KAJIAN EKSPERIMENTAL NILAI KONDUKTIVITAS THERMAL DAN PANAS SPESIFIK BEBERAPA JENIS IKAN

dokumen-dokumen yang mirip
Pembekuan. Shinta Rosalia Dewi

Referensi. Penilaian. Pokok Bahasan 9/26/2012. Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc. Quiz 20% Tugas 20% UTS 20% UAS 20% Praktikum 20%

Referensi. Penilaian. Pokok Bahasan 9/12/2012. Dewi Maya Maharani, STP, M.Sc. Quiz 20% Tugas 20% UTS 20% UAS 20% Praktikum 20%

SIFAT SIFAT TERMIS. Pendahuluan 4/23/2013. Sifat Fisik Bahan Pangan. Unit Surface Conductance (h) Latent heat (panas laten) h =

METODOLOGI PENELITIAN

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KESETIMBANGAN ENERGI

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

KESETIMBANGAN ENERGI

METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, KECEPATAN ALIRAN DAN TEMPERATUR ALIRAN TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN (DROPLET) LARUTAN AGAR AGAR SKRIPSI

KAJI EKSPERIMENTAL POLA PENDINGINAN IKAN DENGAN ES PADA COLD BOX. Rikhard Ufie *), Stevy Titaley **), Jaconias Nanlohy ***) Abstract

BAB II LANDASAN TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN.

Pengukuran Difusivitas Termal dan Sifat Dielektrik pada Frekuensi Radio dari Andaliman

10/6/2013 PENDAHULUAN. Sifat termal bahan pangan meliputi : A. Panas Jenis (Specific Heat) = C p

Heat Transfer Nur Istianah-THP-FTP-UB-2016

PENGARUH VARIASI FLOW DAN TEMPERATUR TERHADAP LAJU PENGUAPAN TETESAN PADA LARUTAN AGAR-AGAR SKRIPSI

OPTIMASI KECUKUPAN PANAS PADA PASTEURISASI SANTAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MUTU SANTAN YANG DIHASILKAN

Kata kunci : PATS, PCM, TES, HTF, paraffin wax, proses charging

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FISIKA TERMAL Bagian I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

RANCANG BANGUN ALAT PENGERING TIPE TRAY (Tinjauan Waktu Pengeringan terhadap Jumlah Energi untuk Menurunkan Kadar Air Chip Ubi Jalar Kuning)

PERUBAHAN MUTU ABON IKAN MARLIN (Istiophorus sp.) KEMASAN VAKUM - NON VAKUM PADA BERBAGAI SUHU PENYIMPANAN DAN PENDUGAAN UMUR SIMPANNYA

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

PERANCANGAN ALAT PRAKTIKUM KONDUKTIVITAS TERMAL. Jl. Menoreh Tengah X/22, sampangan, semarang

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

1 BAB I. PENDAHULUAN

ANALISIS PERFORMANSI MODEL PENGERING GABAH POMPA KALOR

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

Kata kunci : PATS, PCM, TES, HTF, paraffin wax, proses charging

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang dilalui garis khatulistiwa, negara kita Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Bagian buah dan biji jarak pagar.

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

BAB III DESAIN SISTEM REFRIGERASI ADSORPSI

Lampiran 1. Produksi Kayu Bulat oleh Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan Menurut Jenis Kayu, Lampiran 2. System pengeringan kayu Meranti

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN EVAPORATOR Perencanaan Modifikasi Evaporator

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

METODE BEDA HINGGA DALAM PENENTUAN DISTRIBUSI TEKANAN, ENTALPI DAN TEMPERATUR RESERVOIR PANAS BUMI FASA TUNGGAL

PENENTUAN KARAKTERISTIK TERMOFISIK BAWANG MERAH (Allium cepa var.ascalonicum) ARFANDIWANGSA

BAB II PERPINDAHAN PANAS DALAM PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN

TUGAS SARJANA. ANALISA PENGARUH BAHAN CETAKAN PADA PENGECORAN PADUAN Al- Cu TERHADAP WAKTU PENDINGINAN DAN SIFAT MEKANIS CORAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODE PENDEKATAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

PEMILIHAN MATERIAL DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUSIBLE PELEBUR ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG DENGAN BAHAN BAKAR PADAT

PEMBEKUAN PEMBEKUAN Tujuan

Multiple Droplets Studi Eksperimental tentang Pengaruh Konduktivitas Material terhadap Fenomena Multiple droplets

BAB 4 HASIL & ANALISIS

PEMILIHAN BAHAN BAKAR DALAM PEMBUATAN DAPUR CRUCIBLE UNTUK PELEBURAN ALUMINIUM BERKAPASITAS 50KG MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BATU BARA

PENGHITUNGAN EFISIENSI KOLEKTOR SURYA PADA PENGERING SURYA TIPE AKTIF TIDAK LANGSUNG PADA LABORATORIUM SURYA ITB

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

3.1. Produk Biskuit Brokoli dan Jambu Biji Fresh dan Bubuk B1 B2 B3 B4

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

Pengeringan. Shinta Rosalia Dewi

RANCANG BANGUN DAN ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KETEL UAP BERTENAGA LISTRIK

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

PENGGUNAAN MODUL TERMOLEKTRIK UNTUK OPTIMASI ALAT ARAGOSE GEL ELEKTROFORESIS TUGAS AKHIR

STUDI PENENTUAN DIFUSIVITAS PANAS MANGGA ARUMMANIS TERPROSES MINIMAL. Determination of Thermal Diffusivity of Minimmaly Processed from Mango Arummanis

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

PENGARUH SUDUT ATAP CEROBONG TERHADAP DISTRIBUSI TEMPERATUR PADA RUANG PENGERING BERTINGKAT DAN KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS

Karakteristik Material Absorber Kolektor Surya Pelat Datar

Metabolisme Tubuh -Basic Science in Nursing II-

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes)

BAB I PENDAHULUAN. hasil laut yang berlimpah terutama hasil tangkapan ikan. Ikan merupakan sumber

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PAVING BLOCK TERBUAT DARI ABU BOILER SISA PEMBAKARAN SERAT DAN CANGKANG KELAPA SAWIT

III. METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

perubahan baik fisik maupun kimiawi yang dikehendaki ataupun yang tidak dikehendaki. Di samping itu, setelah melalui proses pengolahan, makanan tadi

Transkripsi:

KAJIAN EKSPERIMENTAL NILAI KONDUKTIVITAS THERMAL DAN PANAS SPESIFIK BEBERAPA JENIS IKAN Experimental Study on Thermal Conductivity and Heat Specific of Several Fish Species Ernawati Jassin ABSTRAK Sifat termal terdiri dari konduktivitas termal (k) dan panas spesifik (Cp) berpengaruh signifikan terhadap perpindahan panas pada bahan hidup seperti produk pangan ikan. Meode yang digunakan untuk penetuan Nilai k dan Cp Ikan dengan pengukuran langsung dan berdasarkan komposisi proksimat.hasil penelitian memperlihatkan Nilai k dan Cp berpengaruh nyata terhadap suhu di bawah 4 ⁰ C, sedangkan suhu di atas 4 ⁰ C tidak berpengaruh nyata. Kata kunci : konduktivitas thermal, panas spesifik ABSTRACT Thermal properties of thermal conductivity (k) and specific heat (Cp) significantly affects heat transfer in living material such as fish food products. Meode used for k and Cp Value Determination of Fish by direct measurement and based on proximate composition. The results show the value of k and Cp significantly affected the temperature below 4 ⁰ C, while temperatures above 4 ⁰ C had no significant effect. Keywords: Thermal conductivity, heat specific PENDAHULUAN Sifat fisik bahan seperti dimensi, densitas, panas laten, panas jenis serta sifat termal yaitu konduktivitas termal, difusivitas termal, dan emisivitas termal, panas spesifik sangat signifikan berpengaruh dalam problem pindah panas pada bahan hidup seperti produk pangan ikan Data sifat fisik bahan tersebut sangat diperlukan dalam operasi pada industri pengolahan pangan guna pengembangan model termal untuk mendapatkan hasil yang akurat secara numerik dan juga untuk memprediksi atau mengontrol fluks panas dalam bahan makanan selama proses pengolahan seperti pemanasan, pembekuan, sterilisasi, pengeringan atau pasteurisasi Beberapa peneliti termasuk Hill, et al. (1967), Qashou, et al. (1972), Choi dan Okos (1983), Sweat (1975) dan Rahman (1993) telah menekankan perlunya mengetahui sifat termal produk pangan secara umum dan seafood secara khusus. Properti ini sangat tergantung pada karakteristik fisik makanan seperti suhu, ukuran, bentuk, keadaan (beku atau dicairkan), komposisi parameter (kadar air, kandungan lemak, protein, dan abu) serta dari bentuk susunan serat. Konduktivitas thermal bahan (k) adalah proses perpindahan panas secara konduksi atau besarnya laju pindah panas persatuan waktu dalam suatu unit operasi.. Nilai ini spesifik untuk tiap jenis bahan. Nilai k akan berbeda untuk bahan yang berbeda disebabkan pada komponen yang terkandung di dalam bahan berbeda. Nilai k juga dipengaruhi oleh suhu, sehingga nilai k bahan pada berbagai suhu sangat penting diketahui. 1

Panas spesifik (Cp) bahan pangan adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk meningkatkan temperatur satu satuan kuantitas bahan pangan sebesar satu derajat dikali bobot produk dikali perubahan temperatur yang diinginkan. Informasi tentang panas spesifik sangat penting, apabila wujud dari bahan pangan mengalami perubahan, maka nilai dari variable panas spesifik harus dimasukan dalam penghitungan beban panas Selain dengan pengukuran, konduktivitas termal bahan juga dapat diprediksi dengan menggunakan model empiris. Hubungan teoritis dan empiris yang digunakan dalam merancang proses panas menggunakan sifat-sifat thermal dari bahan yang digunakan harus diketahui, namun informasi sifat-sifat ini masih terbatas, dan yang tersedia diperoleh dengan berbagai teknik yang berbeda, serta nilai ini tidak selalu tersedia. METODOLOGI Penelitian ini mulai dilakukan pada bulan Juli - Agustus 2010. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium THP Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin dan Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Prosedur percobaan adalah sebagai berikut : 1. Pengukuran konduktivitas thermal dan panas spesifik ikan menggunakan alat ukur. - Pengukuran nilai k dilakukan di Laboratorium THP Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin menggunakan alat ukur suhu dan Thermocontrol autonics tipe TZ4M dan TZN4S - Sampel filet ikan dibuat kubus ukuran 5 cm x 3,5 cm dengan ketebalan 2 cm. - masukkan jarum termokopel kedalam ikan uji sesuai prosedur, hitung besarnya suhu T1 dan suhu T2 pada termocontrol ) serta pembacaan voltmeter dan amperemeter pada alat ukur. 2. Penentuan konduktivitas Thermal dan panas spesifik berdasarkan komposisi proksimat a. Analisa Protein (SNI 01-2354.4-2006) b. Analisa Lemak (SNI 01-2354.3-2006) c. Analisa kadar Air (SNI 01-2354.2-2006) d. Analisa kadar abu (SNI 01-2354.1-2006) e. Analisa Karbohidrat HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Nilai KonduktivitasThermal (k) hasil pengukuran Nilai konduktivitas thermal ikan ekor kuning (Caesio Cuning) hasil pengukuran yang dihitung menggunakan Persamaan (2) dengan alat ukur Temperatur controller Autonics Tipe TZ4M adalah 0,699 W/m ⁰K diukur pada suhu (-12 ⁰C 12 2

