DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI

dokumen-dokumen yang mirip
APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Risiko Manual Handling pada Pekerja PT. XYZ

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi. Jika manusia bekerja dalam kondisi yang nyaman baik

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Abstrak

BAB I PENDAHULUAN I-1

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

EVALUASI FASILITAS KERJA BAGIAN FINISHING PERUSAHAAN MEUBEL DENGAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

PERBANDINGAN METODE-METODE BIOMEKANIKA UNTUK MENGANALISIS POSTUR PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING (MMH) KAJIAN PUSTAKA

MODUL 10 REBA. 1. Video postur kerja operator perakitan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

DAFTAR PUSTAKA. Chaffin, D. & Andersson, G., Occupational Biomechanics, John Wiley & Sons, Kanada, 2004.

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan industri di Indonesia saat ini bisa dikatakan cukup pesat.

ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA OPERATOR MENGGUNAKAN METODE RULA UNTUK MENGURANGI RESIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

RAPID UPPER LIMB ASSESSMENT (RULA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

BAB I PENDAHULUAN. PT. Indofood Sukses Makmur. Tbk Bogasari Flour Mills adalah produsen

POSTUR KERJA. 1. Video postur kerja operator perakitan 2. Foto hasil screencapture postur kerja

ISBN:

perusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr

PENILAIAN POSTUR OPERATOR DAN PERBAIKAN SISTEM KERJA DENGAN METODE RULA DAN REBA (STUDI KASUS)

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

Penilaian Resiko Musculoskeletal Disorders Pekerja Harian Lepas PDAM Tirta Lawu Karanganyar

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

Analisis Postur Kerja Terkait Musculoskeletal Disorders (MSDS) pada Pengasuh Anak

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PERANCANGAN ALAT BANTU PENGAMBILAN SAMPEL PADA ROAD TANK PT PERTAMINA EP CEPU

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

Cut Ita Erliana dan Ruchmana Romauli Rajagukguk. Lhokseumawe Aceh Abstrak

19/03/2013. Apa Itu RULA? Contoh RULA Worksheet. Klasifikasi Skor RULA. Penghitungan Skor RULA. Contoh Kasus

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

permukaan pekerjaan, misalnya seperti proses menjahit. Secara langsung maupun tidak langsung aktivitas kerja secara manual apabila tidak dilakukan sec

Perbandingan Metode-Metode Evaluasi Postur Kerja

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BIOMEKANIKA. Ergonomi Teknik Industri Universitas Brawijaya

RANCANGAN SISTEM INFORMASI ONLINE BOOKING PADA SALON CANTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X

BAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Novena Ayu Parasti, Chandra Dewi K., DM. Ratna Tungga Dewa

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

Perancangan Program Aplikasi untuk Analisis Pekerjaan Pengangkatan Berdasarkan Model Revised NIOSH Lifting Equation

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS POSTUR KERJA PEKERJA PROSES PENGESAHAN BATU AKIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE REBA

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

Seminar Nasional IENACO ISSN: ANALISIS POSISI DAN POSTUR PEKERJA LANTAI PRODUKSI DI PT. SERENA HARSA UTAMA

PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENJADWALAN PREVENTIVE MAINTENANCE PADA PT. STARMAS INTI ALUMINIUM INDUSTRY (SIAI)

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

ANALISIS RISIKO POSTUR KERJA DI CV. A CLASS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pekerjaannya adalah keluhan musculoskeletal disorders(msds).

