PEMANFAATAN BARCODE UNTUK TRANSAKSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN BARCODE UNTUK SISTEM OTOMASI PERPUSTAKAAN

LEBIH DEKAT DENGAN BARCODE

Prosiding SNaPP2015 Sains dan Teknologi ISSN EISSN Rachmad Hidayat

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PRESENSI SISWA PADA SMP MUHAMMADIYAH 1 PASURUAN DENGAN MENGGUNAKAN BARCODE ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : inventory barang, Android, barcode scanner, stok opname. vii

Written by Administrator Thursday, 08 October :00 - Last Updated Sunday, 20 November :03

Tugas Pengantar Sistem Operasi (PSO) How It Works

Yudha Yudhanto, S.Kom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. Setting Data Master

APLIKASI TEORI BILANGAN BULAT PADA SISTEM BARCODE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV IMPLEMENTASI. dan perangkat lunak adalah sebagai berikut.

STUDI PENGGUNAAN KODE ISBN-10 DAN ISBN-13

JURNAL SKRIPSI PEMANFAATAN TEKNOLOGI BARCODE BERBASIS CLIENT SERVER UNTUK INVENTARIS BARANG PADA SMA NEGERI 2 DEMAK

BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI DAN AKSES ADMINISTRASI PERKULIAHAN MENGGUNAKAN PROGRAM DELPHI7

PEMBUATAN SOFTWARE PENCATAT PENGUNJUNG PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN BARCODE DAN MYSQL BERBASIS BORLAND DELPHI 7.0

PETUNJUK TEKNIS LAYANAN SIRKULASI DALAM MENDUKUNG SISTEM LAYANAN KOMPUTERISASI Untuk Tingkat Operator Sirkulasi

BAB II ANALISIS DAN PERANCANGAN. Pengertian dari Java adalah bahasa pemrograman. serbaguna. Java dapat digunakan untuk membuat suatu program

MENCETAK BARCODE DENGAN PROGRAM QUICKSTART BARCODE PRINTER PRO. B. Mustafa atau

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA PD MULTI KARYA PRATAMA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PRESENSI GURU DAN KARYAWAN SMA NEGERI 1 MUNTILAN MENGUNAKAN MAGNETIC READER SKRIPSI

APLIKASI PENCATATAN KEHADIRAN MAHASISWA MENGGUNAKAN BARCODE DENGAN MEMANFAATKAN PEMROGRAMAN PHP (Studi Kasus di STT POMOSDA)

OTOMASI PERPUSTAKAAN: Alasan Otomasi dan Kontribusi Bagi Perpustakaan Oleh : Sri Wahyuni Pustakawan STMIK AKAKOM Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN

Prosiding SENTIA 2016 Politeknik Negeri Malang Volume 8 ISSN:

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI TRANSAKSI KOPERASI YUDI JAYA WONOSOBO

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

PANDUAN MENGGUNAKAN LAYANAN SIRKULASI BAGI PENGGUNA BERBASIS SLIMS 7 CENDANA (TELAH DIMODIFIKASI OLEH PERPUSTAKAAN UNIV

BAB II LANDASAN TEORI

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 047 TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ladjamudin (2005) Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai

BAB XII PERANCANGAN SIM SECARA TERINCI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA PD MITRA CAHAYA COSMETIC

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses yang dilakukan yaitu proses peminjaman buku, proses

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Keberhasilan manajemen dipengaruhi oleh ketersediaan informasi

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. perpustakaan SMA N 14 Surabaya dibutuhkan: 1. Sistem Operasi Microsoft Windows XP Profesional

PERANTARAMUKAAN SENSOR BARCODE UNTUK SISTEM PRESENSI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

SISTEM PRESENSI PERKULIAHAN DENGAN KARTU MAHASISWA MENGGUNAKAN BARCODE

BAB II LANDASAN TEORI. Citra atau image adalah representasi spasial dari suatu objek yang

Sistem Otomasi Perpustakaan dengan Barcode SLTPI Al Azhar 8, Kemang Pratama

BAB III PELAKSANAAN KULIAH KERJA PUSDOKINFO DI PERPUSTAKAAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA. : SMK Negeri 2 Surakarta

