Lampiran 1 Standard Mutu Bahan Baku dan Bahan pembantu

dokumen-dokumen yang mirip
SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

TARIF LINGKUP AKREDITASI

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat

Masa berlaku: Alamat : Jl. Gayung Kebonsari Dalam 12 A, Surabaya Oktober 2007 Telp. (031) ; Faks.

Masa berlaku: Alamat : Jl. Gayung Kebonsari Dalam 12 A, Surabaya Juni 2009 Telp. (031) ; Faks.

Air mineral SNI 3553:2015

Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beras bahan makanan yang dihasilkan oleh padi. Meskipun sebagai bahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

ADDENDUM DOKUMEN PENGADAAN

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

Lampiran 1. Syarat Mutu Tepung Terigu Sebagai Bahan Makanan

Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang

KAJIAN TEKNIS STANDAR NASIONAL INDONESIA BISKUIT SNI

kolomlg E. coli APM/g

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

~ Sisa adonan (0,05%)

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

ABSTRAK. Kata kunci: Penaeus sp, stick, limbah kulit udang PENDAHULUAN

BAB XII TUGAS KHUSUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN GARAM KONSUMSI BERIODIUM

Air minum dalam kemasan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

STANDAR NASIONAL INDONESIA SNI SNI UDC =========================================== SAUERKRAUT DALAM KEMASAN

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG


BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

TARIF PNBP / PEMERIKSAAN SAMPEL BARISTAND INDUSTRI BANJARBARU

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

APPENDIX A NERACA MASSA. Kapasitas bahan baku: 415 kg tepung terigu/hari Satuan massa : kg Satuan waktu : hari Formulasi opak wafer stick

7. LAMPIRAN. Lampiran 1. Kandungan Gizi Labu Kuning. Tabel 5. Kandungan Gizi dalam 100 g Labu Kuning. Kandungan Gizi. 0,08 mg.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PENERAPAN ALAT PENEPUNG PISANG UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Production. Factory I. Operator Proses. Operator Shovel. Truck Driver. Cleaner. Packer. Petugas Gudang

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

LAMPIRAN B1 E2 A3 E3 B3

Standart Mutu Mie Kering Menurut SNI

MATERI DAN METODE. Materi

BAB X PENGAWASAN MUTU

Air mineral alami SNI 6242:2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembuatan tahu adalah kacang kedelai (Glycine max Merr) dengan kandungan

SNI Lingkup AMDK dalam Permenperin No 78 Th I Nyoman Supriyatna Pusat Perumusan Standar

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 224/Menkes/SK/II/2007 TENTANG SPESIFIKASI TEKNIS MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI)

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 8 Semester I BAB I Prodi PT Boga BAB I MATERI

Lampiran 1. Syarat Mutu Sosis Daging Menurut SNI

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Tabel syarat mutu keripik pisang

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. terpenting, selain gandum dan padi. Jagung (Zea mays L.) adalah tanaman

SNI Standar Nasional Indonesia. Saus cabe

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

BAB V HASIL PENELITIAN. berturut turut disajikan pada Tabel 5.1.

DTT. IB. 5Nl. Standar Nasional lndonesia. snl tcs. Tepung singkong. Dewan Standardisasi Nasional - DSN

LAMPIRAN 1. PERHITUNGAN NERACA MASSA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DATA KUALITAS AIR SUMUR PERIODE APRIL TAHUN 2015

Jahe untuk bahan baku obat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/M-IND/PER/11/2005 TENTANG PENGOLAHAN,

PRODUKSI ABON IKAN PARI ( (RAYFISH): PENENTUAN KUALITAS GIZI ABON

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

Minuman sari buah SNI

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diizinkan. fermentasi sehingga menghasilkan bentuk pipih bila dipatahkan dan

Lampiran 2. Pembuatan Larutan a. Air Kansui 51,8 g natrium klorida, 2,6 g natrium karbonat, 2,6 g kalium karbonat, dan 3,9 g natrium tripolifosfat

