KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. larva. Kolam pemijahan yang digunakan yaitu terbuat dari tembok sehingga

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN MAS : IMADUDIN ATHIF N.I.M :

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

PEMBENIHAN KAKAP PUTIH (Lates Calcarifer)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan gurame (Osphronemus goramy, Lac) kelas benih sebar

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Budidaya Nila Merah. Written by admin Tuesday, 08 March :22

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

METODOLOGI PENELITIAN

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

Terbuka lebar peluang ekspor dari budidaya belut

AQUACULTURE POND BOTTOM SOIL QUALITY MANAGEMENT

BUDIDAYA IKAN GURAME (Osphronemus gouramy)

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan patin siam (Pangasius hyphthalmus) kelas benih sebar

Pematangan Gonad di kolam tanah

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS. Oleh: Nama : Fandhi Achmad Permana NIM : Kelas : 11-S1TI-11 Judul : Bisnis Budidaya Ikan Nila

HASIL DAN PEMBAHASAN

Panduan Singkat Teknik Pembenihan Ikan Patin (Pangasius hypophthalmus) Disusun oleh: ADE SUNARMA

V. GAMBARAN UMUM 5.1. Sejarah Perusahaan 5.2. Struktur Organisasi

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas benih sebar

BUDIDAYA IKAN BELUT ( Synbranchus )

Peluang Usaha Budi Daya Ikan Lele

Oleh: Tinggal Hermawan BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

METODE PENELITIAN. Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

BUDIDAYA IKAN LELE DUMBO PELUANG BISNIS YANG MENJANJIKAN

BAHAN DAN METODE. Percobaan 1. Pengaruh pemberian bahan aromatase inhibitor pada tiga genotipe ikan nila sampai tahap pendederan.

PEMBENIHAN TERIPANG PUTIH (Holothuria scabra)

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

GAMBARAN UMUM USAHA. Tabel 4. Penggunaan Lahan Pada Kecamatan Bekasi Utara Pada Tahun 2010

PENGELOLAAN INDUK IKAN NILA. B. Sistematika Berikut adalah klasifikasi ikan nila dalam dunia taksonomi : Phylum : Chordata Sub Phylum : Vertebrata

bio.unsoed.ac.id Dra. Sri Sukmaningrumo Msi di Thailand (Pangasius sutchi). Ikan patin termasuk golongan ikan yang paling banyak

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Nila Hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

Bisnis Ternak Ikan Lele

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Lampiran 1. Pola Tanam Pengusahaan Pembenihan Ikan Lele Phyton Pada Usaha Gudang Lele. Periode 1 Periode 2 Periode 3. Periode 4.

II. METODOLOGI. a) b) Gambar 1 a) Ikan nilem hijau ; b) ikan nilem were.

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN TEKNOLOGI PEMIJAHAN IKAN DENGAN CARA BUATAN (INDUCE BREEDING)

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

II. METODOLOGI 2.1 Prosedur Pelaksanaan Penentuan Betina dan Jantan Identifikasi Kematangan Gonad

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

TUGAS KARYA ILMIAH TENTANG PELUANG BISNIS DAN BUDIDAYA IKAN PATIN

LINGKUNGAN BISNIS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi induk ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus var) menurut Kordi, (2010) adalah. Subordo : Siluroidae

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Balai Benih Ikan Fakultas Perikanan dan Ilmu

PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogutaftus) PEMELIHARAAN LARVA

TEKNIK PRODUKSI INDUK BETINA IKAN NILA. T. Yuniarti, Sofi Hanif, Teguh Prayoga, Suroso

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

TUGAS AHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

PELUANG BISNIS PENETASAN TELUR ITIK

II. BAHAN DAN METODE 2. 1 Rancangan penelitian 2.2 Persiapan wadah 2.3 Penyediaan larva ikan patin

Kisi-kisi Soal Uji Kompetensi Program studi Agribisnis Sumberdaya Perairan. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Essensial

VII. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas induk pokok (Parent Stock)

