BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (2000) p Budyanto, Dasar Teologis Kebersamaan dalam Masyarakat yang Beranekaragam Gema Duta Wacana, Vol.

BAB I PENDAHULUAN. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika secara de facto mencerminkan multi budaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

BAB I PENDAHULUAN. sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian Indonesia.

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Pada dasarnya keragaman budaya baik dari segi etnis, agama,

BAB I PENDAHULUAN. Di setiap tempat di Indonesia memiliki ciri khas dan keunikannya masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. Keragaman masyarakat di Indonesia merupakan fenomena unik yang

BAB IV ANALISIS TENTANG TOLERANSI MASYARAKAT ISLAM TERHADAP KEBERADAAN GEREJA PANTEKOSTA DI DESA TELAGABIRU

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

Pemahaman Multikulturalisme untuk Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki perbedaan. Tak ada dua individu yang memiliki kesamaan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai sebuah negara yang masyarakatnya majemuk, Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. satu negara multikultural terbesar di dunia. Menurut (Mudzhar 2010:34)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

UKDW. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1. PERMASALAHAN Latar Belakang Permasalahan

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya beragam (plural). Suatu

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. sakral, sebuah pernikahan dapat menghalalkan hubungan antara pria dan wanita.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang Permasalahan. Gereja Kristen Protestan di Bali, yang dalam penulisan ini selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. Maluku Utara merupakan sebuah Provinsi yang tergolong baru. Ini adalah

A. PERMASALAHAN DAN ALASAN PEMILIHAN JUDUL

BAB 1 PENDAHULUAN. Hidup Menggereja Kontekstual, (Yogyakarta : 2001), p. 28.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Republik Indonesia (NRI) memiliki wilayah yang sangat luas

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB 1. Pendahuluan. kepada manusia lainnya. Karena itu, manusia disebut sebagai makhluk sosial. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. luas dan sekaligus merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 PERMASALAHAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

UKDW. Bab I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Permasalahan.

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi antar satu dengan yang lain. Dengan bahasa, orang dapat melakukan

I. PENDAHULUAN. aspirasi dan memilih pemimpin dengan diadakannya pemilihan umum.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan agama menjadi penting dalam suatu kehidupan bernegara karena agama

BAB I PENDAHULUAN. 1 Dr. Harun, Iman Kristen (Jakarta: PT.BPK Gunung Mulia), 2001, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 1999, hlm 30

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. lain, mulai dari lingkungan lokal (keluarga) sampai ke lingkungan sosial luar (masyarakat).

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman adat istiadat dalam pelaksanaan perkawinan. Di negara. serta dibudayakan dalam pelaksanaan perkawinan maupun upacara

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini globalisasi sedang terjadi di berbagai bidang, hal ini sudah pasti

BAB 1 Pendahuluan. 1 NN, Badan Geologi Pastikan Penyebab Gempa di Yogyakarta, ANTARA News,

BAB I PENDAHULUAN. ras, suku, agama dan yang lainnya. Keberagaman ini merupakan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. umum dikenal dengan masyarakat yang multikultural. Ini merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

Oleh: RIAN PUTERI SAYEKTI WIBOWO A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah jawaban atas beberapa problematika kemajemukan. Proses pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Keragaman memang indah dan menjadi kekayaan bangsa yang. dari pada modal bangsa Indonesia (Hanifah, 2010:2).

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN UKDW. E.P. Ginting, Religi Karo: Membaca Religi Karo dengan Mata yang Baru (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Obor Indonesia, 1999, p Jane Cary Peck, Wanita dan Keluarga Kepenuhan Jati Diri dalam Perkawinan dan Keluarga, Yogyakarta:

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dari, oleh dan untuk rakyat, gagasan ini bisa menyingkirkan kekuasaan absolute

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sejak tahun 1920, dunia mengalami economic boom, yakni sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan

11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik Sekolah Menengah Pertama (SMP) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan

Negara. Dengan belajar yang rajin dan tekun, merupakan contoh perwujudan rasa bangga sebagai bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia memiliki suku, adat istiadat, bahasa, agama, ras, seni dan

BAB IV KESIMPULAN. dipenuhi dengan budaya-budaya yang beragam di mana mengakui keberagaman,

BAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Negara Indonesia terdiri dari berbagai macam budaya, agama, adat istiadat, bahasa, dan sukusuku bangsa yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Hal ini menunjukkan bahwa negara Indonesia kaya akan keberbagai macaman. Misalnya, bahasa antara suku bangsa yang satu dengan yang lain berbeda. Hampir terdapat ribuan bahasa yang tersebar di berbagai suku bangsa. Sebagai contoh, bahasa Jawa yang berkembang di provinsi Jawa Tengah, berbeda dengan bahasa Jawa yang berkembang di provinsi Jawa Barat. Keberbagai macaman agama yang ada di Indonesia, juga mewarnai keaneka ragaman yang dimiliki negara ini. Selain agama-agama besar, terdapat pula agama-agama suku yang terdapat di suku-suku pedalaman Indonesia dan aliranaliran kepercayaan. Keberbagai macaman yang dimiliki negara Indonesia, mendatangkan sisi positif yang menguntungkan negara Indonesia. Maka dari itu, muncullah Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi semboyan bangsa Indonesia dalam menghargai keberbagai macaman. Namun di sisi lain, keberbagai macaman yang dimiliki negara Indonesia, juga dapat mendatangkan sisi negatif yang dapat merugikan keutuhan bangsa Indonesia. Salah satu contoh sisi negatif tersebut adalah munculnya bahaya perpecahan karena adanya perbedaan. Bahaya tersebut muncul karena adanya sebuah klaim yang membenarkan dirinya sendiri. Kenyataanya, bahaya perpecahan tersebut ada di tengah-tengah masyarakat Indonesia sejak dulu hingga kini. Sebagai contoh, pada era tahun 70-an, gerakan sekelompok Muslim yang menamakan dirinya DI/TII, ingin mendirikan dan menegakkan syariat Islam secara mutlak di negara kesatuan Republik Indonesia, yang sama sekali tidak berlandaskan agama apapun. Contoh lain, kasus yang terjadi di Maluku, antara penganut agama Kristen dan agama Islam. Kedua penganut agama tersebut sama-sama mengklaim bahwa agamanya-lah yang paling benar dan yang paling tua berada di Maluku. Perbedaan dan pengklaiman diri sendiri itu, berujung pada peristiwa yang terjadi pada tahun 1999 di Maluku, dengan memunculkan perpecahan pada diri masing-masing penganut agama Kristen dan Islam. 1 Perpecahan tersebut berdampak terjadinya konflik yang baru berakhir pada era tahun 2002. Jadi, sejak tahun 1999 hingga tahun 2002 telah menelan banyak korban jiwa dalam konflik Maluku. 1 Mohammad Shoelhi, Laskar Jihad Kambing Hitam Konflik Maluku, (Jakarta: Pustaka Zaman2002), p.1-6

2 Dua contoh tersebut, memperlihatkan bahwa sisi negatif dari keberbagai macaman yang ada di negara Indonesia membawa dampak yang cukup besar, salah satunya adalah korban jiwa. Oleh karena itu, perlu adanya kebutuhan untuk memperkecil bahaya perpecahan, dalam mewujudkan kebersamaan. Dengan begitu, maka bahaya adanya perpecahan akan meniadakan sisi negatif dari keberbagai macaman yang dimiliki negara Indonesia, termasuk keberbagai macaman agama. Peristiwa bom Bali dan konflik Maluku, misalnya, tidak akan muncul lagi di negara ini, ketika bahaya perpecahan yang dimiliki masing-masing penganut agama dapat dikendalikan dan diperkecil. Selain itu, dampak yang muncul atas bahaya perpecahan dan sisi negatif dari keberbagai macaman, adanya kelompok masyarakat yang tergolong sebagai orang-orang tertindas dan menderita. Hal itu disebabkan, kelompok masyarakat yang tergolong sebagai orang-orang tertindas dan menderita merupakan imbas dari sekelompok masyarakat yang ingin menang sendiri, dan bersifat eksklusif terhadap yang lain. Misalnya, kasus Maluku, imbas dari perpecahan antara kelompok Islam dan Kristen, memunculkan kelompok masyarakat yang menderita karena rumahnya hancur atau menjadi korban perpecahan tersebut. Contoh dampak dari keberbagai macaman, adanya kelompok sosial di tengah-tengah masyarakat. Sehingga memunculkan kelompok orang yang menderita dan sengsara, karena kehidupan mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Usaha untuk memperkecil dampak tersebut, dapat diusahakan oleh lembaga-lembaga yang ada di negara ini, seperti lembaga sosial, lembaga keagamaan, dan juga lembaga pendidikan. Lembaga sosial melalui elemen-elemennya, dapat mengusahakan kesetaraan hak yang dimiliki manusia (HAM). Lembaga keagamaan melalui elemen-elemennya, dapat memberikan pengetahuan yang cukup kepada penganut agama untuk dapat menerima keberbagai macaman agama. Lembaga pendidikan melalui elemen-elemennya dapat menanamkan pengetahuan mengenai keberbagai macamannya dalam lingkungan pendidikan. I.2. PERMASALAHAN Pendidikan yang ada di Indonesia, terjadi dalam lingkup ruang pendidikan, yaitu keluarga, masyarakat, dan sekolah. Ketiga ruang lingkup pendidikan tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Maka dari itu, pendidikan mengenai keberbagai macaman dapat dimulai pada aras bawah (pada usia dini). Karena pada usia dini, seorang anak sedang membentuk kepribadiannya, maka ruang lingkup pendidikan keluarga, masyarakat dan sekolah sangat mendukung pembentukan pribadi anak tersebut. Pada masa itu, pemahaman bahaya perpecahan pada diri anak dapat mulai dikontrol sejak ia membentuk pribadinya.