Pengawasan mutu bahan baku dan bahan pembantu antara lain meliputi: 1. pemeriksaan keterangan pendukung (halal) 2. pemeriksaan fisik pada kondisi

Universitas Sumatera Utara

Tabel Syarat Mutu Kecap Ikan

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/231/KPTS/013/2005 TENTANG

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

Air demineral SNI 6241:2015

III. METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Transkripsi:

Lampiran 1 Standard Mutu Bahan Baku dan Bahan pembantu A. Standar Mutu Tepung Terigu (SNI 01-3751-2000) No Jenis Uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan 1.1 Bentuk 1.2 Bau 1.3 1.4 Rasa 56 Serbuk Normal (bebas dari bau asing) Normal (bebas dari bau asing) Warna Putih, khas terigu 2 Benda asing Tidak boleh ada 3 Serangga dalam semua Tidak boleh ada bentuk Stadia dan potongan-potongannya yang tampak 4 Kehalusan lolos ayakan Min 95% 212 milimikron 5 Air % b/b Maks 14,5% 6 Abu % b/b Maks 0,6% 7 Protein % b/b Min 7,0% 8 Keasaman mg KOH/100g Maks 50/100g contoh 9 Faling Number detik Min 300 10 Besi (Fe) mg/kg Min 50 11 Seng (Zn) mg/kg Min 30 12 Vitamin B 1 (Thiamin) mg/kg Min 2,5 13 Vitamin B 2 (Riboflavin) mg/kg Min 4 14 Asam folat mg/kg Min 2 15 Cemaran logam 15.1 15.2 15.3 Timbal (Pb) Raksa (Hg) Tembaga (Cu) mg/kg mg/kg mg/kg Min 1,10 Maks 0,05 Maks 10 16 Cemaran arsen mg/kg Maks 0,5 17 Cemaran mikroba 17.1 17.2 17.3 Angka Lempeng Total E. coli Kapang koloni/g APM/g koloni/g Maks 106 Maks 10 Maks 104 Sumber: Deperindag (2000)

57 B. Standar Mutu Tepung Tapioka (SNI 01-3451-1994) No Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II Mutu III 1. Kadar air % b/b maks 17 maks 17 maks 17 2. Kadar abu % b/b maks 0,6 maks 0,6 maks 0,6 3. Serat dan % b/b kotoran maks 0,6 maks 0,6 maks 0,6 4. Derajat putih kurang dari - min 9,45 min 92,0 (BaSO4=100) 92,0 5. Kekentalan 0 Engler 3-4 2,5-3 kurang dari 2,5 6. Derajat Asam - kurang dari 4ml 1N NaOH/100 g kurang dari 4ml 1N NaOH/100g kurang dari 4ml 1N NaOH/100g 7. Kadar HCN % b/b negatif negatif negatif Sumber: Dinas Standarisasi Nasional (1994) C. Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit (SNI 01-3741-2002) Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Air %b/b Max 0,5 2. Kotoran %b/b Max 0,5 3. Bilangan Iod g Iod/100 g contoh 44-58 4. Bilangan mg KOH/100 g contoh 195-205 Penyabunan 5. Bilangan Peroksida mg oks/100 g contoh Max 3,0 6. Asam Lemak Bebas %b/b Max 5,0 7. Warna Normal 8. Bau Normal Sumber: Deperindag (2002)

