LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA. Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRA AM P2M. Coconut KIMIA JURUSAN ANALIS. Made

LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN PEMBUATAN Nata de coco DAN MINYAK KELAPA HEMAT ENERGI BAGI KELOMPOK TANI DI DESA TIANYAR. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DANA DIPA

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG

MAKALAH LINGKUNGAN BISNIS

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

UPAYA ALIH TEKNOLOGI PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL DI DESA KLAPAGADING KECAMATAN WANGON ABSTRAK

BIDANG KEGIATAN : PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEK

BAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11

Peningkatan Kemampuan Guru dalam Membuat Perencanaan, Penerapan, dan Penilaian berbasis Kurikulum 2013 di Gugus 1, 2, 3 Kecamatan Seririt

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA JUDUL

PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat

NASKAH PUBLIKASI PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

Penguatan Materi dan Pembelajarannya Bagi Guru-guru SD di Gugus II Kec. Sukasada

Teknologi Peningkatan Mutu Minyak Kelapa E r m a. SP PENDAHULUAN

PEMBUATAN MINYAK KELAPA SECARA TRADISIONAL DENGAN PERLAKUAN SUHU AIR YANG BERBEDA

Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

Bahan Ajar Keaksaraan Usaha Mandiri Tema Pertanian

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI

PETUNJUK PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN (UBU4005) SEMESTER GENAP Oleh: Aminatun Munawarti Amin Setyo Leksono Luchman Hakim Yoga Dwi Jatmiko

LAPORAN PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS PROGRAM P2M DANA DIPA

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

INDUSTRI KERIPIK SINGKONG

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

3. Untuk mempermudah bagi mereka mereka yang berminat untuk mendirikan industri rumah tangga yang mengspesialisasikan pembuatan tempe. C.

RESEP KUE TALAM BESERTA TIPS dan VARIASINYA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

Rini Hakimi 2, Vonny Indah Mutiara 2, Daddy Budiman 3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR

NATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN

PELATIHAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH BAGI GURU-GURU SMP DI KECAMATAN PENEBEL

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

BAB I PENDAHULUAN. dan Costa Rica yang umumnya digemari sebagai konsumsi buah segar. Buah segar

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku

IbM Kelompok Tani Buah Naga

PELATIHAN PENILAIAN KESEHATAN KOPERASI SIMPAN PINJAM DAN UNIT SIMPAN PINJAM KOPERASI DI KABUPATEN BULELENG

ONDE-ONDE GURIH CARA MEMBUAT : 1 Campur udang dengan ayam, bawang putih, garam, merica dan gula pasir, aduk rata.

RINGKASAN Upaya Diversifikasi Konsumsi Pangan Berbasis Bahan Pangan Lokal Di Desa Salam, Patuk, Gunung Kidul

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

ABON IKAN 1. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SUSU DARI TEMPE BENGUK

ANALISIS EKONOMI USAHA VIRGIN COCONUT OIL

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

PANDUAN PENGEMBANGAN DESA BINAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA (UNDIKSHA) BERBASIS TRI HITA KARANA (THK)

IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MUTU MINYAK KELAPA DI TINGKAT PETANI PROVINSI JAMBI

ANALISIS USAHA NATA DE COCO

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

IbM PENGUSAHA ABON PINDANG TONGKOL DESA KADEMANGAN KABUPATEN BONDOWOSO

PENINGKATAN PENDAPATAN ANGGOTA PKK MELALUI USAHA PEMBUATAN YOGHURT DI DESA WISATA MULYOREJO KECAMATAN NGANTANG KABUPATEN MALANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

PENGOLAHAN HASIL JAGUNG (MEMBUAT SUSU JAGUNG DAN MIE JAGUNG) Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA

tersebut adalah EM4 yang siap digunakan dan dapat bertahan hingga 6 bulan. Ampas dari hasil penyaringan larutan bisa digunakan sebagai pupuk kompos.

Ary Gunawan, Rizki Putri Sekarini, Ominia Pratama Program Studi Pendidikan IPA FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

PELUANG BISNIS AYAM GORENG PRESTO. Tugas Kuliah Lingkungan Bisnis

INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH TAHU GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT KAMPUNG SIDO BINANGUN KECAMATAN WAY SEPUTIH KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PELATIHAN TEKNOLOGI PEMBUATAN KECAP DARI TEMPE BUSUK SEBAGAI ALTERNATIF BAHAN ANTIKANKER. Endang Dwi Siswani Sri Atun Sri Handayani

BAB III METODE PENELITIAN

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PEMBUATAN NATAA DE IPOMOEA DARI CAMPURAN KULIT UBI JALAR PUTIH DAN MERAH ( Ipomoea batatas ) MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

PEMANFAATAN BUAH TOMAT SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN NATA DE TOMATO

Hidangan Bubur Manis untuk Berbuka Puasa

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

Pendampingan Pelaksanaan Pembelajaran berbasis Kurikulum 2013 dengan Pola Lesson Study di Gugus I Kecamatan Sukasada

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

OLEH: YULFINA HAYATI

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

Transkripsi:

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida Oleh: I Putu Parwata, S.Si., M.Si. NIDN:0003067806 Ni Wayan Yuningrat, S.T., M.Sc. NIDN: 0019017602 Dr. I Made Gunamantha, M.MT. NIDN: 0024086806 Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc. NIDN: 0029108101 Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha Nomor : 023.04.2.552581/2013, Tanggal 01 Mei 2013 JURUSAN ANALIS KIMIA/FMIPA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA TAHUN 2013

HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Program : Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida 2. Ketua Pelaksana : a. Nama Lengkap : I Putu Parwata, S.Si., M.Si. b. Jenis Kelamin : Laki-laki c. NIP : 197806032002121004 d. Disiplin Ilmu : Kimia e. Pangkat/Golongan : Penata /IIIc f. Jabatan : Lektor g. Fakultas/Jurusan : MIPA/Analis Kimia h. Alamat : Jl. Udayana Singaraja, Bali i. Telp/Faks/email : 036225072/036225335 j. Alamat rumah : Perum Tegal Sari Permai, Jl. Gunung Rinjani Blok E/3 Singaraja k. Telp/Faks/email : 0817563056/iputuparwata@gmail.com 3. Jumlah Anggota Pelaksana : 3 orang 4. Lokasi Kegiatan a. Nama Desa : Ped b. Kecamatan : Nusa Penida c. Kabupaten/Kota : Klungkung d. Provinsi : Bali e. Jumlah Biaya Kegiatan : Rp. 7.500.000,- f. Lama Kegiatan : 8 (delapan) bulan Mengetahui: Singaraja, 6 Nopember 2013 Dekan Fakultas MIPA Ketua Pelaksana, Prof. Dr. I. B. Putu Arnyana, M.Si. NIDN. 0031125821 I Putu Parwata, S.Si., M.Si. NIDN. 0003067806 Menyetujui Ketua LPM Undiksha Prof. Dr. Ketut Suma, M.S. NIDN. 0001015913 ii

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, berkat rahmat dan kasih-nya kegiatan P2M dengan judul Pelatihan Pembuatan Nata de Coco dan Minyak Kelapa Hemat Energi Bagi Kelompok Tani di Nusa Penida ini dapat terlaksana dengan lancar dan memberikan hasil yang baik. Laporan ini memuat hasil kegiatan pelatihan yang telah dilakukan termasuk hasil evaluasinya. Secara umum kegiatan pelatihan telah memberikan bekal pengetahuan/wawasan dan keterampilan kepada masyarakat dalam pengolahan buah kelapa menjadi nata de coco dan pembuatan minyak kelapa hemat energi. Keberhasilan program ini selanjutnya sangat ditentukan oleh peran masyarakat menerapkan teknologi yang telah dilatihkan. Kegiatan pelatihan teknologi tepat guna pada masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan sehingga benar-benar memberikan manfaat nyata bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat. Pelaksanaan program P2M ini tidak terlepas dari partisipasi beberapa pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Ketua LPM Undiksha yang telah mengkoordinasikan kegiatan P2M di tingkat lembaga termasuk pendanaannya, 2. Bapak Kelian Adat Banjar Perapat, atas sambutan yang baik terhadap program P2M ini, 3. Tim pelaksana kegiatan yang telah merancang, melaksanakan, dan mengkoordinasikan kegiatan ini hingga terlaksana dengan baik, serta 4. Kelompok Tani Tunas Harapan, khususnya dari kalangan ibi-ibu rumah tangga yang dengan penuh semangat telah mengikuti kegiatan pelatihan ini. Kami menyadari laporan ini belum optimal, untuk itu kami terbuka dengan segala kritik, saran, dan masukan yang bersifat positif dan inovatif. Semoga laporan ini memberikan manfaat optimal bagi pembaca. Singaraja, Nopember 2013 Tim Pelaksana iii

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Analisis Situasi... 1 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah... 2 1.3 Tujuan Kegiatan... 3 1.4 Manfaat Kegiatan... 3 BAB II METODE PELAKSANAAN... 4 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah... 4 2.2 Metode Pelaksanaan Kegiatan... 5 2.3 Khalayak Sasaran... 6 2.4 Rancangan Evaluasi... 6 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN... 8 3.1 Hasil Kegiatan... 8 3.2 Pembahasan... 11 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 15 4.1 Kesimpulan... 15 4.2 Saran... 15 LAMPIRAN iv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah...4 Tabel 3.1 Semangat/Antusiasme Masyarakat Mengikuti Kegiatan...8 Tabel 3.2 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan P2M...9 Tabel 3.3 Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknologi yang Dilatihkan...11 v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Kegiatan P2M ini dilaksanakan bagi kelompok tani Tunas Harapan yang berlokasi di Desa Ped Kecamatan Nusa Penida. Sampai saat ini kelompok tani ini memiliki anggota sejumlah 45 kk (kepala keluarga). Seperti halnya masyarakat Nusa Penida secara umum, hasil pertanian kelompok ini juga sangat kurang memadai. Selain rumput laut yang merupakan komoditi andalan sebagian besar masyarakat Nusa Penida, hasil pertanian seperti jagung dan singkong masih sangat minim dan hanya digeluti oleh segelintir petani. Hanya sedikit hasil panen yang bisa dijual karena sebagian juga harus digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga mereka sendiri. Tanah pertanian di sebagian besar daerah Nusa Penida memang tergolong tandus, sehingga kurang mendukung untuk kegiatan pertanian. Selain tidak ada sumber air permukaan seperti sungai atau bendungan, curah hujan yang menjadi satu-satunya sumber air pertanian sangat minim. Jadi hasil pertanian seperti jagung dan singkong tidak bisa diandalkan untuk menopang kehidupan petani di Nusa Penida. Tanaman kelapa di daerah kelompok tani Tunas Harapan tergolong cukup banyak dan subur. Kebun kelapa di daerah ini memang tidak terlalu luas (hanya sekitar 3 hektar) dan hanya dimiliki oleh segelintir orang, namun masyarakat dapat memperoleh buah kelapa tersebut dengan mudah dan cukup murah baik sekedar untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga ataupun untuk usaha produksi minyak kelapa. Data Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Klungkung tahun 2009 menunjukkan bahwa luas kebun kelapa di Nusa Penida sekitar 1.037 Ha dengan hasil produksi kelapa rata-rata 500 ton per tahun. Sebagian besar petani dari kelompok tani Tunas Harapan pada mulanya memproduksi sendiri minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng rumah tangga mereka disamping untuk dipasarkan. Produksi minyak kelapa dilakukan secara tradisional dimana memerlukan waktu dan energi yang sangat besar untuk memanaskan santan kelapa sampai dihasilkan minyak. Seiring munculnya produk minyak goreng kemasan yang relatif lebih murah, banyak petani kemudian berhenti memproduksi minyak kelapa. Hal ini disebabkan oleh 1

