BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENCATATAN DAN PELAPORAN LAPORAN KEUANGAN BAZIS PROVINSI PROVINSI DKI JAKARTA DENGAN ACUAN PSAK 109

NU CARE LAZISNU UPZIS TRENGGALEK NERACA PERIODE : 01 OKTOBER OKTOBER 2017

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam melakukan analisis, peneliti akan mengidentifikasi bagaimana penerapan dari

- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pengelolaan Zakat di BAZNAS Tulungagung dilaksanakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

BAB IV ANALISIS MODEL LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT PKPU SEMARANG

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS


SALDO AKHIR (30 Dzulhijjah H) 31,115,191, DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN ARUS KAS Periode 01 Ramadhan 30 Ramadhan 1431.

AKUNTANSI ZAKAT PSAK 109 TAHUN Dr. Saparuddin Siregar SE.Ak, SAS, MAg, MA, CA

AKUNTANSI LEMBAGA AMIL ZAKAT BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO 109 DAN PSAK LAIN YANG RELEVAN

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

II. LAPORAN KEUANGAN ENTITAS ASURANSI SYARIAH

LAZ "SWADAYA UMMAH" LAPORAN POSISI KEUANGAN Per : 31 Desember 2010

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 109 AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH


Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

Laporan KEUANGAN ANNUAL REPORT

BAB IV ANALISIS PENERAPAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK) NOMOR 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 93 TAHUN 2009 TENTANG

Catatan 31 Maret Maret 2010

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

Pedoman Akuntansi. Lembaga Zakat

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

YAYASAN DOMPET DHUAFA REPUBLIKA LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 Desember 2011 dan 2010

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

BAB 5 PENUTUP. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah laporan keuangan

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

PT SARASA NUGRAHA Tbk NERACA Per 31 Desember 2004 dan 2003 (Dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Data Saham)

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

ASET Catatan Januari 2014 Disajikan Kembali- Catatan 6 Rp Rp Rp

Daftar Pertanyaan Wawancara

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

AKUNTANSI BASIS AKRUAL SATUAN PERANGKAT KERJA DAERAH

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PT GARUDA METALINDO Tbk

Laporan Keuangan Laporan Posisi Keuangan 1 Laporan Aktivitas 2 Laporan Arus Kas 3 Catatan atas Laporan Keuangan 4-15

BAB IV ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI ZIS PADA BAZ DI JAWA TIMUR

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

30 Juni 31 Desember

PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 TENTANG AKUNTANSI ZAKAT DAN INFAK/SEDEKAH PADA BAZIS DKI JAKARTA

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

PEMERINTAH KOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 3 TAHUN 2010

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

PT TEMPO SCAN PACIFIC Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Maret 2010 dan 2009 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 31 DESEMBER ASET Semester II 2015 Semester I 2015

EVALUASI PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT ( PSAK 109 ) PADA LEMBAGA BAZIS DKI SKRIPSI. Program Studi Akuntansi : ADE APRILIA FITRIANI.

PT JAYA REAL PROPERTY TBK LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN Per 30 Juni 2011 dan 31 Desember 2010 (Dalam Ribuan Rupiah) 31 Desember 2010

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

BAB II TELAAH PUSTAKA. 2.1 Akuntansi, Akuntansi Syariah dan Akuntansi Zakat. Akuntansi ( accountancy) berasal dari akar kata to accout, yang artinya

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

Evaluasi Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat (Laz) Poliban

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAGIAN II LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

Laporan KEUANGAN. Wajar Tanpa Pengecualian. Opini Audit Keuangan :

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 2 TAHUN 2014

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

SPT TAHUNAN PAJAK PENGHASILAN WAJIB PAJAK BADAN PERNYATAAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGAH NOMOR : 03 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan laporan keuangan yang layak sebagai bahan informasi kepada pihakpihak yang berkepentingan. Pemerintah selaku pemberi izin operasional membutuhkan laporan keuangan zakat, sebagai bahan pertimbangan dalam pengawasan dan pembinaan. tan publik sebagai lembaga profesional dibidang audit berkepentingan untuk memberikan pernyataan tentang kinerja keuangan, sehingga akan semakin meningkatkan performance lembaga zakat. Namun yang paling berkepentingan langsung terhadap penerbitan laporan keuangan LAZ adalah masyarakat itu sendiri, khususnya para muzakki, karena mereka berhubungan langsung dengan amil zakat. Sesuai dengan tugas pokok dari Lembaga Amil Zakat yaitu mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan sesuai dengan ketentuan agama, maka peranan akuntansi sangat berkaitan dengan proses pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan serta pembuatan laporan keuangan oleh lembaga amil zakat itusendiri dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerjanya kepada masyarakat umum, khususnya kepada para muzakki yang telah mempercayakan Lembaga Amil dalam mengelola zakat yang disalurkan.

Manajemen LAZ secara berkala harus menerbitkan laporan keuangannya. Laporan ini menjadi sangat strategis dalam rangka meningkatkan kepercayaan paracalon muzakki Keyakinan mereka terhadap LAZ dapat dibangun melalui laporan keuangan yang benar. Laporan keuangan yang dibuat oleh lembaga amil zakat haruslah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, yaitu sesuai dengan prinsip akuntansi yaitu pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian. IV.1.1 Proses Pencatatan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pencatatan merupakan proses pengklasifikasian dan pengikhtisaran atasu suatu transaksi. Pencatatan atas transaksi dapat menghasilkan suatu informasi yang relevan untuk pengambilan suatu keputusan. Dalam BAZIS DKI Jakarta, pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran ZIS dilakukan setelah dana diterima atau didayagunakan dan diakui sebagai penerimaan atau pendayagunaan. Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi elemen laporan keuangan serta kriteria pengakuan. Pengakuan dilakukan dengan menyatakan pos tersebut baik dalam kata kata maupun dalam jumlah rupiah tertentu dan mencantumkannya dalam neraca. Pengakuan menjelaskan pencatatan elemen-elemen dasar dari suatu laporan keuangan, termasuk didalamnya penjelasan tentang waktu, pengakuan keuntungan atau kerugian organisasi. 61

