MAKALAH KESADARAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL PEMETAAN PROGRAM WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI 6 KECAMATAN DI KABUPATEN GARUT

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

Profil Kecamatan Cigedug

GARA-GARA GAK SEKOLAH JADI PUZZING DECH...

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi saat ini telah membawa kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

ISU-ISU PENDIDIKAN DIY Oleh Dr. Rochmat Wahab, MA

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sebuah proses dan sekaligus sistem yang

BAB I PENDAHULUAN. negara karena dari sanalah kecerdasan dan kemampuan bahkan watak bangsa di masa

I. PENDAHULUAN. mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia menuju masyarakat yang madani dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR Manajemen Pendidikan TK / RA 915,000,000

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

Olimpiade Sains Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh: Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd

MATRIKS BUKU I RKP TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dari proses demokratisasi negara. Pasca reformasi, semangat

EFEKTIVITAS MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM IMERSI DI SMP NEGERI 3 PATI

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara formal dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis.

REALISASI ANGGARAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGUMUMAM RENCANA UMUM PENGADAAN DINAS PENDIDIKAN KOTA TEBING TINGGI JLN. KOM.YOS.SUDARSO TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. rangka memenangkan persaingan tersebut. Dengan globalisasi disemua

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SAINS (PA) SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO RINGKASAN TESIS

Era globalisasi menyebabkan terjadinya perubahan yang sangat cepat pada

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Undang-Undang Dasar (UUD) Tahun 1945 mengamanatkan bahwa

MODEL PEMBELAJARAN KATA ULANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS VIII MTS DARUL ASIQIN BANYURESMI GARUT MAKALAH

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pemerintah untuk menghadapi tantangan era globalisasi adalah dengan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Jika terjadi yang sebaliknya efisiensinya berarti rendah.

PAPARAN SAKIP SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

Penerapan Metode Bermain Peran Pada Materi Drama Anak Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 3 SDN Gio

Sistem IPTEK Nasional dalam Usaha untuk Meningkatkan Kemampuan Bangsa dalam Bidang Elektronika dan Telekomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

SILABUS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN Milik Negara Tidak Diperdagangkan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB V PENUTUP. di lapangan mengenai rekonstruksi kurikulum Ponpes Salafiyah di Ponpes

MANAJEMEN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI JUMAPOLO TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya persoalan yang dihadapi Negara, maka terjadi pula. perkembangan di dalam penyelenggaraan pemerintahan yang ditandai

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor pendukung maju atau

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

LAMPIRAN. Biaya Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

Pengantar Presiden RI pada Hari Pramuka ke-53, di Cibubur, Jakarta, Tgl. 14 Agustus 2014 Kamis, 14 Agustus 2014

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin


DEPARTEMEN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

Pemetaan Animo Peserta Didik SLTP yang Melanjutkan ke SLTA di Kecamatan Ngancar Kabupaten Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN. harkat dan martabat manusia dapat ditingkatkan. Melalui pendidikan manusia

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

PENINGKATAN KESADARAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT DI KECAMATAN CIGEDUG KABUPATEN GARUT BERBASIS WAJAR DIKDAS 9 TAHUN

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari harapan nilai keadilan. Ditambah pula

PENGARUH PEMBERIAN UPAH, JAMINAN SOSIAL DAN MOTIVASI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA PO. ROSALIA INDAH PALUR

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN AGAM TAHUN ANGGARAN 2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebangkitan nasional tahun 1908, para pemimpin pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

Transkripsi:

MAKALAH KESADARAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN Disampaikan dalam Seminar dan Lokakarya Peningkatan Budaya Pendidikan Masyarakat Kec. Cigedug Kab. Garut yang Diselenggarakan pada tanggal 11 agustus 2006 oleh HERNAWAN, S.Pd. NIP 132306424 PANITIA SEMINAR DAN LOKAKARYA PENINGKATAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT KEC. CIGEDUG BEKERJA SAMA DENGAN UPTD DINAS PEMBINAAN TK/SD DAN PLS KECAMATAN CIGEDUG KABUPATEN GARUT 2006