58 D.Persyaratan Air untuk Industri Bahan Pangan (SNI 01-3553-1996) N Parameter Satuan Persyaratan Teknik Pengujian o KEADAAN 1 Bau - Tidak berbau Visual 2 Rasa - Normal Visual 3 Warna Unit PtCo Maks 5 Spektrofotometri 4 ph - 6,5-8,5 ph meter 5 Kekeruhan NTU Maks 5 Spektrofotometri 6 Kesadahan sebagai CaCO 3 mg/l Maks 150 Titrimetri 7 Zat yang terlarut mg/l Maks 500 Gravimetri 8 Zat organik (angka KMnO 4 ) mg/l Maks 1,0 Gravimetri 9 Nitrat (NO 3 ) mg/l Maks 45 Spektro (Brusin) 10 Nitrit (NO 2 ) mg/l Maks 0,005 Spektro (NED) 11 Amonium (NH 4 ) mg/l Maks 0,15 Spektro (Nester) 12 Sulfat (SO 4 ) mg/l Maks 200 Spektrofotometri 13 Klorida (Cl) mg/l Maks 250 Argentometri 14 Fluorida (F) mg/l Maks 1 Spektrofotometri 15 Sianida (CN) mg/l Maks 0,05 Destilasi CEMARAN LOGAM 16 Besi (Fe) mg/l Maks 0,3 AAS 17 Mangan (Mn) mg/l Maks 0,005 AAS 18 Klor bebas mg/l Maks 0,1 Titrimetri 19 Timbal (Pb) mg/l Maks 0,005 AAS 20 Tembaga (Cu) mg/l Maks 0,5 AAS 21 Kadmium (Cd) mg/l Maks 0,005 AAS 22 Raksa (Hg) mg/l Maks 0,01 AAS 23 Arsen (As) mg/l Maks 0,05 AAS CEMARAN MIKRO 24 Angka Lempeng Total koloni/ml Maks 1,0x10 5 TPC 25 E. coli APM/mL < 2 MPN 26 C. perfringens koloni/ml Negatif/100 TPC ml 27 Salmonella koloni/ml Negatif/100 ml TPC Sumber: Deperindag (1996)

59 E. Standar Mutu Garam (SII 0140-1976) Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Natrium Chlorida (NaCl) % b/b Min 94,4% 2. Air % b/b Max 10% 3. Iodium sebagai KIO 3 ppm Negatif 4. Oksida besi (Fe 2 O 3 ) ppm 100 5. Kalsium dan Magnesium sebagai Ca % b/b Max 2% 6. Sulfat (SO 4 ) % b/b Max 2% 7. Bagian yang tidak larut dalam air % b/b Max 1% 8. Logam-logam berbahaya (Pb, Hg, Cu Negatif dan As) 9. Warna Putih 10. Rasa Asin 11. Bau Tidak berbau Sumber: Deperindag (1976) F. Standar Mutu Gula Pasir (SNI 01-3140-2001) Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Sukrosa %b/b Min 99,3 2. Kadar Air %b/b Max 0,1 3. Gula Pereduksi %b/b Max 0,1 4. Abu % b/b Max 0,1 5. Belerang Dioksida mg/kg Maks 20 (SO 2 ) 6. Pencemaran Lain %b/b Maks 0,005 7. Besar Butir mm 0,8-1,2 8.Cemaran logam: a. Pb b. Cu c. Arsen mg/kg mg/kg mg/kg Maks 1,0 Maks 20,0 Maks 1,0 Sumber: Deperindag (2001)

G. Standar Mutu Margarin (SNI 01-2970-1999) Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Kadar Air %b/b Max 16,0 2. Lemak %b/b Min 80 3. Derajat Asam ml N Lindi/100 g Max 0,3 4. Bilangan Peroksida mg oks/100 g lemak Max 1,0 5. Bilangan Peroksida mg oks/100 g lemak Max 8,0 setelah disimpan 1 bulan 6. Garam %b/b 2-4 7. Logam Berbahaya Negatif 8. Pengawet kecuali NaCl Negatif dan benzoat 9. Asam benzoat atau Na %b/b Max 0,2 Benzoat dihitung sebagai Asam Benzoat 10. Keadaan Tidak tengik dan tidak berjamur 11. Bau, Rasa dan Warna Normal Sumber: Deperindag (1999) 60

