PRODUKTIVITAS CAISIM (Brassica juncea, L.) AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN FREKUENSI PENANAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH DOSIS PUPUK ANORGANIK NPK MUTIARA DAN CARA APLIKASI PEMUPUKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

STUDY TENTANG TIGA VARIETAS TERUNG DENGAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

PENGARUH MACAM AUKSIN PADA PEMBIBITAN BEBERAPA VARIETAS TANAMAN JATI (Tectona grandis, L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG AYAM DAN PUPUK N (ZA) TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

PENGARUH BOKASHI SEKAM PADI TERHADAP HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays, L Sacharata) PADA TANAH ULTISOL

PENGARUH MACAM MULSA DAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa, L.) VAR. NEW GRAND RAPID

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

Peran Media Tanam dan Dosis Pupuk Urea, SP36, KCl Terhadap Pertumbuhan Tanaman Bawang Daun (Allium fistulosum L.) dalam Polybag. Oleh: Susantidiana

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

Volume 11 Nomor 2 September 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PUPUK ORGANIK CAIR (POC) LIMBAH TERNAK DAN LIMBAH RUMAH TANGGA PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans Poir) Oleh : Sayani dan Hasmari Noer *)

PENGARUH DOSIS PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans. Poir)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) DENGAN PEMBERIAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL) DAN PUPUK KANDANG AYAM

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

RESPOMS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SAAWI (Brassica Juncea. L) TERHADAP INTERVAL PENYIRAMAN DAN KONSENTRASILARUTAN PUPUK NPK SECARA HIDROPONIK

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

PENAMPILAN FENOTIPE BAYAM MERAH AKIBAT DARI PEMBERIAN PUPUK UREA DAN URINE SAPI

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PEMANFAATAN URINE KELINCI UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN. DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L) VARIETAS TOSAKAN.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

ISSN X Jurnal AGROTEK Vol 5, No 6 April 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PUPUK SP 36 DAN DOSIS PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L) VARIETAS GAJAH

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. Tingkat konsumsi sayuran rakyat Indonesia saat ini masih rendah, hanya 35

KARYA ILMIAH TENTANG PENGARUH WAKTU PEMBERIAN PUPUK KANDANG PADA BUDIDAYA CAISIN (Brassica juncea L.) SECARA ORGANIK. Oleh : Ika Kartika Wati

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

EFEKTIFITAS PUPUK ORGANIK AIR CUCIAN BERAS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica juncea L) Rahman Hairuddin

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

PENGARUH KOMPOS JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica alboglabra, L.) PADA TANAH PODSOLIK MERAH KUNING

PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN GROWMORE PADA PERTUMBUHAN TANAMAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH DENGAN PENGOLAHAN TANAH YANG BERBEDA DAN PEMBERIAN PUPUK NPK

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

HASIL DAN PEMBAHASAN. Bio-slurry dan tahap aplikasi Bio-slurry pada tanaman Caisim. Pada tahap

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PEMBERIAN POC MARTOB DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI LADANG (Nasturtium montanum Wall.)

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

PENGARUH JENIS DAN DOSIS PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KROKOT LANDA (Talinum triangulare Willd.)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum) merupakan komoditas sayuran yang memiliki nilai

Jurnal Cendekia Vol 13 No 2 Mei 2015 ISSN RESPON MACAM VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS PUPUK PETROGANIK

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

Pengaruh Kombinasi Pupuk Kandang Sapi dan Abu Sabut Kelapa sebagai Pupuk Utama dalam Budidaya Tanaman Brokoli (Brassica oleracia L.

RESPON PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.) TERHADAP PEMBERIAN PUPUK ORGANIK. Marlita. H. Makaruku ABSTRAK ABSTRACT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

HASIL DAN PEMBAHASAN

Vol 2 No. 1 Januari - Maret 2013 ISSN :

PENGARUH PUPUK GANDASIL B DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

BAHAN METODE PENELITIAN

Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Dengan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Dan Pupuk Fosfat

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di dalam setiap media tanam. Pertumbuhan tinggi caisim dengan sistem

Pemakaian Pupuk Organik Cair Sebagai Dekomposer dan Sumber Hara Tanaman Padi (Oriza sativa L.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMANFAATAN PUPUK KANDANG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG PADA KONDISI KEKURANGAN AIR