biaya produksi yang tinggi akibat teknik produksi yang kurang efisien, sehingga tidak bisa bersaing dengan minyak goreng kemasan. Menurut keterangan masyarakat setempat, saat ini buah kelapa yang dihasilkan di daerah ini sebagaian besar dijual langsung ke pengepul-pengepul yang ada di daerah klungkung dengan harga relatif rendah. Satu butir kelapa saat ini Cuma dihargai senilai Rp. 1.500,- dan kalau dijual dalam jumlah banyak sering dibayar dengan harga lebih rendah. Salah seorang warga menyatakan harga minyak kelapa di daerah Nusa Penida relatif mahal, dijual dengan harga Rp. 20.000,- per liter. Namun, biaya produksi yang mahal akibat teknik produksi yang kurang efisien menyebabkan warga enggan menggeluti usaha produksi minyak kelapa ini. Sementara itu, sampai saat ini belum ada anggota kelompok tani Tunas Harapan yang memanfaatkan air kelapa untuk kepentingan komersial. Padahal air kelapa yang dibuang dari usaha pembuatan minyak kelapa sangat melimpah. Sebagian air kelapa tersebut memang dimanfaatkan oleh sebagian petani sebagai bahan campuran untuk pakan babi, namun sebagian besar masih dibuang secara percuma. Dapat dikatakan air kelapa hanya menjadi limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Dengan potensi sebagai daerah penghasil buah kelapa, sangat cocok dikembangkan usaha pengolahan kelapa menjadi produk-produk bernilai jual tinggi dengan memanfaatkan teknologi sederhana dan tepat guna. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Rendahnya minat petani Tunas Harapan menggeluti usaha produksi minyak kelapa berakar dari kurangnya pengetahuan dan keterampilan mereka tentang teknologi pengolahan kelapa menjadi berbagai produk komersial bernilai jual tinggi. Dengan teknik produksi tradisional yang diwariskan secara turun temurun, biaya yang diperlukan untuk produksi terlalu tinggi, sehingga harga jual minyak kelapa tidak mampu berkompetisi dengan minyak goreng kemasan. Disamping itu, masyarakat juga belum mengetahui bahwa air kelapa yang pada umumnya menjadi limbah ternyata dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan berkualitas dan bernilai jual tinggi, sebagai contoh menjadi produk makanan nata 2

de coco. Padahal, hasil panen kelapa di daerah ini cukup melimpah karena tanaman kelapa pada umumnya cukup subur tumbuh di daerah pesisir. Berdasarkan analisis situasi dan potensi yang dimiliki oleh kelompok tani Tunas Harapan di Nusa Penida, maka permasalahan pokok yang dipecahkan melalui kegiatan P2M ini adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan masyarakat setempat mengenai teknologi pengolahan buah kelapa menjadi produk berkualitas dan bernilai komersial tinggi. Dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai maka potensi yang dimiliki akan dapat digali dan dikembangkan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat 1.3 Tujuan Kegiatan Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah sebagai berikut. 1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan kelompok tani Tunas Harapan tentang teknologi pembuatan minyak kelapa hemat energi dan pembuatan produk makanan nata de coco dari limbah air kelapa 2. Melatih kemampuan dan keterampilan kelompok tani Tunas Harapan dalam produksi minyak kelapa hemat energi dan produk makanan nata de coco dari limbah air kelapa 1.4 Manfaat Kegiatan Kegiatan ini dapat memberikan manfaat kepada mitra sebagai berikut. 1) Masyarakat memperoleh wawasan serta pengetahuan tentang teknologi pembuatan minyak kelapa yang hemat energi dan pembuatan produk makanan nata de coco dari limbah air kelapa. 2) Masyarakat memperoleh informasi tentang bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat nata de coco dan pembuatan minyak kelapa hemat energi enzimatis, serta cara memperoleh bahan-bahan tersebut. 3) Masyarakat memperoleh bekal keterampilan membuat minyak kelapa menggunakan teknologi hemat energi serta membuat nata de coco dari bahan baku air kelapa sampai menjadi produk yang siap dipasarkan. 3

BAB II METODE PELAKSANAAN 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah Masalah pokok yang dipecahkan dalam pengabdian masyarakat ini berkaitan dengan kurangnya pengetahuan dan keterampilan kelompok tani Tunas Harapan tentang pengolahan air kelapa menjadi produk nata de coco dan pembuatan minyak kelapa dengan teknik efisien dan menguntungkan. Permasalahan tersebut dipecahkan melalui berbagai alternatif kegiatan seperti ditunjukkan pada Tabel 2.1 di bawah. Tabel 2.1 Kerangka Pemecahan Masalah No Permasalahan Akar masalah 1 Masyarakat kelompok tani Tunas Harapan belum mengetahui / memahami teknik pembuatan minyak kelapa yang hemat energi serta pengolahan limbah air kelapa menjadi produk nata de coco 3 Masyarakat kelompok tani Tunas Harapan belum mampu dan terampil dalam membuat minyak kelapa dengan teknik yan efisien dan hemat energi, serta belum mampu mengolah limbah air kelapa menjadi produk nata de coco Kurangnya informasi tentang teknologi pembuatan minyak kelapa hemat energi dan pemanfaatan air kelapa menjadi produk nata de coco Kurangnya pelatihan bagi masyarakat tentang teknik pembuatan minyak kelapa hemat energi dan teknik membuat nata de coco dari air kelapa Alternatif Pemecahan Masalah 1. Sosialisasi dan Ceramah. 2. Dialog interaktif dengan masyarakat setempat 1. Ceramah dan diskusi didukung peralatan audiovisual. 2. Penyebaran brosur tentang teknik produksi nata de coco dan pembuatan minyak hemat energi 3. Demonstrasi teknik pembuatan nata de coco 4. Demonstrasi teknik pembuatan minyak kelapa secara enzimatis dengan bantuan ragi tapai 4

