamit lunga menyang Sragen. Sri Perbani, anake, digawa. Miturut pamite, piye-piyea anake bakal diopeni Elok dhewe. Dheweke bakal ceker-ceker urip dhewe. Mengkono jarene Elok. Dipenggak tilas maratuwane ora gelem. Nganti saprene Elok ora ana kabare. (KT: 240) Menurut Pak Wiradad, setelah menerima surat cerai itu, sesudah 40 hari meninggalnya Wiranta, Elok lalu pamit pergi ke Sragen. Sri Perbani, anaknya, dibawa. Berdasarkan pamitnya, bagaimanapun anaknya akan dirawat Elok sendiri. Dia akan hidup seadanya. Begitu kata Elok. Dicegah bekas mertuanya tidak mau. Sampai sekarang Elok tidak ada kabar. Berdasarkan kutipan di atas citra psikis Elok terlihat sebagai wanita yang mandiri terbukti dia bertekad membesarkan anaknya sendiri meskipun tanpa kehadiran suaminya. c. Citra perilaku Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 40

Aspek fisik dan psikis ini keduanya mempengaruhi dan menentukan citra perilakunya seorang wanita. Citra perilaku tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata sebanyak 4 indikator. Elok kesengsem banget anggone ngrungokake guneme Wiranta. Bareng sing guneman rampung, ora sengaja Elok mlengeh ngguyu, mripate padhang sajak seneng banget. Weruh Elok bungah, tandha ngajeni guneme kuwi, Wiranta manggut, tandha pangajine Elok katrima. (KW: 106) Elok merasa sangat senang mendengarkan pembicaraan Wiranta. Setelah yang berbicara selesai, tidak sengaja Elok tertawa, matanya seperti bersinar merasa senang sekali. Melihat Elok senang, tanda menghormati pembicaraan itu, Wiranta mengangguk, tanda penghormatan Elok diterima. Pada kutipan di atas terlihat Elok merupakan seorang wanita yang menghormati pembicaraan orang lain saat dia berbicara dengan Wiranta. d. Citra sosial dalam keluarga dan masyarakat Citra wanita dalam keluarga juga menggambarkan wanita sebagai insan yang secara ekonomis tergantung pada laki-laki karena pekerjaan yang dilaksanakan tidak menghasilkan uang, serta mengembangkan fungsi khusus sesuai dengan peran fisis dan psikisnya Sugihastuti (dalam Santosa, 2009 : 130). Citra wanita dalam aspek masyarakat adalah sebagai makhluk sosial, yang hubungannya dengan manusia lain dapat bersifat khusus maupun umum tergantung kepada bentuk hubungan itu. Citra sosial dalam keluarga dan masyarakat pada trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata sebanyak 3 indikator. Sawise Gatot lan tamune budhal, Wiradi nggagas-nggagas, Eh, lelakon ki kok ya ana wae! Bubar kuwi dheweke banjur nutugake nulis layang, mangsuli layange Elok kang mratelakake saiki wis kumpul karo maratuwa ana Sala, nuruti pakone Wiradi. (KT: 226). Sesudah Gatot dan tamunya pergi, Wiradi berpikir-pikir, Eh, kejadian ini kok ya ada saja! Selesai itu dia langsung meneruskan menulis surat menjawab Elok yang menjelaskan sekarang sudah kumpul dengan mertua di Sala, menuruti perintah Wiradi. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 41