2 KESADARAN BUDAYA PENDIDIKAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENSUKSESKAN PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN Hernawan, S.Pd. * A. PENDAHULUAN Sejak kemerdekaan, pendidikan di tanah air kita sedikit demi sedikit mengalami kemajuan yang sangat berarti bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Usaha bangsa Indonesia untuk membangun dunia pendidikan hingga dewasa ini telah memberikan pengaruh positif terhadap berbagai aspek kehidupan. Keberhasilan bangsa Indonesia tersebut merupakan suatu prestasi yang patut dibanggakan. Namun, selaras dengan semakin meningkatnya tantangan dan harapan bangsa Indonesia serta perkembangan kehidupan sosial yang terjadi begitu cepat, masih banyak pula persoalan dan masalah yang memerlukan pemecahan segera baik jangka pendek ataupun jangka panjang. Seiring dengan perubahan dan perkembangan tatanan pemerintahan di Indonesia, dunia pendidikan pun tak luput dari imbas reformasi. Kata reformasi kini merupakan istilah yang amat populer pada masa krisis yang dialami bangsa Indonesia. Reformasi menjadi kunci dalam membenahi seluruh tatanan hidup berbangsa dan bernegara di tanah air tercinta ini. Berbicara mengenai reformasi pendidikan dalam menyongsong era globalisasi dan perdagangan bebas, teramat banyak substansi yang membutuhkan jawaban yang nyata berupa aksi dari semua elemen bangsa ini. * Dosen FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

3 Mengingat begitu kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan, perlu kiranya dicarikan solusi pemecahannya. Untuk itu, perlu kiranya dilakukan suatu pembahasan yang menyeluruh dan utuh tentang bagaimana peranan dunia pendidikan dalam menyongsong era globalisasi. Walaupun sederhananya kontribusi pemikiran yang disampaikan dalam makalah ini, diharapkan mampu memberikan khazanah untuk kemajuan dunia pendidikan di tanah air. Apabila kita tidak peduli terhadap dunia pendidikan, maka sudah dapat kita bayangkan bagaimanakah akibatnya terhadap masa depan bangsa, generasi muda dan tatanan sosial bangsa kita. B. PEMBAHASAN Gerakan globalisaisi saat ini semakin terasa dalam segala aspek kehidupan kita. Sumber daya manusia saat ini harus mampu berkompetisi secara global. Kualitas pekerjaan para pekerja kita dituntut menghasilkan barang yang berkualitas dan memenuhi syarat untuk pasar global dengan kualitas internasional. Semua ini bertitik tolak dari sistem pendidikan. Negara kita tidak cukup mempersiapkan peserta didik hanya untuk memiliki keunggulan komparatif secara lokal dan regional. Tetapi lebih jauh lagi, peserta didik harus memiliki kemampuan kompetitif secara global. Konsekuensinya, pendidikan kita harus menyiapkan tenaga kerja yang juga berkualitas internasional. Hal ini perlu diterjemahkan oleh sistem pendidikan nasional ke dalam program-program dan proses belajar mengajar secara operasional (Suyanto, 2000: 22). Karena itu, sebenarnya pendidikan nasional kita juga perlu

4 memikirkan muatan global dalam aspek pengajarannya untuk bidang-bidang studi yang relevan. Jika kita mengabaikan gerakan globalisasi, pendidikan kita dalam jangka panjang hanya akan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas lokal. Kondisi seperti ini cepat atau lambat akan mengisolasi bangsa kita dari proses transfer teknologi yang dilahirkan oleh masyarakat dan peradaban dunia yang lebih maju. Dalam menyongsong peradaban global, masyarakat memiliki peran yang sangat besar dalam mengkondisikan dan menciptakan suasana pendidikan yang kondusif. Dengan kondisi negara kita yang lagi terpuruk, dituntut peran serta masyarakat untuk bangkit membangun kembali negeri ini diawali dengan penataan dunia pendidikan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya dunia pendidikan sangat menentukan perubahan bangsa ke arah yang lebih maju. Sejak berdirinya negara ini, persoalan pemberdayaan bangsa melalui pendidikan nasional telah menjadi bagian penting dan cita-cita para pendiri negara ini. Dewasa ini masyarakat dilibatkan langsung dalam dunia pendidikan. Hal ini terbukti dengan diperkenalkannya istilah dewan sekolah atau komite sekolah, yang anggotanya di antaranya melibatkan para tokoh masyarakat. Sehingga masyarakat dituntut secara langsung untuk memikirkan nasib dunia pendidikan serta berperan aktif dengan pihak sekolah menciptakan kondisi yang dapat menunjang dan meningkatkan kualitas pendidikan di negeri ini.