2.2 Metoda Pelaksanaan Kegiatan Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi. Gabungan metode-metode tersebut diharapkan mampu meningkatkan wawasan, pemahaman dan keterampilan masyarakat tentang pengolahan buah kelapa menjadi produk bernilai jual tinggi, dalam hal ini produksi nata de coco dari air kelapa dan produksi minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Kegiatan dilaksanakan melalui tiga tahap utama sebagai berikut. Tahap I (Sosialisasi) Pada tahap ini dilakukan sosialisasi mengenai prospek dan teknologi pengolahan buah kelapa menjadi nata de coco dan minyak kelapa hemat energi. Sosialisasi dilaksanakan dengan metode ceramah dan diskusi serta penyebaran brosur. Melalui sosialisasi ini diharapkan mitra akan mulai tertarik dan tergerak untuk menekuni usaha pengolahan buah kelapa ini serta memahami prospek, seluk-beluk, teknologi, serta pemasaran produk yang akan dihasilkan. Tahap II (Pelatihan) Pada tahap ini dilakukan pelatihan membuat minyak kelapa dari daging buah menggunakan teknik enzimatis serta membuat nata de coco dari air kelapa. Pelatihan dilakukan dengan cara demonstrasi proses produksi oleh tim pelaksana program yang diikuti dengan pelatihan produksi oleh semua peserta kegiatan. Selama pelatihan juga dilakukan kegiatan pembimbingan dan konsultasi sehingga semua peserta benar-benar menguasai teknologi yang dilatihkan. Tahap III (Monitoring dan Evaluasi) Pada tahap ini dilakukan kegiatan monitoring dan konsultasi bagi mitra terkait teknologi yang telah mereka pelajari termasuk aspek pemasaran sehingga diharapkan mitra akan menjadi kelompok pengusaha yang mandiri dan mampu mengembangkan usahanya secara berkelanjutan. Pada tahap ini juga dilakukan evaluasi terhadap kemampuan dan keterampilan peserta mempraktikkan teknologi 5

yang dilatihkan termasuk kualitas produk nata de coco dan minyak kelapa yang dihasilkan 2.3 Khalayak Sasaran Khalayak sasaran yang dilibatkan dalam kegiatan ini adalah masyarakat kelompok tani Tunas Harapan yang berlokasi di Desa Ped Kecamatan Nusa Penida. Masyarakat tersebut sebagian besar bermarmatapencaharian sebagai petani dan menggantungkan hidup mereka dari hasil perkebunan yang sangat minim. Selain bertani, masyarakat setempat juga beternak, dan sebagian kecil mengembangkan usaha dagang. Peserta yang dilibatkan dalam kegiatan P2M ini adalah dari kalangan ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa usaha produksi minyak kelapa dan makanan nata de coco identik dengan kegiatan yang biasanya dilakukan oleh kaum wanita, sehingga diharapkan khalayak secara cepat dapat mengadopsi pengetahuan dan keterampilan yang akan dilatihkan kepada mereka, serta dapat menyebarluaskannya kepada masyarakat lainnya. 2.4 Rancangan Evaluasi Evaluasi kegiatan P2M ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan. Evaluasi proses dilakukan terhadap variabel-variabel berikut : kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan. Kehadiran peserta diukur dengan absensi kegiatan, kemudian dinyatakan dalam bentuk persentase kehadiran peserta. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan diukur selama kegiatan berlangsung dengan skala likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi dan dipersentasekan. Berdasarkan frekuensi (persentase) tersebut dilakukan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan tentang semangat/antusiame peserta mengikuti kegiatan. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan diukur di akhir kegiatan dengan angket tertutup menggunakan skala Likert (SS = sangat setuju, S = setuju, TT = tidak tentu, TS = tidak setuju, STS = sangat tidak setuju). Evaluasi produk dilakukan terhadap kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan 6

membuat minyak kelapa dengan teknik hemat energi. Evaluasi produk diukur dengan skala Likert, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk frekuensi (dipersentasekan), dan hasilnya diinterpretasikan untuk memperoleh kesimpulan. Indikator yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan kegiatan yang dilakukan sebagai berikut. 1. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan lebih dari 85 % 2. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan baik 3. Kemampuan/keterampilan peserta mengolah air kelapa menjadi nata de coco dan membuat minyak kelapa secara enzimatis baik 4. Tanggapan/respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan positif 7

