KEGIATAN KAMPANYE. Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani. Khalayak sasaran: petani

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI TINDAK LANJUT

V. Hasil Kampanye. Tabel 12. Jumlah Kepala Keluarga di Desa Target

LAPORAN AKHIR KAMPANYE Kompleks Hutan Rawa Gambut Sungai Putri Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Disiapkan oleh: Ade Yuliani, Titian, 2010

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

Draft Komik. Tema : Perubahan Iklim dan REDD. Judul :

G. Tindak Lanjut. Pendahuluan

Pelatihan untuk Pelatih Kelompok Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ditingkat Akar Rumput Mengenai Perubahan Iklim dan REDD+

ANALISIS SURVEI KUANTITATIF

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

Konservasi Hutan Berbasis Masyarakat dan Mitigasi Perubahan Iklim di Bentang Alam Kerinci Seblat Konsorsium Perkumpulan WALESTRA (WALESTRA, ICS &

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia mempunyai luas hutan negara berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakat

BAB IV METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

BAB 1 PENDAHULUAN. dari aspek pariwisata, Kebun Binatang Ragunan belum memiliki kelas yang berkualitas.

Tipe A: pengembangan bahan ajar multimedia, dengan dana hibah sebesar Rp ,00 bagi 15 pemenang

BAB III METODE PENELITIAN

DISAMPAIKAN PADA ACARA PELATIHAN BUDIDAYA KANTONG SEMAR DAN ANGGREK ALAM OLEH KEPALA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAMBI

PROFIL TOKOH. Berikut adalah hasil wawancara tim redaksi :

Fighting Inequality for Better Growth

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

G. RENCANA TINDAK LANJUT

Panduan Hibah E Learning UGM 2015 Pusat Inovasi dan Kebijakan Akademik UNIVERSITAS GADJAH MADA

Rencana Aksi Rencana Pemantauan Risiko Kunci. Mitra Ukuran Metode Target Frekuen si BBTNGL, FFI, UNESCO, KSM Lokal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

H. Teori Perubahan 19.0 Teori Perubahan

Mengidentifikasi fokus pendampingan. Melaksanakan pendampingan sesuai kaidah pendampingan yang baik.

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PASER NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN DESA

Panduan Hibah Elearning UGM 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

ANALISIS KRITIS. Tahap Perencanaan Proyek

Kanvas Strategi Awal

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.84/MENLHK-SETJEN/KUM.1/11/2016 TENTANG PROGRAM KAMPUNG IKLIM

Memanen padi tanpa asap di gambut Lamandau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hibah Elearning 2012 Universitas Gadjah Mada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menyampaikan sebuah informasi, banyak media yang dapat dipakai

BAB III PENYAJIAN DATA. Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data yang diperoleh. 101 FM dalam mempertahankan program Siaran Harmony Indonesia.

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

LAPORAN KEMAJUAN BROP DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Labuan, Pebruari 2010

BAB IV RANCANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam

Selamatkan Cagar Budaya dengan Iklan Layanan Masyarakat

kebijakan yang menyebutkan pengembangan masyarakat dan desa dalam kerangka desentralisasi pembangunan. Namun kenyataannya, masyarakat, desa dan

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hibah Pengembangan e-learning Universitas Gadjah Mada Pusat Inovasi dan Kajian Akademik (PIKA) Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK. kawasan/tempat, kuliner, dan tradisi yang ada di kota Semarang dan sekitarnya.

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya MODUL KHUSUS KOMUNITAS C05. Relawan. Pemetaan Swadaya. PNPM Mandiri Perkotaan

BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS

Pemanfaatan canal blocking untuk konservasi lahan gambut

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB VI KESADARTAHUAN DAN PREFERENSI RESPONDEN PADA IKLAN PRODUK SIRUP MARJAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB I PENDAHULUAN. proses dimana komunikasi tersebut dicari, digunakan, dan dikonsumsi oleh. audiens, pusat dari komunikasi massa adalah media.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

Shared Resources Joint Solutions

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

semakin majunya teknologi teknologi yang terus ditemukan. Selain itu hal ini juga

NATIONAL ACCOUNTING FORUM (NAF) TAHUN 2010 A. DASAR PEMIKIRAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

Royal Golden Eagle (RGE) Kerangka Kerja Keberlanjutan Industri Kehutanan, Serat Kayu, Pulp & Kertas

Rosita Tariola (Mona)

PERTEMUAN 18 PRESENTASI ILMIAH

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2016 TENTANG PERHUTANAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendahuluan 1. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P. 36/Menhut-II/2010 TENTANG

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Televisi sebagai salah satu media massa elektronik yang bersifat audio dan

PEMERINTAH KABUPATEN BULUKUMBA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 114 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

METODOLOGI KAJIAN Lokasi dan Waktu Kajian

BAB V PENGELOLAAN HUTAN DAN LUAS LAHAN

BAB IV PELAKSANAAN MAGANG. A. Deskripsi Laporan Pelaksanaan Kuliah Kerja Media (KKM) selama 2 bulan dalam menjalankan Kuliah Kerja Media, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

: Yayasan Orangutan Sumatera - Orangutan Information Centre. LAPORAN TAHAPAN PELAKSANAAN STRATEGI PENYINGKIR HALANGAN Periode Juli 2009 Februari 2010

KOMPETENSI 4 INFORMASI PENTING. Standar Kompetensi Mengungkapkan pikiran dan pengalaman dalam buku harian dan surat pribadi.

BANGUNAN FUNGSI HUNIAN ATAU PERDAGANGAN RAMAH LINGKUNGAN

BAB IV. LANDASAN SPESIFIK SRAP REDD+ PROVINSI PAPUA

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

Transkripsi:

IV. KEGIATAN KAMPANYE Kegiatan-Kegiatan Kampanye: Deskripsi dan Evaluasi Efektifitas Tabel 4. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Pengetahuan Untuk Petani Khalayak sasaran: petani Tahap teori perubahan Pengetahuan Rantai hasil Pengetahuan mengenai fungsi lahan gambut meningkat Pengetahuan mengenai kemampuan mandiri dan modal usaha tumbuh Sasaran-sasaran SMART Pada Juli 2010, 31,20% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui fungsi hutan rawa gambut untuk menahan intrusi (naik 43% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 28,40% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui fungsi hutan rawa gambut sebagai penyimpan karbon (naik 39,75% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 98,1% petani di 4 desa target sekitar hutan Sungai Putri mengetahui tentang Credit Union sebagai wadah/ usaha bersama untuk simpan pinjam (terjadi perubahan pp +31,2 dari hasil survei pra kampanye). Jumlah petani yang mengetahui tentang Credit Union yang digunakan untuk mengukur sasaran SMART dalam laporan akhir ini berbeda dengan yang digunakan dalam dokumen rencana proyek. Ini dikarenakan karena pada hasil survei pra kampanye, ada jawaban pertanyaan yang sebenarnya mempunyai ide yang sama tapi tidak dikelompokkan. Pada saat melakukan analisis hasil survei paska kampanye, jawaban pertanyaan untuk dasar penentuan sasaran 30

SMART untuk pengetahuan mengenai CU ini dikelompokkan, sehingga angkanya menjadi berbeda. Untuk mendukung sasaran SMART ini, bisa juga dilihat adanya penurunan jumlah responden khalayak target yang belum paham mengenai CU, dari 15,6% menjadi 0%. Sebenarnya, jika dilihat dari semua jawaban yang diberikan oleh responden tidak ada pemahaman yang salah mengenai CU. Namun pada saat penentuan sasaran SMART, manajer kampanye memilih 1 pilihan jawaban (media/ usaha bersama simpan pinjam) tanpa mempertimbangkan pilihan jawaban yang lain. Manajer kampanye tidak mempertimbangkan bahwa pertanyaan yang diajukan adalah adalah pertanyaan terbuka, sehingga banyak kemungkinan jawaban yang bisa muncul. Pertanyaan lain yang bisa mendukung perubahan pengetahuan responden khalayak target adalah apakah responden pernah mendengar tentang CU. Ada perubahan sebesar 31.2 pp, dari 18.1% menjadi 49.3%. Namun frekuensi error untuk jawaban pertanyaan yang menjadi dasar sasaran SMART pengetahuan mengenai CU ini cukup besar (11,9%). Ini mungkin dikarenakan, jumlah responden khalayak target yang menjawab pada saat survei pra jauh lebih sedikit (45 dari 265 responden) dibandingkan dengan yang menjawab saat survei paska (109 dari 220 responden). 31