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

USULAN ALAT BANTU PEMINDAHAN BATAKO UNTUK MENGURANGI RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS DI PT. XYZ

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

Metode dan Pengukuran Kerja

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Pekerja yang melakukan kegiatan berulang-ulang dalam satu siklus sangat

ANALISIS POSTUR KERJA PADA AKTIVITAS PENGANGKUTAN BUAH KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering,

PENGEMBANGAN ALAT PEMOTONG TAHU YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RULA

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

Penentuan Faktor Resiko Musculetal Disorder (MSDs) Bagi Pekerja Pengglasir Keramik

Analisis Penentuan Sikap Kerja yang Ergonomis di Area Loading Ramp pada PT. Perkebunan Nusantara XIV Luwu Timur

Transkripsi:

DESAIN SISTEM INFORMASI UNTUK MODUL KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI Tri Pudjadi, Siti Nur Fadlilah, Erik Sugiharto* *)Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, BINUS University tripujadi@binus.ac.id, SitinuR@yahoo.com, ABSTRAKSI Cara mengangkat barang yang salah, beban yang terlalu berat, postur tubuh yang statis, kegiatan yang berulang / repetitif, kesemuanya dapat mengakibatkan cedera yang berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas kerja. Untuk itu dilakukan penelitian pengembangan model aplikasi berbasis teknologi informasi yang dapat menyediakan informasi yang akurat untuk mendukung program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Sebagai objek penelitian dibatasi khususnya pada masalah pengangkatan beban dan postur tubuh saat bekerja. Metode yang digunakan sebagai dasar untuk mengurangi atau mencegah resiko terjadinya cedera adalah dengan menggunakan metode : (1) persamaan pengangkatan beban NIOSH (NIOSH Lifting Equation) untuk mengurangi / mencegah resiko terjadinya cedera pinggang dan (2) metode RULA (Rapid Upper Limb Assessment) untuk menilai tingkat resiko cedera tubuh bagian atas berdasarkan postur kerjanya. Dari hasil evaluasi model tersebut di suatu kasus, resiko cedera pinggang dapat dikurangi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan metode yang tepat akan mengurangi resiko cedera. Selain perhitungan tersebut, juga disampaikan mengenai metode atau cara pengangkatan beban yang lebih baik dengan cara punggung tetap tegak saat mengangkat dan menekuk lutut, bukan dengan cara membungkukkan tubuh. Kata kunci : K3, low back pain, NIOSH Lifting Equation, RULA, sistem informasi 1. PENDAHULUAN Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat berperan dalam menjamin adanya perlindungan terhadap pekerja. Perlindungan terhadap tenaga kerja meliputi aspek-aspek yang cukup luas, yaitu perlindungan atas keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama. Perlindungan kesehatan dan keselamatan tersebut dilakukan agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya dengan kondisi kesehatannya yang baik untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Dengan demikian, tenaga kerja memiliki hak untuk memperoleh perlindungan keselamatan dan kesehatan dari berbagai risiko atau kemungkinan yang dapat menimpa dan menggangu tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaannya. Kesimpulan tersebut mengemuka dalam Seminar Nasional bertajuk "Peran Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam Menyongsong Globalisasi Industri pada Era Persaingan Pasar Bebas" di Departemen Kesehatan pada tanggal 6 Juli 2005. Keselamatan dan kesehatan adalah aset yang tidak ternilai harganya. Keselamatan dan kesehatan seseorang merupakan bagian utama kesejahteraan. Kesejahteraan tenaga kerja mustahil diwujudkan dengan mengabaikan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja. Beberapa masalah keselamatan dan kesehatan kerja yang ada adalah kurangnya perhatian perusahaan ataupun pekerja terhadap penggunaan peralatan keamanan, metode-metode pengangkatan beban yang salah, postur tubuh yang kurang baik atau salah pada saat bekerja. Hal-hal tersebut masih sering diabaikan baik oleh si pekerja maupun pemilik perusahaan karena menganggap masalah keselamatan dan kesehatan kerja tidak bedampak langsung terhadap produktivitas perusahaan. Kesalahan metode pengangkatan beban yang menggunakan tenaga punggung akan menyebabkan cedera pada bagian pinggang (low back pain). Postur tubuh yang salah saat bekerja juga dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman atau bahkan cedera. Apabila pekerja mengalami cedera, akan berdampak buruk bagi perusahaan dan pekerja. Bagi perusahaan akan mengurangi produktivitasnya dan di lain sisi pekerja akan mengalami cedera yang mungkin akan mudah terulang lagi. 2. TUJUAN Melakukan pengembangan modul yang dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja, khususnya pengangkatan beban dan postur tubuh pada saat melakukan pekerjaan. E-67

