PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERANCANGAN ULANG KURSI ANTROPOMETRI UNTUK MEMENUHI STANDAR PENGUKURAN

1 Pendahuluan. 2 Tinjauan Literatur

PERANCANGAN HELM ANAK YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI TK AN-NAMIROH PEKANBARU)

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ALAT PEMOTONG NENAS YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

BAB III MOTODE PENELITIAN

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI PENGUKURAN DIMENSI TUBUH MANUSIA (ANTROPOMETRI)

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

BAB IV PEMBAHASAN 4. Pembahasan 4.1 Pengumpulan Data 4.2 Pengolahan Data

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB II GAMBARAN UMUM SEKOLAH

RANCANG ULANG KURSI TAMAN DENGAN EVALUASI ERGONOMI - ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

INSTRUKSI KERJA. Penggunaan Kursi Antropometri Tiger Laboratorium Perancangan Kerja dan Ergonomi Jurusan Teknik Industri

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI KERJA YANG ERGONOMIS PADA STASIUN KERJA PEMOTONGAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

PERANCANGAN ELEMEN-ELEMEN RUMAH TINGGAL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DATA ANTHROPOMETRI

Perancangan Meja Laboratorium Analisis Perancangan Kerja (APK) yang Ergonomis di Program Studi Teknik Industri Univet Bantara Sukoharjo

Perancangan Ulang Alat Perajangan Daun Tembakau Untuk Mengurangi Keluhan Pada Pekerja

DAFTAR ISI. 2.2 Teori Domino Penyebab Langsung Kecelakaan Penyebab Dasar... 16

BAB III METODE PENELITIAN

Seminar Nasional IENACO ISSN:

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

PERANCANGAN KURSI ERGONOMIS UNTUK MEMPERBAIKI POSISI KERJA PADA PROSES PACKAGING JENANG KUDUS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN ALSIN YANG ERGONOMIS

MANUAL PROSEDUR PENGGUNAAN KURSI ANTROPOMETRI

TUGAS AKHIR USULAN PERANCANGAN PRODUK KURSI DENGAN EVALUASI ERGONOMI ANTROPOMETRI DAN BIOMEKANIK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III PENGUMPULAN DATA

PERANCANGAN ALAT BANTU PEMINDAHAN GALON AIR MINERAL (STUDI KASUS: DEPOT AIR MINERAL PEKANBARU)

RANCANGAN KURSI OPERATOR SPBU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN : X

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

BAB III PENGUMPULAN DATA

Pengukuran Antropometri Murid Taman Kanak-Kanak Sebagai Acuan Perancangan Kursi Anak yang Ergonomis Studi Kasus di Taman Kanak-Kanak Swasta X

PENGUKURAN ANTROPOMETRI MURID TAMAN KANAK- KANAK SEBAGAI ACUAN PERANCANGAN KURSI ANAK YANG ERGONOMIS STUDI KASUS DI TAMAN KANAK- KANAK SWASTA X

PENERAPAN METODE KANSEI ENGINEERING DAN ANTHROPOMETRI PADA PEMILIHAN DESAIN FASILITAS RUANGAN WARNET

TINJAUAN PUSTAKA A. GEBOT (PAPAN PERONTOK PADI)

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

PERANCANGAN ALAT UKUR ANTROPOMETRI (STUDI KASUS: LABORATORIUM APK TEKNIK INDUSTRI UIN SUSKA RIAU) LAPORAN TUGAS AKHIR

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

Modifikasi Stasiun Kerja Pengisian Kecap yang Ergonomis

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENGEMBANGAN DESAIN ALAT TANAM BIJI JAGUNG DENGAN METODE ANTROPOMETRI GUNA UNTUK MENGURANGI KELELAHAN PADA PEKERJA

ANALISIS DAN PERBAIKAN BENTUK FISIK KURSI KERJA OPERATOR MENJAHIT DENGAN MEMPERHATIKAN ASPEK ERGONOMI (STUDI KASUS PADA PD.