Tabel 5. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Sikap untuk Petani Khalayak sasaran: petani Tahap teori perubahan Sikap Rantai hasil Sikap ketergantungan berlebihan pada kayu (hutan) menjadi berkurang Sikap kemandirian dan kemampuan memperbaiki hidup secara mandiri tumbuh Sasaran-sasaran SMART Pada Juli 2010, 29,40% petani di 4 desa target menyetujui hubungan antara penebangan dan intrusi air laut (naik 26,25% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 48,40% petani di 4 desa target menyetujui hutan rawa gambut Sungai Putri perlu dilestarikan (naik 1,25% dari hasil survei pra kampanye) Pada Juli 2010, 39,8% petani di 4 desa target menyetujui untuk bersama-sama mengembangkan CU sebagai untuk menyimpan uang dan menciptakan modal bersama untuk keperluan usaha dan kesejahteraan (naik 39,75% dari hasil survei pra kampanye) Tabel 6. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Komunikasi Interpersonal untuk Petani Khalayak sasaran: petani Tahap teori perubahan Komunikasi interpersonal Rantai hasil Komunikasi mengenai fungsi hutan Sungai Putri dan upaya penyelamatannya terbentuk Komunikasi mengenai pengembangan modal mandiri terbentuk dalam masyarakat Sasaran-sasaran SMART Pada Juli 2010, intensitas komunikasi petani di 4 desa target tentang perlunya pelestarian hutan rawa gambut meningkat menjadi 40,30% (naik 33,25% dari hasil survei pra kampanye) 32

Pada Juli 2010, intensitas komunikasi petani di 4 desa target tentang petani di 4 desa target tentang manfaat CU menjadi 10,20% (turun 46% dari hasil survei pra kampanye) Meskipun intensitas komunikasi petani mengenai manfaat CU menurun, namun intensitas komunikasi petani mengenai cara mengembangkan modal dan kemandirian justru meningkat dari 14,30% menjadi 42,40%. Pada saat survei paska kampanye ini, intensitas komunikasi petani mengenai rencana mendirikan CU meningkat menjadi 39,00% dari yang sebelumnya sama sekali tidak pernah membicarakan mengenai hal ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal pada dasarnya sama. Satu (1) kegiatan digunakan untuk menyasar 3 variabel tersebut. Kegiatan 1. Program radio mingguan Alasan untuk kegiatan: Petani di sekitar hutan rawa gambut Sungai Putri lebih banyak yang melihat Sungai Putri sebagai habitat orangutan dan satwasatwa lainnya. Hanya sedikit yang menyadari fungsinya sebagai penahan intrusi yang justru sangat terkait erat dengan usaha pertanian yang mereka lakukan. Selain itu, pengetahuan petani mengenai hutan sebagai penyimpan karbon juga perlu ditingkatkan mengingat ke depan akan diperkenalkan Foto 2. Program radio di Gema Solidaritas FM mekanisme pembiayaan karbon sebagai alternative lain pengelolaan kawasan hutan. Radio dipilih karena jangkauannya yang luas, sehingga dapat menyentuh semua khalayak target dan kedalamannya sedang (dapat digunakan untuk menyampaikan informasi secara interaktif ataupun secara rinci) 6. 6 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA, 2007 33

Deskripsi kegiatan: program radio dilakukan di 2 stasiun radio. Program radio pertama dilaksanakan di Radio Siaran Pemerintah Daerah Ketapang (RSPDK) mulai bulan September 2009. Program dilakukan seminggu sekali, masing-masing selama 1 jam tanpa iklan. Untuk program ini Titian hanya perlu membantu biaya operasional pada pihak radio, tanpa perlu memberikan honor pada penyiar/ penanggung jawab. Pertimbangan memilih RSPDK didasarkan pada hasil pra survei mengenai saluran informasi kedua yang paling banyak didengar oleh khalayak target (25,7%). Televisi sebenarnya merupakan pilihan media informasi utama khalayak target (93,6%), namun dikarenakan cost untuk melakukan kampanye melalui televisi sangat mahal maka radio tetap dimanfaatkan untuk menyampaikan informasi mengenai hutan Sungai Putri. Pada program radio ini Titian hanya menyediakan bahan siar, sementara manajemen radio yang menjadi penanggung jawab siaran. Mencari penyiar untuk program ini dan memastikan program berjalan pada jadwal yang sudah ditentukan. Program radio di RSPDK setiap hari senin pukul 15.00 16.00 wib. Dalam tabel berikut disajikan tema siaran dari bulan September Desember 2009: Tabel 7. Tema Bulanan Program Radio di RSPDK No Bulan Tema Narasumber 1. September 2009 Pengenalan kawasan hutan rawa gambut Sungai Putri Dinas Kehutanan Kab. Ketapang, Fauna & Flora International-IP (FFI-IP) 2. Oktober 2009 Pengenalan tentang Credit Union Titian, aktivis Credit Union 3. November 2009 Hutan dan perubahan iklim Titian dan FFI-IP 4. Desember 2009 Mekanisme pembiayaan karbon Titian dan FFI-IP Setelah dievaluasi pada Januari 2010 berdasarkan hasil diskusi terbatas di lapangan, maka program radio di RSPDK tidak dilanjutkan kembali. Meskipun RSPDK dapat menjangkau seluruh daerah kabupaten Ketapang dengan populasi 395.076 jiwa, namun dari diskusi diketahui banyak khalayak yang tidak mendengarkan program radio ini, sehingga program ini menjadi tidak efektif. Televisi menjadi media informasi yang dipilih oleh khalayak target. Selain itu karena waktu siaran yang terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk menerima telepon dan berinteraksi dengan pendengar selain khalayak target. 34

Bulan Februari 2010, Titian mendapat tawaran untuk mengelola siaran program lingkungan di radio Gema Solidaritas FM. Program ini dinamai Obrolan Seputar Konservasi (Obsesi), disiarkan setiap hari selasa pk. 10.00 wib, mulai bulan Maret 2010. Manajer kampanye bertanggung jawab secara langsung untuk mengelola program ini. Mulai dari menyiapkan bahan siar hingga on air. Dalam tabel berikut dapat dilihat tema program bulanan: Tabel 8. Tema Bulanan Program Obsesi di Radio Gema Solidaritas FM No Bulan Tema Narasumber 1. Maret 2010 Hutan dan perubahan iklim Titian, FFI-IP 2. April 2010 Hari bumi Titian 3. Mei 2010 Potensi keragaman hayati di Ketapang dan Titian hutan Sungai Putri 4. Juni 2010 REDD: sebuah alternative untuk konservasi Titian kawasan 5. Juli 2010 Hutan kemasyarakatan Titian, FFI-IP Durasi program selama 2 jam dan tanpa iklan. Radio Gema Solidarita FM memberikan waktu siar ini secara cuma-cuma. Durasi program yang cukup panjang, memungkinkan interaksi dengan pendengar. Setiap kali siaran, pendengar dapat menelpon untuk menyampaikan komentar atau menanyakan langsung hal-hal yang didiskusikan. Respon pendengar umum (bukan khalayak target) tercatat cukup aktif. Tema siaran yang paling banyak mendapat respon pendengar adalah mengenai kawasan hutan Sungai Putri dan REDD. Program ini masih berlanjut sampai dengan sekarang. Pertimbangan utama mempertahankan program ini meskipun paparannya terhadap khalayak target sangat kecil, terutama karena masih ada respon pendengar yang masuk dan tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk mengelola program ini. Pembelajaran: sangat penting menjalin dan memelihara hubungan kerjasama dengan media atau lembaga mitra lainnya. Di lembaga sebelumnya, Manajer kampanye sudah pernah bekerja sama dengan RSPDK. Hubungan ini terus dipertahankan oleh Manajer kampanye bahkan ketika sudah berpindah ke lembaga lain. Hingga pada saat melakukan kampanye Pride, Manajer kampanye tidak perlu melakukan negosiasi yang panjang untuk memasukkan program baru ke dalam radio tersebut. Hubungan yang terkelola dengan baik ini juga yang membuat pihak RSPDK memberikan ekstra 1 kali siar iklan layanan masyarakat yang diproduksi oleh lembaga. 35