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

V. DESKRIPSI TAUFAN S FISH FARM

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga. Pendahuluan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PELUANG BISNIS ONLINE BUDIDAYA IKAN LELE TUGAS AKHIR LINGKUNGAN BISNIS

MODUL: PEMELIHARAAN LARVA SAMPAI UKURAN PASAR

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

: LATIF BERTY ISTIAJI NIP :

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Panduan Budidaya Ikan Gabus

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18/KEPMEN-KP/2015 TENTANG PELEPASAN IKAN GABUS HARUAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA IKAN BELUT

KARYA ILMIAH BUDIDAYA IKAN LELE. NAMA : Mey Dwi Prasetya NIM : KELAS : D3TI-2B

3 METODOLOGI PENELITIAN

f. Debit air untuk kolam air tenang 8-15 liter/detik/ha. Kondisi perairan tenang dan bersih, g. karena ikan nila tidak dapat berkembang biak dengan ba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Pembenihan Jambal Siam (Pangasius sutchi )

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

BAB III BAHAN DAN METODE

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Induk Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Sinyonya kelas induk pokok (Parent Stock)

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Materi Ulat Sutera Bahan-Bahan Alat

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /KEPMEN-KP/2017 TENTANG PELEPASAN IKAN GURAMI (OSPHRONEMUS GORAMY) SAGO

Transkripsi:

KARYA ILMIAH KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA IKAN GABUS Disusun Oleh : Yuni kumala dewi 10.02.7834 Manajemen Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jln.Ring Road Utara, Condong Catur,Sleman Yogyakarta Tlp.(0274)884201-2040 Fax.88428 www.amikom.ac.id

A.ABSTRAK Karya ilmiah ini berjudul Peluang bisnis ikan gabus atau betutu.alasan saya membuat karya ilmiah ini karena banyak na peluang bisnis yang kita dapat kan dan ke untungan kalau kita bisa membudidayakan dengan baik.tujuan saya membuat karya ilmiah ini memberikan gambaran bagi yang mau mengembangkan usaha perikanan salah satunya ikan gabus atau betutu. Jika kita mampu membudidayakan ikan betutu secara tepat dan benar banyak peluang bisnis yang akan kita dapatkan sekaligus keuntungan yang kita dapat kan. B. ISI Peluang Bisnis Ikan Gabus/Betutu ikan betutu Budidaya Ikan Betutu. Kenapa ikan betutu? Karena pembesaran ikan betutu butuh waktu lebih lama di banding ikan pada umumnya. Para petani enggan membudidayakan, sehingga pasokan saat ini tidak bisa massal. Untuk saat ini kebutuhan pasokan ikan betutu lumayan banyak lantaran sekarang orang sudah banyak merasakan kelembutan daging ikan ini. Terutama kebutuhan pasokan ke singapura. Sehingga menjadikan budidaya ini sebagai peluang usaha bisnis yang cukup potensial. Kalo ada yang pernah melihat tayangan di metrotvnews.com, singapura saat ini membutuhkan 100 ton / minggu dengan harga Rp 300.000 / Kg. Sehingga untuk peluang usaha masih terbuka lebar. Pembesaran ikan betutu butuh waktu sekitar 8 12 bulan. Di pasar lokal untuk bibit ikan betutu 1 3 cm di bandrol Rp 500 / ekor. Ukuran 10 15 cm ( usia 2.5 bulan ) rp 50.000 / Kg. Sedangkan ikan betutu siap konsumsi berusia minimal 4 bulan dihargai Rp 100.000 135.000 / Kg. Ikan betutu cenderung pendiam sehingga tidak membutuhkan kolam yg besar, karena justru menghambat pertumbuhan lantaran kesulitan menangkap mangsa. Proporsi jumlah ikan dalam tiap meter kolam adalah 10 15 ekor dewasa. Sedangkan kolam berukuran 1 m2 cukup untuk menampung bibit ukuran ( 1-3 cm ) sebanyak 1000 2000 ekor. Kedalaman air yang ideal 25 30 cm. CARA MEMBUDIDAYA IKAN BETUTU Memilih Induk