3 Ruang lingkup sekolah turut berperan dalam pembentukan pribadi anak dan mengkontrol pemahaman bahaya perpecahan pada diri anak, melalui wawasan plural yang ditanamkan pada diri anak di sekolah. Pelangi Indonesia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di kota Yogyakarta, sadar untuk menyelenggarakan pendidikan elementer (pra sekolah), yang sedikit banyak dijiwai semangat menanamkan nilai-nilai kebersamaan yang kaitannya dengan agama. Hal itu tertuang dalam salah satu filosofi Pelangi Indonesia yang menyebutkan bahwa pendidikan yang ada di Pelangi Indonesia mendorong tumbuhnya penghargaan dan penghormatan atas keberagaman budaya, suku, bangsa, agama dan golongan. 2 Melihat dari filosofi tersebut maka bisa dikatakan bahwa Pelangi Indonesia hadir untuk membangun wawasan plural yang diperlukan bagi anak-anak dalam konteks Indonesia. Dengan adanya wawasan plural yang dimiliki pada masa kanak-kanak, maka keberbagai macaman yang dimiliki bangsa Indonesia dapat diterima sehingga berdampak pada tidak adanya bahaya perpecahan. Maka dari itu, Pelangi Indonesia layak menjadi objek penelitian oleh karena Pelangi Indonesia memiliki peran positif dalam memberikan wawasan plural untuk mewujudkan kebersamaan, yang dimulai sejak usia dini (pra sekolah). Untuk maksud tersebut, maka dapat dimunculkan pertanyaanpertanyaan guna meneliti lebih dalam usaha Pelangi Indonesia dalam menanamkan keberbagai macaman pada diri anak, yaitu: 1. Pergumulan-pergumulan apakah yang mendasari berdirinya Pelangi Indonesia sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai perhatian untuk memberikan wawasan plural pada diri anak? 2. Bagaimanakah gambaran umum mengenai Pelangi Indonesia? 3. Bagaimanakah usaha Pelangi Indonesia dalam mengimplementasikan filosofi yang menjadi dasar pendiriannya? 4. Bagaimanakah usaha Pelangi Indonesia tersebut, dilihat dari perspektif missiologis? I.3. JUDUL Dari perumusan permasalahan diatas, penyusun mengambil judul: USAHA PELANGI INDONESIA DALAM MENANAMKAN WAWASAN PLURAL PADA USIA DINI (SUATU TINJAUAN MISSIOLOGIS) 2 Lihat brosur Pelangi Indonesia. Lihat lampiran V.