Demikian juga dengan radio Gema Solidaritas FM. Radio komunitas ini dikelola oleh CU Pancur Solidaritas (CUPS) di Ketapang. Sebelumnya Manajer kampanye sering berhubungan dengan CU ini ketika berencana mengembangkan CU di Sungai Putri. Ketika mereka mengelola radio dan radionya sudah beroperasi, pihak pengelola langsung menghubungi dan memberikan penawaran program lingkungan pada Manajer kampanye. Pembelajaran lainnya, terutama untuk mengefektifkan media ini pada khalayak target di masa depan, Manajer kampanye ingin menggunakan kartu pendengar yang memungkinkan pendengar berkirim salam dengan keluarga atau meminta lagu favorit mereka. Dengan adanya kartu ini, pendengar akan selalu antusias menunggu program disiarkan. Selain itu, mengundang tokoh dari desa target untuk menjadi narasumber dalam salah satu siaran. Kegiatan 2: Mobile Cinema/ Layar Tancap Alasan untuk kegiatan: Layar tancap dipilih karena merupakan media hiburan rakyat yang tidak memakan biaya dan dapat melibatkan banyak khalayak target. Lewat layar tancap, manajer kampanye juga dapat berinteraksi langsung dengan khalayak target untuk mengetahui apakah pesan yang disampaikan lewat media audio visual dapat diterima dengan baik. Kegiatan ini cukup efektif dari sisi kedalaman karena membuka kesempatan diskusi interaktif dengan khalayak sedangkan jangkauannya termasuk rendah-sedang, terutama karena logistik dan teknologi. Foto 3. Layar tancap di desa Tanjung Baik Budi Deskripsi kegiatan: layar tancap dilaksanakan 2 kali selama masa kampanye, yaitu pada bulan Agustus 2009 sebagai pembuka kegiatan kampanye. Kegiatan layar tancap ini dilakukan bersama Yayasan Palung. Yayasan Palung merupakan organisasi non pemerintah yang juga bekerja untuk pelestarian orangutan dan habitatnya di kab. Ketapang. Pertunjukkan layar tancap dilakukan di Desa Tanjung Baik Budi dan Sungai Putri. Rencana kegiatan kemudian dikonsultasikan dengan kepala desa di 2 lokasi tersebut. Kepala desa kemudian memberikan masukan lokasi pemasangan layar tancap. Di Desa Tanjung, dipilih halaman SDN 02 Tanjung sebagai lokasi kegiatan. Lokasi ini dianggap 36

strategis karena berbatasan dengan desa Kuala Tolak. Posisinya yang terletak di antara 2 desa target ini akan memudahkan 2 khalayak target di desa Kuala Tolak dan Tanjung Baik Budi untuk berpartisipasi. Sementara di Sungai Putri, halaman SDN 01 yang dipilih menjadi lokasi kegiatan. Pada pelaksanaannya, film yang pertama diputar adalah film komersil yang tujuannya untuk menarik perhatian khalayak target baru kemudian setelah khalayak target berkumpul, film disela dengan slideshow mengenai hutan rawa gambut Sungai Putri. Slide show ini menyampaikan informasi mengenai luas kawasan, potensi kawasan dan nilai penting kawasan bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Di Tanjung Baik Budi, setidaknya 350 orang yang menyaksikan layar tancap. Sedang di Sungai Putri, setidaknya ada 200 orang yang menyaksikan. Untuk memastikan penerimaan audiens terhadap informasi yang disampaikan, manajer kampanye mengajukan quiz berhadiah. Pertanyaan yang diajukan antara lain mengenai fungsi hutan rawa gambut, satwa-satwa dilindungi yang ada di dalam kawasan dan fungsi satwa tersebut bagi ekosistem. Pertanyaan tersebut ternyata dapat dijawab dengan baik oleh audiens. Pembelajaran: media layar tancap sangat diminati oleh khalayak target, meskipun banyak audiens anak-anak yang hadir ketimbang orang dewasa. Ke depan, untuk menarik lebih banyak perhatian orang dewasa, Manajer kampanye akan mengadakan kuis berhadiah alat-alat rumah tangga dan sebelum pelaksanaan layar tancap akan diumumkan keliling desa terlebih dahulu. Terlepas dari itu, kegiatan ini bisa direplikasi terus menerus untuk menyampaikan pesan konservasi pada khalayak target. Kegiatan ini dapat melibatkan banyak orang dan relative tidak berbiaya. Kegiatan 3: Pertemuan kampung Foto 4. Pengorganisiran Credit Union di Desa Tempurukan Alasan untuk kegiatan: pertemuan kampung dipilih untuk menyampaikan informasi mengenai hutan, perubahan iklim dan Credit Union (CU) secara lebih mendalam. Melalui pertemuan kampung juga memungkinkan untuk mengetahui penerimaan khalayak target secara langsung terhadap informasi yang disampaikan. Berdasarkan hasil survei pra kampanye media yang paling sering digunakan masyarakat untuk berkomunikasi adalah musyawarah desa (43%). Walaupun kedalaman kegiatan ini cukup 37

tinggi akan tetapi jangkauannya memang rendah. Artinya hanya sekelompok kecil atau jumlah terbatas saja yang dapat terjangkau dan untuk menjangkau lebih luas lagi akan dibutuhkan banyak sumberdaya baik waktu, dana maupun manusia. Deskripsi kegiatan: pertemuan kampung yang dilakukan selama masa kampanye dikelompokkan berdasarkan informasi yang disampaikan. Ada pertemuan kampung yang khusus membicarakan mengenai hutan dan perubahan iklim, dan ada pertemuan kampung yang khusus menyampaikan informasi mengenai Credit Union dan bagaimana korelasinya terhadap pelestarian hutan. Ini untuk mencegah agar informasi yang disampaikan terlalu padat dan memakan waktu lama, karena pertemuan biasanya dilakukan pada malam hari. Pertemuan kampung mengenai Credit Union dilakukan selama bulan Oktober 2009, sebanyak 6 kali. Alur pertemuan kampung dibuat dalam desain kaleidoskop. Tujuan rasionalnya adalah memberikan pemahaman pada khalayak target mengenai apa itu Credit Union, manfaat CU untuk menguatkan ekonomi masyarakat dan bagaimana korelasinya dengan upaya penyelamatan kawasan Sungai Putri. Sementara tujuan pengalamannya adalah untuk menggantikan citra kerja kayu dengan kegiatan wirausaha lainnya yang lebih berkelanjutan dan lebih menguntungkan. Pertemuan kampung ini menggunakan alat bantu presentasi power point dan film documenter. Untuk memfasilitasi pertemuan, manajer kampanye meminta dukungan dari pakar dalam hal ini penggiat Credit Union Mariamah Achmad. Mariamah Achmad bersama lembaga Gemawan sudah berpengalaman menginisiasi CU pada komunitas melayu pertama di Kalimantan Barat. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat mendapat informasi yang memadai, sekaligus untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Dari pertemuan ini berhasil diidentifikasi perwakilan khalayak target yang cukup kritis dan dianggap berpotensi menjadi penggerak komunitas. Pertemuan kampung untuk mengenalkan konsep CU ini kembali diulang pada akhir bulan April hingga Mei 2010. Pertemuan ini juga bertujuan untuk mendorong khalayak target menjadi anggota pertama CU yang akan didirikan pada Juli 2010. Selain itu, dalam rangka mempersiapkan berdirinya CU di Sungai Putri dilakukan juga seri pertemuan dengan tim pioneer pembentukan CU Sungai Putri. Pertemuan ini sifatnya lebih membahas persiapan-persiapan teknis menuju perencanaan strategis yang diselenggarakan pada akhir Juli. Berikut adalah jadwal pertemuan kampung untuk pengorganisiran CU sejak Oktober hingga Juli 2010. 38

Tabel 9. Jadwal Pertemuan Kampung untuk Pengorganisiran CU di Sungai Putri No Jadwal Pertemuan Lokasi Agenda 1 17 Oktober 2009 Desa Sungai Putri Pengenalan CU 2 18 Oktober 2009 Desa Tanjung Baik Budi Pengenalan CU 3 19 Oktober 2009 Desa Sungai Putri Pengenalan CU 4 19 Oktober 2009 Desa Tempurukan Pengenalan CU 5 20 Oktober 2009 Desa Kuala Tolak Pengenalan CU 6 26 Oktober 2009 Desa Tempurukan Pengenalan CU 7 28 Oktober 2009 Desa Sungai Putri Usulan nama Kriteria calon staf Usulan tempat magang Rencana pembiayaan magang 8 2 Desember 2009 Desa Sungai Putri Update perkembangan rekrutmen calon staf 9 22 Januari 2010 Desa Sungai Putri Pembentukan panitia pendirian CU Pantai Utara Penyusunan jadwal kerja panitia Persiapan diskusi dengan BKCUK 10 25 Januari 2010 Desa Sungai Putri Diskusi dengan BKCUK (A.R. Mecer, Silvia Sayu) 11 3 Februari 2010 Desa Sungai Putri Pemantapan pengetahuan tentang CU dan manajemen CU 12 15 Maret 2010 Desa Sungai Putri Persiapan magang 13 16 Maret 2010 Desa Sungai Putri Pembekalan magang khusus calon staf 14 11 April 2010 Desa Sungai Putri Penentuan produk CU Pantai Utara dan syarat anggota baru, penentuan lokasi tempat pelayanan sementara 39