Induk betutu umumnya dikumpulkan dari alam sebab perlu waktu yang lama dan pakan yang sangat banyak untuk menghasilkan induk di kolam. Induk-induk ini umumnya dikumpulkan di antara betutu dewasa dan diseleksi yang memiliki badan sehat. Induk jantan dapat dibedakan dari induk betina dengan melihat ciri-ciri morfologis sebagai berikut. Ciri induk ikan gabus yang berkualitas Betina : Badannya berwana lebih gelap.bercak hitam lebih banyak. Papila urogenital berbentuk tonjolan memanjang yang lebih besar. membundar, warnanya memerah saat menjelang memijah. Ukurannya lebih kecil dibandingkan Ukurannya lebih kecil dibandingkan yang jantan pada umur yang sama.berbadan sehat.dewasa. Jantan : Badannya berwana lebih terang.bercak hitam lebih sedikit.papila orogenital berbentuk segitiga, pipih, dan kecil.pada umur yang sama ukurannya lebih besar daripada betina.berbadan sehat.dewasa. Pemijahan di Kolam Awalnya, betutu adalah ikan liar yang kehadirannya tidak dikehendaki di kolam pemeliharaan karena suka memangsa ikan yang dipelihara di dalamnya. Oleh karena itu, bila hendak memijahkan betutu di dalam kolam maka persiapannya harus matang agar tidak ada ikan lain yang masuk ke dalam kolam dan mengganggu proses pemijahan ikan betutu. 1. Konstruksi kolam Luas kolam pemijahan bervariasi antara 200 M2, tergantung ketersediaan lahan. Kolam berbentuk persegi panjang dengan letak pintu pemasukan dan pembuangan berseberangan secara diagonal. Tujuannya agar kolam bisa memperoleh air dari saluran langsung dan pembuangannya pun bisa lancar. Debit air kolam minimal 25 liter/menit. Pergantian air yang kontinyu akan berpengaruh positif terhadap proses pemijahan. Bila lahannya sempit, bisa dibuatkan bak semen berukuran 2 mx 1 m x 1 m untuk pemijahan induk betutu secara berpasangan. Namun, bila mau memijahkan beberapa pasang di lahan terbatas bisa dibuat kolam tembok berukuran 4 m X 2 M X I M. 2. Persiapan kolam Induk dipersiapkan terlebih dahulu. Untuk kolam pemijahan seluas 200 m2, dapat disiapkan induk yang rata-rata berukuran 300 g sebanyak 35-40 pasang. Sementara untuk kolam kecil, dengan luas 8 m2, dapat dimasukkan induk sebanyak 3-4 pasang. Sebelum induk dimasukkan, kolam pemijahan dilengkapi dengan sarang pemijahan berupa segitiga yang dibuat dari asbes. Ukuran panjang segitigiga 30 cm yang diikat dengan kawat dan diberi pelampung untuk mempermudah mengetahui keberadaannya. Induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan setelah kolam terisi air setinggi 40-45 cm. Selama proses pemijahan, sebaiknya kolam memperoleh pergantian air secara kontinyu. Proses pergantian air secara kontinyu ini terbukti mampu merangsang pemijahan hampir semua jenis ikan secara alami. 3. Pemijahan