PROSIDING SEMINAR ILMIAH NASIONAL: MEMBANGUN PARADIGMA KEHIDUPAN MELALUI MULTIDISIPLIN ILMU

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

kondisi fasilitas kerja yang tidak beraturan menyebabkan produk yang dihasilkan kurang produktif.

BAB III METODOLOGI PENELITAN

PERANCANGAN MESIN PENYAYAT BAMBU SECARA ERGONOMIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PEMOTONGAN UNTUK MENGURANGI KELUHAN MUSCULOSKELETAL DI CV. XYZ

Ketidaknyamanan sikap duduk berperan terhadap timbulnya keluhan rasa sakit yang dirasakan. Untuk itu diperlukan pengembangan produk yang dapat berfung

Ergonomic and Work System Usulan Fasilitas Kerja yang Ergonomis Pada Stasiun Perebusan Tahu di UD. Geubrina

PERANCANGAN ULANG FASILITAS KERJA PADA STASIUN CUTTING

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

LAMPIRAN 1. Data Anthropometri Tubuh Manusia Dan Data yang Berhubungan dengan Produk

PDF Compressor Pro KATA PENGANTAR. Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi -- 1

ANALISIS SERTA USULAN PERBAIKAN FASILITAS FISIK DAN LINGKUNGAN FISIK DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI (Studi kasus di Mini Market 5001 Mart Cabang Cimahi)

Perancangan Ulang Fasilitas Fisik Kerja Operator di Stasiun Penjilidan pada Industri Percetakan Berdasarkan Prinsip Ergonomi

ANALISIS PERBAIKAN BENTUK ROMPI PELINDUNG TUBUH PENGENDARA SEPEDA MOTOR

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

Keywords: children anthropometry, learning facility for school, percentile. Tabel 1. Penelitian Anthropometry Anak di Beberapa Negara

PERANCANGAN MEJA-KURSI YANG ADJUSTABLE BAGI ANAK SEKOLAH DASAR

REDESAIN SHELTER BUS TRANS JOGJA DENGAN PENDEKATAN ANTHROPOMETRI DAN AKSESIBILITAS

PERBAIKAN RANCANGAN PERALATAN DAN FASILITAS KERJA PEMBUATAN GELAMAI (Studi Kasus : Usaha Galamai X)

Modul ke: Studio Desain II 10FDSK. Lalitya Talitha Pinasthika M.Ds Hapiz Islamsyah, S.Sn. Fakultas. Program Studi Desain Produk

ANALISIS ASPEK ERGONOMI PADA PERANCANGAN MESIN COAK RAILING

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

Perancangan Produk Tongkat Manusia Berkebutuhan Khusus Ergonomis

PERANCANGAN TEMPAT PENCELUP UNTUK PROSES PEWARNAAN BENANG TENUN (STUDI KASUS : Di IKM Tenun Ikat MEDALI MAS )

PEMANFAATAN LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN MATERIAL UNTUK PEMBUATAN MEJA BELAJAR ANAK MELALUI PENDEKATAN ERGONOMI

Bab 3. Metodologi Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

MODIFIKASI ALAT PENGUPAS SABUT KELAPA MEKANIS

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : Kursi, Ergonomis, Antropometri, Perancangan Produk, Quality Function Deployment

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Perancangan Fasilitas Fisik Operator SPBU dengan Pendekatan Ergonomi untuk Mengurangi Beban Kerja

Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN A Data Anthropometry Orang Dewasa Di Indonesia

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

Perbaikan Fasilitas Kerja Divisi Decal Preparation pada Perusahaan Sepeda di Sidoarjo

