BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

dokumen-dokumen yang mirip
hidup yang ada disekitarnya termasuk manusia.

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik fisik, kimia, biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Bising didefinisikan sebagai bunyi tidak dikehendaki yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kita pasti ada sebab akibatnya. Seperti fenomena yang sekarang ini terjadi tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. (Undang-undang No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. penyedia fasilitas pelayanan bagi masyarakat. Lingkungan perkotaan merupakan

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

SUPADI NIM : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. contoh adalah timbulnya masalah kebisingan akibat lalu lintas.

DAMPAK PENGGUNAAN DOUBLE SKIN FACADE TERHADAP PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK UNTUK PENERANGAN DI RUANG KULIAH FPTK BARU UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA:

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktifitas keseharian penduduk perkotaan makin tinggi sejalan dengan makin

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas merupakan sebuah tempat di mana berlangsungnya sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hal ini diketahui dari bertambahnya jumlah kendaraan bermotor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

`BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pada dasarnya pembangunan dalam sektor permukiman adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisis Tingkat Kenyamanan Ruang Terbuka Hijau (Rth) Taman Kota Tengah, Taman Rekreasi Damai dan Taman Smart Nursery di Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. aspek. Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi

FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

KONDISI LINGKUNGAN KERJA YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

LOGO. Lingkungan Fisik Area Kerja

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG. I Latar Belakang Perancangan. Pada dasarnya manusia mempunyai kebutuhan primer.

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

KAJIAN KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERMUKIMAN DI KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Semua suara yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL KONDISI LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEGIATAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu elemen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM KERJA. Nurjannah

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG TERJADINYA KEMACETAN LALU LINTAS DI JALAN ARTERI PRIMER KAWASAN PASAR UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan sebesar 1,49 % pada tahun Badan Pusat Statistik (BPS,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang digunakan sebagai tempat

I. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di negara-negara industri, bising merupakan masalah utama kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

Pengaruh Kebisingan Konstruksi Gedung Terhadap Kenyamanan Pekerja Dan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

LAMPIRAN 1 Kuisioner Tahap I (Mencari Peristiwa Risiko Tinggi)

ANALISIS KESELAMATAN DAN KENYAMANAN PEMANFAATAN TROTOAR BERDASARKAN PERSEPSI DAN PREFERENSI PEJALAN KAKI DI PENGGAL JALAN M.T. HARYONO KOTA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal, tempat pendidikan keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan adalah upaya memajukan, memperbaiki tatanan, meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

TINGKAT KENYAMANAN LINGKUNGAN BELAJAR SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI DI KOTA DENPASAR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang pendahuluan yang merupakan bagian

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 18% dari luas wilayah DIY, terbentang di antara 110 o dan 110 o 33 00

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

ANALISIS TUNDAAN PADA RUAS JALAN MAJAPAHIT KOTA SEMARANG DAN PENGARUHNYA TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

BAB I PENDAHULUAN. Risiko merupakan sesuatu yang sering melekat dalam aktivitas. Kegiatan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan tentang genangan atau banjir sudah sangat umum terjadi di kawasan

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

IV KONDISI UMUM TAPAK

SEJARAH & PERKEMBANGAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

Pengertian Kebisingan. Alat Ukur Kebisingan. Sumber Kebisingan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI ARSITEKTUR TROPIS BAB III TINJAUAN KHUSUS. 3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema. 3.2 Penjelasan Tema

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini, kota-kota di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan ditunjukan dengan adanya peningkatan jumlah pemakaian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan disektor kehidupan seperti pemukiman, transportasi, industri dan berbagai sektor pendukung lainnya merupakan kegiatan yang potensial dapat mengubah kualitas lingkungan. Semakin besar aktivitas perkotaan maka makin besar beban pencemaran udara yang dilepaskan ke atmosfer perkotaan. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan lingkungan kawasan pendidikan (sekolah) yang berlokasi di kota-kota besar seperti Kota Denpasar. Pemilihan lokasi sekolah pada awalnya didasarkan atas pertimbangan strategis sehingga sekolah berada pada jalur trasportasi utama kota atau dipinggir jalan besar yang menguntungkan bagi sekolah karena lokasi sekolah mudah dicapai oleh siswa. Namun seiring dengan perkembangan kota dan meningkatnya kebutuhan trasportasi, lokasi sekolah dinilai tidak strategis lagi dengan kenyamanan belajar siswa di sekolah (Prawira, 2011). Lingkungan sekolah yang sehat dan nyaman sangat diperlukan, selain dapat mendukung proses pembelajaran, juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan diharapkan juga dapat membudayakan prilaku hidup bersih dan sehat, tidak hanya pada peserta didik, tetapi diharapkan juga dapat meluas pada keluarga dan masyarakat sekitar. Djunaedi (2003) dalam Maknun J, dkk (2010) mengungkapkan ada dua syarat agar murid dapat mendengarkan pelajaran dengan baik. Pertama, lingkungan yang tidak bising. Bising bisa datang dari lalu 1