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kegiatan Secara umum kegiatan pelatihan pembuatan nata de coco dan minyak kelapa hemat energi ini telah terlaksana dengan baik dan memberikan hasil yang cukup memuaskan. Hal ini tercermin dari hasil evaluasi terhadap proses maupun produk kegiatan. Hasil evaluasi proses yang meliputi: kehadiran peserta mengikuti kegiatan, semangat/antusiasme masyarakat mengikuti kegiatan, dan tanggapan/respon masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan menunjukkan hasil baik. Hasil evaluasi produk nata de coco dan minyak kelapa yang dihasilkan peserta cukup baik, namun kualitasnya perlu ditingkatkan melalui percobaan secara mandiri oleh peserta di bawah bimbingan tim pelatih. Hasil penilaian terhadap parameter-parameter evaluasi ditunjukkan di bawah ini. 3.1.1 Kehadiran Peserta Mengikuti Kegiatan Kehadiran peserta mengikuti kegiatan pelatihan sangat baik. Dari 13 peserta yang diundang, hanya satu peserta yang tidak dapat hadir karena ada upacara keagamaan (Absensi peserta ditunjukkan pada Lampiran). 3.1.2 Semangat/Antusiasme Peserta Mengikuti Kegiatan Semangat peserta mengikuti kegiatan pelatihan tergolong baik. Hal ini terlihat dari antusiasme dan aktivitas peserta mengikuti kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir kegiatan. Data hasil penilaian terhadap semangat/antusiasme peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan ditunjukkan pada Tabel 3.1 di bawah. Tabel 3.1 Semangat/Antusiasme Masyarakat Mengikuti Kegiatan No Aspek yang diamati Nilai Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 1 Perhatian peserta selama kegiatan berlangsung 2 Keterlibatan peserta dalam kegiatan diskusi/penyuluhan 8

3 Keterlibatan peserta dalam kegiatan praktek/pelatihan 4 Semangat peserta mengajukan pertanyaan terkait materi yang dilatihkan 5 Kerjasama peserta selama kegiatan 3.1.3 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan Respon peserta terhadap kegiatan cukup baik. Data respon/tanggapan masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pelatihan diperoleh melalui penyebaran angket tertutup menggunakan skala Likert. Data respon masyarakat ditunjukkan pada Tabel 3.2 di bawah. Tabel 3.2 Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan P2M No Pernyataan 1 Masyarakat menyambut dengan baik kegiatan pengabdian dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan tentang teknologi tepat guna 2 Masyarakat sangat senang dan semangat mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan 3 Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diberikan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat tentang teknologi tepat guna 4 Kegiatan pelatihan yang diberikan meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah buah kelapa menjadi nata de coco dan minyak kelapa Pendapat SS S TT TS STS N % N % N % N % N % 9 75 2 17 1 8 10 83 2 17 9 75 3 25 6 50 4 33 2 17 9

5 Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan dapat dengan mudah dipahami dan diikuti 6 Teknologi yang diperkenalkan dan dilatihkan kepada masyarakat sederhana dan tepat guna 7 Kegiatan pelatihan mendorong masyarakat untuk memulai menggunakan teknologi yang diperkenalkan. 8 Kegiatan penyuluhan dan pelatihan seperti ini sebaiknya terus dilakukan secara berkelanjutan 9 Kegiatan penyuluhan dan pelatihan menyita waktu dan tenaga masyarakat dengan hasil yang tidak pasti 10 Kegiatan pelatihan ini kurang bermanfaat bagi masyarakat 7 58 5 42 8 66 4 34 9 75 3 25 7 58 5 42 4 34 8 66 2 83 10 17 3.1.4 Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknik yang Dilatihkan Kemampuan dan keterampilan peserta dalam mengolah buah kelapa menjadi produk nata de coco dan pembuatan minyak kelapa dengan teknik enzimatis dinilai dengan pedoman observasi. Ada enam (6) aspek yang diamati untuk mengukur kemampuan/keterampilan masyarakat menerapkan teknologi yang dilatihkan seperti ditunjukkan pada Tabel 3.3 berikut. 10

Tabel 3.3 Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknologi yang Dilatihkan No Aspek yang diamati Nilai Sangat Baik 1 Kemampuan dan keterampilan membuat nata de coco 2 Kualitas nata de coco yang dihasilkan : a. Tekstur b. Warna c. Rasa 3 Kemampuan dan keterampilan membuat minyak kelapa dengan teknik hemat energi 4 Kualitas minyak kelapa yang dihasilkan : a. Warna b. Kejernihan c. bau Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 3.2 Pembahasan Kegiatan P2M dilakukan melalui tiga tahap utama, yaitu: sosialisasi, pelatihan, dan monitoring/evaluasi. Pada tahap sosialisasi, peserta diberikan wawasan mengenai teknologi dan prospek pengolahan buah kelapa menjadi produk nata de coco dan pembuatan minyak kelapa secara enzimatis. Sosialisasi dilakukan melalui ceramah dan diskusi. Hasil pengamatan menunjukkan peserta cukup antusias mengikuti kegiatan ceramah yang dipadukan dengan diskusi. Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta terkait teknologi yang disosialisasikan mulai dari bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan hingga pemasaran produk. Pada pengenalan teknik pembuatan nata de coco dari bahan baku air kelapa, peserta banyak menanyakan mengenai starter. Banyak peserta yang masih awam dengan istilah starter serta bagaimana cara memperolehnya. Starter merupakan biakan bakteri yang dimanfaatkan untuk memfermentasi air kelapa 11