No Jadwal Pertemuan Lokasi Agenda CU 15 25 April 2010 Desa Sungai Putri Penentuan jadwal pertemuan kampung untuk penjaringan anggota pertama CU Pantai Utara 16 28 April 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 17 2 Mei 2010 Desa Tempurukan Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 18 7 Mei 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 19 12 Mei 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 20 21 Mei 2010 Desa Sungai Putri Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 21 25 Mei 2010 Desa Tempurukan Pengenalan CU (pendidikan motivasi) 22 14 Juli 2010 Desa Sungai Putri Persiapan renstra 23 19 Juli 2010 Desa Sungai Putri Checking terakhir persiapan renstra Pada bulan Juni tidak pernah dilakukan pertemuan karena suasana politik sesudah Pemilukada putaran I di Ketapang yang kurang kondusif. Hal ini juga yang menjadi kendala dan memperkuat kenyataan bahwa kegiatan ini memiliki jangkauan rendah; dalam situasi tertentu tidak mudah menggunakan kegiatan ini untuk menjangkau khalayak target. Pertemuan khusus mengenai hutan dan perubahan iklim dimulai pada bulan Desember 2009 Februari 2010. Tujuan rasional dari pertemuan ini adalah membangun pemahaman mengenai manfaat hutan, perubahan iklim dan REDD. Serta membangun pehamaman dan menggali umpan balik mengenai skema REDD yang akan diinisiasi di Sungai Putri. Tujuan pengalamannya adalah masyarakat mulai membicarakan rencana program REDD di Sungai Putri. Selain itu juga agar masyarakat memberikan respon positif terhadap rencana program REDD Sungai Putri. 40

Untuk memastikan suasana pertemuan yang nyaman dan memungkinkan semua peserta untuk terlibat dalam proses diskusi, Manajer kampanye menggunakan teknik fasilitasi vibran. Pertemuan dibuka dengan kegiatan menggambar wajah. Peserta diskusi diminta duduk berpasangan kemudian menggambar wajah pasangannya masing-masing di kertas dengan menggunakan spidol atau krayon. Peserta juga diminta untuk mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai pasangannya. Setelah selesai, semua peserta diberi kesempatan untuk menceritakan pasangan yang sudah digambarnya tadi. Permainan ini cukup berhasil mencairkan suasana. Sehingga pada saat diskusi, suasana menjadi nyaman dan peserta tanpa sungkan dan ragu menyatakan ide dan pemikirannya. Untuk menjelaskan mengenai perubahan iklim, Manajer kampanye menggunakan alat bantu flipchart yang digambar sendiri di atas karton berukuran besar. Ide menggunakan flipchart ini muncul ketika diskusi internal di lembaga. Seringkali alat bantu yang digunakan dalam sebuah proses diskusi justru menimbulkan jarak antara fasilitator dengan peserta. Peralatan seperti laptop, proyektor akan menimbulkan kesan bahwa fasilitator adalah orang pintar yang mengerti segalanya. Atas pertimbangan ini kemudian muncul ide untuk membuat flipchart. Presentasi mengenai perubahan iklim yang tadinya dibuat dengan power point disalin ke atas kertas karton. Pada saat diskusi flipchart diedarkan ke audiens sehingga audiens bisa melihat dari dekat dan menjadikannya sebagai bahan diskusi. Alat bantu ini dirasakan Manajer kampanye sangat efektif untuk mengambil perhatian audiens. Foto 5. Flipchart, alat bantu untuk menjelaskan perubahan iklim Untuk memberikan ilustrasi mengenai oksigen dan karbondioksida, dilakukan demonstrasi dengan menggunakan kantong plastik. Seorang peserta diminta untuk menjadi relawan untuk disungkup kepalanya dengan kantong plastik. Kantong plastik perlahan-lahan dikencangkan sehingga tidak ada aliran udara yang masuk dan peserta akhirnya menghirup karbon dioksida. Ini dimaksudkan agar peserta mengetahui perbedaan antara oksigen dan karbondioksida. Baru kemudian dijelaskan bagaimana hutan berperan menghasilkan oksigen dan memerangkap karbon. Peserta juga diminta untuk melakukan curah ide mengenai fungsi hutan. 41

Untuk menjembatani presentasi mengenai hutan dan perubahan iklim dengan REDD, peserta diminta untuk bekerja di dalam kelompok. Menjawab 4 pertanyaan untuk menuju cita-cita hutan terjaga masyarakat sejahtera. Pertanyaan 1) apa permasalahan yang terjadi jika kita tidak menjaga hutan, 2) kalau hutan terjaga apa yang terjadi dengan masyarakatnya? 3) kalau ada program yang menawarkan masyarakat sejahtera hutan terjaga, kontribusi apa yang bisa diberikan oleh masyarakat? 4) kendala atau kesulitan kalau hutan terjaga dan jika hutan tidak ada? Diskusi ini juga bertujuan untuk melihat pengetahuan masyarakat mengenai hutan dan modal sosial apa yang sudah dimiliki masyarakat untuk mendukung inisiasi REDD disana. Pertemuan mengenai hutan dan perubahan iklim ini dilakukan masing-masing 2 kali di 3 desa target yaitu desa Kuala Tolak, Tanjung Baik Budi dan Sungai Putri. Desa Tempurukan baru pada bulan April 2010 menyatakan kesediaannya untuk berdiskusi mengenai ini, namun sayangnya pada saat bersamaan, FFI-IP yang memimpin proses inisiasi REDD di Sungai Putri sedang mengalami masalah internal lembaga dan menghentikan sementara kegiatannya di lapangan. Untuk menghindari resiko kesalahan penyampaian informasi mengenai REDD di Sungai Putri yang semestinya disampaikan oleh FFI-IP sebagai lead agency, Titian memilih untuk tidak memfasilitasi pertemuan di Tempurukan. Foto 6. Diskusi kelompok Selain itu, manajer kampanye juga menginisiasi pertemuan dengan pihak kecamatan untuk mendiskusikan mengenai inisiatif ini. Di Kecamatan Muara Pawan dan Matan Hilir Utara pertemuan masing-masing dilakukan pada bulan Februari 2010. Pertemuan di Kecamatan Muara Pawan sifatnya hanya audiensi. Dalam pertemuan tersebut selain dihadiri pihak kecamatan (Camat dan Sekcam), juga hadir Kepala desa, ketua BPD, sekretaris desa dan perwakilan tokoh masyarakat desa Tempurukan. Di kecamatan Matan Hilir Utara, pertemuan melibatkan komponen yang sama dari desa Sungai Putri, Tanjung dan Tolak. Beberapa catatan dari pertemuan yang dilakukan tersebut adalah sebagai berikut: 42

1. Pengetahuan masyarakat terhadap nilai ekologis hutan bisa dikatakan cukup merata di 3 desa. Ini bisa dilihat pada saat diskusi kelompok dimana peserta diminta menyebutkan tantangan yang terjadi jika hutan tidak ada. Meskipun demikian, keberlanjutan penyampaian informasi mengenai hutan tetap perlu dilakukan. 2. Peserta diskusi merespon baik ide proyek REDD dengan catatan balas jasa yang diterima sebanding dengan pendapatan mereka dari bekerja kayu atau paling tidak ada jaminan tersedianya lapangan pekerjaan atau sumber ekonomi alternatif. Meskipun demikian, penerimaan dan respon masyarakat terhadap informasi yang telah disampaikan perlu digali melalui proses wawancara yang lebih mendalam. 3. Perlu dipikirkan mengenai suplai kayu untuk kebutuhan domestik/ lokal. Jika REDD berjalan, maka penebangan sebisa mungkin ditekan hingga tidak ada sama sekali (zero logging). Sehingga perlu dipikirkan dari suplai kayu untuk kebutuhan pembangunan di desa dapat dipenuhi. 4. Masyarakat berkeinginan untuk melihat secara langsung kawasan hutan Sungai Putri. Keinginan ini bisa ditindak lanjuti dengan memfasilitasi field trip ke kawasan. Pembelajaran: sangat penting untuk menciptakan suasana pertemuan yang menyenangkan bagi semua pihak dan memberikan semua orang kesempatan bicara di awal, sehingga semua orang merasa dipentingkan dan mau terlibat dalam proses diskusi selanjutnya. Dengan cara seperti ini, diskusi yang terbangun lebih hidup dan peserta akan memberikan komentar atau input dengan cara yang konstruktif. Permainan menggambar wajah sangat baik dipergunakan untuk membangun suasana pertemuan. Pernah suatu kali Manajer kampanye tidak menggunakan permainan ini di awal pertemuan karena pertemuan mulai sangat terlambat, akibatnya suasana pertemuan menjadi kaku dan proses diskusi yang terbangun kurang lancar. Kelemahan dari permainan ini, waktu yang diperlukan cukup lama, sehingga kurang efektif jika digunakan pada pertemuan malam hari. Jumlah peserta pertemuan perlu ditetapkan agar pertemuan berjalan lancar dan hasilnya maksimal. Berdasarkan pengalaman Manajer kampanye, rentang jumlah peserta yang disarankan antara 20 25 orang. Di atas jumlah itu, akan terlalu banyak distraksi dan peserta menjadi tidak fokus. Jika pertemuan dilakukan pada malam hari, waktu yang ideal antara pukul 19.30 21.30 wib. Di atas waktu tersebut peserta sudah kelelahan dan tidak fokus lagi pada isi pertemuan. Jika akan melakukan pertemuan serupa di masa depan, Manajer kampanye hanya akan merancang pertemuan pada waktu-waktu tersebut. Agar pertemuan selesai tepat waktu, strategi yang akan dilakukan adalah menghindari tema diskusi yang terlalu luas. Pemilihan tema diskusi yang sangat spesifik sangat dianjurkan. Jika memfasilitasi pertemuan dengan tim, sebelum pertemuan mesti disepakati pembagian peran dan tugas secara spesifik. Pada saat pertemuan kampung mengenai hutan dan perubahan iklim, Manajer kampanye bekerja dengan tim berjumlah 5 orang. Masing- 43