Pada BAZIS DKI pengakuan atas penerimaan zakat dan infak/sedekah diakui pada saat zakat dan infak/sedekah telah diterima baik dalam bentuk uang maupun dalam bentuk non kas. Zakat dan infak/sedekah yang diakui langsung dicatat kedalam buku jurnal sebagai berikut : IV.1.1.1 Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Zakat Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan Zakat Entitas 11/1/11 11/1/11 GJ2111587 GJ2111587 11217 4121 Nama Debit Credit ZIS Unit Kerja PD Air Minum Penerimaan Dana Zakat Unit Kerja Rp. 1, Rp. 1, Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan zakat berasal dari unit kerja yang berasal dari PD Air Minum DKI yang belum disetorkan kepada BAZIS Pusat namun telah diterima oleh BAZIS wilayah sebesar Rp. 1.. pada tanggal 11 Januari 211. 2. Jurnal Penerimaan Zakat Pribadi Nama Debit Credit 7/4/11 GJ4113634 11218 ZIS Pribadi Rp. 1 7/4/11 GJ4113634 4131 Penerimaan Dana Rp. 1 Zakat Pengusaha 62

Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan zakat berasal dari pribadi sebesar Rp. 1. telah diterima oleh BAZIS wilayah namun belum disetorkan kepada BAZIS Pusat pada tanggal 7 April 211. IV.1.1.2 Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan Dana Infak/Sedekah Entitas Nama Debit Credit 7/4/11 GJ4113576 11217 ZIS Unit Kerja Rp. 1,66 7/4/11 GJ4113576 4221 Penerimaan dana Rp. 1,66 Infak Unit Kerja Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan dana infak/sedekah berasal dari unit kerja yang telah diterima oleh BAZIS wilayah namun belum disetorkan kepada BAZIS Pusat sebesar Rp. 1.6. pada tanggal 7 April 211 2. Jurnal Penerimaan Dana Infak/Sedekah Pribadi Nama Debit Credit 2/8/11 GJ8119558 11218 ZIS Pribadi Rp. 3, 2/8/11 GJ8119558 4231 Penerimaan Dana Rp. 3, Infak Pengusaha Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan dana infak/sedekah berasal dari pribadi atas nama Ipah Ruyani yang diterima oleh BAZIS Pusat Provinsi DKI Jakarta sebesar Rp. 3.. pada tanggal 2 Agustus 211. 63

IV.1.1.3 Jurnal Pencatatan Atas Penerimaan Dana Pengelola Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penerimaan APBD Nama Debit Credit 29/2/11 GJ111114549 5383 Pengeluaran APBD Rp. 5,283 BAZIS Provinsi DKI 29/2/11 GJ111114549 4321 Penerimaan APBD Rp. 5,283 Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi penerimaan atas hak amil yang berasal dari APBD sebesar Rp. 5.283. pada tanggal 29 Februari 211. 2. Jurnal Penerimaan Hasil Pengembangan 3/1/11 3/1/11 3/1/11 GJ211864 GJ211864 GJ211864 111254 111254 4311 Nama Debit Credit Bank DKI Syariah Bank DKI Syariah Penerimaan Hasil Pengembangan Rp. 9,276 Rp. 9,276 Rp. 18,552 Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi atas hasil pengembangan bagi hasil deposito pada Bank DKI Syariah dengan nomor rekening 7176667 sebesar Rp. 18.552. pada tanggal 3 Januari 211. 3. Jurnal Penerimaan Jasa Giro Nama Debit Credit 1/1/11 GJ11153 111237 Bank DKI BAZIS Rp. 1,217 Wilayah Pusat 1/1/11 GJ11153 4331 Penerimaan Jasa Giro Rp. 1,217 Non Mitra 64

Dari data diatas, jurnal penerimaan terjadi transaksi jasa giro Non Mitra pada kas pengumpulan Bank DKI BAZIS Pusat sebesar Rp. 1.217. pada tanggal 1 Januari 211. 4. Jurnal Penerimaan Lain-lain Nama Debit Credit 11/7/11 GJ811967 111231 Bank DKI Bina Rp. 2 Produktif 11/7/11 GJ811967 4393 Penerimaan Lain Rp. 2 Dari data diatas, jurnal penerimaan lain-lain sebesar Rp. 2.. pada tanggal 11 Juli 211 atas kelebihan setor pada Bina Produktif 1 IV.1.2 Proses Pencatatan Atas Penyaluran tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta IV.1.2.1 Jurnal Pencatatan Atas Peyaluran Zakat Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Fakir Miskin 4/1/11 4/1/11 GJ211942 GJ211942 116119 11122 Nama Debit Credit Biaya dibayar dimuka beasiswa Bank DKI Pendayagunaan Rp.69, Rp. 69, Dari data diatas, jurnal transaksi penyaluran zakat kepada fakir miskin untuk beasiswa yang disalurkan melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 18.3.12361. sebesar Rp. 69.. pada tanggal 4 Januari 211. 65

2. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Muallaf 26/1/11 26/1/11 GJ111752 GJ111752 5121 5121 Nama Debit Credit Muallaf a/n Ferick Rinaldi Bank DKI Pendayagunaan Rp. 1,5 Rp. 1,5 Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Muallaf atas nama Ferick Rinaldi sebesar Rp. 1.5. melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 18.3.12361. pada tanggal 26 Januari 211. 3. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Gharim 14/1/11 14/1/11 GJ111453 GJ111453 5131 5131 Nama Debit Credit Gharimin a/n Joko Suryanto Bank DKI Pendayagunaan Rp. 3, Rp. 3, Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Gharim atas nama Joko Suryanto melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 18.3.12361. sebesar Rp. 1.5. pada tanggal 14 Januari 211. 4. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Ibnusabil Nama Debit Credit 28/1/11 GJ111843 5141 Ibnusabil a/n Sudarto Rp. 33 28/1/11 GJ111843 5141 Kas Pendayagunaan Rp. 33 Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Ibnusabil atas nama Sudarto sebesar Rp. 33. pada tanggal 28 Januari 211 dana diambil melaui kas pendayagunaan. 66

5. Jurnal Penyaluran Zakat Kepada Sabilillah Nama Debit Credit 15/3/11 GJ3112447 5155 Sabilillah Rp. 3, 15/3/11 GJ3112447 116119 Biaya dibayar dimuka Rp. 3, Dari data diatas, jurnal penyaluran zakat kepada Sabilillah sebesar Rp. 3.. pada tanggal 15 Maret 211 melalui BAZIS Kota Administrasi Jawa Barat. IV.1.2.2. Jurnal Pencatatan Atas Peyaluran Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Kemaslahatan Umat dan SDM 11/1/11 11/1/11 GJ111746 GJ111746 51119 11122 Bantuan Nama Debit Credit Kemanusiaan Bank DKI Pendayagunaan Rp. 2,5 Rp. 2,5 Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Kemaslahatan Umat dan SDM atas nama Muhammad Hidayat dari rekening Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor 18.3.12361. sebesar Rp. 2.5. pada tanggal 26 Januari 211. 67