Tingkah laku pemijahan ikan betutu meliputi 5 tahap, yaitu membentuk daerah kekuasaan, membuat sarang pemijahan, proses kawin, memijah dan meletakkan telurnya pada sarang, dan menjaga telurnya. Pemijahan biasanya terjadi pada malam hari, tetapi tidak jarang pada Siang hari betutu juga memijah. Ikan ini akan kawin di dalam segitiga sarang pemijahan. Selanjutnya, telur yang dihasilkan akan ditempelkan ke dalam kotak segitiga sarang pemijahan tersebut. Penetasan Telur dan Perawatan Benih Telur ikan betutu berbentuk lonjong, transparan. Ukurannya sangat kecil, kira-kira hanya bergaris tengah 0,83 mm. Telur tersebut melekat pada dinding sarang. Setelah kontak dengan air selama 10-15 menit, membran vitelinya akan mengembang terns dan panjang telur meningkat sekitar 50 % hingga telur berukuran 1,3 mm. Penetasan telur dilakukan di akuarium dengan mengangkat sarang pemijahan yang telah berisi telur. Sebuah sarang pemijahan bisa ditempati oleh sepasang induk, tetapi bisa juga ditempati beberapa ekor induk. Kapasitas akuarium sebaiknya minimal 60 liter. Untuk menjamin proses penetasan, diberi aerasi agak kuat, dan ditetesi beberapa tetes Malachytgreen atau Metilen blue untuk mencegah jamur (fungi). Telur yang terserang jamur akan tampak putih berbulu dan sebaiknya segera disifon agar tidak menulari telur yang lain. Jumlah telur dalam setiap sarang berkisar 20.000-30.000 butir. Telur tidak menetas dalam waktu yang bersamaan. Biasanya, penetasan berlangsung 2-4 hari. Setelah telur menetas, kekuatan aerator dikurangi. Adapun persentase telur yang menetas antara 80 90%. Pemeliharaan larva Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air. Pendederan Pendederan dimaksudkan untuk memelihara larva yang baru menetas dan sudah habis kuning telurnya (yolk sack) ke dalam kolam untuk memperoleh ikan yang seukuran sejari (fingerling). Pendederan biasanya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pendederan I dan pendederan II. Pendederan I dilakukan di dalam bak atau kolam yang lebih kecil, berukuran 5 m x 2 m dengan kedalaman 1 m. Kolam ini dipasangi hapa dengan ukuran mata 500 mikron (0,5 mm) yang berukuran 100 cm x 75 cm dan tinggi 60 cm. Banyaknya hapa yang dipasang tergantung benih yang akan ditebar. Kepadatan penebaran di dalam hapa pada pendederan I yaitu 30.000 ekor /m2 atau 3o ekor/liter air. Jadi, ke dalam bak tersebut dapat ditampung sebanyak 100.000-150.000 ekor larva, hasil dari 3-5 buah sarang, dengan kedalaman air 50 cm. Lama pemeliharaan di dalam pendederan I ini yaitu 2 bulan. Dengan pakan yang disuplai dari luar, akan dihasilkan benih seukuran 1-2 cm dengan tingkat hidup mencapai 20%.