PENGARUH PUPUK DAUN GREEN-TAMA DAN ZPT ATONIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) VARIETAS BERLIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN TOMAT

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG SAPI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KOL BUNGA (Brassica oleraceae var botrytis L)

NISBAH BERAT DAUN DAN LUAS DAUN SPESIFIK TANAMAN SAWI AKIBAT PEMBERIAN PUPUK ORGANIK DI TANAH GAMBUT KOTA PALANGKA RAYA DJOKO EKO HADI SUSILO

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

PENGARUH PUPUK NPK DGW COMPACTION DAN PUPUK KANDANG SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH BESAR (Capsicum annuum L.

PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM BERPENGARUH KEPADA PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KEDELAI ( Glycine max L. )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH DOSIS DAN LAMA PEMBENAMAN PUPUK HIJAU OROK-OROK (Crotalaria juncea L.) PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KEDELAI (Glycine max L.

Jurnal Cendekia Vol 12 No 2 Mei 2014 ISSN

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR DAN PUPUK KANDANG AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.)

Pengaruh Konsentrasi dan Waktu Penyemprotan Pupuk Organik Cair Super ACI terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) AKIBAT PERBEDAAN JARAK TANAM DAN JUMLAH BENIH PER LUBANG TANAM

PENGARUH KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil

PENGARUH PENGGUNAAN MIKRO ORGANISME LOKAL LIMBAH RUMAH TANGGA DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata L)

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

APLIKASI PUPUK ORGANIK KOTORAN AYAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL CAISIM (BRASSICA JUNCEA L.) DI KECAMATAN TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

PENGARUH DOSIS PUPUK NPK DAN APLIKASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT CABAI KERITING ( Capsicum annuum L.)

Transkripsi:

ISSN XX-XX VIGOR - JURNAL ILMU PERTANIAN TROPIKA DAN SUBTROPIKA PRODUKTIVITAS CAISIM (Brassica juncea, L.) AKIBAT PENGOLAHAN TANAH DAN FREKUENSI PENANAMAN Budi Sambodo 1), Gembong Haryono 2), Yulia Eko Susilowati 3) Abstract Research on productivity caisim (Brassica juncea, L.) due to cultivation soil and frequency of planting, conducted from May to August 2015 in the village of Lebak District Grabag, Magelang. Altitude of 500 meters with Latosol soil type and soil ph 6. The research was conducted in a factorial experiment ( 3 x 3 )arranged in a complete randomized block design with three replications. The first factor is tillage frequency: once, twice and three times. The second factor is the frequency of replanting: the first,second, and third planting. The result showes that tillage do not influence crop yields. Frequencies of replanting increase the number of leaves and fresh weight of consumption per plot. Tillage frequency on planting frequency responded similarly to the parameters. Keywords: Caisim, Soil Processing, Cultivation 1. PENDAHULUAN Tanaman caisim (Brassica juncea, L.) sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Konsumsi sayuran caisim akhir-akhir ini menunjukkan peningkatan, sesuai dengan pertumbuhan penduduk, meningkatnya daya beli, mudahnya sayuran ini ditemukan di pasar, serta untuk memenuhi kebutuhan gizi. Caisim mengandung beragam zat gizi, dalam setiap 100 g basah terdapat 2.3 g protein, 0.3 g lemak, 4.0 g karbohidrat, 220.0 mg Ca, 38.0 mg P, 2.9 mg Fe, 1.940 mg vitamin A, 0.09 mg vitamin B, 102 mg vitamin C. Caisim sebagai sayuran yang berserat dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan, memperbaiki fungsi kerja ginjal dan pembersih darah, sehingga caisim banyak digemari oleh masyarakat Indonesia (Haryanto, dkk., 2007). Pengolahan tanah bertujuan untuk memperoleh tanah yang gembur untuk penetrasi akar, sehingga pertumbuhan akar menjadi lebih leluasa, memperbaiki drainase dan aerasi tanah, menghancurkan dan membunuh gulma, mengendalikan hama yang berada dalam tanah, meningkatkan aktifitas jasad renik dalam tanah yang akan membantu penyimpanan dan peningkatan ketersediaan hara bagi tanaman, meningkatkan bahan organik dalam tanah dengan mencampur atau membenamkan sisasisa tanaman. Dengan terciptanya kondisi tanah yang baik dan ideal untuk pertumbuhan tanaman, baik dalam penyerapan air dan hara (Rukmana, 1997). Menurut Ghildyal (1984), pengolahan tanah merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai hasil yang optimal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pengolahan tanah harus diupayakan tanpa menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan maupun menurunkan kualitas sumber daya lahan dan sebaiknya diarahkan untuk perbaikan fisik tanah (stabilitas agregat, struktur, dan porositas tanah karena kerapatan massa tanah menjadi berkurang), kimia tanah (unsur hara dalam kondisi tersedia) dan biologi tanah (meningkatkan aktivitas mikroba tanah dan menghambat pertumbuhan gulma). Lahan yang selalu diusahakan secara intensif sepanjang musim akan mengalami penurunan kadar pupuk organik dan unsur hara bagi tanaman terutama N, P dan K (Anonim, 2001). Penurunan bahan-bahan tersebut akan lebih cepat apa bila penanaman yang dilakukan dengan menanam satu jenis tanaman yang sama pada setiap musimnya, maka perlu dilakukan pemupukan organik. Sifat pupuk organik yang slow release atau pupuk lepas terkendali dan tidak habis untuk satu kali musim tanam, akan memberi efek yang berkelanjutan pada tanah dan tanaman, baik dalam penyediaan unsur hara, perbaikan 1