2. Jurnal Penyaluran Infak/Sedelah Kepada Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Nama Debit Credit 26/1/11 GJ111731 5222 Sosialisasi ZIS 211 Rp. 5, 26/1/11 GJ111731 116119 Biaya Dibayar Rp. 5, Dimuka Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS dibayar dimuka sebesar Rp. 5.. pada tanggal 26 Januari 211. 3. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat 11/1/11 11/1/11 GJ111734 GJ111734 5257 11122 Nama Debit Credit Bantuan Lembaga Keagamaan Bank DKI Pendayagunaan Rp. 3,5 Rp. 3,5 Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Bantuan Sosial dan Kemaslahatan Umat untuk pembangunan Masjid Al-Ikhwan melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 18.3.12361. sebesar Rp. 3.5. pada tanggal 26 Januari 211. 4. Jurnal Penyaluran Infak/Sedekah Kepada Sosialisasi dan Bina Lembaga Nama Debit Credit 26/1/11 GJ111735 5273 Bina Motivasi Amil Rp. 16, 26/1/11 GJ111735 116119 Biaya Dibayar Rp. 16, Dimuka 68

Dari data diatas, jurnal penyaluran infak/sedekah kepada Sosialisasi dan Bina Lembaga untuk bina motivasi amil BAZIS Pusat melalui Bank DKI Pendayagunaan dengan nomor rekening 18.3.12361. sebesar Rp. 16.. pada tanggal 26 Januari 211. IV.1.2.3. Jurnal Pencatatan Atas Penggunaan Dana Pengelola Pada BAZIS DKI Jakarta 1. Jurnal Beban Pegawai 2/3/11 2/3/11 GJ4113611 GJ4113611 5312 111254 Nama Debit Credit Honor Beban Gaji Bank DKI Syariah Rp. 134,921 Rp. 134,921 Dari data diatas, jurnal beban pegawai untuk penyaluran honor beban gaji sebesar Rp. 134.921. pada tanggal 2 Maret 211 melalui Bank DKI Syariah dengan nomor rekening 7176667. 2. Jurnal Beban Amilin 12/1/11 12/1/11 12/1/11 12/1/11 GJ411442 GJ411442 GJ411442 GJ411442 2112 2118 5312 111223 Nama Debit Credit Kewajiban Amilin Mitra Kewajiban Amilin Non Mitra Honor Bank Central Asia Rp. 143,653 Rp. 19,293 Rp. 4,294 Rp. 167,239 Dari data diatas, jurnal beban amilin atas kewajiban amilin mitra dan non mitra yang disalurkan melalui Bank Central Asia dengan nomor rekening 35312344 sebesar Rp. 167.239. pada tanggal 12 Januari 211. 69

3. Jurnal Beban Umum dan Administrasi Lainnya 7/3/11 7/3/11 7/3/11 GJ411354 GJ411354 GJ411354 5391 5392 111253 Nama Debit Credit Beban Administrasi Bank Beban Pajak Bank DKI TPP Rp. 2 Rp. 481 Rp. 51 Dari data diatas, jurnal beban umum yaitu beban administrasi sebesar Rp. 2. dan beban pajak sebesar Rp. 481. pada Bank DKI TPP dengan nomor rekening 11.3.7628.2 dengan total Rp. 51. 4. Jurnal Beban Penyusutan 31/12/1 31/12/1 31/12/1 CJ21224 CJ21224 CJ21224 381 5372 5273 Nama Debit Credit Saldo Awal Beban Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Peralatan Kantor Rp. 478 Rp. 38 Rp. 98 Dari data diatas, jurnal beban penyusutan yaitu beban penyusutan atas kendaraan sebesar Rp. 38,84,375 dan beban penyusutan atas peralatan kantor Rp. 98.412.51 dan total keseluruhn beban penyusutan adalah sebesar Rp. 478.496.426. Pengeluaran kas untuk beban penyustan atas kendaraan dan peralatan kantor diambil dari saldo awal tidak terikat BAZIS DKI Jakarta. 7

IV.1.3. Proses Pengukuran tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tarif zakat adalah proses penentuan jumlah zakat yang harus dibayarkan oleh muzaki berdasarkan atas hukum agama. Perhitungan dana zakat yang dikumpulkan oleh BAZIS DKI Jakarta didasarkan atas ketentuan syariah yang mengatur mengenai perhitungan nishab zakat. Pendayagunaan adalah bagaimana cara atau usaha dalam mendatangkan hasil dan manfaat yang lebih besar serta lebih baik. Pendayagunaan atas zakat dan infak/sedekah berarti usaha dalam mendatangkan manfaat yang lebih besar atas zakat dan infak/sedekah yang diperoleh dengan membagikan kepada pihakpihak yang paling membutuhkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Pengukuran pada BAZIS DKI Jakarta selain terjadi pada penerimaan zakat terjadi juga pada pendayagunaan. Pengukuran yang dilakukan oleh BAZIS DKI Jakarta sesuai dengan ketentuan syariah dan dengan keputusan Pemerintah. IV.1.3.1. Proses Pengukuran Pengumpulan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta BAZIS DKI Jakarta menggunakan perhitungan zakat profesi yang berupa uang atau gaji sebesar 2,5 % dari gaji kotor karyawannya. Sedangkan infak/sedekah tidak ditentukan berapa besar jumlahnya karena merupakan sumbangan sukarela. Selain diukur berapa besar zakat yang mesti dibayarkan, diukur pula berapa besar zakat dan infak/sedekah yang didayagunakan. Pengukuran dan pendayagunaan atas hasil zakat dan infak/sedekah yang diperoleh untuk disalurkan kepada masing-masing pihak dalam BAZIS DKI Jakarta telah diatur dalam Peraturan Gubernur 51 Tahun 26. 71

