Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja adalah suatu masa dimana individu dalam proses. pertumbuhannya terutama fisik telah mencapai kematangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan senjata ampuh milik mereka yang berprofesi sebagai public relations

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepercayaan diri yang tinggi individu tersebut lebih mudah mengaktualisasikan

Skala Kepercayaan Diri Tryout

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia mode pakaian di Indonesia beberapa dekade ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena pengaruh hormonal. Perubahan fisik yang terjadi ini tentu saja

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri

BAB I PENDAHULUAN. yang dituntut untuk menjaga penampilannya melainkan kaum pria telah mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BABI PENDAHULUAN. Seperti yang telah diketahui bahwa rnenjelang abad ke 20, negara

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aisha Nadya, 2013

PENDAHULUAN BABI. Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

BABI PENDAHULUAN. Berbicara mengenai penampilan yang menarik tentu tidak akan ada habisnya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis jasa banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat maka seseorang dapat menjalani kehidupan dan pekerjaannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia yang semakin modern, menuntut masyarakat untuk mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Setiap

Bab 1. Pendahuluan. kosmetik telah berkembang dari sekedar perubahan penampilan fisik. Sebelumnya,

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB I PENDAHULUAN. serasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia,2008, p.37) ditinggalkan baik oleh wanita maupun pria. Wanita maupun pria di

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan seringkali diremehkan orang demi kesenangan sementara.

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup inilah yang mendorong manusia untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. wajah bulat telur, mata bulat besar, kulit mulus dan rambut yang indah, gigi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. cantik dihadapan public telah membuat para produsen kosmetik berlombalomba

BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian tentang persepsi citra tubuh anggota fitness Pesona Merapi

I. PENDAHULUAN. peran yang besar dalam mempopulerkan gaya hidup sehat. Banyaknya role model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak lepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman di era modern ini, perawatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. harus diperoleh dari jalur formal di bangku sekolah. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan industri kecantikan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kosmetik sebagian besar didominasi oleh wanita karena kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek KKP. khususnya semakin maju. Hal ini menyebabkan meningkatnya persaingan pasar

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya industri yang bermunculan dengan produk dan kualitas yang

Bab 5. Ringkasan. suatu hal baru dan orang orang tertentu akan turut mengikuti hal tersebut, terutama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Adanya berbagai macam masalah kulit pada wajah, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman saat ini telah banyak mempengaruhi seseorang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia fashion menjadi hal yang penting di berbagai kalangan baik kalangan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik

BAB I PENDAHULUAN. tentang apa yang terjadi di seluruh dunia dan di sekitar mereka, selalu ada

BAB 1 PENDAHULUAN. Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

tersisih ", mengandung pengertian bahwa kaum gay pada akhirnya tetap

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN an merupakan pukulan yang sangat berat bagi pembangunan Indonesia. ekonomi yang lebih besar justru tumbang oleh krisis.

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

Journal of Social and Industrial Psychology

BABI PENDAHULUAN. Pada era tahun 1990-an masyarakat dunia telah mengenal film James Bond

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. penampilan menjadi menarik, perawatan wajah juga penting untuk kesehatan kulit

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ini menjadi tantangan bagi perusahaan karena persaingan semakin ketat dan Persaingan antar produsen ini juga terjadi di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan fashion dibidang aksesoris jilbab dengan manik, kristal dan

BAB 1 PENDAHULUAN. produsen kosmetik atau produk perawatan kulit yang kini beredar di pasar, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perawatan kulit wajah secara teratur sangat penting dilakukan. secara langsung. Dalam mengatasi masalah tersebut kaum pria

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut bahwa manusia adalah makhluk sosial.. Hal ini tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Bukan hanya kaum wanita, tapi kaum pria juga membutuhkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. berbagai penelitian terdahulu tentang body dissatisfaction dan perilaku diet