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 PERANCANGAN ALAT BELAJAR DAN BERMAIN YANG ERGONOMIS DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM PERMATA SELAT PANJANG Nofirza 1 dan Zul Infi 2 Abstrak: Alat belajar/bermain di taman kanak-kanak merupakan salah satu fasilitas dan sarana yang perlu mendapat perhatian, mengingat besarnya fungsi dan manfaat alat tersebut dalam aktifitas belajar/bermain anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk merancang beberapa alat belajar/bermain, yaitu: perosotan, panjatan globe, panjatan setengah lingkaran, dan ayunan yang ergonomis menurut antropometri siswa Taman Kanak Kanak Islam Permata Selat Panjang. Data antropometri yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari 30 orang anak TK. Dalam tahap analisis, hasil rancangan memperlihatkan perbedaan ukuran dan bentuk yang cukup signifikan dibandingkan alat bermain/belajar yang sudah ada sebelumnya. Perbedaan ini dianalisis lebih jauh dan disimpulkan bahwa alat yang telah dirancang memberikan nilai kontrol dan keselamatan yang lebih optimal dibanding alat belajar/bermain yang sebelumnya. Pendahuluan Kata kunci: alat belajar/bermain, anthropometri, ergonomis Masa kanak-kanak usia pra sekolah (0 5 tahun) merupakan masa paling penting dalam perkembangan pribadi seseorang. Banyak orang berfikir bahwa pendidikan seseorang baru dimulai pada saat ia memasuki pendidikan dasar, namun pendapat itu salah karena sebenarnya masa kehidupan yang penting adalah 5 tahun pertama dari kehidupan seseorang (Poerwati, N.E., 2002). Oleh karena itu untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang berkualitas, diperlukan penanganan yang tepat dalam mendidik anak-anak terutama yang berusia 0-5 tahun. Penanganan ini tidak hanya dalam bentuk sistem pendidikan saja namun juga fasilitas yang digunakan untuk menampung segala aktivitas anak-anak. Karena tanpa fasilitas yang tepat dan memadai, sistem pendidikan yang terbaik pun tidak akan maksimal. Alat belajar/bermain di taman kanak-kanak merupakan salah satu fasilitas dan sarana yang perlu mendapat perhatian, karena dapat memberikan manfaat dalam aktifitas belajar/bermain anak-anak. Melalui fasilitas belajar/bermain tersebut terlihat adanya suatu interaksi yang berkesinambungan antara manusia dan lingkungannya, yang tidak dapat berdiri sendiri tapi saling mempengaruhi dan berinteraksi. Karena itu diperlukan suatu kajian ilmu yang mempelajari hal tersebut. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap peralatan bermain di Taman Kanak-kanak Islam Permata pada saat ini terdapat beberapa kelemahan-kelemahan dalam artian kurang memperhatikan aspek-aspek ergonomi diantaranya adalah : 1. Pada perosotan beton, lantai perosotan terlalu lebar dan tidak di sesuaikan dengan lebar pinggul siswa dan tinggi pembatas dinding perosotan terlalu tinggi. 2. Panjatan globe, jarak pegangan tangan atau pijakan kaki terlalu lebar. 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM.15 Panam, Pekanbaru, Riau Email: novirza@yahoo.com 2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau Jl. HR. Soebrantas KM.15 Panam, Pekanbaru, Riau Naskah diterima: 5 April 2011, direvisi: 22 Mei 2011, disetujui: 30 Mei 2011 48