masing mempunyai peran sendiri. Ada yang berperan sebagai fasilitator utama, fasilitator pendamping, pencatat proses, dokumentasi dan mengatur logistik pertemuan. Kegiatan 4: Iklan layanan masyarakat Alasan untuk kegiatan: iklan layanan masyarakat dibuat untuk melengkapi program radio dan agar pesan yang disampaikan lebih melekat pada khalayak responden. Kegiatan ini memiliki tingkat kedalaman sedang dan jangkauan tinggi 7. Deskripsi kegiatan: iklan layanan masyarakat (ILM) tadinya akan diproduksi 2 kali, seri 1 akan mengangkat tema tentang fungsi hutan Sungai Putri untuk menahan intrusi dan hubungannya dengan usaha pertanian. Sedang seri kedua akan bertemakan manfaat Credit Union. Namun pada implementasinya, hanya 1 iklan layanan masyarakat yang dibuat karena keterbatasan sumber daya. Iklan layanan masyarakat dibuat pada bulan November 2009 dimulai dengan menulis naskah, identifikasi dan audisi pengisi suara, rekaman untuk pre-tes, pre tes, revisi, produksi dan launching. Tema ILM yang diproduksi adalah fungsi hutan untuk menahan intrusi. Naskah ILM disusun dengan bahasa melayu dan dielaborasi dengan peristiwa yang terjadi di lapangan. Sejak 4 tahun terakhir ladang masyarakat sekitar hutan Sungai Putri Foto 7. Produksi iklan layanan masyarakat terkena intrusi dan mengalami gagal panen. Hasil panen padi yang didapat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Sehingga petani terpaksa pergi masuk hutan, melaut, membuat gula kelapa bahkan menjadi buruh di perkebunan yang jauh dari kampung. Padahal sebenarnya kegiatan menebang hutan justru memperparah intrusi air laut. 7 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA, 2007 44

ILM tadinya akan disiarkan 3 kali sehari selama 2 bulan antara jam 06.00 12.00 dan 15.00 18.00 wib. Lalu kemudian, pihak RSPDK memberikan bonus 1 kali siar, sehingga dalam sehari ILM disiarkan selama 4 kali. Pihak RSPDK merasa kampanye yang dilakukan sangat positif sehingga mau ikut mendukung kegiatan. Pembelajaran: proses produksi iklan layanan masyarakat sebenarnya menyenangkan dan cukup menantang. Manajer kampanye harus membuat narasi iklan yang menarik, dengan pesan yang efektif dalam waktu kurang dari 60 detik. Berdasarkan hasil survei paska kampanye, media ini merupakan media ketiga yang disenangi oleh khalayak target setelah leaflet tentang mengenal manfaat hutan dan pertemuan kampung mengenai hutan dan perubahan iklim. Tantangan menggunakan media ini adalah memastikan khalayak target mendengarkannya. Ke depan jika akan memproduksi iklan layanan lagi, Manajer kampanye akan melakukan audisi pengisi suara iklan layanan di desa target. Kegiatan ini tentu akan menarik perhatian khalayak target dan menimbulkan ketertarikan untuk mendengarkan iklan layanan yang nantinya akan diputar di radio. Pengisi suara iklan layanan yang diproduksi ini adalah orang-orang radio dan bukan masyarakat desa target. Kegiatan 5: Produksi leaflet Gambar 2. Leaflet Mengenal Manfaat Hutan Alasan untuk kegiatan: leaflet dipilih menjadi salah satu media untuk menyampaikan informasi mengenai hutan, perubahan iklim dan REDD pada saat pertengahan kampanye. Saat itu yang menjadi pertimbangan adalah 45

ingin membuat media yang bisa ditinggalkan untuk masyarakat, sehingga di lain waktu masyarakat dapat membaca ulang informasi yang sudah disampaikan. Meskipun kegiatan ini memiliki tingkat kedalaman rendah-sedang, karena informasi dikemas dalam sebuah ruang terbatas, namun jangkauannya cukup tinggi/luas 8. Deskripsi kegiatan: diskusi mengenai tema dan isi leaflet sudah dimulai sejak September 2009. Ide awalnya hanya ingin membuat 2 seri leaflet dengan tema manfaat hutan serta perubahan iklim yang dikolaborasi dengan inisiatif REDD. Namun setelah didiskusikan lebih lanjut, akhirnya diputuskan untuk membuat 3 seri leaflet. Perubahan iklim dan inisiatif REDD dibuat ke dalam leaflet terpisah karena dikhawatirkan informasinya akan menjadi terlalu padat jika dipaksakan masuk ke dalam satu leaflet. Isi leaflet dibuat se-informative namun dengan bahasa sesederhana mungkin. Kejadian-kejadian di lapangan akan dielaborasi ke dalam leaflet untuk menimbulkan kesan kedekatan (proximity) dengan khalayak target. Leaflet dirancang dengan komposisi gambar lebih banyak dari teks. Ukuran huruf yang digunakan juga sengaja dibuat cukup besar sehingga memudahkan untuk dibaca. Draft leaflet kemudian dikonsultasikan ke dalam tim untuk mendapat koreksi dan masukan. Pada putaran pertama muncul ide untuk memasukkan rencana inisiasi REDD di Sungai Putri, termasuk rencana pengelola dan distribusi manfaat. Penyusunan informasi menganai REDD ini ditangani oleh Community Engagement Specialist Fauna & Flora Gambar 3. Leaflet REDD dan Perubahan Iklim International-Indonesia Programme. Manajer kampanye hanya membantu menyunting naskah dan merancang ilustrasi dan foto yang akan digunakan. Januari 2010, dengan berbagai pertimbangan leaflet mengenai REDD akhirnya 8 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA, 2007 46

disepakati sementara hanya menyajikan informasi dasar mengenai REDD. Penyusunan informasi diserahkan kembali pada Manajer kampanye. Leaflet seri pertama dan kedua lebih dulu direvisi dan diujicobakan di lapangan. Ujicoba dilakukan pada bulan Desember 2009 dengan metode wawancara sela melibatkan 8 12 orang. Daftar pertanyaan untuk ujicoba terlampir pada bab VIII. Beberapa masukan yang diperoleh dari wawancara sebagai berikut. 1. Kata "serasah" dan "merebak" tidak dipahami oleh masyarakat. Kata-kata ini kemudian dicari istilah lokalnya agar lebih mudah dipahami. 2. Kesulitan memahami peristiwa efek rumah kaca, sehingga perlu dibuat ilustrasi untuk memudahkan pemahaman. 3. Banyak informasi pada leaflet seri 1 yang terkesan berulang. Perlu penyederhanaan informasi. 4. Informasi yang disajikan dalam tabel sulit untuk dipahami. Perlu dipertimbangkan untuk menarasikan semua informasi yang disajikan dalam tabel. 5. Nama-nama gas rumah kaca tidak perlu dicantumkan. Berdasarkan masukan ini maka pada minggu kedua Desember 2009, draft leaflet kembali direvisi. Jauh sebelum proses revisi, pada November 2009 manajer kampanye sudah meminta penawaran untuk layout dan cetak leaflet. Dari 4 vendor yang mengajukan penawaaran, manajer kampanye memilih bekerja sama dengan vendor yang juga memiliki latar belakang konservasi sehingga proses transfer informasi tidak terlalu sulit dan vendor bisa lebih leluasa mengembangkan ilustrasi untuk melengkapi informasi leaflet. Namun dikarenakan persoalan internal, proses layout dan cetak baru dimulai pada Februari 2010. Leaflet yang sudah dilayout dan ditambahkan ilustrasi oleh vendor kembali direvisi sampai mendapat versi final dan siap cetak. Minggu ketiga April 2009, baru leaflet pertama yang sudah selesai dicetak. Leaflet seri kedua dan ketiga baru selesai dicetak akhir Mei 2010 dikarenakan keterlambatan lembaga mitra kampanye terlambat menyelesaikan administrasi untuk produksi leaflet. Ketiga seri leaflet ini masing-masing dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan didistribusikan secara merata pada masyarakat di 4 desa target. Distribusi leaflet ini dibantu oleh relawan. Pembelajaran: pre-test media sangat penting untuk memastikan pesan yang disampaikan bisa diterima oleh khalayak target. Selain itu agar pesan yang disampaikan lebih fokus, gunakan satu media hanya untuk satu pesan. Manajer kampanye sengaja memproduksi 3 seri leaflet agar pesan yang disampaikan dalam tiap leaflet spesifik. Dengan pesan yang spesifik kita bisa menambah kedalaman, tidak semua informasi dimampatkan dalam satu leaflet tapi dipecah dalam beberapa leaflet. Elaborasi peristiwa atau cerita yang terjadi di masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi leaflet ini. Leaflet mengenal manfaat hutan yang banyak memasukkan 47