2 lintas di jalan, aktivitas di sekitar sekolah, suara dari kelas sebelah, dan bising dari mesin penyejuk udara. Kedua adalah waktu dengung yang rendah. Waktu dengung adalah ukuran yang menunjukkan seberapa cepat suara akan menghilang. Semakin tinggi waktu dengung akan semakin lama suara itu bertahan di dalam ruangan. Belajar tidak dipengaruhi oleh faktor internal saja, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yaitu kondisi lingkungan sekitarnya. Kebisingan merupakan hal yang mengganggu dalam proses belajar mengajar, pada intensitas yang lama dan tingkat tertentu dapat berbahaya bagi kesehatan. Sumber kebisingan di dalam kelas terjadi karena aktivitas kelas dan pengaruh kebisingan yang terjadi di luar kelas misalnya dari trasportasi, industri, pepohonan dan manusia, sebagai tambahan tetesan hujan di atas atap juga menimbulkan kebisingan menurut Shield and Dockrell (2003). Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Bhinnety, et al. (1994), dalam Suarna, et al. (2012) menyatakan bahwa intensitas bising (bunyi) mempunyai pengaruh yang nyata terhadap memori jangka pendek; semakin tinggi intensitas kebisingan akan menurun memori jangka pendek seseorang, variasi intensitasnya antara 30 db sampai dengan 95 db. Pengaruh kebisingan terhadap manusia secara fisik tidak saja mengganggu organ pendengaran, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan pada organ-organ tubuh lain, seperti penyempitan pembuluh darah dan sistem jantung (Sasongko, et al. 2000). Berdasarkan laporan Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kota Denpasar 2008 menunjukkan bahwa Kota Denpasar telah mengalami penurunan kualitas udara. Dengan pesatnya pertumbuhan ekonomi dan terus bertambahnya 2

3 jumlah penduduk membuat kebutuhan akan pembangunan perumahan, gedunggedung perkantoran dan gedung-gedung sekolah semakin meningkat. Secara fisik, kantor ataupun sekolah adalah suatu ruangan atau bagian dari suatu bangunan tempat melaksanakan aktivitas pekerjaan baik itu bekerja ataupun belajar. Tata ruang kantor dan ruang sekolah merupakan salah satu hal penting karena terdapat suatu sistem yang membutuhkan keseimbangan dari tiga aspek yaitu manusia, alat dan lingkungan ruangan. Salah satu faktor kenyamanan proses belajar mengajar ditentukan oleh keadaan lingkungan tempat dimana proses tersebut dilakukan. Temperatur dan kelembaban ruangan belajar dinilai sangat mempengaruhi kelancaran proses tersebut. Temperatur yang terlalu panas atau dingin dan tingkat kelembaban yang tinggi atau rendah dapat menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna ruangan. Hasil yang didapatkan bahwa pada temperatur udara 23 o C, pelajar tetap dapat melakukan aktivitas secara optimal berapapun tingkatan kelembaban relatif udaranya, sedangkan untuk temperatur udara 27 o C, kelembaban relatif udara yang optimal adalah di bawah 40% (Marsidi dan Kusmindari, 2009) dalam Nainggolan (2013). Tingkat kenyamanan lingkungan belajar di sekolah juga mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, dan nilai-nilai. Lingkungan fisik terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia. Adanya pengelolaan dan ketersediaan sarana dan prasarana pendukung yang memadai di lingkungan belajar sekolah, akan mempengaruhi tingkat kenyamanan belajar siswa, baik kwalitas maupun kwantitas yang diupayakan secara terus menerus termasuk perawatan dan pemeliharaannya dengan melibatkan semua potensi yang ada di lingkungan 3

4 belajar sekolah. Berdasarkan hal di atas, maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kenyamanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di sekolah. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dirumuskan masalah yaitu : Bagaimana tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan lingkungan sekolah? 1.3.Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : Mengetahui tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar ditinjau dari tingkat kebisingan, ketersediaan dan pengelolaan sarana prasarana serta persepsi siswa terhadap tingkat kenyamanan lingkungan sekolah? 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak, antara lain : a. Dapat digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengkajian lebih lanjut mengenai tingkat kenyamanan lingkungan belajar Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kota Denpasar. b. Memberikan saran juga sebagai rekomendasi kepada pihak terkait dalam upaya peningkatan lingkungan belajar sekolah yang nyaman. 4

5 5

6 6

7 7

8 8