IV.1.3.2. Proses Pengukuran Pendayagunaan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pendayagunaan atas zakat yang telah berhasil dikumpulkan oleh BAZIS DKI Jakarta diatur dalam Peraturan Gubernur 51 Tahun 26 Pasal 33 Ayat 1 yang menjelaskan bahwa seluruh zakat yang diperoleh didayagunakan kepada mustahik sesuai dengan tuntutan syariat agama yaitu kepada 8 ashnaf, yaitu fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, gharim, sabilillah, dan ibnusabil. Dinamika sosial masyarakat DKI Jakarta menuntu perubahan-perubahan dalam alokasi dana bagi masing-masing kelompok tersebut. Setiap tahun persentase zakat dan infak/sedekah yang disalurkan berubah-ubah. Dan perubahan, perubahan ini, terlebih dahulu dimusyawarahkan melalui Rapat Pleno Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas, dan Badan Pelaksana yang kemudian ditetapkan dengan keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan atas SK Gubernur Provinsi DKI Jakarta 58 Tahun 211 tentangpendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah Tahun Anggaran 21 di Provinsi DKI Jakarta, dengan sasaran pendayagunaan tahun anggaran 211 sebagai berikut : 1. Mustahik Zakat : a. Fakir Miskin 68%, b. Sabilillah 31% c. Muallaf, Gharim, dan Ibnusabil 1% 1% Berdasarkan pembagian atas pendayagunaan zakat, perhitungan atas komposisi pendayagunaan Mustahik Zakat yang diperoleh oleh BAZIS DKI Jakarta yang berasal dari Muzaki Entitas sebesar Rp. 2,138,54,8 dan Muzaki Individual sebesar Rp. 37,394,376,18 dengan total keseluruhan pendapatan 72

zakat yang diperoleh oleh BAZIS DKI Jakarta adalah Rp. 39,532,43,98, dan besar pendayagunaan untuk masing-masing kelompok adalah : a. b. c. Fakir Miskin Sabilillah Muallaf, Gharim, Ibnusabil 68% 31% 1% 1% Rp. 26,882,53,66.4 Rp. 12,255,53,63.8 Rp. 395,324,39.8 Rp. 39,532,43,98. Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211, pendayagunaan atas penerimaan dana zakat yang berasal dari individu dan entitas adalah sebagai berikut : a. Fakir Miskin Rp. 2,868,228, b. Sabilillah Rp. 9,497,126, c. Muallaf, Gharim, Ibnusabil Rp. 172,88, Rp. 3,538,234, Surplus ( Defisit ) Rp. 8,994,196,98 Rp. 39,532,43,98. Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan zakat tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : a. b. c. Tabel 4.1 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Zakat Mustahik % SK Gubernur % Realisasi Fakir Miskin 68 Rp. 26,882,53,66.4 53 Rp. 2,868,228, Sabilillah Muallaf, Gharim, Ibnusabil Surplus ( Defisit ) 31 1 - Rp. 12,255,53,63.8 Rp. 395,324,39.8 * 172,88, 39,532,43,98 =.4373118 =.4% = % 24 * 23 Rp. 9,497,126, Rp. 172,88, Rp. 8,994,196,98 Terdapat perbedaan antara pendayagunaan sesuai dengan ketetapan SK Gubernur dengan penyaluran atas penerimaan dana zakat yang dilakukan oleh lapangan. Pada fakir miskin, terdapat selisih 15% lebih rendah pada realisasi 73

pada laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan, sedangkan selisih untuk Sabilillah sebesar 7%, dan Pada Muallaf, Gharim serta Ibnusabil selisih.996%. Basis Provinsi DKI Jakarta memperoleh surplus atas penerimaan zakat sebesar 23%, yaitu Rp. 8,994,169,98 dari total zakat yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. 2. Mustahik Infak dan Sedekah : a. Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat 49% b. Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS 18% c. Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 6% d. Sosialiasi dan Bina Lembaga 2% 1% Berdasarkan pembagian atas pendayagunaan infak/sedekah, perhitungan atas komposisi pendayagunaan Mustahik Infak dan Sedekah berdasarkan atas Laporan Keuangan pada tahun yang berakhir 31 Desember 211 dengan penerimaan dana Infak dan Zakat sebesar Rp. 35,159,99,977 sesaui dengan persentase yang telah ditentukan adalah : a. b. c. d. Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Sosialisasi dan Bina Lembaga 49% 18% 6% 2% 1% Rp. 17,228,355,888.73 Rp. 6,328,783,795.86 Rp. 2,19,594,598.62 Rp. 9,493,175,693.79 Rp. 35,159,99,977. Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211, pendayagunaan atas penerimaan dana indak/sedekah yang berasal dari individu dan entitas adalah sebagai berikut : 74

a. b. c. d. Bantuan Sosial Keagamaan dan Rp. 11,122,589,736 Kemaslahatan Umat Pengembangan Lembaga dan Rp. 4,56,117,182 Pemasyarakatan ZIS Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Sosialisasi dan Bina Lembaga Rp. 1,278,263,6 Rp. 6,66,851,869 Rp. 22,523,822,387 Surplus ( Defisit ) Rp. 2,724,55,52 Rp. 25,248,372,97 Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan infak/sedekah tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : Tabel 4.2 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Infak/Sedekah a. b. c. d. Mustahik % SK Gubernur % Realisasi Bantuan Sosial 49 Rp. 12,371,77,133.94 44 Rp. 11,122,589,736 Keagamaan Pengembangan Lembaga Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Sumber : Data diolah Surplus (Defisit) 18 6 2 Rp. 4,544,78,743.8 Rp. 1,514,92,914.36 Rp. 6,817,63,114.62 16 5 24 11 Rp. 4,56,117,182 Rp. 1,278,263,6 Rp. 6,66,851,869 Rp. 2,724,55,52 Terdapat perbedaan antara pendayagunaan sesuai dengan ketetapan SK Gubernur dengan penyaluran atas penerimaan dana infak/sedekah yang dilakukan oleh lapangan. Pada Bantuan Sosial keagamaan dan Kemaslahatan Umat terdapat selisih 5% lebih rendah pada realisasi laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan yang telah ditetapkan, sedangkan selisih untuk Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS sebesar 2%, Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1%, namun pada Sosialisasi dan Bina Lembaga terdapat 22% lebih tinggi pada laporan keuangan dibandingkan dengan ketetapan 75