VIGOR - JURNAL ILMU PERTANIAN TROPIKADAN SUBTROPIKA ISSN XX-XX sifat-sifat tanahnya dan memiliki efek yang lebih lama bagi tanaman, dibandingkan dengan pupuk anorganik atau dapat dikatakan bahwa unsur hara yang terkandung dalam pupuk organik tidak langsung habis (Kresnatita, dkk., 2013). Namun demikian penggunaan pupuk organik belum bisa digunakan secara maksimal oleh tanaman. Sifat pupuk organik yang slow release perlu diuji dengan penanaman caisim secara berulang-ulang atau dengan kata lain setelah caisim dipanen kemudian ditanami caisim lagi sampai tiga kali musim tanam. Diduga pengolahan tanah tiga kali dengan tiga kali masa tanam akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brassica juncea, L.) yang paling baik. 2. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di lapang. Penelitian faktorial yang disusun rancangan acak kelompok lengkap (RAKL) dan menggunakan tiga ulangan. Data hasil pengamatan dianalisis dengan sidik ragam. Uji lanjut menggunakan BNT dengan taraf 1 % atau 5 %. Penelitian dilakukan mulai bulan Februari 2015 sampai bulan Juli 2015. Bertempat di Dusun Pandak, Desa Lebak, Kabupaten Magelang. Ketinggian tempat 500 m dpl, jenis tanah latosol dengan ph 6. Alat yang digunakan yaitu : cangkul, gembor, ember, sabit, sprayer, meteran, timbangan, patok bambu, tali rafia dan soil tester. Bahan yang digunakan yaitu : benih caisim varitas tosakan, pupuk kandang sapi, tanah, Urea, Furadan 3G dan Topsin M 70 WP. Parameter yang diamati adalah panjang akar (cm), panjang batang (cm), jumlah daun (helai), panjang daun terpanjang (cm), berat segar konsumsi per tanaman (g). berat segar konsumsi per petak (g). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Sidik ragam seluruh parameter pengamatan Perlakuan Parameter Panjang batang (cm) Panjang akar (cm) Berat segar konsums i per tanaman (g) Panjang daun terpanja ng (cm) Berat segar konsums i per petak (cm) Pengolah an Tanah Frekuensi Penanam an Keterangan : ** : Berbeda sangat nyata * : Berbeda nyata ns : Tidak beda nyata Pengolah an Tanah X Frekuensi Penanam an 0,27 ns 3,09 ns 1,29 ns 0,14 ns 0,91 ns 1,50 ns 4,04 ns 1,35 ns 0,71 ns 2,44 ns 3,90 ns 0,97 ns 2,28 ns 39,52 ** 2,10 ns a. Pengolahan tanah Hasil analisis menunjukkan bahwa pengolahan tanah sekali, dua kali dan tiga kali tidak memberikan pengaruh terhadap semua parameter. Hal tersebut disebabkan karena tanaman caisim ditanam pada musim 2