Menyelesaikan masalah nyata terkait pada kegiatan pengangkatan beban dan postur tubuh saat bekerja yang fokus pada : a. Menentukan tingkat keamanan dari pekerjaan pemindahan material. b. Menginformasikan metode pengangkatan material, postur tubuh yang baik saat bekerja. c. Memberikan solusi bagi pengguna mengenai pekerjaan mengangkat material yang dilakukan. d. Membuat program aplikasi yang dapat menginformasikan tingkat resiko cedera dari pekerjaan yang dilakukan beserta sarannya. 3. TINJAUAN TEORI Cedera Pada Pinggang (Low Back Pain) Tulang belakang atau kolom vertebral manusia dewasa, merupakan susunan yang menyerupai huruf S (Niebel, 2003, p161) terdiri dari 25 tulang yang dibagi menjadi 7 tulang cervical pada leher, 12 tulang thoraic pada punggung (upper back), 5 tulang lumbar pada pinggang (lower back), dan sacrum pada daerah pelvis. Tulang-tulang ini memiliki badan silinder yang berfungsi sebagai tempat otot punggung melekat. Melalui pusat pada setiap vertebra terdapat ruang yang berisi dan melindungi saraf yang berawal dari otak sampai pada kolom vertebra terakhir. Menurut Kroemer et al. (2001, p64) cedera pinggang (low back pain) adalah sensasi rasa sakit / nyeri dari cedera yang terjadi pada daerah pinggang. Cedera pinggang disebabkan oleh berbagai hal, dimana pada umumnya berhubungan dengan perubahan pada kolom spinal dan ligamen beserta otot yang mendukungnya karena proses penuaan. Perubahan ini bisa disebabkan oleh kombinasi trauma yang berulang dan proses penuaan. Berdasarkan pendapat Bridger (1995, p59), cedera pinggang juga dapat disebabkan oleh lelah otot jika seseorang harus bekerja dengan tulang belakang menekuk maju (misal saat mencuci piring, atau menyetrika). Postur statis ini memberikan beban pada otot pinggang, yang secara cepat lelah. Untuk bekerja yang membutuhkan berdiri, tempat kerja harus dirancang untuk mencegah pekerja berdiri dengan posisi lordosis pada lumbar secara berlebihan atau harus mengadopsi posisi kerja membungkuk Disain Pengangkatan Manual Beberapa faktor yang memperburuk tekanan postural dalam penanganan material menurut Bridger (1995, p164) : Memegang atau menahan beban jauh dari tulang belakang. Melakukan gerakan rotasi pada tulang belakang saat menyangga atau mengangkat beban. Mengangkat atau menurunkan beban dengan tinggi di bawah lutut atau di atas bahu. Mengangkat atau memindahkan beban dengan jarak vertikal atau horisontal yang jauh. Menahan atau mengangkat beban untuk periode yang lama. Mengangkat atau membawa beban secara sering. Mengangkat sambil duduk. Prosedur pengangkatan yang aman bagi pekerja menurut NIOSH (2007, p19) : Mengecek tanda pada beban Sebelum mengangkat, selalu menguji beban untuk stabilitas dan beratnya. Untuk beban yang tidak stabil dan / atau berat, yang harus diperhatikan adalah penggunaan peralatan, mengurangi berat beban, dan melakukan pengepakan ulang untuk meningkatkan stabilitas. Rencanakan pengangkatan Gunakan sepatu yang tepat untuk menghindari jatuh dan tergelincir. Jika menggunakan sarung tangan, gunakan ukuran yang tepat. Mengangkat sebanyak batas aman yang bisa dilakukan. Lakukan pengangkatan pada wilayah kekuatan (diatas lutut, dibawah bahu, dan dekat dengan tubuh), jika memungkinkan. Berhati-hati saat mengangkat beban yang tidak stabil. Saat mengangkat : Menggenggam dengan aman Gunakan kedua tangan Hindari hentakan, dgn bergerak perlahan Menjaga beban sedekat mungkin dgn tubuh Jika memungkinkan, gunakan kaki untuk mengangkat beban, jangan membungkuk. 3.3 Persamaan Pengangkatan Beban NIOSH RWL adalah hasil revisi dari persamaan pengangkatan (lifting equation) NIOSH (National Institute for Occupational Safety and Health). RWL didefinisikan untuk sekumpulan kondisi tugas yang spesifik dimana berat beban dapat diangkat oleh hampir seluruh pekerja yang sehat dalam waktu yang cukup lama (misalnya sampai 8 jam kerja) tanpa meningkatkan resiko sakit punggung bawah. RWL didefinisikan dengan persamaan berikut : RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM E-68