3. Panjatan setengah lingkaran, lebar panjatan terlalu kecil dan belum ada pegangan tangan. Kemudian juga dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 21 orang guru dan orang tua siswa, juga memunculkan kesimpulan bahwa alat bermain anak-anak tersebut masih kurang aman, nyaman dan pernah terjadi kecelakaan disaat anak-anak menggunakan alat tersebut. Secara umum alat bermain/belajar yang ada belum mempertimbangkan aspekaspek ergonomi dalam pembuatannya. Perabot/alat bermain tersebut dibuat oleh tukang kayu yang kurang memahami pencapaian aspek antropometri, ukuran dan bentuk dengan baik. Dapat di lihat bahwa posisi anak-anak dalam menggunakan perabot/alat permainan tersebut akan memberikan dampak yang buruk bagi keselamatan dan kesehatan anak. Dasar Teori Ergonomi Istilah ergonomi berasal dari bahasa latin yaitu Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum alam dan dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, enginerring, manajemen dan desain/perancangan. Ergonomi berkenaan pula dengan optimasi, efisiensi, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan manusia di tempat kerja, di rumah, dan tempat rekreasi. Di dalam ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia, fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya (Nurmianto, 2005). Inti dari ergonomi adalah suatu prinsip bahwa pekerjaanlah yang harus disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki oleh manusia (fitting the job to the man). Ini berarti dalam merancang suatu jenis pekerjaan, perlu diperhitungkan faktorfaktor apa saja yang menjadi kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pelaku kerja. Salah satu faktor keterbatasan manusia yang harus dipertimbangkan adalah keterbatasan dalam ukuran dimensi tubuh. (Wignjosoebroto, 2001). Antropometri Istilah Anthropometri berasal dari anthro yang berati manusia dan metri yang berarti ukuran. Antropometri menurut Stevenson (1989) dan Nurmianto (1991) adalah suatu kumpulan data numerik yang berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia ukuran, bentuk dan kekuatan serta penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. McCormick (1993) menyebutkan bahwa Antropometri merupakan bagian dari ilmu Ergonomi yang mengkhususkan bidangnya pada pengukuran manusia yang meliputi dimensi linier, berat meliputi juga daerah ukuran, kecepatan dan aspek-aspek lain dari tubuh manusia. Sedangkan Niebel (1999) mendefenisikan Antropometri sebagai suatu ilmu untuk mengukur tubuh manusia atau orang. (Wignjosoebroto, 1995) Antropometri diartikan sebagai suatu ilmu yang secara khusus berkaitan dengan pengukuran tubuh manusia yang digunakan untuk menentukan perbedaan pada individu, kelompok, dan sebagainya. Perbandingan fungsional individual orang dewasa dan anakanak dapat diketahui dengan system proporsi anthromorfis didasarkan pada dimensidimensi tubuh manusia. Salah satu caranya adalah dengan mengukur tubuh dalam berbagai posisi standard dan tidak bergerak (static anthropometry), serta saat melakukan gerakan tertentu yang berkaitan dengan kegiatan yang harus diselesaikan (dynamic anthropometry). Misalnya, perancangan kursi mobil (gerakan mengoperasikan kemudi, pedal, tangkai pemindah gigi). Gerakan yang biasa dilakukan anggota tubuh dapat dibagi dalam bentuk range/rentangan gerakan, kekuatan, ketahanan, kecepatan, dan ketelitian. (Liliana, dkk 2007) 49

Metodologi Langkah awal dalam penelitian ini adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan merupakan data anthropometri Siswa Taman kanak-kanak Islam Permata Selat Panjang sebanyak 30 orang. Data antropometri yang dikumpulkan selanjutnya diolah dengan melakukan pengujian statistik meliputi: pengujian kenormalan data, pengujian keseragaman data, pengujian kecukupan data, perhitungan persentil. Kemudian dengan memperhatikan konsep perancangan produk dilakukan perancangan alat belajar/bermain dengan menyesuaikan dengan data antropomentri yang digunakan. Dan langkah terakhir adalah melakukan analisis terhadap hasil rancangan, dimana pada tahap ini dilakukan pembandingan antara alat yang dirancang dengan alat yang sudah ada. Mulai Studi literatur Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Metode Perancangan Observasi Wawancara Penentuan kebutuhan perancangan Penentuan keb. data Data Antropometri Pengolahan Data Uji Keseragaman Tidak Ya Uji Kenormalan Tidak Ya Uji Kecukupan Tidak Ya Perhitungan Persentil Penyusunan konsep Visualisasi Rancangan Analisis Perancangan Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar 1. Tahapan penelitian 50