⁰C), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) adalah 0,661 W/m ºK, ikan kembung (Restrelliger kanagurta ) adalah 0,577 W/m ºK. Dari Tabel 1 terlihat bahwa nilai konduktivitas thermal pada ketiga jenis ikan akan semakin turun dengan naiknya suhu sehingga perlakuan suhu berpengaruh nyata terhadap hasil pengukuran k pada suhu dibawah 0 ⁰C dan pada suhu diatas 0 ºC suhu tidak berpengaruh nyata. Faktor ini disebabkan karena pengaruh nilai konduktivitas thermal air pada jenis ikan uji masih sangat besar atau dominan (konduktivitas thermal air 0,56 W/m ºK). Nilai konduktivitas thermal ikan uji dapat diamati pada Tabel 1 Gambar 1 dibawah ini: Tabel 1. Nilai konduktivitas thermal ikan uji KONDUKTIVITAS THERMAL (W/m⁰K) SUHU ⁰ Ikan ekor Ikan cakalang Ikan kembung C kuning -12 2,9927 1,8303 2,1588-9 2,8746 1,7473 2,8239-6 2,9085 1,582 2,1609-3 0,9146 1,0810 1,1633 0 0,7502 0,8313 0,5830 3 0,7406 0,6650 0,5824 6 0,6981 0,6650 0,5826 9 0,6937 0,6411 0,5897 12 0,6657 0,6749 0,5542 Sumber, Data Penelitian 2010 KONDUKTIVITAS THERMAL W/ m ⁰ K -12-9 -6-3 0 3 6 9 12 SUHU ⁰ C Gambar 1. Nilai konduktivitas thermal Vs Suhu Dengan analisa statistik regresi linear untuk ikan ekor kuning (Caesio Cuning), ikan cakalang (Katsuwonus pelamis), ikan kembung ( Restrelliger kanagurta) disimpulkan bahwa jika terjadi penurunan suhu maka nilai konduktivitas thermal ikan naik dan sebaliknya. B. Nilai konduktivitas Thermal dengan analisa proksimat - Nilai konduktivitas Thermal dengan analisa proksimat menggunakan persamaan Choi,Y dan Okos,M.R) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Nilai k proksimat menggunakan persamaan Choi,Y& Okos,M.R 3.5 3 2.5 1.5 2 1 0.5 0 3

Suhu ⁰C Nilai k dengan proksimat Ikan Ekor kuning Ikan cakalang Ikan kembung -12 0,5096 0,4666 0,4668-9 0,5096 0,4667 0,4666-6 0,5094 0,4664 0,4665-3 0,5081 0,4651 0,4653 0 0,5079 0,4650 0,4651 3 0,5076 0,4647 0,4648 6 0,5073 0,4644 0,4643 9 0,5073 0,4644 0,4643 12 0,5072 0,4644 04643 Sumber data penelitian 2010 Analisa korelasi regresi linear menunjukkan bahwa nilai k hasil pengukuran dengan nilai k proksimat menggunakan persamaan Choi,Y & Okos,M.R tidak berkorelasi atau memiliki hubungan keeratan. C. Nilai panas spesifik ( Cp ) pengukuran Tabel 3. Nilai Cp ikan uji Cp ( kj /Kg ⁰ K ) Pengukuran SUHU ⁰ C Ikan ekor kuning Ikan cakalang Ikan kembung -12 5,5339 8,2585 6,2372-9 5,5076 7,8841 5,4360-6 5,5182 7,1390 5,1595-3 2,6520 4,8777 4,9783 0 2,5179 3,7512 4,7169 3 2,8944 3,0018 4,5383 6 3,4244 3,0018 3,1499 9 3,4335 2,9867 3,0113 12 3,5339 3,0446 2,9566 Sumber data penelitian 2010 Cp ( kj/ Kg ⁰K ) 12 9 6 3 0-12 -9-6 -3-3 -6 0 3 6 9 12-9 -12 SUHU ⁰C Gambar 2. Panas spesifik Vs- Suhu Dari Tabel 3 terlihat bahwa perlakuan suhu berpengaruh nyata terhadap hasil pengukuran Cp pada suhu dibawah 4 ⁰C sedangkan kisaran suhu diatas 4 ⁰C tidak berpengaruh nyata. 4