menjadi produk nata de coco. Untuk awalnya, starter dapat diperoleh dari industri kecil yang memproduksi nata de coco, selanjutnya starter dapat terus diperbaharui dengan teknik yang sangat mudah. Selain starter, peserta juga masih awam dengan bahan-bahan tambahan seperti DAP (diammonium phosphate) dan ZA (Zwavlein Ammonium). Setelah memperoleh penjelasan dari tim pelatih, akhirnya peserta mengetahui bahan-bahan tersebut serta cara memperolehnya. Kedua bahan tersebut adalah nutrisi bagi bakteri yang akan memfermentasi air kelapa menjadi nata de coco. Kedua bahan tersebut dapat diganti menggunakan bahan lain seperti air rebusan kecambah dan pupuk urea, atau tanpa penambahan kedua bahan tersebut. Namun, biasanya fermentasi akan memerlukan waktu yang lebih lama (13-20 hari) dibandingkan jika ditambahkan bahan DAP dan ZA (7-8 hari). Pengolahan nata hasil fermentasi menjadi nata yang siap dikonsumsi atau dipasarkan memerlukan waktu yang cukup lama, dimana sebagian besar waktu tersita untuk perendaman nata yang memerlukan waktu kurang lebih 3 x 5 hari hingga dihasilkan nata yang bersih. Setelah bersih nata siap dimasak menjadi nata manis dengan penambahan gula dan perasa, dan siap dikemas untuk dikonsumsi atau dipasarkan. Untuk keperluan produksi secara kontinyu, hal ini bukan menjadi masalah karena masing-masing tahap bisa dikerjakan sementara menunggu tahap yang lain. Pengemasan produk nata bisa dilakukan secara sederhana menggunakan plastik atau menggunakan kemasan lainnya yang lebih menarik seperti gelas plastik. Hanya saja perlu diperhatikan bahwa kemasan yang lebih menarik tentu memerlukan biaya lebih banyak, hal ini harus disesuaikan dengan harga produk yang akan di tawarkan dan daya beli masyarakat. Pemasaran produk nata de coco ini bisa dilakukan melalui warung-warung kecil atau sekolah-sekolah. Pada pengenalan teknik pembuatan minyak kelapa hemat energi, peserta lebih cepat memahami prosedur pembuatan minyak tersebut, karena sebagian besar peserta sudah biasa membuat minyak kelapa menggunakan teknik tradisional. Peserta hanya menanyakan apakah teknik enzimatis ini dapat menghasilkan minyak kelapa dengan jumlah dan kualitas lebih baik. Setelah dilakukan demonstrasi dan pelatihan pembuatan minyak, peserta baru yakin bahwa teknik enzimatis ini ternyata dapat menghasilkan minyak kelapa yang lebih 12

banyak dibandingkan dengan teknik tradisional yang telah mereka gunakan hingga saat ini. Menurut keterangan peserta, dengan teknik tradisional, untuk enam butir kelapa hanya dapat menghasilkan sekitar 600 ml minyak kelapa. Sementara, itu dengan teknik enzimatis yang dicobakan, dari tiga butir kelapa dapat menghasilkan minyak sekitar 350 ml, berarti untuk enam butir kelapa dihasilkan sekitar 700 ml minyak kelapa. Selain itu, teknik enzimatis ini juga memerlukan energi untuk pemasakan yang jauh lebih kecil dibandingkan teknik konvensional. Menurut peserta, dengan teknik tradisional, pemasakan santan kelapa hingga diperoleh minyak dilakukan sekitar tiga jam. Sedangkan dengan teknik enzimatis, pemasakan hanya memerlukan waktu sekitar 15-20 menit. selain hemat energi, teknik enzimatis ini juga memberikan cukup waktu luang bagi masyarakat untuk mengerjakan pekerjaan lainnya. Saat fermentasi skim dari santan yang memerlukan waktu sekitar 8-10 jam, masyarakat bisa mengerjakan pekerjaan lainnya. Sedangkan jika memasak santan dengan teknik tradisional, adonan harus ditunggu agar tidak meluap dan tumpah. Evaluasi kegiatan pelatihan dilakukan terhadap proses dan produk hasil kegiatan. Dari data hasil evaluasi, secara umum kegiatan pelatihan telah memberikan hasil yang cukup memuaskan dan bermanfaat bagi masyarakat. Keempat indikator keberhasilan yang dievaluasi, meliputi: kehadiran peserta, semangat/antusiasme peserta, kemampuan/keterampilan peserta menerapkan teknologi yang dilatihkan, dan respon peserta terhadap pelaksanaan kegiatan menunjukkan nilai cukup sampai sangat baik. Kehadiran peserta mengikuti kegiatan 92%, dari 13 peserta yang diundang hanya satu orang yang tidak bisa hadir. Semangat/antusiasme peserta mengikuti kegiatan seperti ditunjukkan pada Tabel 3.1, dari lima aspek yang diamati rata-rata menunjukkan hasil baik. Respon/tanggapan peserta terhadap kegiatan yang dilaksanakan secara umum sangat positif. Data pada Tabel 3.2 menunjukkan dari delapan pernyataan positif yang diberikan menggunakan skala Likert, sebagian besar mendapatkan tanggapan setuju sampai sangat setuju dari peserta, sedangkan dua pernyataan negatif mendapatkan tanggapan tidak setuju. 13

Kemampuan/keterampilan peserta membuat produk nata de coco dan minyak dengan teknik yang dilatihkan secara umum baik. Dari enam aspek yang diamati dengan skala Likert (Tabel 4.3), menunjukkan nilai cukup sampai sangat baik. Kualitas produk minyak kelapa yang dihasilkan sangat baik dilihat dari parameter bau, kejernihan dan warna. Hal ini tentu tidak lepas dari pengalaman mereka yang sebagian besar telah menggeluti produksi minyak kelapa untuk keperluan rumah tangga. Pembuatan minyak kelapa dengan teknik enzimatis sangat mudah dilakukan dan memerlukan biaya yang sangat murah, sehingga sangat mudah diadopsi oleh masyarakat. Untuk produk nata yang dibuat oleh peserta hasilnya belum begitu bagus, namun secara umum peserta telah menguasai teknik pembuatannya. Kurangnya kualitas nata de coco yang dihasilkan oleh masyarakat disebabkan teknik ini masih tergolong sangat baru bagi mereka sehingga perlu waktu yang cukup bagi mereka untuk mencoba. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan saat memfermentasi air kelapa menjadi nata adalah kebersihan dan sterilisasi alat-alat yang digunakan, karena bakteri yang ditambahkan aktivitasnya sangat tergantung kebersihan peralatan yang digunakan. Kegiatan pelatihan ini telah berhasil meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta dalam membuat nata de coco dan minyak kelapa dengan teknik enzimatis. Selanjutnya keberhasilan program ini ditentukan oleh kemauan dan semangat peserta untuk memulai dan mengembangkan usaha pengolahan buah kelapa yang mereka hasilkan menjadi produk komersial. 14