HARITS SUBHAN NIM : L

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Pencatat Digital Keluar Masuknya Beras dalam Gudang Berbasis RFID (Radio Frequency Identification) dengan Menggunakan Bahasa Pemrograman Delphi 7.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Persiapan. Pita magnetik (magnetic tape)

Romi Dwi Saputra 1 *, Ir. Arnita, M.T. 1, Ir. Eddy Soesilo, M.Eng. 1

Pada bar code seperti di Gambar 1 kita melihat dua macam kode, yaitu kode berbentuk batang yang merupakan bar code atau kode yang bisa dibaca oleh

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN MENUJU ERA PERPUSTAKAAN DIGITAL

STANDAR OPERATING PROCEDURE

Mobile Meter Reading adalah paket aplikasi. Aplikasi. (Mobile Meter Reading)

AUTO-ID PADA PERBANKAN dan INDUSTRI KEUANGAN

Panduan Praktis Pengelolaan Data Anggota Pada Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

Tutorial Auto Pilot Store (APS)

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 3 BAYAT

SISTEM INVENTORY OBAT PADA PUSKESMAS SUKOREJO

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. dibutuhkan Hardware dan software untuk menggunakan program Sistem Informasi

Petunjuk Singkat Instalasi Software WAYout

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

SISTEM DIGITAL Dalam Kehidupan Sehari-hari PADA KALKULATOR

SUMBER DAN METODE PENGUMPULAN DATA PENELITIAN

SISTEM PENDATAAN BARANG YANG MASUK KE GUDANG SECARA OTOMATIS MENGGUNAKAN MEDIA BARCODE

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. pada SMA Negeri 15 Surabaya. Penjelasan yang diberikan yaitu mengenai

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. Senin Kamis : Jam WIB. Jumat : Jam WIB. Dengan jadwal praktek kerja lapangan sebagai berikut:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menunjukkan aplikasi persewaan buku yang telah berjalan dan dapat

Panduan Praktis Pengohan Bahan Pustaka Dengan Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

Manual Billing Ekspress 2011

BAB I PENDAHULUAN I.2.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perpustakaan. Aplikasi yang telah dihasilkan yaitu Aplikasi Peminjaman dan

Rancang Bangun Sistem Informasi Perpustakaan pada Universitas X

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI ASSET MANAGEMENT MILIK YAYASAN PENDIDIKAN TELKOM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PINTU OTOMATIS MENGGUNAKAN BARCODE

Oleh. Ruri Hartika Zain, S. Kom, M. Kom

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN

Panduan Praktek Pengaturan / Administrasi Pada Program Aplikasi INLISLite Versi 3 Oleh Aristianto Hakim, S.IPI 1

PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK KOPERASI SIMPAN PINJAM MENGGUNAKAN LAZARUS & MYSQL (Studi Kasus KSP Yudi Jaya Wonosobo)

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. terdapat hal yang perlu diperhatikan yaitu user perlu menyiapkan kebutuhan yang

RANCANGAN SISTEM APLIKASI PERPUSTAKAAN PADA SMP NEGERI 1 PAGELARAN BERBASIS VISUAL BASIC 6.0

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Input Output Komputer

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini komputer memegang peranan penting dalam mempermudah suatu

MATERI 2 SISTEM BILANGAN DAN REPRESENTASI DATA

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

DFD (DATA FLOW DIAGRAM)

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Masalah Mengenai Alasan Pemilihan Aplikasi Open Source

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

MENGENAL LEBIH JAUH SIPISIS VERSI WINDOWS

BAB III LANDASAN TEORI

PANDUAN PENGOLAHAN KOLEKSI DAN SIRKULASI BERBASIS SLiMS. By Dian Kristyanto. Library Consultant in CV. Selembar Papyrus

BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan salah satu sarana yang wajib dimiliki oleh semua

PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI BEBAS TANGGUNGAN

Perancangan (Desain) Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma PTA 2015/2016

BAB III. IMPLEMENTASI JARINGAN Wi Fi DALAM SISTEM BARCODE

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem pengolahan data perpustakaan pada SLTPN 1 Waway Karya saat ini

Transkripsi:

PEMANFAATAN BARCODE UNTUK TRANSAKSI DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Yusuf Sulistyo Nugroho 1), Abdul Basith 2) 1) Jurusan Teknik Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura, Surakarta 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UMS Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura, Surakarta E-mail: yusufsn@ymail.com Abstrak Pemanfaatan barcode dewasa ini sudah begitu luas, mulai dari identifikasi obyek berbentuk barang hingga aplikasi perbankan. Di Indonesia pemanfaatan barcode masih sangat terbatas sekali aplikasinya, untuk itu diperlukan pengayaan pemanfaatan barcode pada berbagai bidang. Salah satu pemanfaatan barcode dalam makalah ini yaitu pemanfaatan barcode untuk mengidentifikasi anggota dan buku yang terlibat dalam transaksi peminjaman maupun pengembalian buku di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dengan pemanfaatan barcode ini diharapkan penulisan informasi anggota dan buku dapat dilakukan secara otomatis. Barcode ditempatkan di kartu anggota dan buku-buku perpustakaan yang dapat diterjemahkan menjadi informasi tentang obyek yang bersangkutan. Barcode pada kartu anggota menyimpan informasi tentang anggota perpustakaan, seperti nomer anggota, nama, nomer induk, program studi dan lain-lain. Sedangkan barcode pada buku dapat diterjemahkan menjadi informasi tentang nomer buku, judul, pengarang, penerbit, tahun dan lain-lainnya. Untuk pembacaan barcode ini diperlukan alat yaitu barcode scanner yang dihubungkan dengan komputer secara keyboard wedge yang dipadukan dengan suatu basis data. Dengan pemanfaatan teknologi barcode, penulisan informasi anggota dan buku-buku dapat dilakukan secara otomatis sehingga waktu yang dibutuhkan relatif lebih cepat dibandingkan dengan pengetikan secara manual sehingga persoalan antrian akan dapat diantisipasi. Juga kemungkinan adanya kesalahan penulisan dalam memasukkan data transaksi dapat dihilangkan. Kata kunci: barcode, transaksi perpustakaan, manual, otomatis, keyboard wedge Pendahuluan Dalam dunia pendidikan dan kerja, informasi merupakan bagian penting dan sangat berharga. Informasi yang tepat dan akurat akan membantu seseorang dalam mengambil keputusan dan menentukan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Penggunaan teknologi tepat guna diperlukan untuk menyediakan informasi yang tepat, cepat dan akurat. Teknologi barcode merupakan salah satu teknologi yang dapat menjawab terhadap penyediaan informasi secara cepat dan akurat. Barcode adalah suatu kode dalam bentuk sejumlah baris tegak. Dalam bahasa Indonesia sering disebut juga kode baris atau kode batang atau sandi lurik. Adapula yang hanya menuliskan barkod. Kode berbentuk baris tegak ini dapat dibaca dengan suatu alat baca tertentu (barcode scanner) untuk kemudian hasilnya dapat disalurkan ke komputer untuk diolah selanjutnya. Contoh tampilan barcode dapat dengan mudah ditemukan pada kemasan produk barang komersil, misalnya pada kemasan mie instan, sabun, rokok, halaman belakang buku terbitan luar negeri, kartu surat izin mengemudi (SIM) dan sebagainya. Barcode pada kemasan produk komersil ini digunakan sebagai identifikasi produk, misalnya identifikasi mengenai ukuran kemasan, cita-rasa, jenis dan sebagainya. Sistem pengkodean yang digunakan dalam suatu produk barang pastinya selalu berbedabeda, sesuai dengan teknologi/sistem yang diterapkan oleh produsen barang tersebut, maka alangkah baiknya jika pengkodean dilakukan dengan menggunakan standarisasi barcode. Barcode merupakan metode yang paling mudah, paling efektif dan paling dapat diandalkan (reliable) untuk mengindentifikasikan dan memasukkan informasi ke dalam sebuah komputer yang berbasis sistem informasi. Pada awal perkembangannya penggunaan pengkodean baris atau barcode dilakukan untuk membantu proses pemeriksaan barang-barang secara otomatis seperti pada supermarket, industri-industri, serta berbagai macam produk yang memerlukan identifikasi terperinci, bahkan F.80