Hasil dan Pembahasan Pengumpulan Data Data yang digunakan merupakan data antropometri siswa Taman Kanak-kanak Islam Permata Selatpanjang. Adapun data Antropometri yang diperlukan adalah: 1. Lebar pinggul (Lp) 2. Tebal paha (Tp) 3. Tinggi siku duduk (Tsd) 4. Lebar bahu (Lb) 5. Tinggi lutut duduk (Tld) 6. Diameter genggaman tangan (Gt) 7. Lebar tangan (Lt) 8. Tinggi jangkauan tangan tegak (Tjtt) 9. Tinggi badan tegak (Tbt) 10. Pantat ke lutut (Pkl) 11. Pantat popliteal (Pp) 12. Tinggi Sandaran Punggung (tsp) Uji Kenormalan Data Uji kenormalan data digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh merupakan data yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji kenormalan ini digunakan hipotesis: H 0 : Data berdistribusi normal : Data tidak berdistribusi normal H 1 No Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Uji Kenormalan Data Data Anthropometri Probabilitas α Nilai D (Absolut) 1 Lebar pinggul (Lp) 0.05 0.844 2 Tebal paha (Tp) 0.05 0.396 3 Tinggi siku duduk (Tsd) 0.05 0.227 4 Lebar bahu (Lb) 0.05 0.736 5 Tinggi lutut duduk (Tld) 0.05 0.706 6 Diameter Genggaman Tangan 0.05 0.195 7 Lebar tangan (Lt) 0.05 0.741 8 Tinggi jangkauan tangan tegak 0.05 0.158 9 Tinggi badan tegak (Tbt) 0.05 0.870 10 Pantat ke lutut (Pkl) 0.05 0.999 11 Pantat popliteal (Pp) 0.05 0.423 12 Tinggi sandaran punggung 0.05 0.965 Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 16.0 for Windows diperoleh bahwa Probabilitas dari semua data antropomentri bernilai > 0.05, berarti data data ini merupakan data yang berdistribusi normal. Berikut contoh grafik uji kenormalan untuk lebar pinggul (gambar 2). Uji Keseragaman data Uji keseragaman data digunakan untuk melihat apakah data yang diperoleh merupakan data yang seragam atau tidak. 51

Dari hasil uji keseragaman data, didapatkan data seragam untuk semua item data antropometri yang telah dikumpulkan. Grafik uji keseragaman untuk lebar pinggul dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 2. Grafik uji kenormalan data untuk lebar pinggul (lp) Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Keseragaman Data No Data Anthropometri Rata - rata BKA BKB 1 Lebar pinggul (Lp) 23.28 25.02 21.5 2 Tebal paha (Tp) 8.9 9.89 7.91 3 Tinggi siku duduk (Tsd) 15.75 17.71 13.83 4 Lebar bahu (Lb) 28.13 30.04 26.09 5 Tinggi lutut duduk (Tld) 28.06 34.85 29.31 6 Diameter Genggaman Tangan 2.92 3.19 2.66 7 Lebar tangan 105.5 108.74 102.26 8 Tinggi jangkauan tangan tegak 129.8 134.48 125.12 9 Tinggi badan tegak (Tbt) 109.06 112.53 105.60 10 Pantat ke lutut (Pkl) 34.45 37.42 31.48 11 Pantat popliteal (Pp) 26.65 29.11 24.19 12 Tinggi sandaran punggung 34.18 36.55 31.81 Peta Keseragaman Data (LP) Subgrup 26 25 24 23 22 21 20 19 1 2 3 4 5 6 Lebar Pinggul Series1 Series2 Series3 Uji Kecukupan Data Gambar 3. Grafik Uji Keseragaman data untuk lebar pinggul (lp) Uji kecukupan data dilakukan untuk melihat apakah data penelitian telah cukup jumlahnya atau tidak. 52