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya sebagai kebutuhan, namun olahraga juga sudah dianggap sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. atau interaksi dengan orang lain, tentunya dibutuhkan kemampuan individu untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagian besar yang sering melakukan adalah kaum wanita dari pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. berdirinya beberapa salon terkemuka di Indonesia. Tak jarang para investor asing

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial yang saling berinteraksi dalam masyarakat, banyak

BAB I PENDAHULUAN. rambut dan tata rias wajah yang mengusung gaya ketimuran khususnya tren

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BABI PENDAHULUAN

BABI PENDAHULUAN 1.1. La tar Belakang Masalah Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh tubuh yang sehat, bugar maupun bentuk tubuh yang ideal. Produk yang ditawarkanpun beraneka ragam, mulai dari senam kebugaran hingga latihanlatihan olahraga dalam ruangan. Salah satu program yang biasanya dijumpai di pusat-pusat kebugaran (fitness center) adalah latihan pembentukan tubuh. Latihan pembentukan tubuh merupakan suatu kegiatan olahraga yang bertujuan untuk membentuk tubuh dengan cara melatih otot-otot tubuh agar menjadi indah, sehat dan mempunyai bentuk yang ideal (sempurna). Produk-produk yang ditawarkan di pusat-pusat kebugaran ini diminati baik oleh kaum muda maupun tua. Dengan berbagai alasan dan tujuan mereka mengikuti program-program yang dipilihnya. Timbul pertanyaan mengapa mereka mau mengikuti program-program tersebut? Tentunya hal itu mereka lakukan karena adanya dorongan tertentu dalam diri, yang mempunyai tujuan tertentu pula yang disebut dengan motivasi. Menurut Koeswara (1991: 92) manusia sebagai individu memiliki dorongan, alasan dan kemauan untuk berbuat sesuatu dari dalam diri sendiri yang merupakan faktor penggerak yaitu motif. Motif pada tingkatan selanjutnya akan menjadi aktifketika kebutuhan untuk mencapai dorongan dari dalam diri manusia I

2 sangat dirasakan memiliki suatu tujuan. Daya penggerak yang berubah menjadi aktifinilah yang dinamakan motivasi (Gunarsa, 1989: 92). Oleh karena motivasi tidak dapat diamati secara langsung, maka motivasi hanya bisa disimpulkan dari perilaku individu. Menurut Bandura (dalam Sumargi, 1996: 44) perilaku merupakan fungsi dari karakteristik individu dan lingkungan. Jika faktor individu dan lingkungan ini berinteraksi dalam mengarahkan individu ke suatu tujuan, maka individu tersebut dikatakan termotivasi. Tinggi rendahnya motivasi melakukan suatu kegiatan sangat tergantung pada pemenuhan kebutuhan yang ingin dicapai. Bagi orang-orang tua tujuan untuk mengikuti program kebugaran tubuh adalah umumnya menginginkan agar tubuh sehat, bugar atau kelihatan awet muda sedangkan bagi kaum muda, khususnya usia dewasa awal, keikutsertaan mereka biasanya lebih ditujukan pada pembentukan tubuh agar mempunyai bentuk tubuh yang ideal. Ketika seseorang tumbuh menjadi dewasa, pria dan wanita dewasa telah belajar untuk menerima perubahan-perubahan fisik dan mengetahui bagaimana memanfaatkannya. Estetika tubuh yang menjadi perhatian besar bagi setiap orang adalah keserasian antara tinggi dan berat badan. Perbandingan itu tidak dapat dimanipulasi tampilannya dalam waktu singkat, tidak seperti wajah yang dapat disamarkan dengan kosmetik atau penampilan dengan aksesoris. Hal ini menyebabkan banyak orang yang berusaha untuk menyesuaikan dirinya dengan standar yang diyakininya ideal. Meskipun penampilan seseorang tidak sama persis sebagaimana diharapkannya, namun orang telah menyadari bahwa ia tidak dapat