Nilai Cp untuk ikan ekor kuning adalah 3,463 (kj /Kg ⁰K), ikan cakalang 3,041 (kj /Kg ⁰ K), dan ikan kembung 3,036 (kj /Kg ⁰K) Dari tabel dan grafik untuk ketiga jenis ikan disimpulkan bahwa nilai panas spesifik akan menurun dengan kenaikan suhu, ini disebabkan karena pengaruh kandungan air dalam ikan masih lebih dominan untuk kisaran suhu yang diteliti (faktor nomali air) D. Nilai panas spesifik ikan ( Cp ) berdasarkan analisa proksimat Tabel. 4. Nilai Cp berdasarkan analisa proksimat Suhu ⁰C Nilai panas spesifik ( kj/kg ⁰K) Ikan ekor kuning Ikan cakalang Ikan kembung -12 3,836 3,534 3,502-9 3,836 3,534 3,518-6 3,836 3,550 3,518-3 3,855 3,550 3,518 0 3,855 3,550 3,518 3 3,855 3,550 3,518 6 3,855 3,550 3,518 9 3,855 3,550 3,518 S 12 3,854 3,550 3,518 umber data penelitian 2010 Dari hasil analisa korelasi regresi linear disimpulkan bahwa perhitungan panas spesifik ikan menggunakan persamaan Choi, Y & Okos, M.R serta persamaan Woodside & Messmer tidak berkorelasi atau tidak memiliki hubungan keeratan dengan alat ukur. KESIMPULAN Nilai konduktivitas thermal ikan ekor kuning (Caesio cuning), 0,699 W/m ⁰K, ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) 0,661 W/m ºK dan ikan kembung (Restrelliger kanagurta) 0,577 W/m ºK.serta panas spesifik ikan ekor kuning (Caesio cuning) 3,855 kj/kg ⁰K, ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) 3,550 kj/kg ⁰K dan ikan kembung ( Restrelliger kanagurta) 3,518 kj/kg ⁰K. Suhu merupakan faktor penentu nilai konduktivitas termal (k) dan panas spesifik (Cp) ikan pada suhu beku ( suhu dibawah 0 ⁰C ),dan pada pada suhu 4 ⁰C keatas suhu tidak berpengaruh nyata. 5

UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Dirjen Pendidikan Tinggi yang telah membiayai penelitian ini melalui dana BPPS Tahun anggaran 2008/2009. DAFTAR PUSTAKA Anthony J. Fontana et al. 2001. Simultaneous Thermal Conductivity, Thermal Resistivity, and Thermal Diffusivity Measurement of Selected Foods and Soils California, USA. Paper Number: 01-6101 An ASAE Meeting Presentation July 30-August 1, 2001. Anonim. Laporan praktikum Sumber daya Perikanan Laut, Arsip Blog Senin, diakses 28 Juni 2010. Anonim. Metodologi Penelitian dan Pengkajian Perikanan Anonim. Thermal Properties of Fresh and Frozen Fish International Journal of Refrigeration Volume 4, Issue 3, May 1981, Pages 143-146. Alexander San Lohat, 2009. Suhu dan Kalor. Arsip Blogger Tuesday. Badan Standarisasi Nasional (BSN) ICS 67.120.30. Cara Uji Kimia Bagian 1 : Penentuan Kadar Abu Pada Produk Perikanan. Standar Nasional Indonesia (SNI :01-2354.1-2006). 6