LAMPIRAN 2 NERACA MASSA Neraca Massa Kapasitas Produksi: 43.200 kemasan @ 62,5 gram = 2700000 gram wafer/hari = 2.700 kg wafer/hari Proses Pembuatan Opak Wafer 1. Pencampuran Bahan Bahan Baku Pencampuran Adonan Wafer Sisa Adonan Wafer Pada mixer Tabel A.1 Formulasi Wafer dan Jumlah Kebutuhan Bahan Formulasi Wafer %Bahan Kebutuhan Bahan (kg) (39,86) 26,57 907,5 13,29 454 0,10 3,4 58,59 2001,4 0,13 4,4 0,95 32,4 0,38 13 Tepung - Terigu - Tapioka Garam Air Amonium Bikarbonat Minyak goreng Lesitin Total Bahan 100 3416,1 Sumber : Pritchard dan Stevens (1973) dalam Wade (1995 a ) Perhitungan: MASUK kg KELUAR kg - Bahan Baku 3416,1 - Adonan wafer 3415,8 - Sisa Adonan 0,3416 (0,01% x 3415,8) Total 3416,1 Total 3416,1 61

2. Pencetakan dan Pemanggangan Adonan wafer Baking Opak wafer Air (62,3%) Perhitungan; MASUK kg KELUAR kg - Adonan wafer 3415,8 - Opak wafer 2104,6 - Air teruapkan 1311,2 (62,3% x 2104,6) Total 3415,8 Total 3415,8 3. Pendinginan Uap air (0,05%) Opak wafer Pendinginan Opak wafer Perhitungan: MASUK kg KELUAR kg - Opak wafer 2104,6 - Opak wafer 2103,5 - Uap air 1,0518 (0,05% x 2103,5) Total 2104,6 Total 2104,6 4. Pengolesan Cream Wafer Cream wafer Opak wafer Pengolesan Cream Opak wafer utuh Cream wafer yang menempel pada alat (0,04%) 62

Perhitungan: MASUK kg KELUAR kg - Opak wafer 2103,5 - Opak wafer utuh 2708,1 - Adonan cream 604,8 - Cream yang 0,2419 wafer menempel (1,4 x 10 (0,04% x 604,8) potong x 43.200 kemasan) Total 2708,3 Total 2708,3 5. Pemotongan Wafer patahan (0,2%) Opak wafer utuh Pemotongan Wafer potongan Wafer hancuran/remahan (0,01%) Perhitungan: MASUK kg KELUAR kg - Opak wafer utuh 6. Pengemasan 2708,1 - Wafer potongan - Wafer patahan (0,2% x 2700) - Wafer hancuran (0,1% x 2700) 2700 5,4 2,7 Total 2708,1 Total 2708,1 Wafer potong Pengemasan Wafer cream dalam kemasan 63

Perhitungan: MASUK kg KELUAR kg - Opak wafer 2700 - Wafer dalam 2700 utuh kemasan (900 sheet x 24jam x 2 oven) = 43.200 kemasan Total 2700 Total 2700 Proses Pembuatan Cream Wafer Mentega Putih (66,7%) Gula Halus (33,3%) Pencampuran Adonan cream Loss Adonan Cream (0,05%) Perhitungan: MASUK kg KELUAR kg - Mentega putih 403,6 - Adonan Wafer 604,8 66,7% x 605,1 1,4gr x 432.000 kg 201,5 potong 0,3 - Gula Halus 33,3% x 605,1 kg - Loss adonan cream 0,05% x 604,8 kg Total 605,1 Total 605,1 64

LAMPIRAN 3 KEBUTUHAN AIR UNTUK SANITASI 3.1 Sanitasi Mesin dan Peralatan Sanitasi Sasaran Jumlah larutan detergent/ bulan Mesin Peralatan Jumlah air pembilas/ bulan Kebutuhan air/bulan Mesin pencampur adonan 100 200 300 Mesin opak wafer 20 45 65 Mesin pelapis cream 29 50 79 Mesin pengemas 8 16 24 Bak pencucian 100 200 300 Timbangan 5 10 15 Gelas ukur 7 15 22 Peralatan lain 22 45 67 Total Kebutuhan Air 872 Asumsi: jumlah air pembilas adalah 2 x larutan detergent Contoh perhitungan kebutuhan air/bulan untuk mencuci mesin pencampur adonan: Diketahui jumlah larutan detergent/bulan = 100L, maka: Jumlah air pembilas = 100L x 2 = 200 L Kebutuhan air/bulan = 100L + 200L = 300L 65