yang telah dikeluarkan. Dari data diatas menandakan bahwa, Bina Lembaga untuk usaha kecil menengah mempunyai porsi yang besar pada tahun 211. Basis Provinsi DKI Jakarta memperoleh surplus atas penerimaan infak/sedekah sebesar 11%, yaitu Rp. 2,724,55,52 dari total dana infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. IV.1.3.3. Proses Pengukuran Pendayagunaan Insentif Petugas Pada BAZIS DKI Jakarta Pendayagunaan untuk insentif petugas pelaksana pengelola zakat dan infak/sedekah yang berasal dari anggaran APBD pemerintah diatur dalam Peraturan Gubernur 51 Tahun 26 Pasal 32 Ayat 2 yang menjelaskan bahwa seluruh petugas pelaksana pengelola zakat dan infak/sedekah diberikan insentif sebagai pengganti Hak Amil yang dibebankan kepada APBD. Besarnya insentif petugas maksimal senilai 12,5% dari total seluruh pengumpulan zakat dan infak/sedekah dalam satu tahun yang pembagiannya diatur sebagai berikut : 1. 8% Untuk petugas BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Satuan Kerja. 2. 2% Untuk pertugas BAZIS Provinsi DKI Jakarta. Dalam laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta periode tahun 211, perhitungan dana amilin yang bersumber atas dana utama akan diganti oleh APBD yaitu Rp. 64.78.812.886,49 x 12,5% = Rp. 8.97.61.61,81 = Rp. 8.97.61.611 dimana dana tersebut akan diganti oleh APBD pada tahun 212 Berdasarkan atas ketetapan persentase insentif petugas, berikut adalah pembagian perhitungan insentif petugas pengumpul zakat selama tahun 211: 76

1 Petugas BAZIS Kodya 8% Rp. 6,478,81,288.8 2 Petugas BAZIS Provinsi 2% Rp. 1,619,52,322.2 1% Rp. 8,97,61,611. Pada laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211, pendayagunaan atas insentif petugas atau hak amil adalah sebagai berikut : 1 Petugas BAZIS Kecamatan, Unit Satuan Kerja Rp. 6,478,81,279 2 Petugas BAZIS Kodya Rp. 1,239,659,46 3 Petugas BAZIS Provinsi Rp. 379,89,926 Rp. 8,97,61,611 Berdasarkan dari kedua data diatas, dapat dilihat bahwa pendayagunaan atas insentif petugas atau hak amil yang berasal dari zakat dan infak/sedekah tidak sesuai dengan ketetapan yaitu : 1. 2. 3. Tabel 4.3 Perbandingan antara SK Gubernur dengan Realisasi pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta atas Pendayagunaan Dana Insentif Petugas Amilin % Peraturan Gubernur % Realisasi BAZIS Kecamatan, - 8 Rp. 6,478,81,279 Unit Satuan Kerja BAZIS Kodya BAZIS Provinsi 8 2 Rp. 6,478,81,288.8 Rp. 1,619,52,322.2 15 5 Rp. 1,239,659,46 Rp. 379,89,926 Sumber : Data diolah Dari data diatas, adanya perbedaan Peraturan Gubernur dengan realisasi Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta yang berakhir pada 31 Desember 211. Terdapat perbedaan antara pendayagunaan insentif hak amil sesuai dengan ketetapan Peraturan Gubernur dengan penyaluran insentif hak amil atas penerimaan dana zakat dan infak/sedekah yang dilakukan oleh lapangan. Pada Peraturan Gubernur, pembagian atas hak amilin dibagi menjadi dua, yaitu hak amilin untuk petugas BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Kerja 77

mempunyai persentase sebesar 8% dan 2% untuk petugas amil BAZIS Provinsi dari total keseluruhan zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. Sedang pada laporan keuangan, hak amilin dibagi menjadi 3 tiga, yaitu hak amilin untuk petugas BAZIS Kecamatan dan Unit Satuan Kerja yang mempunyai persentase 8%, BAZIS Kodya mempunyai persentasi 15%, dan BZIS Provinsi mempunyai persentasi 5% dari total keseluruhan perolehan zakat dan infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI Jakarta. Pada Peraturan Gubernur, hak amilin untuk BAZIS Kodya, Kecamatan dan Unit Satuan Kerja dijadikan satu bagian persentasenya yaitu 8%, sedangkan pada realisasi Laporan Keuangan 8% bagian hanya untuk BAZIS Kecamatan, dan BAZIS Kodya mempunyai persentase 15%, dan 5% untuk BAZIS Provinsi. Dapat disimpulkan bahwa 95% hak amil yang diperoleh dialokasikan untuk Unit Kodya dan Kecamatan, sedangkan untuk BAZIS Provinsi hanya 5% lebih rendah 15% dari anggaran yang ditetapkan, yaitu 2% IV.1.4 Proses Pengungkapan Penyajian Laporan Keuangan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Pengungkapan berarti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas dari suatu unit usaha. Dengan demikian BAZIS DKI Jakarta harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil dari pengumpulan dan pendaya gunaan zakat dan infak/sedekah. Pengungkapan yang dikemukakan dalam laporan keuangan BAZIS DKI Jakarta terdapat dalam catatan atas laporan keuangan Laporan ini berisi penjelasan yang dilampirkan bersama-sama dengan laporan 78

keuangan. Dalam catatan ini menjelaskan mengenai kebijakan kebijakan akuntansi dan prosedur yang diterapkan manajemen amil sehingga memperoleh angka-angka dalam laporan keuangan yang disajikan oleh BAZIS DKI Jakarta. Tabel 4.4 Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS PER 31 DESEMBER 211 ASET Catatan Rp. ASET LANCAR Kas dan Setara Kas 3 28,436,459,611 Deposito 4 4,15,, Hak Amil Akan Diganti APBD 5 8,97,61,611 ZIS Belum Disetor 6 519,231,886 Piutang Qordul Hasan 7 3,185,347, Piutang Mudharabah 8 275,, Biaya Dibayar Dimuka 9 24,138,311 Jumlah Aset Lancar 8,687,778,419 ASET TETAP 1 Harga Perolehan Aset Tetap 3,331,618,347 Akumulasi Penyusutan (1,777,73,647) Nilai Buku Aset Tetap 1,553,887,7 ASET LAIN-LAIN Investasi Jangka Panjang 11a 969,48,5 Aset Lainnya 11b 932,29,494 Jumlah Aset Lain-Lain 1,91,437,994 JUMLAH ASET 84,143,14,113 LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Amilin Mitra 12 467,46,558 Liabilitas Dana Amilin 13 1,619,52,323 Liabilitas Lain-lain 14 138,32,845 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 15 1,1,297,5 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 3,235,581,226 SALDO DANA 16 Saldo Dana Zakat 42,976,482,385 Saldo Dana Infak dan Sedekah 35,159,99,977 Saldo Dana Pengelola 2,777,13,525 Saldo Dana 8,97,522,887 JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO DANA 84,143,14,113 Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (211) 79