5 Di samping itu peran serta masyarakat yang sangat besar yaitu masalah kesadaran betapa pentingnya dunia sekolah untuk anak-anaknya demi menyongsong era globalisasi. Di zaman sekarang ini tidak sedikit orang tua yang masih beranggapan bahwa lebih baik anak-anaknya membantu di sawah dan di kebun dari pada harus sekolah. Apabila masalah ini tidak segera diatasi maka masa depan generasi muda kita akan tersisih. Pemerintah masih terus mengusahakan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya pendidikan. Salah satu program yang dilaksanakan yaitu dengan pendidikan dasar sembilan tahun, yang ditunjang dengan penyaluran keringanan biaya pendidikan berupa beasiswa, walaupun masih belum memadai. Peran masyarakat dalam menunjang terlaksananya system pendidikan di era globalisasi, di antaranya: 1) Memberi dukungan yang positif kepada pihak sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan. 2) Berperan aktif dalam pembentukan budi pekerti anak-anak usia sekolah, agar terhindar dari minuman keras dan obat-obatan terlarang. 3) Menjadi filter masuknya budaya dari luar yang tidak sesuai dengan budaya bangsa. Apresiasi masyarakat Indonesia terhadap masalah pendidikan erat kaitannya dengan kondisi keadaan ekonomi masyarakat yang beragam. Ada empat golongan masyarakat, yaitu 1) masyarakat ekonomi kuat, apresiasi terhadap pendidikan tinggi, 2) masyarakat ekonomi kuat, apresiasi terhadap pendidikan rendah,

6 3) masyarakat ekonomi lemah, apresiasi terhadap pendidikan tinggi, 4) masyarakat ekonomi lemah, apresiasi terhadap pendidikan rendah, C. HASIL PEMETAAN/MAPPING WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR TAHUN TINGKAT KECAMATAN CIGEDUG KABUPATEN GARUT 1. Desa Barusuda Untuk data jumlah anak yang berada di SD/MI No. Nama SD/MI Jumlah siswa Jml siswa Jml siswa usia usia 7-12 th Di luar 7-12 th 1. SDN Barusuda I 496 496-2. SDN Barusuda II 285 279 6 3. MI Babussalam 127 127-4. MI Nurul Falah 99 99 - Jumlah dalam Gugus 1007 1001 6 Untuk data jumlah anak yang berada di SMP/M.Ts Sederajat No. Nama SMP/M.Ts Jumlah siswa Jml siswa Jml siswa usia usia 13-15 th Di luar13-15 th 1. M.Ts Babussalam 95 66 29 2. SMPN 1 Cigedug * 10 10-3. SMPN 1 Cikajang* 69 69 - Jumlah dalam Gugus 174 145 29 Ditambah dengan jumlah Siswa yang mengikuti Paket B berjumlah 20 Orang sehingga jumlah siswa seluruhnya 204 dan jumlah usia 13-15 tahun berjumlah 175 Orang. 2. Desa Cigedug Untuk Data Jumlah anak yang berada di SD/MI No. Nama SD/MI Jumlah siswa Jml siswa usia Jml siswa usia 7-12 th Di luar 7-12 th 1 SDN Cigedug I 241 240 1 2 SDN Cigedug II 249 248 1

7 3 SDN Cigedug III 215 213 2 4 SDN Cigedug V 397 397 0 5 SDN Cigedug VI 165 165 0 Jumlah dalam gugus 1267 1263 4 Untuk Data Jumlah anak yang berada di SMP/M.Ts dan Sederajat Jumlah seluruh penduduk usia 13 15 tahun desa Cigedug = 582 orang, dengan rincian : Jumlah penduduk yang sekolah SMP (berdomisili desa Cigedug) = 265 orang Jumlah penduduk yang tidak sekolah SMP (berdomisili desa Cigedug) = 317 orang Jumlah penduduk usia SMP 13 15 tahun yang bersekolah (berdomisili di desa Cigedug)= 224 orang 3. Desa Sukahurip Untuk Data Jumlah Anak yang Brada di SD/MI No Nama SD/MI Jumlah siswa Jumlah Usia 7 12 tahun Jumlah Usia di luar 7 12 tahun 1. SDN Sukahurip I 359 305 54 2. SDN Sukahurip II 136 113 23 3. MI Nurul Islam 130 126 4 Jumlah 625 544 81 Untuk Data Jumlah Anak yang Brada di SMP/M.Ts dan Sederajat No. Kelas Jumlah Siswa Seluruhnya Jenis Kelamin Umur Laki-laki Perempuan 13 15 1 I 100 64 36 81 19 2 II 57 44 13 38 19 3 III - - - - - Jumlah 157 108 49 119 38 Di luar 13-15