66 3.2 Sanitasi Air Sasaran Jumlah larutan detergent/bulan Jumlah air pembilas/bulan Kebutuhan air/bulan Tandon 80 160 240 Total Kebutuhan Air 240 Asumsi: jumlah air pembilas adalah 2 x larutan detergent 3.3 Sanitasi Karyawan Sasaran Jumlah (orang) Frekuensi pencucian/ hari Kebutuhan air pembilas/hari Kebutuhan air pembilas/bula n Mencuci tangan 120 7 840 21.000 Total Kebutuhan Air 21.000 Asumsi: air pembilas @ 1L Contoh perhitungan kebutuhan air/bulan untuk mencuci tangan: Jumlah air pembilas/hari = 1L x 120 orang x 7 kali cuci tangan = 840 L Kebutuhan air/bulan = 840 L x 25 hari kerja = 21.000L Sasaran Jumlah larutan detergent/bulan Jumlah air pembilas/bulan Kebutuhan air/bulan Masker 112,5 225 337,5 Pakaian kerja 2.250 4.500 6.750 Celemek 720 1.440 2.160 Tutup kepala 180 360 540 Sarung tangan 120 240 360 Sepatu boot 137,5 275 412,5 Total Kebutuhan Air 10.560

67 3.4 Sanitasi Tempat Pembuangan Limbah Sasaran Jumlah larutan detergent/bulan Jumlah air pembilas/bulan Kebutuhan air/bulan Tempat sampah 125 250 375 Kontainer sampah 37,5 75 112,5 Total Kebutuhan Air 487,5 Asumsi: jumlah air pembilas adalah 2x larutan detergent 3.5 Sanitasi Ruang dan Lingkungan Sasaran Jumlah larutan detergent/bulan Jumlah air pembilas/bulan Kebutuhan air/bulan Kain pel 40 80 120 Kain lap 50 100 150 Ember 100 200 300 Wastafel 100 200 300 Toilet 400 800 1.200 Dinding ruang produksi 164,64 329,28 493,92 Lantai ruang produksi 4.968 9.936 14.904 Total Kebutuhan Air 17.467,92 Asumsi: jumlah air pembilas adalah 2x larutan detergent

Sasaran Luas Ruangan (m 2 ) Frekuensi Pembersihan Kebutuhan air/bulan - Lantai kantor 416 2 x tiap hari 4.160 - Lantai gudang 1005 2 x tiap hari 10.050 - Lantai kamar mandi 74 2 x tiap hari 740 - Lantai ruang 28,8 2 x tiap hari 288 laboratorium - Lantai ruang satpam, ruang ganti mushola dan teras 109 2 x tiap hari 1.090 Total Kebutuhan Air 16.328 Asumsi: untuk membersihkan ruangan setiap 100 m 2 membutuhkan 20L air Contoh perhitungan kebutuhan air/bulan untuk lantai kantor: Kebutuhan air/bulan = 416 m 2 x 20L/100m 2 x 2 kali/hari x 25 hari = 4160 L 68 3.6 Persediaan Air Sasaran Kebutuhan air/ Kebutuhan air/ hari bulan Persediaan air untuk toilet 1.200 30.000 (Asumsi 120 orang/hari @ 10 L) Air Wudhu 840 21.000 (Asumsi 120 orang/hari @ 7 L) Total Kebutuhan Air 51.000 Contoh perhitungan air untuk persediaan air toilet: Kebutuhan air/hari = 120 orang x 10L = 1.200L

69 Kebutuhan air/bulan = 1.200L x 25 hari kerja = 30.000L Contoh perhitungan air untuk wudhu: Kebutuhan air/hari = 120 orang x 7L = 840L Kebutuhan air/bulan = 840L x 25 hari kerja = 21.000L