Pada pendederan II, dibutuhkan kolam yang luasnya 50 m2 dengan ukuran 5 m x 10 m dan kedalaman kolam 0,7 meter. Kolam dipupuk dengan kotoran ayam sebanyak 0,5-1,5 kg /m2, tergantung dari kesuburan kolam. Lama pemeliharaan di pendederan II yaitu 4 bulan dan akan dihasilkan benih betutu berukuran 10 cm (30-50 g) dengan tingkat kehidupan bisa mencapai 100%. Pembesaran Pembesaran dimaksudkan untuk menghasilkan betutu berukuran konsumsi. Kolam yang dibutuhkan seluas 200-600 m2. Kolam diusahakan memperoleh air barn dengan konstruksi pematang kolam dari tanah dengan terlebih dahulu dipastikan tidak bocor. Idealnya, kolam betutu dengan pematang yang ditembok. Di dalam kolam ditempatkan beberapa tempat persembunyian berupa ban bekas atau dawn kelapa karena betutu menghendaki lingkungan yang agak remang-remang. Kolam dipupuk terlebih dahulu dengan kotoran ayam dengan dosis 0.5-1.5 kg/m2. Kolam diairi dengan air yang sudah lewat saringan. Selanjutnya, benih berukuran ditebarkan. Adapun kepadatan penebaran tergantung benih yang ditebarkan. Untuk benih berukuran 100 g dapat ditebarkan 20 ekor/m2, sedangkan yang berukuran 175 g dapat ditebarkan sebanyak 8 ekor/m2. Dalam tempo 5 bulan, benih yang beratnya 100 g dapat tumbuh menjadi 250 g/ekor, sedangkan yang berukuran 175 g dapat mencapai berat 400 g/ekor selama 6 bulan. Pemberian pakan Ikan gabus berpeluang untuk dibudidayakan secara serius, meskipun proses pemijahannya belum bisa dikalukan secara buatan. Hanya saja, sebagai ikan carnifora (pemakan daging) sekaligus predator, gabus harus diberi makan secara ekonomis. Cara yang paling populer adalah dengan memelihara gabus bersamaan dengan nila. Sebagimana kita ketahui, nila berpijah secara alamiah di tempat pemeliharaan. Telur nila akan dierami induknya di dalam mulut sampai menetas. Kemudian setelah menetas pun, sampai ukuran tertentu, anak nila ini akan tetap dipelihara dalam mulut sang induk. Baru kemudian setelah dirasa cukup kuat, anak-anak ikan ini akan disapih. Nila adalah ikan herbifora (pemakan lumut dan plankton). Tetapi dewasa ini, nila sudah lazim diberi pelet untuk memacu pertumbuhannya. Kalau nila dipelihara bersama dengan gabus, maka anak-anak nila inilah yang akan jadi santapan sang gabus. Sementara induk nilanya akan menjadi besar tanpa takut dimangsa gabus. Gabus, sulit untuk diberi pelet sebab anakan ikan ini dipijahkan secara alamiah di perairan lepas. Hingga sifat liarnya sulit untuk diubah menjadi perilaku ikan budidaya yang bersedia mengkonsumsi pelet. Alternatif lain pemeliharaan gabus adalah dengan menggabungkannya dalam sebuah unit peternakan ayam atau itik. Mortalitas ternak ayam itik yang ditoleransi adalah sekitar 2 sd. 5% dari populasi per bulan. Kalau yang dipelihara 1.000 ekor, maka tiap bulannya akan ada 20 sd. 50 ekor ayam atau itik mati yang harus dikubur atau dibakar. Dengan memelihara gabus, itik dan ayam mati ini akan menjadi pakan alamiah dari ikan pemakan daging tersebut. Agar kolam tetap higienis, sebelumnya bangkai ayam dan itik itu perlu dibakar sampai betul-betul matang. Setalah itu baru dimasukkan ke dalam kolam. Tujuan pembakaran, selain untuk merangsang nafsu makan gabus, juga agar bibit penyakit yang ada dalam tubuh ayam dan itik itu bisa musnah. Selain digabungkan dengan peternakan ayam dan itik, peternakan gabus ini juga bisa memanfaatkan kelinci dan marmut. Dua ternak pemakan rumput ini sangat cepat berbiak, namun masyarakat kurang menyukai dagingnya. Salah satu alternatifnya adalah beternak kelinci dan

marmut untuk konsumsi ikan gabus. Pada peternakan kelinci, lebih-lebih kelinci Rex, keuntungannya ada dua. Pertama kulit kelinci itu merupakan hasil utama. Baru kemudian dagingnya dimanfaatkan untuk pakan gabus. Dengan cara kreatif demikian, kebutuhan ikan asin gabus akan terpenuhi. Bahkan apabila volume ikan gabus makin besar, pasar segarnya pun masih cukup baik daya serapnya. Penyakit dan Obatnya Penyakit yang sering menyerang ikan betutu adalah penyakit kulit berlendir dan luka. Cara pengobatannya dengan merendam ikan ke dalam larutan air garam selama 1 2 menit. Atau kalium permanganat PK dengan konsentrasi 3-4 tetes setiap 5 liter air. Perendaman PK dilakukan selama 30 detik. Penyakit ini timbul karena kualitas air dan kelebihan pakan yang membusuk. C. REFRENSI http://www.peluangusahabisnis.com