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kegiatan dan evaluasi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini telah berhasil meningkatkan wawasan kelompok tani Tunas Harapan di Desa Ped Kecamatan Nusa Penida tentang teknologi pengolahan buah kelapa menjadi nata de coco dan pembuatan minyak kelapa secara enzimatis. Kegiatan pelatihan ini juga telah berhasil meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam membuat nata de coco dan minyak kelapa hemat energi. 4.2 Saran Masyarakat sangat menyambut baik kegiatan pelatihan teknologi yang sederhana dan mudah dilakukan oleh masyarakat awam. Selain buah kelapa, masyarakat Nusa Penida juga memiliki komoditi unggulan lainnya yang belum dimanfaatkan secara optimal seperti rumput laut. Untuk itu, saran yang diajukan adalah perlu kegiatan pengabdian lanjutan dalam bentuk pelatihan teknologi tepat guna bagi masyarakat Nusa Penida dalam rangka menggali dan memberdayakan sumber daya potensial yang dimiliki oleh masyarakat setempat. 15

Lampiran 1 Susunan Tim Pelaksana 1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap dengan Gelar : I Putu Parwata, S.Si. b. Golongan/Pangkat/NIP : IIIc/Penata /19780603 200212 1 004 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Jabatan Struktural : - e. Fakultas/Jurusan : MIPA/Analis Kimia f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Bidang Keahlian : Kimia murni h. Waktu untuk Penelitian ini : 8 jam/minggu 2. Anggota Pelaksana 1 a. Nama Lengkap dengan Gelar : Dr. I Made Gunamantha, S.T., M.MT. b. Golongan/Pangkat/NIP : IIIc/Penata/196808282002121001 c. Jabatan Fungsional : Lektor d. Jabatan Struktural : - e. Fakultas/Jurusan : MIPA/Analis Kimia f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Bidang Keahlian : Teknik Kimia h. Waktu untuk Penelitian ini : 6 jam/minggu 3. Anggota Pelaksana 2 a. Nama Lengkap dengan Gelar : Ni Putu Sri Ayuni, S.Si., M.Sc. b. Golongan/Pangkat/NIP : IIIa/Penata Muda/198110292008122002 c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli d. Jabatan Struktural : - e. Fakultas/Jurusan : MIPA/Analis Kimia f. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha g. Bidang Keahlian : Teknik Kimia h. Waktu untuk Penelitian ini : 6 jam/minggu 1

4. Anggota Pelaksana 3 i. Nama Lengkap dengan Gelar : Ni Wayan Yuningrat, S.T., M.Sc. j. Golongan/Pangkat/NIP : IIIc/Penata/197601192003122001 k. Jabatan Fungsional : Lektor l. Jabatan Struktural : - m. Fakultas/Jurusan : MIPA/Analis Kimia n. Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Ganesha o. Bidang Keahlian : Kimia Analitik p. Waktu untuk Penelitian ini : 6 jam/minggu 2

Lampiran 2 Pedoman Observasi Semangat/Antusiasme Masyarakat Mengikuti Kegiatan No Aspek yang diamati Nilai Sangat Baik 1 Perhatian peserta selama kegiatan berlangsung 2 Keterlibatan peserta dalam kegiatan diskusi/penyuluhan 3 Keterlibatan peserta dalam kegiatan praktek/pelatihan 4 Semangat peserta mengajukan pertanyaan terkait materi yang dilatihkan 5 Kerjasama peserta selama kegiatan Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 3

Lampiran 3 Angket Respon Masyarakat terhadap Pelaksanaan Kegiatan Petunjuk Pengisian Angket : Kemukakan pendapat anda terhadap pernyataan yang diajukan dengan memberi tanda centang ( ) pada kolom (SS) bila anda sangat setuju, (S) bila anda setuju, (TT) bila anda ragu-ragu, (TS) bila anda tidak setuju, (STS) bila anda sangat tidak setuju dengan peryataan tersebut. Pengisian angket ini bersifat tidak mengikat dan tidak berpengaruh apapun terhadap anda. No Pernyataan Pendapat SS S TT TS STS 1 Masyarakat menyambut dengan baik kegiatan pengabdian dalam bentuk penyuluhan dan pelatihan tentang teknologi tepat guna 2 Masyarakat sangat senang dan semangat mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan 3 Kegiatan penyuluhan dan pelatihan yang diberikan memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi masyarakat tentang teknologi tepat guna 4 Kegiatan pelatihan yang diberikan meningkatkan kemampuan dan keterampilan masyarakat dalam mengolah buah kelapa menjadi nata de coco dan minyak kelapa 5 Pelatihan dan penyuluhan yang diberikan dapat dengan mudah dipahami dan diikuti 6 Teknologi yang diperkenalkan dan dilatihkan kepada masyarakat sederhana dan tepat guna 7 Kegiatan pelatihan mendorong masyarakat untuk memulai menggunakan teknologi yang diperkenalkan. 8 Kegiatan penyuluhan dan pelatihan seperti ini sebaiknya terus dilakukan secara berkelanjutan 9 Kegiatan penyuluhan dan pelatihan menyita waktu dan tenaga masyarakat dengan hasil yang tidak pasti 10 Kegiatan pelatihan ini kurang bermanfaat bagi masyarakat 4