Berdasarkan kutipan di atas menunjukkan citra sosial Elok dalam keluarga sebagai ibu rumah tangga yang mematuhi perintah suaminya untuk tinggal bersama mertuanya di Sala. 2. Perjuangan (sosial dan keluarga) tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata sebagai berikut. a. Perjuangan sosial tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata sebanyak 3 indikator. Alah, alah, dhik Elok! Wiranta nyelani pangalem kang kawedhar. Saestu kok. Mugi-mugi sadaya wau kenginga kula angge ancer-ancer anggen kula gesang lelabuh kangge masyarakat. Coba, ta, Kangmas. Takaturi mirengke. Dhik Elok rak iya kena didhidhik dadi patriot, celathune Wiranta karo ngguyu. Wiradi iya banjur ngguyu, celathune, Pancen dheweke ya melu berjuwang ndhelikake prajurit Repubik, kok, jaman perang kepungkur. Alah, alah, Dik Eok! Wiranta menyela pujian yang terucap. Benar, kok. Semoga semua tadi bisa saya gunakan sebagai awal saya hidup untuk masyarakat. Coba, ta, Kangmas. Dengarkan. Dik Elok kan juga bisa di didik menjadi patriot, kata Wiranta sambil tertawa. Wiradi juga lalu tertawa, katanya, Memang dia juga ikut berjuang menyembunyikan prajurit Republik, kok, zaman perang dulu. Berdasarkan kutipan di atas ditunjukkan bahwa Elok mendapat pengakuan dari Wiranta dan Wiradi kalau dia ikut berjuang menyembunyikan prajurit Republik pada zaman perang dulu. b. Perjuangan keluarga tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata sebanyak 4 indikator. Wiradi sumedhot atine. Kena apa Elok menyang Sragen? Kena apa ora nggoleki sanake menyang Jogja? Wiradi welas marang Elok. Mlayu menyang Sragen mesthi kalunta-lunta, marga Elok ~ randha ora duwe kepinteran lan digandholi anak siji ~ ora sanak ora kadang ana Sragen. Kajaba Bu Harjasemita. Nanging iku wong liya. Sanajan becika dikaya ngapa, ya isih wong liya. (KT: 247) Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 42

Wiradi berat hatinya. Kenapa Elok ke Sragen? Kenapa tidak mencari keluarganya ke Jogja? Wiradi kasihan pada Elok. Lari ke Sragen pasti terlunta-lunta, karena Elok ~ janda tidak punya kepandaian dan mempunyai anak satu ~ tidak ada keluarga tidak ada saudara di Sragen. Kecuali Bu Harjasemita. Tapi dia orang lain. Meskipun baiknya seperti apa, ya masih orang lain. Kutipan di atas menunjukkan Elok memutuskan pergi ke Sragen. Disana Elok ternyata tidak mempunyai sanak saudara kecuali Bu Harjasemita yang ia kenal karena sanak saudaranya semua ada di Jogja. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang struktur pembangun yang berupa tema, tokoh dan penokohan, alur, latar (setting), sudut pandang, gaya bahasa dan amanat, analisis citra dan perjuangan (sosial dan keluarga) tokoh utama wanita dalam trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata. Analisis citra dan perjuangan (sosial dan keluarga) tokoh utama wanita ditemukan citra tokoh utama wanita sebanyak 4 indikator, meliputi citra fisik sebanyak 5 indikator, citra psikis sebanyak 2 indikator, citra perilaku sebanyak 4 indikator, dan citra sosial dalam keluarga dan masyarakat sebanyak 3 indikator, sedangkan ditemukan perjuangan tokoh utama wanita, meliputi: perjuangan sosial sebanyak 3 indikator dan perjuangan keluaga sebanyak 4 indikator. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada trilogi roman Kelangan Satang karya Suparto Brata, peneliti memiliki saran sebagai berikut: (1) Bagi pembaca pada umumnya, agar meningkatkan rasa cinta terhadap karya sastra Jawa. (2) Penelitian ini dapat memberikan informasi awal bagi penelitian berikutnya. Maka dari itu perlu adanya pengembangan lebih luas tentang permasalahan yang berbeda pula. Hal ini dimaksudkan untuk menambah wawasan penelitian khususnya dibidang sastra. (3) Agar meningkatkan kreatifitas dalam menciptakan karya sastra terutama romanroman yang bertemakan kehidupan wanita. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 43

Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Santosa, Wijaya Heru. 2009. Pengkajian Prosa Fiksi. Purworejo: FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Suharto, Sugihastuti. 2013. Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 44