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Uji Kecukupan Data No Data Antropometri N N 1 Lebar pinggul (Lp) 30 10.70 2 Tebal paha (Tp) 30 23.70 3 Tinggi siku duduk (Tsd) 30 27.63 4 Lebar bahu (Lb) 30 8.79 5 Tinggi lutut duduk (Tld) 30 12.53 6 Diameter Genggaman Tangan (Gt) 30 15.56 7 Lebar tangan (Lt) 30 1.75 8 Tinggi jangkauan tangan tegak (Tjtt) 30 2.50 9 Tinggi badan tegak (Tbt) 30 1.94 10 Pantat ke lutut (Pkl) 30 14.25 11 Pantat popliteal (Pp) 30 16.37 12 Tinggi sandaran punggung 30 9.23 Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 5%, diperoleh semua data yang dikumpulkan telah cukup karena nilai data yang diperlukan (N ) < data yang dikumpulkan (N) Penentuan Persentil Menurut Sritomo Wignjosoebroto (1995), besarnya nilai persentil dapat ditentukan dari tabel probabilitas distribusi normal. Persentil adalah batas rentang yang dapat dipakai. Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Persentil No Data Anthropometri X bar σ x Persentil Persentil 5 th 95 th 1 Lebar pinggul (Lp) 23.28 1.94 20.09 26.47 2 Tebal paha (Tp) 8.9 1.10 7.09 10.71 3 Tinggi siku duduk (Tsd) 15.76 2.16 12.21 19.31 4 Lebar bahu (Lb) 28.13 2.12 24.64 31.62 5 Tinggi lutut duduk (Tld) 28.6 1.11 26.77 30.43 6 Diameter Genggaman Tangan (Gt) 2.92 0.29 2.44 3.40 7 Lebar tangan (Lt) 105.5 1.62 102.84 108.16 8 Tinggi jangkauan tangan tegak (Tjtt) 129.8 5.22 121.21 138.39 9 Tinggi badan tegak (Tbt) 109.06 3.87 102.69 115.43 10 Pantat ke lutut (Pkl) 34.45 3.31 29.01 39.89 11 Pantat popliteal (Pp) 26.65 2.74 22.14 31.16 12 Tinggi sandaran punggung 34.18 2.64 29.84 38.52 Rancangan Alat Belajar/Bermain Perbedaan ukuran alat belajar/bermain yang ada saat ini dengan ukuran hasil rancangan ditampilkan masing-masing untuk perosotan (tabel 5), panjatan globe (tabel 6), panjatan setengah lingkaran (tabel 7) dan ayunan (tabel 8). Sedangkan hasil rancangan dan ukurannya ditampilkan masing-masing untuk perosotan (gambar 4), panjatan globe (gambar 5), panjatan setengah lingkaran (gambar 6) dan ayunan (gambar 6). 53

Tabel 5. Perbandingan ukuran rancangan perosotan No Bagian-bagian alat Ukuran Saat Ukuran Hasil Ini Rancangan 1 Lebar dinding perosotan 60 cm x 2 41.62 cm 2 Tinggi pembatas dinding 20 cm 10.71 cm 3 Tinggi pegangan tangan - 12.21 cm 4 Panjang perosotan 250 cm x 2 218.12 cm 5 Lebar tangga 100 cm 41.62 cm 6 Jarak antara anak tangga 20 cm 26.77 cm 7 Diameter pipa - 2.44 cm 8 Tinggi perosotan 150 cm 138.39 cm Gambar 4. Hasil rancangan perosotan Tabel 6. Perbandingan ukuran rancangan Panjatan Globe No. Bagian-bagian alat Ukuran Ukuran Hasil Saat Ini Rancangan 1 Tinggi/jarak pijakan kaki 35 cm 26.77 cm 2 Diameter lingkaran tengah pijakan/ 130cm 108.16 cm pegangan tangan 3 Jarak antara tiang penyangga pijakan kaki 65 cm 54.08 cm 4 Tinggi panjatan globe 180 cm 154.03 cm 5 Diameter pipa/tiang 3.17 cm 2.44 cm 54

Panjatan Setengah Lingkaran Gambar 5. Hasil Rancangan untuk panjatan globe Tabel 7. Perbandingan ukuran rancangan panjatan setengah lingkaran No. Bagian-bagian alat Ukuran Saat Ukuran Hasil Ini Rancangan 1 Tinggi/diameter panjatan 100 cm 115.43 cm 2 Lebar panjatan 30 cm 41.62 cm 3 Jarak antara anak tangga 35 cm 29.01 cm 4 Tinggi pegangan tangan - 12.21 cm 5 Diameter pipa/tiang 3.17 cm 2.44 cm Rancangan untuk panjatan setengah lingkaran seperti pada gambar 6. Gambar 6. Hasil rancangan panjatan setengah lingkaran 55