ISSN XX-XX VIGOR - JURNAL ILMU PERTANIAN TROPIKA DAN SUBTROPIKA yang sesuai. Pengolahan tanah yang dilakukan berpengaruh terhadap keadaan tanah untuk budidaya sehingga umur panen menjadi singkat. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dengan pengolahan tanah maka tanah menjadi lebih remah sehingga pertumbuhan benih dan akar tanaman akan tumbuh dengan cepat, daya resap air oleh tanah juga semakin meningkat, pertukaran air dan udara di dalam tanah juga semakin baik dan memperkecil hambatan terhadap akar untuk menembus tanah lebih dalam sehingga banyak unsur hara yang bisa diserap oleh akar tanaman yang merupakan keadaan fisik tanah. Hal ini sejalan dengan pendapat Cahyono (2006), bahwa dengan pengolahan tanah yang baik dan optimal akan mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan pengolahan tanah yang baik maka akan tercipta sifat fisik tanah yang baik karena dengan sifat fisik tanah yang baik dapat menjamin pertumbuhan tanaman dan produksinya tinggi, karena pertumbuhan dan perkembangan akar akan menjadi lebih baik sehingga penyerapan zat-zat makanan di dalam tanah akan menjadi optimal. Kesuburan tanah yang cukup tinggi karena sebelum penelitian ini lahan tersebut digunakan untuk budidaya padi yang dikelola dengan baik juga menjadi faktor yang mempengaruhi hasil caisim. Pemupukan dasar berupa pupuk kandang sapi yang memiliki sifat slow release atau melepas unsur hara secara perlahan, sehingga kebutuhan unsur hara tanaman selama pertumbuhan tercukupi. Hal tersebut dapat dilihat pada pertumbuhan tanaman yang optimal dan tidak berbeda. Kandungan pupuk organik yang lengkap dan pupuk yang digunakan sudah dalam keadaan matang sehingga kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan caisim terpenuhi secara optimal. Pertumbuahan caisim menjadi menjadi tidak berbeda walaupun diolah sekali, dua kali ataupun tiga kali karena pengaruh penambahan pupuk organik memiliki beberapa keunggulan di antaranya mengandung unsur hara yang lengkap baik makro ataupun mikro, pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik dan biologi tanah (Primantoro, 1999). Faktor lain yang menyebabkan hasil penelitian tidak berbeda nyata adalah pemberian pupuk susulan dengan pupuk anorganik berupa (urea) dengan dosis 0,6 g /tanaman, yaitu pada saat tanaman berumur 10 hari. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan menjadi sangat optimal sehingga tanaman caisim dipanen pada umur 21 hari, lebih cepat dari deskripsinya. Dengan penambahan unsur nitrogen yang tinggi akan meningkatkan fase pertumbuhan vegetatif tanaman. Unsur nitrogen dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman (Lingga, 1986). Menurut Sutejo (1992), nitrogen sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan bagian tanaman seperti akar, batang dan daun. b. Frekuensi penanaman Hasil analisis menunjukkan bahwa penanaman yang berulang tidak memberikan pengaruh terhadap panjang batang, panjang akar, berat segar konsumsi pertanaman dan panjang daun terpanjang. Keempat parameter tersebut tanaman memberikan respon yang sama. Tanah yang digunakan adalah tanah latosol dengan kandungan nitrogen yang tinggi, sehinga kesuburannya juga tinggi (Sarief, 1989). Jadi kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan akar, batang, dan daun terpenuhi dengan baik. Hal lain yang membuat kesuburan tanah menjadi tinggi karena sebelum penelitian ini dilakukan lahan tersebut digunakan untuk budidaya padi yang dikelola dengan sangat baik. Penambahan pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi yang memiliki sifat slow release atau melepas unsur hara secara perlahan, maka kebutuhan tanaman akan unsur hara selama pertumbuhan tercukupi dengan baik. Dengan penambahan pupuk kandang sapi yang sudah dalam kondisi terdekomposisi dengan sempurna sehingga unsur hara dalam keadaan tersedia bagi tanaman caisim dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan, dan menyebabkan hasil fotosintesis menjadi optimal. Penambahan pupuk organik akan menambah unsur hara makro ataupun mikro, memperbaiki sifat 3