kejadian-kejadian dan foto-foto di desa target terkait dengan degradasi hutan, membuat media ini menjadi media yang paling disukai oleh khalayak target (sumber: analisis data survei pra dan paska kampanye, 2010). Jika ke depan jika akan membuat media serupa, target waktu harus ditaati sehingga media dapat dikeluarkan di awal atau paling tidak pada pertengahan masa kampanye. Sehingga ada cukup waktu bagi masyarakat untuk mencerna informasi yang disampaikan. Kegiatan 6: Komik dan pembatas buku Alasan untuk kegiatan: komik dibuat untuk mendukung informasi yang sudah disampaikan di dalam leaflet. Komik juga dibuat untuk mengakomodir masyarakat target yang kurang lancar baca tulis. Komik ini dibuat khusus untuk orang dewasa. Media komik untuk audiens dewasa memiliki kedalaman tinggi dan jangkauan luas 9. Deskripsi kegiatan: seperti halnya dengan leaflet, diskusi mengenai isi komik mulai dibahas sejak September 2009. Informasi yang disampaikan dalam komik merupakan rangkuman dari informasi yang ada di dalam leaflet. Pesan yang coba disampaikan adalah dampak dari perubahan iklim, dan upaya mengurangi dampak tersebut dengan menjaga hutan. Manajer Kampanye lalu mulai menuangkan ide cerita dalam bentuk storyboard pada Oktober 2009. Storyboard merupakan salah satu cara alternative mensketsakan kalimat sebagai alat perencanaan. Storyboard menggabungkan narasi dan visual pada selembar kertas sehingga naskah dan visual terkoordinasi. Komik dimulai dengan suasana warga kampung yang mengantri air. Lalu diceritakan keresahan petani yang tidak bisa menggarap lahan karena hujan yang tak kunjung datang. Lalu muncul desas desus kalau desa terkena kutukan. Petani lalu ramai-ramai mendatangi kepala desa Gambar 4. Komik untuk mengkonfirmasi mengenai kutukan ini. Kepala desa kemudian menjelaskan bahwa apa yang mereka sebut sebagai kutukan ini sebenarnya merupakan dampak perubahan iklim. Kepala desa kemudian menjelaskan panjang lebar mengenai apa itu perubahan iklim, penyebab, dampak dan 9 Price, Sharon and Marisol Mayorga, Buku Pegangan RARE Pride, Arlington VA, 2007 48

upaya yang bisa dilakukan untuk menguranginya. Kepala desa juga menjelaskan tentang REDD sebagai bentuk usaha mitigasi perubahan iklim. Komik ditutup dengan cerita warga yang bersepakat menjaga hutan. Usaha mereka ini membuahkan hasil pertanian yang melimpah karena hutan bagus dan intrusi tidak terjadi lagi Storyboard ini lalu disirkulasikan di dalam tim untuk mendapatkan input. Ide ceritanya diterima oleh tim, namun cerita perlu lebih didramatisasi sehingga lebih menarik untuk dibaca. Akhir cerita juga harus dibuat lebih dramatis. Ada masukan juga agar tokoh yang memberikan penjelasan mengenai perubahan iklim ini disesuaikan dengan hasil survei pra kampanye mengenai sumber informasi yang paling dipercaya oleh masyarakat. November 2009, Manajer kampanye kembali melakukan revisi. Komik yang direvisi ini mengangkat cerita pasangan Minah dan Bahrun yang tinggal di kampung dekat hutan Sentap Kancang. Suatu hari Minah yang sedang hamil tua terus-terusan mengeluh kepanasan dengan suaminya. Minah juga menuntut agar suaminya membelikan pendingin ruangan. Namun karena Gambar 5. Contoh storyboard komik hanya bekerja sebagai petani yang ladangnya sering gagal panen karena intrusi, Bahrun tidak dapat memenuhi tuntutan istrinya. Minah yang tidak terima akhirnya malah minta cerai. Bahrun resah dengan masalah rumah tangganya, ditambah lagi musim kemarau panjang yang terjadi di kampungnya. Ladang yang semestinya sudah ditanami benih, belum juga digarap karena belum turun hujan. Kejadian ini menjadi buah bibir di kampung, desas desus yang beredar, desa mereka 49

terkena kutukan. Bahrun dan istrinya lalu pergi ke rumah ketua RT untuk membantu menengahi masalah mereka. Kebetulan pada saat bersamaan orang-orang kampung juga tengah berkumpul di rumah ketua RT, mendiskusikan tentang kutukan di kampung mereka. Ketua RT lalu menjelaskan bahwa fenomena alam yang terjadi di kampung mereka sebenarnya adalah dampak dari perubahan iklim. Dampak dari perubahan iklim bisa dikurangi dengan menjaga hutan. Membeli pendingin ruangan sebagaimana yang dikehendaki Midah tidak akan menyelesaikan masalah. Ketua RT juga menjelaskan mengenai REDD. Penjelasan dari ketua RT ini menenangkan warga kampung dan pasangan Bahrun-Midah. Mereka kembali hidup rukun. Komik ini ditutup dengan Bahrun dan Midah yang menanam pohon di hutan Sentap Kancang sebagai tanda syukur atas kelahiran anak mereka. Dalam versi revisi ini, Ketua RT dipilih sebagai tokoh yang menyampaikan informasi lingkungan pada masyarakat, sesuai dengan hasil survei pra kampanye. Dalam survei pra kampanye, Ketua RT merupakan tokoh yang paling dipercaya masyarakat desa target untuk menyampaikan informasi, termasuk informasi lingkungan. Gambar 6. Pembatas buku yang rencananya akan disertakan di dalam komik Setelah disepakati, April 2010 baru kemudian dibuat dummy komik untuk dikirim ke vendor dan dibuat ilustrasinya. Namun hingga akhir masa kampanye, komik ini belum sempat dicetak dikarenakan kendala administrasi dan pendanaan. Hanya pembatas buku yang sudah dicetak pada akhir Mei 2010. Bulan Agustus 2010, proses meminta penawaran dari vendor untuk cetak komik baru dilakukan oleh lembaga mitra kampanye. Jika mendapat vendor yang sesuai, maka komik akan segera dicetak. Rencananya komik akan dicetak sebanyak 1000 eksemplar dan akan dibagikan secara merata di desa target. Pembelajaran: jika lembaga melakukan kampanye dengan sumber daya dari lembaga lain, maka tenggat waktu produksi media harus disepakati dan ditaati bersama. Keterlambatan produksi dan distribusi media akan berpengaruh terhadap efektivitas kampanye yang dilakukan. 50