sampai di sampul surat yang biasanya dari luar negeri. Barcode yang selalu menempel pada barang tersebut kemudian digunakan sebagai alat bantu transaksi penjualan. Sistem barcode biasanya selalu diawali dengan pencetakan barcode, penempelannya pada barang dan pembacaan barcode pada saat terjadi transaksi barang tersebut keluar. Dengan bantuan sistem barcode maka akan mempercepat transaksi penjualan. Efektif, karena dengan alat ini kesalahan memasukan nomor barang tidak akan terjadi lagi. Pada kebanyakan orang, barcode terlihat membingungkan, rumit dan kompleks. Tetapi untuk sebuah komputer, barcode sangat simpel dan mudah dibaca serta diketahui. Barcode dapat dibuat dengan menggunakan alat cetak khusus atau menggunakan alat cetak biasa (printer) dengan bantuan software pembuat barcode tertentu. Jika untuk pencetakan barcode digunakan alat cetak khusus, maka diperlukan kertas khusus pula, yang hanya dibuat khusus untuk mencetak barcode. Sedangkan jika pencetakannya menggunakan alat cetak biasa (printer dotmatrix, deskjet atau laser) kertas yang digunakan dapat lebih beragam misalnya kertas HVS, kertas duplikator atau kertas label berlem yang biasa digunakan untuk membuat label buku di perpustakaan. Metodologi a. Barcode Salah satu kemajuan teknologi komputer yang bisa dimanfaatkan adalah terciptanya sistem pemberian kode pada suatu produk barang dengan kode baris (barcode). Sistem ini memungkinkan dilakukannya manajemen produk barang dengan tepat, cepat dan akurat. Barcode digambarkan dalam bentuk baris hitam tebal dan tipis yang disusun berderet sejajar horisontal. Untuk membantu pembacaan secara manual dicantumkan juga angka-angka di bawah kode baris tersebut. Angkaangka tersebut tidak mendasari pola kode baris yang tercantum. Ukuran dari kode baris tersebut dapat diperbesar maupun diperkecil dari ukuran nominalnya tanpa tergantung dari mesin yang membaca (Mardiana, 1996). Alat yang digunakan untuk membaca barcode adalah barcode scanner. Penggunaan barcode scanner sangat mudah sehingga pengguna (operator) hanya memerlukan sedikit latihan. Adapun alat yang digunakan untuk membaca kode baris (barcode) ini adalah barcode scanner yang dihubungkan dengan komputer secara keyboard wedge. Barcode scanner dapat membaca informasi/data dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi daripada mengetikkan data secara manual dan memiliki tingkat ketelitian yang lebih tinggi (Galbiati, Jr., 1990). Barcode scanner dihubungkan secara paralel dengan port keyboard pada CPU komputer, dan berfungsi sama dengan keyboard untuk mengetikkan suatu tulisan. Namun alat ini dapat mengetikkan kode barcode secara otomatis, sehingga dapat menghemat waktu dan tenaga. Gambar 1. Salah satu jenis Barcode Scanner Pada dasarnya barcode terdiri atas dua macam, yaitu : 1. Barcode satu dimensi (1D) 2. Barcode dua dimensi (2D) 1. Barcode satu dimensi Barcode satu dimensi biasanya dinamakan linear bar codes (kode berbentuk baris). Contoh barcode satu dimensi adalah sebagai berikut : Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.81

Code 39 (code 3 of 9) Code 39 sebuah barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki panjang baris yang bervariasi. Aplikasi barcode jenis code 39 adalah untuk inventory, asset tracking dan digunakan pada tanda pengenal identitas. Tipe ini yang paling cocok digunakan untuk unit perpustakaan UMS. Baik untuk kode barcode buku maupun untuk kode barcode anggota perpustakaan. *CODE~39* Gambar 2. Barcode jenis Code 39 Code 128 Code 128 adalah suatu barcode alphanumerik (full ASCII) yang memiliki kerapatan (density) yang sangat tinggi dan panjang baris yang bervariasi. Barcode code 128 ideal untuk aplikasi seperti shipping and warehouse management (pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang). Gambar 3. Barcode jenis Code 128 Interleaved 2 of 5 Interleaved 2 of 5 adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang bervariasi. Barcode interleaved 2 of 5 dapat dipergunakan untuk aplikasi industri dan laboratorium. Gambar 4. Barcode jenis Interleaved 2 of 5 UPC (Universal Product Code) UPC adalah sebuah barcode yang berbentuk numerik dan memiliki panjang baris yang tetap. UPC digunakan untuk pelabelan pada produk-produk kecil/eceran (retail product labeling). Simbol ini dibuat untuk kemudahan pemeriksaan keaslian suatu produk. Bilangan-bilangan UPC harus diregistrasikan atau terdaftar di Uniform Code Council. Gambar 5. Barcode jenis UPC EAN EAN adalah singkatan dari European Article Number. Ada dua tipe utama barcode EAN: EAN 13 yang menampilkan angka tiga belas digit dan EAN 8 yang mengkodekan delapan digit. Dalam sistem ini digunakan kata digit dan bukan karakter. Tidak ada karakter Alphabet yang diperkenankan dalam kode ini. Barcode dengan standard EAN-8 merupakan barcode yang umum digunakan di Indonesia, pengkodean dengan EAN-8 dirancang untuk suatu produk, barcode ini merupakan sebuah metode yang diperlukan untuk kecepatan proses dan mengurangi kesalahan pengkodean produk atau barang (Suhartati, 2005). F.82