4 I.4. TUJUAN PENULISAN Ada empat tujuan penulisan skripsi ini, yaitu: 1. Penyusun ingin meneliti pergumulan-pergumulan yang mendasari pendirian Pelangi Indonesia. 2. Penyusun ingin menggambarkan secara umum keberadaan Pelangi Indonesia. 3. Penyusun ingin mengetahui implementasi dari filosofi yang dimiliki Pelangi Indonesia, terkait permasalahan wawasan plural mengenai agama. 4. Penyusun ingin menarik nilai pelajaran yang dapat dipetik, yang dapat diupayakan gereja dalam melakukan tugas panggilannya (misi gerajawi) ditengah-tengah keberbagai macaman. I.5. BATASAN MASALAH Dalam meneliti pergumulan-pergumulan yang mendasari lahirnya Pelangi Indonesia dan meneliti implementasi dari filosofi yang dimiliki Pelangi Indonesia, penyusun membatasi pada pembahasan yang berkaitan dengan keagamaan. Oleh karena itu, penyusun hanya mengangkat salah satu filosofi Pelangi Indonesia yang berkaitan dengan keagamaan. Untuk meneliti implementasi dari filosofi yang dimiliki Pelangi Indonesia yang tertuang dalam programprogram Pelangi Indonesia, penyusun akan melihat program-program pendidikan sejak Pelangi Indonesia berdiri hingga semester pertama tahun ajaran 2005/2006. Dari situ akan dilihat konsistensi program-program Pelangi Indonesia yang membahas mengenai keagamaan, juga perkembangannya. Dalam pembahasan permasalahan, penyusun belum membahas mengenai hasil dari usaha Pelangi Indonesia dalam menanamkan wawasan plural pada diri anak. Hal ini dimaksudkan untuk memfokuskan pembahasan permasalahan dalam skripsi ini. I.6. METODE PENGUMPULAN DATA Dalam mengumpulkan data untuk penyusunan skripsi ini, penyusun melakukan pengamatan langsung, yaitu pengamatan di Pelangi Indonesia, sebagai objek penelitian. Pengamatan langsung ini merupakan awal dari penelitian, guna memperoleh data. Dalam pengamatan langsung ini, akan dilihat kinerja para guru Pelangi Indonesia, kinerja pengajaran di Pelangi

Indonesia, hubungan guru dengan orang tua murid, dan hubungan antara guru dengan struktur organisasi lainnya. 5 Untuk menjawab permasalahan, akan dilakukan penelitian dengan metode kualitatif yang menggunakan teknik wawancara. Metode kualitatif yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif historis, yaitu penyusun mencoba merekonstruksi masa lampau 3 mengenai sejarah berdirinya Pelangi Indonesia, visi misi dan tujuan Pelangi Indonesia, struktur organisasi Pelangi Indonesia, perkembangan Pelangi Indonesia dan segala sesuatu yang berkaitan untuk mendeskripsikan Pelangi Indonesia. Metode penelitian kualitatif historis, akan dilakukan dengan cara wawancara. Wawancara ini fungsinya mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden. 4 Responden yang akan penyusun wawancarai adalah pendiri Pelangi Indonesia, dan direktur Pelangi Indonesia. Selain metode penelitian kualitatif historis, penyusun juga menggunakan metode penelitian kualitatif kasus 5, yaitu penyusun mencoba melakukan penelitian yaitu di Pelangi Indonesia dengan melihat kasus-kasus yang menjadi perhatian penyusun, yaitu usaha Pelangi Indonesia dalam menanamkan wawasan plural sejak dini. Dengan demikian, akan diperoleh data mengenai bagaimana Pelangi Indonesia menanamkan wawasan plural sejak dini. Metode penelitian kualitatif kasus, penyusun lakukan dengan cara wawancara. Responden yang akan diwawancarai adalah kepala sekolah Pelangi Indonesia dan guru Pelangi Indonesia. Selain metode kualitatif, penyusun juga menggunakan study literatur dalam menganalisis usaha Pelangi Indonesia dalam menanamkan wawasan plural sejak dini. Literatur yang penyusun gunakan seperti buku-buku yang berbicara mengenai keberbagai macaman, buku-buku yang berkaitan dengan perkembangan psikis anak, buku-buku missiologis, dan buku-buku teologis. Setelah dilakukan penelitian, hasil dari penelitian tersebut akan dideskripsikan dan kemudian akan di analisa. Dari hasil analisa tersebut, kemudian akan dilihat nilai yang dapat ditarik untuk perkembangan gereja di tengah keberbagai macaman. 3 Prof. Dr. Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Penerbit Pustaka Setia, Cet I, 2002), p. 51-53 4 Masri Singarimbun, Sofian Effendi (ed), Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES, 1989), p. 192 5 Scn 3, p 54-55