Selain itu, jika ke depan akan memproduksi komik kembali, Manajer kampanye ingin melibatkan seniman lokal, atau jika memungkinkan pemuda di desa target yang mempunyai kemampuan melukis. Hal ini dimaksudkan agar komik yang dihasilkan menjadi kebanggaan lokal dan menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk membacanya. Kegiatan 7: Video partisipatif Alasan untuk kegiatan: video dikenal sebagai jenis media yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap penontonnya, terutama karena kemampuan memindahkan berbagai kejadian/ kegiatan dan tindakan manusia secara nyaris sempurna. Berkat kemajuan teknologi, rekaman gambar-gambar oleh kamera video bahkan sudah dapat disesuaikan sehingga membuatnya lebih dramatis daripada yang sesungguhnya. Tujuannya tidak lain untuk untuk menggiring penonton menerima pesan yang ingin disampaikan pembuatnya. Dalam konteks mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk melestarikan sumber daya alam, video partisipatif akan menjadi alat yang efektif untuk menyatakan Foto 8. Pelatihan pembuatan video partisipatif perasaan, pikiran dan pandangan masyarakat terhadap permasalahan yang terjadi di lingkungan dan kehidupan mereka. Video komunitas berpeluang untuk merangsang munculnya sebuah perubahan dan pembaharuan di antara warga masyarakat setempat. Kedalaman menengah tinggi jangkauan menengah. Deskripsi kegiatan: Persiapan pelatihan dimulai pada pertengahan Januari 2010. Persiapan mulai dari menyiapkan TOR pelatihan, konsultasi dengan fasilitator pelatihan, distribusi undangan dan persiapan logistik. Peserta yang dilibatkan dalam pelatihan ini adalah perwakilan kelompok pemuda dari 4 desa target, masing-masing sebanyak 3 orang. Pada pelaksanaannya, hanya Desa Tempurukan dan Sungai Putri yang hadir berpartisipasi. Perwakilan kelompok pemuda dari desa Kuala Tolak dan Tanjung Baik Budi tidak hadir. Padahal sebelumnya, kelompok pemuda ini bersedia untuk ikut serta. Ketika dikonfirmasi ulang, perwakilan kelompok pemuda dari 2 desa ini menyatakan tidak dapat hadir karena mereka harus bekerja pada pagi hingga siang hari, bersamaan dengan waktu pelatihan. 51

Pelatihan dilakukan selama 3 hari, dari tanggal 16-18 Februari 2010 di Balai Desa Sungai Putri. Pelatihan ini diikuti 8 peserta (2 diantaranya dari Yayasan Palung). Fasilitator pelatihan sebagai berikut: 1. M. F. Yuliansyah (Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi Kab. Ketapang) 2. Tito P. Indrawan (Yayasan Palung) 3. Rahmawati (Fauna & Flora International, finalis 5 besar kompetisi film dokumenter Eagle Award Metro TV tahun 2008) Hari pertama pelatihan lebih banyak diisi dengan sesi di dalam ruangan. Materi pertama disampaikan langsung oleh Manajer kampanye mengenai potensi dan tantangan di hutan Sungai Putri. Tujuannnya untuk membuka pikiran dan sebagai dasar untuk mengembangkan ide film yang akan dibuat. Materi selanjutnya lebih yang bersifat teknis mengenai apa itu video partisipatif, bagaimana menggunakan kamera, mengembangkan ide cerita dan membuat storyboard. Pada hari kedua, peserta sepakat untuk mengangkat tema potensi desa selain kayu di sekitar hutan Sungai Putri. Tujuannya agar masyarakat menyadari bahwa sebenarnya ada banyak potensi selain kayu yang bisa dikembangkan dan bernilai ekonomi di desa mereka. Dari tema besar ini lalu diturunkan menjadi 3 judul yaitu potensi tanaman padi, profil penganyam tikar dan potensi kelapa. Pengambilan gambar sebagian dilakukan pada hari kedua dan sepanjang hari ketiga pelatihan. Fasilitator dan manajer kampanye ikut mendampingi pada saat pengambilan gambar untuk meminimalisir kesalahan. Semua film yang dibuat berdurasi maksimal 15 menit. Film hasil pelatihan ini selanjutnya ditransfer ke dalam bentuk VCD, dengan sedikit proses editing. Film ini diperbanyak sebanyak 100 keping dan dibagikan secara merata ke 4 desa target. VCD ini terutama dibagikan pada pemerintah desa dan tokoh yang mempunyai pengaruh besar di kampung. Ini dimaksudkan agar film ini dapat membuka pola pikir dan menjadi bahan diskusi di dalam komunitas. 52

Kegiatan 8: Special Event-Aksi Simpatik Untuk Bumi 10 Alasan untuk aktivitas: memperingati hari bumi sekaligus menyampaikan informasi mengenai pemanasan global dan upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk meminimalisir dampak pemanasan global. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong masyarakat untuk mengambil peran dalam upaya pencegahan dampak pemanasan global. Event serupa ini sangat efektif untuk mengumpulkan banyak audiens dalam satu kesempatan. Walaupun tentunya tidak mudah menyampaikan pesan kampanye secara efektif. Deskripsi kegiatan: Ide dari kegiatan ini adalah mendorong masyarakat untuk menanam pohon di lahan-lahan kosong di wilayah desa mereka dan mulai menggunakan lampu hemat energy untuk mengurangi emisi. Bantuan bibit karet unggul diberikan hanya untuk desa Kuala Tolak dan Tempurukan masing-masing sebanyak 500 bibit. Bibit karet ini rencananya akan ditanam di lahan milik desa. Kedua desa ini mempunyai kebun milik desa seluas 1 hektar. Desa Tanjung Baik Budi tidak bersedia menerima bantuan bibit karena tidak punya lahan untuk penanaman. Sedang desa Sungai Putri punya rencana untuk membibitkan tanaman kehutanan yang bibitnya diambil secara cabutan dari hutan Sungai Putri. Namun sayangnya rencana ini tidak direspon positif oleh pihak kecamatan, sehingga akhirnya tidak jadi dilakukan. Foto 9. Sekretaris Daerah Kab. Ketapang ikut mengkampanyekan pelestarian hutan Sungai Putri dalam Malam Aksi Simpatik Untuk Bumi Sedang lampu hemat energi yang didistribusikan sejumlah 609 lampu. Kepala desa target membantu mendaftar fasilitas desa yang akan diinstalasi lampu hemat energy ini. Berikut adalah daftar lengkapnya. 10 Kegiatan ini merupakan satu rangkaian kegiatan yang terdiri distribusi dari bibit karet untuk ditanam di kebun desa, distribusi lampu hemat energy untuk dipasang di fasilitas desa dan malam aksi simpatik untuk bumi. Kegiatan ini didukung oleh RARE dan PT. Osram. 53

Tabel 10. Distribusi Lampu Hemat Energi No Fasilitas Jumlah Kebutuhan Ds. Tempurukan Ds. Sungai Putri Ds. Tanjung Baik Budi Ds. Kuala Tolak 1. Taman Kanak-kanak/ PAUD/ TPA 9 30 6 0 2. SD/ SMP/ SMA 14 125 38 40 3. Surau/ masjid 43 10 62 25 4. Bangunan kantor 8 61 24 8 5. Puskesmas/ Pustu/ Posyandu 5 45 23 20 6. Lumbung padi 0 0 0 0 7. Pasar 0 3 0 0 8. Jalan 0 10 0 0 Semua lampu hemat energi ini baru terdistribusi awal Mei 2010, dikarenakan paket kiriman lampu dari RARE yang baru datang pada akhir bulan April. Tanggal 22 April dilangsungkan kegiatan Malam Aksi Simpatik Untuk Bumi. Kegiatan dipusatkan di halaman SDN 2 Tempurukan. Masyarakat desa Tempurukan secara bergotong royong membantu Manajer kampanye mempersiapkan kegiatan ini, terutama untuk menyiapkan lokasi kegiatan. Acara ini dimeriahkan dengan pemutaran film partisipatif, tarian melayu, hadrah dan orkes dangdut. Untuk pemutaran film, Manajer kampanye dibantu oleh Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Ketapang. Sedang orkes dangdut merupakan sumbangan dari Kepala Desa Tempurukan. Manajer kampanye mendapat potongan 80% dari harga normal. Untuk kegiatan ini, Manajer kampanye meminta dukungan Sekretaris Daerah Ketapang, Drs. H. Bachtiar untuk hadir dan memberikan motivasi pada masyarakat untuk menjaga hutan Sungai Putri. Kehadiran Sekretaris Daerah dalam kegiatan ini akan sangat besar pengaruhnya bagi masyarakat. Drs. H. Bachtiar dikenal sebagai pejabat daerah yang dekat dengan masyarakat dan menaruh perhatian besar pada isu lingkungan. Acara ini juga turut dihadiri oleh pihak Kecamatan, perangkat desa dan tokoh masyarakat dari keempat desa target. Sekurangkurangnya 500 orang mengikuti kegiatan ini. Manajer kampanye mengirim siaran pers kegiatan ini pada media-media lokal. Siaran 54