No. Tabel 8. Perbandingan ukuran rancangan ayunan Bagian-bagian alat Ukuran Saat Ini Ukuran Hasil Rancangan 1 ggi ayunan 200 cm 218.12 cm 2 bar ayunan 250 cm 157.57 cm 3 bar alas duduk ayunan 20 cm 26.65 cm 4 njang alas duduk ayunan 45 cm 36. 47 cm 5 ggi sandaran duduk ayunan - 34.18 cm 6 ggi Alas duduk ayunan dari lantai 50 cm 40.43 cm Analisa Hasil Rancangan Perosotan Gambar 7. Hasil rancangan ayunan Dari hasil rancangan perosotan diperoleh beberapa perbedaan ukuran perosotan saat ini dengan perosotan hasil rancangan. Dimensi ukuran perosotan saat ini belum memiliki ukuran yang sesuai dengan rata-rata ukuran antropometri siswa, hal ini akan berdampak buruk terhadap perkembangan fisik/motorik siswa. Pada perosotan yang lama terdapat kelemahan seperti: lebar dinding perosotan yang terlalu lebar yaitu sebesar 60cm x 2 yang memungkinkan siswa berkumpul bersama-sama pada dinding perosotan, hal ini bisa membahayakan bagi siswa karena bisa mengakibatkan siswa terpeleset atau terjatuh, kemudian pada rancangan perosotan ini, tangga perosotan tidak diberi pembatas atau pegangan tangan, keadaan ini juga akan membahayakan bagi siswa disaat akan menaiki tangga. Sedangkan perosotan hasil rancangan lebar dinding perosotan sudah di sesuaikan dengan ukuran antropometri siswa yaitu 41.62cm, dengan demikian siswa tidak akan bisa lagi berkumpul-kumpul di dinding perosotan dan bisa meluncur dengan aman. Kemudian juga diberi pegangan tangan perosotan yaitu setinggi 12.21 cm, yang berfungsi sebagai 56

pegangan dan pembatas tangga maka hal ini akan memberikan rasa aman dan kemudahan bagi siswa disaat akan menaiki tangga perosotan. Panjatan Globe Dari hasil rancangan panjatan globe diperoleh beberapa perbedaan ukuran panjatan globe saat ini, dimana dimensi ukuran panjatan globe saat ini belum memiliki ukuran yang sesuai dengan rata-rata ukuran antropometri siswa, hal ini akan berdampak buruk pada siswa. Seperti ukuran tinggi/jarak pijakan/pegangan tangan terlalu tinggi yaitu sebesar 35cm, tidak disesuaikan dengan tinggi lutut siswa sehingga menyulitkan siswa untuk memanjat, siswa akan memaksakan kakinya untuk menggapai anak tangga sewaktu memanjat, hal ini akan berdampak buruk bagi kesehatan siswa. Sedangkan panjatan globe hasil rancangan, tinggi/jarak pijakan/pegangan tangan sudah di sesuaikan dengan tinggi lutut siswa yaitu sebesar 26.77cm. Dengan demikian panjatan globe hasil rancangan ini akan bisa memberikan kenyamanan kepada siswa pada saat menggunakannya dan siswa tidak lagi memaksakan kaki nya untuk memanjat. Panjatan Setengah Lingkaran Dari hasil rancangan panjatan setengah lingkaran diperoleh beberapa perbedaan ukuran panjatan setengah lingkaran saat ini, dimana dimensi ukuran perosotan saat ini belum memiliki ukuran yang sesuai dengan rata-rata ukuran antropometri siswa, hal ini akan berdampak buruk pada siswa. Seperti ukuran lebar panjatan terlalu kecil yaitu sebesar 30cm, hal ini akan memberikan rasa tidak nyaman dan akan menyulitkan bagi siswa untuk bergerak sewaktu memanjat. Kemudian juga panjatan tersebut belum memiliki pegangan tangan, sehingga siswa akan sulit untuk memegang panjatan tersebut dengan demikian siswa bisa terjatuh disaat menggunakannya. Sedangkan panjatan setengah lingkaran hasil rancangan, lebar panjatan sudah di sesuaikan dengan ukuran antropometri siswa yaitu sebesar 41.62cm dengan rancangan ini siswa akan lebih mudah bergerak dan memberikan kenyamanan kepada siswa sewaktu memanjat. Kemudian juga diberikan pegangan tangan yaitu setinggi 12.21 cm. Dengan rancangan ini siswa akan lebih aman disaat memanjat. Dengan demikian panjatan setengah lingkaran hasil rancangan ini akan bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada siswa. Ayunan Dari hasil rancangan ayunan diperoleh beberapa perbedaan ukuran antara ayunan saat ini dengan ayunan hasil rancangan, dimana dimensi ukuran ayunan saat ini belum memiliki ukuran yang sesuai dengan rata-rata ukuran antropometri siswa, Seperti ukuran panjang alas duduk ayunan yang ada terlalu besar yaitu sebesar 45cm, hal ini memberikan rasa tidak nyaman pada siswa disaat menggunakan ayunan. Kemudian juga ayunan tersebut tidak memiliki sandaran duduk, hal ini bisa membahayakan bagi siswa karena siswa hanya bisa bertumpu pada tali ayuanan dan seandainya terlepas siswa bisa terbalik kebelakang dan terjatuh. Sedangkan ayunan hasil rancangan, panjang alas duduk ayaunan sudah di sesuaikan dengan ukuran antropometri siswa yaitu sebesar 36.47cm dan sudah memiliki sandaran duduk. Hal ini akan memberikan rasa aman kepada siswa karena disaat berayun siswa juga bisa bertumpu pada sandaran ayunan. Dengan demikian ayunan hasil rancangan ini akan bisa memberikan rasa aman dan nyaman kepada siswa. 57

Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan, maka didapatkan hasil perancangan ulang perosotan, panjatan globe, panjatan setengah lingkaran, ayunan adalah dalam bentuk gambar 2 dan 3 dimensi yang disertai dengan ukuran yang sesuai dengan data antropometri siswa. Dengan adanya rancangan alat belajar/bermain yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa taman kanak kanak diharapkan dapat memberikan stimulus untuk pengembangan kemampuan motorik si anak, dan bagi orang tua juga lebih merasa aman karena anak dapat bermain dengan alat belajar dan bermain yang aman dan nyaman. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber ide bagi penelitipeneliti yang ingin mendalami permasalahan ini selanjutnya untuk menghasilkan suatu penelitian yang lebih tuntas. Penelitian lanjutan dapat dilakukan seperti meneliti jenis dan bentuk bahan yang sesuai untuk digunakan, kekuatan bahan, besar biaya yang di butuhkan, bentuk rancangan, ataupun produk jadi yang bisa diujikan kepada siswa tersebut. Sehingga konsep perancangan produk yang diterapkan dalam metodologi penelitian dapat selesai dengan menyeluruh. Daftar Pustaka Ing, S., Studi Perabot Pada Taman Kanak-kanak Negeri Pembina Kelompok B Di Surabaya, http://dewey.petra.ac.id/dgt_search_simple.php. 2004 Liliana, Y. P., dkk Pertimbangan Ergonomi Pada Pendisainan, Journal sekolah Teknologi Nuklir, Batan. 2007. Nurmianto, E., Ergonomi, Konsep Dasar dan Aplikasinya, Surabaya. 1996. Sutalaksana, I. Z., Teknik Tata Cara Kerja, MTI ITB, Bandung. 1979. Setiyani, I., Manajemen Kurikulum Anak Usia Dini, Journal. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2009. Soeryana, H., Kerangka Dasar Kurikulum Paud, http://hidayatsoeryana. wordpress.com. 2008. Widodo, I., Perencanaan dan Pengembangan Produk, UII Press, Jogyakarta. 2005. Wignjosoebroto, S., Ergonomi, Studi Gerakan dan Waktu, Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya. 1995. 58