3 menghapus kekurangan sekalipun dapat berusaha untuk memperbaiki penampilannya. Kesadaran tersebut menimbulkan minat akan hal-hal yang menyangkut kecantikan, diet, dan olahraga (Hurlock, 1999: 255) Monks dkk.(1992: 261) mengatakan bahwa penyimpangan-penyimpangan dari bentuk khas badan wanita atau pria akan menimbulkan kegusaran batin yang cukup mendalam dimasa dewasa awal, karena pada masa ini perhatian individu sangat besar terhadap penampilan diri. Munculnya kegusaran ini menyebabkan individu selalu mengikuti hampir semua perkembangan mode yang ada, baik itu mode pakaian, rambut, sepatu, bahkan sampai menggunakan alat-alat kosmetik, jamu-jamuan untuk perawatan tubuh dan kulit. Kebugaran tubuh juga menjadi perhatian yang penting. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengikuti programprogram diet ataupun kursus-kursus senam di pusat-pusat kebugaran. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan latihan pembentukan tubuh yang dipercaya dapat memberikan bentuk (postur) tubuh yang diidealkan. Setiap individu memiliki idola yang berpenampilan menarik, oleh karena itu tidak heran kalau banyak orang yang merasa tidak puas akan penampilan dirinya sendiri. Apalagi bila hal tersebut menyangkut citra tubuh. Mereka berkeinginan memiliki bentuk tubuh yang seimbang seperti halnya orang yang mereka idealkan. Citra tubuh adalah gambaran mengenai bagaimana bentuk tubuh yang ideal (Schilder, dalam Jersild dkk., 1987: 81). Citra tubul1 merupakan bagian dari konsep diri yang berkaitan dengan sifat-sifat fisik. Blyth (1985: 5) mengatakan bahwa perubahan-perubahan fisik dalam rangka pube11as mempunyai pengaruh

4 yang kuat pada citra tubuh. Hal ini bukan merupakan suatu kejutan karena keinginan untuk memperoleh bentuk tubuh yang ideal, merupakan salah satu kriteria standar kecantikan masa kini (Tiggemann & Lynch, 2001: 243). Terdapat alasan tentang anggapan bahwa citra tubuh akan menurun seiring dengan pertambahan usia seseorang, karena setiap tahun kecantikan ideal seseorang akan menurun yang disebabkan oleh beberapa hal, sepe1ti kehilangan bentuk tubuh ideal, kehilangan elastisitas kulit atau pergantian wama rambut menjadi putih (Tiggemann & Lynch, 2001: 243). Bila seseorang mengikuti program latihan pembentukan tubuh hal itu disebabkan karena mereka merasa memiliki bentuk tubuh yang kurang ideal (Jawa Pos, 8 Juni 2000). Akan tetapi hal tersebut tidak selalu demikian, ada sebagian orang yang tidak peduli terhadap dirinya, walaupun memiliki citra tubuh yang negatif, mereka tidak terpengaruh terhadap pembentukan tubuh sebab pada kenyataannya tidak semua orang yang melakukan latihan pembentukan tubuh di pusat kebugaran memiliki citra tubuh yang negatif. Sebagian dari mereka mengikuti latihan pembentukan tubuh disebabkan karena tren ataupun sekedar untuk memperluas pergaulan, bahkan ada sebagian orang menganggap hal tersebut sebagai pengisi waktu saja (Jawa Pos, 19 Agustus 2004). Kondisi ini juga ditemukan oleh peneliti dalam wawancara dengan beberapa peserta pada bulan Juni 2005 diperoleh informasi bahwa tidak seluruh peserta mempunyai motivasi yang tinggi untuk melakukan latihan pembentukan tubuh, karena ada juga peserta yang mengikuti program ini hanya sekedar diajak teman atau hanya sekedar mengikuti gaya hid up yang sedang digemari.