8 4. Desa Sindangsari Untuk Data Jumlah Anak yang Brada di SD/MI Jumlah Jml Siswa Jml Siswa Usia Di No Nama SD Siswa Usia 7-12 th Luar 7-12 th 1 SDN Sindang Sari I 218 186 32 2 SDN Sindang Sari II 262 236 26 3 SDN Sindang Sari III 394 373 21 4 SDN SindangSari IV 238 219 17 Jumlah Dalam Gugus 1112 1014 96 Untuk Data Jumlah Anak yang Brada di SMP/M.Ts dan Sederajat No Jumlah Penduduk usia 13-15 th Jml Siswa SLTP Seluruhnya Jml Siswa SLTP usia 13-15 th 443 158 156 5. Desa Cintanagara Untuk Data Jumlah Anak yang Brada di SD/MI No. Nama SD/MI Jml Siswa Jml Siswa Usia Jml Siswa Usia 7-12 th Di luar 7-12 th 1. SDN Cintanagara I 323 323-2. SDN Cintanagara II 246 241 5 3. SDN Cintanagara III 356 348 8 4. MI Al-Hikmah 160 132 28 Jumlah dalam gugus 1085 1044 41 Untuk Data Jumlah Anak yang Brada di SMP/M.Ts dan Sederajat Jml Penduduk Usia Jml Siswa Usia No. APK 13-15 th 13-15 th 1 415 145 34.94

9 JUMLAH SELURUH ANAK SD/MI YANG SEKOLAH DI KECAMATAN CIGEDUG : No Desa Jumlah Siswa Seluruhnya Jumlah Siswa 7 12 Jumlah Siswa Di Luar 7 12 Penduduk Usia 7-12 1 Barusuda 1007 1001 6 1065 2 Cigedug 1267 1263 4 1263 3 Sukahurip 625 544 81 673 4 Sindangsari 1112 1014 96 1250 5 Cintanagara 1085 1044 41 1301 Jumlah 5096 4866 228 5552 JUMLAH ANAK SMP/M.TS SEDERAJAT YANG SEKOLAH DI KECAMATAN CIGEDUG : No Desa Jumlah Siswa Seluruhnya Jumlah Siswa 13 15 Penduduk Usia 13-15 1 Barusuda 204 175 379 2 Cigedug 265 244 509 3 Sukahurip 157 119 266 4 Sindangsari 158 156 443 5 Cintanagara 270 145 415 Jumlah 1054 839 2012 JUMLAH APK DAN APM ANAK SD/MI SEDERAJAT YANG SEKOLAH DI KECAMATAN CIGEDUG : 5096 APK SD = X 100 % 5552 = 91.78 % 4866 APM SD = X 100 % 5552 = 87.64 % JUMLAH ANAK SMP/M.TS SEDERAJAT YANG SEKOLAH DI KECAMATAN CIGEDUG : 1054 APK SMP = X 100 % 2012 = 52.38 %

10 839 APM SMP = X 100 % 2012 = 41.7 % D. KENDALA YANG MUNCUL Dari hasil identifikasi maka beberapa hal yang menjadi kendala kurangnya APK dan APM tiap Desa adalah sebagai berikut: a. Faktor Ekonomi b. aktor Geografi c. Kurangnya Ruang Kelas dan Pengelola Pendidikan d. Kesadaran Masyarakat E. SOLUSI YANG AKAN DITAWARKAN Bila mengacu pada program yang telah tersedia dan dicanangkan oleh pemerintah dalam rangka menuntaskan wajar dikdas 9 tahun, maka beberapa solusi yang dapat diajukan adalah: a. Pembangunan Ruang Kelas Baru untuk Sekolah Dasar b. Pembangunan Sekolah Satu Atap untuk SMP c. Pembentukan Pondok Pesantren Sebagai Pola Pendidikan Dasar (Ula / Wustho). d. Beasiswa dan Bantuan Transportasi. e. Motivasi dan advokasi masyarakat dalam bidang pendidikan. DAFTAR PUSTAKA

11 Anwar. 1999. Menyikapi Era Globalisasi: Meningkatkan Mutu Sumber Daya Manusia. (Jurnal Mimbar Pendidikan): IKIP Bandung Press. Joni, Raka. 1984. Strategi Belajar-Mengajar : Suatu Tinjauan Pengantar. Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Kependidikan, Depdikbud. Shofyanis. 1999. Kesejahteraan Guru. (Jurnal Mimbar Pendidikan): IKIP Bandung Press. Suyanto & Hasyim. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta.: Adicita Karya Nusa Tim Perumus Pendidikan. 2000. Pokok-pokok Pikiran: Membangun Pendidikan Nasional Menuju Indonesia Baru (Jurnal Mimbar Pendidikan): IKIP Bandung Press.