Lampiran 4 Pedoman Observasi Kemampuan/Keterampilan Masyarakat Menerapkan Teknologi yang Dilatihkan No Aspek yang diamati Nilai Sangat Baik 1 Kemampuan dan keterampilan membuat nata de coco 2 Kualitas nata de coco yang dihasilkan : a. Tekstur b. Warna c. Rasa 3 Kemampuan dan keterampilan membuat minyak kelapa dengan teknik hemat energi 4 Kualitas minyak kelapa yang dihasilkan : a. Warna b. Kejernihan c. bau Baik Cukup Kurang Sangat Kurang 5

Lampiran 5 RESEP MEMBUAT NATA DE COCO BAHAN A. Bahan Utama : Air Kelapa yang sudah tua = 1 liter B. Bahan Tambahan : Starter ZA (Zwavlein Ammonium) = 3 3,5 gram. DAP (DiAmmonium Posphat) = 0,5 1 gram. Cuka = 2 mililiter. Gula pasir = 5 6 gram. Kaporit : 3 mililiter/liter air tawar. Essence untuk penambah aroma seperti aroma sirsak, leci, pisang. CARA PEMBUATAN A. Pembuatan Nata de coco 1) Saring air kelapa hingga bersih, kemudian masak dalam panci sampai mendidih. 2) Masukkan ZA, DAP, cuka dan gula pasir ke dalam sedikit air dan diaduk sampai larut, kemudian dimasukkan ke dalam air kelapa mendidih lalu diaduk-aduk hingga tercampur rata kemudian ditutup dan dibiarkan selama 5-10 menit. 3) Tutup panci dibuka sedikit lalu dibiarkan sampai dingin. Setelah dingin adonan dapat digunakan untuk membuat nata de coco dan sebagian untuk membuat starter 4) Setelah dingin, adonan dimasukkan ke dalam baki lalu ditutup dengan kertas koran dan diikat dengan karet atau tali raffia dan didiamkan selama 6 8 jam. 5) Adonan kemudian ditambahkan starter (satu botol starter untuk membuat 4 baki nata de coco), lalu ditutup kembali dengan kertas koran. dan didiamkan dalam ruangan selama + 8 hari sampai terbentuk lapisan nata yang kenyal. 6

B. Pembuatan Starter 1. Bilas botol kaca dengan air panas atau menggunakan sedikit adonan panas yang dibuat 2. Masukkan sebagian adonan nata de coco yang telah dingin kedalam botol lalu ditutup dengan kertas Koran kemudian didiamkan selama kurang lebih 6-8 jam 3. Tambahkan starter (satu botol starter untuk membuat 6 botol starter baru), kemudian ditutup kembali dan didiamkan dalam ruangan selama kurang lebih 5 hari 4. Setelah 5 hari, starter ini siap digunakan membuat nata de coco. C. Pembuatan Nata de coco manis 1) Nata yang telah terbentuk dipotong berbentuk kubus dengan ukuran kecil, kemudian dicuci dan direndam dalam air tawar selama 5 hari. 2) Nata yang telah direndam dalam air tawar ini kemudian direndam dalam campuran air kaporit selama lima hari (tahap ini dilakukan sampai 3 kali). 3) Setelah melalui 3 kali pergantian air kaporit maka nata direndam kembali dalam air tawar selama 5 hari. 4) Setelah proses perendaman, nata de coco ditiriskan agar tidak ada sisa air rendaman. 5) Nata de coco tawar direbus sampai mendidih, kemudian ditambahkan gula dan dibiarkan mendidih sampai 15 menit, kemudian didinginkan. 6) Jika menginginkan nata de coco dengan rasa yang berbeda maka ditambahkan essence (perasa) buah seperti sirsak, leci, moka, pisang dan jeruk. 7) Nata siap dikemas dalam plastik dan siap dikonsumsi atau dipasarkan. 7

RESEP MEMBUAT MINYAK KELAPA HEMAT ENERGI BAHAN A. Bahan Utama : Santan Kelapa (gunakan kelapa yang sudah tua) B. Bahan Tambahan : Ragi roti (1/2 sendok teh untuk 1 buah kelapa) CARA PEMBUATAN 1. Parut 10 butir kelapa, kemudian ditambahkan 6 liter air bersih 2. Remas-remas parutan kelapa kemudian saring santan dengan kain kasa sambil diperas sampai air saringan bening 3. Santan yang telah disaring dimasukkan ke dalam ember transparan dan didiamkan selama + 2 jam hingga terbentuk 2 lapisan (lapisan Krim di bagian atas dan lapisan Skim di bagian bawah) 4. Lapisan skim yang ada di bagian bawah dibuang dengan bantuan keran yang dipasang di bagian bawah ember transparan, sehingga hanya tersisa lapisan krim 5. Krim tersebut kemudian ditambahkan ragi roti sebanyak + ½ sendok teh untuk setiap 1 butir kelapa, kemudian diaduk sampai rata 6. Campuran kemudian didiamkan di ruangan dalam keadaan tertutup selama 6 8 jam. 7. Setelah terbentuk 2 lapisan, lapisan bawah kembali dibuang melalui keran ember, sehingga hanya tersisa lapisan atas saja. 8. Adonan kemudian dimasak (dipanaskan) dalam wajan selama 10 15 menit sambil diaduk sampai terbentuk minyak yang terpisah dengan blondo (tain lengis). 9. Minyak kemudian disaring, dan blondo (tain lengis) diperas sampai semua minyaknya keluar 10. Untuk menghilangkan sisa air minyak dapat dipanaskan kembali selama 5 menit 11. Minyak kemudian ditampung dalam botol penyimpan 8

Lampiran 6 Foto-foto Hasil Kegiatan 9

10