N A N D A F I R S T A S C A T T E R Diterbitkan atas kerjasama melalui nulisbuku.com
2 Untuk Semua Orang di Dunia Yang Menghabiskan Setengah Harinya Di layar Social Media...
Tiada hari tanpa Facebook. Tiada hari tanpa Twitter. Setiap hari membuka Instagram. Setiap saat mengecek Path. Dan setiap tahun muncul social media baru yang menjadi tren silih berganti. Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana jika social media yang ada sekarang telah berevolusi bukan hanya menjadi sekedar social media? Kautahu handphone kan? Dulu orang menciptakan itu hanya untuk sekedar bisa telepon dan SMS. Tapi lihat apa yang telah dilakukan orang selama sepuluh tahun terakhir. Alat ini pun berubah menjadi kamera, televisi, playstation, dan hampir semua hal bisa dilakukan dengannya. Namaku Dave. Dave Mainster. Aku percaya evolusi itu akan terjadi. Benar-benar terjadi. Secepat mungkin. Ya, bahkan bisa kau sebut revolusi. Saking cepatnya kalian tidak akan sempat menyadarinya. Dan aku tahu, ini semua tidak akan terjadi dengan sendirinya. Seseorang harus memulainya. Dan aku akan menjadi orang yang memulai semua itu... 3
4 Some people like to talk, some other like to type...
Jam 3 pagi. Aku meneguk gelas kopi ketigaku dengan suara yang cukup keras. Ruangan itu sangat senyap. Hanya sorot lampu meja yang menemaniku begadang. Tampilan layar komputer yang dipenuhi dengan jutaan kode script itu semakin kabur di penglihatanku. Semakin lama barisan huruf dan angka itu nampak seperti gerombolan semut yang lari ke sana kemari. Kalau sudah begitu, aku berdiri sebentar dan meregangkan otot-otot pundakku, melakukan strecthing ke kiri dan kanan. Cek time-line di social media, membetulkan leher dan kembali duduk. Sudah empat hari lebih aku hampir tidak keluar dari kamar. Kecuali untuk ke kamar mandi atau mengambil camilan di kulkas. Selebihnya, proyek ini benar-benar tak boleh kulewatkan sedetik pun. Jessica terus menerus mengirimiku pesan. Sudah sejak seminggu lalu di konser kami bertemu untuk terakhir kalinya. Walaupun aku sangat berkonsentrasi pada pekerjaan ku ini sampai selalu 5
membalas pesannya 5 jam kemudian, ia tetap sabar menunggu. Aku menyukainya. Ia bukan tipe cewek yang merepotkan. Setidaknya ia selalu mendukung apa yang kukerjakan. Meski aku tahu lewat status nya di facebook dan emoticon yang ia pasang di path, ia sedang kesepian. Proyek ini sengaja aku tekuni. Sudah 97% mendekati sempurna. Aku memang tidak menceritakan apa itu ke orang lain selain Jessica. Tapi teman-teman kuliahku tahu, semester ini sedikit lagi aku bisa dipastikan tidak lulus 3 matakuliah karena keseringan membolos. Entahlah, 3 atau 4 matakuliah aku juga lupa. Pekan pameran produk mahasiswa informatika seluruh kota, orang-orang sering menyebutnya ITF (Information and Technology Fair), akan berlangsung besok lusa. Beberapa anak yang nakal mengganti huruf I dengan W. Biasanya dari jurusan lain yang hanya iseng. Di sana masing-masing kelompok mahasiswa akan memajang produk-produk penemuan dan pengembangan. Satu kelompok terdiri dari 3-5 orang. Para jenius teknologi akan saling bersaing 6
mengunggulkan hasil kerjanya untuk dipresentasikan pada para hadirin yang beberapa di antaranya juga mungkin hadir perwakilan dari perusahaan ternama. Aku mengerjakan proyekku secara individu. Meskipun panitia merekomendasikanku untuk berkelompok, tapi aku bersikeras menggarap habis sendirian. Lagipula, aku tidak memulainya dari nol ketika acara diumumkan. Aku telah merencanakan proyek ini jauh sebelum masuk kuliah. Dan kurasa ini momen yang tepat untuk Go Live! Acara yang hanya diadakan tiap 4 tahun sekali ini memang cukup menguras energi, tapi tetap tak boleh terlewatkan. Kapan lagi aku bisa menunjukkan hasil kerjaku, hanya sekali selama masa kuliahku. Untuk itu aku akan menunjukkan yang terbaik. Sedikit lagi, come on Dave... bisikku pada diriku sendiri. Suaraku yang lirih dan serak itu bisa terdengar menakutkan kalau ada orang lain yang mendengarnya malam itu. 7
Aku sengaja men-scroll ke atas dan ke bawah untuk mengecek apa ada yang tidak sinkron pada script-ku. Sedikit salah 1 karakter saja bisa membuat semuanya jadi kacau. Proyek yang kukerjakan ini memang membutuhkan ketelitian tingkat tinggi. Fiturfitur yang kutambahkan sangat beragam dan banyak, beberapa memang belum pernah ada sebelumnya. Dengan budget terbatas yang aku punya, aku tidak yakin bisa mengemasnya dengan bagus. Aku bukan seorang web designer yang ahli, tapi aku punya rencana yang besar, lebih dari sekedar desain tampilan. Aku tidak hanya menjual produk yang sekarang kubuat, tapi aku juga punya segudang konsep di masa depan yang tidak sempat aku tuliskan satu per satu. Aku membayangkan suatu perubahan besar pada dunia informasi dan teknologi, terutama untuk pemanfaatan social media, setidaknya untuk satu dekade ke depan. Aku menuntaskan baris terakhir dari jutaan baris sebelumnya di programku. Sangat hati-hati aku mengetukkan jari-jariku di atas keyboard. 8
Yeah! kataku puas. Aku memandanginya lagi untuk kesekian kalinya. Barisan semut-semut kecil yang tadinya berlarian itu kini nampak seperti sedang menarinari indah. Tapi itu belum cukup membuktikan keberhasilan proyekku. Aku masih perlu me-render nya hingga menjadi sistem yang bisa dijalankan. Aku memejamkan mata sejenak. Membukanya kembali dan kursor telah berada di satu tombol. Ini akan memakan waktu yang cukup lama. Dengan satu tarikan napas panjang, aku berbisik, Ayo kita lihat apa yang bisa kau tunjukkan pada dunia. Klik. Proses render dimulai. Aku tersenyum sinis ke arah jam dindingku. Kasur itu tampak lebih menarik dari biasanya. Dengan lemas aku menghempaskan badan ke kasur. Sangat empuk. Dan seketika aku tak sadarkan diri. --- 9