5 Usaha yang dilakukan individu dalam memperoleh konsep yang ideal tentang tubuhnya adalah salah satu cara untuk menunjang kepercayaan dirinya dalam bergaul. Hurlock (2002: 255) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki penampilan menarik akan lebih mudah dalam bersosialisasi, dibandingkan dengan teman-teman lainnya yang kurang menarik. Penampilan yang menarik merupakan potensi yang kuat dalam pergaulan dan yang tidak menarik menghambat pergaulan. Berdasarkan pengalaman orang mengetahui bahwa harga diri, keberanian, kemudahan bersosialisasi dan penampilan yang menarik merupakan faktor-faktor yang erat berhubungan satu dengan lainnya, dan penampilan fisik yang menarik menjadi dasar segala-galanya (Hurlock 1999: 255). Kegagalan dalam menguasai tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal yang mengakibatkan kegagalan memenuhi harapan sosial dalam berbagai aspek perilaku dapat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan sosial seseorang. Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas-tugas perkembangan untuk sebagian atau secara total (Hurlock 1999: 265). Dengan demikian motivasi untuk melakukan latihan pembentukan tubuh sering kali muncul pada para dewasa awal untuk memperbaiki citra tubuh mereka. Masa dewasa awal merupakan salah satu masa dalam rentang kehidupan yang dilalui oleh setiap orang, dimana pada masa dewasa awal banyak masalah yang dihadapi yang nantinya akan berakibat pada kehidupan selanjutnya. Pada masa dewasa awal, individu dihadapkan pada pola-pola kehidupan yang bam dan

6 harapan-harapan yang baru. Oleh karenanya pada masa tersebut timbul banyak permasa!ahan baru yang harus dihadapi dan biasanya permasa!ahan-permasalahan yang baru ini berbeda dari permasalahan-permasalahan sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas, maka timbul ketertarikan untuk meneliti ada tidaknya hubungan antara citra tubuh dan motivasi melakukan latihan pembentukan tubuh. 1.2. Batasan masalah Agar cakupan wilayah penelitian tidak meluas, maka terhadap masalah yang ada dilakukan batasan-batasan sebagai berikut: a. Banyak faktor yang mungkin dapat mempengaruhi motivasi untuk melakukan latihan pembentukan tubuh, akan tetapi dalam penelitian ini hanya ingin diteliti faktor citra tubuh yang diperkirakan berkaitan dengan motivasi untuk melakukan latihan pembentukan tubuh. b. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian korelasional, yaitu penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kedua varia bel terse but. c. Agar wilayah penelitian menjadi jelas, yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah: 1. anggota Jawa Fitness Center; 2. berusia 18-25 tahun (dewasa awal) 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada Jatar belakang masa!ah dan batasan masalah, maka masalah yang ada dapat dirumuskan sebagai berikut: "Apakah ada

7 hubungan antara citra tubuh dan motivasi melakukan latihan pembentukan tubuh pada masa dewasa awal di pusat kebugaran Jawa Fitness Center?" 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara citra tubuh dan motivasi untuk melakukan latihan pembentukan tubuh pada masa dewasa awal di pusat kebugaran Jawa Fitness Center. 1.5. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang akan diperoleh diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: a. Manfaat teoritik Hasil penelitian 1111 diharapkan bermanfaat sebagai masukan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi perkembangan dalam kaitmmya dengan tugas-tugas perkembangan masa dewasa awal, terutama yang menyangkut masalah penampilan diri dan motivasi pada masa dewasa awal. b. Manfaat praktis 1. Bagi peneliti lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai hal-hal yang

8 berkaitan dengan hubungan antara citra tubuh dan motivasi melakukan pembentukan tubuh pada masa dewasa awal. 2. Bagi Jawa Fitness Center Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Jawa Fitness Center dalam kaitannya dengan hubungan antara citra tubuh dan motivasi melakukan latihan pembentukan tubuh pada masa dewasa awal. 3. Bagi subjek penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada subjek penelitian mengenai motivasi melakukan latihan pembentukan tubuh yang dikaitkan dengan citra tubuh.