3.4 RULA (Rapid Upper Limb Assessment) RULA adalah metode survei yang dikembangkan untuk penggunaan investigasi ergonomi dari tempat kerja dimana cedera tubuh bagian atas akibat kerja dapat terjadi. RULA menyediakan metode untuk menyaring sejumlah besar operator secara cepat, tetapi sistem penilaian yang dikembangkan juga menghasilkan indikasi dari tingkat pembebanan untuk setiap bagian tubuh individu. Untuk menghasilkan metode yang dapat dengan cepat digunakan, tubuh dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok A adalah lengan atas, lengan bawah, dan pergelangan tangan, sedangkan kelompok B adalah leher, punggung, dan kaki yang akan memberikan pengaruh pada postur tubuh bagian atas. RULA menggunakan konsep pemberian nilai pada postur tubuh (sistem coding) yang ringkas dan cepat untuk digunakan. Penilaian RULA dimulai dengan observasi operator dalam beberapa siklus kerja dengan tujuan memilih tugas dan postur untuk dinilai. Penilaian bisa ditentukan dari postur tubuh yang paling sering dilakukan dalam siklus kerja atau saat dimana beban tertinggi muncul. Nilai tunggal dibutuhkan dari kelompok A dan B yang menunjukkan tingkat pembebanan postur dari sistem musculoskeletal melalui postur bagian tubuh yang dikombinasikan. Langkah pertama untuk menetapkan sistemnya adalah dengan mengurutkan setiap kombinasi dari postur, dari pembebanan yang terkecil sampai yang terbesar berdasarkan kriteria fungsi otot dan biomekanika. Urutan nilai postur ini ada dalam skala 1 sampai 9. Nilai 1 didefinisikan sebagai postur yang pembebanan pada musculoskeletal paling kecil. Sistem penilaian dikembangkan juga termasuk beban tambahan pada sistem musculoskeletal yang disebabkan oleh kerja otot statis, gerakan yang repetitif, dan kebutuhan menggunakan tenaga atau menahan beban eksternal saat bekerja. Nilai ini dihitung untuk setiap kelompok A dan B. Nilai C Nilai A + Nilai Penggunaan Otot & Tenaga Nilai D Nilai B + Nilai Penggunaan Otot & Tenaga Penilaian jumlah dari beban statis atau penggunaan tenaga yang akan menyebabkan kelelahan berikut kerusakan jaringan tergantung pada waktu dimana operator diekspos pada faktor resiko eksternal. RULA menyediakan sistem penilaian yang konservatif dan sederhana yang digunakan sebagai panduan untuk mengindikasikan faktor resiko. Nilai postur bertambah menjadi 1 bila postur tubuh secara umum statis, misalnya menahan lebih dari 1 menit. Kontribusi dari kegiatan yang memerlukan tenaga atau menahan beban, seperti peralatan tangan, tergantung pada berat objek, lamanya menahan, dan waktu pemulihan, sama seperti postur bekerja yang diadopsi. Jika beban atau tenaga kurang dari 2 kg atau kurang dan menahan sebentar-sebentar, maka nilainya adalah 0. Jika beban 2-10 kg sebentar-sebentar, maka nilainya adalah 1. jika beban 2-10 kg statis atau berulangulang, maka nilainya adalah 2. Nilai 2 juga untuk beban yang lebih dari 10 kg yang sebentar-sebentar. Terakhir, jika beban lebih dari 10 kg dan dikerjakan statis atau berulang, nilainya adalah 3. Jika beban /tenaga yang besar yang dikerjakan / dikeluarkan dengan tiba-tiba nilainya juga 3. Nilai penggunaan otot dan tenaga untuk bagian tubuh pada kelompok A dan B lalu ditambahkan dengan nilai postur untuk mendapatkan nilai yang disebut nilai C dan D. 3.5 Pengembangan Nilai Akhir dan Daftar Kegiatan Kedua nilai C dan D akan digunakan untuk satu nilai akhir tunggal yang besarnya menentukan panduan untuk prioritas investigasi selanjutnya. Kombinasi nilai itu akan diberi urutan dan disebut nilai akhir (Grand Score) dari 1-7 berdasarkan resiko cedera yang dihitung dalam hubungannya dengan pembebanan musculoskeletal. Berikut adalah daftarnya : Tingkat Kegiatan 1: nilainya 1 atau 2 yang menunjukkan postur tubuh sudah baik jika tidak bertahan atau berulang2 untuk periode lama. Tingkat Kegiatan 2 : nilai akhir 3 dan 4 mengindikasikan perlunya investigasi lebih jauh dan perubahan mungkin diperlukan. Tingkat Kegiatan 3 : nilai 5 dan 6 mengindikasikan investigasi dan perubahan dibutuhkan segera. Tingkat Kegiatan 4 : nilai 7 mengindikasikan investigasi / perubahan dibutuhkan secepatnya. E-69