VIGOR - JURNAL ILMU PERTANIAN TROPIKADAN SUBTROPIKA ISSN XX-XX fisik, kimia dan biologi tanah (Primantoro, 1999). Kandungan unsur hara tanah yang tinggi dengan adanya pemupukan terutama nitrogen, yang berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman (Lingga, 1986). Dengan kandungan nitrogen yang tinggi yaitu pada urea sebesar 46% dan pupuk kandang sapi 0,4% mengakibatkan laju fotosintesis tinggi, yang digunakan untuk pembentukan batang, akar dan daun mengakibatkan pertumbuhan caisim menjadi optimal, sehingga respon keempat parameter tersebut sama. Hal ini menyebabkan frekuensi penanaman direspon sama oleh panjang batang, panjang akar, berat segar konsumsi pertanaman dan panjang daun terpanjang. Hasil sidik ragam menunjukkan pengaruh yang sangat nyata pada frekuensi penanaman. Hasil uji LSD 1% terhadap jumlah daun caisim dapat dilihat pada Tabel 2, sebagai berikut : Tabel 2. Jumlah daun pada frekuensi penanaman (helai) Frekuensi Penanaman Rata Rata P 1 (Penanaman pertama) 8,69 a P 2 (Penanaman kedua) 8,17 ab P3 (Penanaman ketiga) 7,50 b Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan pada uji LSD 1% = 0,75 Hal ini dimungkinkan karena pembentukan daun dipengaruhi oleh unsur nitrogen yang terdapat dalam pupuk organik dan pupuk urea. Dengan pemberian unsur nitrogen yang tinggi akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman. Menurut Lingga (1986), nitrogen berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman terutama daun. Kesuburan tanah yang cukup tinggi, dengan pemupukan dasar berupa pupuk kandang sapi yang memiliki sifat slow release atau melepas unsur hara secara perlahan. Kandungan nitrogen dalam pupuk yang tinggi yaitu pada urea sebesar 46% dan pada pupuk kandang sapi 0,4%, mengakibatkan pertumbuhan caisim pada penanaman pertama dan kedua menunjukkan hasil paling tinggi. Pupuk organik memiliki beberapa keunggulan di antaranya mengandung unsur hara yang lengkap baik makro ataupun mikro, pupuk organik dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Primantoro, 1999). Keunggulan yang dimiliki oleh pupuk organik maka akan mengakibatkan pertumbuhan caisim pada penanaman pertama dan kedua menjadi optimal. Dengan tersedianya unsur hara dalam tanah mengakibatkan laju fotosintesis meningkat sehingga fotosintat yang dihasilkan akan tinggi maka pertumbuhan caisim akan optimal. Pada penanaman ke tiga jumlah daun rendah apbila dibandingkan dengan penanaman yang pertama dan kedua. Hal ini disebabkan karena kandungan hara dalam tanah sudah berkurang, sehingga hasil caisim menjadi menurun. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tohir (1983), tanah yang selalu ditanamai satu jenis tanaman secara terus-menerus, maka penyerapan hara akan sama baik makro ataupun mikro. Pada akhirnya akan menurunkan kesuburan tanah dan menurunkan produksi tanaman. Hasil sidik ragam terhadap berat segar konsumsi perpetak menunjukkan pengaruh sangat nyata pada frekuensi penanaman. Uji LSD 1% terhadap berat segar konsumsi per petak dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut : Tabel 3. Berat segar konsumsi per petak pada frekuensi penanaman (g) Frekuensi Penanaman P 1 (Penanaman pertama) P 2 (Penanaman kedua) P3 (Penanaman ketiga) Rata Rata 2,56 a 2,32 a 1,78 b Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata berdasarkan pada uji LSD 1% = 0,26 Pada penanaman pertama dan kedua merupakan hasil yang paling tinggi dan hasil yang paling rendah adalah pada penanaman 4