pers ini dipublikasikan di harian Borneo Tribune (http://www.borneotribune.com/ketapang/proyek-kecil-rare-dan-yayasan-titiancegah-pemanasan-global.html) dan Pontianak Post (http://issuu.com/ptkpost/docs/25042010). Pembelajaran: jika kepercayaan sudah terbangun, maka dukungan akan dengan mudah didapatkan. Masyarakat di desa Tempurukan tanpa diduga bergotong royong untuk mempersiapkan kegiatan ini. Pembelajaran lainnya, kehadiran tokoh masyarakat didalam kegiatan kampanye sangat besar pengaruhnya bagi. Ke depan jika akan melakukan kegiatan serupa, Manajer kampanye akan meminta lebih banyak dukungan orang berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan kampanye Pride. Tahap teori perubahan Rantai hasil Tabel 11. Rantai Hasil dan Sasaran SMART terkait Perubahan Perilaku untuk Petani Khalayak sasaran: petani Perilaku Terbentuknya CU dengan kecukupan modal untuk memberikan pinjaman dan sistem yang berjalan baik dan memasukkan aspek perlindungan Sungai Putri dalam sistemnya. Sasaran-sasaran SMART Pada 23 Juli 2010, telah terbentuk CU Pantura Lestari dengan anggota berjumlah 12 orang dengan total aset Rp 29.945.000. Hasil ini tidak sesuai dengan yang direncanakan, yaitu pada Juni 2010 akan terdapat 150 anggota dengan aset sebesar 50 juta rupiah. Ini dikarenakan mundurnya waktu pembentukan CU yang tadinya direncanakan di bulan Januari 2010 menjadi Juli 2010. Keterlambatan ini terutama dikarenakan perencanaan waktu pendirian CU yang kurang matang. Tidak mempertimbangkan jika pengorganisiran masyarakat dan peningkatan kapasitas memerlukan waktu yang cukup lama. Jika dilihat lagi dari target yang dibuat, memang dari sisi waktu dan jumlah anggota CU Pantura Lestari (CUPL) ini tidak seperti yang direncanakan, namun jika dilihat dari jumlah aset bulanan, angkanya sudah melampaui target aset semula. Per 31 Juli 2010, aset CUPL sudah mencapai 71.584.000 dengan jumlah anggota 24 orang. Target aset semula, pada Juni 2010 adalah 150 juta rupiah, dan perkiraan CU berdiri pada Januari 2010. Artinya jika dirata-ratakan selama 5 bulan, target aset CU per bulan adalah 30 juta. Sementara aset 55

CUPL selama seminggu lebih dari itu. Ini berarti, dari segi aset, targetnya sudah dilampaui. Namun karena CU ini baru saja dibentuk, maka modal yang terkumpul belum bisa dimanfaatkan oleh khalayak target untuk pengembangan usaha. Setidaknya baru setelah 3 bulan (pada Oktober 2010), modal terkumpul ini dapat dimanfaatkan. Pada saat itu, baru dapat dilihat bagaimana khalayak target mengelola modal yang bisa mereka akses dari CUPL ini. Kegiatan 9: Magang CU Alasan untuk kegiatan: magang dilakukan sebagai salah satu persiapan untuk pembentukan Credit Union di Sungai Putri. Magang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas calon tim manajemen CU dalam hal administrasi, keuangan, kredit dan pendidikan latihan (diklat). Deskripsi kegiatan: magang dilakukan 2 tahap di CU Canaga Antutn Desa Menyumbung, Kecamatan Hulu Sungai Kab. Ketapang. Tahap pertama dari tanggal 19 Maret 2 Mei 2010, dan tahap kedua dari 15 Juni 19 Juli 2010. Peserta magang adalah 4 orang calon staf CU Pantura Lestari (Umar Idawan, Nelly Hermawati, Japri dan Ernawati). Penentuan lokasi dan durasi magang ini merupakan keputusan Badan Koordinasi CU Kalimantan (BKCUK), berdasarkan permohonan yang diajukan oleh Manajer kampanye pada bulan November 2009 dan Maret 2010. Setelah surat permohonan pertama di bulan November 2009, BKCUK tidak serta merta langsung menanggapi. Ketua BKCUK ingin berdiskusi terlebih dahulu dengan penggerak CU di Sungai Putri (Januari 2010). Ini semacam proses verifikasi yang dilakukan oleh BKCUK setiap ada inisiatif dari masyarakat untuk mendirikan CU di daerah. Maret 2010 barulah keluar surat penunjukan lokasi magang. Saat magang, calon staf belajar mengenai pembukuan, kredit, administrasi dan sekilas mengenai pola kebijakan. Pola kebijakan ini akan terkait dengan perspektif konservasi yang akan dijadikan landasan pengelolaan CU. Sehingga CU Pantura Lestari dapat berkontribusi menurunkan tekanan terhadap kompleks hutan Sungai Putri. 56

Selama magang, 4 calon staf ini diberikan kesempatan belajar di beberapa lokasi yaitu Tempat Pelayanan (TP) Sei Laur, TP Sandai, TP Nanga Tayap dan Beginci. Pada magang tahap kedua, keempat calon staf juga sudah memilih spesifikasi masing-masing. Sehingga bidang yang dipelajari hanya yang menunjang peran masing-masing di dalam CU nanti. Kegiatan 10: Perencanaan Strategis CU Pantura Lestari Alasan untuk kegiatan: perencanaan strategis (renstra) dilakukan untuk menetapkan dasar-dasar CU sekaligus menandai berdirinya CU Pantura Lestari. Deskripsi kegiatan: renstra diadakan selama 4 hari mulai tanggal 21 24 Juli 2010 di desa Sungai Putri. Ada 150 khalayak target yang diundang namun hanya sekitar 70 orang yang hadir. Renstra difasilitasi langsung oleh tim BKCUK yang terdiri atas A.R. Mecer, Stefanus Masiun dan Eko. Renstra hari pertama dimulai dengan brainstorming mengenai kesulitan hidup yang dirasakan oleh masyarakat di sekitar hutan Sungai Putri. Lalu dilanjutkan dengan diskusi untuk merubah pola pikir, ini untuk melihat apakah masyarakat benar-benar mempunyai alasan kuat untuk mendirikan Credit Union. Kemudian dibahas juga peta pengembangan CU hingga 2012. Bahan diskusinya adalah data sosial ekonomi desa target di sekitar hutan Sungai Putri. Pada tahapan ini, Foto 10. Perencanaan strategis CU Pantura Lestari disepakati target anggota bulanan di desa target yang bisa direkrut. Target ini akan memudahkan CUPL untuk mengembangkan aset dan lembaga. Target anggota dan aset CUPL per 31 Desember 2012 adalah 3715 orang dan 26.500.000.000 rupiah dengan rata-rata tabungan anggota 7 juta rupiah. 57

Di akhir hari pertama, dirumuskan tujuan stratetegis untuk tahun 2010 2012, perumusan visi; misi; slogan serta tujuan jangka panjang. Di hari pertama ini juga, nama CU yang tadinya Pantai Utara dirubah menjadi Pantai Utara (Pantura) Lestari. Perubahan ini terutama karena di daerah lain di Kalbar sudah ada CU yang memakai nama Pantura. Kata Lestari sengaja ditambahkan sesuai dengan semangat pelestarian hutan Sungai Putri. Slogan untuk CU yang dipilih adalah hijau hutanku, jaya CUPL-ku. Foto 11. Bapak A.R. Mecer tengah memfasilitasi renstra CU Pantura Lestari Pada hari kedua, dilakukan penetapan pola kebijakan hingga 2012 dan menyusun strategi memasarkan CU ke desa-desa target. Memasuki hari ketiga, diskusi mengenai pola kebijakan dan penetapan produk CU kembali dilakukan. Produk CUPL yang direncanakan oleh tim pioneer tadinya ada 4 yaitu produk simpanan investasi, simpanan harian, simpanan pendidikan dan simpanan hari raya. Namun karena mempertimbangkan kondisi keuangan dan kapasitas tim manajemen CU yang belum mumpuni, maka sampai tahun 2012, produk yang dikembangkan di CUPL hanya 3 yaitu simpanan harian (BETAH/ Boleh Tiap Hari), simpanan investasi (BELAT/ Benih Lanjut Terus) dan simpanan deposito (JANGKAR/ Tabungan Berjangka). Di hari ketiga ini juga dilakukan pemilihan pengawas dan pengurus CUPL, sekaligus pada sore harinya CUPL sudah bisa memberikan pelayanan pertama dan menerima anggota. Berbagai persiapan dilakukan staf CUPL dan manajer kampanye untuk pelayanan CUPL ini antara lain menyiapkan tempat penerimaan anggota dan kelengkapan administrasi seperti formulir masuk, perjanjian kredit, materai, ATK dan berbagai buku bantu untuk pencatatan keuangan. Hari keempat, yang lebih banyak dibahas adalah penyusunan arus kas untuk tahun 2010 2011. Kemudian karena pengurus dan pengawas terpilih juga merasa perlu diperkaya wawasannya mengenai peran dan tanggung jawab dalam mengelola CU, termasuk dalam hal keuangan dan akuntansi, maka bersama dengan fasilitator disepakati untuk menambah 1 hari lagi khusus untuk pelatihan pengurus dan pengawas CU terpilih. Pelatihan ini dimulai sejak 24 Juli malam 58