Tabel 1. Nilai Akhir RULA Nilai D (Leher, Punggung, dan Kaki) Nilai C (Tubuh Bagian Atas) 1 2 3 4 5 6 7+ 1 1 2 3 3 4 5 5 2 2 2 3 4 4 5 5 3 3 3 3 4 4 5 6 4 3 3 3 4 5 6 6 5 4 4 4 5 6 7 7 6 4 4 5 6 6 7 7 7 5 5 6 6 7 7 7 8+ 5 5 6 7 7 7 7 Struktur Data / Class Diagram Cluster Dokumen disini berisi class Laporan NLE dan Laporan RULA. Sedangkan pada cluster NonDokumen terdiri dari class Asisten dan class Perusahaan. 2. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI Pada modul K3 yang lama telah menggunakan software Ergointelligence, yang memiliki beberapa modul seperti REBA (Rapid Entire Body Assessment), RULA (Rapid Upper Limb Assessment), Strain Index, CTD (Cummulative Trauma Disorders) Risk Index, dan OCRA, Kekurangan pada software Ergointelligence yang dimiliki laboratorium PSK&E adalah software ini merupakan versi trial / percobaan dengan periode waktu penggunaan yang terbatas serta tidak memiliki modul untuk menyelesaikan masalah pengangkatan beban. Hal ini dapat dilengkapi dengan menggunakan software yang dirancang yang dikembangkan dalam penelitian ini yang memiliki 2 modul, yaitu persamaan pengangkatan beban NIOSH (NIOSH Lifting Equation) dan RULA. 3. DESAIN APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 Rich picture Tabel database yang digunakan : 1. Tabel Perusahaan Berupa daftar perusahaan yang didaftar untuk diberikan solusi perbaikan. Atributnya adalah : - Kode perusahaan - identitas perusahaan(nama, alamat, telepon) - nama contact person 2. Tabel NLE Berisi solusi/perbaikan pengangkatan beban. - nomor & tgl laporan - kode perusahaan, - pekerja, - kegiatan, - indeks pengangkatan awal, - indeks pengangkatan tujuan, - rekomendasi ( horisontal, vertikal, asimetri) - frekuensi, dan pegangan. 3. Tabel RULA Berisi informasi kegiatan yang statis dan indeks dari resiko cedera tubuh bagian atas. Atributnya : - nomor & tgl laporan - kode perusahaan, - pekerja, - kegiatan, E-70