ISSN XX-XX VIGOR - JURNAL ILMU PERTANIAN TROPIKA DAN SUBTROPIKA ke tiga. Hal tersebut disebabkan kesuburan tanah yang cukup tinggi, pemberian pupuk dasar berupa pupuk kandang sapi, yang mempunyai kandungan nitrogen sebesar 0,4% yang memiliki sifat slow release. Dengan tercukupi unsur hara dapat memenuhi kebutuhan tanaman selama pertumbuhan sehingga pertumbuhan tanaman optimal terutama berat segar perpetak. Berat segar konsumsi mencerminkan kandungan air protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral yang mampu diserap oleh tanaman di dalam batang dan daun. Menurut Lakitan (1994), air merupakan salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan daun. Ketersediaan air yang cukup akan meningkatkan pembentukan daun. Berat segar tanaman caisim sangat dipengaruhi oleh jumlah air dan unsur hara yang mampu di absorbsi oleh akar tanaman. Air dan unsur hara digunakan untuk proses fotosintesis yang hasilnya didistribusikan ke seluruh bagian tanaman termasuk pada daun (Dwidjoseputro, 1983). Tumbuhan membutuhkan air untuk mempertahankan turgor dalam setiap sel, sehingga seluruh tubuh tanaman tidak lemah untuk melangsungkan fotosintesis (Rismunandar, 2003). Adanya penambahan pupuk organik dalam tanah menyebabkan daya ikat air akan meningkat, sehingga dapat diserap oleh tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal ini adalah untuk proses fotosintesis sehingga hasil fotosintat menjadi tinggi. Perbedaan yang terjadi pada berat segar konsumsi per petak, dipengaruhi oleh hasil jumlah daun, karena jumlah pada penanaman pertama maupun kedua menunjukkan hasil tertinggi, yang menunjukkan perbedaan sangat nyata. Jadi semakin bertambah jumlah daun dari tanaman caisim maka berat segar konsumsi akan ikut meningkat. Dengan demikian jumlah daun tersebut meningkatkan berat segar konsumsi per petak. c. Interaksi Antara Pengolahan Tanah Dan Frekuensi Penanaman Hasil analisis menunjukkan bahwa interaksi antara pengolahan tanah dan frekuensi penanaman tidak memberikan pengaruh terhadap semua parameter, sehingga hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis yaitu pengolahan tanah tiga kali dengan tiga kali masa tanam akan diperoleh pertumbuhan dan hasil tanaman caisim (Brassica juncea, L.) yang paling baik. Hal ini dimungkinkan karena pengolahan tanah dan frekuensi penanaman direspon sama. 4. SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: * Pengolahan tanah tidak meningkatkan hasil tanaman caisim (Brassica juncea, L.) * Frekuensi penanaman meningkatkan jumlah daun dan berat segar konsumsi per petak. * Kombinasi antara pengolahan tanah dan frekuensi penanaman direspon sama pada hasil caisim (Brassica juncea, L.) 5. REFERENSI Anonim. 2001. Pengelolaan Tanaman Terpadu : Pendekatan Inovatif Sistem Produksi Padi. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 23 (2) : 3 5. Badan Litbang Pertanian. Cahyono, B. 2006. Timun. Aneka Ilmu. Semarang. 134 h. Dwidjoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 200 h. Ghildyal B. P. 1984. Rethinking Soil Physics Research. J. Indian Soc. Soil. Sci 32:556 574. Haryanto, E., T. Suhartini, E. Rahayu, dan H. Sunarjono. 2007. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. 131 h Kresnatita, S., Koesriharti, dan M. Santoso. 2013. Pengaruh Rabuk Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Program Magister Ilmu Tanaman, Program Pascasarjana, Universitas Brawijaya 5

VIGOR - JURNAL ILMU PERTANIAN TROPIKADAN SUBTROPIKA ISSN XX-XX 2 Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya Indonesian Green Technology Journal.Vol. 2 No. 1. http://igtj.ub.ac.id/index.php/igtj/arti cle/view/10 8. Diunduh 25 Februari 2015, jam 11:54 wib. Lakitan, B. 1994. Dasar-dasar Klimatologi. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 193 h. Prihmantoro, Heru. 1999. Memupuk Tanaman Sayuran. Penebar Swadaya. Jakarta. Rismunandar. 2003. Pengetahuan Dasar Tentang Perabukan. Sinar Baru. Bandung. 154 h. Rukmana, R. 1997. Ubi Kayu, Budidaya dan Pascapanen. Kanisius. Yogyakarta. 85 h. Sarief. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Lahan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. 123 h. Sutejo, M, M. 1992. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta. 177 h. Tohir, Kaslan. 1983. Seuntai Pengetahuan Tentang Usaha Tani Indonesia. Bina Aksara. Jakarta. 182 h. 6