Gambar 6. Barcode jenis EAN 13 Gambar 7. Barcode jenis EAN 8 2. Barcode dua dimensi Barcode dua dimensi ini memiliki beberapa keuntungan dibandingkan linear bar codes (barcode satu dimensi) yaitu, dengan menggunakan barcode dua dimensi, informasi atau data yang besar dapat disimpan di dalam suatu ruang (space) yang lebih kecil. Contoh barcode dua dimensi adalah symbology PDF417 yang dapat menyimpan lebih dari 2000 karakter di dalam sebuah ruang yang berukuran 4 inch persegi (4 in 2 ). Gambar 8. Barcode jenis PDF417 b. Metode Pengkodean Pengkodean terdiri dari 2 metode yaitu: 1. Binary coding (Pengkodean Biner) Dua ukuran bar dan space digunakan untuk meng-encode-kan data. Bar dan spasi dapat diubah ke dalam kode biner dengan mudah, yang kemudian diubah (menggunakan sebuah tabel) ke dalam karakter ASCII. 2. Proportional coding Ada beberapa ukuran yang berbeda pada bar dan space. Ukuran pada bar / space dan urutan dari bar dan space mendefinisikan karakter yang dipresentasikan. Kode tersebut lebih sulit dibaca (kemungkinan tidak mudah mentranslasikannya ke biner) dan diperlukan ketelitian yang lebih dalam mencetak dan men-scanning barcode. Pada umumnya ada 4 ukuran yang berbeda pada bar dan spasi yang digunakan untuk meng-encode-kan data. Contoh jenis barcode yang menggunakan teknik encoding ini adalah USS Code 128. Pengkodean data dalam sebuah barcode dilakukan sebagai berikut : Sebuah fixed number pada bar digunakan per karakter. Hal ini berarti bahwa jika sebuah bar tidak terbaca, maka barcode tersebut tidak akan dapat dibaca. Jumlah karakter yang mungkin yang dapat di-encode dalam beberapa jenis barcode lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah karakter yang valid. Hal ini berarti jika ukuran dari Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.83

salah satu bar / space salah terbaca, maka karakter ilegal akan terbaca. Oleh karena itu, kecepatan substitusi karakter menjadi sangat rendah. Jadi barcode sangat aman untuk digunakan dan tingkat kesalahan dalam pembacaan dapat dikurangi. Hasil dan Pembahasan a. Penerapan Barcode Barcode yang biasanya diaplikasikan pada produk barang komersial, tetapi dalam makalah ini barcode diterapkan pada 2 (dua) jenis barang berbeda yang terlibat dalam transaksi di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Surakarta, yaitu: 1. Kartu anggota perpustakaan Barcode yang dicantumkan pada kartu anggota perpustakaan menyimpan informasi tentang anggota tersebut, seperti nomer anggota, nama, program studi, fakultas, alamat dan lainlainnya untuk memudahkan input data anggota jika akan melakukan transaksi peminjaman atau pengembalian buku. Gambar 9. Barcode yang tertera pada kartu anggota perpustakaan 2. Buku-buku koleksi Barcode yang dicantumkan pada buku-buku perpustakaan menyimpan informasi tentang buku-buku tersebut, seperti nomer buku, judul, pengarang, penerbit, objek yang dipelajari dan lain-lainnya untuk memudahkan input data buku jika sebuah buku akan dipinjam atau dikembalikan oleh seorang anggota. Gambar 10. Barcode yang tertera pada buku-buku perpustakaan Informasi yang terkandung di dalam barcode pada kartu anggota dan buku perpustakaan disimpan dalam suatu database yang terdapat di server perpustakaan. Server ini dapat diakses secara bersama-sama oleh banyak pengguna (user) baik petugas perpustakaan yang melayani transaksi peminjaman dan pengembalian buku, maupun anggota perpustakaan yang mencari informasi tentang buku-buku tersebut. Penggunaan barcode terbukti sangat mempercepat dan mempertepat transaksi sirkulasi, karena tidak akan terjadi lagi kesalahan ketik nomor anggota atau nomor kode buku pada level F.84