- nilai akhir, - kelompok lengan & pergelangan tangan, - kelompok leher, punggung, dan kaki, - penggunaan otot, dan tenaga / beban. b. Sequence Diagram untuk use case Membuat Laporan RULA Use Case Diagram Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek yang ada untuk setiap use case yang ada. Berikut adalah sequence diagram yang ada : a. Sequence Diagram untuk use case Menambah Daftar Asisten Navigation Diagram Overview ini berisi navigation diagram yang menggambarkan alur transisi window pada sistem. Berikut adalah navigation diagramnya: a. Rancangan layar aplikasi Sistem Informasi K3: E-71

2. Untuk postur tubuh pekerjaan mendisain, nilai akhir berdasarkan metode RULA adalah 5. Nilai ini menunjukkan bahwa postur ini membutuhkan peninjauan lebih lanjut dan perubahan. Dengan melihat lingkungan kerja yang sudah baik, maka pekerja tersebut harus memperbaiki postur tubuhnya saat bekerja. 3. Pada postur tubuh operator mesin Hot Print, nilai akhir berdasarkan metode RULA adalah 3, yang menunjukkan perlu adanya peninjauan lebih lanjut. Operator sudah bekerja dengan postur tubuh yang baik, hanya resiko cedera meningkat dengan adanya kegiatan yang repetitif. 4. Aplikasi yang dikembangkan adalah sistem dapat menilai tingkat resiko cedera pekerjaan pengangkatan beban, juga menilai tingkat resiko cedera pada postur tubuh saat bekerja. b. Technical Platform Sistem dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0. Perancangan user interface menggunakan form-form pada Visual Basic. Perancangan database menggunakan microsoft access. Untuk perancangan laporan menggunakan Crystal Report 8.5. Sistem operasi berbasis Windows. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka kesimpulan yang dapat adalah sebagai berikut: 1. Pada kegiatan pengangkatan galon, lifting index pada tempat awal dan tempat tujuan menunjukkan nilai 1.21 dan 1.27. Nilai menunjukkan kegiatan tersebut tergolong cukup bahaya. Resiko cedera pinggang (low back pain) juga menjadi lebih besar karena pekerja tersebut mengangkat dengan cara membungkukkan tubuh. PUSTAKA [1] http://www.cdc.gov/niosh/docs/2007-131/ [2] http://www.depkes.go.id/index.php?option=ne ws&task=viewarticle&sid=1010&itemid=2 [3] http://www.lni.wa.gov/ipub/417-129-000.pdf [4] Kroemer, K.H.E. (2001). Ergonomics, How to Design for Ease and Efficiency. Second Edtion. Prentice Hall, New Jersey. [5] Mathiassen, L., Munk-Madsen, A., Nielsen, P. A., Stage, J. (2000). Object-Oriented Analysis and Design. Marko, Aalborg. [6] McAtamney, L., E. N. Corlett. RULA : a survey method for the investigation of work related upper limb disorders. Applied Ergonomics, vol 24 (2), pp 94-1-99. [7] McLeod, Jr., Raymond. (2001). Sistem Informasi Manajemen. Jilid 1. Edisi Ketujuh. Prenhallindo, Jakarta. [8] Niebel, B. W., Freivalds, A. (2003). Methods, Standards, and Work Design. Eleventh Edition. McGraw Hill, New York. [9] Nurmianto, Eko. (1998). Ergonomi: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Guna Widya, Surabaya. [10] O Brien, James A., (2003). Introduction to Information Systems. Eleventh Edition. Mc Graw Hill, New York. [11] Turban, Efraim, Rainer, Jr., R.K., Potter, Richard E. (2003). Introduction to Information Technology. Second Edition. John Wiley and Sons, Inc, New York. [12] Waters, Thomas R., Vern Putz-Anderson, Arun Garg. (1994). Applications Manual for The Revised NIOSH Lifting Equation. U.S. Department of Health and Human Services, Ohio. [13] Whitten, J. L., Bentley, L. D., Dittman, K. C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. McGraw Hill, New York. E-72

E-73