Tabel 4.5 Laporan Perubahan Dana ZIS BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN DANA ZIS BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 211 Catatan Rp. DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki : 17 Muzaki Entitas 2,138,54,8 Muzaki Individu 37,394,376,18 Jumlah Penerimaan 39,532,43,98 Penyaluran 2 Fakir Miskin 2,868,228, Gharimin 135,, Muallaf 17,15, Sabilillah 9,497,126, Ibnu Sabil 2,73, Jumlah Penyaluran 3,538,234, SURPLUS (DEFISIT) 8,994,196,98 DANA INFAQ DAN SADAQAH Penerimaan dari Munfiq dan Mustashaddiq 18 Infak/Sedekah Entitas 132,55,5 Infak/Sedekah Pribadi 25,115,831,46 Jumlah Penerimaan 25,248,381,96 Penyaluran 21 Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1,278,263,6 Pengembagan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS 4,56,117,182 Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat 11,122,598,736 Sosialisasi dan Bina Lembaga 6,66,851,869 Jumlah Penyaluran 22,523,831,387 SURPLUS (DEFISIT) 2,724,55,52 DANA PENGELOLAAN Penerimaan 19 Penerimaan APBD 8,97,61,611 Penerimaan Hasil Pengembangan 2,328,32,435 Penerimaan Jasa Giro 381,766,247 Penerimaan Lain-lain 18,781,7 Jumlah Penerimaan 1,826,451,992 Penggunaan 22 Beban Pegawai 2,466,245,275 Beban Amilin 8,97,61,611 Beban Umum dan Administrasi Lainnya 91,711,53 Beban Penyusutan 379,244,71 Beban Penghapusan Piutang - Jumlah Penggunaan 11,34,82,46 SURPLUS (DEFISIT) (28,35,468) JUMLAH SURPLUS (DEFISIT) 11,51,397,32 SALDO AWAL 69,397,125,856 SALDO AKHIR 8,97,522,887 Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (211) 8

Tabel 4.6 Laporan Arus Kas dan Dana Kas BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN ARUS KAN DAN DANA KAS BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 211 Rp. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Kenaikan Saldo Dana 11,51,397,32 Disesuatikan Untuk : Penyusutan Aset Tetap 379,244,71 Jumlah Kas Berasal dari operasi 11,889,641,13 Perubahan Dalam Aset dan Kewajiban Hak Amil Akan Diganti APBD (1,51,499,243) ZIS Belum Disetor (2,43,367) Piutang Qurdhul Hasan (32,852,) Piutang Mudharabah (275,,) Biaya Dibayar Dimuka 189,266,689 Kewajiban Amilin Mitra 14,9,197 Kewajiban Dana Amilin 3,298,846 Kewajiban Lain-lain 41,266,145 Biaya Yang Masih Harus Dibayar 357,55,5 Arus Kas Bersih Yang Diperoleh Dari (Digunakan) 1,17,84,233 Untuk Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pembelian Aset Tetap (18,78,81) Pembelian Aset Lainnya 42,644,5 Arus Kas Bersih Yang Digunakan Dari Aktivitas (138,64,31) Investasi ARUS KAS DARI (UNTUK) AKTIVITAS PENDANAAN Deposito Arus Kas bersih Yang Digunakan Untuk Aktivitas Pendanaan (6,5,,) (6,5,,) Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas 4,683,772,559 Kas dan Setara Kas Pada Awal Tahun 23,752,687,51 KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 28,436,459,611 Sumber : Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta (211) 81

IV.2. Analisis Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 19 Tugas pokok lembaga amil zakat adalah mengumpulkan, mendistribusikan, dan mendayagunakan zakat dan infak/sedekah yang diperoleh sesuai dengan ketentuan agama. Pada proses pengumpulan zakat, perolehan atas zakat yang telah dikumpulkan langsung dicatat oleh lembaga amil zakat sesuai dengan ketatapan yang berlaku dan diukur besarnya pembagian atas perolehan zakat dan infak/sedekah untuk mustahik dan hak amil, serta disalurkan kepada 8 mustahik dan amil pengumpul zakat. Standar tansi Keuangan untuk mengatur akuntansi zakat di Indonesia baru diterbitkan pada 6 April 21 dan wajib diberlakukan pada 1 Januari 212, namun penerapan dini diperkenankan. Pada BAZIS DKI Jakarta, laporan keuangan tahun 211 sudah mengimplementasikan PSAK 19 walaupun belum sepenuhnya. BAZIS DKI Jakarta masih menggunakan PSAK 45 untuk laporan keuangan sebelum adanya PSAK 19. Komponen laporan keuangan amil yang lengkap terdiri atas Laporan Posisi Keuangan, Laporan Perubahan Dana, laporan Perubahan Aset Kelolaan, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Pada PSAK 19, disebutkan bahwa laporan arus kas yang disajikan oleh amil sesuai dengan PSAK 2 dan menyajikan catatatn atas laporan keuangan sesuai dengan PSAK 11 : Penyajian Laporan Keuangan Syariah dan SAK yang relevan. Sementara Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Perubahan Dana ZIS pada BAZIS DKI Jakarta harus sesuai dengan PSAK 19. 82

IV.2.1. Analisis Penyajian Laporan Posisi Keuangan Pada BAZIS DKI Jakarta Dengan PSAK 19 Penyajian Laporan Keuangan pada BAZIS DKI Jakarta mengalami perubahan pada tahun 211 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh dibuatnya Pernyataan Standar tansi Keuangan 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah sedangkan pada tahun sebelum dibuatnya PSAK 19, BAZIS DKI Jakarta menggunakan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Dari data laporan keuangan yang telah disajikan pada Tabel 4-1 dengan Tabel 2-1, berikut adalah perbedaan laporan posisi keuangan antara BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah : 1. Pada Laporan Posisi Keuangan BAZIS DKI Jakarta pada pos Aset Terdiri atas 3 bagian yang mana Terdapat Aset Lancar, Aset Tetap, dan Aset Lainlain. Aset Lancar pada BAZIS DKI Jakarta pos-pos yang disajikan sesuai dengan PSAK 19, sedangkan pada Aset Tetap pos-pos terdiri atas Harga Perolehan Aset Tetap dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan hasil pengurangan tersebut memperoleh Nilai Buku Aset Tetap. Pada laporan posisi keuangan PSAK 19 tertulis Aset Tidak Lancar yang terdiri atas Aset Tetap, Aset Lainnya dan Investasi Jangka Panjang dikurangi dengan Akumulasi Penyusutan memperoleh hasil Jumlah Aset Tidak Lancar. 83

ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Deposito Hak Amilin ZIS Belum Disetor Piutang Qordul Hasan Piutang Mudharabah Biaya Dibayar Dimuka Tabel 4.7 Perbandingan antara Laporan Posisi Keuangan pada Pos Aset PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset Tetap Aset Lainnya Investasi Jangka Panjang Akumulasi Penyusutan Sumber : Data diolah Jumlah Tidak Aset Lancar JUMLAH ASET ASET ASET LANCAR Kas dan Setara Kas Deposito Hak Amilin Akan Diganti APBD ZIS Belum Disetor Piutang Qordul Hasan Piutang Mudharabah Biaya Dibayar Dimuka Jumlah Aset Lancar ASET TETAP Harga Perolehan Aset Akumulasi Penyusutan Nilai Buku Aset Tetap ASET LAIN-LAIN Investasi jangka Panjang Akumulasi Penyusutan Jumlah Aset Tetap JUMLAH ASET 2. Pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta pada pos Liabilitas dan Saldo Dana, Liabilitas dibagi menjadi 2 pos, yaitu Liabilitas Jangka Pendek dan Liabilitas jangka Panjang. Pada Laporan Posisi Keuangan BAZIS DKI Jakarta terdapat 4 pos, yaitu Liabilitas Mitra Amilin, Liabilitas dana Amilin, Liabilitas lain-lain, dan Biaya yang harus dibayar. Sedangkan pada PSAK 19, Biaya Yang Harus Dibayar termasuk dalam pos jangka pendek dan selain itu termasuk kedalam Labilitas Jangka Panjang. 84

Tabel 4.8 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Liabilitas PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Jangka Pendek LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Mitra Amilin Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-Lain Jumlah Liabilitas Jangka Panjang JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA Saldo Dana Zakat Saldo Dana Infak/Sedekah Saldo Dana Pengelola Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA Sumber : Data diolah LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Liabilitas Mitra Amilin Liabilitas Dana Amilin Liabilitas Lain-Lain Biaya Yang Masih Harus Dibayar Jumlah Liabilitas Jangka Pendek SALDO DANA Saldo Dana Zakat Saldo Dana Infak/Sedekah Saldo Dana Pengelola Saldo Dana JUMLAH LIABILITAS SALDO DANA 3. Pada Laporan Keuangan BAZIS DKI Jakarta tidak disebutkan mengenai transaksi penerimaan ZIS nonkas, dikarenakan BAZIS DKI Jakarta jarang menerima sumbangan dalam bentuk barang/nonkas, sehingga BAZIS DKI Jakarta tidak mencantumkan transaksi nonkas. IV.2.2. Analisis Penyajian Laporan Perubahan Dana ZIS Pada BAZIS DKI Jakarta Dengan PSAK 19 Pada penyajian Laporan Perubahan Dana pada BAZIS DKI Jakarta mengalami perubahan pada tahun 211 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh dibuatnya Pernyataan Standar tansi Keuangan 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah 85

sedangkan pada tahun sebelum dibuatnya PSAK 19, BAZIS DKI Jakarta menggunakan PSAK 45 tentang Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba. Dari data laporan keuangan yang telah disajikan pada Tabel 4.9 dengan Tabel 4.1, berikut adalah perbedaan laporan posisi keuangan antara BAZIS DKI Jakarta dengan PSAK 19 tentang tansi Zakat dan Infak/Sedekah : 1. Pada Dana Zakat, terdiri atas pos Penerimaan dari Muzaki disertai dengan jumlah penerimaan, dan penyaluran atas penerimaan zakat disertai dengan jumlah penyaluran. Pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana zakat yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 19 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana zakat, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana zakat setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.9 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Zakat PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individual Penyaluran Fakir Miskin Gharim Muallaf Sabilillah Ibnusabil Sumber : Data diolah Jumlah Penerimaan Jumlah Penyaluran SRPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR DANA ZAKAT Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas Muzaki Individua Penyaluran Fakir Miskin Gharim Muallaf Sabilillah Ibnusabil Jumlah Penerimaan Jumlah Penyaluran SRPLUS ( DEFISIT ) 86

2. Pada Dana Infak/Sedekah pos Penerimaan dari Munfiq dan Mutashaddiq terdiri atas Infak/Sedekah entitas dan infak/sedekah individual disertai dengan jumlah penerimaan atas Infak/Sedekah. Sedangkan pada Laporan Perubahan Dana ZIS BAZIS DKI Jakarta pos penerimaan atas infak/sedekah terdiri atas Infak/Sedekah Terikat (Muqayyadah) dan Infak/Sedekah Tidak Terikat (Mutlaqah) yang terdisi atas Infak/Sedekah Entitas dan Infak/Sedekah Individual. Pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana infak/sedekah yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 19 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana infak/sedekah, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana infak/sedekah setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.1 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Infak/Sedekah PSAK 19 dengan BAZIS DKI JAKARTA PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan Infak/Sedekah Terikat Infak/Sedekah Tidak Terikat Infak/Sedekah Entitas Infak/Sedekah Individual Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Jumlah Penyaluran SURPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR Sumber : Data diolah DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan dari Munfiq dan Mustahik Infak/Sedekah Entitas Infak/Sedekah Individual Jumlah Penerimaan Penyaluran Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga Jumlah Penyaluran SURPLUS ( DEFISIT ) 87