proses transaksi. Kesalahan hanya mungkin timbul pada tahap input data awal kode anggota atau kode buku pada bagian pemasukan data. b. Penggunaan Barcode 39 Fenomena yang sering terlihat di perpustakaan adalah panjangnya antrian anggota pada saat transaksi peminjaman dan pengembalian buku yang kerap membuat ruang pelayanan menjadi hiruk pikuk dan terkesan semrawut apabila tidak tertangani dengan baik. Dengan bantuan teknologi label yang dapat membuat identifikasi obyek dokumen (Document Object Identification) berupa hasil print out barcode atau seperti yang lazim digunakan dalam kemasan sebuah produk industri yang dilengkapi barcode maka persoalan identifikasi anggota perpustakaan dan buku-buku koleksi akan menjadi lebih mudah dan lebih cepat ditangani sebab seluruh identitas anggota dan buku sudah masuk dalam database perpustakaan. Salah satu jenis barcode yang mudah digunakan adalah Barcode 39 yang memiliki pola sederhana namun dapat membantu dalam mengidentifikasi record dengan segala atribut yang menyertainya. Dengan cara men-scanning barcode 39 yang tertera pada kartu anggota perpustakaan dan buku-buku koleksi, petugas pelayanan transaksi peminjaman dan pengembalian buku tidak perlu mengetikkan informasi yang terkandung secara manual, namun secara otomatis akan teridentifikasi sesuai dengan data-data yang sudah disimpan dalam database. Sehingga keefektifitasan dan keefisiensian waktu bisa diperoleh. Pada saat diterapkan sistem ini, persoalan antrian transaksi oleh anggota perpustakaan dapat diantisipasi dan tidak terjadi kesemrawutan di ruang transaksi perpustakaan. Secara garis besar skema transaksi di perpustakaan dengan mempergunakan barcode adalah seperti pada Gambar 11. Gambar 11. Skema penggunaan barcode di perpustakaan UMS Kesimpulan Jenis barcode bermacam-macam dan mempunyai ciri khas tersendiri. Satu kesamaan dari barcode adalah sama-sama digunakan untuk mengidentifikasikan suatu barang. Barcode merupakan metode yang paling mudah, paling efektif dan paling dapat diandalkan (reliable) untuk mengindentifikasikan dan memasukkan informasi ke dalam sebuah komputer yang berbasis sistem Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2010 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang F.85

informasi. Bagi perpustakaan yang ingin menerapkan sistem barcode dalam penanganan identifikasi anggota dan buku-buku koleksi merupakan sebuah kemajuan dan solusi yang tepat, dan keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan sistem ini adalah penghematan waktu maupun tenaga dan pengurangan resiko kesalahan input data dalam hal identifikasi, jika dibandingkan dengan pengetikan secara manual dengan operator manusia. Salah satu resiko yang didapatkan dengan menerapkan teknologi barcode ini adalah menyangkut biaya, terutama biaya pembelian alat-alat pendukung instalasi barcode ini, seperti komputer, printer barcode, label barcode, maupun barcode scanner. Tetapi biaya ini sebanding dengan penghematan yang akan didapatkan dalam hal efisiensi jangka panjang. Daftar Pustaka 1. Mardiana, 1996, Pengembangan Perangkat Lunak untuk Pengolah Data dari Mesin Pembaca kode Baris ABX-10, Skripsi, Jurusan Teknik Elektro, ITENAS Bandung. 2. Galbiati, Louis J., 1990, Machine Vision and Digital Image Processing Fundamentals, Englewood Cliffs, New Jersey, Prentice-Hall. 3. Suhartati, Sri, 2005: EAN.UCC BARCODE, GSI Indonesia. F.86