6 I.7. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN Bab yang pertama ini merupakan pendahuluan dari penyusunan skripsi ini. Di dalamnya akan dibahas mengenai latar belakang masalah, permasalahan, dan rumusan permasalahannya. Setelah pemaparan rumusan permasalahan, akan ditarik sebuah judul untuk penyusunan skripsi ini. Setelah penentuan judul, akan dipaparkan tujuan penulisan, batasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan skripsi ini. BAB II GAMBARAN UMUM PELANGI INDONESIA Dalam bab kedua ini, akan dideskripsikan secara umum tentang keberadaan Pelangi Indonesia. Ada tujuh bagian dalam penggambaran Pelangi Indonesia. Pertama, latar belakang berdirinya Pelangi Indonesia. Pada bagian ini akan banyak dibahas mengenai pergumulan-pergumulan yang mendasari pendirian Pelangi Indonesia, proses berdirinya Pelangi Indonesia, dan berdirinya Pelangi Indonesia. Kedua, akan dipaparkan bagaimana visi dan misi Pelangi Indonesia. Ketiga, akan digambarkan bagaimana struktur organisasinya. Keempat, akan dipaparkan bagaimana program-program Pelangi Indonesia. Pada bagian ini akan dibagi dalam tiga bagian, yaitu latar belakang program Pelangi Indonesia, program-program umum Pelangi Indonesia, dan kemudian mengerucut pada program Play Group dan Taman Kanak-kanak. Kelima, akan dipaparkan tentang sasaran pendidikan Pelangi Indonesia. Keenam, akan dipaparkan tentang tenaga pengajar yang ada di Pelangi Indonesia. Dan terakhir, akan dipaparkan perkembangan Pelangi Indonesia. BAB III KAJIAN IMPLEMENTASI FILOSOFI PELANGI INDONESIA Pada bab ini, secara khusus akan disoroti bentuk implementasi filosofi kedua, yang merupakan fokus penelitian pada penulisan skripsi ini. Bab ini dibagi dalam tiga bagian. Pertama, sebelum masuk pada pokok pembahasan, terlebih dahulu akan digambarkan filosofi Pelangi Indonesia. Dalam bagian yang pertama ini, akan dipaparkan dua hal yaitu latar belakang penyusunan filosofi dan gambaran filosofi Pelangi Indonesia. Kedua, akan dipaparkan bentuk implementasi filosofi Pelangi Indonesia, yang menjadi fokus penelitian dalam penulisan skripsi ini. Bagian ini akan dibagi dalam dua pembahasan, yaitu bentuk implementasi dalam kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler.

Ketiga, akan dipaparkan bagaimana realitas pelaksanaan kajian implementasi filosofi, seperti apa yang dibahas pada bagian yang kedua. 7 BAB IV TINJAUAN MISSIOLOGIS PELANGI INDONESIA Bab ini merupakan hasil obervasi, yang kemudian akan dianalisis atas hasil obervasi tersebut. Pada bagian ini akan dibagi dalam dua bagian. Pertama, sebelum masuk pada analisis, terlebih dahulu akan dipaparkan mengenai misi kontemporer. Di dalamnya akan dibahas dua hal, yaitu pemahaman misi tradisional dan pemahaman misi kontemporer. Dua hal ini menjadi perbandingan, bahwa misi terdahulu sudah tidak layak lagi dalam konteks sekarang ini. Kedua, akan dibahas mengenai keberadaan Pelangi Indonesia ditinjau dari sisi missiologis. Pembahasan pada bagian ini, dibagi dalam empat sub bab. Sub bab yang pertama akan menganalisis pergumulan-pergumulan Pelangi Indonesia, yang ditinjau dari sisi misi kontemporer. Sub bab yang kedua akan menganalisis filosofi Pelangi Indonesia, yang ditinjau dari sisi misi kontemporer. Sub bab yang ketiga akan menganalisis program Pelangi Indonesia, yang ditinjau dari sisi misi kontemporer. Terakhir akan menganalisis bentuk implementasi filosofi Pelangi Indonesia, yang ditinjau dari sisi misi kontemporer. BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup dalam penyusunan skripsi ini. Di dalamnya, akan ditarik kesimpulan atas bab-bab sebelumnya. Selain kesimpulan, pada bab penutup ini akan dipaparkan saran-saran untuk Pelangi Indonesia, hasil obervasi dan penelitian yang telah di jalani dan telah disimpulkan.