3. Pada BAZIS DKI Jakarta, terdapat Dana Pengelolaan atas zakat dan infak/sedekah, sedangkan pada PSAK 19 disebut dengan Dana Amil. Seperti pada dana zakat dan dana infak/sedekah, pada Laporan Perubahan Dana BAZIS DKI langsung terhitung total surplus (defisit) dana pengelola yang diterima oleh BAZIS DKI, sedangkan pada PSAK 19 diadakan pos Saldo Awal dan Saldo Akhir dana amil, sehingga langsung terlibat berapa total saldo dana amil setelah adanya surplus (defisit). Tabel 4.11 Perbandingan antara Laporan Keuangan pada Pos Dana Pengelolaan PSAK 19 dengan BAZIS DKI Jakarta PSAK 19 BAZIS DKI Jakarta DANA PENGELOLAAN Penerimaan Penerimaan Dana Zakat Penerimaan Dana Infak/Sedekah Penerimaan Hasil Pengembangan Penerimaan Jasa Giro Penerimaan Lain-Lain Jumlah Penerimaan Penggunaan Beban Pegawai Beban Amilin Beban Umum dan Administrasi Lainnya Beban Penyusutan Beban Penghapusan Piutang Jumlah Penggunaan SURPLUS ( DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR DANA AMIL Penerimaan Penerimaan APBD Penerimaan Hasil Pengembangan Penerimaan Jasa Giro Penerimaan Lain-Lain Jumlah Penerimaan Penggunaan Beban Pegawai Beban Amilin Beban Umum dan Administrasi Lainnya Beban Penyusutan Beban Penghapusan Piutang Jumlah Penggunaan SURPLUS ( DEFISIT ) JUMLAH SURPLUS (DEFISIT ) SALDO AWAL SALDO AKHIR Sumber : Data diolah 88

IV.3. Analisis Implementasi Penerapan PSAK 19 tentang Zakat dan Infak/Sedekah pada BAZIS DKI Jakarta Laporan keuangan lembaga amil zakat harus dibuat sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Pada 1 Januari 212 seluruh lembaga amil zakat dan infak/sedekah sudah harus mengimplementasikan pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 19 tentang zakat dan infak/sedekah. Pada BAZIS DKI Jakarta, dimulai per 1 Januari 211 telah mengimplementasikan secara bertahap pencatatan laporan keuangan sesuai dengan PSAK 19. Meski masih banyak perbedaan, namun dalam pengadopsian BAZIS DKI Jakarta sudah hampi sesuai dengan ketetapan yang diatur. Pada Gambar 4.4 terdapat Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS yang seharusnya dibuat oleh BAZIS DKI Jakarta sesuai dengan PSAK 19, dan pada Gambar 4.5 terdapat Laporan Perubahan Dana ZIS yang sesuai dengan PSAK 19 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah. 89

ASET LANCAR Tabel 4.12 Laporan Posisi Keuangan Dana ZIS sesuai dengan PSAK 19 BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN POSISI KEUANGAN DANA ZIS PER 31 DESEMBER 211 ASET Catatan Rp. Kas dan Setara Kas 3 28,436,459,611 Deposito 4 4,15,, Hak Amilin Akan Diganti APBD 5 8,97,61,611 ZIS Belum Disetor 6 519,231,886 Piutang Qordul Hasan 7 3,185,347, Piutang Mudharabah 8 275,, Biaya Dibayar Dimuka 9 24,138,311 Jumlah Aset Lancar 8,687,778,419 ASET TIDAK LANCAR Aset Tetap 1 3,331,618,347 Aset Lainnya 11b 932,29,494 Investasi jangka Panjang 11a 969,48,5 Akumulasi Penyusutan (1,777,73,647) Jumlah Aset Tidak Lancar 3,455,325,694 JUMLAH ASET 84,143,14,113 LIABILITAS DAN SALDO DANA LIABILITAS JANGKA PENDEK Biaya Yang Masih Harus Dibayar 15 1,1,297,5 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 1,1,297,5 LIABILITAS JANGKA PANJANG Liabilitas Mitra Amilin 12 467,46,558 Liabilitas Dana Amilin 13 1,619,52,323 Liabilitas Lain-Lain 14 138,32,845 Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 2,225,283,726 JUMLAH LIABILITAS 3,235,581,226 SALDO DANA 16 Saldo Dana Zakat 42,976,482,385 Saldo Dana Infak/Sedekah 35,159,99,977 Saldo Dana Pengelola 2,771,13,525 Saldo Dana 8,97,522,887 JUMLAH LIABILITAS DAN SALDO DANA 84,143,14,113 Sumber : Data diolah 9

Tabel 4.13 Laporan Perubahan Dana ZIS sesuai dengan PSAK 19 BAZIS PROVINSI DKI JAKARTA LAPORAN PERUBAHAN DANA ZIS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL PER 31 DESEMBER 211 DANA ZAKAT Catatan Rp. Penerimaan dari Muzaki Muzaki Entitas 17 2,138,54,8 Muzaki Individual 37,394,376,18 Jumlah Penerimaan 39,532,43,98 Penyaluran 2 Fakir Miskin 2,868,228, Gharim 135,, Muallaf 17,15, Sabilillah 9,497,126, Ibnusabil 2,73, Jumlah Penyaluran 3,538,234, SRPLUS ( DEFISIT ) 8,994,196,98 SALDO AWAL 33,982,285,45 SALDO AKHIR 42,976,482,385 DANA INFAK/SEDEKAH Penerimaan 18 Infak/Sedekah Terikat Infak/Sedekah Tidak Terikat Infak/Sedekah Entitas 132,55,5 Infak/Sedekah Individual 25,115,831,46 Jumlah Penerimaan 25,248,381,96 Penyaluran 21 Kemaslahatan Umat dan Peningkatan SDM 1,278,263,6 Pengembangan Lembaga dan Pemasyarakatan ZIS 4,56,117,182 Bantuan Sosial Keagamaan dan Kemaslahatan 11,122,598,736 Umat Sosialisasi dan Bina Lembaga 6,66,851,869 Jumlah Penyaluran 22,523,831,387 SURPLUS ( DEFISIT ) 2,724,55,519 SALDO AWAL 32,435,359,457 SALDO AKHIR 35,159,99,976 DANA AMIL Penerimaan 19 Penerimaan APBD 8,97,61,611 Penerimaan Hasil Pengembangan 2,328,32,435 Penerimaan Jasa Giro 381,766,247 Penerimaan Lain-Lain 18,781,7 Jumlah Penerimaan 1,826,451,993 Penggunaan 22 Beban Pegawai 2,466,245,275 Beban Amilin 8,97,61,611 Beban Umum dan Administrasi Lainnya 91,711,53 Beban Penyusutan 379,244,71 Beban Penghapusan Piutang - Jumlah Penggunaan 11,34,82,46 SURPLUS ( DEFISIT ) (28,35,467) SALDO AWAL 2,979,48,993 SALDO AKHIR 2,771,13,526 Sumber : Data Diolah 91